Pays de Rêve
Jika kau lihat dari luar, cafe ini memang cafe biasa. Tidak semegah Starbuck ataupun se-elegan Hard Rock. Tapi cafe ini akan selalu menjadi tujuan utama ku, karena disini aku akan menikmati Coffee Americano pahit dengan rasa yang manis. –Bang Yongguk
Aku lebih menyukai Milk Caramel disini dibadingkan milik cafe lainnya. Tidak ada alasan khusus, hanya saja Milk Caramel mengingatkan aku dengan dirinya yang seputih susu dan semanis caramel. –Moon Jongup
Butter Choco Cookies. Ini sama seperti cookies buatan rumah lainnya, rasanya bahkan kalah jauh dari cafe lainnya tapi kesungguhan sang koki yang membuat aku menyukai cookies ini dan membuat aku jatuh hati terhadap sang koki. –Jung Daehyun
.
.
.
Milk, Cookies and Coffee
.
.
.
% Lolly Caramel
.
.
.
13 Oktober
Choi Junhong menghela nafasnya, sesekali dia mengusak rambutnya yang kini berwarna pink seperti permen kapas susu strawberry. Dia masih sama sejak beberapa tahun saat dia masih kelas 1 SMA. Hanya saja kini dia lebih menjadi pendiam dan... ehm... pemarah mungkin? Lihat saja kini dipelipisnya sudah mulai muncul perempatan sewot dan kesal yang biasanya muncul dalam komik-komik kesukaannya.
Bagaimana dia tidak kesal? Ini sudah hampir tengah hari sementara cafe masih berantakan, dengan berbagai jenis debu yang terbang dan taplak yang belum diganti. Jangan ditanyakan kemana para pegawai lainnya. Sang kepala pegawai Kim Himchan sedang asik-asiknya berkutat didapur bersama kekasih tercintanya Bang Yongguk. Sesekali terdengar dentingan kencang antara nampan dengan lantai marmer yang baru saja Junhong pel dengan mengkilatnya diiringin dengan cekikikan yang terdengar melengking bagi Junhong.
Sang koki tengah bermesraan dengan hyung-nya tercinta disudut ruangan cafe dan jangan tanyakan dimana pegawai lainnya. Mereka semua belum datang karena keteledoran Himchan yang tanpa sadar mengatakan bahwa hari ini libur. Sementara Suho sang manager sedang berbulan madu dengan istrinya untuk kesekian kalinya. –Junhong tidak ada masalah dengan itu dan tidak ada hubungannya dengan semua ini-
Junhong mengeraskan rahangnya. Tangannya yang menggenggam sapu mengepal kuat sehingga urat tangannya muncul dan...
Crak!
Junhong mematahkan sapu tak berdosa itu dan membuat semua manusia yang sibuk ber lovey dovey ria itu memandangnya dengan ngeri. Ini sudah kesekian kalinya Junhong mematahkan sapu cafe dan aura membunuh menguar dari tubuh menjulang itu. Matanya melirik sinis ke-empat mahluk-mahluk yang se-enak jidatnya meninggalkan pekerjaannya.
"Ya! Jelly kena-" pekikkan Himchan yang berniat memarahi Junhong meluap seketika ketika Junhong meliriknya dengan tajam. Yang ditatap hanya bisa merasakan bulu kuduknya berdiri. "Kim Himchan cepat ganti semua taplak dan lap meja sampai bersih, aku tidak ingin melihat ada debu yang menempel sedikitpun," perintah Junhong membuat Himchan mengganguk patuh dan langsung berlari mengerjakan tugasnya. Manik hitam tersebut menangkap mata Youngjae, dan seolah-olah terhipnotis Youngjae langsung bergerak kearah dapur, membersihkan kekacauan yang dilakukan dua sejoli itu.
Manik Junhong melirik kearah Yongguk kemudian melirik jam dinding yang dekat dengan pintu cafe. Yongguk yang mengerti tatapan mengusir dari Junhong langsung buru-buru merapikan kamera dan peralatan lainnya dan bergegas keluar.
"Aku pergi dulu Hime," bisiknya tepat ditelinga Himchan yang tengah merapihkan taplak kotak-kotak merah. Hampir saja mereka akan saling berciuman jika Junhong tidak melemparkan gagang sapu yang patah itu tepat mengenai kepala Yongguk membuat sang empunya langsung lari terbirit birit.
Salahkan Junhong mengapa dia mengikuti tim basket saat sekolah sehingga lemparannya tepat mengenai objek yang dia inginkan. Kini dengan entengnya dia melangkahkan kaki ketempat dimana sang artis, Jung Daehyun yang tengah berdoa agar selamat dari amukan Junhong. Bayangkan saja 2 hari yang lalu dia hampir kehilangan kepalanya kalau lemparan pisau daging – yang entah Junhong dapatkan darimana- tepat menembus kepalanya, tapi sayang lemparan Junhong meleset dan menancap ditembok tepat dibelakangnya.
