Don't like ya Don't read..
Warning : typo(s), jelek, dan abal-abal.
Tapi inilah karya nyata saya dan ini bukan plagiat..
Oke.. Have a nice read hehehehe
CHAPTER 11
Aku.. masih mengingatmu..
Terlihat sepasang manusia yang tengah berjalan-jalan beriringan santai di taman indah, mereka hanya diam dan menikmati situasi yang menenangkan dari taman itu. Menghirup udara bersih dan sejuk, penuh dengan aroma bunga-bunga yang hidup dan mekar disana.
"sudah lama sekali kita tak bertemu, bagaimana kabarmu, Hinata..", ucap seorang lelaki yang sedari tadi bersama Hinata dan membuka pembicaraan karena sedari tadi mereka hanya diam mengitari taman.
"aku.. baik-baik saja Naruto-kun", jawab Hinata pelan.
Menghela nafas. "tadi.. kau sudah mahir sekali main pianonya, beda saat kita masih kecil dulu, dulu kau pasti akan gugup dan salah nada saat ada orang yang melihatmu bermain.. tapi sekarang kau indah sekali.. –termenung sejenak - kau sudah banyak berubah, Hinata-chan", ujar lelaki itu, Naruto, sambil menunduk pada Hinata yang sedari tadi hanya diam.
"Hinata..", panggil Naruto lagi karena sepertinya Hinata sama sekali tak menanggapi ucapannya, dirinya..
Naruto menoleh ke sebelahnya, tempat seharusnya Hinata berdiri di sampingnya. Tapi ternyata Naruto salah, karena Hinata tertinggal beberapa langkah darinya. Mungkin karena langkah Naruto yang terlalu cepat hingga membuat Hinata tertinggal, tapi sepertinya tidak, Hinata sendirilah yang menghentikan langkahnya. Hinata menunduk dan saling menggenggam erat tangannya.
"ak..aku tidak be..berubah, tapi kau", ucap Hinata pelan.
"hm?", gumam Naruto tak mengerti.
"bohong.. k..kau bohong.. Naruto-kun", ucap Hinata seraya mengangkat wajahnya, bertatapan langsung dengan lawan bicaranya saat ini.
Naruto tertegun, tertegun melihat bagaimana sosok Hinata yang yang kini melihat dirinya, melihat matanya secara langsung, sapphire dan amethyst, Hinata kecil yang dikenalnya dulu tak akan melihat dirinya lama-lama apalagi menatap matanya secara langsung.
"Hinata.. kau.. kau kenapa Hinata-chan, kalau aku tadi salah bicara maafin ya hehehehe", ucap Naruto sambil menunjukkan cengiran yang biasa dia tunjukkan namun kini terlihat di paksakan, mungkin untuk menutupi keterkejutannya.
"se..sepertinya a..ak..aku tidak termasuk lagi.. atau memang aku sebe..sebenarnya tidak pe..pernah ada", ucap Hinata menundukkan wajahnya.
"….."
Menghela nafas. "tapi.. aku senang bi..bisa be..bertemu Naruto-kun lagi, ta..tapi sepertinya aku ha..harus pergi, ak..aku pergi dulu.. Naruto-kun", ucap Hinata pada Naruto yang kini terdiam melihat Hinata.
Hinata pun pergi dari taman itu meninggalkan Naruto yang kini duduk pada bangku taman dekat dengan posisi berdiri mereka tadi, melihat Hinata yang kini tak terlihat lagi.
Naruto duduk terdiam disana, entah apa yang sedang ada dalam pikirannya saat ini.
'bohong.. k..kau bohong.. Naruto-kun'
Flashback on..
Terlihat seorang anak kecil sendirian duduk di bangku taman melihat anak-anak sebayanya bermain bersama satu dengan yang lain, berbeda dengannya yang hanya sendirian.
"hey.. Naruto.. ngapain kau disitu.. ga pulang?", tanya seorang bocah berambut merah pada Naruto.
"aku belum mau pulang, masih mau disini.. jiisan janji mau jemput nanti.. Hey..Gaara.. yang lain udah pulang semua ya?", tanya Naruto pada Gaara.
"Tayuya sama Hinata masih di dalam tuh.. Hinata itu kan lagi nunggu jemputan, kalau Tayuya kan naik sepeda, rumahnya dekat", jawab Gaara.
"kau kenapa ga pulang?", tanya Naruto lagi.
