Satu mobil 'mewah' dan satu motor 'mewah' mulai memasuki daerah yang sudah tak berpenghuni, tepatnya mereka berhenti di depan sebuah rumah besar berwarna putih yang siapapun yakin di dalamnya penuh debu serta hewan-hewan jorok lainnya disana.

Mereka keluar dari mobil serta turun dari motornya, salah satu dari mereka menatap rumah itu dengan penuh luka dan ketakutan akan masa lalu yang kelam.

"Jadi ini rumahmu Sungmin-ah?" Ucap satu-satunya yang tertua disana, Leeteuk.

"Terlihat angker, suasananya juga." –Henry.

"Mudah-mudahan apa yang kau ceritakan itu benar Sungmin-ah." –Yesung.

"Sudahlah, kita cek saja." Sungmin menghembuskan nafasnya berat dan memipin semua yang ikut –minus Heechul, Shindong, dan Zhoumi- ke dalam rumahnya –yang dulu tentunya.

YOU AND I

Present by : Niel Hill

Genre : Sci-Fi, Adventure.

Cast : Super Junior member (Special : KyuMin).

Rated : T

Warn : OOC, Typo(s), Alur amburadul, kalimat alien(?), cerita ngelantur, dll.

Summary : Sungmin, peneliti pintar yang pergi ke masa depan untuk mencari ramuan agar kyuhyun, sang patner, dapat bangun dari 'tidur' panjangnya. Dengan bantuan 13 manusia android buatannya dan juga sang patner.

~o0o~

"Biar aku yang lakukan."

Siwon selangkah lebih maju dari Sungmin, ia mengulurkan jari telunjuknya di samping gembok besar pada pintu rumah Sungmin. Secara perlahan, jari telunjuknya yang tiba-tiba muncul cahaya magenta yang membentuk mata pisau yang dua kali lebih besar dari jari telunjuknya, dan-

SLASHH BRAKK

-gembok itu terbelah dan jatuh saat Siwon mengayunkan jarinya. Semua terperangah, termasuk Sungmin yang melihatnya dengan jelas.

"Siwon-ah ?"

Siwon menggaruk tengkuknya, rona kemerahan tipis muncul di pipinya. "Sebenarnya aku sudah menemukan tentang hal ini sejak kemarin. Tapi aku tidak memiliki waktu yang tepat untuk berbicara."

Sungmin tersenyum, "Aku mengerti."

"Tunggu! Siwonie, aku masih bingung. Jelaskan padaku!" Donghae mendesak Siwon untuk menjelaskan apa yang terjadi. Tentu dengan senang hati Siwon menjelaskannya pada Donghae serta yang lainnya sembari masuk kedalam rumah Sungmin.

.

.

.

"Mari berpencar." Leeteuk memberikan komandonya. "Sungmin sebaiknya kau periksa kamarmu dan hyungmu. Yesung dan Ryeowook tolong periksa kamar orang tuanya dan kamar lainnya."

Ryeowook mengangguk semangat dan Yesung hanya mengangguk kecil.

"Kibum dan aku akan menncari ruangan rahasia yang mungkin berada di sekitar rumah ini. Donghae dan Eunhyuk tolong berkeliling dan pastikan tidak ada yang mencurigakan disini. Henry, kau temani mereka."

"Roger!" Ketiganya memberi hormat sebagai perwujudan penerimaan perintah.

"Dan sisanya berpencar ke tempat lain, kalian tahu kan rumah ini besar?"

"Okay!"

Dan dengan itu mereka semua berpencar sesuai dengan komando.

.

Sungmin membuka pintu kamarnya. Dimimpi pun ini yang pertama ia lakukan, jadi ia berniat mengikuti mimpinya dan berharap dengan cara itu buku jurnal Jaejoong akan ketemu. Ia langsung menuju ke meja belajarnya, dan mengambil buku diarynya. Menatap buku diarynya sebentar dan langsung memasukan buku itu ke dalam jasnya, Sungmin merasa enggan harus bernostalgia sekarang ia lebih memilih nanti.

Sungmin merebahkan tubuhnya sebentar di kasur lamanya, terbatuk sebentar karena debu yang menghinggap disana. "Benar kata Henry, ini terlihat angker. Dan penuh debu.."

