Special`s Big Thanks For My Oxygen :

Shinlophlophloph | MidnightDragon1728 | Faul | Kim Chan Min | LLuhanina | Deer Panda | rosemary lily | nissa | chanbaekbaekji | daelogicchenma | kamila | Oh Hannie | TrinCloudSparkyu | ByunnaPark | jungsssi | dae by hyun | dobi-gogi | Panda XOXO 7 | kimei135 | BekiYeollo | WulannS | joonseo han | zie | Jung Jisun | Ichihara0629 | deercode | kyeoptafadila | baekyeolssi | PrincePink | RoseEXOticsFRIEND | byunbaekhoney | AnitaLee | Aiiu d'freaky | Hisayuchi Kim | ferinaref | SHY Fukuru


Chapter [Two-Fin] : Adult

Summary : [Twoshoot] Chanyeol terlalu over-protective terhadap ibunya, mungkin ia termasuk Mother Complex atau ada sesuatu yang menganggu akal sehatnya?/Mom, ada beberapa cara mengungkapkan kasih saya, tetapi aku lebih menyukai caraku/aku menyayangimu… sini kukecup anak kesayanganku/aku menginginkan lebih…./ChanBaek Couple/Slight! KrisBaek/Slight! TaoRis/Forbidden love story/Kehidupan Chanyeol dengan berbagai cara untuk tetap mencintai ibunya dari ia kecil, remaja sampai dewasa!

Lunacy Line By Rocka baby©09.03.13/15.04.13

Author : Rocka_baby

Main Cast : Park Chanyeol & Byun Baekhyun

Other Cast : Kris ( EXO M ), Tao ( EXO M )

Genre : Romance, Tragedy, Thriller Bit

Rating : PG-17 but no content mature

Diclameir : This pure my fic from my brain. Don't copycat!

Warning : Genderswitch ll sinetron screne ll typo(s) ll Bad fic ll

NOTE! LIHAT TAHUN DAN BACA PELAN-PELAN AGAR MENGERTI!

.

.

Xxx Leaving Is The Biggest Mistake Of My Life xxX

[ Author POV ]

"Sampai" Chanyeol memarkir motor sport putih miliknya didepan sebuah area parkir khusu kendaraan pribadi. Ia turun dari motornya dan mengambil sebuket mawar merah segar di jok belakang. Mengharuskan melanjutkan study atas suruhan Baekkie-nya, kini ia pulang dan akan tinggal bersama Baekkie-nya. Chanyeol memandang lurus dengan mata elangnya. Ia kini bukan remaja atau anak-anak lagi, ia menjelma menjadi namja berumur 21 tahun dengan menyandang status mahasiswa pertukaran pelajar jurusan teknik. Semakin dewasa, tak mengurangi Baekkie complex-nya, apalagi mendengar keadaan Baekhyun yang ia tinggal sedang buruk. Sial! Ini semua karena program student exchange, ia tak dapat menjaga Baekkie-nya dengan baik, jadi dia DIHUKUM ! dengan hukuman yang paling ia idam-idamkan :

WU CHANYEOL DIHUKUM UNTUK KEMARIN, SEKARANG, BESOK, DAN SELAMANYA HARUS MENEMANI WU BAEKHYUN DAN MENJAGANYA DARI PARA BANGSAT-BANGSAT YANG MENGELILINGINYA. Otak hiperbolis-nya keluar dengan pemikiran konyol. Tapi setidaknya sekarang Baekkie-nya aman berada di rumah neneknya. Benar….. dirinya dan Baekhyun sepakat pindah atau tepatnya ia memaksa tinggal dirumah neneknya. Orang tua Baekkie-nya. Setelah pisah ranjang dengan Kris yang sedang bersenang-senang di Hawaii bersama pasangan per-gay-annya. Chanyeol tak berbuat apa-apa atau belum saatnya, mungkin?

"A-Yo~ Whats'up Grandma?! Your Grandson comeback!" teriak Chanyeol didalam rumah dengan semangat ingin segera bertemu Baekkie-nya. Nampaklah seorang wanita tua yang masih tetap cantik memeluknya. Hm, pantas saja Baekkie-nya berparas angelic, lihat saja ibunya! Mereka benar-benar gen sempurna diumur yang semakin bertambah.

"Hohoho cucuku yang tampan sudah pulang dari LA, eoh? Dan mana oleh-olehku?" Byun halmoni menerka. Chanyeol tiba-tiba berkhayal bahwa neneknya berkata "Menantuku yang tampan sudah pulang~" Khayalan gilanya kambuh. Chanyeol dengan creepy smile-nya menggaruk rambut yang sama sekali tidak gatal. Menghadapi neneknya seperti mendapatkan ibu yang sesungguhnya, tapi kenapa halmoni-nya tiba-tiba meminta hadiah? Ia menggelengkan kepala. Byun halmoni tersenyum hangat kemudian mengelus lembut rambut brunette Chanyeol.

"Ish… Halmoni hanya bercanda. Dan mawar itu untuk siapa?" Byun halmoni menyelidik melihat Chanyeol dengan hati-hati membawa sebuket besar mawar merah yang menebarkan harum semerbak dirumahnya. Chanyeol tersenyum manis dan mencium aroma mawar merah yang langsung ia beli mengimpor dari Spain. Mengingatkannya pada Baekkie-nya.

"Tentu saja untuk Baekkie umma….. dan kemana dia?!" Chanyeol menyadari perubahan raut wajah halmoni-nya. "Ada apa?" Chanyeol mulai was-was, ia hanya tahu halmoni-nya beberapa waktu lalu dengan para bibi dan sepupu-pupunya mengamuk dikediaman keluarga Wu. Untung para paman bertindak cepat kalau tidak, bagaimana nasib keluarga ayahnya yang dihantui sepupunya yang gila dan cerewet seperti Kyungsoo, Kyuhyun, Eunhyuk, Minseok, Yixing, Donghae dan oh! Malas sekali ia menyebutkan nama mereka semua dan para bibi yang lebih-lebih mempunyai batas kenormalan diambang kehancuran. Salah satunya bibi Heechul dan yang paling pendiam adalah paman Yesung dengan kura-kuranya. Byun halmoni berbalik hendak menghidari Chanyeol, bisa dibilang ia sedang menyembunyikan raut marah dan sedihnya.

"Baekhyunnie-ku ada dikamarnya… lebih baik kau melihatnya, ia tak mau diganggu siapapun termasuk aku dan aku tidak kuat melihat anakku seperti itu" lirih Byun halmoni putus asa.

"aku akan menjaganya" Chanyeol bergegas menaiki tangga bangunan keluargannya. Ia menghiraukan ribuan pertanyaan yang akan ia lontarkan jika menyangkut Baekkie-nya. "Chanyeol….." Ia menghentikan langkah besarnya dan kembali menatap heran wanita tua berpakaian casual itu. "Ne, grandma?"

"Ibumu…" Byun halmoni berkata ragu-ragu. " Sudah memakai marga Byun lagi, ia bukan lagi Wu Baekhyun. Sekarang dan beberapa waktu kedepan ia kembali menjadi anak bungsuku bernama Byun Baekhyun, sama seperti belum menikah" Chanyeol melanjutkan langkahnya dengan pikiran bermacam-macam

Sebuah kamar berwarna soft pink dengan dikelilingi jendela-jendela terbuka langsung berhadapan ke sebuah taman bunga di belakang rumah. Menjadi saksi bisu ketika ia masih gadis, sepertinya. Baekhyun meringkuk dikasur elit bersprei cartoon strawberry, usia yang memasuki kepala empat tak menyurutkan obsesinya terhadap buah keasaaman berwarna hati itu. Tubuhnya semakin kurus karena jarang makan, kulit indahnya menjadi pucat pasih, mata yang dahulu memancarkan keceriaan kini hanya alat pengelihat berbentuk 2 bola kekosongan nan hampa. Ibunya menangis sepanjang malam meratapi nasibnya karena bisa menikah dengan orang seperti Kris. Ia ingin bangun tapi untuk apa jika tak dapat berbuat banyak. Baekhyun meringis ketika hendak mengerakkan kaki-kakinya. Tidak bisa. Kakinya tak bisa bergerak. Tak sakit jika dicubit dan tak bisa digerakkan.

Ia lumpuh total

Air mata tak pernah sedikitpun mengenang di pelupuk itu. Sekuat baja ia menahan beban dihatinya. Hatinya terlah terluka dan kini fisik rapuhnya terluka untuk sisa waktu ia hidup. Dan penyebabnya adalah satu hal. Kris Wu.

Hatinya hancur dikhianati dan diacuhkan oleh orang yang ia cintai sampai sekarang. Dia bodoh karena dibutakan cinta, apalagi pesona Kris bak pangeran yang dahulu ia impikan. Cinta memang buta dan masih lebih baik daripada buta cinta. Pikiran dan hati yang rapuh ditambah sekarang fisiknya hancur karena Kris, juga.

Malam itu, ia sudah mengirim Chanyeol ke LA. Ia mengikuti suaminya dengan selingkuhan gay-nya sebuah motel. Jalanan tampak sepi dan karena dibutakan kecemburuan, ia berniat menghadang Kris yang sedang berjalan-jalan di bazaar dekat motel. Ia menaiki sepeda yang selama ini tak mahir digunakannya. Kris mengetahui keberadaannya segera berlari.

