Chapter [One] : Kid, Teen, Pre-adult

Summary : [Twoshoot] Chanyeol terlalu over-protective terhadap ibunya, mungkin ia termasuk Mother Complex atau ada sesuatu yang menganggu akal sehatnya?/Mom, ada beberapa cara mengungkapkan kasih saya, tetapi aku lebih menyukai caraku/aku menyayangimu… sini kukecup anak kesayanganku/aku menginginkan lebih…./ChanBaek Couple/Slight! KrisBaek/Slight! TaoRis/Forbidden love story/Kehidupan Chanyeol dengan berbagai cara untuk tetap mencintai ibunya dari ia kecil, remaja sampai dewasa!


Lunacy Line By Rocka baby©09.03.13/15.04.13

Author : Rocka_baby

Main Cast : Park Chanyeol & Byun Baekhyun

Other Cast : Kris ( EXO M ), Tao ( EXO M )

Genre : Romance, Tragedy, Thriller Bit

Rating : PG-17 but no content mature

Diclameir : This pure my fic from my brain. Don't copycat!

Warning : Genderswitch ll sinetron screne ll typo(s) ll Bad fic ll

NOTE! LIHAT TAHUN DAN BACA PELAN-PELAN AGAR MENGERTI!


.

.

Semua didunia ini ku anggap mimpi…
Tak ada yang mempercayainya
Aku terlalu mencintaimu
Kau Bintangku….
Aku adalah bagian darimu
Aku milikmu…
Darah dan dagingku berasal darimu
Wajah ku menyerupai dirimu
Sifat dan Prilaku persis seperti dirimu
Semua yang kumiliki berasal darimu
Tetapi…..
Bisakah kau menjadikanku
Sebagai ….
Belahan Jiwamu…
Jika bisa ku buang darahmu dari tubuhku
Jika bisa ku bakar dagingmu dari tubuhku
Jika bisa ku ubah takdir
Jika bisa ku melawan takdir
Jika bisa ku kutuk tuhan agar ia memisahkanku dari jalanku
Hanya untuk bersamamu…

'You're the light that is close but forbidden to grasp'

.

.

.

.

[ Chanyeol POV ]

Tak pernah menduga sebelumnya… ketika pertama kali aku dilahirkan kedunia, pertama kali melihat dunia, bahkan ketika pertama kalinya mata ini dapat melihat sosok sempurna manusia yang telah melahirkanku. Mungkin saat itu pula semua rasa telah berubah ketika menatap kedua iris kecoklatan tipis miliknya, membuat duniaku teralihkan. Aku mulai sadar, aku mulai terjatuh kedalam kegelapan dosa yang berbentuk keindahan dunia. Sungguh, bukan salahku jika telah mengakui gejolak cinta itu memang tertuju padanya.

{*}{ Flashback }{*}

Xxx 14 Februari 2004 – Initial Guess Was Attacked xxX

[ Author POV ]

Dengan nafas tercekat serta mata memburu, seorang bocah laki-laki berumur 9 tahun kini tengah mengintip sebuah kamar dengan cara melihat ke celah lubang kunci pintu kamar orang tuanya itu. Tadinya, ia akan terlelap menuju mimpi di ranjang mobilnya, tetapi matanya membuka kembali ketika mendengar suara-suara aneh dimalam valentine ini. Melewatkan waktu tidur yang telah diatur ibunya, ia mengikuti arah suara aneh tersebut. Sampailah Chanyeol – anak itu- , didepan kamar orang tuanya. Sebenarnya tidak berani membuka kamar orang tuanya tetapi ia nekat demi mengetahui keadaan didalam. Akhirnya ia memutuskan mengintip lewat lubang kunci saja.

Deg!

Jantungnya seakan berhenti sejenak, melihat aktifitas yang sekarang dilakukan orang tuanya. Ia menggeram marah karena sekarang ia dapat mendengar dengan jelas desahan serta lenguhan yang dikeluarkan oleh sosok cantik yang kini tengah ditindih seorang pria tampan. Itu ibunya, itu baekkie-nya… ia tahu. Chanyeol mengerti situasi seperti ini, wajar mereka melakukan hubungan suami-istri. Entah kenapa? Tiba-tiba Chanyeol mulai merasa tak bisa menerima, kenapa harus baekkie-nya yang disentuh. Ia marah walau memang Kris Wu – nama pria itu- adalah ayah biologisnya berhak secara agama dan negara menyentuh Baekhyun – ibunya-. Dengan diselimuti kemarahan, Chanyeol kembali kekamarnya dengan wajah datar tanpa ekspresi walau rasanya hatinya hancur lebur. Marah, sedih, kesal, kecewa membebani hatinya, seakan barang berharga miliknya diambil dan Chanyeol membenci itu.

Pagi harinya

Diruang makan keluarga Wu, nampak seorang ibu muda tengah menyiapkan bekal makan siang anak semata wayangnya yang kini telah memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar.

"Yeolli… kau harus makan bekal buatan umma, ne?! awas kalau tidak, umma buang PSP Yeolli!" pintah Baekhyun dengan nada mengancam. Seperti biasanya Baekhyun bersikap kekanak-kanakkan dan cerewet, namun hal itu yang disukai Chanyeol. Ditambah Baekhyun adalah ibu muda yang humoris dan ceria.

"… TENTU, BOSS!" balas Chanyeol tak kalah semangat. Baekhyun tersenyum manis melihat anaknya mengeluarkan semangat Happy Virus-nya. Ia tak menyadari tatapan kagum dari Chanyeol yang selalu bertanya bagaimana tuhan membuat senyum se-manis itu?

"…YEOBO!" seperti biasa Kris sang ayah memasang wajah dinginnya, walau kali ini bertambah menakutkan karena ia sedikit berteriak.

"apa kau melihat makalah proposal kerjaku?" Tanyanya kalut.

"tidak, memang kau simpan dimana?!" jawab Baekhyun yang seperti biasa selalu panic, apalagi jika melihat suaminya kebingungan.

"tentu saja diruang kerja-ku, tetapi sekarang tidak ada! Lebih baik kau membantuku mencarinya" ajak Kris sedikit kesal. Tanpa basa-basi, Baekhyun segera berjalan menuju ruang kerja sang suami.

"Ish! Padahal makalah itu untuk prensentasi siang ini! Kalau hilang, pasti direktur rumah sakit Mokpo menolak kerja sama kita, merepotkan" geram Kris frustasi seraya berjalan mengikuti istrinya.

Chanyeol yang tadi terus sibuk dengan kegiatannya mengikat sepatu, kini telah duduk manis dengan tangan kanan mengangkup pipinya.

"kesulitan mencarinya, kah? Menyedihkan…." Gumamnya santai. Ia berbalik dan melirik kearah tong sampah dimana terdapat robekan-robekan kertas yang telah ia bakar sebelumnya.

"berpikir tersimpan ditempat sampah, saja.." Chanyeol berkata dengan nada dingin yang tak pernah ia tunjukkan serta terlukis diwajahnya seringaian menakutkan diwajah ingusannya.

"Pem-ba-la-san"

.

.

Manusia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya, hanya tunggu ia tumbuh berkembang atau menunggu ia menggunakan sifat liciknya. Kini sang manusia telah menjelma sebagai iblis agar mempunyai kekuatan untuk mendapatkan seorang malaikat. Dan malang sekali sang malaikat karena hati murninya ia tak mengetahui musuh dalam selimut. Tetapi sebenarnya malaikatlah yang lebih berbahaya, karena pesonanya malaikat bisa menjerat semua mahluk dan bisa memanfaatkannya jika ia mau. Sayang malaikat tercipta dengan hati suci dan tulus….

.

.

.

.

.

.Xxx 1 April 2008 – First Kiss Undue xxX

[ Author POV ]

CKLEK!

"aku pulang!" seorang anak lelaki berwajah tampan dengan tinggi ideal, memasuki rumahnya. Chanyeol yang tak mendengar jawaban dari dalampun segera memasuki ruang tamu. Ia melepas dasi seragam SMP-nya dan melempar asal sepatunya.

"kemana Baekkie-ku?" gumamnya. Chanyeol membuka satu kancing teratas kemejanya dan duduk dilantai marmer, mengabaikan isi tas sekolahnya yang berantakan. Dua bola matanya menerawang setiap sudut rumahnya, ia mendengus kesal. Bukan apa-apa ia kesal, tetapi karena ini 1 april! Kalian ingat? 1 april, dikorea-pun mengadakan hari paling menyebalkan. APRIL MOP~. Hari dimana setiap kejadian memalukan, rahasia, atau aib sekalipun akan dibuka untuk bahan ejekan. Dan hari ini ia adalah korban ejekan teman-temannya. Masih segar diingatannya bagaimana Sehun si Handsome Devil yang cadel -tentunya- terus membicarakannya dengan judul "HAPPY VIRUS BELUM PERNAH BERCIUMAN". Oh tuhan! Bahkan ia harus dengan terpaksa memasang senyum creepy yang selalu terlihat diwajah konyolnya.