Sungmin bangkit dari rebahannya, ia lebih memilih untuk segera memasuki kamar Jaejoong yang berada di pojok lantai ini. Menghembuskan nafasnya berat, Sungmin sudah siap untuk menerima apapun yang berada di kamar Jaejoong, seperti mayat, bau busuk, darah ataupun yang lainnya.

Sungmin membuka kamar Jaejoong, dindingnya masih berwarna putih, namun tak ada corak merah ataupun hiasan binatang disana. "Bukankah sebelumnya ada? Kenapa sekarang tidak ada?"

Sungminsegera berlari masuk ke dalam dan memeriksa lemari yang juga berada di pojok ruangan, ia membuka lemari yang terkunci itu secara paksa. Dan Voila! Benar seperti dugaan Sungmin, tidak ada apapun disana, hanya ada sarang laba-laba dan debu yang menghinggapi.

"Mungkinkah semua itu hanya mimpi? Tapi harusnya hiasan binatang dan corak merah itu juga ada."

Sontak Sungmin langsung menuju rak buku milik Jaejoong dan mencari buku yang sekiranya mirip dengan buku yang dimimpinya. Ia mengacak-acak dan melempar semua buku yang bukan seperti buku yang dicarinya, hingga kini semua buku Jaejoong sudah berantakan di kamar Jaejoong.

Namun buku yang dicari tetap tidak ada. Sungmin beralih ke meja belajar Jaejoong, dan melakukan hal yang sama. Namun tetap tak ditemukan apapun juga disana selain buku-buku belajar Jaejoong.

Sungmin mulai kesal, ia mulai mencari buku itu secara acak. "Kenapa tidak ada! Harusnya berada disini. Dimana si brengs*k itu menyembunyikannya?!"

Sungmin terus mencari, hingga kewaspadaannya menjadi berkurang. Dan tidak sadar jika ada sebuah peluru yang menuju ke arahnya.

DORR

~o0o~

Dua orang berjas putih masih berusaha mencari sesuatu yang penting di ruangan rahasia yang baru saja mereka temukan saat berada di sekitar ruang kerja. Leeteuk membuka dokumen-dokumen serta berkas-berkas yang tersimpan di sana, sedangkan Kibum mengecek data-data yang berada di komputer disana.

"Kau menemukan sesuatu Kibumie?" Tanya Leeteuk tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen di hadapannya.

"Tidak, tapi dari sini aku bisa mengakses semua data tentang keluarga Sungmin hyung dan juga tentang perusahaan ayahnya. Mungkin aku bisa menemukan sesuatu disini."

"Lanjutkan, data penting apapun mungkin berguna untuk penelitian kita."

Leeteuk beralih pada dokumen selanjutnya, dokumen yang ini sedikit berbeda dengan dokumen lainnya. Yang ini bersampul kulit berwarna coklat, buku itu tidak bernama dan sedikit mewah karena banyak hiasan pada sampulnya.

Leeteuk segera membuka buku itu, didalamnya terdapat suatu rumus-rumus yang sulit dimengerti ataupun dikenalik oleh orang awam. Tapi tidak bagi Leeteuk, ia tersenyum miring dan segera memisahkan buku itu dari buku lainnya.

"Hyung, aku dapatkan riwayat hidup keluarga Sungmin hyung. Apa itu penting?" Tanya Kibum pada Leeteuk.

"Tidak, aku yakin cerita Sungmin akan lebih meyakinkan nantinya." Kibum mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Bagaimana dengan riwayat perusahaan Lee Corp, warisan, serta data-data penting kepemilikan perusahaan?"

Leeteuk mengalihkan pandangannya pada Kibum. "Aku yakin itu bisa digunakan untuk anggaran kita, dan mungkin Sungmin tidak keberatan kalau perusahaannya menjadi tambang emas kita?"

Kibum bersmirk, ia segera mengeluarkan chip yang berfungsi seperti flashdisk dan memasukan chip itu ke dalam port yang tersedia di komputer tersebut. Dan dengan mudahnya ia memindahkan dan menghapus data-data itu agar tak ada lagi yang mengaksesnya selain mereka.

DOORR

Suara tembakan yang terdengar kecil sampai ketelinga mereka. Keduanya saling berpandangan.

"Aku yakin itu Yesung hyung."

"Kenapa Yesung melepaskan tembakannya di sini?"

