Title : Hello, Baby!

Author : Cindy Jung

Pairing : YunJae (Jaejoong X Jaejoong)

Rate : T , bit M

Genre : Romance

Author Note: Tadaaa is this asap enough? :P Well, ini chapeter terakhir dari serial Hello, Baby! ini :D Ga kerasa ternyata udah end lagi aja yah hehehehe. Terimakasih BANYAK buat semua pembaca yang sudah mendukung FF ini untuk terus lanjut yah :D Cindy jadi sangat bersemangat untuk melanjutkannya! Huwehehehe

Balasan Review:

Niaretha : Eh? Mpreg? Waduh belum ada pikiran dan belum berani buat cerita yang mpreg XD wkwkwk Request accepted :D kebetulan authornya juga lagi bingung nih mau ngetik apalagi ternyata kau hadir dan merubah segalanya (?) wkwkwkw tapi maaf kalo ceritanya sedikit membingungkan hehehehe. Makasih yah udah mau baca dan ngereview terus :D

Adindapranatha : Wah udah ketauan yah XD wkwkwk makasih yah udah mau baca dan ngereview ff ini :D

Vic89 : Wuakakaka. Additional person itu apa? ._.v Yah soal ranjang-ranjangan mah biar imajinasi kita saja yang berjalan wkwkwk *ikutan senyum nista. Vic makasih udah mau baca dan nyempetin buat review yah :D

Anik0405 : Iyup! Inilah yang kita tunggu-tunggu! XD Makasih sudah mau baca dan review :D

Minhyunni1318 :Yup! Ini dilanjut :D makasih yah sudah mau baca dan review yah :D

Lady Ze : Yup! This is last chap :D Makasih sudah mau ngikutin dan nyempetin review yah :D

MichiMizuka : Yoosu couple? Entahlah, disini main pairingnya Cuma YunJae aja sih tapi mungkin bakal ada sedikit Yoosu yang numpang lewat (?) wkwk Makasih sudah mau baca dan makasih reviewnya :D

Riska0122 :Yunjae nikah Sekarang! *ketok palu (?) wkwkwk. Makasih sudah mau baca dan mereview yah :D

Runashine88 : Changmin punya ade... (Hening berkepanjangan) wkwk. Ntar yah mudah-mudahan author siap bikinin ade buat Changmin (?) heheh. Terimakasih karena udah mau baca dan ngereview :D

Balasan Review End

Maaf kalo kemarin-kemarin ga bisa bales reviewnya satu-satu soalnya inti masalah yang dibicarakan kebanyakan sama hehehe ._. Maafkan yah *bow sekali lagi maafkan *bow*bow.

Now let's the story begin

.

.

.

Every people have their own happy ending

And my end was with you

My, Baby

^^Hello,Baby!^^

"Aku melihatmu...setiap natalku terasa buruk"

Aku menjatuhkan pantatku ditempat duduk ini, berharap akan menemukan sosok yang sama seperti beberapa tahun terakhir pernah aku jumpai. Ah bukan. Aku lihat. Selama ini yang aku lakukan hanyalah melihat kecantikan dan kehangatannya. Aku mengalihkan mataku sejenak pada jam yang kini sudah melingkar dengan cantiknya dipergelangan tanganku.

Pukul 7 malam.

Masih terlalu dini tampaknya untuk dia sekedar mengunjungi tempat makan mewah seperti ini.

Aku menanti. Satu jam, Dua jam, Tiga jam, baiklah sekarang sudah pukul 10 malam dan bahkan aku belum melihat ujung hidung mancungnya tersebut. Mungkin natal kali ini memang harus terlewati tanpanya hum? Mungkin dua tahun terakhir ini memang hanya kebetulan belaka.

Aku hendak membangkitkan tubuhku sebelum suara dentingan pintu masuk restoran tersebut menyusup ke lubang telingaku dan membuat perhatianku teralih sejenak. Aku menarik kedua ujung bibirku dan tersenyum disana. Apa yang telah ditunggunya kini tampak dihadapannya. Dengan pakaian yang cukup formal dibalut oleh jaket yang tampak cukup tebal dan skinny jeans yang tampak trendy saat dikenakannya.

"Mianhae, aku terlambat" katanya dengan sedikit terburu-buru sambil memasang raut wajah yang tampak sedikit menyesal pada seorang lain yang duduk tidak jauh dariku

Tampak wajahnya cemas kala yeoja yang kini duduk dihadapannya itu tengah memarahi dan menceramahinya. Dapat kutangkap sedikit kerucutan bibirnya yang tampak menggemaskan kala itu. Namja ini, Kim Jaejoong. Kau sungguh menarik.

