The magic of legendary (auditorium)

Pair:baekyeol

Genre:yaoi, romance

Yg bikin masih depo leedong donghae

Lagi2 author jiplak komik punyaan SHAKI SHIUMI " THE LATENCY PERIOD OF LOVE" habis feel nya dapet bgt. Author ambil legenda2, karakter dan apa ajah yg bagus yg ada dikomik tersebut. Jadi jangan salah paham okeh…..salam damai.

Baekhyun POV

Pada saat bulan purnama tiba, dan jika sepasang kekasih berciuman diauditorium tua yg terletak di bagian paling utara Gangnam High School ini, maka cinta mereka akan abadi. Dan aku ingin jika suatu hari nanti aku bisa melakukanya bersama orang yg aku sukai. Itulah salah satu legenda di sekolah ini.

"ketua osis…ketua osis…cepat buka pintunya" aku berteriak sekencang mungkin sambil menggedor gedor pintu ruangan ketua osis agar dibuka." Ketua osis! Maksud dari surat mu ini apa? Kenapa auditorium sekolah harus ditutup? Aku sebagai siswa gangnam high school tidak setuju. Cepat buka pintu sialan ini" nafasku memburu karena terlalu bersemangat berteriak.

"hei byun baekhyun cepat hentikan kelakuan bodohmu itu! ketua osis tidak ada ditempat, jadi percuma saja kau berteriak" aku mendengus kesal kearah namja yg kutahu bernama suho, dan dia menjabat sebagai sekertaris osis disekolah ini.

"cihhh" aku mencibir si sekertaris itu dan berlari kearah kelasku

Sesampainya dikelas aku sudah disambut oleh kedua temanku yg paling tidak jelas didunia ini, siapa lagi kalau bukan oh sehuun dan kai.

"jadi kau sekarang sudah mau menyerah?"sindir kai sambil duduk diatas meja tepat dihadapanku.

"tidak semudah itu kim jongin, alias kai, alias kkamjong" dia membulatkan kedua matanya, kurasa karena panggilan yg kulontarkan barusan.

"hei…hei…jgn membuatnya patah semangat kai. Paling tidak si baekhyun mempunyai tujuan hidup sekarang"sehun menyahut dan langsung kuhadiahi dead glare.

"apa kalian tak keberatan jika auditorium itu duhancurkan? "

"kurasa yg keberatan hanya kau saja baekhyun" kai, aku akan membunuhmu sekarang.

"tapi legendanya bagaimana? Padahal noonaku mengikuti legenda itu dan akhirnya sekarang dia menikah dengan kekasihnya" aku meletakkan kedua kepalaku diatas meja. Kenapa kehidupan remajaku sangat suram bila dibandingkan dengan remaja seusiaku?

"tapi mau bagaimana lagi?ketua osis saja tak ada, bahakan kita saja belum pernah melihat wajahnya"eumm…benar sekali kata sehuun. Sebenarnya aku juga belum pernah bertemu dengan ketua osis sekolah ini, dan aku rasa semua orang juga tidak tahu, kecuali si suho itu , mungkin sih. Aku tak tahu bagaimana sistem pemilihan ketua osis disekolah ini, sampai2 siswanya saja tidak tahu bagaimana wajah ketua osis dari tahun ketahun. Sepertinya ketua osis disekolah ini identitasnya tidak boleh diketahui. Itu menurutku.

"aku tak akan menyerah"teriakku sambil mengepalkan tangan kananku ke udara" tapi kalian berdua harus membantuku!"dan aku berakhir dengan memohon kepada mereka.

"shirooooo"teriak kai dan sehuun bersamaan" aku tak mau terlibat dengan mu, sehingga aku terlihat bodoh" kai mengucapkanya sambil menepuk nepuk punggungku pelan. Apa maksudnya? Apa dia turut prihatin.

Aku mendengus kesal kearah mereka dan berencana pergi ketoilet untuk mendinginkan pikiranku. Tapi ketika aku membuka pintu aku merasa menubruk sesuatu yang sangat besar dan tinggi. Aku hampir saja jatuh, tapi pinggangku ditahan oleh seseorang agar tidak jatuh.

"g-gommawo" aku menatap wajahnya sehingga membuat bicaraku gagap

"huaaa…maafkan dia, dia tak akan mengulanginya lagi"teriak sehun spontan sehingga membuatku melihat kearahnya. Dia terus saja membungkuk meminta maaf berulang-ulang sambil menggeser tubuhku agar berada dibelakangnya. Kenapa dia harus membuat tameng?memangnya siapa namja tinggi ini?