"memang kenapa, diumur 12 tahunku ini aku belum pernah berciuman? Cih, dia saja yang terlalu mesum!" Chanyeol menyemangati dirinya sendiri, walaupun memang ia menginginkannya tetapi dengan siapa? Aigoo, bagaimana mungkin Happy Virus sepertinya menjadi stress karena belum mendapatkan first kiss. Chanyeol masih memegang teguh prinsipnya bahwa ia pria setia yang hanya akan mencium sekali satu gadis yang ia cintai. Karena kesal ia menyenderkan kepalanya kepegangan sofa dengan keras.

DUG!

"ouch" Chanyeol membelalak kaget mendapati kepalanya membentur sesuatu yang keras. Dia berdiri dan melihat kearah sofa ruang tamunya.

"Omo! Manisnya~" Chanyeol bergumam tanpa sadar mendapati sesosok tubuh mungil dengan kulit mulus seputih susu tengah terlelap dengan tenangnya di sofa. Chanyeol menelan ludah melihat Baekkie-nya tengah tertidur, ia jatuhkan tubuhnya di sebelah Baekhyun. Pandangan Chanyeol tak lepas dari benda itu. Benda yang berwarna pink cherry dan berbentuk hati yang sangat mengiurkan. Pastinya.

"ani, ani! Tidak boleh!" Chanyeol mengeleng-gelengkan kepalanya berharap pikiran pervert-nya hilang. Ia bangkit berencana meninggalkan Baekkie-nya. Tapi sedetik kemudian, entah setan apa yang merasukinya. Ia berjongkok dengn kepala menghadap tepat wajah Baekhyun.

"sangat indah, tetapi bagaimana rasanya..?" Ucap Chanyeol penasaran. Ada rasa ragu-ragu dihatinya tetapi perlahan-lahan ia mendekatkan bibir tebalnya ke bibir mungil ranum milik Baekhyun

5cm..

4cm..

3cm..

2cm..

1cm..

Chu~

Tubuhnya seakan tersengat listrik dengan tegangan paling tinggi. Merinding dengan sensasi panas. Bibirnya sangat kenyal, manis, harum, dan…. Tidak! Tidak! Chanyeol tengah berusaha menahan hasrat untuk melumat bibir mungil itu. Dengan jantung menggebu-gebu, ia mengalihkannya dengan hanya memberi kecupan-kecupan lembut dibibir Baekhyun yang menurutnya sangat menggoda.

"Euunggh.." Baekhyun mengulat untuk terbangun, Chanyeol yang panic dengan terpaksa segera melepaskan ciumannya dan langsung berlari terbirit-birit menuju kamarnya dan bersembunyi.

Hosh.. Hosh.. Hosh..

Deru nafasnya terputus-putus, Chanyeol meraba bibirnya. Tidak bisa dipercaya! Bahkan belum semenit ia mencium Baekkie-nya, kini Chanyeol seakan kembali menginginkan bibir plum milik Baekhyun. Chanyeol teringat akan sebuah kata. Kecanduan. Kini ia telah kecanduan bibir sang ibu.

"Daebak!" ia memekik karena tiba-tiba ia mendapat selintas ide. Chanyeol melukiskan sebuah smirk, ia telah mendapatkan ide brilliant untuk kembali mencicipi manis bibir Baekkie-nya. Tanpa dicurigai, tentunya dan apapun caranya hanya untuk Baekkie-nya..

Baekhyun telah bangun dari tidur siangnya, sekarang ia sedang membersihkan ruangan dan debu menggunakan vaccum cleaner. Kebiasaannya memang seperti ini, membersihkan rumah sebelum menyiapkan makan malam dan menunggu suaminya pulang.

"Baekkie…."Ia mendengar seorang remaja memanggilnya, siapa lagi jika bukan Chanyeol anaknya dengan seenak jidat memanggilnya dengan panggilan sayang – menurut Chanyeol-

"Baekkie, honey" sekarang sebuah tangan memeluk erat pinggang rampingnya. Tanpa memedulikan Chanyeol, Baekhyun tetap sibuk dengan vaccum cleaner kesayangannya. Ia masih kesal dengan anak lelaki satu-satunya karena setelah ia bangun dari tidurnya, ia disuguhkan pemandangan kapal pecah.

Tanpa disadari, tiba-tiba Chanyeol mendorong tubuh ibunya ketembok dan mengunci pergerakkan Baekhyun dengan menekan bahunya.

"YAK! ANAK KURANG AJAR!" teriak Baekhyun dengan suara cemprengnya. Belum sempat mengeluarkan kata-kata lagi, Chanyeol membungkam bibirnya dengan ciuman dan jilatan

"emmphh – Chan – Yeol – Emmph.. Kubunuh kau!" kesal Baekhyun kehabisan nafas disela-sela ciuman mereka. Akhirnya Chanyeol melepaskan ciumannya dengan tersenyum manis. Tidak menyadari, Baekhyun yang membungkukkan badan karena sesak telah menyiapkan deathglade mematikan dan vaccum cleaner cantik untuk kepalanya.

"CHAN…. YEOL!" teriak Baekhyun kesal tertahan.

"…ehm…APRIL MOP BAEKKIE!" balas Chanyeol dengan segera berlari menjauh daripada melihat vaccum cleaner terbang.

"CHANYEOL! TAK ADA MAKAN MALAM UNTUKMU!"

.

.

Selalu berusaha menunjukkan rasa cintanya walau dalam artian dan tujuan berbeda dari apa yang orang pikirkan. Serigala berbulu domba. Bahkan terkadang masih terlihat seperti serigala tetapi ia mempertahankan hati sang domba. Tetapi apakah serigala tahu hati sang domba itu telah ia nodai dengan jiwa serigalanya? Jiwa yang kotor dan membuat hati murni kotor. Seperti ketika kau masih menyebut kertas bercoret hitam itu sebagai kertas putih bersih. Awalnya memang ia kertas putih tetapi akan berubah namanya jika sudah kotor.

.

.

.

.

.

Xxx 27 November 2012 – Took The Opportunity Again xxX

[ Chanyeol POV ]

Dengan hanya menggunakan celana boxer kuning Spongebob Squarepants dan T-shirt putih Mickey Mouse, aku berdiri didepan pintu kamar orang tuaku. Malam ini, kutekadkan lagi untuk tidur bersama Baekkie-ku. Mengangkat pergelanganku, melihat sebuah jam tangan yang menunjukkan pukul 23.30 malam. Hmm… sudah jam segini? Tak akan kubiarkan mereka tidur berduaan dikamar.

TOK!

TOK!

TOK!

"YAK! ABOJI! BUKA PINTUNYA! BUKA! AKAN KU-BOM PINTU INI! AKU INGIN TIDUR BERSAMA BAEKKIE! ABOJI!" teriakku dengan nada frustasi, tidak mungkin dengan suara husky-ku ini aku merengek. Tetapi perlahan teriakkan-ku menjadi permohonan yang membahana di sepanjang bangunan yang telah menjadi rumahku selama bertahun-tahun ini.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Akhirnya kutendang keras pintu sialan ini agar mereka membuka pintu. Tentu dengan sifat agak kurang ajar agar terlihat murni dan polos, supaya tidak mencurigakan. Kudengar… Baekkie-ku meminta ayahku membukakan pintu. Ingin rasanya aku tertawa mendengar suara cemprengnya mengeluhkan perbuatanku, sementara ayahku? Agak menguntungkan mempunyai ayah yang seperti batu. Dingin, tanpa ekspresi, dan tidak terlalu peduli.

"ABO….,ji"

BRAKK!

Tenggoranku tercekat mengetahui daun pintu itu terbuka dengan kerasnya. Nampak seorang pria tampan yang lebih tinggi dariku lengkap dengan rambut blonde menyilaukan mata, kupasang kembali senyum lima jari andalanku. Pria itu menghelang nafas panjang dengan tangan melipat didada.

"Ingin tidur seperti Telethubies lagi, son?" tanyanya menyelidik. Untung saja, aku pintar beracting didepan semua orang, kalau tidak pria yang selalu diakui ketampanannya diatas rata-rata berstatuskan ayah kandung-ku ini, sudah kutinju karena telah mengunci kamar. Pasti karena ia – Kris- bisa berduaan dengan wanita yang kucintai itu? Tak akan pernah kubiarkan, man

"Oh my god. Apalagi yang salah dari mu Chanyeol? Wajah, tubuh, otak? Semuanya lengkap. Kau bahkan sudah memasuki SMA dan pasti sudah pubertas, tetapi kenapa masih saja ingin tidur bersama ibumu?" nasihatnya dengan suara datar yang kuakui terkesan cool. Setidaknya hari ini aku sedang berbaik hati tidak memberikan seringaian diwajah "Pria Ramah"- ku karena ia menyebut Baekkie-ku… IBU? Oh Wu Chanyeol! Kau sampai lupa akibat terlalu mencintainya, kalau memang Baekkie adalah ibuku, tapi bagiku dia adalah hidup dan matiku. Dan…. Hey! Kenapa dia yang kesal? Aku hanya meminta bersama Baekkie-ku, dan akan lebih baik jika kau mengurusi rumah sakit-mu ! yang terhormat – pastinya-

"Ish~ C'mon dad! Kau ingat hari ini? This my sweet seventeen dan aku hanya ingin tidur bersama Baekkie-ku, okay!" belum sempat ayahku membuka mulutnya kembali…. Muncul dibalik punggungnya tubuh mungil dengan piyama pink motif strawberry yang terkesan pure dan cute-nya semakin membuatku memujanya. Itu Baekkie-ku, dengan mempout bibir merah alaminya. Selalu saja membuat imanku tergoda. Ia mendekatiku dan memukul kepalaku yang lebih tinggi darinya. Tinggi Baekkie hanya sampai leherku, bayangkan! Seberapa nyamannya memeluk tubuh mungil yang selalu mengeluarkan aura hangat. Akupun memberinya tatapan –kenapa-kau-memukulku-

"Yak! Chanyeol, kau bilang hanya ingin tidur bersamaku?! LALU BAGAIMANA DENGAN HADIAH MOTOR SPORT YANG KAU MINTA?!" bentakknya kesal dengan menyebut nama asliku jika ia kesal. Aneh! Bahkan amarahpun tak dapat menutupi kecantikkanya. Segera saja kukalungkan lenganku di bahunya dan menariknya mendekat kepelukkanku.