~o0o~

"Ne, Hyukkie. Apa kau menemukan sesuatu?" Donghae menendang malas puing-puing reruntuuhan rumah Sungmin yang sudah rapuh. Ia bosan karena tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan disana.

"Aku tidak menemukan apapun selain debu disini." Henry menutup hidungnya, sejujurnya ia sedikit sensitif dengan debu-debu itu.

"Tidak. Tapi Hae, dirumah Sungmin hyung banyak sekali barang-barang mahal! Apa kita harus mengambilnya dan menjualnya?" Berbeda dengan Donghae dan Henry yang nampak bosan, Eunhyuk justru menikmatinya sambil sesekali mengambil barang-barang berharga di rumah Sungmin.

"Hyukie kau mencuri."

"Aku meminta Hae, nanti aku akan bilang sendiri pada Sungmin hyung. Lagipula barang-barang ini sayang kalau tidak dipakai bukan?" Elak Eunhyuk.

"Kau harus benar-benar mengatakannya loh Eunhyuk hyung!" Pekik Henry.

"Baik, baik. Aku akan mengatakannya nanti! Kenapa kalian tidak percaya padaku sih? Huh." Eunhyuk memajukan bibirnya, membuat Henry dan Donghae tertawa jahil.

DORR

Ketiganya terdiam dan saling menatap. Ini adalah rumah kosong, jadi kenapa ada yang melepaskan tembakan?

Tanpa basa-basi, mereka segera menuju ke arah datangnya suara tembakan tersebut.

~o0o~

TRRAKK

Sungmin menatap ke arah belakang badannya, dan menemukan Yesung yang sedang mengarahkan pistolnya ke arahnya.

"Yesung hyung?" Sungmin tak dapat berkata-kata, ia masih shock dengan apa yang terjadi. Ia menatap ke arah lantai dimana peluru Yesung terjatuh, lalu menatap ke arah rak dimana peluru yang hampir membunuhnya itu melenceng akibat peluru yang Yesung tembakan.

"Ada musuh disini Sungmin-ah, waspadalah." Yesung mundur ke arah tubuh Sungmin dan menempelkan punggung mereka.

Satu robot yang terlihat abal datang kearah mereka dengan gesit.

DORR DORR DORR

Tiga tembakan yang diluncurkan Yesung berhasil membuat robot itu berhenti bergerak. Namun Sungmin dapat mendengar robot-robot lainnya yang mulai berdatangan.

Sungmin mengayunkan jarinya-jarinya ke arah beberapa robot yang mulai berdatangan, dan selang beberapa detik suatu garis tipis berwarna pink membuat robot itu terbelah menjadi dua dan hancur. Sedangkan Yesung terus-terusan membidik dengan peluru yang sudah dilapisi cakra pada pistolnya.

"Dimana Ryeowook?" Tanya Sungmin di sela-selat 'tari' jarinya.

"Aku berpisah dengannya, mungkin dia masih berada di kamar orang tuamu."

DOOR DOOR DOOR DUARR

Yesung menatap tajam beberapa robot yang berbeda dari yang sebelumnya. Robot kali ini terlihat lebih sempurna.

"Kenapa ada hal semacam ini?" Decih Sungmin.

"Itu tidak penting, tapi sekarang aku butuh ruangan yang lebih besar untuk bertarung." Yesung melepaskan beberapa peluru pada ketiga robot yang beru datang tersebut, namun tak ada satupun dari mereka yang lumpuh maupun tergores.

Sungmin melebarkan matanya ke arah robot-robot itu, "Switch mode." Dan seketika matanya berubah menjadi mata robot, hanya lensa matanya saja yang berubah menjadi warna pink, yang lainnya masih sama. Namun bedanya, mata itu berfungsi seperti mata robot sungguhan, bisa mengambil gambar, menganalisis, memperbesar, mendapatkan informasi hanya dengan melihat, serta merekam.

Sungmin memperbesar jarak penglihatannya dan memfokuskan pada tubuh robot-robot itu, dan beberapa detik setelahnya informasi beserta rincian terlihat di penglihatan Sungmin. "Ini adalah robot model lama, di perkirakan tahun pembuatannya sekitar 5 tahun lalu."

"Jaejoong…" Sungmin menggertakan giginya. Ia mengangkat tangannya keatas dan menjentikkan jarinya. Saat itu juga keluar cahaya berwarna merah muda yang keluar dari jentikkan jari tersebut yang terang, dan semakin lama semakin menyinari seluruh rumah bahkan hingga halaman rumah.