"byun baekhyun? Apa benar kau yg bernama byun baekhyun" seketika itu aku mengangkat wajahku untuk menatap kedua matanya. Tersirat tatapan yg amat sangat dingin disana, tiba2 tubuhku jadi merinding. Barulah aku sadar kalau sedari tadi aku belum menjawab pertanyaanya, dan akhirnya aku mengangguk meng-iyakan.

"kemari, dan ikut aku!" tanganku sempat ditarik oleh oh sehuun, tapi aku buru2 melepasnya karena penasaran dengan apa yg diinginkan namja ini.

"kaaaaai….kumohon selamatkan baekhyun" kudengar rengekan sehuun yg memohon mohon pada kai

"kita hanya bisa berdoa agar dia selamat"hah?kau pikir aku akan pergi berperang kai? Dan akhirnya suara mereka sudah tak terdengar lagi ditelingaku.

"ini ada surat untukmu" namja tinggi ini menyerahkan sebuah surat padaku. setelah kubuka ternyata surat tersebut dari ketua osis. Apa?dari ketua osis? Jadi dia sudah pernah melihatnya?

"kenapa ada padamu?" aku benar2 penasaran

"dia menitipkanya ketika kami bertemu diperpustakaan. Aku langsung menarik lenganya agar mendekat padaku.

"jadi kau sudah pernah bertemu denganya?bagaimana wajahnya?apa dia menyeramkan?laki2 atau perempuan" kudengar dia mendengus kearahku, aku hanya memproutkan bibirku.

"bukan itu permasalahanya. Sudahlah aku tak mau berurusan dengan namja bodoh seperti mu" namja itu mulai beranjak pergi meninggalkanku

"jadi kau pintar dong?" dia langsung berbalik kearahku"kalau kau pintar, berarti tahu aku maksud dari surat ini?"aku bertanya sambil melirihkan suaraku.

"sebenarnya nilai bahasa koreamu dapat berapa sih? Maksud dari surat ini saja kau tak tahu?" dia terlihat kesal dan mengambil surat itu dari tanganku."yang dikatakan oleh ketua osis itu maksudnya begini"huft…akhirnya dia mau memberitahu maksud dr surat tersebut" jika kau memang menyukai tempat tersebut, berilah contoh sesuatu yg menyenangkan yg bisa dilakukan diauditorium itu" aku hanya mengangguk anggukkan kepalaku."kau mengerti?"tanyanya sambil menatapku

"sebenarnya aku masih bingung" aku tersenyum kearahnya sambil menggaruk kepalaku." Tapi aku berniat mengadakan suatu acara yg keren di auditorium itu"ucapku sambil menerawang jauh keatas

"pabbo….apa kau tak sadar kalau auditorium itu kotor dan tua"

"kita bisa membersihkanya"aku langsung berbalik menatap kearahnya

"kenapa aku juga terlibat?"namja ini protes tak setuju

"karena kau yg membawakan surat ini, dan kau juga pintar, jadi kau harus membantuku"

Aku menyeret namja tinggi yg ternyata bernama park chanyeol. Baru kusadari namanya tertera di name tag depan seragamnya. Hehehehe. Chanyeol terlihat malas mengikutiku, tapi aku bersikeras menariknya untuk ke auditorium.

"sebenarnya kenapa sih kau bersikeras agar auditorium itu tidak ditutup?" mataku berbinar2 menatapnya karena kurasa chanyeol mulai tertarik dengan alasanku

"itu….."

"cukup, aku tak mau mendengar alasan yg pastinya sangat tidak masuk akal"dia menyela ucapanku sebelum aku bisa menjawab pertanyaanya. Aku hanya bisa memproutkan bibirku. Meskipun dia tak mau menderngarku alasanku, tapi aku terus saja bercerita tentang legenda tersebut.

Sesampainya disana aku melihat si sekertaris ketua osis itu berdiri sambil melipat kedua tangan didepan dadanya. Dari kejauhan aku sudah bisa melihat tatapan sinisnya.

"kalian tak boleh masuk"teriaknya ketika kami sudah dihadapanya. Hei…aku kan tidak tuli, kenapa dia harus berteriak.

