Seorang yeoja sedang tersenyum mengantarkan anak perempuan menuju pintu keluar. Lee Sungmin, 30 tahun, sempat mengelus lembut rambut anak perempuan yang bergigi ompong itu. Setelah memastikan anak itu dijemput orang yang seharusnya ia masuk ke dalam bangunan bergaya minimalis itu.

Lee Sungmin membereskan dan membersihkan sebuah ruangan yang cukup luas. Tidak lupa ia membereskan sepatu-sepatu kecil dan juga sepatunya sendiri yang tergeletak di ujung ruangan. Kegiatannya terhenti ketika dering ponselnya berbunyi.

Sebuah pesan singkat masuk.

From : Cho Kyuhyun

Message : Temui aku satu jam lagi di toserba dekat taman fantasi. Jangan terlambat, ne.

Sungmin tersenyum saat membaca pesan itu. Ia membalas pesan singkat itu sangat singkat.

Ne, Tuan Cho.

Send.


Seorang namja tersenyum sambil menatap ponsel hitamnya. Cho Kyuhyun, 24 tahun, tersenyum semakin lebar ketika menerima pesan balasan. Isinya sangat singkat, tapi membuatnya begitu bahagia. Wajah Cho Kyuhyun yang tadinya sumringah berubah menjadi sangat tegang.

Cho Kyuhyun menatap umma-nya, lalu memeluknya erat seperti anak kecil berusia empat tahun. Nyonya Cho tersenyum melihat ulah anaknya. Ia membalas pelukan anaknya itu. Bagi Cho Kyuhyun pelukan itu selalu dapat menenangkan segala kegelisahan yang ada di dalam hatinya.

"Aku menunggu saat-saat ini, Kyunnie," ujar Nyonya Cho sambil mengelus rambut putranya.

"Aku pun begitu, Umma. Kurasa ini sudah saatnya, inilah waktu yang tepat," sahut Kyuhyun, menikmati belaian tangan umma-nya pada rambutnya.

"Jika semua sudah selesai, berangkatlah. Jangan biarkan dia menunggumu," ucap Nyonya Cho mengingatkan.

"Semua sudah siap, Umma. Lagipula dia pasti datang terlambat seperti biasanya. Jadi biarkan aku memelukmu lebih lama," sahut Cho Kyuhyun semakin erat memeluk umma-nya.


Lee Sungmin menyimpan tas besarnya dalam loker pribadinya. Setelah itu ia berpamitan pada beberapa rekannya sesama pengajar di sanggar tari. Sungmin meninggalkan ELF Gallery dengan terburu-buru. Ia berlari meninggalkan sanggar yang sudah menjadi tempat kerjanya selama lima tahun belakangan ini.

Beruntung begitu Sungmin tiba di halte, bis yang akan membawanya ke taman fantasi datang. Sungmin langsung saja menaikinya. Hanya ada dua kursi kosong yang tersisa, tepat di belakang supir dan satunya di ujung bis ini. Sungmin memilih tempat duduk yang ada di ujung bis.

'Aku pasti terlambat lagi,' keluh Sungmin dalam hati.

Ia membuang pandangannya ke luar bis, ke jalanan yang ramai dan macet. Sungmin memulai perjalanannya untuk memutar memorinya.

Sudah delapan tahun sejak pertemuan pertamanya dengan Cho Kyuhyun di taman fantasi, tepatnya di Skyrail. Banyak sekali yang terjadi selama delapan tahun belakangan ini. Sedih, senang, haru, bahagia, semuanya sudah ia lewati bersama Kyuhyun.

Pertemuan di Skyrail, kencan pertama mereka, peristiwa kelam di restoran keluarga Cho, hingga semua yang terjadi sampai saat ini. Sesuai dengan rencana Kyuhyun yang pernah ia utarakan pada Sungmin, Kyuhyun menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang baik. Ia juga mulai membantu umma-nya di restoran, tentu saja bukan di bagian dapur. Setelah menyelesaikan sekolahnya, Kyuhyun langsung kuliah. Selain kuliah, Kyuhyun juga tetap mengurusi restoran keluarganya. Di tahun kedua kuliahnya, Kyuhyun membuka cabang restoran, dan hingga kini restoran keluarga Cho sudah memiliki tiga cabang. Perkembangannya begitu pesat. Kyuhyun juga sudah menyelesaikan kuliahnya satu setengah tahun yang lalu.

Sungmin sendiri? Tidak lama setelah Kyuhyun menyelesaikan senior high-school, Sungmin menyelesaikan kuliah S2-nya. Sungmin sempat menimbang-nimbang di mana ia akan bekerja, bahkan Kyuhyun sempat menawari Sungmin untuk mengurusi cabang restorannya, tapi Sungmin menolak. Sungmin lebih memilih menjadi pengajar tari di sebuah sanggar tari khusus anak-anak usia di bawah sepuluh tahun. Sungmin tahu betul di mana passion-nya, menyenangkan sekali setiap hari bertemu dengan anak-anak kecil. Selain menjadi pengajar tari, Sungmin juga sudah mengeluarkan tiga buah novel yang menjadi best seller. Menari dan menulis adalah keinginan hidupnya.