Tangan ringkih itu menarik kerah baju bagian belakang Daehyun dan menyeretnya keluar dan kemudian ditutup oleh tendangan manis dari Junhong sehingga Daehyun terjengkang keluar dari cafe tersebut.
"Jangan berani datang sebelum pukul 7 Jung.." desisnya bagaikan pembunuh bayaran yang siap memisahkan tulang dan daging dari manusia yang kini tengah lari terburu-buru menyingkir dari cafe tersebut.
Yah.. itulah Junhong yang sekarang..
Junhong yang berubah menjadi pendiam dan pemarah sejak ulang tahunnya saat kelas 2 SMA. Tepat saat dimana sosok Moon Jongup menghilang dari pandangannya..
.
.
Junhong kini tengah menemani Sungjong, adik sepupunya –Sungjae- yang kini tengah sibuk mempersiapkan skripsi sementara orang tua mereka sedang sibuk-sibuknya mengurusi bisnis dan saham yang bergerak naik dan turun. Junhong terkadang ingin kembali menjadi anak kecil seperti Sungjong, yang tidak terlihat memiliki beban apapun.
"Junhong hyung~" panggil Sungjong dengan manjanya membuat Junhong mau tak mau membuatnya tersenyum. "Kenapa Jongie?" tanya Junhong.
"Sungjae hyung kenapa lama sekali ya? Jongie kan ingin bermain dengan Sungjae hyung. Jongie juga ingin pergi bermain dengan Myungsoo hyung," keluhnya sambil mempoutkan bibirnya. "Jongie juga waktu itu dengar.. katanya umma... Sungjae hyung akan pergi jauuuh sekali, benarkah itu hyung?" tanya bocah berumur 10 tahun itu. Junhong hanya berdesah pelan, dia menggeleng. "Hyung juga tidak tahu Jongie sayang," ucapnya sambil mengelus rambut hitam Sungjong. Sungjong hanya mengerucutkan bibirnya dan kembali mewarnai nuku gambarnya dengan gambar gambar stickman tanpa menyadari bahwa hyungnya kini tengah berusaha menahan air mata yang ingin meluncur keluar dari kedua matanya.
.
.
Daehyun menghampiri Youngjae yang kini tengah berbicara dengan Himchan serta Yongguk, sepertinya membicarakan Junhong lagi. Jujur Daehyun juga tidak mengerti apa yang membuat sepupunya itu menjadi sensitif sekali. Dan Junhong? Dia sudah pulang dari tadi.
"Jadi aku penasaran seperti apa wujud Moon Jongup yang membuat adikku uring-uringan seperti itu," kata Daehyun sambil memeluk Youngjae dari belakang membuat Youngjae tersentak pelan. "Kau tidak tahu wujud namja kelinci itu? Apa Junhong tidak pernah berbicara tentang namja Moon itu?" tanya Himchan sewot. Daehyun menggeleng pelan, "Junhong bukan orang yang terbuka kalau menyangkut masalah percintaannya hyung," ucapnya pelan. Yongguk menyodorkan selembar fotokehadapan Daehyun. "Ini Moon Jongup, adik sepupuku," kata Yongguk singkat. Daehyun memperhatikan namja dengan gigi kelinci tersebut dan dia membulatkan kedua matanya.
"Ah! Ahahahaha! Astaga ternyata dia?!" ujar Daehyun heboh membuat 3 pasang mata itu tertuju kepadanya. "Kau mengenalnya Jung?" tanya Himchan. Daehyun hanya terkekeh, "Tentu saja aku kenal dia dan aku tahu cara membuat adik kecilku kembali seperti dulu," ucapnya sambil menyeringai tipis.
.
.
"Hei Choi bangun," panggil Daehyun dari ujung telefon, sedangkan Junhong masih bergelung dibawah selimut sambil menempelkan ponsel pada telinganya.
"Wae hyung?" tanyanya malas.
"Cepat bangun atau aku akan melempar hadiahmu ke tempat pembakaran sampah," kata Daehyun santai.
1 detik...
5 detik...
"HUWAAAAAA! Hyung kenapa kau tega sekali membakar hadiah untukku?" pekik Junhong sambil mendudukan dirinya tiba-tiba membuat kepalanya pusing.
Daehyun hanya tertawa nista. "Happy Birthday Junhong baby! Sekarang cepat makan dan mandi. Kau ini tidur seperti mayat saja," komentar Daehyun membuat Junhong melirik jam dinding digitalnya.
15.59 pm
Junhong terdiam sebentar dan melihat kalender dan menghembuskan nafas lega. Ini hari Sabtu dan Junhong tidak bekerja di cafe pada hari Sabtu.
"Dimeja aku sudah menyiapkan hadiahmu, nah aku ada show hari ini, jadi anak manis ne? Bye!" kata Daehyun kemudian memutuskan percakapan membuat Junhong bergumam tidak jelas.