Naas memang, ia berniat mengejar dengan sepeda. Mengayuh sepeda gunung itu dengan kecepatan gila-gilaan sampai oleng dan rantainya lepas berserakan. Karena ketakutan ia berusaha turun walau sepeda itu masih melaju kencang tak beraturan. Disebabkan tinggi yang tak seberapa, ia terjatuh dan kaki-kakinya masuk kedalam jeruji roda akibat terpleset pedalnya. Sakit! Sungguh menyakitkan ketika kakimu tersangkut didalam roda sepeda yang berputar sangat cepat. Betis kanannya terpatah-patah mengikuti jalannya laju sepeda keatas-kebawah-keatas-kebawah dan kaki kirinya terasa diparut karena bergesekan dengan jalanan yang tidak rata. Semua jari kakinya patah dan akhirnya sepeda itu kehabisan tenaga karena tak ada yang mengayuh, ia terjatuh menjelembab kesebuah jembatan dipertigaan. Punggungnya membentur pembatas jembatan dan ia terjatuh kedalam sungai dengan posisi kepala duluan. Sepeda itu menimpa tubuh mungilnya dengan bunyi "TRAKK" keras dari tulang kakinya yang sudah hampir putus itu. Mengenaskannya lagi, surat cerai dari Kris sampai beberapa minggu kemudian di rumah sakit yang merawatnya. Ternyiang diotaknya kata-kata menyakitkan yang ditujukan padanya ketika Kris untuk pertama dan terakhir kalinya menghubunginya lewat benda bernama telepon, itupun hanya 10 detik tanpa perasaan.

"Itu surat cerai. Tanda tanganilah, sekarang sudah tidak ada masalah dengan rujukan. Karena pengadilan mengabulkan permohonanku. Jadi kita berpisah sampai disini saja."

Awalnya, ia tak tergugah untuk menandatangani surat itu akan tetapi atas paksaan ibu dan seluruh keluarganya, ia menandatanganinya dengan syarat tidak ada keributan. Ia tahu ibunya sudah cukup kecewa dan kesal, akibat pilihannya menikah dengan Kris dahulu. Tetapi rasanya setelah bercerai ia ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada ibunya. Karena sudah mengetahui isi permohonan yang dibuat Kris sampai pengadilan mempercepat perceraiannya. Kris memohon karena istrinya CACAT fisik akibat kesalahannya dan sudah tak bisa menjaga diri dan mengurus dirinya. Baekhyun menutup matanya hendak menyelami alam mimpi yang lebih tenang dari kenyataan, tetapi derit pintu terbuka menyadarkannya kembali. Ia tak sedikitpun bergeming dan tetap meringkuk menghadap jendela besar disamping yang menyalurkan hangatnya mentari.

"Baekkie umma, aku pulang !" pendengarannya menangkap suara friendly deep voice yang ia rindukan selama ini. Chanyeol memasuki kamar ibunya dengan antusias, apalagi melihat siluet Baekkie-nya tengah berbaring dengan selimut bulu pemberiannya sebelum pergi LA. Ia menjatuhkan dirinya disamping Baekhyun dan memeluk leher Baekhyun.

"Baekkie, lihat apa yang kubawa! Red rose for my princess~" Chanyeol memberikan bunga segar itu ke Baekhyun yang masih diam membisu. Baekhyun segera duduk bersender di ranjang dan memasang wajah cerianya. Ia berbalik dan tersenyum miris.

"Baek….. kau?! Terjadi sesuatu denganmu, kan?!" Chanyeol mulai mengeram dengan mata menyala. Ada rasa marah didalam diri Chanyeol melihat Baekkie-nya berwajah tirus dan bermata sayu. Baekhyun hanya menggeleng lemah. Ia mengambil mawar itu dan memandang sendu. Mawar merah, bunga yang diberikan Kris untuk melamarnya.

"Ini indah, Yeol. Terima kasih karena kau sudah pulang" Lirih Baekhyun tanpa menatap Chanyeol yang terbingung. Apa? Hanya seperti itu saja Baekkie-nya? Hey, mana omelan-omelan dan kebisingan Baekkie yang ia rindukan? Chanyeol memandang prihatin tubuh ringkih yang mungkin hanya berbalut daging itu, Baekkie-nya tetap cantik dengan aura babyface-nya walau tidak bersinar seperti dulu. Cahaya Baekkie-nya meredup. Chanyeol pasti tetap mencintainya walaupun nanti Baekkie-nya tua sekalipun. Baekhyun tak mau anaknya menyadari ada yang aneh padanya segera mengalihkan topic pembicaraan.

"Yeollie, tolong ambilkan vas bunga dibawah meja rias itu" pintah Baekhyun memelas. Jari-jari lentiknya masih mengelus lembut satu-persatu kelopak bunga berduri itu. Ia tersenyum tulus untuk pertama kalinya. Chanyeol kembali terhipnotis merasakan sensasi aneh melihat senyuman tipis itu. Ia hanya mengangguk dan berjalan mengambil vas yang dituju dengan wajahnya yang tak berpaling menatap Baekkie-nya lewat ekspresi computer error.

"Yang mana?" Chanyeol bertanya dengan memegang beberapa vas ditangannya. Baekhyun tertegun sejenak.

"Bukan yang itu, pabo!"

"Yak! Aku tidak bodoh~ jadi yang mana?"

"Itu yang berwarna hitam bening"

"Yang ini?"

"Bukan! Itu berwarna abu-abu, kubilang berwarna HITAM!"

"Pasti yang ini!"

"Itu memang hitam… tetapi itu BOTOL PARFUM!" dengan kesal Baekhyun menyibak selimutnya dan menyeret dua kakinya kelantai. "susah juga punya anak ganteng-ganteng tapi bodoh" pikirnya memaklumi. Baekhyun ternyata melupakan bahwa ia lumpuh dan dengan nekat ia memaksakan diri untuk berdiri dan berjalan, yang berakhir dengan robohnya tubuhnya.

"Ckckc…. Rasakan kau terjatuh, itu karena kau menyebutku bodoh" Chanyeol masih tak menyadari situasi terkikik. Tetapi melihat gerak-gerik Baekkie-nya, ia mengheran. Kenapa Baekkie-nya tidak langsung bangun dan malah menyeret kedua kakinya?

PRANGG! ! !

Chanyeol membanting kasar vas bunga yang ia pegang dan segera mengangkat tubuh Baekhyun dengan Bridal Style, sampai keranjangnya. "Maaf…." Hanya itu yang dikatakan Baekhyun. Chanyeol berpikir, apa yang terjadi? Apa kaki Baekkie-nya terluka?

"Jangan kau tutup-tutupi lagi rahasiamu, sekarang katakan padaku apa yang terjadi! Jangan membuatku mati penasaran…. Umma" Lirih Chanyeol seraya menciumi lembut punggung tangan Baekhyun. Baekhyun menahan gejolak sakit dihati tetapi ia harus mengatakannya demi putra satu-satunya yang sekarang ia milikki. Ia mengambil nafas panjang dan memalingkan wajah menghadap jendela disampingnya, setidaknya memberikan pemandangan bebas dari tatapan elang Chanyeol.

"Kami sudah berpisah. Aku, ayahmu, bercerai… dan… " Yuhuuu~~ rasanya Chanyeol terbang kelangit ketujuh bersama ikan paus dan terjatuh dengan bersalto ria saking bahagianya. Hatinya serasa bebas dan ringan mendengar kata CERAI. Artinya Baekkie-nya sekarang hanya dia yang memiliki! ! ! tapi ia tak membiarkan keegoisan hatinya menutupi rasa penasaran melihat Baekkie-nya menunduk menatap kakinya yang berselonjor, ia merasakan aura kesedihan mendalam dari Baekhyun. Chanyeol segera merengkuh tubuh mungil itu dipelukan hangatnya, menuntun kepala Baekhyun menyandar pada bahu tingginya. Ia merasakan bahu Baekkienya bergetar seperti menahan. . . tangisan ?

"…. Dan….. aku lumpuh… " Baekhyun berbisik ditelinga Chanyeol. Ia mendengar dengan was-was, takut telinganya harus dibawa ke dokter THT. L-u-m-p-u-h. Tak bisa berjalan. Cacat.

"APA?!" Chanyeol memekik kaget. Ia bukannya tak menerima hal itu, tapi memikirkan perasaan dan keadaan Baekkie-nya. Chanyeol menarik bahu Baekkie-mya berusaha melihat wajahnya. "TIDAK! BAEKKIE-KU! JANGAN TAHAN TANGISANMU LAGI! Biarkan aku melihat dengan jelas penderitaanmu karena bajingan sialan itu" Batin Chanyeol dipenuhi emosi yang harus ia control.

Tapi ternyata…..

"Hiks… hiks…. Hiks… Yeollie…. aku cacat… hiks….. " Baekkie-nya menangis dengan menyayat hatinya. Chanyeol mengecup kepala Baekhyun. Lalu beralih kemata yang dipenuhi air mata yang ia benci. Kemudian turun ke pipi yang selalu ia cium.

"Menangislah…. Tumpahkan kesedihanmu, tumpahkan rasa sakitmu, tumpahkan beban yang mencekikmu dengan air mata. Bagilah kesedihanmu denganku, karena aku pasti akan selalu bersamamu" Chanyeol berakting seolah ia tak akan menelan hidup-hidup namja bernama Kris Wu itu. Ia sudah sangat marah sekarang, ia berharap emosi bisa menyulut api yang membakar jiwanya jika Baekkie-nya tersakiti. Dipikirannya hanya Baekhyun yang tersakiti karena si Rascal tengik yang berkeliaran bebas tanpa pembalasan dendam darinya.