"aku harus masuk, ketua osis menyuruhku melakukan sesuatu dengan auditorium ini"

"menyuruh melakukan apa?menyuruh menghancurkanya?"tanyanya dengan muka sinis

"chan…."eh…diamana park chanyeol?kenap tiba2 dia menghilang? Aku memberikan dead glare pada si suho menyebalkan itu dan pergi untuk mencari chanyeol.

Heeem….apa yg dilakukanya disana?waaaah….ternyata chanyeol menemukan jalan pintas untuk masuk kedalam auditorium ini melalui jendela. Aku yg melihatnya langsung ikut melompat I jendela yg tak terlalu tinggi itu.

"waah…kau hebat sekali chanyeol, menemukan jalan pintas kesini"aku memujinya, hitung2 agar dia mau membantuku setelah ini.

Aku menaiki tangga yg ada didekat jendela, aku berniat membuka jendela itu agar hawa segar bisa masuk kedalam sini. Disini terlalu lembab karena jarang dirawat.

"aku paling jago kalau disuruh memanjat ketempat yg tinggi"ucapku bangga sambil memutar tubuhku untuk melihat chanyeol. Tapi tangga ini seperti bergerak dan.

BRAAAK

Aku membuka mataku, kudapati wajah chanyeol berada sangat dekat dengan wajahku. Pantas saja tidak sakit, ternyata dia menangkapku waktu hendak terjatuh tadi, tapi aku rasa sekarang badanya yg sakit.

"baru saja menyombongkan diri kau langsung jatuh"aku hanya menggembungkan kedua pipiku dan menunduk"cepat minggir!kau kira tubuhmu itu ringan?"chanyeol berkata sambil mendorongku agar bangun dari atas tubuhnya.

Baekhyun POV end

Chanyeol POV

Anak bernama byun baekhyun ini sangat menyusahkanku saja, apa dia tidak tahu kalau pekerjaanku masih banyak. Sudah menyeretku ke auditorium, dia juga menjatuhkan tubuhnya diatasku.

"lantai disini sudah agak rapuh, untung saja ketika kau jatuh tadi lantainya tidak rusak"

"huwaaaaa"apalagi sekarang?aku menggerutu didalam hati

"hei…hei…baekhyun, apa yg kau lakukan disana?"aku melihatnya jatuh kedalam lubang lantai

"aku terjatuh bodoh"

"baru saja aku memperingatkanmu untuk hati2 karena lantainya rapuh kan?"

"cepatlah tarik aku keluar dari lubang ini"dia sepertinya tak menghiraukan ucapanku. Mulai kutarik tubuh kecilnya itu. Sesampainya dia diatas, dia berbalik dan aku merasa ada sesuatu yg salah.

"cepat pakai ini!"aku melempar jas sekolahku kearahnya

"untuk apa?"mulai lagi dengan pertanyaan bodohnya

"seragammu robek dibagian belakangnya"ucapku malas

"MWO?...ini sangat memalukan"baekhyun segera memakai jas yg kulempar tadi sambil menundukkan kepalanya. Kuaras dia sekarang malu.

"kenapa harus malu?kita kan sesama namja. Meskipun kau telanjang disinipun aku tak akan tertarik"aku mendekatinya dan memakaikan jas ditubuhnya itu agar terlihat rapi.

"dasar strawberry kerdil, kau membuatku susah saja"aku menggerutu sambil mengancingkan jas yg dipakainya

"jangan panggil aku strawberry kerdil" mulai lagi kulihat pipi gembungnya itu. Nampak jelas sekali kalau dia sedang kesal

"lalu aku harus memanggilmu bagaimana? Itu salahmu karena memakai pin dengan motif strawberry di seragammu"

Kulihat dia berbalik memunggungiku dan mulai mengambil sapu yg tergeletak diujung ruangan. Aku duduk melihatnya, karena dari awal aku memang tidak ada niatan membantunya.

Chanyeol POV end

Baekhyun POV

Akhirnya ruangan ini bersih juga. Kulirik jam tanganku. Ternyata sudah sore, tapi untung saja chanyeol masih menemaniku disini, meskipun dia hanya duduk dan melihatku, tidak mau membantuku sama sekali.

Aku berjalan mendekati tiang yang ada diruangan ini. Aku melihat banyak sekali coretan-coretan nama pasangan yang terlihat sudah sangat lama sekali. Aku mengusap tiang tersebut, mengagumi legenda auditorium ini. Kurasakan kepalaku dipukul dari belakang, aku menoleh dan mendapati chanyeol berada dekat sekali dengan ku, karena dia berdiri tepat dibelakang punggungku.