Sungmin memasuki toserba itu. Tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu. Letak kasir, juga sudut toserba yang dibuat menyerupai kafe.

Ekor mata Sungmin mencari Kyuhyun. Dan benar saja, Kyuhyun sudah duduk di sana. Ada satu botol air mineral yang isinya hampir habis. Kyuhyun pasti sudah menunggu Sungmin cukup lama. Tapi, Sungmin baru terlambat sepuluh menit. Belum terlalu lama, bukan?

"Kyunnie," Sungmin duduk di hadapan Kyuhyun. Posisi yang sama seperti delapan tahun yang lalu.

"Akhirnya kau datang juga, chagiya," Kyuhyun memperhatikan Sungmin sebentar. Lalu merapikan anak rambut Sungmin yang sedikit berantakan.

"Ada apa mengajakku ke sini?" tanya Sungmin setelah Kyuhyun menyudahi kegiatannya pada rambut Sungmin.

"Aku sedang ingin naik Skyrail, bagaimana menurutmu?" Kyuhyun malah balik bertanya.

Sungmin mengerutkan keningnya. "Apa kau salah makan? Wae? Kenapa tiba-tiba ingin naik Skyrail?" Sungmin heran karena sudah delapan tahun ia tidak naik Skyrail, dan sekarang Kyuhyun tiba-tiba mengajaknya.

Kyuhyun memutar bola matanya. "Ingin saja," jawab Kyuhyun sekenanya. "Ayolah," ajak Kyuhyun.

"Arra, Cho Kyuhyun. Kalau aku menolak, kau akan tetap meminta, ne?"

Kyuhyun kegirangan karena Sungmin menyanggupi keinginannya. "Kajja," ajak Kyuhyun bersemangat sambil menggandeng tangan Sungmin.


Sungmin memasuki Skyrail terlebih dahulu. Ia mendekati jendela besar, tempat di mana ia pernah berteriak-teriak setelah putus dengan Heecul. Kyuhyun mengikutinya dan berdiri di samping Sungmin.

Saat kereta gantung itu mulai berjalan.

"Pemandangan kota Seoul dari sini indah ya," komentar Kyuhyun saat mata mereka melihat kota Seoul dari ketinggian lebih dari 2000 meter.

"Ya, Kyunnie, Seoul sedang mendung dan berkabut. Tidak banyak yang dapat kita lihat saat ini."

"Cih. Kau tidak romantis sekali sih." Kyuhyun membuang mukanya. Tidak melihat ke depan, juga tidak melihat Sungmin.

Sungmin tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya itu. Ia menarik wajah Kyuhyun agar menatapnya. Kedua tangan Sungmin mendekap pipi Kyuhyun yang sedikit dikembungkan. "Jangan ngambek begitu, Kyunnie," Sungmin tersenyum untuk meredakan aksi ngambek Kyuhyun.

Kyuhyun luluh, ia mematahkan aksi ngambeknya begitu melihat senyum Sungmin. Kyuhyun mendekatkan wajahnya.

KISS.

Tangan Sungmin baru saja ingin bergerak menjauh dari pipi Kyuhyun. Kebiasaan Sungmin belum juga hilang, menyentuh belakang lehernya. Kyuhyun yang sudah sangat hapal segera menahannya.

Tidak banyak yang berubah. Sudah delapan tahun, tapi degup jantung Sungmin masih berdetak cepat setiap kali bibir Kyuhyun membelai bibirnya. Begitu pula yang dirasakan Kyuhyun, bibir Sungmin selalu manis. Sungmin selalu bisa membawanya seperti terbang ke langit ketujuh. Kyuhyun berjanji dalam hati untuk selalu bisa membahagiakan Sungmin.

"Yaa!" Sungmin melepaskan ciuman Kyuhyun mendadak.


"Kyunnie, kenapa Skyrail ini tiba-tiba berhenti?" tanya Sungmin sedikit panik, karena kereta gantung itu tidak bergerak. Sungmin berinistaif melambai-lambaikan tangannya ke setiap sudut gerbong Skyrail.

"Kau sedang apa, Minnie?" tanya Kyuhyun heran melihat tingkah Sungmin.

"Kau ingat, kan? Kita harus melambai-lambaikan tangan, agar petugas yang ada di center melihat kita," Sungmin mengingatkan Kyuhyun pada kejadian yang sama persis dengan delapan tahun yang lalu.

Kyuhyun menarik tangan Sungmin yang masih sibuk melambai-lambaikan tangannya.

"Yaa, Minnie. Kau tidak perlu melakukannya."