"Hiks….. maaf, aku memang ibu yang….. hiks…. Cengeng…. tapi sekarang… hiks kau pasti malu…. memiliki ibu cacat hiks…. Sepertiku…. hiks" Baekhyun menangis, tak tahukah dia setiap airmata yang keluar dari pelupuknya itu membuat Chanyeol merasa bersalah. Chanyeol tersadar akan pemikiran Baekkie-nya yang beranggapan seperti itu karena keadaannya. Malu? Seorang Wu Chanyeol malu mencintai Wu Baekhyun Byun Baekhyun yang sudah seperti malaikat tersesat dibumi penuh dosa ini? Dikutuklah Chanyeol oleh dewi Venus yang mungkin kembaran Baekkie-nya. Chanyeol mengusap air mata Baekkie-nya dengan ibu jarinya dan mengangkat dagu Baekhyun agar bisa menatap mata oxalic-nya

"Aku tak akan pernah malu memilikimu! Jadi berhentilah menangis… kumohon….. " Chanyeol memohon dengan wajah penuh penyesalan, ia berkata demikian karena rasanya seperti kehadirannya tak bisa menjadi obat penenang Baekhyun. Ia tak tahu apa yang membuat Baekkie-nya berhenti menangis, karena Baekhyun tidak pernah menagis selama ini.

EHM!

Tanpa terduga, Chanyeol menarik dagu Baekhyun dan melumat bibir Baekhyun dengan nafsu membara. Ia menutup mata dan menikmati sensasi yang selalu ia inginkan tanpa berpikir memberi oksigen kepada Baekkie-nya. Ia sudah tak tahan lagi merasakan sakit hati Baekkie-nya walaupun ia tak melihat dan tak mendengar secara langsung tetapi hatinya sudah merasakan sesuatu yang lebih dari itu….. ia mencintai ibunya sebagai orang yang tak seharusnya dia cintai. Chanyeol masih mencium Baekkie-nya dan berharap ciumannya dibalas.

"Emmphh…. Empphmpem…. Mmphhhh –" Baekhyun masih membuka lebar-lebar matanya, ia bingung sebenarnya apa yang ada dipikiran anaknya. Karena kakinya lumpuh, ia tak bisa bergerak menjauh hanya memukul-mukul dada bidang Chanyeol. Lidah Chanyeol terus mencari celah untuk memasuki rongga mulutnya. Chanyeol terus menjilat dan menghisap bibirnya dengan nafas menderu.

"K-kri-kri…. s-krisss… " Desah Baekhyun ketika lidah panas Chanyeol berhasil mengeksplotasi dinding-dinding mulutnya. Baekhyun tersadar akibat gigitan Chanyeol yang seperti kesal karena ia menyebut nama sialan itu lagi. Bahwa yang didepannya adalah anaknya, ANAKNYA! Dengan sekuat tenaga ia mendorong tubuh jangkung Chanyeol yang sedari tadi terlihat sangat bernafsu melumat bibirnya. Menakutkan.

"JANGAN PERNAH LAKUKAN ITU LAGI PADAKU! ! ! ! !" teriak Baekhyun histeris dengan terus mendorong Chanyeol tidak mendekatinya. Ia menangis, sebenarnya apa yang ada diotak anaknya? Baekhyun mengusap kasar saliva disudut bibirnya yang memerah dan agak membengkak akibat perbuatan Chanyeol. Sexy, bagi Chanyeol ia terlihat lebih mengairahkan dengan bibir memerah. Baekhyun kecewa, dengan pandangan menusuk ia menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Kepalanya mulai berdenyut menyakitkan dan mengharuskan ia berbaring memunggungi Chanyeol. Semua hal ini membuatnya gila, ia pikir anaknya akan memberinya hiburan atau solusi terbaik tetapi membuatnya semakin bingung dan tersesat. Chanyeol menatap datar Baekkie-nya, perasaan bersalah menghantuinya. Ia bodoh karena mengikuti ego yang selama ini terpendam jauh dilubuk hatinya. Ia menjilat sisa-sisa saliva dimulutnya tanpa jijik. Manis seperti Baekkie-nya. Dengan ragu-ragu ia menyembunyikan wajahnya di punggung Baekhyun seperti anak kecil yang ketakutan. Ia takut. . . .

Takut Baekkie-nya marah

Takut Baekkie-nya sedih

Takut Baekkie-nya membencinya

Takut Baekkienya meninggalkannya

Ia hanya butuh Baekhyun disisinya. Chanyeol memeluk lembut Baekkie-nya, berusaha menghantarkan panas tubuhnya ke hati Baekhyun yang sedang membeku. Menikmati aroama tubuh Baekkie-nya yang memabukkan indra penciuman dan akal sehatnya.

"….. Maafkan aku, bukan maksudku seperti itu. Aku hanya berusaha membuatmu tenang, karena sekarang aku tak mau kau menyebut nama orang itu lagi dihadapanku, karena sekarang kita hanya berdua. Kau dan aku."

.

.

Para filosof tua Yunani itu menyatakan bahwa manusia dengan akal sehat, jiwa, dan tubuhnya adalah milik tuhan seutuhnya. Aku tak pernah mempercayainya, karena mereka tak tahu apa yang kurasakan. Semua yang kumiliki adalah milikmu, aku tercipta hanya untukmu, terserah tuhan berkata apa atau mengutukku. Aku tidak menyalahkan dzat itu menciptakan rasa cinta ini padamu, dan jika kalau akan dihapuspun aku tak akan pernah mengizinkannya karena aku sudah terbuai denganmu. Perasaan ini akan kupendam sendiri hanya untukku walau aku berharap kau membalasnya. Akal sehat pemberiannya berkerja, JANGAN! Cegahnya. Kalau sampai kau mengetahuinya, kau akan pergi dan menjauhiku. Aku tak mau. Aku hanya mau menjauhimu dari mereka semua. Menyimpanmu rapat-rapat dengan selubungan rasa cinta obsesiku padamu agar tak ada yang menjangkau dan mengambilmu dari diriku yang tergila-gila akan mencintaimu. Ini adalah sebuah rasa murni yang diberikan tuhan. Ketulusan, aku tulus mencintaimu dengan semua harga terbaik hatiku yang masih bersih.

.

.

.

.

.

Xxx Memories For The Fuck*ng Of Gloomy Sunday xxX

[ Author POV ]

Mendung itu menemaninya dan enggan menghujani seperti menggemuruhkan secercah semangat bahwa it's everything gonna okay if he don't start, so enjoy it retalition. Hari minggu malam ini tak terasa seperti malam sebelumnya, jika yang lalu cerah akrab dengan muda-mudi berpasangan menikmati Sunday dinner mereka. Kini hanya berlindung dibalik dinding hangat tanpa kembali memikirkan kekasih yang merindukan. Langit kelam yang membuat perlindungan tepat untuk para iblis menambah rentetan misteris dikarenakan hujan badai besar yang menyelimuti malam ini. Membuat orang takut keluar rumah atau jika berniat mati konyol tersambar petir, silahkan.

Sepanjang jalan hanya memandang dingin dengan pintu-pintu tertutup rapat dan deritan angin hendak menerbangkan semua yang terlintas. Mencekam bukanlah masalah jika kau berdalam aman didalam, namun berbeda ceritanya jika seperti sosok itu. Pinggir trotoar, menampakkan tubuh semampai pria berjalan santai tanpa memedulikan angin deras yang membuat sulit melangkah maju. Berbalut coat coklat, celana hitam, dan jangan lupakan topi hitam yang menutupi wajahnya. Ia berjalan dengan langkah berat tetapi berirama menjinjing koper size medium miliknya. Kaki besar itu mulai berpijak memasuki lobby hotel terdekat dengan status bintang lima. Manusia memandang lewat derajat, mengelompokan lewat derajat juga, untuk apa itu? Apa ada bedanya bintang 1, bintang 4, atau tak berbintang sekalipun, toh hanya untuk tidur atau tempat ber-sex sementara?

"Aku pesan kamar" suara tegas berwibawa itu meluncur dari kerongkongannya. Merasa aneh karena memakai topi basah diruangan, dia membukanya dan mengacak-acak kasar rambutnya. Menunjukkan wajah tampan tanpa cacat lengkap dengan hairstyle straight smacking terselimut warna coklat tua yang gelap.

"Baik tuan. Guestrooms, French suites, Executive suites, Presidental suites, atau . . . Deluxe VIP rooms ? saya sarankan Gues – "

"Deluxe VIP rooms. Satu kamar. Full servis. Dua malam. Saya rasa anda tak perlu takut saya tak dapat membayar" potong pria itu saktis. Ia mengeluarkan atau tepatnya sedang memilih-milih kartu ATM yang ingin ia gunakan dari dari pocket kulit buaya originalnya. "Itu" wanita reservasi itu mengangguk paham dan segera menyiapkan kamar.

"Atas nama. . . "

"Shim Changmin dan cepat sedikit sebelum aku membeku disini" setelah menandatangani bon ATM dan mengambil kartu kamar ia melesat menuju lift tanpa menunggu office boy membawa bawaanya yang terdiri dari tas ransel dan kopel yang dilengkapi password code.