"lihaaat…chanyeol, banyak sekali tulisan nama2 pasangan disini"aku mencoba mengalihkan debaran jantungku. Dan bodoh….karena pernyataanku barusan, chanyeol malah menunduk untuk melihat tulisan tersebut. Aku bisa mendengar deru nafasnya ditelingaku karena jarak hidungnya dan telingaku terlalu dekat.

"serahkan saja padaku"kulihat chanyeol menggambil bolpoin yang ada disakunya dan menuliskan sesuatu ditiang ini.

Mwo…kalian tahu apa yg kulihat?chanyeol menuliskan hal yg memalukan ditiang auditorium ini. Dia menulis" Byun Baekhyun, semoga cepat dapat jodoh". Huh…memalukan sekali

"kenapa kau tak menuliskan nama pasanganku saja?dari pada kau hanya mengolok2 ku?"

"memangnya kau punya pasangan?"benar sekali apa yg …aku hanya menunduk lesu

"bagi auditorium ini, coretan nama2 pasangan ini memiliki banyak sekali kenangan"aku mulai mengusap tiang yg berisi coretan nama2 tersebut

"kurasa akan ada orang yg benar2 menyukaimu dalam waktu dekat" aku melihat kearahnya, dan entahlah…dia menatapku dengan tatapan yg tidak seperti biasanya. Bukan tatapan dingin, tapi lebih tepat disebut sebagai tatapan yg hangat.

"sudah hampir gelap, sebaiknya kita pulang"chanyeol berkata sambil mengacak rambutku. Aku memegangi rambutku yg habis diacaknya dan tatapanku tertuju pada punggung lebarnya itu.

"tunggu" aku berlari mengejarnya" sebagai ucapan terimakasihku, kuberikan kau ini"aku melepas pin strawberry yg tadi kupakai dan langsung memasangnya di kemeja chanyeol, bersebelahan dengan name tagnya. Dia melirik pin strawberry dan melirikku secara bergantian. Aku tak mengerti maksudnya, jadi biarkan saja.

Aku berlari kekelas karena takut ditinggal oleh sehuun, karena kami selalu pulang berdua, terkadang bertiga dengan kai. Rumah kami dekat, masih satu kompleks, sedangkan sehuun, hyungnya bahkan akan menikahi noonaku.

"seragammu kenapa? Terlihat kebesaran"sehuun menyambutku dengan sebuah pertanyaan. Kemudian aku menceritakan kejadian yg aku alami tadi."cepat kembalikan jas yg kau pinjam itu. Di lokerku masih ada baju olahragaku"aku hanya mengangguk menuruti perkataanya.

Ketika aku sudah selesai berganti baju dengan seragam olahraga sehuun, aku berniat kembali kekelas untuk mengambil tasku. Tapi ditangga aku melihat chanyeol berjalan. Eh…kebetulan sekali, aku harus cepat2 mengembalikan jasnya ini.

"chanyeol tunggu"aku berteriak dan dia berhenti, kemudian menoleh kearahku"aku mau mengembalikan ini"kuberikan jas sekolahnya

"baju apa itu?"tanyanya agak sinis, menurutku

"ini seragam olahraga sehuun, dia meminjamkanya padaku" tiba2 saja jas yg akan kuberikan padanya ditarik dengan kasar. Aku tersentak kaget.

"sudah kau kembalikan?ayo kita pulang"kurasakan sehuun menepuk bahuku pelan dan mengajakku segera pulang

"aku tak butuh barang seperti ini"dan chanyeol melempar pin strawberry yg kuberikan tadi tepat kearahku, tapi denga sigap sehuun menangkapnya sebelum mengenai wajahku.

Hiks…hiks…

"kenapa kau menangis"Tanya sehuun panik. Aku juga tak tahu alasan mengapa aku menangis. Aku terus saja menangis sambil diseret sehuun untuk segera pulang.

Kini hari sudah malam, tapi aku terus saja mengingat kejadian saat chanyeol melempar pin ke arahku. ada rasa sakit didadaku saat melihat ekspresi mukanya, aku sangat takut jika dia membenciku. Hiks…hiks….lagi2 aku hanya bisa menangis. Pabbo…byun baekhyun pabbo.

