Namja With Trouble 14

Pairing : Baekyeol

Cast : Kaihun, Krisho

Genre :Yaoi, Romane, Comedy

Length : 14 of 14

DEPO LDH

Satu minggu telah berlalu tepat ketika Chanyeol masuk rumah sakit akibat tertembak. Semuanya terasa lebih melegakan dibandingkan dengan kejadian satu minggu yang lalu. Chanyeol, Baekhyun, Lulu, Luna, Sehun dan Kai tengah berada di rumah Kris yang nyaman, besar dan pastinya sangat aman. Bukan mereka tak mau pulang, tapi Rumah mereka butuh banyak perbaikan disana sini.

Berita baiknya muncul ketika sejak tiga hari yang lalu tentara Korea Utara sudah mulai di tarik kembali ke wilayah masing-masing, terjadi perjanjian damai antara pihak pemerintah dan tinggal menunggu perbaikan yang akan diberikan oleh negara. Untuk Changmin yang tengah berada di Eropa, ia baru bisa melakukan penerbangan ke korea selatan besok pagi setelah hampir satu minggu lebih penerbangan untuk keluar dan masuk korea tengah di tutup.

"Songsaenim..."Kris agak ragu bahwa yang memanggilnya selembut itu adalah Baekhyun, murid yang selalu membuat onar di kelas "Bisakah aku minta tolong?" Kris menyuruh Baekhyun duduk di sebelahnya, dimana tak seorangpun selain mereka berada di ruangan tersebut.

"Kumohon Byun Baekhyun, jangan memasang wajah seperti itu! aku jadi tak mengenalimu" candaan Kris nampaknya tak berefek, karena nyata-nyata Baekhyun hanya tersenyum canggung "Oh...Baiklah kau mau minta tolong apa?"

"Eumm...apa ini tak merepotkan?"

"Aku rasa tidak akan merepotkan, dan bersikaplah seperti biasa, seperti muridku yang menjadi biang onar dimanapun berada. Itu akan membuat semuanya lebih baik" Kris mengusak rambut Baekhyun pelan, tersenyum untuk yang pertama kalinya pada Baekhyun, padahal biasanya si kecil itu hanya dihadiahi omelan.

"Bisakah kau mencari Appa dan Eommaku? Sebelum kerusuhan itu terjadi aku sama sekali tak pulang kerumah"

"Tentu saja bisa, tapi mungkin butuh waktu" Baekhyun paham makanya dia hanya bisa mengangukkan kepala dan keluar dari ruangan tersebut bersamaan. Mengundang sebuah kecurigaan bagi Chanyeol dan Suho yang sedang bercengkrma dengan yang lainnya di ruang tengah.

"Tidak biasanya?" Pertanyaan Chanyeol hanya ditanggapi anggukan oleh Suho, karena yang lain tak tahu bahwa hubungan Kris dan Baekhyun tidak cukup akur.

"Apa yang kalian bicarakan?" Suho berlari menghampiri Kris, menarik kepala kekasihnya agar menunduk sedikit, lalu ia bertanya dengan modus berbisik.

"Hanya masalah guru dan murid" Suho yang saaangat hafal dengan kebiasaan kekasihnya hanya bisa cemberut, tahu kalau Kris tengah berbohong. Agar Suho tak marah maka ia mengecup pipi putih itu sekilas dengan ditatap beberapa pasang mata yang ada diruangan tersebut.

"Jooongin...aku juga mau yang seperti itu" Sehun berucap senang sambil menarik lengan Jongin agar lebih dekat, padahal keduanya sudah duduk bersebelahan.

CUP..CUP

Dengan senang hati Jongin mengecup kedua pipi Sehun. Lulu yang melihatnya hanya bisa menutupi mata dengan kelima jari mungilnya.

"Apa cekalang gililan Baekie Hyung dan Ajuchi? Kalau iya Lulu akan menutup mata campai celesai"mendadak suasana menjadi canggung. Luna mengangkat Lulu ke dalam gendongannya dan mengajak si kecil itu masuk ke dalam kamar karena hari mulai malam.

"Jongin...aku mengantuk, ayo tidur!" Sehun juga sepertinya terpaksa menarik Jongin hingga si hitam itu mau berdiri dan berjalan sambil memeluknya.