"hm?.. malas", jawabnya sambil duduk di sebelah Naruto.
"hey.. ulang tahunmu besok, kan? mau ada acara apa?", tanya Gaara.
"hmmtt.. aku ga tau, aku mau pindah tiga hari lagi kayaknya sih ga bakalan dirayain deh.. nyebelin..", jawab Naruto kesal.. atau pura-pura kesal.. who knows...
"hn?! Kenapa mendadak.. kau juga kepalanya masih diperban gitu.. yang lain udah tau?!", tanya Gaara terkejut.
"belum tau.. ga tau deh nanti reaksinya kayak mana.. apalagi Tayuya.. kayaknya leherku bakalan ga selamat", ucap Naruto ogah-ogahan sambil memegangi lehernya kikuk.
"hmmmttt.. itu nasibmu kawan", jawab Gaara tersenyum.
Naruto pun lantas berdiri, seolah ia punya rencana yang bagus. "Gaara, besok kita jalan-jalan aja ikut Kurenai-sensei, nah disitu aku bakal bilang ke mereka kalau aku bakalan pindah..", ucap Naruto.
"hn.. berarti sensei udah tau kau bakalan pindah, memangnya mau pindah kemana?", tanya Gaara.
"Hn.. Kumo..", jawab Naruto.
"…."
"…."
Percakapan pun berakhir, mereka berdua pun duduk terdiam tak ada yang mencoba untuk memulai pembicaraan lagi baik Naruto yang biasanya cerewet maupun Gaara sampai seorang gadis sebaya mereka menyapa mereka berdua.
"hayo.. lagi ngapain!", ucap gadis itu sambil menepuk bahu mereka, di ikuti gadis lain di belakangnya.
"gila kau, Tayuya!", ucap Naruto kaget.
"ck!", timpal Gaara.
"hahahaha..", yang dibentak malah tertawa kegirangan.
Tayuya pun menarik tangan gadis yang bersamanya, Hinata, membawanya mengitari tempat duduk teman-temannya supaya berhadapan dengan kedua teman kelompoknya yang lain, Tayuya dan Hinata pun duduk di antara kedua temannya, Tayuya di antara Gaara dan Hinata, Hinata di antara Tayuya dan Naruto.
"besok kalian ikut ga? bareng Kurenai-sensei..", tanya gadis berambut pink pada mereka.
"kami ikut, ya kan, Gaara.. kalau kalian gimana?", tanya Naruto balik.
"aku sih ikut, ga tau kalau Hinata-chan", ujar Tayuya memalingkan muka pada Hinata.
"ak..aku ingin ikut ta..tapi ak..aku belum izin sa..sama tousan..", jawab Hinata terbata sambil menunduk.
"ya udah.. nanti kita minta izin sama-sama ke jiisan gimana, setuju ga?", usul Naruto seenaknya.
"hn.. boleh", jawab Gaara.
"tentu saja.. Hinata-chan kan temanku", jawab Tayuya sambil merangkul Hinata.
"te..terima kasih semuanya..", ucap Hinata senang.
"hey..hey Hinata-chan kenapa nunduk terus.. ntar lehernya patah baru tau rasa.. mentang-mentang lagi didekat…- um..ummm Tayuya-chan.. ja..jangan aneh-a..aneh um..um..", ucap Hinata doki-doki.
"bercanda Hinata sayang… hehehehehe", Tayuya nyengir.
"hfttth.. kalian ini..", Gaara tertawa.
"tunggu! tunggu dulu!.. kenapa kita ga di jemput ya?", tanya Naruto dengan wajah heran atau bloon.. lagi. BLETAK!
"aku yakin Gaara udah kasih tau, dasar baka!", kesal Tayuya pada Naruto.
"hn.. itu benar", gumam Gaara ambigu, entah ucapan persetujuan Gaara itu karena Gaara memang telah memberitahu Naruto tentang masalah jemputan atau Gaara memang setuju kalau Naruto itu memang BakaXD.
"hey..hey.. kalian jahat sekali .. untung saja Hinata-chan tak seperti kalian, Hinata-chan kan baik..",ucap Naruto mengusap-usap kepalanya melihat Hinata sambil nyengir.
"hihihihi..", Hinata tertawa melihat tingkah teman-temannya, Hinata menutup mulutnya dengan punggung tangannya sambil tertawa.
"hahahaha.. malah di ketawain Hinata.. kasiannya kau Uzumaki ahahahahaha..", Tayuya tergelak.