~o0o~

Ryeowook membuka matanya, kini sinar menyilaukan itu telah hilang. Dan yang tampak dihadapannya adalah ruang hampa yang sangat luas. Ia tak bisa melihat siapapun ada disini, dan ini seperti tak ada ujungnya.

Ryeowook mengira ini adalah dimensi buatan, tapi… siapa yang membuatnya? Cahaya tadi berwarna pink, mungkinkah itu Sungmin?

Ryeowook mulai berlari, berharap menemukan anggota lainnya.

SINGG SINGG

DOORR DOORR

SLASHH

DUARRR

Samar-samar Ryeowook mendengar suara pertempuran dari arah berbeda. Sontak Ryeowook segera mempercepat langkahnya, dan ia menemukan Henry yang kini sedang mengadu pedangnya dengan beberapa robot.

"Jangan-jangan ini yang menyebabkan Yesung hyung melepas tembakannya, dan Sungmin hyung membuat dimensi." Gumam Ryeowook.

Ryeowook menajamkan matanya, ia memfokuskan tatapannya pada beberapa robot yang mulai melukai Henry. Lalu cahaya orange secara cepat membentuk cakar buatan sepanjang 20 centi di punggung tangannya. Ia mulai berlari kilat ke arah robot itu, melompat dan langsung menebas dari atas.

SLASHH SLASHH

DUARR

Henry sempat terbengong, sebelum akhirnya sadar dan tersenyum. "Gomawo hyung!"

Ryeowook balas tersenyum, "Nado." Ryeowook menatap luka-luka di tubuh Henry yang mulai menyembuhkan diri, health miliknya sudah berfungsi dengan baik rupanya.

Ketiganya kompak memandang beberapa robot lagi yang baru saja datang. "Aish, kenapa tidak ada habisnya. Apa mungkin robot ini sama seperti android yang sebelumnya?" Keluh Henry.

"Mollayo, biar aku pastikan. Tolong ya."

Ryeowook mulai menyerang, Henry menyusul memimpin pergerakan mereka. Dengan satu tusukan, Henry sudah menghancurkan jantung dari robot tersebut dan akhirnya mati. Ryeowook menendang robot itu hingga memantul keatas, lalu saat sejajar dengan kakinya, ia langsung menendang robot itu pada Henry. Dengan cepat Henry segera menodongkan pedangnya, dan

SLASHHH

DUARRRR

Lagi, Henry menghancurkan jantungnya, membuat robot itu meledak disitu juga. Rambutnya berkibar karena angin dari ledakan tersebut menerpa tubuhnya, tentu Henry tidak terluka karena ia sudah membuat pelindung antar bagian tubuhnya dengan robot itu.

Setelah meledaknya robot kedua, Henry segera beralih ke robot terakhir yang hanya diam di pojokan seolah merekam sesuatu. Melihat Henry yang menuju ke arahnya sontak robot itu berusaha menghindar tanpa mengalihkan pandangannya dari keduanya, hingga tanpa sadar Ryeowook sudah berada di belakangnya dan menusuk tepat bagian kepalanya, atau lebih tepatnya otaknnya.

Sesuatu seperti aliran listrik mengalir dari otak robot itu kedalam cakar Ryeowook yang juga masuk ke dalam urat-uratnya. "Hmm, jadi begitu." Usai aliran listrik itu berhenti, Ryeowook segera meleparkan robot itu pada Henry dengan kekuatan tinggi. Dan juga berakhir seperti robot-robot sebelumnya.

~o0o~

CTAKK

DUARRR

DORR DORR

DUARR DUARR

Sungmin dengan cakra merah mudanya menciptakan pijakan di udara agar dia mudah bergerak menghindari serangan robot, dan dengan sekali jentikan pula robot itu hancur tak bersisa.

"Ne Yesung hyung, apa kau tidak berpikir ini membosankan?"

DORR DOORR

DUARRR

"Hmm, kau merencanakan sesuatu?"

Sungmin menyeringai, "Ayo buat labirin!"

PROK

Sungmin menyatukan kedua tangannya, dan suatu cahaya tebal mendindingi mereka dan membentuk seperti labirin. Sungmin dan Yesung berada di satu tempat yang sama, sedangkan keempat robot itu terpisah.