"Apa kau tak lelah? Ayo kita bertemu dengan Appa sebentar" Kris menggiring Suho menuju ruangan Appanya, yang jelas-jelas tak ada orang, karena Tuan Wu sedang bertugas dan belum pulang semenjak kerusuhan itu terjadi.

"A-Aku ingin tidur...selamat ma-"

"Temani aku sebentar!" Chanyeol menahan lengan Baekhyun agar kakinya tak beranjak pergi. Dan dengan sedikit lembut Cahnyeol menarik Baekhyun agar mengikutinya. Sepertinya Chanyeol menariknya menuju taman luas milik keluarga Wu.

"Ada apa?" Baekhyun yang jelas sekali bingung kenapa sampai Chanyeol membawanya kemari, padahal di luar dingin

"Kemana Baekhyun? Kau menyembunyikanya dimana?"

"Maksudmu apa Ajushi geniiit? Aku Baekhyun..."Baekhyun berteriak-teriak tak jelas membuat Lulu yang ada di lantai dua langsung saja mengintip lewat jendela. Tapi dua orang di taman itu tak tahu.

"Ini baru Baekhyun...tadi kau pergi kemana?" menurut Baekhyun candaan Chanyeol tak lucu, makanya ia malah cemberut dan melipat kedua tangannya.

"Setelah ini kau mau kemana?" Chanyeol bertanya sambil merebahkan kepalanya di paha Baekhyun. Ya...mereka sedang duduk dibangku panjang yang sudah ada di taman tersebut, dan di malam-malam yang cukup dingin ini mereka sepertinya ingin berduan saja...oh...lebih tepatnya Chanyeol yang ingin berduaan.

"Dari tadi kau hanya bertanya, dimana Baekhyun? Mau kemana? Memangnya aku mau kemana? Yah aku ingin disini saja. Dasar...setelah tertembak kau jadi bodoh begini" Chanyeol terkekeh pelan, ia banyak tertawa akhir-akhir ini, tak seperti saat mereka berdua baru bertemu.

Baekhyun dari tadi berusaha mendorong-dorong kepala Chanyeol agar tak rebahan dipahanya, tapi sepertinya tak berhasil karena Chanyeol malah menggenggam tangan Baekhyun dan menaruh di atas perutnya.

"Setelah kau menemukan Appa dan eomma-mu apa kau akan pulang?"

"Te-tentu saja aku akan pulang, masak aku akan menumpang trus di rumah Kris songsaenim"

"Apa kau juga mengajak Lulu?"

"Tentu saja"

"Kalau Lulu mau tinggal denganku dan tak mau pulang denganmu bagaimana?" Baekhyun memasang wajah horror sambil cemberut, membuat Chanyeol semakin lebar lagi.

"Apa maksudmu berkata seperti itu? Kau mau mengambil Lulu dariku?" karena dorongan Baekhyun terlalu kencang, akhirnya Chanyeol mendudukkan diri sambil memuaskan matanya melihat Baekhyun yang cemberut sambil bersidekap

"Waktu itu ada seseorang yang bilang bahwa 'Kalau kau mau memungut Lulu, tolong pungut aku juga'" sebisa mungkin Chanyeol meniru suara imut Baekhyun dan tertawa-tawa diakhir kalimat.

"Memangnya siapa yang pernah bicara seperti itu?" Baekhyun hanya pura-pura tak tahu siapa yang mengucapkannya, bilang saja ia tak mau mengakui bahwa dirinya yang mengatakan hal tersebut "Kalau kau ternyata hanya ingin mengatakan hal ini saja? Lebih baik aku masuk, di luar dingin" tak membiarkan Baekhyun pergi begitu saja, Chanyeol menarik pundak Baekhyun agar kembali duduk disampingnya dan tanpa beban Chanyeol menaruh kepalanya di pundah sempit milik Byun Baekhyun.

"Sebentar saja seperti ini? Mungkin lain kali kita tidak bisa melakukannya" Baekhyun diam, ia memikirkan perkataan Chanyeol barusan. Memang waktu dirumah sakit dulu ia pernah mengatakan pada Chanyeol bahwa ia menyukainya, tapi ia tak pernah berfikir bahwa semua kebersamaan mereka di waktu yang lalu akan selesai begitu orang tua Baekhyun di temukan.