"aish…. Mianhae chagi, aku lupa!" balasku dengan tersenyum manis. Ia membalas rengkuhanku dengan melingkari tangannya di pinggangku.

"Kau tahu, aku susah-susah merayu si Tower untuk membelikanmu motor! Sudahlah kajja masuk" bisiknya seraya melirik Kris yang masih terpaku melihat tingkahnya. Masih dengan posisi berdekatan kamipun berjalan masuk mendahului Kris. Jika sekarang aku adalah tokoh gadis dalam anime yang sedang jatuh cinta, pasti disekelilingku tumbuh bunga-bunga dan wajah Baekkie bercahaya dengan dikelilingi love-love terbang.

"anggap aku tak mendengarnya" suara ayahku mendengar kata-kata Baekkie yang memang sangat kekanak-kanakkan karena ia terlalu humoris dan friendly.

"Baekkie chagi, bagaimana cara kau merayu si batu?" tanyaku penasaran, semoga tidak diganti dengan pembuatan adik. Sepertinya tidak, karena melihat gerak-gerik ayahku yang sepertinya errr.. tak terlalu peduli dengan Baekkie-ku dan itu yang membuatku selalu meragukan perasaannya. Baekkie menegok kearahku dan menatap teduh mataku.

"dengan beraegyo dan menggangunya. Kau tahukan Yeollie, Tower Blonde itu workaholic" jawabnya santai tetapi sedikit menyindir Kris. Aku yang mengetahuinya, dibalik wajah cerianya dia menyembunyikan kesedihan karena ia seperti selalu kesepian. Aku juga mengetahui bahwa ketika ia akan melahirkanku, tak ada Kris yang menemaninya karena apalagi jika bukan urusan pekerjaannya sebagai Direktur utama Rumah sakit seoul. Sampai akhirnya aku terlahir, ia mempunyai teman berbagi dan tujuan. Ada gunanya juga, aku bergosip dan berkumpul dengan nenek serta para bibi.

"Kalian terlihat seperti sepasang kekasih" ujar ayahku menyela. Tanpa sadar, kami berdua berbalik kebelakang dan menatapnya.

"kami? Pasangan? Benarkah?!" Tanya aku dan Baekkie bersamaan dengan nada tinggi. Aku langsung berbalik menghadap wajah Baekkie yang sudah menatapku duluan.

"WOW! HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH" tawa kami serempak membahana. Entah, rasanya relung hatiku merasa hangat melihat Baekhyun tertawa dengan eyesmile yang membuat jantungku berdetak dengan cepat. Aku menyukainya dan selalu berharap hanya senyuman dan tawa yang wajah cantiknya keluarkan. Kulirik sedikit Kris yang sedang menggeleng-gelengkan kepala dan berjalan mendahului kami.

"Ibu dan anak sama saja, sama-sama berisik" keluhnya. Baekkie-ku hanya terkekeh mendengarnya. Ada rasa bahagia mengetahui aku bersifat mirip seperti Baekkie, mungkin jika ia bukan ibuku… sekarang pasti kami adalah pasangan kekasih yang klop satu-sama lain….

Disinilah aku, tidur diranjang king size orang tuaku. Kini tubuhku berada ditengah-tengah Kris & Baekkie-ku. Bukan tanpa sebab posisiku disini tapi untuk mengantisipasi & menjauhkan ayahku bersama bersama Baekkie-ku, juga agar terlihat aku tidur bersama kedua orang tuaku. Tetapi tetap saja aku berbaring dengan memunggungi Kris, agar dapat melihat paras sempurna malaikat yang tengah berbaring disebelahku. Menyenangkan berada disisinya, menghidup aroma tubuhnya, memandang wajahnya, merengkuhnya dalam pelukkan. Seakan ia hanya milikku dan hanya tercipta untukku. Sayang, memang ia milikku karena ia ibuku tetapi tidak tercipta untukku….

"kau tahu dengan umur 17 tahunmu, suara beratmu, tinggi yang mungkin akan menyamaiku, ditambah tubuh sebesar ini, kau membuat kasur "KING SIZE" ini menjadi bukan lagi rasanya king size, son" keluh ayahku dengan mengerakkan badannya mencari celah bergerak.

"aku tak peduli, yang penting aku bersama Baekkie-ku" jawabku tegas dengan mencium lembut pipi chubby Baekkie-ku meminta persetujuan. Lihat bagaimana aku menperlakukannya? Bahkan ketika bagian tubuhku sendiri yang menyentuhnya, aku sangat berhati-hati. Aku tak ingin sesuatu sekecil apapun menyakiti Baekkie-ku, mencintainya dan melindunginya adalah tujuanku hidup.

" aku setuju dengan Yeollie, hidup Yeollie! Coblos nomor 5! Coblos bokongnya!" Gurau Baekkie-ku dengan mengepal tangannya. Aku terkekeh, apapun perkataan dan perbuatannya, wanita berumur 36 tahun dihadapanku ini masih Nampak seperti 17 tahun dari segi wajah, tubuh, dan sifat.

"Duo Happy Virus! Besok aku harus keluar kota untuk penelitian dan mungkin juga penelitian untuk membuat obat pengurang mother complex anakku" balasnnya menyindirku.

"sudahlah, aboji! Kau lebih baik tidur daripada menganggu keromantisan aku dan baekkie saat kami sedang bersama!" desisku yang sebenarnya aku berkata sesuai dengan hatiku. Dengan sedikit menyundul bokongku, Kris berbalik memunggungiku juga.

"ckckckck tak punya rasa humor suamiku ini! Sudahlah Yeolli kajja tidur" baekkie memerintahku dengan lembut seraya menaikkan selimut sampai leherku. Akan kutahan hawa panas yang selalu menyelimuti dadaku jika baekkie-ku menyebut Kris "Suamiku". Cara meredamkannya hanya satu… baekkie-ku. "EHEM!" aku member tanda agar dia mengecup bibirku, ini akhirnya menjadi kebiasaan semenjak First kiss-ku. Ia tersenyum hangat dan memutar matanya tetapi kecupan singkat itu tetap mendarat meninggalkan kesan mendalam bagiku. Bisakah…. Aku meminta lebih.. dari ini, menciummu dan membuatmu menjadi milikku.

"memalukan! First kiss saja kau dapat dari ibumu dan sekarang meminta night kiss juga dari ibumu! Makanya kau cari yeojachingu, pabo~" ledeknya dengan mematikan lampu meja dan berbaring disebelahku. Yeojachingu…. Entah berapa kali aku memiliki yeojachingu dan mencium mereka dengan hasrat, tetapi hanya bayanganmu dan rasa kecupan yang padahal singkat darimu saja yang kutangkap mataku saat melihat gadis-gadis itu. Mereka kalah imut, kalah baik, kalah galak, kalah cerewet, semua yang kubandingkan pasti selalu dimenangimu olehmu. Bahkan hati ini sebenarnya kau memilikkinya, tetapi kau tak pernah sadar. Sifatmu tak pernah ada manis-manisnya, bahkan terkesan blak-blakkan dan semena-mena, suaramu sangat berisik, tawamu bahkan sangat keras tak ingat waktu dan tempat. Tapi… aku suka, aku cinta, aku menggilai setiap hal pada dirimu Wu Baekhyun. Tak sadarkan, kau begitu polos untuk wanita seusiamu dan wajahmu bahkan terlalu muda untuk usiamu. Sekarang tak kusia-siakan setiap waktu kesempatan bersamamu, segera kudekap erat punggungmu dan menikmati aroma strawberry yang menguar kuat dari leher mulus yang jika malam kucuri kesempatan untuk menghisapnya. Tetapi aku terlalu takut jika aku tak bisa menahan hasrat untuk memilikmu. Kupikirkan cara menghapus pikiran pervert untuk me- r**e Baekkie-ku. Dapat!

"Baekkie…" aku memulai lagi

"ne"

"ketika tadi kuteriakkan, aku akan membom pintu kamar ini… kau tahu aku akan meledakkanya dengan apa?"

"aku tahu, Yeollie"

"dengan apa?"

"gelembung sabun spongebob"

1…

2…

3…

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA~~! MENGELIKAN! HAHAHAHAHA~" tawa kami berdua meledak dengan bersamaan lagi, sangat memekakan telinga dengan suara cempreng Baekkie.

"oh tuhan….. kalian benar-benar keturunan gen ababil" – Kris-

.

.

