Last chapter updated!

Note: ini Jonglo tidak satu sekolah dengan daejae, cuman kebetulan lagi liburan aja ke rumah Yongguk, jadi sekalian ikutan nonton perlombaannya ^^

typo everywhere, males edit #plak

.

.

.

I believe I can fly
I believe I can touch the sky
I think about it every night and day
Spread my wings and fly away

I believe I can soar
I see me running through that open door
I believe I can fly
I believe I can fly
I believe I can fly

if I just spread my wings
I can fly
I can fly ~~

tatapan aneh dan ejekan dari penonton beberapa menit yang lalu kini berubah menjadi kekaguman dan tepuk tangan riuh yang memenuhi hall begitu lagu selesai. Aku senang, aku senang dengan reaksi mereka. Aku juga senang melihatnya tersenyum kepadaku sebelum kami turun dari panggung. dia lalu mengajakku ke belakang gedung.

"Youngjae ah, bagaimana?"

"sempurna" jawabku, kami berdua tersenyum.

Setelah itu kami berjalan menuju gedung untuk mengajak banghim hyung dan Jonglo untuk pulang tanpa menunggu acara selesai. alasannya? Apa lagi kalau bukan karena Daehyun yang tidak sabar ingin memakan cheesecake yang aku janjikan 2 hari yang lalu. Ckck

Tapi ada yang aneh ketika kami baru saja memasuki hall, beberapa gadis tiba-tiba menghampiri kami.

"Daehyun ssi, suaramu sangat bagus"

"Daehyun ssi, aku tidak menyangka kau mempunyai suara emas"

Bahkan ada yang mengajak Daehyun bersalaman dan memperkenalkan diri.

"annyeong, Daehyun ssi, aku Hyemin"

Daehyun terlihat bingung dan menoleh kepadaku, aku tertawa dan mengangguk. Lalu dia baru mau membalas bersalaman dengan gadis itu.

"um, ne, Hyemin ssi" dia menunduk sopan dan melepas tangannya.

Entah sudah berapa orang yang menghampiri kami hanya untuk berkata bahwa suara Daehyun sangat bagus dan memastikan bahwa kami akan menang. Daehyun hanya menjawab dengan kikuk sedangkan aku tertawa melihat tingkahnya yang malah terlihat seperti orang yang bingung. Akhirnya kami sampai juga di dalam mobil dan mulailah Jonglo couple yang terus menerus membicarakan penampilan kami. Mereka banyak bicara tapi juga lucu, terutama Zelo.

.

.

.

"hei, apa kau melihat Daehyun?" tanyaku pada salah seorang siswa yang berada di kelas daehyun.

"tadi dia pergi ke kantin dengan JoonKyu dan JinSeok" jawabnya.

"ah begitu, gomawo" balasku. Aku keluar dari kelas dengan mendesah pelan. Kesal? Entahlah. Aku juga tidak tahu, harusnya aku senang Daehyun sekarang mempunyai teman dan tidak sendirian lagi. Tapi aku juga merasa kehilangannya, semenjak kami diumumkan sebagai pemenang pada lomba kemarin, dia mempunyai banyak teman, bukan banyak lagi, tapi seluruh sekolah kini mendekatinya, terutama siswa perempuan.

"youngjae ah, kau mau?" tiba-tiba orang yang tengah aku bicarakan telah berdiri di sampingku dan menyodorkan sebungkus cokelat. Aku menggeleng dan meninggalkannya.

"youngjae ah, tunggu" dia mengikuti berjalan di sampingku. "kau kenapa?" tanyanya. Aku hanya diam dan terus berkonsentrasi pada buku yang ada ditanganku, meskipun sebenarnya aku tidak membacanya.

Aku masuk ke dalam kelas, sepertinya Daehyun juga sudah kembali ke kelasnya. Sepanjang pelajaran aku tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang dijelaskan sonsaengnim. Aku menaruh kepalaku di atas meja dan memainkan bolpoinku. Aku kembali memikirkan daehyun. aku selalu merasa kesal ketika dia berjalan dengan orang lain, apalagi ketika para gadis tidak tahu malu yang tiba-tiba merangkul lengannya, aishhh

Ah sudah waktunya pulang. Aku membereskan barang-barangku, tiba-tiba aku mendengar suara gaduh memanggil-manggil nama Daehyun. tsk, dia benar-benar sangat populer sekarang. semua orang mengagumi dan memujinya.

