Bunny Boy

.

Author : Peach88

Casts : Park Chanyeol, Byun Baekhyun, EXO members, other casts.

Pairs : ChanBaek / BaekYeol, pair lainnya akan muncul seiring waktu.

Rated : M

Genre : Romance / YAOI FICT. BOYxBOY. BoysLove. cx

Length : Chapters (ini masih prolog)

Disclaimer : anak-anak EXO punya om Sooman. /kantongin Chanyeol/ /kabur/

A/N : ANNYEONG! saya kembali dengan cerita baru, padahal cerita sebelumnya belum dilanjut. mianhaeyo /bows/ tapi jangan close page e_e baca dulu yuk~ haha. Happy Reading! /throws confetti/

.

.

.


Ia mengerjapkan matanya setelah berbagai sinar terang dirasa menembus matanya. Ia mendengus dan kembali menopang dagunya, menatap ribuan lampu yang menyala dalam gelapnya malam dari balik kaca mobilnya.

"Kau mengantuk? Tidurlah,"

Tidak. Ia sama sekali tidak mengantuk. Kalau disuruh membunuh pemuda yang sedang mengendarai mobil ferrari merah yang ia tumpangi ini, dengan senang hati akan ia lakukan. Tapi tetap saja ia tidak bisa. Karena–

"Jangan pasang mata seolah kau ingin membunuhku begitu, sayang."

"Lalu aku harus apa? memakai bando telinga kelinci itu lagi?" Ia menatapnya, menatap lelaki bermata bulat dan berambut kelam disampingnya yang sedang fokus dengan setir mobilnya.

"Kau tahu… kau hidupku sekarang. Bukankah begitu?"

Ia hanya mendengus, kemudian bangkit dari kursinya, kemudian mencium kilat bibir pemuda berambut kelam itu.

"Wah, wah. Kau nakal, Baekkie."

"Bukankah itu tugasku, Chanyeol?"

"Jangan bilang begitu. Kau belahan jiwaku dan– ah kita sampai."

Mobil itu terparkir ditempatnya. Orang yang berambut kelam itu itu mencium dahi 'Baekkie' sekilas, lalu turun dari benda merah itu. membukakan pintu untuk Baekkie, dan menggenggam tangannya erat. Baekkie sudah hapal benar tempat ini. Yang orang-orang sebut sebagai 'apartemen' itu lho, gedung yang sedang Baekkie tatap sekarang.

"Kenapa hanya menatapnya? Ayo."

Chanyeol menarik tangan Baekkie untuk masuk ke gedung itu, menaiki lift untuk sampai ke lantai 11, dan memasuki kamarnya. Kamar yang terlihat elegan, walau kata simpel tetap ada dalam perumpamaannya.

"Kau lelah? Tidurlah. Maaf telah membuatmu berkeliling Seoul untuk membeli beberapa perlengkapanku satu bulan mendatang." Chanyeol duduk di pinggir kasurnya, membuka jaket baseball merah yang sedaritadi ia kenakan.

Baekkie terdiam. "Terserah kau saja. Tapi aku punya jadwal malam ini," Baekkie merangkak keatas kasur, mendorong Chanyeol dan menindihnya.

"Oh," Chanyeol berdehem, memfokuskan pandangannya pada kedua berlian yang sedang menatapnya lekat. "Jadwal bersamaku, begitu? Haha," jemari Chanyeol menelusuri wajah cantik Baekkie, menggelitik tengkuknya kecil.

"Begitulah. Jika kau mau." Baekkie menciumi leher jenjang Chanyeol, membuat Chanyeol menjenjangkan leher jenjangnya.

"Ah, memangnya siapa yang bisa menolak wanita seksi nan menggemaskan ini?" Chanyeol membalik posisinya dengan Baekkie, dan mulai menciumi wajah manis itu.

"Aku lelaki. Kau tahu, kan?" Baekkie mengalungkan tangannya pada leher Baekkie, menikmati sentuhan laki-laki tampan itu disetiap inci wajahnya.

"Tentu saja. aku merasakannya hampir setiap hari." Chanyeol mengelus pelan sesuatu dari balik celana Baekkie, menyubitnya kecil dan dibalas lenguhan kecil dari bibir mungilnya. Chanyeol terkekeh.

"Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu."

"Tapi—"

"Sst. Jangan lupa pakai telinga kelincimu, Baekkie."

.

.

Teringat lagi. Dua hari lalu, di malam seperti ini. Kau mengomentari rambut merahku. Saat kau bilang bahwa aku—

.

.

"Yah, begitulah. Memang aku yang membuatmu begini."

"Begini? Maksudnya kau mencuci otakku dan menyekokiku dengan sesuatu seperti seks, hah? Menjadikanku budakmu, begitu?!"

"Wow, wow. Byun Baekhyun, tahan dulu. kata-kata itu terlampau kejam. Yah- aku hanya menjadikanmu milikku selamanya. Hanya milikku."

"Tepatnya sebagai seorang pemuas nafsu, kan?"

"Karena kau seksi, lihat saja penampilanmu. Rambut yang di cat merah, menambah kesan seksi di tubuhmu. Leher yang jenjang dan.. ah, pantat yang... hm? ah, pakaian mini dengan ekor dan bando kelinci. Siapa yang bisa menolakmu kalau begini?"

"Jangan meremas bokongku, bodoh. Ya! ini juga karena kau yang mendandaniku kan? dan... karena ini kau memanfaatkanku… benar?"

"Ini karena aku mencintaimu. Bukankah kau tidak peduli dengan keluargamu? Atau temanmu? Kau tidak butuh itu semua, kau hanya butuh aku. Kau–hanya–butuh–aku."

.

Selama aku masih terperangkap dalam pesonamu begini, sih, memang aku hanya membutuhkanmu. Tapi, pakaian kelinci ini—

.

.

.


CILUK BAAA /_\ \o/

saya datang lagi. ini tentang BaekYeol, ChanBaek, atau Chanyeol dan Baekhyun sebagai tokoh utama. well... tadinya ini tentang kisah Baekhyun yang dicuci otaknya sama Chanyeol, dikurung di apartemennya Chanyeol karena dia takut Baekhyun bakal kembali ke masa lalunya yang mengerikan (ada hubungannya dengan Chanyeol) kalau Baekhyun sampai berhasil keluar apartemen dan ketemu keluarganya. entah kenapa tiba-tiba kepikiran kelinci yang udah mati punya peach. (padahal imut banget huks) dan tiba-tiba juga pengen buat NC=_= (ketauan yadong) ya jadilah ini.

oh ya, soal We Love Arin! itu, saya bener2 gk nyangka bisa dapet reviews. OMONAAA KAMSAHAMNIDA /bows bareng TaoRis/ dan juga...

saya kena writer block -_- jadi saya harus mikir keras membuat kelanjutannya biar tetap menarik. lah tapi tiba-tiba muncul ide Bunny Boy ini =_= Tuhan apa salahku...

nah, keep reading ya~ hehe jangan lupa review karena peach butuh banget komentar kalian ^^

kamsahamnida! /bows lagi bareng Baekhyun/

*Chanyeol : Eh, itu punya saya! /tarik Baekhyun/

*Peach : iya deh iya... /mojok sama tao/