Mencari adalah hal termudah didalam hidup & Mengganti adalah hal paling mustahil bagiku karena kau yang harus kuganti… dan Menghapus bayanganmu dari benakku tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kenapa? Itu seperti sangat melekat pada diriku, jika kulepas aku akan merasa menyesal dan jika tidak melepas aku akan hancur. Sekarang aku hanya ingin menikmatinya. Tapi kenapa? Kenapa kunikmati? Kau bahkan tak tahu apa yang kurasakan, kenapa?

.

.

.

.

.

Xxx 22 Desember 2012 – Lost Before The War xxX

[ Author POV ]

Dinginnya sore hari korea, tak menyurutkan semangat Baekhyun berbelanja untuk keperluan bulanan. Dengan menggunakan jaket sporty dan topi yang kebesaran di wajah baby face-nya, Baekhyun terlihat seperti gadis 13 tahun karena berjalan disamping anaknya yang terlihat seperti supermodel. Chanyeol mendorong troli belanja mereka dengan cemberut, sebenarnya ia sungguh tak mau ikut karena cuaca dingin yang ia benci. Tetapi karena Baekkie-nya mengancam pergi sendiri dengan terpaksa ia ikut walau juga senang dapat berduaan dengan Baekhyun.

"aigoo…. Lihat pasangan kekasih itu! Mereka sangat sempurna. Namja-nya tinggi dan tampan serta yeoja-nya cantik dan imut. Membuat iri saja…" Chanyeol hanya tersenyum mendengar bisik-bisik orang disekelilingnya. Ia bersyukur, kali ini pergi tanpa ayahnya. Jika iya, pasti hanya Kris yang dipuji-puji ditambah pasti orang yang melihat mengira, ia adalah adik Kris yang menyukai Baekhyun karena ia selalu berjalan dibelakang Baekhyun. Ada-ada saja imajinasi orang-orang. Chnayeol menengok kesamping. Tidak ada. Kemana Baekkie-nya?! Mata Chanyeol menajam dalam hal mencari Baekkie-nya . DAPAT! Ia selalu bisa mengenali Baekhyun seramai apapun keadaannya. Menurut Chanyeol, Baekhyun memiliki kulit berkilau jadi matanya selalu bisa melihat cahaya menguar dari Baekhyun. Ia mendorong troli-nya menuju Baekhyun yang sedang bersusah payah berjingjit untuk menggapai bumbu dapur yang ada berada di rak tinggi. Sekarang ia tahu kenapa Baekkie-nya selalu meminta ditemani jika berbelanja.

"Ish…. Menyusahkan sekali!" geram Baekhyun. Tiba-tiba Chanyeol mengertak giginya karena melihat seorang pemuda asing yang sepertinya seumuran dengannya mengambilkan barang keinginan Baekkie-nya dengan posisi tepat dibelakang Baekhyun.

"ini" pemuda asing itu menyodorkan itu menyodorkan kaleng bumbu dengan tersenyum manis.

"kamsha hamnida.." balas Baekhyun sebagai sopan santun. Setelah membungkuk badan, Baekhyun berjalan meninggalkannya tetapi pemuda asing itu menahan lengannya.

"Chamkkaman agasshi, ehm…. Siapa namamu?" tanyanya kikuk dengan mengulurkan tangan.

"BAEKHYUN!" teriak tiba-tiba Chanyeol tepat dibelakang pemuda itu. Pemuda berkulit tan itu melonjak kaget. Segera saja, Chanyeol merangkul bahu Baekhyun. Tidak lupa dengan kasar ia tangkis uluran tangan pemuda itu.

"namanya Baekhyun dan dia milikku, ada lagi?" suara bass Chanyeol menjadi dingin ditambah tampang satpam tidak digaji 5 bulan, membuat julukan pria ramahnya menghilang entah kemana. Baekhyun langsung mencubit pinggang Chanyeol walau tidak berdampak apa-apa. Pemuda berkulit itu terkejut dan segera menunduk. "ah…. Bukan apa-apa" gumamnya salah tingkah dan berniat pergi.

"kau tidak apa-apa? Dan namamu?" Tanya Baekhyun ketika melihat tangan pemuda itu memerah akibat tangkisan Chanyeol.

"Kimjongin" jawabnya cepat dan langsung berlari menjauh melihat dibelakang, telah ada Chanyeol yang tidak berkata apa-apa tetapi menatap tajam seorang berkata –kau-pergi-atau-mati-

"MAAFKAN ANAKKU, ANAK MUDA!" teriak Baekhyun tidak enak hati, entah si Kim Jong In dengar atau tidak.

"anak muda? Itu mengelikan"

"Diam kau!" kesal Baekhyun.

Disinilah Chanyeol, dibagian mie instan. Ia memasukkan beberapa ramen instan dengan kepala benjol akibat pertanyaannya beberapa saat lalu, ketika Baekkie-nya harus memisahkan diri untuk ke bagian produk kebutuhan wanita. Sungguh, ia hanya menggoda Baekhyun karena pertanyaan. " pembalut? Bukannya kau sudah menopause…" dan pukulan mematikan dari tangan baja Baekhyun yang ia dapatkan sekarang. Chanyeol mengelus-elus kepalanya bahkan untuk manusia secantik itu, Baekkie-nya masih memiliki kekuatan baja karate waktu SMA-nya.

"Chanyeol…? Kau Chanyeol, kan?!" Chanyeol menengok kesamping, ketika mendengar suara seorang gadis dibelakang memanggilnya.

"Ne. ada ap –?" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya telah dipeluk oleh gadis berambut panjang itu.

"Hey, hey… lepaskan aku" Chanyeol menarik bahu gadis itu agar menjauh. Hmm… aroma sensual tubuh gadis itu menusuk hidungnya, Chanyeol akhirnya mengingat siapa gadis berkulit coklat eksotis yang memeluknya.

Kim Hyorin. Mantan pacar entah keberapanya, intinya gadis berkulit eksotis itu begitu mengilai Chanyeol dan ia hampir gila ketika diputusi sepihak dengan menyakitkan oleh Chanyeol.

"Hyorin-ah, tolong lepaskan! Kau membuatku malu" desis Chanyeol dengan berusaha menjauh dari gadis yang selalu mempertontonkan tubuh sexy-nya. Dengan terpaksa Hyorin melepaskan pelukkannya dan menatap kagum Chanyeol, nampaknya ia seperti mendapat keajaiban dapat bertemu ex-boyfriendnya tanpa sengaja. "ada apa?" Chanyeol menerka.

"Chanyeol, aku ingin kita bersama lagi" pintah Hyorin terlihat seperti tidak tahu malu. Chanyeol menatap dari bawah sampai atas yeoja berpakaian glamour dengan lipstick merah menggoda. "walau orang berkata ia paling sexy, tetapi kenapa hanya ada Baekkie yang selalu membuatku tergoda?" pikir Chanyeol. Merasa ini adalah obrolan yang tidak penting, Chanyeol kembali melanjutkan acara belanjanya.

"dengarkan aku Wu Chanyeol!" bentak Hyorin tiba-tiba. Tak ada respon dari Chanyeol, ia hanya memutar mata sebelum mendengar kata-kata rayuan busuk. Yeoja itu mendekatinya dan berusaha mencari perhatian dengan mencium sekilas bibir Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum sinis "benar-benar murahan, besok kusuruh orang membuangmu"

"aku sangat mencintaimu, kumohon kembalilah…." Pintah Hyorin memelas dengan nada seduktif. "aku tidak" Chanyeol menjawab enteng sembari mengusap kasar bibirnya yang terasa pahit –mungkin karena lipstick- "bibir Baekkie lebih alami dan terasa manis". Dengan kesal Hyorin menatap garang Chanyeol.

"KAU HANYA MIL –"

"YEOLLIE!" terdengar suara Baekhyun dibelakang Chanyeol. Dengan kesusahan, Baekhyun membawa belanjaannya di sebuah keranjang.

"Ckck.. ternyata kau disini, Yeolli. Cepat bawa belanjaanku!" pintah Baekhyun dengan melempar kasar keranjangnya dan tepat ditangkap Chanyeol.

"Owh… jadi ini alasanmu tidak menemaniku? Karena YEOJACHINGU BARUMU?!" Chanyeol dan Baekhyun tersentak kaget melihat satu mahluk terabaikan (?) didepan mereka. Baekhyun menatap bergantian Chanyeol dan yeoja sexy didepannya.

"Yeoja…chingu? Oh…. Sepertinya kalian butuh waktu bicara empat mata, akan kutinggal!" Baekhyun melangkahkan kaki hendak melewati yeoja didepannya, tetapi kaki panjang Hyorin sengaja menjulur dan ….

BRUGH….!

"awh..!" mata Chanyeol membelalak lebar bahkan keranjang belanja Baekhyun tanpa sadar ia lempar sembarangan.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak Chanyeol penuh amarah dengan segera berusaha membantu Baekhyun berdiri.

"jadi kau lebih memilih yeoja murahan ini?!" geram Hyorin tidak percaya.

"Dasar Bi**h...!"

"CHANYEOL!" teriak Baekhyun dengan menahan laju tangan Chanyeol yang hendak memukul wajah Yeoja itu. Tepat saat itu, untuk pertama kalinya Chanyeol melihat kemarahan memuncak Baekhyun. "dia wanita" desis Baekhyun menahan amarah.