Aku merasakan hawa dingin yang masuk lewat jendela kamarku. Aku baru sadar kalau hawa dingin itu berasal dari hujan deras diluar sana. Aku buru2 menutup jendela kamarku agar airnya tidak masuk kedalam.

Tapi sepertinya aku melupakan sesuatu tentang jendela. Aku mencoba mengingatnya, dan…aku ingat kalau aku belum sempat menutup jendela2 ruang auditorium yg tadi siang sempat kubuka. Aku berlari menuruni tangga rumahku. Eommaku sempat bertanya mengapa aku terburu2 sekali, tapi aku hanya menjawab bahwa aku akan keluar sebentar menemui sehuun. Yap…aku berbohong, sebenarnya aku akan pergi keauditorium sekolahku untuk menutup jendela yg tadi pagi belum kututp. Aku berdoa agar aku selamat dari hujan lebat ini.

….

Aku sampai disekolah dengan keadaan basah kuyub. Kubulatkan tekadku untuk memasuki sekolah yg terlihat menyeramkan bila dimalam hari ini. Kulihat seorang penjaga sekolahku, aku menghampirinya dan berkata bahwa aku akan mengambil barangku yg ketinggalan. Dan aku juga sempat berpesan jika dalam waktu 30 menit aku tak keluar dari sekolah ini, maka aku memohon agar penjaga sekolah ini mencari keberadaanku. Setelah itu aku bergegas berlari kearah auditorium.

Dengan segera aku menutup beberapa jendela yg terbuka, tapi ketika hendak beranjak ke jendela selanjutnya aku terperosok kedasar lantai. Pabbo….aku terjatuh dilubang yg sama seperti siang tadi. aku mencoba berdiri, tapi ternyata kakiku terkilir. Aku mencoba menggerakkannya secara perlahan, masih terasa sakit. Aku berdiam dibawah sini, berharap agar siapa saja terutam oenjaga sekolah segera menemukanku.

Aku tak tahu sudah berapa lama aku terjebak disini. Aku mulai merasa ketakutan, kutautkan kesepuluh jariku, tanda bahwa aku sangat cemas. Lama kelamaan aku tak bisa menahanya lagi.

"hiks…hiks…tolong aku…hiks"aku memang namja lemah

"baekhyun apa kau disana"aku medengar suara seseorang. Aku tak bisa mengeluarkan suaraku, hanya mengencangkan tangisanku.

Bruuk

"sebenarnya apa yg kau lakukan disini eohh?"aku melihat park chanyeol dihadapanku. Tanpa berpikir lagi aku langsung memeluknya.

"chan..hiks…yeol…aku takut…hiks"aku semakin mengeratkan pelukanku pada tubuh bidangnya.

"tenanglah…aku sudah disini"chanyeol mengusap punggungku pelan, mencoba menenangkanku.

"aku takut..hiks…aku takut chanyeol…marah padaku"

"kenapa aku harus marah padamu?"chanyeol mulai melepaskan pelukannya padaku. kini aku bisa melihat wajahnya dari cela2 sinar lampu diatas.

"wajahmu sangat menakutkan tadi sore….hiks, kau juga melempariku dengan pin strawberry yg sudah kuberikan padamu…hiks"

"mianhee…aku hanya merasa tidak suka melihat…."

"chanyeol….disini dingin… hiks…."aku menyela ucapanya dan chanyeol kembali memelukku

"aku tak akan membiarkanmu kedinginan, jadi berhentilah menangis" chanyeol menangkup kedua pipiku dengan tangan besarnya, lalu didekatkan wajahnya padaku. chanyeol mencium mata kiriku, lalu diciumnya mata kananku, dan yg terakhir dia mencium dahiku. Chanyeol menjauhkan wajahnya dariku, tapi tak beberapa lama chanyeol terlihat mendekatkan wajahnya padaku lagi, aku hanya menutup mataku, dan…

"kami sudah datang….!kalian akan selamat"kudengar suara penjaga sekolah datang membantu kami untuk naik. Jika saja penjaga sekolah tidak datang, aku tak tahu apa yg akan terjadi selanjutnya diantara kami.

Hujan sudah reda dan Chanyeol mengantarkanku pulang kerumah dengan motornya. Dalam perjalanan kami sangat diam, aku hanya mampu memeluk pinggangnya dari belakang agar tidak jatuh. aku penasaran mengapa chanyeol bisa datang untuk menolongku. Karena tidak tahan akhirnya aku membuka pembicaraan.