"bodoh", ucap Gaara sambil tersenyum.
"sudahlah.. aku kan malu.. Hinata-chan jahat ikh~..", ucap Naruto manyun yang malah membuat dirinya semakin ditertawakan dan malahan dia ikut tertawa bersama teman-temannya.. Ah.. indahnya masa mudaXD.
"sensei.. hari ini Naruto ulang tahun loh!..", ucap gadis berambut merah muda pada gurunya yang kini beraada di depannya sambil berlari.
"berisik kau Tayuya!", kesal Naruto.
"benarkah?", tanya sang guru dengan wajah pura-pura terkejut.
"ya.. aku ga bohong loh.. tanya aja Hinata-chan, pasti yang kubilang itu benar.. Naruto-chan ulang tahun ahahahahaaha..", Tayuya tergelak. Naruto pun lantas mendelik melihat Tayuya, memicingkan matanya sambil bersungut-sungut tidak jelas.
"y..ya sensei.. Na..Naruto-kun memang berulang tahun hari ini", cicit Hinata. Mulut Naruto menganga.
"oke..oke..oke... hari ini giliran kelompok kita akan pergi tamasya.. nah.. tujuan kita adalah oni no kuni, perjalanannya cukup lama.. nah..kalian sudah menyiapkan barang-barang kalian?", tanya Kurenai dengan tersenyum melihat anak didiknya.
"sudah sensei!..", jawab mereka kompak.
Terlihat sebuah tenda kemah berwarna kuning yang kini terbuka oleh seseorang gadis kecil atau mungkin dapat dikatakan remaja yang sedari tadi tidur didalamnya.
"menyebalkan! Kenapa jadi gini sih! Kenapa juga mereka harus ikut.. ck.. si gendut, si monyet laba-laba, si kembar sinting, apalagi si tukang susu itu! Gaaahhhh! Tambah dua orang aneh lagi.. mana yang satu rambutnya sama lagi kayak aku, yang satu lagi ganteng sih.. tapi aku ga suka geliat cara pandang dia, nyebeliiiiinnnn!", cerocos Tayuya.
"…."
"nyebelin… hiks.. bodoh!", Tayuya terisak.
"kau kenapa?", seseorang mendekat.
"kenapa? Apa masih pusing?", orang itu bertanya ulang sambil mendekat.
"diamlah Naruto.. kau punya hutang ke kami.. cepat bayar!", ucap Tayuya.
"hahaha dasar.. oh ya.. Hinata-chan mana? Biasanya selalu sama-sama", ujar Naruto.
"apa? Urus aja noh teman-temanmu itu.. dari tadi kalian asik ngobrol kau pikir kami ga bosan apa dicuekin", ucap Tayuya kesal.
"ck.. kau ini.. mereka berdua itu temanku dari kecil, kami ada masalah yang mau diselesaikan dulu..", jawab Naruto sendu.
"masalah ya.. jangan-jangan dia lagi yang nyelakain sampai masuk rumah sakit ya, kan?!", ucap Tayuya marah.
"hey..hey… ga perlu marah gitu, cuma salah paham aja kok.. ya udah aku—aku udah tau Naruto..dan kupikir Hinata juga perlu tau...langsung darimu", ucap Tayuya dingin sambil memalingkan wajahnya.
"ap..apa maksudmu—KAU JAHAT.. AKU YAKIN DUA TEMANMU YANG TIBA-TIBA GABUNG SAMA GRUP KITA UDAH TAU KAN SOAL PINDAH ITU!.. KAU.. KAU BAHKAN GA BILANG APA-APA KE KAMI! KAU ANGGAP KAMI INI APA?!", teriak Tayuya emosi, untung saja yang lainnya sedang ke air terjun.
"apa..apalagi Hi..Hina.. kenapa Naruto.. hiks..kau kenapa ga sa..sadar kalau kau itu pe..penting…buat..hiks..", Tayuya merunduk. Grep..
"….."
"maaf.. maaf.. aku ga maksud buat nyembunyiin ini.. kalian..kalian juga penting buatku.. jangan pernah berpikir kayak gitu lagi.. aku..aku tau aku salah.. seharusnya aku bilang kepindahanku ke kalian jauh-jauh hari..maaf.. aku benar-benar minta maaf", ucap Naruto tersendat.. merasa begitu bersalah pada teman-temannya. Niat awal berencana ingin memberitahu saat api unggun malah jadi kacau begini.. malah melihat teman perempuannya yang suka marah-marah ini menangis di hadapannya.