"Kita kan masih bisa bertemu disekolah, kau apa-apaan sih Park Chanyeol? Kenapa jadi seperti orang bodoh begitu?"

"Tapi kita tak bisa melakukannya setiap malam?"

"Memangnya siapa yang mau melakukannya hal ini denganmu?"

"Haaah...Kalau saja kau mau mendengarkan siapa orang yang kusukai. Kau egois?"

"Kenapa kau jadi mengataiku?" Baekhyun berdiri membuat kepala Chanyeol sedikit terhuyung. Chanyeol terkekeh dan membiarkan Baekhyun pergi begitu saja. Diam-diam Chanyeol memandang punggung Baekhyun yang perlahan menjauh, tersenyum tulus dan ia kembali merbahkan diri di bangku taman.

...

"Yeoll cepat bangun!" Sehun mengguncang-guncang tubuh Chanyeol hingga sang pemilik tubuh melenguh. Dengan tak sabar Sehun menduduki tubuh telentang Chanyeol dan menggerakkan badanya seperti sedang menunggangi kuda.

"Menyingkir Oh Sehun...! Aku bukan mainan!" Sehun tersenyum, menyingkir segera dengan perasaan riang.

"Kalau Yeoll cepat bangun dan segera turun, kau akan mendapatkan berita yang amat sangat bagus" dengan mata terpejam Chanyeol mengangguk-anggukkan kepala, berjalan ke kamar mandi dan meninggalkan Sehun di akamr sendirian.

Butuh waktu 15 menit untuk menunggu Chanyeol selesai mandi, Sehun sampai bosan sendiri berada di kamar milik Keluarga Wu yang terlalu luas itu. Ia ingin menyuruh Jongin menyusulnya, tapi kekasihnya itu terlalu sibuk bersenang-senang di bawah.

Untung Chanyeol keluar kamar mandi sudah lengkap dengan sebuah pakaian, karena Sehun terlalu bersemangat dan menariknya langsung ke lantai bawah.

Terdengar suara tawa bahagia disana, dimana Luna terlihat sedang memeluk laki-laki bertubuh saaangat tinggi. Chanyeol melepaskan pegangan tangan Sehun yang sedari tadi menariknya kemudian menerjang orang yang telah di peluk oleh Luna.

"Appa" ternyata yang dipeluk Chanyeol saat ini adalah Park Changmin yang baru kembali dari eropa pagi ini. Luna membiarkan putra dan suaminya berpelukan, jadi ia segera duduk di sofa tepat di sebelah Baekhyun yang sedang memangku Lulu.

Kalau diperhatikan dengan seksama maka muka Baekhyun memang tersenyum, tapi ada sedikit raut iri disana, dan Luna bisa memperhatikan hal kecil tersebut. Luna merangkulnya penuh sayang, tanpa sadar Baekhyun bersandar di bahu sempit milik Eomma Chanyeol.

"Apa Lulu boleh minta di peluk juga?" Changmin tertawa dan melambai lembut, menyuruh agar Lulu mendekat padanya. Seketika Lulu langsung turun dari pangkuan Baekhyun dan menerjang Changmin dengan senang.

"Apa kau tak ingin kupeluk juga?" pertanyaan tersebut ditujukan Changmin untuk Baekhyun. Tubuh Baekhyun menegang mendengar kalimat selembut itu. ia ingin sekali berlari tapi ia terlalu canggung untuk melakukannya. Hingga Chanyeol akhirnya menarik Baekhyun untuk berdiri dan segera mendorongnya ke pelukan Changmin "Kalian baik-baik saja kan selama kutinggal?" bahkan Baekhyun sudah menangis sekarang, kalau kemarin-kemarin ia masih bisa menahan tangis, tapi sekarang dia tak bisa...benar-benar tak bisa.

"Appa...hiks..."semua orang memandang Baekhyun takjub. Biasanya si biang onar itu amat sangat bandel, tak mau mengalah, bahkan sebisa mungkin ia tak mau terlihat sedang meanngis, walaupun menangis adalah hak setiap orang. Apalagi Baekhyun saat ini berada dalam lingkaran orang-orang yang pernah menjadi korban keisengannya, ada Kris, Jongin, Sehun, dan ada Chanyeol, nantinya ia pasti di ejek habis-habisan oleh mereka semua.

...