Yesung ikut menyeringai, "Ini menjadi menarik."

"Mari berburu."

Sungmin mulai melangkah santai diantara dinding-dinding labirin buatannya. Ia tidak mencari jalan keluar, melainkan mencari jalan pintas untuk segera bertemu dengan para robot itu. Sungmin memajukan bibirnya saat ia malah mendapatkan jalan buntu di labirin buatannya sendiri.

Ia berbalik dan menemukan salah satu robot menghadang jalan keluarnya, ia menyeringai dan menunggu sang musuh untuk menyerang terlebih dahulu.

Robot itu mengeluarkan semacam gergaji pada tangan kanan dan kirinya, dengan lari secepat angin robot itu mendekati Sungmin dan menyerangnya. Namun jika robot secepat cahaya maka Sungmin secepat angin menghindar dan balas menyerang dengan menendang kepala robot itu hingga terlepas dari badannya, namun itu tak membuat robot itu mati.

Percikan listrik terlihat dari leher robot karena kabel-kabel yang putus. Sungmin melebarkan telapak tangannya di samping tubuhnya, cahaya merah muda yang kian membesar dan kini muncul menjadi sebuah pistol dengan aliran listrik sebagai pelurunya.

SLLLRRRR

Dengan sekali tembakan listrik tegangan tinggi, sistem robot itu pun menjadi rusak dan akhirnya..

DUARRRR

Robot itu meledak dan hancur menjadi berkeping-keping, menyisakan debu serta udara ledakan disana.

Sungmin kembali berjalan dan terkadang berlari, mencari keberadaan robot lainnya atau mencari keberadaan Yesung. Karena tak kunjung menemukan apa yang dicarinya, Sungmin akhirnya sering jatuh ke dalam lamunannya selama perjalanan.

Ia menatap dinding labirin buatannya, lalu menatap tangannya. Sejak kapan kekuatannya sebesar ini? Apa semakin lama kekuatan ini akan semakin besar? Apakah dampaknya juga semakin besar? Sungmin mengepalkan tangannya kuat, sebesar apapun dampaknya ia harus tetap menyelamatkan Kyuhyun.

Sungmin melangkah semakin cepat, namun kewaspadaannya entah kenapa menjadi sangat menurun.

"Sungmin awas!"

Sungmin menoleh kebelakang dan mendapatin tombak besi runcing yang dilemparkan oleh salah satu robot yang tersisa. Yesung hendak menembak, namun pelurunya habis dan ia tak memiliki waktu untuk berpikir. Hingga-

SLASHHH

Muncratan darah berpencar kemana-mana, membasahi semua yang berada disekitarnya, menandakan bahwa luka itu sangatlah fatal.

"Ye-yesung?"

Sungmin menatap Yesung yang kini didadanya terdapat tombak yang menembus hingga kebelakang. Wajah Sungmin yang dipenuhi ciprtatan darah Yesung hanya membelalak lebar, ia tak mampu berkata apapun maupun bergerak.

SSIINGGGG

Sebuah suara yang cukup memekakkan telinga tiba-tiba terdengar, suara yang durasinya selama 3 menit itu cukup di kenal oleh beberapa anggota.

DUARRRRR

Sebuah cahaya merah tiba-tiba muncul diantara tubuh Yesung dan menyebabkan ledakan hingga ke beberapa puluh kilometer jauhnya, dan menyebabkan gempa pada kota tersebut.

Sungmin kembali merasakan sesak pada nafasnya, tangan dan pipinya sedikit terbakar karena ia telat memasang perisai. Sungmin tentu jelas mengenal tanda itu, itu adalah tanda dimana penghancuran mikro karena wadahnya sudah mati. Dan wadah yang dimaksud tentu adalah tubuh itu sendiri.

"S-SUNGIIEEE!" Sungmin mengangis dengan keras dan segera mendatangi jasad Yesung yang sudah terkapar dengan luka bakar disana sini. Beruntung dalam ledakan tadi Sungmin juga sempat memberikan perisai pada tubuh Yesung meski memang terlambat.