"Kyu, bagaimana mereka tahu kalau kita sedang terjebak di sini?" Sungmin tidak mengerti kenapa Kyuhyun mencegahnya untuk melambai-lambaikan tangannya.

"Aku yang meminta mereka memberhentikannya, Minnie," aku Kyuhyun untuk menenangkan Sungmin.

"Mwo?!"

"A... aku… ada yang ingin aku bicarakan," ujar Kyuhyun terbata. Wajahnya terlihat tegang.

Sungmin memperhatikan wajah Kyuhyun. Menunggu Kyuhyun melanjutkan ucapannya.

"Kau ingat apa rencanaku yang terakhir saat aku mengutarakannya padamu di kedai teh kurang lebih delapan tahun yang lalu?" tanya Kyuhyun dengan wajah yang tidak berkurang kegugupannya.

Sungmin mengangguk sebagai jawabannya.

"Aku bilang kalau aku ingin mencintaimu selamanya," ujar Kyuhyun pelan. "Karena itu…"

Kyuhyun mengatur napasnya. Lalu menghelanya untuk meredakan ketegangan yang melandanya.

"Aku ingin menikahimu, Minnie. Maukah kau menikah denganku? Menjadi istri dan ibu untuk anak-anak kita?" tanya Kyuhyun akhirnya. Ada sedikit kelegaan saat ia dapat menyelesaikan pertanyaan itu.

Sungmin terdiam. Hening. Keheningan itu membuat tubuh Kyuhyun kembali kaku.

Tanpa sepatah kata pun, Sungmin membaur memeluk Kyuhyun erat. Sungmin menganggukkan kepalanya mantap.

Kyuhyun tampak bahagia dengan jawaban tanpa suara yang diberikan Sungmin. Ini bukan akhir segalanya. Ini adalah permulaan.

"Saranghae, Minnie. Jeongmal Saranghae."

"Nado saranghae, Kyunnie."

Pelukan mereka pun mengerat.

"Tunggu dulu, Minnie," ujar Kyuhyun tiba-tiba melepaskan pelukannya. Kyuhyun meraba-raba saku bajunya. Seperti mencari sesuatu. Kyuhyun meraba saku lainnya, kali ini saku celananya.

"Kau mencari apa, Kyu?" tanya Sungmin.

"Cincinmu," jawab Kyuhyun, ia sekarang sedang meraba saku belakang celananya. Tapi tampaknya yang Kyuhyun cari belum juga ketemu.

"Cincinku?" Sungmin memperhatikan jari-jari tangannya. Hari ini ia tidak sedang memakai cincin apa pun.

"Ne, cincinmu," Kyuhyun mengulangi lagi pencariannya. Dari saku bajunya, lalu ke saku celananya."Aku sudah menyiapkan cincin untukmu, tapi…"

"Yaa! Coba kau ingat-ingat lagi. Jangan sampai cincinku hilang," Sungmin jadi ikut-ikutan panik.

"Tadi aku masih memegangnya saat menunggumu di…" Kyuhyun menepuk keningnya. "Pasti terjatuh di toserba."

"Mwo?"

Kyuhyun mengeluarkan ponselnya memencet beberapa tombol dan mendekatkan ponselnya ke telinga. Setelah menunggu beberapa saat, Kyuhyun mulai berbicara. "Mian, bisakah kau kembalikan kami ke center?"

Kyuhyun terdiam sebentar. Sepertinya orang yang dihubunginya sedang berbicara. "Bukan begitu. Sepertinya ada yang terlupa. Aku harus mengambil sesuatu," lanjut Kyuhyun. "Ne, terima kasih sebelumnya."

Kyuhyun menatap Sungmin yang sedang mempoutkan bibirnya. Ia membuang muka menghindari tatapan Kyuhyun yang sok memelas.

"Mianhe, Minnie."

"Yaa! Kyuhyun pabbo! Kalau cincin itu hilang bagaimana?! YAAAAAAAA!"

Teriakan Sungmin membahana sepanjang perjalan Skyrail kembali ke center. Seperti delapan tahun yang lalu.


"Permisi manager, saya menemukan ini di bawah meja di sebelah sana," ujar seorang pramuniaga yeoja berseragam hijau pada manager-nya yang berbaju putih.

Manager berbaju putih itu memperhatikan kotak berbahan beludru warna merah berbentuk hati itu dengan seksama.

"Milik siapa ini?" tanya sang manager.

"Sepertinya milik pasangan pengunjung yang tadi duduk di sana manager," jawab si pramuniaga.

"Baiklah, biar ini saya yang simpan. Kalau ada yang mencarinya suruh mereka temui saya. Sekarang kau boleh kembali bekerja."

"Ne, manager Ryewook."


FIN


Cerita Berondong? Ups! aku tamatkan sampai di sini, dan belum ada rencana sequel. Kemunculan Ryewook sudah ada dari Chap 2, bukan muncul tiba-tiba.

Jika berkenan, cerita terbaruku dalam 'De Buron'. Silakan. :)