TING! KLEK!

Tanpa memedulikan air membasahi lantai marmer kamar yang berlantai 100 diatas langit ini, datar menerawang satu persatu sudut. Sempat dahulu ia letakkan kopernya di atas kasur dan menaruh ransel disamping meja tidurnya. Tertarik dengan jendela besar yang memperlihatkan keadaan diluar. Kelam dengan petir yang menyambar-yambar membuat sebuah seringaian licik terpatri dibibir. "Kau memang selalu jenius Byun Chanyeol" batinnya memuji diri sendiri. Chanyeol dengan mulus berhasil menyamar menjadi Shim Changmin, rival ayahnya yang licik. Berbekal pengorbanan kesalon untuk meluruskan rambut keriting ramennya, memakai silicon agar wajahnya terlihat dewasa dan tua, membeli sepatu ber-sol tinggi agar sedikit sama dengan tuan Shim, membeli merek pakaian yang sama, dan jangan lupa diam-diam mencuri dompet itu sampai orang itu tak menyadarinya. Alibi yang hebat, sekali dayung beberapa pulau terlampaui. Ucapan terima kasih yang mendalam sangat dibutuhkan untuk Shim Changmin karena sebentar lagi ia akan menjadi kambing hitam atas permainan yang ia buat. Chanyeol melirik sebuah jam tangan berbalut emas hitam yang menunjukkan pukul 22.30, ia menuju kamar mandi untuk merapihkan tubuh dan membentuk silicon wajahnya lebih menyakinkan, rasanya ini adalah hari terbaiknya dengan ditemani gemuruh petir kemudian mengelabui kamera pengintai, menyusup, lalu menyelesaikan misi terlarangnya. Masalah mudah sekali bagi dirinya untuk lolos dari sesuatu dan memusnahkan tanpa pandang bulu. Memusnahkan. . . tidak tepat, ia menyebutnya bermain-main sama seperti ia bermain-main dengan mantan kekasihnya. Hyorin. Bermotto tersiksa pelan mati cepat, ia membuat Hyorin mati sebagai pembuat dosa. Musnahkan sampah murahan. Lagipula siapa suruh menyakiti Baekkie-nya.

Awalnya Chanyeol menjebak Hyorin di clubbing dan terperangkap dalam lingkaran narkoba. Membuat yeoja itu kecanduan akan narkoba dan melakukan segalanya demi barang haram tersebut sampai Hyorin ketergantungan pada narkoba dan keluarganya membuangnya. Mengenaskan, namun ia tak berhenti sampai permainan 'selesai'. Chanyeol membuat keadaan yeoja itu semakin kacau dengan dia menjadi pengidap AIDS, pecandu rokok, budak sex, pelacur, dan terakhir ia menyuruh beberapa anggota yakuza temannya untuk melakukan tindak kekerasan sexual pada gadis itu. Ia terlalu jijik untuk mengotori tangannya dengan langsung melakukannya, apa gunanya bawahan jika tak bisa melakukan apapun. Dirinya hanya untuk Baekkie-nya tak ada yang boleh menyentuh selain sentuhan Baekkie-nya yang ia cintai.

Jangan tanyakan bagaimana rasanya, initinya yeoja itu menjerit kesakitan minta ampun tanpa memedulikan adanya rasa kenikmatan. Darah yang mengalir itu tak ada artinya bagi Chanyeol. Karena diperkosa sembari disilet-silet tubuhnya, akhirnya ia pingsan. Sisanya adalah bagian Chanyeol yang ia tunggu-tunggu, kala itu ia berbaik hati tidak membakarnya ketika sadar. Hm, Chanyeol membakar hidup-hidup gadis itu disebuah bangunan yang tak terpakai, sangat baik karena ketika itu ia pingsan tanpa memakai sehelai benangpun dan daripada menunda-nunda waktu, lebih baik langsung dibakar tubuhnya, toh dia bernafas karena setengah sadar dan tidak. Bergabung dengan kelompok yakuza dan mafia adalah salah satu rahasia Chanyeol, ia dengan mudah berteman dengan jaringan gelap karena ia adalah salah satu jenius iptek yang mampu membuat senjata-senjata nuklir atau membobol jaringan data negara untuk dijual atau disendupkan ke amerika selatan atau korea utara dan banyak yang membantunya. Tak perlu dijelaskan secara terperinci semua rahasia-nya yang terpenting adalah ia bukanlah sepenuhnya Happy Virus. Seniman, ia adalah seniman penguntit yang menguntit sumber inspirasinya yaitu Baekkie-nya dan ia marah ketika inspirasinya diambil orang lain.

"Waktu berjalan sangat tepat. So… Let's Kris Wu" Chanyeol keluar bathroom dengan hanya handuk melilit dipinggang. Badai belum reda, bahkan sepertinya akan semakin besar sampai esok hari dan akan menjadi latar dari film yang akan Chanyeol buat di menit, detik, saat yang ia inginkan dengan langsung dari tangannya. Tas ransel itu ia tetap bisu ketika ia tatap dengan senyum lima jari yang terlihat mengerikan "Surprise for you…"

Kamar hotel ber-plat no.666 itu gelap. Lampu tak dinyalakan karena sang penghuni tengah terlelap. Dikasur King size itu terbaring seorang namja paruh baya yang sedang mengarungi alam mimpi. Ia tak menghiraukan suara hujan atau petir menyambar diluar. Ruangan bernuansa klasik modern ini, hanya disinari kilatan petir dari jendela balkon yang tertutup tetapi tanpa hordeng. Gelap …..

DUARR!

Terang. Ketika kilatan itu menyambar, terlihatlah semua sudut ruangan itu. Mata onxy penuh terdapat dibalik pintu lemari. Chanyeol bersembunyi bagai predator mengintai mangsanya, menunggu sutradara mengarahkan adegan khayalannya. Targetku tertidur dengan tenang dan selama aku tetap disini ia tidak sekalipun akan membuka matanya. Hanya butuh 30 menit ia berhasil melumpuhkan kamera pengintai tanpa ketahuan penjaganya, memasang penyadap suara, dan membuat rencana seolah-olah jika ia nanti terkena penyelidikan ia sedang ada dikamar tertidur. Chanyeol dengan pakaian serba hitam dan satu ransel hitam dibahunya tanpa ragu mulai berjalan mendekati ranjang itu. 5 meter dari ranjang yang membaringkan tubuh seorang namja yang tidur memungguinya, ia memasang headset ditelinganya.

"Ahhh…. Soundtrack yang indah. Dengan begini akan kubuat film ini semakin menjiwai dan mellow. . ."

Setiap langkah santai Chanyeol mulai diiringi sebuah lagu. Lagu dari Bjork dengan judul Gloomy Sunday. Chanyeol mengeleng-gelengkan kepalanya, seharusnya lagu ini untuk pengiring kematian mangsanya saat sisa nafas dikerongkongan. Tapi tak apalah yang terpenting ia akan membuat ayahnya tenang. Sehabis pulang dari honeymoon nya di Hawaii bersama pacar gay-nya itu, Kris terlihat kelelahan. Chanyeol menyeringai, saat seperti ini adalah suatu anugrah dari sebuah pepatah. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, namun untuk yang satu ini Chanyeol memakai bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian.

PLUK… ! PLUK…!

Dengan kasar Chanyeol menepuk-nepuk pipi Kris yang tertidur lelap. Sebenarnya tangan Chanyeol gatal untuk tidak menonjok wajah elok ayah gay-nya ini, sayang ia sangat jijik memiliki ayah seperti Kris. Tubuh itu berbalik menghadapnya dan mulai menguap untuk bangun. Chanyeol terus menepuk-nepuk pipi Kris dengan sabar. Sampai mata Kris mulai terbuka sedikit demi sedikit.

"Hooaaamm! Baby tao, ini masih malam. Tidurlah, kalau mau kekamar mandi sendiri saja….. kalau tidak aku akan 'memakanmu' . . . ." lenguh Kris tak sadar siapa dihadapannya karena kekurangan cahaya. Chanyeol mendengar kata-kata manis dari Kris hanya memandang sinis, ayahnya bisa berkata selembut itu pada namja bermata panda seperti itu sedangkan Baekkie-nya?!

"Bangun, ini aku . . . . your son" kata Chanyeol saktis. Mata Kris masih menyipit berusaha melihat sampai akhirnya kilatan petir menyinari wajah Chanyeol. Kris membuka mata sepenuhnya dan terhentak kaget

"CHAN – "

CLEP!

"… hah, yeo !" Chanyeol tersenyum puas setelah ia berhasil menancapkan suntikan berisi cairan morfin yang dapat melumpuhkan tubuh tanpa kehilangan kepekaan. Kini sosok tubuh Chanyeol semakin terlihat ketika ia membuka jendela dan Nampak bagaimana ekspresi Kris yang tak dapat bergerak apa-apa dengan bola mata yang masih bisa bergerak mengisyaratkan kebingungan dan kekagetan. Chanyeol mengelus-elus dagunya dan tetap tidak menurunkan tudung kepala jaketnya.

"Terkejut? Yah ini aku, menyamar menjadi rivalmu dad" Chanyeol menjatuhkan tasnya di bawah Kris yang mulai ketakutan melihat ekspresi anaknya. Chanyeol mulai mengeluarkan beberapa benda dari tasnya. Benda tajam!

