My Reflection is You

Chapter 1

Disclaimer : Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Fantasy

Warning: BL, Yaoi, Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu,Sibum, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

DON'T LIKE DON'T READ

Belum pernah seumur hidup Choi Siwon merasa segalau dan seresah ini. Saat perusahaannya hampir bangkrut karena krisis global ekonomi dirinya masih dapat berpikir jernih, tidak sekeruh ini. Ruang kerjanya masih terasa panas akibat obrolan dengan seseorang 1 jam yang lalu.

Jung Yunho, adalah orang yang paling tak ingin dia masukkan dalam kehidupan pribadi maupun bisnisnya. Dia sudah berusaha keras agar tidak sedikitpun berurusan dengan orang nomor 1 keluarga Jung itu. Bagi kalangan usahawan, berbisinis dengan keluarga Jung seperti memenangkan tender yang sangat besar, jaminan sukses sudah didepan mata. Kejeniusan mereka tak teragukan lagi. Tapi Siwon memilih untuk berjalan di lintasannya sendiri yang dipilihnya amam. Yaitu tanpa bermusuhan atau berteman dengan siapapun dari keluarga Jung.

Nama Keluarga Jung sangat ternama di negri ini, selain kekayaan mereka yang tak terkira, nama mereka memiliki pengaruh yang cenderung mengerikan untuk menjadi nyata. Keluarga induk mereka tak tersentuh hukum. Walaupun mereka membunuh orang di tempat umum pun tak akan ada yang berani melaporkannya. Sampai sekarang hal itu belum pernah terjadi, tapi tetap saja hal itu merupakan kegilaan yang tak ingin dia coba kebenarannya dengan menyulut kemarahan seorang Jung Yunho.

Keluarga Jung adalah keluarga yang sudah berjaya sejak Siwon masih elementary school . Mereka keluarga tua dan keturunan darah biru dari masa yang tak terketahui asalnya. Keluarga yang penuh mistery. Mereka selalu terlahir laki-laki memiliki wajah rupawan berambut raven, berkulit pucat, kejeniusan diatas rata-rata. Dan satu hal yang paling menjadi ciri khas mereka, selalu meninggal di usia 30 tahun. Apapun penyebab kematian mereka, mereka tak pernah menginjak usia lebih dari 30 tahun. Tak ada kata yang sesuai selain kutukan. Benar, keluarga itu terkutuk.

Ingatan Siwon kembali ke 1 jam yang lalu saat kursi depan mejanya duduk seseorang yang selalu dihindarinya tapi kini duduk dengan kesopanan yang diatas rata-rata dan terkesan anggun. Ya Jung Yunho sedang duduk di depannya.

"Saya sungguh berterima kasih Siwon ssi bersedia meluangkan waktu anda yang berharga untuk menemui saya'' ucapnya terlalu sopan tapi dengan wajah dingin tanpa ekspresi. Walau minim ekspresi keluarga Jung memang terkenal dengan tata kramanya, tapi kali ini terlalu sopan, dan itu pertanda buruk, sangat buruk.

"Oh tidak apa, senang sekali dapat bertemu dengan anda, Yunho ssi, ada yang bisa saya bantu ?''

"Ada satu hal yang hanya dirimu yang bisa membantuku''

Perasaan Siwon semakin tak enak, nalurinya seolah berteriak untuk menyuruhnya pergi secepatnya dari tempat itu, membisikkan bahwa ia akan menyesal seumur hidup bila sampai mendengar permintaan Yunho, tapi mulutnya mengkhianati nalurinya.

"Tentu kalau saya bisa membantumu Yunho ssi, suatu kehormatan tentunya''

" Bulan depan adalah ulang tahunku yang ke-27.''

Siwon tak menjawab pernyataan itu, mengucapkan selamat ulang tahun adalah hal tabu bagi keluarga Jung karena hal itu sama saja dengan ucapan bela sungkawa. Dia hanya diam dan mencoba menjadi pendengar yang baik.