.

"Aku melihatmu...dengan cantiknya di pernikahan adikku"

Aku tengah melangkah menuju kursi umat dalam Gereja untuk menyaksikan pengikatan sakral dari adik yang sangat kusayangi. Ya, Jung Jihye pada akhirnya menikah mendahuluiku. Yah, walau ada rasa cemburu yang sedikit berkecamuk dalam dadaku tapi hey? Tidak masalah siapa yang menikah lebih dahulu, yang penting kami bahagia. Lagipula jika Jihye tidak menikah, mungkin akan sangat lama hingga Appa dan Oemma akan berdiri disampingku seperti saat ini lagi.

Tampak semua orang disana telah siap dan dengan tenang menyaksikan ikatan suci antara adikku dan namja bernama Park Yoochun ini hingga aku mendengar sebuah deru langkah kaki yang semakin mendekat kearahku. Aku sedikit mengalihkan pandanganku dari altar kepada asal suara tersebut.

DEG! Jantungku berdegup sedikit lebih cepat dari biasanya kala manik mataku menatap sesosok yang sungguh-sungguh tidak asing kala itu. Aku melihat wajahnya lagi. Wajah yang tampak kelelahan itu kini tengah mengambil tempat disisi lain tempat dudukku. Hari itu ia mengenakan jas abu-abu dengan kemeja putih didalamnya. Sekitar dua kancing tersebut tampak terbuka dan memperlihatkan sedikit celah didadanya. Rambut almondnya tersisir rapi dengan poni sedikit menutupi matanya. Kulihat juga nafasnya yang terengah dan pelipisnya yang tampak berkeringat kala kini ia telah menduduki kusi tersebut.

Saat ikrar hendak diucapkan aku kembali menatap Jihye dan merasakan sedikit panas pada mataku. Jihye yang dengan cantiknya kini mengenakan gaun putih panjang hingga menutupi seluruh kakinya disertai paduan indah rambutnya yang kini tampak bergelombang kini sudah menjadi bride yang cantik pada pernikahan ini. Adikku, kini sudah dewasa rupanya.

Sedikit mataku mencari celah untuk menatap namja yang ada disisi lain tempat dudukku ia juga tengah menatapi peristiwa di altar tersebut dengan penuh haru. Sebuah pikiran sedikit terbersit dikepalaku dan membuat senyumku pun tak pelak terukir. Sejujurnya aku merasa pemikiran ini begitu konyol. Bahkan sangat konyol. Kalian tau apa yang aku pikirkan saat itu?

Aku, dan Jaejoong, mengikat janji yang sama seperti yang Jihye lakukan saat ini.

Konyol sekali bukan?

.

"Aku melihatmu...dengan cemasnya di persalinan adikku"

Kudengar Jihye tengah merintih menandakan kesakitan yang amat sangat yang ia rasakan kini. Entah aku harus berpikir dan merasakan seperti apa, yang pasti saat ini aku khawatir dengan adikku yang tengah mengalami pembukaan untuk mengeluarkan anak dalam kandungannya. Kondisi Jihye tampak tidak begitu baik saat ini, karena persalinan ini terpaksa terjadi lebih cepat kala ia melihat sebuah darah mengalir dari pahanya.

Pintu itu terbuka dan membuat sesosok pria berpakaian hijau menampakan dirinya.

"Kami butuh suaminya" kata pria yang adalah dokter itu kemudian

"Tunggu sebentar, akan kutelepon dia" kataku cemas saat itu sambil mengambil ponselku dan sedikit menjauh dari ruangan itu untuk mencari sinyal yang lebih baik.

Baru aku menempelkan ponsel itu pada telingaku aku sudah mendengar sebuah suara yang terdengar cemas kini mendekat. Aku masih memunggungi kedua sosok yang sudah tampak sangat dekat dengan punggungku merasa bahwa itu hanyalah suara cemas dari orang lain.

"Disini ruangannya, ayo Yoochun ah" kata seorang namja yang suara berhasil membuatku menolehkan pandanganku padanya yang kini tengah berlari sedikit menjauh dibelakangku

Aku memandang keasal suara tersebut dan ya, benar saja, suara itu memang suara dari namja yang sangat kuhafal wajahnya. Kim Jaejoong. Aku menatapnya yang kini tampak tengah menggit kuku jarinya diantara langkahnya tersebut. Wajahnya tampak sangat cemas kala itu. Ia dan namja yang kuketahui bernama Yoochun perlahan bercakap dengan seorang pria dokter disana dan akhirnya Yoochun meninggalkan namja itu sendiri diluar.