"Ahh~ tenang-tenang jangan memasang wajah terkejut seperti itu. Aku disini akan membuatmu menebus dosa, daripada membayar ketuhan lebih baik ke aku. Mengirimmu ke akhirat lebih baik daripada didunia kau membuat Baekkie-ku sedih dan hanya membuat dosa. Lagipula. . . . . Huang Zi Tao mu sudah kukirim duluan keakhirat…" Kris yang lumpuh hanya bisa mengernyit dahi sebenarnya apa yang dilakukan anaknya. Jantungnya mulai berdegup kencang, tak dipungkiri rasa takut mulai menyergapnya. Ia bingung apa maksud Chanyeol tentang 'Baekkie-nya'

"Bingung? Singkatnya kau akan mati karena kau membuat Baekkie-ku tersakiti karena aku sangat amat mencintai Baekkie-ku melebihi apapun. Pikirkan itu" Kris semakin membelalakan matanya walau bibirnya dan anggota tubuhnya terkunci. ANAKNYA MENCINTAI IBUNYA! Dalam artian berbeda! Chanyeol tiba-tiba melemparkan sesuatu kesebelah Kris dan itu mengelinding kesamping Kris. Pupil mata Kris semakin kecil walau matanya membesar. Itu adalah . . .

SEBUAH KEPALA ! !

KEPALA MANUSIA ! ! !

KEPALA HUANG ZI TAO ! ! ! !

Chanyeol tersenyum sinis melihat reaksi ayahnya yang terus memandang nyeri kepala tanpa badan yang urat dan daging tercincang dibawahnya. Air mata jatuh dipelupuk matanya, itu adalah kepala Zitao, namja yang ia cintai! Darah Chanyeol semakin panas melihat Kris menangis melihat kepala tanpa badan itu, Kris menangisi namja itu tanpa pernah merasakan sakitnya Baekkie-nya yang akan lumpuh seumur hidupnya, sementara Zitao langsung ia bunuh dan mati.

"Suprize! Ratapilah pasangan gay-mu! Ada dua pilihan jika kau selamat, kau bisa melihat tubuhnya yang kugantung terbalik di depan rumah sakit-mu dan jika tidak selamat maka kau mati dengan sedikit pemainan dariku" Kata Chanyeol dingin. Ia mulai menyalakan sebuah korek api dan memanaskan sebuah kawat baja kemudian menunduk memerhatikan kaki Kris yang tak beralas.

"Ckckck. . . aku juga merupakan dokter yang hebat. Tetapi bagaimana kalau dokter anatomi dan kau bahan percobaan. Kakimu tak ada artinya dibanding Baekkie-ku!" Chanyeol menusukan ujung kawat baja panas itu tepat tengah telapak kaki Kris dan ketika sudah menembus kulit ia mendorong kawat itu agar semakin masuk kedalam kaki Kris. Darah mengalir dengan derasnya mengotori sprei putih itu. Tapi Chanyeol tak peduli, ia menatap datar darah merah segar itu.

Kris merasakan sakit yang luar biasa menyakitkan ditambah rasa nyilu yang sangat menyiksanya. Lidahnya kelu untuk berteriak karena efek morfin itu. Tubuhnya menegang menyakitkan, matanya mengeluarkan air mata kesakitan. Namun Chanyeol terus memasukkan kawat panas itu dan ujung yang satunya ia tusukkan ke kaki kanan Kris yang belum ia apa-apakan. Setelah kedua ujung kawat baja itu berhasil masuk sepenuhnya ke kedua kaki Kris, ia membakar kawat yang menghubungkan kedua ujung kawat itu (jadi ujung kawat kanan di kaki kanan & ujung satunya lagi di kaki kiri jadi masih ada yang diluar) terbayangkan kawat baja itu menjadi panas dan menyebar kedalam ujung-ujung kawat yang ada di dalam kaki Kris. Tanpa peduli ekspresi Kris, ia mengambil pisau lipat dari sakunya dan bergerak menuju wajah Kris yang sudah sangat pucat ditambah air mata membasahi pipinya. "Menangis? Orang sepertimu tidak pantas menangis!"

ZLEPPP! ! ! !

Tanpa ekspresi Chanyeol menusukan mata pisau belati itu kedalam mata kanan Kris. Dan darah membasahi wajah Kris.

PLUP!

Dengan kasar Chanyeol menarik pisaunya dan bola mata Kris akhirnya juga tertarik bersama pisau itu. Jadilah mata itu hilang dengan lubang kemerahan dan satu urat yang terikut keluar. Siapapun manusianya pasti tak ada yang bisa mendeskribsikan rasa sakit ketika matamu ditusuk lalu diambil ketika kau masih hidup, sama seperti Kris ia belum mati tetapi ia merasakan sakit yang sangat amat sulit digambarkan tetapi ia tidak bisa bergerak. Suaranya ia keluarkan hanya ringisan tertahan. Tidak lebih padahal yang dilakukan lebih dari melanggar HAM.

"Huft. . . akan kupercepat, jika tadi kau tidak menangis. Tapi sepertinya akan lama hm…. " karena kehilangan feel untuk menghabisi Chanyeol memutar bola matanya dan mengambil sesuatu dari tasnya. Pisau dengan bola mata yang tertancap itu ia lempar entah kemana. Ini lebih menyenangkan karena kris sangat sulit mati, ia juga tak bisa bergerak, dan Chanyeol memang dendam denganya. "Alat ini mungkin lebih menyenangkan?"

GRET ! ! GREEET ! ! GREEET ! GGGGGREET ! ! GGREEET ! ! ! GREEZZ ! ! !

Dengan ekspresi serius layaknya seorang seniman tengah membuat patung, Chanyeol memotong sedikt demi sedkit kaki Kris dengan Gergaji mesin berukuran sedang buatannya tetapi mampu memotong apapun.

"u-aaa….a.,.. ahh …. Aa- a-aaa!" tergagap Kris mulai mengeluarkan suara seperti hewan dipotong karena tercekat tenggorokan. Chanyeol menyeringai sinis ketika melihat kedua kaki itu terpisah dari tubuh kris, ia mengambil kedua kaki itu dan mengeluarkan kawat-kawat itu dari telapak kaki itu. Dengan senyum mengerikan ia memperlihatkannya pada Kris yang sepertinya mulai merenggang nyawa. Ia meletakkan kedua kaki itu di samping kepala Zi Tao.

"Cha~ sekarang baby pandamu bisa memakai kakimu jika ia mau. Owhhh~ sepertinya kau sudah mulai meregang nyawa? Baiklah akan ku percepat tapi kita dengarkan dulu lagu kesukaanku." Chanyeol melepas headsetnya dan beralih kemode speaker terdengar lantunan lagu dari gloomy sunday

Sunday is gloomy, the hours are slumberless
Dearest of shadows I live with are numberless
Little white flowers will never awaken you
Not where the dark coach of sorrow has taken you
Angels have no thought of ever returning you
Would they be angry if I thought of joining you?
Gloomy Sunday
Gloomy sunday, with shadows I spend it all
My heart and I have decided to end it all
Soon there'll be prayers and candles are lit, I know
Let them not weep, let them know,that I'm glad to
Go
Death is a dream, for in death I'm caressing you
With the last breath of my soul, I'll be blessing you
Gloomy Sunday
Dreaming
I was only dreaming
I awake and I find you asleep and deep in my heart
Dear...
Darling, I hope that my dream hasn't haunted you
My heart is telling you how much I wanted you
Gloomy Sunday
It's absolutely gloomy Sunday
Gloomy Sunday

Lagu itu berhenti setelah 5:33 menit. Kris mulai kehabisan banyak darah akibat kakinya yang mengeluarkan banyak darah dan juga lubang matanya. Sementara Chanyeol sudah selesai membersihkan pisau belatinya dari darah. Chanyeol berdiri disamping Kris. "Tragis sekali~"

"ada kata-kata terakhir?" Tanya Chanyeol dengan pemanasan mengoreskan mata pisau ke bibir Kris yang membiru.

"Tak bicara berarti tak ada…."

ZLEEEPPP~~~

Pisau itu langsung menembus dada Kris dan masuk kedalam sampai tangan Chanyeol juga ikut masuk. Chanyeol tanpa perasaan mengaduk-aduk isi jantung Kris dengan membabi buta. Saat itu pula rasa sakit Kris mulai pada titik terberat sampai pandangannya mulai kabur dan memasuki dunia fana yang disebut kematian. Belum puas Chanyeol berkali-kali menusuk-nusuk tubuh Kris dari dada, perut yang ia robek sampai usus merah berceceran, dan untuk sentuhan terakhir

ZHHOORRKK!

Chanyeol menjambak rambut Kris dan mengorok leher Kris sampai hampir putus. Bahkan tenggorokannya menjadi bolong dan menampakkan kerongkongan dengan darah dimana-mana. Setelah puas melihat jasad Kris yang sangat menjijikan, ia mengoreskan pisau itu ke wajah Kris sampai tak berbentuk.

"Habis kau" desisnya dan mulai membenahi pakaiannya dengan berdiri diluar balkon dan membiarkan hujan menghanyutkan cipratan darah dari wajah, tangan, dan pakaian hitamnya. Ia juga membersihkan benda tajamnya lewat air hujan dan sebelum pergi ia mengecek i-pad nya yang memperlihatkan situasi didepan kamar dan juga kamera pengawas. Setelah aman ia pergi dan tidak lupa melepaskan sidik jari palsu dari Shim Changmin. Menunggu kabar bahwa besok Direktur rumah sakit Seoul dibunuh dan pelakunya adalah Shim Changmin.