"Tetua Jung memaksaku untuk segera mencari seorang istri, mereka berkata aku harus meninggalkan keturunan sebelum akhirnya menghilang"

Siwon mulai mengerti kemana arah pembicaraan ini. Detak jantungnya mulai naik tak beraturan.

"Aku menginginkan Putra Sulung keluarga Choi untuk menjadi istriku"

Perasaan Siwon tak dapat tergambarkan saat itu. Tapi gambaran yang menyerupai tepat adalah keputusasaan. Bahwa dia tahu tak punya kekuatan untuk menolak permintaan itu.

"Tapi Yunho ssi, Usia Jaejoong putra saya…''

"Aku tak ingin mengancam dirimu dan keluargamu Siwon ssi."

"Masih banyak namja dan yeoja diluar sana yang lebih baik dari Jaejoong saya…''

"Aku membutuhkan putramu. Hanya Jaejoongmu, aku memberikan waktu 1 bulan untuk putramu kebebasan. Setelah itu aku akan datang melamarnya dan menjadikannya istriku.''

.

.

Kibum tak pernah sekalipun melihat suaminya sepucat ini, Siwon pulang lebih cepat dari biasanya. Awalnya dia mengira Suaminya nya sedang sakit, sakit dalam artian ke jasmani. Begitu datang Siwon langsung minta dibuatkan ramyun dengan tambahan cabe yang sangat banyak dan sayuran. Kibum langsung tahu bahwa Siwon sedang menghadapi masalah yang sangat serius. Kibum tahu bahwa makanan itu adalah obat penawar stress ala Siwon-nya.

Kibum tak langsung bertanya, dia menunggu dengan sabar Suaminya memakan ramyun itu dengan lahap namun tetap hati-hati. Setelah mangkok itu habis..

"Bummie…boleh hyung minta satu mangkok lagi?''

"Kau tahu jawabannya…"

"Ne tidak ada 2 mangkok ramyun sekaligus. Tapi Bummie, Hyung sungguh membutuhkannya saat ini…"

"Setelah Hyung ceritakan apa yang terjadi."

Siwon terdiam sejenak. Menarik nafas sejenak dan mengumpulkan keberaniannya. Dia tahu berita yang dibawanya akan membuat istrinya marah tingkat dewa.

"Hmmm apa Joongie dan Kyunnie sudah pulang?"

"Belum…Joongie ada acara di sekolah sementara Kyunie..entahlah"

"Ke rumah sakit. Satu-satunya tempat yang tidak mau dia sebutkan untuk meminta ijin. Kita tahu Kyunie selalu meminta ijin bila dia tak langsung pulang setelah jam sekolah selesai. Bummie, hyung kagum padamu bisa mendidik anak sebaik itu"

"Dan tidak ada pengalih perhatian Hyung. Jadi ada apa?"

"Kau tahu Jung Yunho?"

"Tak ada yang tak mengenal dia Hyung, ibu-ibu tetangga bilang bahwa dia kandidat Calon menantu tersempurna. Jadi ada apa dengannya, kau dapat tender darinya?"

"Dia akan menjadi menantu kita"

Kibum memandang suaminya tanpa kata. Mencoba melihat ada gurauan dimata suaminya. Tapi melihat isi mangkok dihadapan suaminya Kibum sadar bahwa itu bukan gurauan.

"Bagaimana bisa? Joongie kita memang sangat cantik Hyung, terlalu baik hati tapi sampai menarik perhatian Jung Yunho…."

"Tadi dia menemuiku di kantor, Joongie kita diberi waktu 1 bulan sebelum dia datang melamar. Bila Joongie adalah namja matre atau sedikit jalang mungkin ini akan lebih mudah…."

"Apa maksudmu?" desis Kibum berbahaya. Tidak terima putra tersayangnya itu dihina. Siwon hanya tersenyum tipis membuat kedua dimple nya terlihat jelas.

"Jadi boleh tambah?" Tanya Siwon sambil menyodorkan mangkok kosongnya.