Aku terpaku memandangnya.

Haruskah aku menyapanya?

Ah, tidak. Aku belum siap.

Lagipula saat ini Jihye lebih penting.

Soal namja itu...

Memandangnya seperti ini saja, cukup bukan?

.

"Aku melihatmu...dengan dukanya di makam adikku"

Aku menatapnya. Memandang nisan yang kini sudah tertancap dengan tegap dihadapanku. Entah apa yang bisa kupikirkan, kurasakan, atau kukatakan kini. Yang aku tau kini, semuanya terasa sepi. Walau banyak orang disekitarku yang kini tengah menepukkan tangannya pada bahuku, aku tetap tidak dapat merasa atau mendengar apapun. Yang bisa aku pandang kini hanya nisan adik kesayanganku ini, wajah duka Yoochun, dan... namja bernama Kim Jaejoong itu. Ia hadir dengan luka dan duka yang sama. Kutatap tangannya yang kini tengah membelai dan menguatkan bahu Yoochun disela tangisnya itu.

Taukah kau Kim Jaejoong?

Semua kekuatan yang berusaha kau berikan pada Yoochun kala itu, semuanya, juga tanpa sadar telah menguatkanku?

^^Hello,Baby!^^

Jaejoong mengerjapkan matanya pelan kala mendapati wangi yang tidak biasa dikamarnya. Perlahan ketika pandangannya berhasil kembali seutuhnya ia memandangi beberapa kelopak bunga mawar disekitar tempat tidurnya. Ia menolehkan kepalanya kesisi lain tempat tidurnya dan mendapati beberapa kelopak bunga mawar juga disana. Ia membangkitkan juga tubuhnya, dan yang ia lihat sama, kelopak bunga mawar merah yang bertebaran bahkan seakan menyelimuti tubuhnya.

Tangan indahnya mengambil beberapa kelopak bunga tersebut dan menciumi aromanya. Sangat harum dan menenangkan. Tampak kulit putihnya benar-benar beradu indah dengan mawar yang kini tengah ia pegangi. Matanya kini menatapi seluruh kamarnya yang juga ternyata kini sudah ditutupi oleh bunga mawar yang sangat banyak dan membuat kesan saat ini terasa sangat tidak biasa dan berhasil membuat dadanya bergemuruh lembut namun cukup kencang. Menurutnya ini cukup... romantis.

Ia menuruni tempat tidurnya dan menginjak beberapa kelopak bunga tersebut ketika ia membawa kakinya menuju pintu keluarnya. Ia membuka pintu itu perlahan dan menatap pemandangan yang hampir sama seperti kamarnya kini. Hanya saja, kelopak itu kini seakan membentuk sebuah jalan yang tampak memintamu untuk mengikutinya dan Jaejoong pun mengikuti kemana arah kelopak itu membawanya dan membuatnya terhenti dikamar Yunho.

Diputarnya sejenak kenop pintu kamar itu dan membuatnya melihat kedalam kamar tersebut. Kosong. Tidak ada seorang pun disana. Bahkan keadaan kamar Yunho saat ini tampak sangat biasa-biasa saja tanpa ada mawar disekitarnya. Apa sebenarnya mawar ini bukanlah petunjuk jalan?

Jaejooong POV

Aku memoutkan bibirku saat tidak menemukan apa-apa dikamar ini. Aish, aku merasa sudah sangat bodoh karena mengikuti mawar itu hingga menuju kamar tidak berpenghuni ini. Eh tunggu dulu. Tidak berpenghuni?

"Hey, Kim Jaejoong" panggil suara dibelakangku dan membuatku memalingkan tubuhku menghadapanya

Dapat kutatap wajah Jung Yunho yang tengah cengengesan kini sambil memperlihatkan senyumnya yang begitu lucu seperti anak kecil. Aish, itu sangat menggemaskan tapi tetap saja aku merasa telah dibodohi karena saat aku mengikuti jejak itu dan tiba dikamar ini aku tidak menemukan apa-apa. Dan apa-apaan pakaian itu? Dia tampak seperti akan melamar pekerjaan saja.

"Ngambek eoh?" goda Yunho yang berhasil membuat rona pada wajahku

Aish, setelah semakin dekat dengannya ternyata Yunho itu orang yang seperti ini eoh? Senang menggoda. Namun tetap saja. Aku menyukai si penggoda ini. Si penggoda yang berhasil membuatku merona, si penggoda yang berhasil membuat jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya dan si penggoda yang membuatku jatuh dalam cintanya.