"…."
"hiks.. Na..Naru.. hiks.."..
Tayuya pun hanya bisa membalas pelukan Naruto, mencengkeram jaket oranye Naruto sambil menangis, tanpa jeritan, perkataan, racauan, amukan atau apapun itu.. yang ada hanyalah isakan-isakan yang teredam perih terdengar disana. Hanya ada tangan yang mengepal, umpatan kecil dan telah berlalu di ujung sana.
"Ternyata benar. Ck.. Dasar bodoh!.."..
"aku ga percaya kau ternya ahli masalah perasaan, memeluk perempuan saat perempuan itu menangis.. gentlemen sekali ternyata tuan muda ini..", ucap seseorang pada temannya.
"diam kau Gaara.. ngapain lagi kau tiba-tiba muncul kayak gitu.. kalau memang dari tadi udah ngeliat, kenapa ga bantuin aku nenangin Tayuya..", balas Naruto.
"kau harus selesaiin sendiri... Tayuya sampai tidur karena nangis.. sekarang tinggal Hinata..", ujar Gaara.
"Hinata ya..", ucap Naruto sendu.
"aku yakin Hinata ga akan separah Tayuya, aku akan jaga Tayuya disini.. pergilah ke Hinata, terakhir yang kulihat dia pergi ke air terjun belum lama ini.. dia pasti lagi sendirian disana karena sensei sudah mengajak yang lain ke kastil sebelum aku izin ke sensei… Ah.. aku jadi cerewet lagi…", ujar Gaara sweatdrop dengan dirinya sendiri.
Naruto pun pergi sesuai dengan arahan Gaara, meninggalkan kedua temannya di tenda, itu lebih baik dari pada tidak ada yang menjaga Tayuya sama sekali.
'kuharap juga begitu, Gaara..'
Seandainya bisa terulang kembali
Saat pertama bertemu antara kau dan aku..
Kau sentuh jemari tanganku
Terbuai indahnya kata cinta terucap olehmu..
Manis.. manis yang kurasa
Ku tak rela cintaku berakhir
Ku minta kau katakan cinta
Saat ku terjaga adakah kau rasa
Tak seperti diriku, kini cintaku t'lah hilang..
Sayangnya kini aku tak mengerti
Begitu berat rasa ingin memelukmu..
Tapi ku hanya bisa mengingatmu
Kar'na kau tak pernah tau
Tentang rasa ini..
Hilang.. hilang yang kurasa
Cintaku kini telah berakhir
Tak seperti diriku, kini cintaku t'lah hilang..
Cintaku Hilang
By : Geisha
"siapa itu?"
"Ah.. ketahuan ya.. suaramu memang halus sekali Hinata-chan, soulnya.. aku sampai ingin menangis tadinya.. hehehehehe"
"Na..naru-"Hey.. Hinata-chan.. angkat kepalamu, liat mataku saat kau bicara denganku, apa aku sejelak itu sampai-sampai kau ga pernah mau melihatku langsung", ucap orang itu, Naruto merajuk.
"Naruto-kun tidak jelek kok!", sergah Hinata.
"ehh..", Naruto cengo.
"g..gomen, bukan i..itu ma..maksudku.. aku..aku.. aku hanya..ha..hanya.. hiks.. maaf..", Hinata terisak menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"he..hey.. kenapa menangis Hinata-chan.. kau.. kau.. AAGHH! Kenapa kalian berdua menangis di depanku hari ini!..", ucap Naruto frustasi sambil meremas rambutnya.
"ma..maafkan aku..hiks.. per..permisi.. hiks..". Hinata berdiri, mulai melangkah.. menjauh dari tempat itu atau lebih tepatnya dari seseorang yang ada di tempat itu.
"siapa.. siapa yang bilang kau boleh pergi?", tanya Naruto dengan nada yang tak biasanya di pendengaran Hinata.
'Naruto-kun bahkan sudah tidak memanggil aku Hinata-chan lagi, aku memang bodoh..'
"siapa yang bilang kau boleh pergi, Hinata-chan? Kau bahkan belum bilang padaku kenapa kau menangis..", ucap Naruto.
Bahu Hinata menegang. Senang karena panggilan itu masih sama, takut.. takut kalau Naruto marah padanya, takut kalau perbuatannya tadi membuat Hinata tampak buruk dimata Naruto, takut perbuatannya tadi menyakiti perasaan Naruto.