"Kau mau kemana? Kenapa lari begitu saja?" Chanyeol sedang berjalan sedikit berlari mengikuti Baekhyun yang melarikan diri setelah insiden 'Baekhyun menangis dipelukan Changmin'

Kalau di ingat-ingat ini adalah jalan menuju ke sekolah, lalu apa yang akan dilakukan Baekhyun kesana? Eh...iya kalau Baekhyun mau kesana, jalan ini kan bisa menuju kemana saja?

Merasa pertanyaanya diabaikan akhirnya Chanyeol lebih memilih diam dan mengikuti keman Baekhyun berlari. Dan ternyata benar, si pendek Baekhyun ternyata masuk ke dalam pekarangan sekolah yang bangunanya sebagian hancur.

Baekhyun sempat berhenti di depan gerbang, meratapi sekolahnya yang dulu lumayan bagus...yahh...meskipun ia jarang bersekolah dengan benar dan lebih sering membuat onar, tapi rasanya ia sangat merindukan hal-hal yang berbau sekolah. Baekhyun kembali berjalan menuju halaman belakang...kegiatan yang dulu selalu dilakukannya ketika baru sampai disekolah.

"Suho...Suho" ternyata kegiatan lamanya kembali. Hari ini memang rasanya semuanya terlihat membaik, jadi Baekhyun memutuskan untuk pergi keluar rumah dan mencari 'Suho' kucing liar berdecak begitu mengetahui tujuan Baekhyun, ia hanya bersidekap dan menyandarkan punggungnya di tembok, membiarkan Baekhyun mencari Suho hingga ke semak-semak.

Hampir seluruh halaman belakang yang memang tidak luas sudah ditelusuri, namun tak ada suara atau tanda dari kucing kecil tersebut. Ia takut jika terjadi sesuatu pada Suho, kemungkinan terburuk adalah Suho mati terkena reruntuhan, terinjak ketika terjadi penyerbuan, atau mungkin mati karena merindukan Baekhyun? Err...yang terakhir sepertinya tidak mungkin. Baekhyun mulai putus asa, ia berjalan mendekati Chanyeol dan tiba-tiba memeluk si jangkung itu.

Chanyeol tahu Baekhyun sedang sedih jadi ia membiarkan dirinya di peluk selama yang Baekhyun inginkan. Tangannya yang besar digunakan untuk mengusap rambut namja yang lebih pendek darinya, melakukannya dalam diam tanpa ingin merusak suasana yang sedikit melankolis.

"Suho menghilang" Chanyeol tak menjawab, karena ia tak tahu harus menjawab apa, takut jika menjawab maka itu akan menjadi hal yang salah. Jadi yang aktif hanyalah tangannya.

"Katakan sesuatu...! hibur aku!...atau aku akan menangis" kalau ia tak berperasaan, maka Chanyeol sudah ingin tertawa mendengar Baekhyun merajuk seperti itu. tidak setiap hari kan?

"Beli saja kucing di Pet shop"

BUGH

Baekhyun memukul lengan Chanyeol karena bicara melantur. Benarkan tadi firasat Chanyeol, lebih baik ia diam dari pada salah bicara, akhirnya begini kan? Kena pukul.

"Ya...ya...aku minta maaf, sudah jangan sedih lagi. Kau kan masih punya Lulu"

"Kau pikir Lulu itu binatang peliharaan? Seenaknya saja kau menyamakannya dengan Suho" Baekhyun tak lagi memeluk Chanyeol, ia bergeser kesamping, bersidekap dan memasang wajah cemberut. Persis seperti Lulu kalau sedang mengambek, batin Chanyeol.

"Sebaiknya kita kembali, mungkin Lulu mengkhawatirirkanmu di rumah" Bakehyun menurut untuk diajak pulang karena Chanyeol menarik lengannya. Genggamanya seperti menuntut tapi dilakukan dengan sangat lembut.

Dalam diam mereka berjalan, sesekali Baekhyun melirik pada tangannya dan sang pemilik yang menggenggamnya secara bergantian. Jantungnya benar-benar berdegup cukup kencang hanya karena hal kecil seperti ini. Ia jadi teringat tentang pernyataan cintanya yang sangat bodoh, menyatakan tapi tak mau mendengarkan jawaban Chanyeol. Lalu apa maksud dari pernyataan cintanya?