"Selasa/06/03/14 Direktur utama Seoul Internasional Hospital ditemukan mati terbunuh di sebuah Hotel berbintang. Menurut kesaksian, Tuan Wu meninggal karena disiksa sebelum dibunuh. polisi telah memeriksa semua kamera pengintai, tetapi tak ada satupun yang menunjukkan tanda-tanda sang pembunuh. Walau begitu ditemukan banyak sidik jari dari barang bukti yang pelaku tinggalkan seperti pisau belati, gergaji mesin, dan kawat baja. Semua sidik jari itu diproses dan menunjukkan persamaan dengan rival dari tuan Wu, yaitu Mr. Shim Changmin. Kami mendatangi Mr. Shim yang kini berstatus pelaku utama

"Aku bukan pembunuh! ketika itu diculik! aku diculik dan dompetku dicuri! mereka semua menangkapku, aku akan tuntut dengan alasan pencemaran nama baik"

"tetapi semuanya sudah jelas bahwa barang bukti merujuk keanda. Mulai dari kartu ATM, kesaksian orang reservasi yang melihat anda memesan kamar disana, sidik jari, dan kamera pengintai di lobby hotelpun menunjukkan an - "

PIP !

Seorang namja bermata bulat segera mematikan televisi LCD yang sedang ia tonton. Do Kyungsoo - teman SMA Chanyeol- namja itu kembali menikmati makan siangnya bersama seekor anjing Doberman hitam di samping meja makannya.

"Hebat sekali kau, Hyung. . . bahkan Shim Changmin yang tak tahu apa-apa saja kau korbankan. Dan kenapa aku yang dibawa-bawa?!" gerutu namja yang lebih muda setahun dari Chanyeol itu. Chanyeol yang sedari tadi memandang keluar halaman kini mendekati Kyungsoo.

"Aishh, kau hanya alibi dan membantuku menculik si Food monster itu kemudian menjadi saksiku jika polisi menyelidikiku. Karena alibiku adalah malam itu aku menginap dirumahmu . . . Dokter Yakuza" Chanyeol mengelus kepala anjing Doberman yang sedang makan itu. Kyungsoo segera melirik tajam ketika mendengar panggilan "Dokter Yakuza" ia memang tuan muda dari keluarga Yakuza yang terkenal di Korea Selatan dan Chanyeol mengenal mereka semua.

"Hyung, aku tahu hanya kami sekeluarga saja yang tahu perasaanmu pada ibumu yang terlarang itu. Kau tahu, ayah dan ibuku bahkan shock mendengar ada orang sepertimu. Kami memang keluarga yakuza yang haus darah tapi itu semua untuk kepentingan bukan emosi semata" Kyungsoo mulai menceramahi, sepertinya hanya dia yang mampu mengerti Chanyeol. Kyungsoo tak pernah takut terhadap Chanyeol karena bagaimanapun ia dibesarkan dengan lingkungan para pembunuh bayaran yang tak segan-segan membunuh didepan matamu.

"apa karena kau takut aku menjual data pribadi kelompokmu ke pemerintah?" Chanyeol menerka dengan Creepy smile-nya. ia kembali seperti semula.

"salah satunya dan kenapa harus keluargaku yang kau bobol jaringan intelijennya! Sialanya aku, setelah kau mengetahui bahwa aku anak Yakuza."

"baiklah-baiklah, maaf nanti kukembalikan. Tapi aku menghabisi orang bukan karena amarah tapi karena sebuah rasa terpendam. Aku tercipta untuk membunuh. . . " Kyungsoo mengetahui jika Chanyeol memiliki sebuah keanehan psikis tetapi hanya menyangkut tentang Baekhyun. Kyungsoo merupakan seorang psiater yang juga membantu Chanyeol mengendalikan dirinya. Kyungsoo berdiri hendak meninggalkan Chanyeol.

"kalau kau memang terlahir dengan kemampuan membunuh, buktikan. Buktikan padaku ketrampilanmu membunuh tanpa senjata maupun pukulan. Cukup satu cara halus." Kyungsoo mulai ingin mempelajari setiap gerak-gerik Chanyeol kembali.

"Butuh bukti? Baiklah, akan kutunjukkan dokter yakuza…" tanpa ragu Chanyeol mencekik anjing Doberman Kyungsoo yang sedang makan dengan lengannya. Perlawanan anjing itu seakan sia-sia ketika cekikan di leher yang tak seberapa itu membuat makanan yang dimulutnya tak terbakar oksigen karena makanan menahan oksigen dan membuat ia mati lemas.

BRUGHH!

Chanyeol menghempaskan tubuh anjing besar itu dilantai. Kyungsoo masih tercengang dengan apa yang ia lihat, bahkan belum 5 menit ia meminta Chanyeol membuktikan tantangannya. Namun rasa kagum itu hilang setelah Kyungsoo tersadar dan menatap emosi Chanyeol.

"Hebat bukan!" seru Chanyeol bangga dengan mengangguk-anggukan kepalanya seperti orang sinting.

'HYUNG! KENAPA KAU MEMBUNUH ANJINGKU! DIA SANGAT MAHAL, TAHU!" Kyungsoo dengan kesalnya memukuli punggung Chanyeol memakai sendok sup.

"Hey! Pendek aku tidak tahu!"

"HUH! Akan ku adukan pada Baekkie-mu kau membunuh anjingku!" dengan cepat Chanyeol membekap mulut Kyungsoo.

"emmm…. Emmm…. Emmmmm….."

"….j-jangan katakan … dia bisa marah padaku….."

.

.

Sepertinya aku akan menjadi fanboys no.1 Rookie Lee Hi, aku sangat mencintai lagunya yang berjudul "Rose" disana terdapat kalimat "Cintaku seperti bunga mawar awalnya indah tapi lama kelamaan menyakitkan karena duri-duriku akan melukaimu" benar! Duri, aku adalah duri yang akan melukai siapapun yang berani menyentuh mawar karena Baekkie adalah mawar merah yang rapuh. Ia menunggu sang lebah tetapi lebah tak kan kembali karena duri-duri ini melukai sang lebah. Bahkan walau sengatnya berbahaya, ia akan kalah. Karena duri tak merasakan apa-apa sementara sengat jangan ditanya. Tetapi Baekkie malah ingin selalu didekati karena ia selalu indah jika tanpa aku, sang duri.

.

.

.

.

.

Xxx I Can Be Anything Just For You xxX

[ Author POV ]

Waktu terus berjalan sampai sekarang dan tak akan ada yang dapat menghentikan. Musim semi telah datang, menghangatkan manusia dari musim dingin yang lalu. Jalan-jalan berlantai batu itu terlihat ramai dengan para turis. Menyuguhkan pemandangan ramah dan sesuatu yang disebut kedamaian. Sekelilingnya terdiri dari café-café yang jual kopi klasik ala eropa. Rumah-rumah penduduk berdekatan dengan model rumah susun gothic, dengan puncak menara Eiffel yang mengintip secelah. Chanyeol dengan setelan jas lengkap mendorong kursi roda yang dinaiki seorang wanita yang tampak seperti boneka. Wanita itu menampilkan senyum terbaiknya dan menghirup udara segar dari tempat tinggal barunya. City Of Love, Paris, Francis. Baekhyun sudah mulai memasuki usia hampir 50 tahun namun kecantikan alaminya masih tetap bertahan sampai sekarang. Rambut hitamnya ia kepang ala Rapunzel dan memakai Blouse biru-putih serta rok panjang berwarna soft pink.

"Yeolli! Aku mau duduk dibawah patung prajurit itu! Palli, dorong!" suara cempreng itu kembali memerintah dengan seenak hati.

"Arc de Triomple? Baiklah" Chanyeol mendorong kursi roda Baekhyun ke bawah air mancur yang ditengahnya terdapat Arc De Triomple – Tugu peringatan berlengkung untuk menghormati prajurit yang tak dikenal, mati syahid, gugur di peperangan, berdiri megah. Memang misterius. Siapa prajurit yang konon dimakamkan disana? Siapa namanya, apa yang mendorong ia menjadi prajurit dan bagaimana keluarganya? Seribu satu pertanyaan melintas kala Baekhyun memandang intens tugu peringatan itu. Terpikat, bagaimanapun semua orang disana tiba-tiba terdiam memandang Baekhyun. Jangan tanyakan Chanyeol, ia sudah mimisan melihat Baekkie-nya secantik itu.

"Dieu, je suis content que vous avez cree yeux pour moi parce que cette belle femme. . . ( tuhan sekarang aku bersyukur kau menciptakan mata untukku karena aku bisa wanita secantik itu )" doa mereka semua. Chanyeol yang tadi sedang membersihkan hidungnya, kini segera merangkul Baekhyun agar semua orang tahu bahwa BAEKHYUN MILIKNYA!

"CHERE, kau suka tempat ini kan" kata Chanyeol dengan menekan kata CHERE yang berarti sayang. Memang pagi ini Chanyeol mengajak Baekhyun berkeliling kota sampai ke Place de I'Etoile, daerah paling elit diparis dimana orang yang sangat kaya dan terkenal tinggal dan merupakan daerah rumah baru mereka.