"Ini. Jangan ngambek lagi hum?" Kata Yunho sambil memberikan seikat bunga mawar merah padaku

Aku yang menatapnya takjub hanya dapat melebarkan mataku sementara bibirku tetap terpoutkan sempurna. Sedikit jaim itu tidak apa bukan? Hehehe

"Maafkan aku... Hum?" pinta Yunho dengan sedikit nada merajuk

Aku yang melihatnya tidak dapat berkutik lagi. Sosok tampan dan berwibawa Yunho kini berganti menjadi sosok yang sangat imut dan menggemaskan. Haish, ternyata aku masih belum tau apa-apa tentang namja yang berada dihadapanku ini. Bahkan aku masih dapat saja dibuat terkejut oleh sifat yang belum pernah ia tunjukkan padaku sebelum kami resmi bersama.

"Arraseo" kataku sambil mengambil seikat mawar itu dari tangannya

"Aku memaafkanmu" kataku sambil menatapnya dengan senyuman terbaik diwajahku

Kembali aku menatap mawar itu dan menciuminya sesaat sambil memejamkan mataku. Aku menaikan sedikit bahuku kala aku tengah berusaha menghirup wangi mawar merah yang tampak masih segar tersebut dan menjauhkannya sedikit kala berusaha menghelakan nafasku. Wanginya sangat khas dan membuatku merasa nyaman.

Aku membuka mataku dan menatapnya lagi.

Mawar merah.

Sebuah lambang cinta bukan?

Aku menghela sedikit nafasku dan menarik kedua ujung bibirku kala memikirkan kata-kata tersebut. Ternyata pria seperti Jung Yunho bisa seromantis ini. Menyelimutimu dengan ribuan kelopak mawar merah, memberi petunjuk akan kemana engkau berjalan, dan kini memberi seikat mawar yang sangat indah sebagai tujuan akhirnya. Yunho ah, apakah kita akan memiliki akhir yang indah seperti ini?

Aku terlalu sibuk dengan berbagai macam pikiran-pikiranku hingga tidak menyadari ada sebuah kartu didekat tanganku pada ikatan bunga itu. Seketika aku mengambilnya dan lalu membacanya.

"Tengadahkan kepalamu"

Aku mengerutkan sedikit keningku sambil mengerucutkan bibirku. Tulisan macam apa ini? Kukira akan ada kata-kata romantis atau sebagainya , tapi 'tengadahkan kepalamu'? Ck, Jung Yunho, ternyata kau tidak seromantis apa yang aku kira.

Aku sibuk meracau dalam hati kala menatap kata-kata di kartu ucapan tersebut. Dengan sedikit ogah-ogahan akhirnya aku menegadahkan kepalaku sambil berusaha membawaku kembali pada pandangannya.

DEG!

Aku menatap sesuatu yang SANGAT mengagetkanku.

Oh Tuhan, kuharap aku tidak terkena serangan jantung sekarang.

End Jaejoong POV

^^Hello,Baby!^^

"Tengadahkan kepalamu"

Sebuah tulisan yang tercetak pada kartu ucapan yang kini digenggam oleh tangan kiri Jaejoong itu mau tidak mau membuat sebuah kerutan di keningnya. Tampak bibirnya juga tengah ia kerucutkan dengan menggemaskan kini. Dengan wajah yang sedikit malas ia menegadahkan kepalanya dan kembali menatap sosok didepannya. Kim Jaejoong melebarkan matanya ketika mendapat pemandangan yang tidak biasa dalam hidupnya.

"Kim Jaejoong, maukah kau menikah denganku?"

Tampak Yunho kini berdiri dengan tegapnya dengan sebuah benda asing yang kini ada di tangan kanannya dan teracung tepat dihadapannya. Sebuah cincin dengan beberapa batu berlian kecil yang mengitari cincin tersebut menambahkan keindahan dan kecantikkan benda bundar yang dipegangi oleh Yunho tersebut. Jaejoong masih memandangi pemandangan dihdapannya ini dengan tidak percaya.

Yunho, dengan pakaian yang ia anggap terlalu formal sepagi ini, dengan sebuh cincin yang tengah tergenggam manis diantara telunjuk dan ibu jari Yunho, dan dengan tatapan yang seserius ini, menanyakan pertanyaan yang bahkan hanya dapat Jaejoong jawab dengan keterdiaman.

Tampak sedikit cemas pada diri Yunho kala namja dihdapannya itu hanya terdiam tanpa memberikan jawaban apapun. Mungkin memang terlalu cepat bagi namja ini untuk mengajaknya untuk membina hubungan yang lebih dari sekedar hubungan yang mereka jalini kini. Keterdiaman namja ini membuat jantung Yunho bergetar pelan dan tidak nyaman. Apa ini berarti penolakkan?