Baekhyun menghela nafas dan tiba-tiba tersedak begitu ada yang berteriak memanggil Chanyeol dengan suara lantang.

"CHANYEOOOL?" seorang namja yang sama pendeknya dengan Baekhyun berjalan mendekati Chanyeol dan memeluknya erat, membuat genggaman tangan Chanyeol terlepas.

"Chen?" namja bernama Chen tadi mengangguk dan Chanyeol tersenyum lebar setelahnya

"Rasanya lama sekali kita tak bertemu, semenjak kau pindah sekolah" giliran Chanyeol yang mengangguk. Baekhyun yang tak mengerti arah pembicaraan mereka hanya diam sambil memandangi sekitar, tindakan yang tak ada gunanya memang, tapi dari pada harus memperhatikan Chanyeol dan temannya tadi.

Diam-diam Baekhyun berjalan menjauh karena merasa dirinya tidak ada yang memperhatikan, Bahkan Chanyeol saja masih melanjutkan pembicaraanya ketika Baekhyun menoleh dan sudah berjalan sedikit jauh. Ia menghela nafas kecil, lebih memilih pulang ke rumah tanpa Suho dan tanpa Chanyeol bersamanya. Yang ada di pikiran Baekhyun ekarang adalah 'Apa lelaki itu yang disukai oleh Park Chayeol?'

...

Baru saja ia membuka pintu rumah keluarga Wu, kaki Baekhyun langsung di peluk oleh Lulu yang notabenenya lebih kecil dari pada dirinya. Ia hendak berjongkok tapi sedikit kesulitan, Lulu memeluk kakinya terlalu erat hingga Baekhyun tak bisa kemanapun. Luna menghampiri kedua namja bermarga Byun tersebut, tiba-tiba ia langsung memeluk Baekhyun.

"Kalian masih punya kami, jangan Bersedih sayang!" Baekhyun benar-benar tak mengerti mengapa semua orang menjadi aneh. Padahal sewaktu ia pergi tadi semuanya masih baik-baik saja. Lulu menangis, Luna memeluknya, semuanya terlalu aneh, hingga Changmin berdiri dan ikut mendekati Baekhyun.

"Appa-mu meninggal sayang" tubuh Baekhyun melemas di pelukan Luna tapi ia tak menangis hanya terdiam "Eomma-mu pergi ke Amerika sebelum kerusuhan terjadi, dan sampai saat ini ia belum kembali" mata yang dulu terlihat selalu berbinar bahagia kini menjadi kosong. Wajahnya begitu datar, lebih pantas disebut shock mungkin. Lulu sudah membasahi lutut Baekhyun dengan air matanya, tapi Hyungnya yang satu itu tak bergerak dari tempat sama sekali.

"Aku ingin ke kamar" siapa yang bisa mencegah kemauan Baekhyun jika keadaan sudah seperti ini. Padahal berita bahagia baru saja mendatangi mereka tetapi tak lama kebahagian itu sudah direnggut paksa. Lulu meraung-raung dipelukan Luna, ia ingin sekali mengejar Hyung-nya tapi Luna sudah menangkap si kecil itu agar tetap disisinya.

Ruangan keluarga Wu terasa begitu suram, Suho yang tak tega melihat Baekhyun bersedih hanya bisa menangis diam-diam di pelukan kekasihnya. Suho merasa bahwa Baekhyun terlalu tertekan hingga tak bisa memberikan ekspresi sedih yang sewajarnya seperti menangis.

"Aku Pu-lang" Chanyeol agak ragu meneruskan kata-katanya begitu menyadari keadaan tak sebaik saat ia pergi dengan Baekhyun tadi pagi, ditambah Lulu yang sudah turun dari gendongan Luna dan langsung membrikan pose pada Chanyeol untuk minta di gendong sambil terus saja menangis "Kenapa menangis? Dimana Hyung-mu?" Lulu semakin menambah volume tangisnya hingga sedikit menyakiti telinga Chanyeol, apalagi isakanya membuat Lulu seperti terkena sesak nafas "Berhenti menangis Lu! Lelaki tak boleh menangis!" susah payah Lulu menghentikan tangisan bocah-nya, tapi bukanya berhenti nafasnya malah semakin tersenggal-senggal. Chanyeol menepuk-nepuk pantat Lulu agar segera berhenti menangis serta menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan kekanan.