"Berisik! Cera-cere-cera, aku ibumu! Kita berasal dari Hanguk, jadi pakailah hangul Yeolli!" kesal Baekhyun dengan mempout bibirnya. Sabar Chanyeol, ini tempat umum. Belum sempat menjawab, Baekhyun sudah memberinya makan burung untuk diberi kepada burung gereja liar disana. Mereka memberi makan burung-burung kecil itu.

"Bounjor mademoiselle!" seorang wanita tua menyapa Baekhyun dengan ramah. Sepertinya ia adalah tetangga baru mereka. Dengan kikuk Baekhyun tersenyum.

"Bo-bounjour. . ."

"His your husband?" tanya wanita itu menyelidik melihat Chanyeol. Husband. Suami. Tiba-tiba ingatan Baekhyun memutar ulang kenangannya akan Kris yang meninggal dengan tragis. Seharusnya ia disini berusaha menghilangkan kenangan dan trauma karena kepergian Kris. Chanyeol memutar matanya ketika melihat Baekkie-nya mengingat ayahnya.

"No. His my son, and my husband. . . is died" wanita itu terlihat menyesal mengetahui jawaban Baekhyun.

"Oh, Iam sorry! I think his your boyfriend or husband because your face so cute and younger, so i have as a conclusion you're a seventeen girl. Unbelieve!" wanita tua itu sangat terlihat takjub melihat paras sempurna Baekhyun. Apa ia tidak tahu bahwa umur Baekhyun bahkan hampir sama dengannya!

"No problem, ma'am. I always missing my husband. And mercy commend me, that is really adulate! Haha" Baekhyun tertawa dengan menampilkan eyesmile-nya.

"Ehmm. . . ma'am thanks's to commend my mother but while you like hurried. So, are you have a promise?" cela Chanyeol merasa terganggu acara kencan paginya terganggu karena wanita tua didepannya.

"Oh yes! Thank's because remember me. And I will leave you, so bye~ see you later newbie neightbour. . ." pamit wanita itu sembari berjalan meninggalkan mereka.

Beberapa menit setelah mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing atau lebih tepatnya hanya Baekhyun yang tenggelam karena pasti dalam pikiran Chanyeol hanya Baekkie-nya. Baekhyun secara perlahan meminum the jasmine yang diberikan Chanyeol padanya.

"Kau baik-baik saja, kan?" tanya Chanyeol kalut.

"Yeollie, apa tidak rindu pada ayahmu?"

"Memikirkan hanya membuat sedih saja, lebih baik jalani yang sedang ada dan tinggalkan masa lalu." Chanyeol menaruh kepalanya di bahu Baekhyun. Saat-sat seperti ini adalah yang paling Chanyeol suka. Ia yang selalu berada di samping Baekkienya dan hanya ada dia disetiap pengelihatan Baekhyun. Baekkie-nya tak bisa berjalan, jadi sehari-hari Chanyeol terkadang mengendongnya jika Baekhyun sedang bosan menaiki kursi rodanya.

"kau benar, tetapi aku merindukan Kris. Dan tetap begitu sampai nanti . . . KYA~!" Baekhyun berteriak dengan kencang, membuat telinga Chanyeol berdenging .

"Yak! Baekkie kau kenapa?! Membuat kaget saja!" kesal Chanyeol dengan mengkilik-kilik telinganya. "Hehehe. . . itu!" Baekhyun menunjuk sebuah etalase yang memanjang poster besar So Nye Shi Dae. Girls Generation.

"Huh! Sudah berumurpun masih menjadi fansgirling, dasar SONE freak!" gumam Chanyeol kesal. Tanpa berpri-ke-eyeliner-an Baekhyun memukul kepala belakang Chanyeol dan memandangi gila poster itu.

"Ahhh~ cantik-cantik sekali mereka. . . andai aku seperti itu dan bernyanyi geuraeyo nan neol saranghae eonjena mideo kumdo yeoljeongdo da jugo sipeo~ nan geudae sowoneul irwojugo sipeun(sipeun)~ haengunui yeosin sowoneul malhaebwa! (I'm Genie for you, boy! )~ Sowoneul malhaebwa! (I'm Genie for your wish.)~ Sowoneul malhaebwa! (I'm Genie for your dream.)~ Naegeman malhaebwa! (I'm Genie for your world.). . ." senandung Baekhyun dengan tanpa rasa malu mempraktekkan tarian tangan Genie sama persis seperti SNSD. Chanyeol tertawa dengan sangat kerasnya, bisa-bisanya Baekkie-nya mempraktekkan lebih hebat dari SNSD.

"Yak! Kau ini juga lebih cantik dari member SNSD dan semua orang berkata seperti itu! Mau secantik apalagi kau?" ledek Chanyeol dengan mendapat juluran lidah dari Baekkie-nya.

"Bukan begitu aku tahu aku CANTIK tapi rasanya tangan ini gatal untuk menculik salah satu dari mereka lalu kukawinkan dengan anak lelaki-ku yang tak laku-laku. . .(T,T)"

"Siapa? Aku?! AKU TIDAK MAU! Aku mau menikah denganmu. . . huweee" rengek Chanyeol dengan memeluk Baekkie-nya. "Menyingkir, anak gila!"

"menyedihkan sekali, mother complex-mu belum hilang! Sudahlah, aku harus menjemput Wookie dan ini sudah jam 9 pagi Yeolli, kau harus kekantor!" pintah Baekhyun memaksa. Ahh . . Chanyeol lupa akan jam kantornya dengan terpaksa ia berdiri dan merapihkan setelannya dan Baekhyun membantunya merapihkan dasi hitam panjangnya.

"Baiklah aku akan berangkat tetapi ingat makan malam harus special! Kalau tidak aku dan Wookie akan mogok makan!" ancam Chanyeol kekanak-kanakkan. Baekhyun memutar bola matanya.

"baiklah-baiklah! Kau dan Wookie bahkan terlihat seperti ayah dan anak. Makanya Cari istri supaya dapat ibu."

"siapa bilang?" jawab Chanyeol.

"apanya"

"Ibunya, kau cantik. CUP. . . . . . Bye belle ! ! ! ! " Chanyeol berlari setelah mencium pipi Baekkie-nya.

"CHANYEOL! ! ! AKAN KU KAWINKAN KAU DENGAN KAMBING ! ! ! ishhh anak kurang ajar, padahal dulu aku nyidam normal-normal saja"

Chanyeol dengan tergesah-gesah berlari melewati jalan-jalan setapak yang membelah kota prancis. Dengan kesusahan ia melepas dasinya dan mengoyang-goyangkan koper serta sebuah tas belanja untuk Ryeowook. sejak kematian Kris, Baekkie-nya lebih suka termenung dan bahkan berniat mati, tetapi Chanyeol terus memberinya dorongan. Salah satunya dengan ia mengadopsi anak, ya. . . Baekkie-nya tidak suka sendirian apalagi dengan kondisi yang seperti itu, Chanyeol sungguh tak mau. Jadi Chanyeol memutuskan untuk mengadopsi seorang adik, namanya Byun Ryeowook anak laki-laki berusia 10 tahun yang sangat polos dan manis tetapi terkadang sangat blak-blakkan. Chanyeol bersyukur mempunyai Ryeowook yang penurut padanya dan sangat menyayangi Baekkie-nya bahkan anak itu sangat suka membantu Baekkie-nya di dapur karena memang Ryeowook memiliki bakat terpendam. Memasak.

Chanyeol menelisik sebuah rumah eropa sederhana yang kini ia tinggali bersama keluarga kecilnya. Ia merasa sekarang ia adalah seorang ayah, karena Ryeowook terkadang memanggilnya "Daddy" jadi wajar jika para tetangga memganggapnya suami Baekhyun. Chanyeol tegaskan ia sangat senang! Jika selalu dikira suami dari Baekkie-nya. Hidup paling menyenangkan jika bersama Baekkkie-nya dan jangan lupa si manis Wookie. Chanyeol memasuki halaman rumahnya yang terhampar rerumputan dan taman bunga yang dibuat Baekkie-nya bersamanya dan Ryeowook dan itu pula yang menyebabkan mereka disebut "Good Family" oleh orang sekitar.

"Ah~ inikah yang dinamakan kesenangan sebagai ayah? Memiliki Baekki yang sempurna, anak yang penurut, rumah yang hangat, lingkungan yang tentram bersama orang-orang prancis yang ramah~ sudahlah Byun Chanyeol! Baekkie-mu sedang menunggu untuk makan malam! Mimpi apa aku, jika benar-benar Baekkie adalah istriku, setiap pulang kerja selalu disiapkan makan malam lezat dan juga . . . . ah, tidak ada ciuman selamat datang . . . " Batinnya dengan membayangkan wajah angelic Baekhyun yang selalu menyambutnya jika pulang. "Wookie! Hyung-mu sudah datang! Kajja makan, mommy sudah lapar~"

"Hiks. . . Hiks. . . Hiks. . . Mommy~ Hiks. . .Mommy. . ." Chanyeol dikejutkan oleh suara isakan seorang bocah yang duduk didepan pintu rumah itu. Chanyeol segera menghampirinya dan mengelus lembut rambut anak itu.

". . . Wookie?! Kenapa kau disini dan menangis? Mana Baekkie?" Chanyeol mulai panic takut terjadi apa-apa dengan Wookie, bukan apa-apa juga karena Wookie juga seorang Baekkie-Complex jadi Baekkie-nya sedih, Wookie sedih, Baekkie-nya senang, Wookie senang. Anak ini tertular Chanyeol. Perlahan bocah bertubuh mungil itu mengangkat kepalanya dan segera memeluk Chanyeol.