Yunho mengambil nafas yang berat sejenak sambil mengeluarkannya cepat dan memandang namja yang masih terdiam tersebut. Masih tangannya menggenggam cincin yang teracung dengan manis ke arah Jaejoong tersebut. Lagi ia menghela nafasnya sambil mengalihkan tatapannya dari Jaejoong dan kemudian menurunkan cincin tersebut dari hadapan Jaejoong.

"Aku..."

"Kau sangat tidak romantis" kata Jaejoong sebelum Yunho dapat menyelesaikan kata-katanya

"Eh?"

"Kau harus berlutut jika melamar seseorang, apa kau tidak pernah melihat itu dalam film-film?" kata Jaejoong dengan nada yang sedikit protes

"Eh?" Yunho hanya dapat menyaut dengan bingung

"Haish, Jung Yunho kau itu benar-benar... apa kau tidak pernah menonton film?" protes Jaejoong lagi sambil turut menghelakan nafasnya

Yunho yang sedari tadi hanya diam menatap Jaejoong kini mengukirkan lagi senyum diwajahnya. Cahaya mata Yunho yang tadi sempat muram kini hadir kembali dan membawa kehangatan tersendiri pada pipinya. Namja ini benar-benar... Kim Jaejoong kau bisa membuat seorang Jung Yunho gila kau tau?

Mendengar protes Jaejoong, Yunho lalu menurunkan sedikit tubuhnya dan kemudian berlutut dihadapan Jaejoong dengan kaki kanan sebagai penumpunya. Kaki kanannya sedikit menutupi jejak mawar yang dibuatnya untuk Jaejoong tersebut. Dengan kepala yang ia tengadahkan untuk memandang namja cantik dihadapannya, tangannya perlahan meraih tangan kanan Jaejoong dan menggenggamnya erat. Tangan kanannya terangkat dan kembali mengacungkan cincin manis itu dihdapan Jaejoong.

Yunho menelan salivanya pelan diantara senyum manis dan tatapan hangatnya tersebut. Sedikit ia berdehem untuk mengembalikan kesempurnaan suaranya yang kini terasa amat serak.

"Kim Jaejoong, maukah kau menikah denganku?" ulang Yunho pada Jaejoong

Hening.

Jantung Yunho berdebar kencang saat namja dihdapannya itu masih menjawab pertanyaan pernikahan tersebut dalam diam. Apa harapan Yunho terlalu tinggi saat ia merasa Jaejoong akan menerimanya tadi? Apakah Jaejoong hanya mempermainkannya tadi? Apakah...

"Aku mau" jawab Jaejoong saat tampak Yunho tengah bergumul dengan perkiraan-perkiraan buruk dikepalanya

DEG! Kini Yunho kembali terdiam kala mendengar jawaban Jaejoong yang terasa tercerna dengan lambat dikepalanya.

"Hah?" kata Yunho seakan mencari kepastian

"Aku mau, aku mau menikah denganmu Jung Yunho" kata Jaejoong sambil tersenyum menatap Yunho kini. Senyum malu-malu termanis yang pernah Yunho lihat.

Yunho melebarkan senyumnya sehingga memperlihatkan deretan gigi rapinya. Binar pada matanya semakin bertambah kala jawaban yang dengan sangat jelas itu keluar dari mulut namja yang dicintainya ini. Ia kembali membangkitkan tubuhnya dan menatap wajah namja cantik yang telah mengisi hatinya beberapa tahun ini sambil tetap menggenggam tangan kanannya.

Cincin yang sedari tadi terhimpit manis diantar telunjuk dan ibu jari Yunho, kini ia tautkan pada jari manis namja cantik itu. Cincinnya benar-benar pas di jari manis Jaejoong dan itu memberi kebanggaan tersendiri pada Yunho. Cincin yang cantik ijemari seorang yang tak kalah cantik, benar-benar pemandangan yang indah bukan?

Yunho dan Jaejoong yang tidak dapat menutupi kebahagian dalam diri mereka masing-masing hanya dapat tersenyum kecil dengan rona merah di wajah mereka. Jantung mereka beradu seakan saling berperang untuk menentukan siapa yang lebih berdebar kini. Yunho terus menggenggam tangan kanan Jaejoong yang terlepas dari memegang buket mawar tersebut, sementara tangannya membelai rambut Jaejoong sayang. Ah tidak, Yunho membelainya dengan peeennuhhh cinta.