"Youngjae ah, kau pulang sendiri, neh? Aku pergi dengan Eunji" ucapnya

Aku mengangkat alis, "Eunji? Sejak kapan kau kenal dengannya? Ah, mian, aku lupa kalau sekarang kau sudah menjadi idol. Pasti Eunji salah satu fansmu. baiklah, aku akan pulang sendiri" aku menarik kasar tasku dan berjalan keluar kelas.

.

.

.

Daehyun POV

Aku masih menikmati makanan yang ada dihadapanku, tidak sengaja aku menoleh ke arah jam dinding yang tergantung di cafe dimana aku sedang duduk sekarang. pukul 8 malam. seketika aku membulatkan mataku dan meraih tasku untuk pergi.

"Daehyun ssi, kau mau kemana?" tanya Hyemin sambil menarik lenganku.

"pulang" aku segera berlari setelah membayar ke kasir. Tidak aku pedulikan Hyemin yang sedang mengumpat karena aku meninggalkannya dengan tiba-tiba. Bodoh! Bagaimana aku bisa lupa kalau ada janji dengan Youngjae?

"Youngjae masih menunggumu" ucap Yongguk hyung tanpa kutanya begitu aku memasuki rumah. Aku menaiki tangga dengan tergesa-gesa dan langsung menuju kamar.

"Youngjae ah" aku melihat Youngjae membereskan buku dan bersiap untuk pulang.

"sepertinya kencanmu hari ini begitu menyenangkan, Jung daehyun. aku sudah mengerjakan semua PR mu, aku akan pulang sekarang" ucapnya tanpa menatapku.

Aku menahan dan melarangnya untuk pergi, "jangan pergi dulu, neh?"

"wae? Bukankah kau menyuruhku datang kesini hanya untuk mengerjakan PR mu? Aku sudah mengerjakannya"

"mianhae" kataku. Dia melepas tangannya kasar dan beranjak pergi. Aku segera menahan gagang pintu sebelum ia sempat membukanya.

"mwoya, apalagi yang harus ku kerjakan?" tanyanya sinis.

Aku memeluknya dari belakang ketika ia berbalik untuk menjauh dariku. Dia berusaha menghindar, sehingga aku mengeratkan pelukanku. "lepaskan dae"

"kau kenapa Youngjae ah, kau cemburu?"

"cih mwoya, siapa yang cemburu? aish lepaskan dae"

"lalu kenapa sikapmu berubah akhir-akhir ini?"

"ya! Kau selalu terlambat ketika ada janji denganku, kau harusnya mengerjakan PR mu sendiri! Bukan malah berkencan"

"aniya, dulu kau tidak pernah marah ketika aku lupa dengan janji. Kau juga tidak pernah mengeluh untuk mengerjakan PR ku. Kau hanya cemburu jae" ucapku sedikit menggoda. Tentu saja aku tahu dia menyukaiku, hanya dia saja yang selalu bersikukuh untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia adalah pria normal. aku mengetahuinya semenjak wajahnya tiba-tiba memerah tiap berdekatan denganku, dan bicaranya yang agak gugup ketika aku menatap matanya. Aku menurunkan tanganku, dan sekarang aku memeluk pinggangnya. "boleh aku mengatakan sesuatu?" bisikku. Tanpa menunggu jawabannya, aku membalikkan badannya sehingga wajah kami berhadapan. "sarangheyo"

Dia menelan ludah, aku bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak kian cepat. Aku menariknya ke pelukanku, aku tidak tega melihat pipinya yang semakin memerah. "D-dae ... "

"Youngjae ah, aku mencintaimu jae ... " ucapku sekali lagi.

Lama aku menunggunya berbicara, tapi dia masih memilih untuk diam. Dia bahkan tidak membalas pelukanku. Padahal aku yakin dia akan langsung menjawabnya. "Youngjae ah ..." panggilku

Dia mendorong tubuhku, "tapi kau selalu memilih teman-temanmu yang baru dari pada aku, kau bahkan berjalan dengan gadis yang berbeda setiap hari, kau tidak lagi menungguku ketika berangkat sekolah, kau meninggalkanku ke kantin ketika istirahat, kau menyuruhku pulang sendiri ke rumah, kau ... "

Aku menariknya kembali ke pelukanku. "aku minta maaf, kau pasti merasa kesepian ...". dia menenggelamkan wajahnya di pundakku. "tapi aku tidak menyukai mereka" lanjutku

"wae?"