"kau?! Tidak bisa dipercaya, kau bahkan akan memukulku untuk membela yeoja seperti dia! Brengsek kau…."

PLAKK~~

"Wu Chanyeol! Kau adalah namja jalang!" tamparan keras dihadiahkan ke pipi kiri Chanyeol, bahkan kuku panjang bercutex yeoja itu merobek bibir Chanyeol. DEG! Baekhyun mendengarnya, bagamana bisa yeoja itu menyebut anak yang ia kandung selama 9 bulan dan dilahirkan dengan susah payah sebagai….. namja jalang? Sekarang ia marah. Dengan sepenuh tenaga, Baekhyun mengepal tangannya.

BUAAGK!

Sebuah tinjuan telak membuat yeoja eksotis itu jatuh terpental dengan pipi lebam dan membiru. Mungkin rahangnya akan patah kalau Baekhyun terus meninjunya lagi.

"katakan sekali lagi! Katakan bahwa YEOLLIEKU, ANAKKU, BUAH HATIKU, PUTRAKU ADALAH NAMJA JALANG!" Baekhyun memaki tanpa memedulikan mereka telah menjadi pusat perhatian. Chanyeol kembali harus berpikir jernih. Bukannya ia tak terbawa emosi, tetapi rasa takut Baekkie-nya terluka lebih mendominasi, apalagi Baekhyun melarang ia memukul karena Hyorin adalah yeoja. SIAL. Ia kini sepertinya harus memakai panggilan menjijikan itu untuk menenangkan Baekkie-nya.

"Umma…. Sudahlah" Chanyeol menengahi. Ia melihat Hyorin yang masih bergetar hebat memegang pipinya. Chanyeol tak bisa berohong kalau ia merasa senang melihat yeoja itu babak belur. Dipikirannya hanya ada bagaimana keadaan Baekhyun..

"ap-apa… ja-jadi.. anda, nyo-nyonya Wu?!" lirih Hyorin tidak percaya mendengar Chanyeol memanggil Baekhyun "umma". Perasaan menyesal dan bersalah menghantui Hyorin, betapa bodohnya dia!

"NE! AKU IBU DARI NAMJA YANG KAU SEBUT JALANG!" Chanyeol bergidik nyeri melihat Baekkie-nya semarah itu. Ia tak percaya jika seorang ibu bisa sangat menakutkan jika melihat anakknya dilecehkan, tetapi dimata Chanyeol, ia kini seperti sesuatu berharga milik Baekhyun yang telah diambil dan Baekhyun berusaha mengambilnya kembali. "aku hanya milikmu". Hyorin dengan terhuyung-huyung berjalan dikaki Baekhyun. Ia bersujud.

"maafkan..a-aku, nyonya Wu.. sung-sungguh, aku tak bermaksud…. Aku-ha-nya ingin ber-sama dia lagi" Hyorin berusaha mengapai tangan Baekhyun tetapi segera ditepis oleh baekhyun.

"wanita menjijikan" entah kenapa Baekhyun menjadi sangat dingin dan membuat Chanyeol mengundur rencana balas dendamnya. Dengan kaki pincang akibat terkilir Baekhyun berjalan dan berbisik " seleramu mengecewakan"

Belanjaan mereka letakkan di sisi kanan-kiri sebuah bangku yang terletak di Lobby supermarket itu. Chanyeol duduk dengan sesekali meringis kesakitan, ketika Baekhyun mengoleskan obat iritasi dibibirnya. Chanyeol tahu Baekkie-nya sedang marah dan hanya mengambil kesempatan menikmati pemandangan wajah Baekhyun di wajahnya.

"Baekkie….."

"….."

"Chagi….."

"…."

"pendek…!"

"….."

Chanyeol memutar otak agar Baekkie-nya menatapnya. Hanya ada satu cara meluluhkan hati Baekkie-nya yang seorang. "Umma…" Chanyeol merengek dengan mempout bibirnya.

"Hmmmm" hanya seperti itu? Ah, ini lebih baik daripada tak mendengar suara Baekkie-nya yang membuat ia selalu tersenyum.

"jeongmal mianhae, Baekkie dan tolong bicaralah!" Chanyeol frustasi tak dapat melihat senyuman dan mendengar suara Baekhyun. Sebenarnya Baekhyun sudah luluh mendengar anaknya memanggilnya "umma" karena memang jarang sekali ia dengar, Baekhyun bisa memahami Chanyeol memanggilnya begitu sejak ia pulang dari amerika ketika Chanyeol berumur 9 tahun. Tetapi yang ia tidak mengerti kenapa? Dalam jangka waktu 1 tahun, Chanyeol diamerika… dia memanggil ibunya dengan nama sayang "Baekhyunnie-Baekkie" dan kenapa juga Chanyeol tidak memanggil ayahnya seperti itu juga, tapi biarlah….

"Untuk apa?" Tanya Baekhyun sembari mengangkat dagu Chanyeol dan menempelkan sebuah plester pada bibir Chanyeol.

"aku ingin mendengar suaramu, Baekkie umma" Chanyeol menatap intens Baekhyun yang tengah duduk disampingnya. Baekhyun selalu luluh jika anaknya terrus memanggilnya umma. Ia mengelus lembut kepala Chanyeol yang juga benjol.

"Aigoo anakku yang tampan ternodai wajahnya, andai Kris disini, pasti ia akan melindungi kita! Hm.. melihat wajahmu, membuatku rindu dengan suamiku~~" Baekhyun menatap gemas wajah Chanyeol dan mencubit keras pipinya.

"Baekkie… bisakah kau katakan perbedaanku dengannya! Aku kesal, kenapa? Kenapa selalu aku yang disamakan terus dengannya!" Chanyeol menggeram marah, karena disaat-saat seperti ini Baekkie-nya memikirkan namja lain. Chanyeol benci ketika Baekhyun dengan pipi memerah memikirkan Kris , ayahnya. Senyum itu hanya miliknya, hati itu harusnya miliknya, raga itu harusnya untuknya.

"karena dia ayahmu, pabo! Tapi perbedannya adalah dia adalah es dingin yang membuatku mencintainya dan kau adalah api hangat yang membuatku bahagia. Dan kau harusnya bersyukur mewarisi wajah tampan dan postur sempurna-nya! Kau mau sepertiku? Pendek dan cerewet!" terka Baekhyun sedikit menyindirnya. Chanyeol membuang muka, ia benci ketika Baekkie-nya berkata "mencintai" tetapi bukan namanya yang disebutkan sesudahnya. Tapi setidaknya ia berbangga bahwa ia adalah api adalah api yang hangat. Tetapi bukan, kah api akan membesar dan membakar apapun jika membuatnya marah? Dan untuk itu ada air. Hanya air yang mampu menenangkan api, hanya ketika api kehilangan cahayanya, baru ia disebut padam… mati. Baekhyun adalah air sekaligus cahaya-nya.

"…Yeollie…. Tadi aku menelepon ayahmu, untuk…. Membatalkan acara makan malam kita, karena kau terluka…" nada bicara Baekhyun berubah walau ia terlihat ceria. Chanyeol tahu Baekhyun berusaha tegar. Walau bagaimanapun makan malam ini adalah acara yang ditunggu-tunggu Baekhyun. Dan Kris yang mengajak Baekhyun seorang. Tapi bukan Chanyeol namanya, jika tidak bisa memisahkan rencana romantis mereka berdua. "Maafkan aku, umma" Chanyeol merasa bersalah.

"Tidak apa-apa! Kau jangan sedih seperti itu!" Baekhyun tersenyum manis seraya menepuk bahu Chanyeol. Chanyeol bingung… kenapa? Apa? Mengapa susah sekali Baekhyun mengeluarkan air matanya ketika ia sedih, kenapa? Kenapa, ia bersusah payah menahan kesedihan?

"lalu apa katanya?" Baekhyun menunduk lalu memandang kedepan. Chanyeol bernafas lega setelah was-was jika kalau Baekkie-nya menangis untuk pertama kalinya, ia pasti tak akan membiarkan orang yang telah membuat Baekkie-nya menangis. Pasti Chanyeol akan membalasnya. Sedikit kesedihan harus dibalas penderitaan, Setetes air mata harus dibayar setetes darah, secuil luka harus dibayar nyawa…..

"ternyata sebelumnya ia sudah mengirim pesan kalau makan malam dibatalkan karena ia ada …urusan, untung sekali kan!" Baekhyun tetap riang padahal tatapannya sudah menyendu. Chanyeol tahu, Baekkie-nya sedih "sudah mengantisipasi, toh?" pikir sinis Chanyeol. Mungkin jika si blonde itu ada di depannya sekarang, ia akan meludahi wajah mulusnya itu. Peduli setan! Kris, ayahnya atau bukan. Bagi Chanyeol, kehidupan Kris sudah sangat beruntung karena memiliki Baekhyun yang mencintainya tulus dan terlalu baik disebut ayah, sementara dia sibuk dengan pekerjaannya dan tidak pedulian. Bahkan Kris tak bisa mengerti atau membahagiakan perasaan Baekkie-nya! "Namja sialan! Harusnya aku yang menikah dengan Baekkie!" Chanyeol merangkul bahu Baekhyun dan mengecup puncak kepala Baekhyun. "aku bersyukur memiliki anak seperti dia.. tuhan" batin Baekhyun.