Sungmin tidak dapat berpikir jernih, yang dipirkannya hanyalah tidak ingin kehilangan orang terdekatnya lagi. Yesung adalah temannya satu-satunya saat ia Taman Kanak-kanak dulu, mereka berpisah selama bertahun-tahun dan akhirnya bertemu di suatu pertamuan tak terduga sehingga mereka bisa bersama lagi, dan kini semuanya musnah. Dulu, ia kehilangan Kyuhyun karena dirinya, dan sekarang ia kehilangan Yesung karena melindunginya juga?

Sungmin terus menangis di depan tubuh Yesung, sementara dimensi buatannya menghilang karena konsentrasinya yang kacau. Dan kini satu persatu semua anggota yang ikut berdatangan, dan terpaku.

"Y-yesung h-hyung?" Ryeowook adalah salah satu yang paling shock dalam hal ini. Masih dalam ekpresi terpaku, air matanya mengalir deras. "Apa yang t-terjadi? KATAKAN PADAKU MASTERR?"

Sungmin terhentak, Ryeowook memanggilnya master lagi, artinya emosinya sudah tak terkendali. Sungmin tidak menampakan ekspresi apapun saat Ryeowook mulai mencengkram kerah bajunya, dan faktor lain karena seluruh matanya tertutup oleh poninya yang memanjang. "A-ADA APA DENGAN Y-YESUNG?!" Suara itu bergetar lirih, membuat siapapun yang mendengar akan merasa tersayat.

"Kenapa kau diam master?" Ryeowook mengangkat kerah Sungmin semakin tinggi, dan saat itu juga ia melihat mata Sungmin yang sudah kosong. Tidak ada apapun disana, termasuk kesadarannya serta akal sehatnya sendiri. "Master? S-sungmin hyung?"

Sungmin masih tidak menjawab, dan tatapannya masih kosong. Membuat Ryeowook khawatir, serta semua yang berada disana.

"Akan ku kembalikan."

Semua merasa terhentak dan menatap Sungmin. Apanya yang dikembalikan? Apa maksudnya dengan perkataan itu?

"Aku akan mengembalikannya." Dengan kasar Sungmin menghempas cengkraman Ryeowook pada kerahnya, ia berjalan dengan kosong ke arah Yesung.

"Halangi dia! Aku curiga dia akan melakukan sesuatu yang beresiko!" Teriak Kibum. Dan tanpa bertanya, beberapa dari mereka mencoba menjegat Sungmin. Namun tak ada yang berhasil karena Sungmin bahkan tak bisa didekati, cahaya merah muda disekitar tubuh Sungmin membuat penghalang yang sangat keras bagi mereka.

Sungmin merentangkan tangannya satu meter diatas tubuh Yesung, "Kembalilah, keempat."

Sebuah gumpalan chakra yang terus membesar berkumpul di telapak tangan Sungmin, dan ketika gumpalan itu sudah membesar melebihi kepalan tangan Sungmin. Gumpalan itu langsung melesat kedalam tubuh Yesung, hingga benar-benar hilang. Dan jeda beberapa detik lamanya, tubuh Yesung disinari chakra merah muda hingga cahaya itu benar-benar menyinarinya.

Chakra di sekitar Sungmin juga ikut membesar, dan terlihat kedua chakra pada tubuh Sungmin dan Yesung seperti mengulurkan tali untuk disatukan. Setelah tali itu benar-benar bersatu, sesuatu gumpalan kecil berwarna putih yang sangat banyak mengalir dari tubuh Sungmin ke tubuh Yesung.

Leeteuk tidaklah bodoh, ia bisa merasakan bahwa hawa keberadaan Sungmin tidak sebesar sebelumnya, namun hawa keberadaan Yesung yang hilang kini sedikit mulai sedikit muncul. Leeteuk tidak berharap ini berhenti karena akan berbahaya, namun Leeteuk berharap Sungmin tidak akan memberikan sumber kehidupannya secara berlebihan pada Yesung. Meski nantinya Yesung akan bangkit, tapi justru sebaliknya, Sungmin akan mati.

TBC

Yang ingin author sampaikan:

Mianhaee T~T FF ini jarang author updet karena author pikir gak ada yang mau baca lagi :'( Tapi sekarang udah lanjut kok, hehehe *plak*

Kalo yang readersnya masih pada ngumpet author juga bakalan ngumpet loh ._.

Mian author lagi gak sempet bales review, tapi kalian harus review *muka ngotot*

SELESAII. Silahkan revieww

Nanggung biar jadi lima, REVIEWW KUDASAI *Bungkuk 90 derajat*