Dengan berat hati dia melangkah kearah ruang makan di flat kecilnya itu, ah sebenarnya tidak bisa dibilang ruang makan karena meja makan dan kasurnya hanya berjarak 5 langkah. Diliriknya sandwich selai blueberry peanut dan segelas susu yang sudah dingin dan mencibir lagi. Matanya menangkap sepucuk amplop dan membukanya. Selembar tiket Lotte World, setidaknya hadiah kecil itu membuatnya tersenyum.
"Happy Birthday Choi Junhong," gumamnya kemudian melahap sandwich dan susunya.
.
.
Junhong melirik jam tangannya, pukul 19.30 pm. Barusan dia menerima telefon dari Daehyun, menyuruhnya pergi ke toko bubble tea yang dekat dengan kolam air mancur yang cukup besar ditengah dan menyuruhnya menunggu seseorang. Dan disinilah dia sekarang, duduk sendiri dengan segelas strawberry bubble tea dan muffin lolly caramel, matanya sibuk menelusuri kerumunan manusia yang sibuk bercanda dengan temannya atau pacarnya mungkin. Junhong hanya menghela nafas panjang.
"Pada akhirnya aku menghabiskan hari ulang tahunku sendiri lagi.." gumamnya sambil menunduk. Dia menepuk pelan dadanya berulang kali berusaha meredam rasa sakit dan sesak yang membuat dia merasa ingin meledak.
"Junhong?"
DEG.
Junhong merasa jantungnya tidak bekerja lagi sekarang. Dan air matanya kini meluncur dengan bebasanya membasahi pipi mulus. Perlahan dia mengangkat kepalanya dan menatap objek yang kini tengah berdiri dihadapannya. Objek yang sudah lama menghilang dari hidupnya.
"Jongup hyung.."
.
.
Jongup tidak menyangka akan bertemu dengan Junhong disini, pasalnya dia disuruh Jung Daehyun untuk bertemu dengannya, untuk membahas masalah drama musikal yang akan diselenggarakan 2 bulan lagi dan dia panik ketika menemukan Junhong menangis dengan kencangnya saat melihat dirinya, membuat seisi toko memandangnya dengan tatapan menuduh. Dan kini mereka berada dipojok Lotte World yang lumayan sepi agar Junhong bisa menangis sepuasnya.
"Sudah merasa baikkan?" tanyanya sambil melihat Junhong yang sesegukan. Junhong hanya mengangguk kecil. Junhong menatap Jongup dengan mata yang memerah membuat Jongup mencubit gemas pipi Junhong.
"Kau kemana saja Jongup hyung?" tanya Junhong lirih sambil memainkan jari-jarinya. Jongup terdiam sebentar kemudia mendusap surai pink Junhong.
"Aku ke Juilliard, Inggris. Kau ingat kan saat grup kami memenangkan lomba itu? Mereka memberikan beasiswa untuk sekolah di Juilliard dan 2 hari setelah itu kami terbang ke Inggris," tutur Jongup.
"Kenapa kau tidak bilang padaku.." lirih Junhong. "Aku mencarimu kemana-mana.. Dan gara-gara kau hyung... Aku menjadi sensitif kata Youngjae hyung.." gumam Junhong.
Jongup dengan sigap menarik Junhong kepelukkannya. "Maaf.. Aku tidak sempat bilang padamu karena aku sibuk mengurusi segalanya.. Dan, aku tidak mau membuatmu menunggu.. Maaf.." kata Jongup setengah berbisik.
"Aku tidak mau kau menunggu orang dengan masa depan yang tidak pasti sepertiku, dancer tidak akan bertahan selamanya... Dan aku tidak ingin orang yang aku cintai menjadi susah karena diriku," tutur Jongup membuat Junhong kembali menangis.
"Aku tidak peduli hyung.. hiks.. Selama kau selalu ada disampingku itu tidak masalah.. hiks.. Aku mencintaimu hyung sangat mencintaimu.. hiks.."
Jongup terenyuh mendengarnya dan mengecup pipi chubby Junhong.
"Aku mencintaimu Junhong.. Sangat mencintaimu lebih dari diriku sendiri.."
"Aku juga hyung.. Jangan tinggalkan aku lagi.."
"Tidak akan.. Dan selamat ulang tahun Junhong.."
.
.
% Lolly Caramel End –
Swag Joker corner :
Akhirnya FF ini selesai TwT setelah berkutat dengan otak yang buntu, terima kasih atas dukungan kalian yang mash bersedia mengriview FF ini /tebar lolipop/ terima kasih buat yang udah ngeriview dan tidak bisa aku ketik satu per satu karena aku tidak hafal siapa saja yang sudah mengriview TwT /bow/ untuk FF War of God dan Black Rose mohon dukungannya juga ne? p^w^q Gamsahamnidaaaa~