"Baekkie… apa kau mencintai dia?" Tanya Chanyeol sedikir ragu-ragu

"Siapa? Ayahmu? Tentu saja! Aku sangat mencintai kris karena bagiku ia adalah segalanya…" Chanyeol berpikir ini lebih baik untuk mengabaikan kesedihan Baekhyun dengan membicarakan Kris….

"kau lebih memilih aku atau Kris?"

"euhmmm. 11:12, mungkin? Tetapi Aku lebih memilih Kris! Karena tanpa dia, pasti kau belum ada pabo!"

"tapi bagaimana jika dia tidak peduli lagi padamu dan bagaimana jika ada seseorang yang lebih mencintaimu?"

"Yak! Kau mau ibumu ini seperti itu?! Dasar anak kurang ajar, tapi akan kujawab…. Jika ia tidak peduli lagi padaku akan kubuat ia peduli dan jika ada yang mencintaiku, aku akan membencinya karena membuat perasaanku menjadi dua dan bisa saja membuatku sebagai pengkhianat" Jawaban Baekhyun membuat dada Chanyeol seperti ditindih batu besar yang panas. Dibenci? Dibenci oleh Baekhyun…. Ia lebih memilih mati. Awalnya ia akan mengatakan –aku-mencintaimu- karena mendengar semua jawaban Baekhyun yang tak sesuai dengan hatinya. Tetapi ia urungkan karena… ia takut kehilangan Baekhyun. Chanyeol masih waras untuk memikirkan masa depan dan memilih memakai strategi –licik-

"Baekkie…."

"apa?"

"aku….."

"aku….'

"sangat….." kelu akhirnya untuk Chanyeol ungtuk mengatakannya, apalagi ketika ia menatap iris kecoklatan Baekhyun. Bening seperti cermin. Polos seperti baru dilahirkan. Ia dapat menatap pantulan dirinya dan bayangan-bayangan kehidupannya jika ia dibenci Baekhyun. Suram. " sangat?" Baekhyun menyadarkannya.

"…..Menyayangimu…..umma" Lidahnya berkhianat! Tapi ini lebih baik, ia bisa menunjukkan rasa cintanya walau tak sesuai harapannya. Baekhyun terkikik geli. "Ya tuhan… anakku berwajah bodoh, sekali! Yeolli… umma tahu itu!" Chanyeol kembali berusaha menyesuaikan diri mendengar panggilan-panggilan itu, padahal sudah belasan tahun ia mendengarnya.

"Berhenti menertawaiku, baekkie! Atau aku akan menciummu dan bisakah kau menutup mata?" pintah Chanyeol kesal dan dapat dilihat reaksi Baekhyun yang memasang wajah jijik-nya. Itu, itu baru Baekkie-nya yang selalu bertindak kekanak-kanakkan. Baekhyun dengan malas menuruti perintah Chanyeol dan segera menutup mata. Chanyeol dengan hati-hati mengambil sesuatu dari kantung mantelnya.

Sebuah kalung….

Terbuat dari emas putih asli, dengan bandul berbentuk lambang cahaya. Bulat ditengahnya, disetiap permukaan hallo sinarnya terdapat ukiran-ukiran rumit yang sangat langka dan bertabur satu berlian disetiap garis. Sangat memikat. Light ( lambang kekuatan Baekhyun ). Chanyeol perlahan memasang kalung itu keleher jenjang Baekhyun. Ah…. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan baik didalam kesempitan.

"Buka matamu, Baekkie sebelum aku menciummu" pintah Chanyeol dengan seduktif.

PLETAK~

Begitu membuka mata segera saja, Baekhyun menjitak Chanyeol. Baekhyun kemudian meraba lehernya dan mengangkat bandul kalung itu dan membaca sebuah ukiran huruf kecil dibalik bandul itu.

La lumiere qui est proche, mais interdit de saisir
( sang cahaya yang dekat tetapi terlarang digapai )

"ini untukku?!" Baekhyun dengan suara cemprengnya memekik girang. Chanyeol senang dapat membuat Baekhyun tersenyum dan bangga karena ia pula yang membuat kalung itu sendiri. Dan semoga itu bisa menjaga Baekkie-nya ketika ia sedang tak disampingnya.

"tentu, aku menabung dan membeli perhiasannya. Lalu aku belajar membuat kalung di toko kalung dan membuatnya untukmu. Kau menyukainya,kah?' Chanyeol sedikit gugup, ia berpikir ini seperti acara lamaran. Baekhyun tersenyum dengan menampakkan eyesmile cantiknya, membuat jantung Chanyeol berdetak keras "Neomu yeppeoseo~" .

"bagaimana mungkin aku tak menyukainya?! Kalau ini sangat indah! Kya~~ senangnya memiliki anak sepertimu!" ucap Baekhyun dengan menoyor kepala Chanyeol. "Ish, bagaimana bisa ada yeoja garang sepertinya?" Chanyeol menghelang nafas memaklumi sifat ibunya.

"tapi ini, dalam rangka apa?" Tanya Baekhyun polos, membuat Chanyeol menahan hawa Pervert-nya. CUP~Chanyeol mencium pipi Baekhyun dan memeluknya erat seakan takut Baekkie-nya meninggalkannya.

"….SELAMAT HARI IBU…"

Chanyeol menutup matanya ketika mengucapkan kata-kata itu. Tes…. Air matanya jatuh. Ia tahu hanya dihari ibu-lah, Chanyeol memilikki Baekhyun seutuhnya dan ia bisa bebas meluapkan perasaannya karena Baekkie-nya adalah ibunya. Bagi Chanyeol, hari ini seperti hari dia untuk ber-valentine ria dengan Baekkie-nya. Hari ini, ia cukup mendapatkan kenyataan. Satu kepastian, Ia sudah kalah sebelum perang. Ditolak sebelum menyatakan cinta. Hancur sebelum dibakar. Baekhyun lebih memilih Kris dari pada dirinya. Lebih menyakitkan…..

.

.

Dirimu pasti akan tersimpan dihati ini

Walaupun raga indahmu tak bisa kumiliki

Kuyakini bahwa jiwamu selalu bersama diriku

Meskipun kau tercipta bukan untukku

Kumohon tuhan, dewa, iblis, malaikat atau apapun itu

Bisakah…?

Engkau berikan kesempatan hidup sekali lagi untukku ?

Kehidupan yang hanya bersamanya

Sungguh aku sudah sangat mencintainya

Ini bukan kata-kata bualan drama

Bahkan… aku

Sangat, amat ,terobsesi, menggilai untuk selalu mencintainya

Perasaan ini memang sungguh tak wajar dan berbeda

Namun egoku terlalu besar untuk membutakan kenyataan

Kemarin, sekarang, besok atau masa depan yang kuinginkan hanya berada disisinya

Sampai kapanpun waktu berganti...

Sampai dimanapun dirinya berpijak...

Sampai kemanapun dirinya berada...

Dan untuk selamanya untuk menemaninya...

.

.

.

.

.

Xxx 9 Juni 2013 – The Jerk Start The Flame War For Me xxX

[ Chanyeol POV ]

Kau memasuki rumah mendahuluiku. Aku bingung. Apa malaikatku ini lelah? Apa kau mengacuhkanku? Beberapa hari ini Baekkie-ku terlihat lesu dan banyak pikiran. Kulempar asal topi kelulusanku. Kami baru pulang dari upacara kelulusanku.

"apa kau sakit? Apa kau demam…? " aku bertanya dengan lembut. Kutarik bahumu dan mendekatkan dahiku kedahimu sampai hidung kami bersentuhan, ish… kenapa bukan bibir saja. Kau menggeleng cepat dan meninggalkanku dengan berjalan menuju sofa.

"tidak Yeollie, aku sama sekali tidak sakit" Baekkie-ku menyakinkanku dengan senyum terpaksakan. Aku mendengus kesal, melihat senyuman indahmu sekarang tak berseri seperti dulu. Aku merasakannya, kau terluka. Luka hati, Kebingungan, keresahan. Siapa? Siapa yang membuat Baekkie-ku murung?!

Hufft….

Sabar, sabar Wu Chanyeol urusan mudah mencari sampah-sampah itu. Jangan sampai topeng ini lepas dan menghancurkan semua yang ada. Paras indah itu kembali melamun, bibir yang selalu ingin kucumbu itu menggumankan –ini-gila-

"Kau pasti memiliki masalah. Sejak pulang dari rumah sakit berbulan-bulan yang lalu. Kau berubah…. Umma…." Memancing ia berbicara sekarang lebih sulit. Baekkie-ku menghelang nafas seperti memutuskan sesuatu. Setidaknya aku tahu kegunaan panggilan "umma" untuk saat seperti ini.

"memang….." aku segera berlutut didepanmu, berusaha menerka dari dua bola cahaya yang selalu membuatku terhipnotis akan dunia semu diparas indahmu.

"Tentang…."

"KRIS?!/ayahmu…" Amarah ini meneriaki nama sialan itu, setelah mengetahui dugaanku memang selalu tepat. Siapa lagi kalau bukan namja brengsek sok sempurna itu. Kau terlihat terkejut dan memijit kasar pelipismu. "Jaga bicaramu, ini bukan Amerika" Sindirmu.