"Kau benar-benar ingin menikahiku bukan?" tanya Yunho lagi pada Jaejoong yang kembali di balas dengan anggukan malu-malu Jaejoong

Yunho semakin memperlebar senyumannya kala mendapati namja yang dicintainya tengah melakukan perbuatan yang sangat manis menurutnya dan membuatnya gemas. Dia yang sudah tidak tahan lagi lalu membawa Jaejoong kedalam pelukannya dan memeluknya erat, seakan tidak akan pernah Yunho lepaskan hingga kapanpun. Kapanpun.

Jaejoong yang juga merasakan kebahagiaan yang dirasakan Yunho membalas pelukkan tersebut tak kalah erat dari sang pemeluk. Tangannya melingkar dan memeluk erat dengan manja dileher namja tersebut dengan kepala yang ia sandarkan dibahunya. Mawar merah tersebut masih dengan indahnya menghiasi tangan kiri Jaejoong.

Yunho sedikit mengangkat tubuh Jaejoong dan memutar-mutarkannya perlahan seakan meluapkan kebahagiaannya. Kemudian ia menghentikannya dan melepaskan pelukannya dengan Jaejoong masih sambil menatap dengan penuh bahagia kepada namja cantik ini.

"Jung Yunho akan menikah!" pekik Yunho penuh kebahagiaan

"Kim Jaejoong akan menikah!" pekik Jaejoong tak mau kalah dengan wajah yang tak kalah bahagia

"Kami akan menikah!"

^^Hello,Baby!^^

"Mwo?! Uri Jaejoongie akan menikah?! Baiklah, baiklah, aku akan segera mengambil penerbangan ke Korea sekarang" kata seorang pria paruh baya yang kini tampak sedang sedikit terburu-buru setelah menerima telepon tersebut

"Mr. Kim, ada apa?" tanya seorang sekertaris yang merasa heran dengan suara gaduh yang terjadi didalam ruangan bosnya

"Anakku akan menikah!" pekiknya dengan bangga pada sekertarisnya

.

"Benarkah appa!? Ne, kami akan segera pulang sekarang" kata seorang pria paruh baya lain kala menerima sambungan telepon yang sama seperti yang diterima oleh appa Jaejoong

"Ada apa yeobo? Kau tampak senang sekali?" kata seorang yeoja paruh baya yang tak jauh darinya

"Uri Yunho, dia akan menikah" kata Mr. Jung dengan senyuman kelegaan di wajahnya

"Ah? Benarkah? Ah, akhirnya ia menikah juga! Jja! Kita segera kembali ke Korea!" kata Mrs. Jung antusias sambil mulai mengemasi barangnya

.

"Hahahaha, selamat kakak ipar! Akhirnya kau akan menikah juga! Sampaikan salamku pada Jaejoong eoh?" kata Yoochun disela senyumannya

Bahkan setelah telepon tersebut tersebut terputus Yoochun masih menahan senyumnya dan mengeluarkannya karena merasa konyol dengan pasangan ini. Teringat kejadian saat tiba-tiba ia menelepon Yunho dan mengatakan bahwa ia telah mengirimkan seseorang yang akan membantu mereka menjelankan rencana mereka untuk membuat Jaejoong cemburu saat itu.

Penantian Yunho yang lama akhirnya terbalas juga. Dan penantian Oemma Jaejoong yang lama juga akhirnya terbalaskan.

"Astaga, aku ini sedang memikirkan apa? Hahaha" batin Yoochun

"Appa... Appa enapa? Minnie jadi atut~" kata Changmin sambil memeluk boneka jerapah kesayangannya kala menatap wajah ayahnya yang senyum-senyum sendiri seperti orang gila

"Aeh Minnie ya!" kata Yoochun antusias pada anaknya tersebut

"Chukkae! Kau akan segera punya adik!" kata Yoochun dengan senyum yang tidak dapat diartikannya tersebut pada Changmin

Sementara Changmin hanya dapat memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan apa yang ayahnya ini maksud.

"Appa ini ngomong appa cih? Aneh~" kata Changmin lalu meninggalkan Yoochun yang membuat Yoochun memoutkan bibirnya sambil menatap anak semata wayangnya itu

"Miinie jahat sama appa..." batin Yoochun kemudian

.

"Hyung! Chukkae! Akhirnya!" pekik namja bersuara lumba-lumba tersebut dengan tawa khasnya diakhirnya

"Appa enapa cihhh~~ belicik cekali!" protes namja kecil disebelahnya

"Ah, Kyuhyunie! Akhirnya Yunho Appa dan Jae Oemma akan menikah!" seru Junsu pada anaknya bersemangat

"Hah?! Celius?! Aciikk! Belalti ntal Minnie bakal unya ade! Telus Kyu unya temen main balu! Holeee!" pekik Kyuhyun senang sementara appanya menatap anakanya yang antusias ini dengan bingung

"Minnie punya adik? Maksudnya?" batin Junsu

.