"aku..aku…", Hinata terbata.
Grep. Entah sejak kapan Naruto sudah berada di belakang Hinata, punggungnya, bahunya terasa berat.
"kumohon.. hari ini saja.. temani aku ya, Hinata-chan..", ucap Naruto sambil memegang kedua bahu Hinata dan menyenderkan kepalanya pada bahu kanan Hinata. Blush..
"Na..Naruto-kun.. kh.. kenapa.. apa lukanya sakit?..", ucap Hinata khawatir mencoba berbalik namun ditahan Naruto.
"seperti ini saja, jangan berubah.. tetap seperti ini saja.. sebentar saja..", ucap Naruto pelan.
"ta..tapi k..ka..kalau seperti ini se..sen..sensei dan teman-teman ak..akan aneh kalau melihat…", Hinata tak sanggup mengatakan apa-apa lagi saat tangan Naruto mulai melingkari bahu dan lehernya, semakin menenggelamkan kepalanya pada leher Hinata. Hinata tak mampu mengucapkan apapun lagi, bukannya Hinata tak mau berpindah ataupun lari, dia ingin tapi tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak bisa dibilang lumpuh seketika.
"aku sudah dapat izin khusus dari Kurenai-sensei karena ini ulang tahunku, kan.. lagian ini masih pagi Hinata.. mereka akan kembali nanti jam 3.. aku bilang pada sensei kalau aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan teman grupku.. hanya hari ini saja Hinata-chan, tak bisakah? Hanya hari ini, apa kau tidak punya waktu untukku..", ucap Naruto yang masih dengan posisinya dan mengeratkan pelukannya pada Hinata dari belakang.
"/_/"
"….."
Naruto melepaskan tangan kanannya dari Hinata, mengambil handphone-nya, memposisikan lensa kamera depan dihadapan mereka berdua. Klik..klik..klik..
Benar sekali.. Naruto mengambil foto mereka berdua dalam posisi Naruto memeluk Hinata dari belakang dan Hinata dengan wajah yang begitu merona dengan background air terjun oni no kuni. Naruto membalikkan tubuh Hinata agar berhadapan dengannya.
"kenapa difoto?", Hinata menunduk.
"hehehehe… Nah.. Hinata-chan ayo sekarang cerita padaku kenapa Hinata-chan tadi menangis?", tanya Naruto. Pada dasarnya tubuh Naruto lebih tinggi dari Hinata, Naruto menunduk agar bisa melihat mata Hinata karena Hinata pasti selalu menghindar untuk bertatapan langsung.
"aku tidak apa-apa Na..Naruto-kun", jawab Hinata.
"bohong! Aku bisa lihat dari matamu Hinata-chan, Hinata-chan sedang bohong padaku..", Naruto manyun, merajuk karena Hinata kali ini bohong padanya.
"eum..eum.. so..soal..nya aku tidak bisa bilang pa..pada Naruto-kun.. Nanti ka..kalau aku bi..bilang nan..nanti aku..aku..eum.. ak..aku.. aku bisa nangis lagi", cicit Hinata.
"eh… hahahaha kau ini, baiklah.. baiklah.. nanti kalau mau cerita bilang padaku oke Hinata-chan..", ucap Naruto riang.
"hu'um.. a..ano.. apa Naruto juga.. bisa cerita juga?", tanya Hinata penuh harap.
"kalau ada sesuatu aku akan cerita, sesuai waktunya, aku janji..", ucap Naruto nyengir. Blush.. Hinata menunduk.
"i..ia.. Naruto-kun", balas Hinata.
"hey.. ayo duduk lagi.. capek Hinata-chan..", rajuk Naruto menarik Hinata duduk ditempat mereka duduk tadi.
"ne.. Hinata-chan.. mukamu merah sekali, kau demam? Kedinginan?", tanya Naruto khawatir, sangat kentara dari wajahnya. Naruto menaikkan tangannya yang semula berada pada kedua bahu Hinata kepada kedua pipi Hinata. Blush.. Naruto pun membuka jaket darkbrown-nya dan memakaikannya pada Hinata hingga membungkus sweater berwarna purple milik Hinata. Terdiam sejenak, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba Naruto memeluk Hinata lagi, meletakkan pipinya di kepala Hinata, menghirup wangi lavender Hinata dalam, yang mungkin tidak akan bisa dilakukannya lagi.