"Ja- Huks...Ja-ngan...huks..huks...tinggalkan Lulu..huks...huks...Ajuchi...huks...Jangan pelgi...huks" Chanyeol memberi tatapan bertanya pada eomma-nya dan tidak dibalas dengan jawaban apapun.

"Ajushi tak-akan meninggalkanmu...sudah berhentilah menangis! Matamu suda seperti ikan" Lulu mengeratkan pelukannya di leher Chanyeol, ia benar-benar tak mau ajushi-nya pergi "Dimana Baekhyun?" semuanya saling menatap belum ingin memberikan jawaban pada Chanyeol atas keberadaan Baekhyun.

"Ba-Baekie Hyung...huks...di kamal..huks"

"Aku akan menyusulnya"

"Jangan!" belum satu langkah, semua orang diruangan tersebut melarang Chanyeol untuk menyusul Baekhyun. Jelas saja ia tak paham dengan larangan mereka, tak ada yang mau memberi tahunya apa yang sedang terjadi. Luna menarik satu lengan putra-nya untuk duduk di sebelah Sehun yang tengah di peluk erat oleh Kai.

"Jadi...Appa Baekhyun meninggal karena tertembak, dan eommanya sudah meninggalkan korea sehari sebelum kerusuhan terjadi" sekarang ia mengerti kenapa Lulu kecil menangis meraung-raung seperti ini. Hal tersebut sama saja dengan keadaanya yang lalu, dimana Luna terpisah dan Changmin berada di luar negeri, bedanya adalah Luna selamat dan Changmin kembali ke Seoul secepat yang ia bisa.

Kalau Chanyeol berada di posisi Lulu yang masih kecil ia yakin akan menangis seperti yang Lulu lakukan, karena ia tak pernah mampu membayangkan bagaimana kehilangan eomma dan Appa-nya untuk selamanya. Lalu bagaimana keadaan Baekhyun? Satu pertanyaan yang ingin sekali dilontarkan oleh seorang Park Chanyeol pada semua orang yang ada di ruangan ini. Kenyataanya ia tak berani mendengar jawaban yang lebih buruk lagi dari berita barusan.

"Tunggulah sebentar lagi! Biarkan Baekhyun sendiri dulu" Chanyeol hanya bisa mengangguk menuruti perintah Appa-nya.

...

Saat semua orang sudah tertidur dengan lelap, diam-diam seseorang keluar dari kamar. Berjalan menuju pintu dan melangkah mendekati taman disertai hawa dingin yang cukup menusuk akibat angin berhembus terlalu kencang. Seseorang tadi memilih duduk dibangku, menatap ke arah bulan dengan pandangan kosong. Begitu lama ia memandangi benda bulat, trang yang ada di langit tersebut hingga tak sadar bahwa dirinya sudah menangis tanpa suara.

GREEEB

"Menangislah! Menangis yang kencang Byun Baekhyun! Tapi setelahnya kau harus tersenyum dengan lebar" itu suara Chanyeol. Dari tadi Chanyeol sudah mengikuti Baekhyun sejak namja bermarga Byun itu keluar Chanyeol duduk di ruang tengah karena ia sedang berpikir akan masuk ke kamar Baekhyun atau tidak, tapi Baekhyun malah keluar kamar tanpa menyadari kehadirannya di ruang tengah.

"Ini...hiks...sangat menyakitkan...hiks" Chanyeol yang memeluk leher Baekhyun hanya bisa mengangguk mendengarkan apapun yang ingin dikatakan Baekhyun "Appa...hiks... yang tak pernah menyayangiku, eomma yang tak pernah...hiks... peduli dan sekarang mereka semua sudah...hiks... pergi, Aku..hiks...harus senang atau sedih...hiks?" Chanyeol tetap diam, enggan untuk menjawab.

"A-apa setelah...hiks...ini kau akan pergi...hiks...juga?" gelengan kepala Chanyeol bisa dirasakan oleh Baekhyun karena posisi kepala Chanyeol yang terlalu dekat denganya, membuat Bakehyun mencekram lengan kekar yang melingkar di lehernya "Jangan pergi!...hiks...jangan!" Sepanjang malam itu Chanyeol membiarkan Baekhyun menangis hingga tertidur di taman ditemani oleh hawa dingin angin malam, serta pelukan hangat darinya sepanjang malam hingga pagi mulai datang.