"DADDY! ! Please help, mommy! Please. . . she was very dispirited. . ." Isak bocah itu dengan menguncang-guncang tubuh Chanyeol.

"WHAT?! WHAT HAPPENING! TELL ME, NOW!" Bentak Chanyeol tetapi tak berdampak apa-apa pada Wookie. Karena ia tahu bahwa Chanyeol mengkhawatirkan ibu angkatnya sama seperti dia. Tanpa aba-aba Ryeowook menyuruh Chanyeol mendobrak pintu rumahnya.

"Cepat! Dobrak pintu itu, tadi ketika kami sedang menyiapkan makan malam, jari mommy tersayat pisau dan kemudian . . . dia hanya memandang kosong tetesan darah itu. Lalu, lalu . . . Hiks. . . . dia menyebut sebuah nama 'Kris' katanya dan kemudian ia memintaku menunggu diluar dan mengkuncinya! I have a feeling bad. . . Hiks . . so please help mommy. . . Hiks"

"Kris?! Don't worry, I be back!" Chanyeol dengan beringas mendobrak pintu kayu eboni itu dengan bahunya.

BRUGH! ! ! BRUGH ! ! ! BRUGH ! ! !

"BAEKKIE! KUMOHON JANGAN LAKUKAN APAPUN PADA PISAU ITU! ! !" teriak Chanyeol histeris, air matanya terjatuh. Tak berbeda jauh dari Wookie yang sudah menangis dan juga berusaha membantu Chanyeol memdobrak pintu itu walau bahunya sepertinya sudah memar. "Mommy. . . .hiks. . "

DUAGHH ! ! ! !

Pintu itu akhirnya terbuka, Chanyeol segera melesat menuju dalam rumah yang rapi ini. Ia mencari Baekkie-nya kesetiap kamar dan akhirnya tak menemukan apa-apa.

"Cepat ke loteng balkon, daddy!" jerit histeris Ryeowook dengan mata yang memerah. Dada Chanyeol serasa berdenging menghadapi situasi seperti ini, bahkan situasi pembunuhan mencekam pun tak dapat membuat jantungnya seperti genderang bertabuh. Hanya ia memikirkan Baekhyun, ibunya yang ia cinta lahir dan batin sampai ia bisa melakukan apapun untuk melindungi Baekkie-nya tapi bagaimana jika Baekhyun sendiri yang melukai.

Chanyeol sampai diatas dengan nafas terengah-engah diatas loteng balkon yang tetutup atap sedikitpun. Ia bingung bagaimana bisa Baekkie-nya dnegan kaki lumpuh bisa menaiki tangga? Mata Chanyeol menangkap siluet Baekhyun dengan baju tipis dan rambut tertiup angin terduduk di pinggir balkon sembari memegang satu pisau dapur. Dengan hanya diterangi cahaya bulan purnama yang membuat ia secantik Gumiho. Dengan penuh tekat Baekhyun mengarahkan ujung pisau itu tepat di leher tempat bersarangnya urat nadi utama.

PRANGK! ! !

Setelah hampir beberapa centi dari leher mulusnya, pisau itu seakan ditangkis oleh tangan besar. Chanyeol menangkis mata pisau itu dengan tangannya dan mengakibatkan telapak tangannya tergores cukup dalam sehingga darah mengalir keluar.

"Jangan. . . jangan. . . lakukan itu kumohon. . . " bisik Chanyeol tepat ditelinga Baekhyun. Saat ini Chanyeol menahan pergerakkan Baekkie-nya dengan menindih tubuh mungil itu. Ia perlahan mengangkat wajahnya dan menatap wajah Baekhyun dibawahnya dengan kedua tangan yang mengunci kedua lengan Baekhyun.

"Apa yang kau lakukan?! Kau tahu! Aku berusaha menyusul Kris. . . dia ada disana, dan aku hanya ingin bersama Kris, yeolli. . . aku ingin bersama ayahmu. . ." lirih Baekhyun dengan pandangan kosong. Chanyeol terbawa emosi tetapi ia hanya melampiaskannya dengan mengecup pelan bibir pink Baekkie-nya

"Hentikan! Jangan pernah sebut nama itu dihadapanku ! ! ! Aku benci !" teriak Chanyeol emosi.

". . . tidak bisa, yeoll. Bukan hanya dia saja alasan aku ingin mati, tetapi karena aku sudah tak sanggup hidup didunia ini. Aku cacat, Yeolli! Jika aku terus hidup, aku hanya akan menyusahkan kehidupanmu saja! Bahkan sampai sekarang kau belum mempunyai ISTRI! Lalu apa kau akan terus mengurusi wanita tua cacat sepertiku?! Tidak kan!"

"Lalu bagaimana. . . . jika kau memang mati? Apa kau senang?! Kau meninggalkan aku dan Ryeowook, kau yang berjanji untuk menjaga Wookie! Lalu kenapa?! Aku hanya butuh kau, itu saja" Chanyeol memelas dengan butiran krystal yang mengalir deras dari mata onxy-nya. Baekhyun tertegun sejenak, benar! Bagaimana dengan anak angkat kesayangannya.

"kau bisa menjaganya untukku, aku tahu aku egois tapi aku hanya ingin Kris dan aku benci keadaanku seperti ini. . . .! aku benci! Benci! Kenapa aku terus disakiti dan tetap mencintai kris?! AKU BENCI KEADAANKU! Aku tak bisa jalan! Tak bisa bergerak! Bahkan sekarang penglihatanku memburuk karena Katarak akibat umurku yang semakin menua! ! sebentar lagi aku mungkin buta dan lumpuh. . . . . Hiks. . . . aku mengenaskan Yeollie, aku ibu menjijikkan!" Baekhyun mulai sadar dan menitikan air mata. Chanyeol merengkuh tubuh rapuh itu kedalam pelukkanya. Benar! Semua yang dikatakan Baekkie-nya benar. . . . tapi ia tak menyangka dibalik sifat ceria Baekkie-nya, ia menyimpan kesedihan dan kerapuhan yang menyedihkan. Jadi ini efek dari si bajingan menikahi dan masuk dalam hidup Baekhyun, The Gangster Mom-nya sekarang hanya seorang bunga dandelion yang rapuh.

"TATAP MATAKU!" Chanyeol berteriak diatas wajah Baekhyun. Ia menangkup wajah ayu Baekhyun, mata onxy-nya seperti menghipnotis Baekhyun untuk menyelami kegelapan matanya

Mata tak akan pernah berbohong

Mata untuk melihat dirimu

Mata pencari sosokmu

Di retina mataku, aku hanya menangkap sosok mu

Kau pengalih duniaku dan mata ini adalah pengikatnya

"Dengar ini Baik-baik dan pikirkan. . . . . . Jika kakimu tak bisa bergerak, aku akan menjadi kakimu. Aku akan membawamu melangkah kemanapun kau mau. Aku akan membawamu berlari bila kau ingin berlari. Sehingga kau tak perlu takut tertinggal. . . .

Jika tanganmu tak dapat digunakan, maka aku akan menjadi tanganmu. Aku yang akan menyentuh apa yang kau ingin sentuh. Aku akan mengapai apa yang ingin kau gapai. Sehingga kau tak perlu merasa kau tak sanggup.

Jika mulutmu tak bisa digunakan, aku akan menjadi mulutmu. Aku akan mengantikan kau berbicara. Aku yang akan mengatakan semua yang ingin kau katakan. Sehingga kau tak perlu memendamnya sendiri.

Jika kau tak bisa mendengar, akulah yang akan menjadi telinga untukmu. Aku akan mendengar semua yang ingin kau dengar. Akulah yang akan menjadi suara untukmu. Sehingga kau tak merasa sendirian.

Dan jika mata ini tak bisa melihat, akulah yang akan menjadi matamu. Akulah yang akan menunjukkan keindahan dunia kepadamu. Sehingga kau tak merasakan kegelapan sendirian.

Aku akan menjadi kakimu, tanganmu, mulutmu, telingamu, bahkan matamu. Kau tak perlu takut tertinggal. Kau tak perlu takut tak bisa. Kau tak perlu takut sendirian. Kau tak perlu takut kegelapan. Kau tak perlu takut, karena ada aku yang akan selalu menemanimu. Ada aku, orang yang akan selalu menyayangimu dan . . . . . . mencintaimu apa adanya. . . ." *Harry potter fanfic*

"a-aku tidak mengerti. . . ." Chanyeol mengisyaratkan Baekkie-nya diam dengan menaruh jari telunjuknya di bibir Baekhyun

"Kau tak perlu mengerti, intinya tetap bersamaku karena aku dan aku tetap bersamamu karena kau. . . . "

.

ENDING

.


Holla Guys! Haha, iam reading yor review and u know what? Your comment its so funny for me ^_^ sorry cant reply your review *bow* Woaah~ That end? Haha, sorry if iam cant give you the best plot story TT~TT ~ and update when after idul fitri, really im feeling the bad author TToTT ~ what do you think? Eum~ can you're review again? *buing-buing*

THANKS TO ENJOY AND READ MY FANFIC

You can follow me in twitter Gmaolrockie *promote*

Jaljayo nae chinguya~