"chanyeol…"aku sedikit berteriak karena suara berisik motor chanyeol"kenapa kau bisa tahu kalau aku datang kesekolah?"

"pabbo…."aku menggembungkan pipiku karena mendengar ucapanya barusan"penjaga sekolah memberitahuku kalau ada seorang siswa dengan ciri2 tubuh pendek, kecil, dan rambut seperti mangkok datang kesekolah malam2. Aku yakin kalau org pendek, kecil,dan punya rambut seperti mangkok adalah kau"aku memukul punggungnya pelan karena ejekan dikalimat terakhirnya itu.

"kenapa kau bodoh sekali, malam2 datang kesekolah demi auditorium jelek itu?"

"aku lupa menutup jendelanya, dan takut ruangan itu akan banjir"

"pabbo"hanya itu balasan yg kudapatkan.

….

Keesokan harinya aku dan chanyeol dipanggil keruang kepala sekolah karena kejadian semalam.

"maafkan aku karena membuat keributan semalam"aku membungkkukan kepalaku dihadapan kepala sekolah berkali kali

"aku maafkan, lagi pula gedung itu juga akan segera dihancurkan"ucapan kepala sekolah membuatku menegakkan badanku 180 derajat

"tunggu dulu pak, aku mendapatkan surat dari ketua osis untuk memberikanku kesempatan dan mempertimbangkanya kembali"

"mana mungkin ada surat seperti itu?"akhirnya suho mengeluarkan kata2 pedasnya, karena sedari tadi dia hanya berdiri dibelakang kepala sekolah.

"aku…."aku menoleh pada orang disampingku" aku yg menulis surat atas nama ketua osis" mataku seperti akan keluar dari dalam tempatnya mendengar penuturan park chanyeol. Apa maksudnya?

"karena ketua osis juga mempunyai wewenang disini, maka aku menganjurkan agar auditorium itu direnovasi saja dari pada dihancurkan. Mungkin jika ada festival sekolah, ruangan itu bisa dipakai"jangan…jangan…

"chanyeol…."chanyeol menoleh kearahku" apa kau ketua osis gangnam high school ini"aku bertanya sambil menunjuk nunjuk kearahnya

"jangan bocorkan ini kepada siapa2"dengan tatapan mematikan chanyeol mengucapkan ancamanya

"kenapa kau tidak mengatakanya dari awal chanyeol?"kami sekarang berada diruang auditorium untuk membersihkan ruangan ini lagi.

"mana bisa hal sepenting itu kukatakn pada namja ceroboh sepertimu"

"hyaaa….aku tidak ceroboh"aku berteriak kearahnya"tapi syukurlah, auditorium ini tak jadi dihancurkan. Tapi kenapa kau tiba2 berubah pikiran?"

"aku hanya ingin memastikan ucapan orang bodoh tentang legenda auditorium ini, benar terjadi atau tidak"

"apa yg kau maksud orang bodoh itu aku?"dan chanyeol hanya mengangkat bahunya, aku menggembungkan pipiku"tapi…serahkan saja padaku"aku mulai menulis sesuatu ditembok

"bagaimana kalau begini? Semoga chanyeol yg pemarah mendapatkan seseorang berhati lapang"aku mengusap ujung hudungku dengan telunjukku, menunjukkan sedikit kesombonganku."ini balasan untuk yg kemarin"

kurasakan seseorang memutar kepalaku dari arah belakang, dan…

cuuup

chanyeol mencium bibirku

"dengan ini aku nyatakan kalau legenda itu hanya bohong belaka"

"HAH…?apa yg kau lakuakan?itu tadi ciuman pertamaku"aku merengek dan memukul punggung chanyeol. Dia melirikku dan kulihat senyum menyeringai dari wajahnya.

Baekhyun POV end

epilog

Tanpa mereka sadari ternyata diluar sedang bulan purnama. Apakah memang legenda tersebut nyata atau hanya sekedar mitos? Masih memerlukan waktu yang lama untuk membuktikanya.

Tamat

Hahaha….sumpah ini ff bikinya secepat kilat ditengah deadline skripsi. Author sarap yah begini.

Wohoooo…terimakasih uda baca ff ku selama ini. Sujud bareng2 ma suho si sekertaris osis gangnam high school.