...

2 bulan kemudian

"Chanyeol...cepat bereskan kamarmu! Apa kau tak malu dengan Lulu? Kamarnya saja sudah rapi" Luna berteriak sambil mengangkat beberapa kardus ke dalam kamar.

"Ajushi payah. Kamar Lulu saja sudah rapi" Yah...dalam waktu sebulan Lulu sudah tak cadel lagi dengan huruf 'R dan S' entah apa penyebabnya tak ada yang tahu. Semenjak kejadian pahit yang lalu Lulu terlihat sebagai anak kecil yang amat tabah dan segera bergembira setelah terpuruk hampir satu minggu karena ditinggal pergi orang tua-nya. Sekarang ia dan juga Hyung-nya tinggal dikeluarga Park.

Baekhyun? Bagaimana kabar si biang onar tersebut? Kita lihat saja apa yang dilakukannya sekarang!

Baekhyun terlihat sedang mengusili Chanyeol yang terbaring di atas ranjang dengan beberapa kardus berisi barang-barang baru karena rumah mereka baru saja dibangun dan akan segera di isi dengan barang-barang tersebut, tapi nampaknya Chanyeol terlalu malas hingga membiarkan kardus-kardus tersebut menganggur dikamar tanpa ada niatan membereskan, padahal mereka sudah pindah dari rumah Kris sejak satu minggu yang lalu.

Tangannya yang mungil digunakan untuk menggelitiki kaki Chanyeol agar si jangkung pemalas itu cepat bangun dan memulai paginya dengan membereskan kamar. Baekhyun sudah bertekad akan menyeret Chanyeol bagaimanapun caranya agar kamar ini terlihat layak disebut sebuah kamar.

"Hentikan Baekhyun!...eummm..." merasa usahanya gagal, Baekhyun berhenti menggelitiki dan beralih duduk diatas tubuh Chanyeol yang telentang, mengikuti Trik yang sering digunakan Sehun "Beraaaaat" keluhan Chanyeol membuat Baekhyun tertawa, dan dengan senang hati ia menggerakkan tubuhnya hingga tubuh Chanyeol terguncang "Hentikaaan!"

Chanyeol terduduk dan berganti Bakhyun yang tidur telentang diatas kasur, posisi menjadi terbalik dengan yang sebelumnya, Chanyeol berada di atas Baekhyun, matanya bahkan belum terbuka dan ia sudah menindih tubuh kecil Baekhyun.

"Selamat pagi"

CUP

Chanyeol memberikan ucapan selamat pagi dan setelahnya mengecup Baekhyun tepat di bibir, membuat pemuda di bawah Chanyeol tersenyum senang dan balas mengecupnya tepat dibibir pula.

"Selamat pagi juga...eh...tapi ini sudah siang dan kau Park Chanyeol, cepat bangun! Cepat bereskan kamarmu yang berantakan!"

"Sebentar lagi, aku masih mengantuk" Chanyeol mengelak dan kena pukulan telak di dahinya, matanya sudah terbuka karena rasa sakit yang diberikan oleh Baekhyun.

"Pasti sakit kan? Makanya cepat bangun!" Baekhyun sudah berusaha mendorong tubuh besar Chanyeol agar menyingkir tapi tenaganya terlalu kecil untuk menyingkirkan badan raksasa tersebut.

"Kau berani memukulku?"

"Tentu saja" jawaban angkuh Baekhyun membuat Chanyeol geram

"Baiklah, mulai sekarang tak ada ciuman selamat pagi dan selamat malam" Chanyeol menyingkir dari atas tubuh Baekhyun hendak pergi ke kemar mandi

"Kenapa? Kau tak mau melakukannya lagi?" Baekhyun langsung protes, Chanyeol berbalik dan menatap Baekhyun yang tengah duduk sambil memasang wajah cemberut.

"Karena kau berani memukulku. Ah...tau begini aku tak akan mengaku kalau menyukaimu" Baekhyun sudah berdiri di atas ranjang dengan posisi kedua tangan di pinggang, marah karena ucapan kekasihnya.

Tenang...! iya mereka sudah jadian tepat seminggu setelah kabar buruk mengenai kematian Byun Kangin. Chanyeol yang tak tega melihat Baekhyun terus-terusan bersedih sendirian akhirnya mengakui siapa yang sebenarnya ia sukai, meskipun sebelumnya Baekhyun sudah menolak untuk mendengar pengakuan Chanyeol.