Dan berita tentang pernikahan Yunho dan Jaejoong pun kemudian mulai terdengar hingga keujung yang tidak diketahui mereka berdua.

^^Hello,Baby!^^

Pintu itu mulai terbuka dan memperlihatkan dua orang yang tengah berdiri disana. Seorang yang lebih tinggi itu tampak menunjukkan kegagahannya sementara yang lain menggenggam bunga dengan cantiknya. Mereka melangkah perlahan dengan hati yang mantap. Tangan kanan sang pengantin mengait erat pada tangan kiri sang ayah. Semua mata yang tengah berdiri menatapi sang pengantin dengan terkagum kagum.

Bagaimana tidak?

Kulit putih mulusnya, mata besarnya, hidung mancungnya, dan bibir cherrynya kini sedang dipadukan dengan setelan putih pada tubuhnya. Kemeja abu-abu yang menjadi dasar tubuhnya yang ia buka beberapa kancingnya, ditutupi oleh tuxedo putih yang juga ditemani oleh bunga-bunga mawar yang kini tengah digenggam oleh Jaejoong erat. Warna ini benar-benar menyatu dengan kulit Jaejoong kala itu dan menambah padu indah pada dirinya.

Dipandanginya namja bermata musang yang sudah menunggunya di altar tersebut. Kulit coklatnya memadu indah dengan tuxedo hitam yang dikenakannya saat itu. Tidak jauh beda dengan Jaejoong, Yunho juga menjadikan kemeja sebagai dasar tuxedonya, hanya saja, ia menggunakan kemeja putih dengan dasi yang menggantung indah dilehernya dan sapu tangan putih pada tangannya.

Yunho mengulurkan tangannya kala sosok Jaejoong yang sudah terlepas dari kaitan ayahnya mulai hendak menaiki altar Gereja tersebut. Semua umat telah duduk. Dan disinilah Yunho dan Jaejoong berdiri pada akhirnya. Dengan seorang pendeta diantara mereka.

"Hey, kenapa kau tidak memakai penutup kepalamu?" bisik Yunho

"Ya! Aku ini namja! Setidaknya aku ingin memperlihatkan ke'namja'anku!" bisik Jaejoong yang terdengar sedikit protes

"hahaha, baiklah" jawab Yunho ditengah tawanya

Hal itu sedikit mengurangi rasa gugup pada diri mereka berdua. Gugup? Tentu saja, karena pada akhirnya dua orang ini dapat bersatu ke dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Dengan sedikit gugup Yunho dan Jaejoong berbalik dan menghadap pendeta tersebut masih saling menggenggam tangan. Sejenak pendeta tersebut menanyakan tentang penghalangan pernikahan yang dapat dilewati dengan baik hingga akhirnya tiba pada bagian yang paling mereka tunggu.

"Apakah anda, Kim Jaejoong, menerima Jung Yunho anda sebagai suami yang sah, akan menemaninya dalam suka dan duka, kaya ataupun miskin, susah maupun senang?" kata pendeta tersebut sambil mengangkat tangannya diatas kepala Jaejoong

"Saya bersedia" kata Jaejoong sambil tersenyum

"Apakah anda, Jung Yunho, menerima Kim Jaejoong anda sebagai istri yang sah, akan menemaninya dalam suka dan duka, kaya ataupun miskin, susah maupun senang?" kata pendeta tersebut kini mengangkat tangannya diatas kepala Yunho

"Saya bersedia" jawab Yunho pasti

"Dengan ini kalian dinyatakan sebagai suami dan istri" kata pendeta tersebut yang dibalas dengan senyuman gugup oleh kedua pasangan dihadapannya yang sudah kembali saling menghadap kini

Terlihat Changmin kecil yang tampak sedikit berlari-lari kecil menuju ke arah pasangan tersebut sambil membawa kotak beludru ditangannya.

"Oemma, ini~" kata Changmin sambil menyerahkan kotak beludru berisi cincin tersebut pada Jaejoong.

"Kamshahamnida, Minnie ya" kata Jaejoong sambil mengambil cindin dalam kotak tersebut dan tak lupa mengusap pipi Changmin sayang

Jaejoong dengan penuh senyuman diwajahnya memasangkan cincin yang tidak jauh berbeda dengan miliknya tersebut kejari manis tangan kanan milik Yunho.