"Haah sepertinya aku juga butuh ramyun…." Desah yana begegas menuju ke dapur.

.

.

"Bye Joongie" pamit Junsu saat mereka berpisah di halaman sekolah.

"Bye Suie'' Sahut nya sampai melambaikan tangan.

Jaejoong kembali melangkah dengan riang tanpa melepaskan kesan anggun yang natural. Berbeda dengan Junsu yang dijemput sang namjacingu,Jaejoong berjalan sendirian menuju halte bus yang tak jauh dari sekolah. Jaejoong bukanlah orang yang tak menarik karena sampai usianya yang menginjak 17 tahun belum pernah merasakan masa pacaran. Jaejoong sangat cantik dengan chiri khas senyuman angelicnya. Mata doe, bibir penuh cherry dan kulit pucat dan rambut sehitam malam. Entahlah Jaejoong merasa tak benar saja saat seseorang mendekatinya untuk memulai suatu hubungan seolah-olah dia menghianati seseorang.

Jaejoong sabar menanti bus dengan sabar seperti biasa. Secara tak sengaja matanya menangkap sosok yang tak biasa ikut menunggu bus. Namja yang kebetulan berdiri tak jauh darinya. Dia berpakain resmi seperti pekerja kantoran. Dengan warna yang agak aneh tentunya. Celana bahan hitam dengan kemeja grey gelap yang dilipat sampai kesiku. Tapi yang membuatnya nampak begitu mencolok adalah warna kulit yang terlalu pucat, dua kali lebih pucat dari kulitnya yang setengah albino. Rambut hitam legam dan rahang yang tegas menimbulkan kesan aristocrat sempurna. Tinggi badan yang menjulang dan tegap. Mata musang dan bibir berbentuk hati. Jaejoong akui bahwa dia terlalu nyata untuk sosok manusia dan terlalu aneh untuk terdampar di halte bus.

Namja itu dengan tiba-tiba menoleh kearahnya, buru-buru Jaejoong mengubah arah pandangannya. Tentu saja terlambat karena mata mereka sempat bertemu. Doe bertemu dengan musang. Dan saat itu adalah hal teraneh yang pernah Jaejoong alami. Dia merasa dekat dengan orang itu seakan sudah mengenalnya begitu lama. Rasa nyaman dan kebahagian yang begitu damai sehingga tanpa sadar Jaejoong tersenyum tulus padanya. Namja itu tak langsung membalas senyuman itu namun memandang Jaejoong dengan tatapan tak terartikan.

Hal itu tak berlangsung lama, sebuah mobil audi hitam datang dan seseorang keluar dan membukakan pintu mobil. Namja misterius itu tersenyum sekilas sebelum masuk ke dalam mobil. Jaejoong masih dapat melihat sosok itu sebelum akhirnya makin menjauh. Setelah sadar, Jaejoong buru-buru mengambil hp dan mengirimkan pesan pada sahabatnya.

" Suie….sepertinya aku telah jatuh cinta"

.

.

"Suie….sepertinya aku telah jatuh cinta"

Junsu yang baru saja menerima pesan itu langsung buru-buru menelpon Jaejoong. Padahal semenit yang lalu dia masih marah – marah dengan namjacingu nya yang telat menjemput.

"Yeoboseyo…"

"Joongie, dimana?"

"Masih di halte Suie, bus nya belum datang''

"Jadi siapa namja itu?"

"Aku tidak tahu namanya tapi dari ciri-ciri mencoloknya dia dari keluarga Jung"

"Apa? Keluarga Jung? Kau gila?"

"Mungkin. Tapi mungkin juga dia bukan dari keluarga Jung."

"Kuharap kau salah. Bila benar selain kau tak mungkin menggapainya keluarga itu terlalu seram"

"Ne"

Namun itu harapan yang tidak diinginkan karena dalam sudut hati Jaejong dia sangat mendamba sosok itu. Dan saat malam harinya ketika dia dipanggil oleh orang tua serta penjelasan orang tua nya tentang pernikahan itu Jaejoong tak mampu menyembunyikan senyumnya membuat Siwon dan Kibum makin khawatir.