"Apa yang dia lakukan?!" mataku mulai terasa berbayang, sial! Baekkie-ku mendekapku erat, memposisikan dagunya di kepalaku. Sentuhan yang selalu mengetarkan. Sentuhanmu membuatku tenang dan merasa damai, ingat bukan artian dekapan ibu…. Karena aku hanya menemukan dekapan ibu dari nenekku. Sedangkan baekkie-ku… aku merasa sangat membutuhkannya. Masih segar diingatanku, beberapa bulan lalu kau pulang dari rumah sakit lengkap dengan bekal makan siang untuk si brengsek itu. Sepertinya memudahkanku untuk tidak akan pernah lagi memanggilnya "Ayah". Karena memang sekarang si brengsek lupa akan anak dan istrinya dirumah karena sekarang dia selalu berangkat kerja pagi-pagi buta dan pulang larut malam, jadi bisa dipastikan ia tidak pernah dirumah. Aku tentu saja bahagia lahir batin tak ada dia, berarti aku setiap waktu selalu bersama Baekkie-ku, tetapi tentu aku memikirkan perasaanmu ke pada Kris yang sering kusebut Choveve Kriuz

"Karena dia tidak menghadiri upacara kelulusanku?"

"salah satunya itu dan ada beberapa yang tidak perlu kau ketahui sekarang…." Ucapanmu berjeda melihat si brengsek pulang setelah 2 minggu tak pulang kerumah. Dia melirik sebentar dan berjalan kembali. Baekkie-ku tersentuh melihat pandangan sial itu.

"Maaf, tak bisa menemanimu dan aku hanya mengambil dokumen yang tertinggal" Simple sekali perkataanya. Kau berdiri dan menahan lengannya.

"ada yang ingin kubicarakan" Lirihmu. Dan Kris menatap…. BOSAN?! Apa dia tak tahu bahwa Baekkie-ku adalah segalanya bagiku. Segalanya berarti aku rela mati untuk Baekkie-ku dan rela mematikan untuk Baekkie-ku, juga….

"apa? Bicaralah" Kris bersifat acuh tak acuh. Kau melirikku dengan pandangan tak enak hati.

"lebih baik bicara dikamar dan…. Yeollie masuk kekamarmu. Jangan keluar sebelum kuperintahkan, ne?" kau memohon dengan nada mengancam. Kudirikan tubuhku dihadapan si brengsek dan tersenyum bahagia.

"akhirnya kau pulang, dad. Kukira karena karena semakin TUA kau jadi lupa ingatan sampai lupa dimana rumahmu" aku tertawa terbahak.

"Yeollie.. masuk kekamar, sekarang" desis Baekkie-ku kesal. Apa kau tahu, aku melakukan ini untukmu… Baekkie

"anak tak didik" geram Kris. Kalau bukan karena Baekkie-ku, aku pasti menyudutkannya. Perkataan memang tajam tetapi ada yang lebih tajam dan menyakitkan, tunggu kejutanku. Langkah santaiku mendekati Baekkie-ku dan menarik tengkuknya agar telinganya mendekat

-PIP-

Segera kuambil kesempatan mencium pipinya. Sentuhan Baekkie adalah obatku, kebutuhanku, canduku, dan diatas segala-galanya.

"jangan katakan dia menyakitimu…" Bisikku seraya berjalan menuju kamarku. Kupasang earphone khusus untuk mendengarkan pembicaraan Baekkie-ku dan si brengsek. Yah~ bunyi yang tadi adalah alat perekam khusus buatanku. Aku banyak membuat barang-barang seperti Spy untuk memantau Baekkkie-ku. Lets Listening…..

[ Author POV ]

"Kenapa?" Baekhyun bertanya dengan mata sendu. Ia menatap nanar punggung Kris yang kiini membelakanginya. Kris yang tak mengerti jalan pikiran istrinya mengernyit dahi. Pria berambut blonde itu berbalik dengan pandangan datar.

"Bisa langsung ke masalahnya? Aku ada janji" Pintah Kris dengan melihat jam tangannya. Baekhyun tak menjawab. Ia berpikir bisa-bisanya suaminya berhari-hari tidak pulang dan sekarang berkata seperti itu. Bahkan Baekhyun hanya mengelus dada, mengetahui suaminya bersifat tak mengenal dirinya. Kris yang sedari tadi menunggu menggeram kesal dan duduk di seberang ranjang yang Baekhyun duduki.

"Baiklah kalau itu mau mu! Aku bertanya, kenapa kau berubah? Kenapa kau mengacuhkan kami? Kenapa kau jarang dirumah?! Kenapa hari ini kau tidak datang ke upacara kelulusan Chanyeol?! Mana wibawamu sebagai orang tua, hah?" Baekhyun kesal karena semua kelakuan suaminya. Ia bahkan berani menyudutkan Kris.

"dengar…. Itu semua karena urusan pekerjaan. Aku pergi berminggu-minggu karena harus keluar kota. Resiko seorang Direktur rumah sakit" Kris menjawab santai. DEG! Mendengar kata "rumah sakit" Baekhyun kembali mengingat peristiwa menjijikan itu. Hal yag terlarang tetapi dilakukan dengan tidak lazim…

"Urusan…? Urusan apa? Berbincang dengan klien atau berselingkuh dengan pasangan menjijikanmu?!" Baekhyun menyindir sinis. Kris berbalik dan menatap tajam kearahnya. Kris kemudian mencengkram bahunya keras.

"Apa maksudmu?" Kris terbawa emosi. Baekhyun tetap tenang walau ia kesakitan akibat cengkraman Kris. Air matanya membatu karena telah mengetahui kebusukan orang yang ia cintai. Baekhyun mendorong dada Kris menjauh.

"Menjauh Dariku ! ! ! Kau…? Aku sudah mengetahui kebusukanmu ! !tetapi aku membiarkannya karena aku mencintaimu! Tetapi sekarang…. KAU MENGKHIANATIKU dengan …" Baekhyun mengatakannya dengan gambalang. Bahwa Kris menikahinya hanya untuk warisan ayahnya, menikahinya hanya untuk mendapatkan keturunan untuk meneruskan bisnis keluarga mereka, ia dapat menerima untuk hal itu…..

Tetapi…

Ternyata ada rahasia yang disembunyikan lagi, Kenapa ibu Kris memaksa dia yang kala itu masih berumur 19 tahun menikah, berpura-pura baik dan membujuk ibunya sendiri agar direstui diumur yang masih belia… Karena kris adalah GAY ! ! ! Bayangkan hanya untuk harta ia mempermainkan hati seorang wanita. Sekarang akhirnya Baekhyun tersakiti karena sekarang Kris sudah memiliki segalanya karena ayahnya telah wafat. Kris akan membuangnya, karena dia telah berselingkuh dengan seorang dokter muda magang di rumah sakit miliknya. Betapa ia tersiksa ketika dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Kris dengan penuh cinta memperlakukan namja berumur 20 tahun itu sangat lembut dan bahkan bercinta ! ! ! Kris suaminya, orang yang ia cintai, ayah dari anaknya yang berumur 18 tahun, melakukan sex ala para gay di dalam ruangan dokternya. Ia kecewa, jijik, sedih, sakit…

"Sudah? Baguslah kalau kau sudah tahu. Sekarang mau apa? Cerai…? Baik kalau itu mau mu. Akupun sudah muak dengan kehidupan kepura-puraanku. Berpura-pura mencintai kalian! Sekarang aku ingin bebas! Kau dengar?!" demi apapun, bukan kalimat itu yang diinginkannya, ia pikir Kris akan minta maaf padanya…. Ternyata hanya khayalan. Ia tak ingin menangis sekarang karena sosok didepannya bukan Kris tetapi Iblis yang membutakan matanya.

"Kau pikir ini permainan, hah? Pikirkan anakmu!" Baekhyun menutup matanya mengingat semua memori manis dengan Kris… Tak ada. Itu hanya kehampaan. Ia melihat satu demi satu….. ia seperti sendirian. Seorang ibu yang membesarkan anaknya sendirian.

"Anak? Dia anakmu! Jangan membuat lelucon dan kuingatkan… aku benci ketika harus menyentuhmu….." Kris bergidik jijik. Baekhyun mencerna kata-kata suaminya. "Jijik" "Bukan anakku" Baekhyun menarik kerah kemeja kris dengan keras. Tersirat kemarahan dimata indahnya.

"DENGAR! KAU DAN SI GAY BEDEBAH ITU HARUSNYA MATI ! ! ! ! !" untuk pertama kalinya Baekhyun berteriak memilukan dengan kata-kata kasar. Kris merasa sakit hati karena kekasihnya, Huang Zi Tao dilecehkan. Untuk yang satu ini dia bisa saja tak segan-segan melakukan tindak kekerasan pada istrinya.

PLAK~!

Kris menampar istrinya tanpa berprikemanusiaan. Di menendang tubuh mungil itu sampai kepala Baekhyun berdarah membentr pinggiran tempat tidurnya.

"Diam kau… kau hanya betina jalang yang tak berharga dibanding Tao-ku!"

Crieettt…

Tepat saat itu pintu terbuka menampakkan Chanyeol yang sama menakutkannya menatap tanpa ekspresi Kris. Kris tak terkejut, karena ia ingin mengeluarkan sifat aslinya.

"Kau apakan Baekkie-ku brengsek….?" Chanyeol bertanya mengintimidasi. Terlihat bola matanya menatap kosong. Chanyeol mendekati Baekhyun yang bersender lemas di samping tempat tidurnya.