"Na..Naruto-kun..", Hinata bingung.
"Hinata.. jangan menangis seperti itu lagi.. ya.. janjilah pada Naruto-kunmu ini..", ucap Naruto yang hanya dibalas anggukan ragu dari Hinata.
"dan kalaupun Hinata-chan kami ini mau menangis.. hanya boleh didepan kami.. didepanku.. ya..", perintah Naruto dan hanya dibalas anggukan dari Hinata.. lagi.
Bahu Hinata bergetar menahan tangis, Naruto dapat merasakan kesedihan dari Hinata. Hinata mengangkat kedua tangannya, membalas pelukan Naruto. Takut.. Hinata takut tak akan bisa melihat Naruto lagi.. Hinata merasakan itu. Menangis, hanya itu yang dapat dilakukan Hinata dalam pelukan itu. Naruto pun menaikkan tangannya ke kepala Hinata, mengelusnya perlahan menenangkan Hinata, meyakinkan Hinata bahwa ia ada disini untuk Hinata.
"menangislah Hinata-chan.. aku..ada disini untukmu, jangan tahan air matamu itu.. nanti Hinata-chan bisa sakit..", ujar Naruto pelan sambil terus mengelus surai indigo Hinata.
"hiks.. Na..Naruto-kun.. hiks.. hiks..", rubuh sudah pertahanan Hinata. Hinata menangis, mengeratkan tangannya memeluk Naruto.. mencengkeram kaus putih milik Naruto. Naruto diam, bukan ini maunya sejak awal, bukan inginnya Tayuya menangis.. bukannya ia mau melihat Hinata menangis, bukan inginnya Hinata menangis seperti ini.
Hal itu terjadi cukup lama, Naruto sama sekali tidak merasakan getaran bahu Hinata lagi, tak mendengar isakan kecil dari bibir Hinata lagi, yang ada hanyalah irama nafas Hinata yang teratur di pendengaran Naruto. Naruto tersenyum geli.
"Hinata-chan curang.. aku kan juga capek..", rajuk Naruto pada Hinata yang tidur.
Naruto pun memindahkan posisi mereka agar dapat menyandar di batang pohon yang ada disana, kemudian Naruto pun ikut tidur dengan posisi menjadi sandaran Hinata yang masih memeluknya.
"ayo kita ke tenda, aku capek.. haahhh.. Gaara..aku senang melihat ini"
"aku tau itu.. tapi mau diapakan foto-toto itu, Tayuya?", tanya Gaara.
"yang pasti bukan sesuatu yang buruk.. tapi, Naru itu baik ya ternyata.. hampir aja aku lari buat cekik dia hehehehe", jawab Tayuya senang.
"Naruto itu bukan laki-laki seperti itu, lagian dia itu terlalu sayang sama Hinata, kalau padamu sih aku ga tau..", ujar Gaara tersenyum miring.
"aku yakin Naruto juga sayang aku, tadi waktu aku nangis aku juga di peluk weeeekkk!.. ah.. Gaara juga pasti begitu juga kan, soalnya dari tadi jagain aku hahahaha..", Tayuya tergelak.
"sudahlah.. ayo kita pergi.. kita jangan gangguin mereka, lagian kita harus buat alasan yang sama ke Kurenai-sensei..", ujar Gaara menarik Tayuya yang masih asik melihat Naruto dan Hinata yang masih tertidur.
"ia..ia.. dasar ga sabaran", jawab Tayuya merangkul balik tangan Gaara.
Flashback off..
'aku masih mengingatnya Hinata-chan, selalu mengingat hari itu, bukankah itu sudah jelas, tapi.. kenapa kau melupakannya Hinata-chan..'
'klik'
"sensei.. aku setuju dengan permintaan itu.. tolong sampaikan pada baa-chan.."
'klik'
Tbc..
Blue-senpai : ini lanjutannya…
hanazono yuri : hahahaXD seperti biasanya.. kau terlalu bersemangat ^_^v
Febri Feven : ia.. ini lanjutannya..
Ricchi : hehehehehe.. gomen.. doakan saja supaya si Teme-chan cepat sadar hahhaahahaXD
Bala-san Dewa Hikkikomori : pendek? Ya begitulah yang bisa aku buat, memperpanjang? Di usahakan. Bertemu? You can read.. lagu? Lagu itu milik afgan. Thank's for read…