"Jung Yunho, kau boleh mencium pasanganmu" kata pendeta tersebut setelah Jaejoong memasangkan cincin tersebut pada Jarinya

Yunho menatap Jaejoong yang juga balik menatapnya. Ada binar-binar kebahagiaan dimata kedua orang yang kini sudah disahkan menjadi suami dan istri tersebut. Jantung keduanya masih memeberontak keras kala menatap pasangan masing-masing. Jaejoong terlihat sangat indah sementara Yunho kini terlihat sangat berwibawa. Kedua pasangan yang sempurna.

Yunho mengatupkan tangan dan mengambil wajah Jaejoong. Dimiringkan sedikir kepalanya menuju bibir tersebut dan kemudian diraihnya dengan bibir hatinya tersebut bibir cherry yang selalu menggugahnya tersebut. Jaejoong menaruh tangannya di dada Yunho sambil sedikit menjinjitkan tubuhnya kala Yunho membawa ciuman mereka terlalu tinggi. Pagutan-pagutan manis yang disaksikan orang-orang dalam Gereja tersebut menambah kian mesra pasangan YunJae ini. Kebahagian tersalur melalui ciuman manis ini.

Setiap orang memiliki akhirnya masing-masing

Dan bagiku kau adalah akhir bagiku

Akhir bahagiaku!

^^Hello,Baby!^^

Keluarga besar Jung dan Kim kini tengah menikmati makan malam keluarga di resepsi pernikahan yang diadakan malam hari setelah acara siang hari digereja tersebut. tidak lupa sahabat-sabat terbaik Jaejoong dan Yunho juga turut mendapat meja dalam pesta makan malam tersebut.

"Junsu ya... ayo kita menikah" kata Yoochun dimeja makan didekat Junsu

"Mwo?!" pekik Junsu kaget saat Yoochun mengatakan itu

"Cileoooo! Appa ga boyeh nikah ama ajusiii!" Pekik Changmin juga sambil menodongkan Sendok pada Yoochun

"Eh? Kenapa?" kata Yoochun sambil memoutkan bibirnya

"Alo appa cama ajusi nikah, ntal Minnie cama Kyu ga bica nikah dong~" jawab Changmin yang ikut memoutkan bibirnya

"Eh?!" pekik Junsu dan Yoochun bersamaan sementara Kyuhyun disamping Junsu hanya dapat tertunduk malu

.

"Ah... akhirnya kalian menikah juga" kata appa Kim sambil menepuk-nepuki punggung Yunho yang duduk disampingnya dengan bangga

"Hahaha, iya, kukira rencana ini tidak akan berhasil" jawab oemma Jung sambil menatapi Jaejoong

"Rencana?" kata Jaejoong bingung yang membuat Yunho gelagapan

Ah, ya. Yunho belum memberitahu Jaejoong tentang perjodohan itu.

"Ah, setidaknya perjodohan ini berhasil dan proyek yang kalian rencanakan bisa benar-benar berlangsung" kini kakek/ haraboeji Jung turut berbicara

"Perjodohan?" kata Jaejoong lagi semakin bingung

Jaejoong mengerutkan keningnya sambil menatap Yunho dengan tatapan 'aku butuh penjelasan'. Well, Jung Yunho, kau harus selesaikan masalah itu sekarang.

Atau malam pertamamu akan berantakan.

END

Hiyaaaaaa endingnya geje sekali! Wkwkwk . Tapi tetap terimakasih untuk semua yang telah mendukung FF ini! Benar-benar terima kasihhh XD

Emmm adakah yang ingin sequel? Ditunggu ya komentar kalian :D

Thanks To :

NaaraYuuki , niaretha , jungyunhoshi , edelweis , Vic89 , kyoarashi57 , MaghT , justreader4286 , bumkeyk , runashine88 ,anik0405 , Lady Ze ,Izca RizcassieYJ , meybi , missy84 , moceng , ky0k0 , Yuuka Shim , RedsXiah , MrX97 , 7D , Jung Eunhee , I was a Dreamer , Yuuki , Dennis Park , LaylaYJ , JungJaema , Kang Shin Ah , adindapranatha , Minhyunni1318 , MichiMizuka ,riska0122 , and all followers and favorite this story! Sorry can't write your all name one by one by I really love you guys :*

Walau jarang tapi pingin banget ngomong ini : Always Keep The Faith! . .Heart!

And Always Keep The YunJae XD

PS : bagi yang punya ide baru, saran, kritik, atau sekedar mau berteman bisa follow twitt cindycin13 #numpangpromotedikitgapapalahya wkwkwk ._.v