"Ibu dan anak sama menjijikan" geram Kris sinis. Chanyeol mendengarnya, ia berlari dan menerjang tubuh Kris. Chanyeol memukuli wajah ayahnya dengan membabi buta. Kris bahkan sekarang membala pukulan-pukulan anaknya.

"MATI KAU! BAJINGAN! BRENGSEK! AKAN KUBUNUH SAMPAH SEPERTIMU! KAU HANYA KOTORAN AN***G!" Baekhyun bangun dan melerai Chanyeol yang entah kenapa lebih menakutkan. Apalagi Kris Nampak tak dapat berbuat banyak padahal ia sedari tadi mencoba melawan.

"Chanyeol hentikan ! Yak ! Hentikan ! Pabo ! Dia ayahmu !" Baekhyun mencoba menarik tangan Chanyeol yang kini duduk diatas Kris dan mencekik leher Kris, ia juga menguncang-guncangkan leher itu. Baekhyun bisa merasakan anaknya tidak main-main dalam membunuh Kris karena cekikannya sangat kuat, bahkan wajah Kris telah membiru.

"tak ada yang boleh menyakiti Baekkie-ku" Sergah Chanyeol penuh penekanan. Chanyeol memandang datar wajah ayahnya yang mungkin akan sekarat. Tangannya ini masih belum kotor, sekarang ia ingin mengotorinya dengan darah ayahnya, mungkin? Didalam penglihatan Baekhyun ia mengira, Chanyeol memang anak yang sangat menyayanginya tetapi tetap saja sekarang Chanyeol sudah kelewatan. Baekhyun berlutut di samping Chanyeol, Ia menangkup wajah Chanyeol membiarkan mata datar itu menatapnya.

"…. Yeollie, kumohon….. lepaskan dia…. Kau tak ingin aku terluka , bukan? Jadi lepaskan dia, bukankah kau menyayangiku?" Baekhyun memohon dengan sangat frustasi. Perlahan cengraman Chanyeol merenggang. Ia memalingkan wajah, karena hatinya sedih melihat Baekkie-nya memohon padanya hanya untuk si brengsek yang sebentar lagi akan menghancurkan keluarga dengan masuk berita sebagai direktur Gay atau …..

"Hah…hah…. Hah….. hah…. Berniat…. Membunuhku….? Hah… akan….hah… kubuat…. Kalian….. miskin!" Kris terbangun dengan nafas tersengal-sengal. Baekhyun berusaha membantu Kris tetapi ia didorong kris. "Semakin kau menyakitinya, semakin cepat menuju neraka… Gay sialan!" batin Chanyeol. Chanyeol berpikir otak liciknya memang tak pernah kehabisan akal, ia mungkin tak bisa menghajar Kris tapi …. Bagaimana kalau kita bermain-main sebentar dengan ruangan kerjanya atau juga perusahaannya.

"Owh… kau bilang membuat kami miskin? Akan kubuat dulu uang mu sedikit, berkurang" Chanyeol menyeringai menakutkan. Kris baru bereaksi, nampaknya uang adalah segalanya baginya tentu sesudahnya adalah pasangan menjijikannya itu.

"APA YANG INGIN KAU LAKUKAN, ANAK HARAM?!" Baekhyun tersentak kaget mendengar panggilan suaminya pada anaknya. Baekhyun mungkin memang sangat mencintai Kris tapi suaminya sudah kelewatan. "Lakukan apa maumu, Yeollie." Ucap Baekhyun datar. Tanpa basa-basi Chanyeol melesat keluar kamar dan mengambil Stick Baseball kesayangannya. Ia tak mengindahkan panggilan-panggilan Kris dibelakangnya. Chanyeol memasuki ruang kerja Kris dan menguncinya.

"Dimulai dengan sedikit penderitaan…" Chanyeol mengambil pisau lipat dipinggangnya.

Sreett…

Tanpa takut Chanyeol mengoreskan pisau itu ketelapak tangannya, darah mengucur deras. Ia hanya melihat datar darah itu, ini hukuman karena tidak bisa menlindungi Baekkie-nya dengan baik.

"hahahahahahahaha dia membuat Baekkie-ku hancur?!" Chanyeol tertawa dan segera mengayunkan stick baseball bajanya ke semua perabotan yang ada didalam sampai hancur tak berbentuk. Meja terbelah dua, Laptop menjadi bagian-bagian kecil, mesin fax menjadi reot, dan yang lainnya. Ia juga membakar dokumen-dokumen ayahnya dengan korek api entah dari mana….

Perlahan tapi pasti Chanyeol mendekati sebuah Brangkas. Mungkin ayahnya menyimpan sedikit uang disana….. atau apapun yang penting berharga.

"Yak! JANGAN SENTUH BRANGKASKU! YAK BUKA!" terdengar dari luar Kris mengedor-gedor pintu. Chanyeol hanya memutar mata bosan. Ia tersenyum melihat Brangkas berpassword sidik jari. Ahhh dia bukan seorang pencuri di film-film yang mengharuskan merancang sidik jari agar terbuka. Walaupun begitu Chanyeol adalah jenius Iptek apapun bisa ia lakukan, tapi lebih baik dihancurkan

BRUHGGHH! BRUUGHH! BRUGGHG!

Chanyeol memukul bagian atas brangkas itu membabi buta, bahkan tangan kanannya yang tadi terluka sekarang menjadi luka yang sangat besar menampakan daging dan urat-uratnya sedangkan tangan kirinya lecet-lecet kemerahan dengan sedikit bengkak.

CKLEK!

Akhirnya Brangkas besi itu terbuka setelah mengeluarkan bunyi peringatan yang mendenging. Karya yang sangat indah walau bagian brangkas itu sudah penyok disana-sini ternyata didalamnya terdapat tumpukan uang dollar dan beberapa ratusan ribu won.

"Menyusahkan kalau kurobek lebih baik dibakar…" Chanyeol mengambil korek api kesayangannya. Ia melempar kedalam brangkas dan menutupnya kembali. Chanyeol berdiri dan menerawang sekitar ruangan

"Karya seniku" gumamnya melihat beberapa bagian tembok hancur, lukisan mahal kesayangan ayahnya pun tak luput hancur. Dengan langkah santai ia keluar.

"selesai" ucapnya dengan tersenyum ketika membuka lebar-lebar pintu ruangan kerja ayahnya. Kris langsung berlutut lemas melihat ruangan kerja yang selama ini tak boleh dimasuki telah hancur…..

Chanyeol kembali memasuki kamar orang tuanya. Tak ada. Dimana Baekkie-nya?! Sepertinya ia tahu kemana Baekkie-nya pergi kalau sedang sedih. Taman belakang rumah mereka. Tepat! Baekkie-nya ada disana, sedang duduk disebuah ayunan. Chanyeol duduk disebelah ayunan itu mengikuti pandangan Baekhyun kesebuah bunga mawar yang ia tanam telah layu…

"aku akan menjagamu, seperti duri dimawar itu"

"tapi Yeollie tidak bisa melindungiku dari kematian, sama seperti mawar itu….." Chanyeol bergerak memeluk tubuh Baekkie-nya. Ia bingung kenapa Baekkie-nya tidak pernah ingin menangis didepannya.

"umma tidak apa-apa yeolli… ini hanya perselingkuhan….."

"Dia menyakitimu, menyakiti hatimu Baekkie…"

"iya, tetapi…. Aku tidak akan bercerai dengannya" Chanyeol melepaskan pelukkannya dengan pandangan tidak percaya.

"APA?! Kenapa? Dia sudah mengkhianatimu dan kau masih mempertahankannya?!" Chanyeol kalut, ia tak mau Baekkie-nya bersama Kris. Harusnya ada kesempatan untuknya terus memiliki Baekkie-nya. Hanya dirinya. Baekhyun terlalu suci untuk orang lain, ia terlalu baik, terlalu indah untuk para bangsat-bangsat diluar sana. Bagi Chanyeol ia tercipta untuk Baekhyun dan dari Baekhyun sendiri.

"Karena aku tetap mencintainya"

.

.

Kesetiaanku layaknya sebuah kompas, ujung utara kompas tak akan pernah berpaling dari utara bumi. Tak akan pernah sekalipun. Ia akan tetap meghadap utara bumi walau kau berpindah-pindah. Terharap dihati ini jalinan perasaanmu kepadaku seperti. Kau bukan kompas untukku….. tetapi hanya untuk selatan bumi yang selalu berpaling padamu. Dunia ini semu, maya, atau, nyata pun kau tak pernah sadar dibelakangmu selalu ada aku yang menopang saat kau akan jatuh. Didepanmu selalu ada aku yang melindungimu dari setan dunia. Disampingmu selalu ada aku yang menemanimu sampai kegelapan menghilangkan semua pemandangan & sampai Cahaya membangunkan kita kembali


To Be Continue

Aduh mian kalo gaje, jelek, dan bener-bener ga bagus, tapi ini punya alur kok dan nanti ada endingnya. Namanya juga fic^^. Aku harap kalian review tentang kesan kalian tentang ff ini. Dan terima kasih kalo udah review kalo view nya gak banyak gak aku lanjutin biar delete aja abis jelek TToTT

DELETE or NEXT?!