Jikalau
Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi
Hari itu hujan, menambah rasa malas Haizaki untuk bangun dari tempat tidur. Ini hari sabtu, kantornya libur, jadi ia pikir sekali-kali bermalasan tidak ada salahnya.
Tidak disangka, Nijimura pun masih tertidur di sebelahnya. Membelakangi Haizaki, mempertontonkan bahunya yang lebar, dan postur tubuhnya yang indah. Tanpa sadar Haizaki memajukan jarinya perlahan-lahan untuk membelai lembut punggung Nijimura. Tidak cukup dengan itu saja, ia ikut memajukan tubuhnya, melenyapkan jarak di antara mereka berdua dan mengecup tengkuk Nijimura, menghirup aroma tubuh lelaki yang ada di depannya saat ini.
Napas hangat membangunkan Nijimura.
"Hari ini hari terakhir aku disini, besok pagi sudah harus berangkat untuk urusan di kepolisian, satu minggu."
"Kau sudah bilang tadi malam."
"Kau tidak akan rindu?"
Haizaki membanting tubuhnya ke atas tubuh Nijimura, menindih ia yang satu tahun lebih tua darinya. Lalu memeluknya erat dan memejamkan mata dengan tak kalah eratnya, serasa kelopak matanya akan robek kali itu juga, "kau bodoh."
"Hei, Haizaki, bila besok aku tidak kembali, bagaimana?"
Haizaki masih bergeming.
"Bagaimana?" diulangnya lagi.
"Sebaiknya kau tidak mati karena satu-satunya yang patut untuk menghabisimu hanya aku"
Nijimura tertawa. Tawa yang ringan dan keluar tanpa ia harus berusaha. "Posesif sekali," balasnya seraya mengelus rambut haizaki dan mengembalikan pelukan yang Haizaki beri.
Haizaki tidak pernah bilang, tapi setiap malam sebelum ia tidur, hal yang ia panjatkan pada Tuhan atau siapapun yang mendengar doa yang ia teriakkan di dalam hatinya, adalah keselamatan Nijimura.
Dan hal yang Nijimura benar-benar harapkan di bumi ini adalah kebersamaan dengan Haizaki sampai detik-detik mereka yang terakhir. Agar ia dapat selalu menjaga Haizaki, dan Haizaki selalu ada untuknya. Dan tentu saja, saling memiliki.
[Andai esok ku tak kembali di sini, dan andai hujan tak berpelangi.
Sudikah kau menanti?]
Fin.