Flashback

"Sudahlah kau jangan menangis terus! Kalau kau tak menangis aku akan menghiburmu" keadaan Bakehyun sudah cukup membaik saat itu, jadi Chanyeol sudah mulai berani menggoda Baekhyun.

"Lakukan apapun untuk menghiburku!"

"Kalau begitu dimulai dengan pengakuan siapa yang kusukai" Baekhyun yang tadi sudah sedikit tertarik dengan permainan Chanyeol, dan sudah mulai terhibur harus menelan pil pahit dengan mendengarkan pengakuan namja disampingnya.

"Aku sudah bilang tak mau mendengarnya!" Baekhyun berdiri

"Aku menyukai Byun Baekhyun" tubuhnya sektika lemas begitu mendengar apa yang diakatakan Chanyeol, kakinya yang tadi mampu untuk digunakan berjalan sepuluh kilometer tiba-tiba lemas padahal ia hanya berdiri. Chanyeol tahu bahwa Baekhyun akan susah percaya dengan apa yang di ucapkannya jadi ia mengambil langkah dengan memeluk Bakehyun dari belakang "Jangan salahkan aku! Aku mengatakannya sekarang bukan karena ingin menghiburmu, tapi karena waktu itu kau tak mau mendengar sebuah pengakuan dariku ya sudah kukatakan sekarang saja. Kurasa waktunya tepat"

"Bodoh"

"Eh...kau mengataiku bodoh?" Chanyeol hendak protes dengan mulai melepa pelukan Baekhyun, tapi si mungil itu malah berbalik dan memeluknya erat.

"Bukan kau yang bodoh, tapi aku...Byun Baekhyun bodoh..hahahaha" Baekhyun rela mengatai dirinya bodoh sebab saat di rumah sakit dulu ia tak mau mendengar pengakuan Chanyeol, ia sedikit menyesal sekarang, kalau tahu begini kan ia sudah ingin mendengarnya dari dulu.

Flashback off

"Arghhh baiklah kalau kau menyesal, pergi saja dengan Chen-mu itu"

"Hahahaha...kenapa kau masih menganggap kalau aku menyukai Chen? Aku kan sudah mengatakannya padamu, dasar...selalu tak percaya dengan orang lain"

"Kau juga selalu saja menghinaku, padahal aku ini kekasihmu..ughh...Park Chanyeol bodoh" Chanyeol terkekeh, ia segera mengangkat Baekhyun yang tadinya masih berdiri di atas ranjang untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Terimakasih atas pujiannya" Baekhyun bingung, padahal tak ada yang memuji Chanyeol, ia tadikan mengatainya bodoh "Satu ciuman dan aku akan segera mandi"

CUUUP

Dengan senang hati Bakehyun memberikan satu kecupan singkat dibibir Chanyeol lalu mendorong kekeasihnya agar segera masuk ke kamar mandi.

Indah bukan kisah mereka? Lalu bagaimana dengan Kris, Suho, Sehun dan Kai? Mereka juga bahagia, tenang saja...satu bulan yang lalu Kris dan Suho sudah menikah, meskipun pernikahan mereka di undur beberapa waktu karena kejadian yang lalu. Sehun dan Kai? Mereka masih sering bergantian menginap ketika kedua orang tua mereka pergi keluar negeri, seperti kerusuhan tersebut tak pernah ada bagi keluarga Kim dan keluarga Oh, ya itu karena mereka sedang di luar negeri ketika kerusuhan terjadi, meninggalkan kedua anak mereka yang selalu bermesraan dimanapun berada.

TAMAT...TAMAT...TAMAT

Aku tahu ini nggak bagus sama sekali, padahal aku sudah membuat kalian menunggu selama sebulan lebih sehari untuk chapter terakhir ini. Ini merupakan FF dengan review terbanyak yg pernah saya miliki, terimakasih untuk kalian semua yang sudah mau membaca Namja With Trouble hingga ff ini juga jd ff dg chapter terbanyak milik

Saya tak tahu harus menulis apa lagi, pokoknya saya bahagia karena satu ff yang sudah tamat, setidaknya mengurangi hutang kepada readers.