Kyuhyun yang duduk disamping Jaejoong hanya tersenyum dalam diam melihat raut wajah Hyung-nya yang jelas terpancar kebahagiaan disana. Menjadi menantu keluarga Jung bukanlah hal yang mudah mengingat umur mereka yang terlalu sebentar, tapi melihat wajah kakaknya saat itu, dia tak akan menentangnya.

.

.

Yunho sedang berkutat dengan beberapa dokument di ruang kerjanya saat tiba-tiba pintu terbuka keras.

"Hyung ayo kita makan" kata namja dengan tinggi badan melebihi rata-rata itu sambil masuk tanpa ijin.

"Minie, bila kau datang hanya untuk menggangguku lebih baik kau segera enyah" kata Yunho dingin dengan jemari yang sibuk mengetik keyboard laptop.

Changmin hanya nyengir tak peduli sambil duduk di kursi depan meja kerja Yunho. Sambil terus mengunyah keripik yang dibawanya.

"Hyung, kudengar kau akan menikah"

"Kau tahu usiaku hampir habis. Jadi mereka memaksaku untuk menikah"

"Tinggal 3 tahun lagi"

"Aku tahu hal itu tak perlu kau ingatkan lagi"

"Aku tak ingin Hyung mati"

"Kau tahu hal itu tidak mungkin"

"Aku akan mencari cara, setiap kutukan pasti ada penyebab dan pasti ada penawarnya. Percayalah pada otak jeniusku."

Yunho menghentikan kegiatannya perlahan menoleh ke arah Changmin yang sedang menatapnya. Sejak mengenal Changmin yang kini bekerja di perusahaanya, Namja penggemar segala jenis makanan itu memang sering mengatakan hal aneh dan tak masuk akal.

"Tak akan kubiarkan kau mati, ingat itu" tegas Changmin sebelum berdiri dan meninggalkan ruang kerja Yunho.

Yunho masih terdiam sambil menatap pintu tempat Changmin menghilang. Menyandarkan badannya di kursi, menghela nafas sambil menutup mata. Mungkin Yunho terlihat tertidur mengingat 30 menit berikutnya dia masih dalam kondisi yang sama, namun nyatanya saat ini pikirannya sedang berkelana. Ya Yunho tidaklah seperti keluarga Jung lainnya yang masih terlihat manusiawi. Yunho adalah Pengecualian. Rahasia yang dia pendam selama ini dari orang lain bahkan dari keluarga Jung.

.

.

Malam itu Jaejoong tertidur lebih nyenyak dari biasanya. Dibawah selimut tebal yang hampir menutupi sekujur tubuhnya, nampak jelas wajahnya tersenyum sebuah bayangan halus nampak duduk di sebelahnya, bayangan Halus itu menatap wajah Jaejoong dengan penuh kekaguman.

" Bidadari milikku'' bisiknya lirih

Sudah hampir satu tahun Yunho selalu menyinggahi kamar Jaejoong, awalnya dia hanya ingin melihat wajah damai yang merupakan matenya saat tertidur. Mate dia temukan saat usianya menginjak 17 tahun. Hal yang kini menjadi sebuah kebutuhan wajib baginya.

"Sebulan adalah waktu yang cukup lama bagiku jadi maafkan kelancanganku dengan menyelinap ke kamarmu seperti ini. Bidadariku tidurlah dengan nyenyak"

Yunho mengecup puncak kepala Jaejoong lembut sebelum akhirnya menghilang.

TBC

Anyeong, ini adalah fic kedua Author. Mian buat readers yang meminta sequel fic sebelumnya (The Darkest Side of His Love), Author belum punya ide –ide untuk melanjutkanya. Fic ini mungkin sedikit berbeda dengan fic sebelumnya. Tidak ada adegan pertarungan sadisnya(mungkin).

Ditunggu review dan sarannya

Gamsahamida

Yeye Kyunie