"YOU and SEA"

.

Cast. YunJae

YAOI fiction , Fantasy berlebihan

.

Don't Like Don't Read

.

.

Normal PoV ^^

Matahari sore yang mulai tenggelam diujung barat membuat seorang namja tampan enggan menutup matanya barang sekilas. Dirinya tengah duduk sambil menekuk kakinya, menatap langsung kearah Sunset yang berada didepannya. Diabaikannya angin laut yang mulai menghempas kearah tubuhnya dengan tenang. Sejuk, Tenang dan bebas, itulah yang ia rasakan sekarang.

Rasanya ia ingin memutar balik waktu, mengulangi lagi masa kanak-kanaknya, dimana dirinya tidak harus memikirkan tanggung jawabnya. Tanggung jawab besar yang dimilikinya sebagai anak satu-satunya dan juga pewaris tunggal dari pemilik Jung Corporation, sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh di Industri Korea. Hotel dan Resort, Restorant, Pusat Perbelanjaan, bahkan Jung Corp juga memiliki sebuah tambang berlian dan mutiara yang berada di Laut didekat perairan Samudra Hindia. Bukankah hebat?

Hari mulai gelap, namja tampan dengan mata musang itu akhirnya berdiri, membersihkan sisa pasir laut yang menempel pada celananya. Helaan nafas kecil ia keluarkan, sebelum akhirnya memilih untuk meninggalkan tempat itu, kembali ketempat ia memarkirkan mobilnya tadi.

.

.

.

Yunho PoV

Baiklah, kita belum secara resmi berkenalan, walaupun aku yakin kalian pasti sudah tahu siapa aku. Namaku Jung Yunho, aku anak dari seorang Jung Siwon dan juga Jung Kibum. Keluarga Jung yang begitu dipandang tinggi oleh orang lain. Jangan tanyakan seberapa kekayaan yang kami miliki, jangan tanyakan pula bagaimana hidupku yang begitu popular dan juga diincar banyak yeoja-yeoja meterialistis. Dan juga yang perlu kalian ketahui, aku ini Gay. Tidak buruk menurutku. Appa dan Eomma ku pun tidak mempermasalahkan hal itu, selama aku tidak berbuat masalah dan menghancurkan perusahan. Itu yang mereka katakan waktu itu. Ck…

Umurku baru menginjak 27 tahun, bagiku umur segitu bukanlah waktu yang tepat untuk mencari seorang kekasih apalagi seorang Istri. Cih… Aku masih ingin menikmati indahnya dunia ini dengan bersantai dan juga bermain. Terlihat kekanak-kanakan? Aku tak perduli.

Tapi sepertinya apa yang difikirkan oleh Appa-ku benar-benar sangat berbeda denganku. Bahkan Appa ku sudah menjodohkanku dengan seseorang yang tidak ku kenal. Ku ulangi MEN-JO-DOH-KAN… Aish, apa sebenarnya yang ada dikepala Appa ku itu.

Rasanya aku ingin berteriak didepan Appa ku saat itu, saat dimana Appa ku memberi tahu bahwa dirinya sudah menjodohkanku dengan anak dari temannya. Tentu saja aku menolak mentah-mentah perjodohan ini. Aku tidak tahu seperi apa namja itu. Namja? Ya kalian tidak salah… Appa akan menjodohkanku dengan seorang Namja… Baiklah, setidaknya Appa tidak menjodohkanku dengan seorang Yoeja centil yang –menurutku- sangat mengganggu.

Dan disinilah aku berada sekarang, berada diruang keluarga bersama dengan Appa dan juga Eommaku. Eomma sibuk memotong buah apel dan stroberry, tidak ada niatan membantu anak satu-satunya ini lepas dari rencana Appanya.

"Jung Yunho, Apa kau sedang mengacuhkan Appa mu sendiri, eoh?" Tanya Appa ku yang terlihat kesal, karna dari tadi aku lebih memilih memakan buah yang dikupaskan Eomma dari pada mendengarkan ocehan namja tua itu.

"Ani Appa, Yunho mendengarkan" ucapku pura-pura kembali focus menatap Appa ku itu. Appa berdecak pelan, sebelum akhirnya melanjutkan bicaranya, dan terpaksa aku mendengarkan.

"Appa ingin kau pergi ke penambangan dua hari lagi"

Aku mengernyitkan dahiku bingung, "Eh? Apa ada masalah?"

"Aniyo, carikan berlian dan mutiara asli yang paling bagus di sana. Bawa kesini untuk diberikan pada calon 'Istrimu' nanti." Ucap Appa ku santai, aku hanya menghela nafas ku dengan berat hati. Oh Tuhan, aku lebih memilih tenggelam didalam laut dari pada harus dijodohkan dengan seorang namja seperti ini.

"Appa sudah menyiapkan semua transportasinya, kau hanya tinggal berangkat saja" tambahnya kemudian.

"Tapi Appa, secepat itukah? Bukankah Appa bilang pernikahan ini masih lima bulan lagi?" Tanya ku sedikit kesal, pernikahan yang dibicarakan Appa ku itu masih lama, tapi Appa terlihat sangat terburu-buru sekali.

"Appa dan Mr. Kim, sudah bersepakat memajukan tanggal pernikahan kalian. Dan itu dua bulan lagi."