"mereka hanya menyukai suaraku, mereka hanya memanfaatkan kepopuleranku youngjae ah. aku hanya menyukaimu. kau sudah bersamaku sejak awal. Kau orang pertama yang menerima keberadaanku dan tidak memperdulikan aksen busanku yang terdengar aneh, kau orang yang benar-benar baik, dan ... dan aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kau datang ke rumahku" ucapku jujur. Aku tahu dia terkejut. Tapi beberapa detik kemudian dia mulai membalas pelukanku. Aku tersenyum.

"b-benarkah?" aku mengangguk. "aku, aku sedih ketika kau meninggalkanku dae, aku tidak suka kau bergaul dengan gadis gadis yang tidak tahu malu itu, aku, aku senang kau disini". Aku menunggu kalimat selanjutnya. "aku, kupikir aku juga menyukaimu, Daehyun ah". aku mengecup pipinya. "ya!" dia langsung mendorongku menjauh.

.

.

.

"youngjae ah, kenapa kau melakukan semua ini untukku?" tanyaku padanya yang kini sudah duduk di ranjangku.

"karena aku juga tidak menyukai mereka" aku menaikkan alis, "mereka semua mengejekmu dan memanggilmu dengan tidak sopan. Aku tidak menyukai orang-orang seperti itu. Kau bukan Busan ssi, kau Daehyun ssi"

Aku mendekatkan posisi dudukku dengannya. "gomawo".

Dia berusaha menghindar ketika aku mendekatkan wajahku. "d-dae, kau mau apa?" aku tidak menjawab dan mencium bibirnya.

Aku sudah berkali-kali mendorong lidahku agar ia membuka sedikit mulutnya tapi ia tetap tidak melakukannya. Akhirnya aku mengalah, aku mempersilahkan lidahnya memasuki mulutku. Aku sengaja membiarkannya, sebelum akhirnya aku membalas dan dengan mudah mengalahkan permainannya. Dan dia hanya pasrah ketika aku berhasil mendominasi, haha. Aku menjilati salivanya yang tercecer di sekitar mulutnya.

"seranganmu lumayan juga" komentarku

"ya! Apa kau lupa kalau aku ini juga laki-laki?" jawabnya

"hm, kau mungkin selalu menang ketika dengan Yoorin, tapi tidak jika denganku, jae" bisikku

"kita lihat saja nanti" tantangnya. Aish dia selalu menganggap dirinya pria sejati.

"kyeopta" aku dan youngjae terkejut dan menoleh ke asal suara. Rupanya Himchan hyung sudah berdiri di tengah pintu dengan kamera di tangannya. Seperti sedang ... merekam?

"HYUNG APA YANG KAU LAKUKAN?" suara Youngjae hampir membuat gendang telingaku tidak berfungsi.

"aku hanya merekam, Zelo memintaku untuk melakukannya. Dia menyuruhku merekam kissing scene kalian jika sudah jadian" jawabnya santai, lalu pergi. Youngjae mengumpat kelakuan Himchan hyung, aku hanya tertawa. Tidak lama kemudian, ponselku berdering. dari Zelo.

'Hyung, kalian sudah jadian? Aaw tidak sabar untuk melihat rekaman dari Himchan hyung oiya, selamat untuk pasangan baru ^^ lain kali kita akan melakukan double date'

Youngjae menggeleng membaca pesan dari Zelo. Aku pun membalas,

'hanya double? Kau tidak mengajak banghim hyung?'

Tidak lama kemudian ada balasan,

'tidak perlu, berkencan dengan mengajak umma cerewet akan sangat merepotkan'

Aku tertawa membaca balasannya.

"kalian memang keluarga yang aneh" kata Youngjae.

"tapi kau suka kan?"

"itulah yang aku tidak mengerti, kenapa aku senang sekali dengan keluarga aneh seperti kalian"

kami berdua tertawa.

"kau tidak akan meninggalkanku lagi?"

"ne, aku tidak akan membiarkanmu kesepian lagi" kataku sambil menggenggam tangannya erat.

.

.

.

END

Big thanks to reviewer ff ini *bow*

Mianhae kalau endingnya kurang ngena -_-

RnR, neh?