"Ya! Appa! Bahkan aku belum bertemu dengan Namja yang selalu Appa ceritakan itu" Jantungku terasa berhenti berdetak dengan tiba-tiba. Bagaimana mungkin Appa ku merencanakan itu semua tanpa persetujuanku. Oh… Aku lupa, bahkan Perjodohan ini Appa ku juga tidak meminta persetujuanku, tidak heran jadinya.

"Kau akan bertemu ketika kau pulang nanti, jadi kau harus segera pergi ke pertambangan itu dan bawa Mutiara dan Berlian terindah untuk calon Istrimu itu, Okey ?" Kini gantian Eomma ku yang berbicara sambil mengelus punggungku pelan. Membuatku emosiku sedikit tenang.

"Tapi Eomma, ini terlalu cepat untukku. Dan lagi pula, aku tidak tahu seperti apa namja itu. Apa dia pendek, tinggi, jelek, hitam, berotot.. Huwaa Yunho saja takut membayangkannya"

Eomma ku terkekeh pelan, menyebalkan, apa mereka senang melihat anak kesayangan mereka ini tersiksa seperti ini.

"Tidak Yunho sayang, Eomma sudah bertemu dengan calon Istrimu itu." Eomma ku menjeda kalimatnya sebentar, memasang pose berfikir sebelum melanjutkan omongannya. "Dia namja yang cantik, tubuhnya memang sedikit lebih pendek darimu. tapi kau tidak usah khawatir, Eomma yakin kau pasti akan menyukainya."

Aku kembali menghela nafasku untuk yang kesekian kalinya, "Baiklah, terserah kalian saja. Lagi pula, bagaimanapun aku menentangnya, Appa dan Eomma akan tetap melanjutkannya, benar kan?" tanyaku dengan nada menyerah.

"Hahaha… Anak Appa paling pintar"

"Kau tidak akan kecewa chagi"

Setelah Eomma berkata seperti itu, akhirnya aku lebih memilih beranjak ke kamarku. Meninggalkan Appa dan Eomma ku yang masih tersenyum menatap punggungku.

Baiklah, Jung Yunho! Fighting!.

Yunho PoV End

.

.

.

.

Kini Yunho tengah bersiap, beberapa jam lagi ia akan pergi menuju ke pertambangan mutiara milik keluarganya. Setelah memasukan beberapa pakaian dan peralatan yang dibutuhkan lainnya, Yunho bergegas keluar dari kamarnya sambil menggendong sebuah tas yang tidak terlalu besar. Lagipula, perjalanannya kali ini hanya sebentar, hanya untuk mengambil berlian dan mutiara yang sudah dipesan Appa-nya kemarin.

"Kau sudah siap?" Tanya Ny. Jung saat melihat anak kesayangannya itu sudah keluar dari kamarnya dengan rapi. Ny. Jung tersenyum melihat wajah anak satu-satunya itu yang masih terlihat kesal. "Kajja, makan dulu sarapanmu."

Yunho mendudukan dirinya "Ne, Eomma. Appa mana?"

"Sedang menjawab telepon" Ucap Ny. Jung sambil berlalu mengambil sarapan lainnya. Walaupun banyak sekali pelayan yang bekerja untuk keluarga Jung, akan tetapi untuk mengurusi keluarganya, Ny. Jung akan turun tangan sendiri. Istri yang baik. Yunho berdecak, masih pagi seperti ini, Appa nya sudah sibuk menerima telepon.

Yunho mulai memakan sarapannya dengan perlahan.

.

.

Yunho sampai dipelabuhan setelah beberapa jam yang lalu ia sempat terjebak macet dijalan. Kenapa dipelabuhan?, salahkan saja Appa Jung yang menginginkan anaknya pergi naik Kapal laut pribadi. Padahal yunho fikir ia akan naik helicopter milik keluarga Jung.

'Ini akan memakan waktu yang lama' batin yunho sambil mengambil tempat duduk didalam kabin.

.

.

Matahari diujung barat mulai mengeluarkan warna jingganya, menandakan hari mulai gelap. Yunho melirik jam tangan mahal yang terpasang indah ditangan kirinya. Yunho menghela nafasnya bosan, ini sudah 6 jam semenjak perjalanannya dan waktu sudah menunjukan pukul setengah 6 sore. Andai ia naik helicopter pasti akan lebih cepat sampai.

Yunho kembali menyenderkan kepalanya pada seat yang didudukinya. Lebih baik ia tidur, daripada bosan.

.

.

.

"Tidak, Belokan kapalnya!"

.

"Jauhkan dari pusaran itu!"

.

"Kita memutar! Terus arahkan kapalnya!"

.

.

Yunho membuka matanya perlahan, suara berisik yang masuk kependengarannya begitu mengusik tidurnya. Dirasa suara-suara bising dan berisik itu berasal dari luar kabin, Yunho memilih beranjak dari duduknya, keluar, melihat pemandangan diatas kapal yang begitu menyeramkan.

Yunho terpaku melihat kejadian didepannya. Semua awak kapal berusaha terlihat sibuk berlarian kesana dan kemari. Hujan besar yang terus mengguyur tubuh mereka sama sekali tidak dihiraukan. Bahkan sesekali Yunho bisa melihat petir yang. Yunho yang tidak mengerti ada kejadian apa lalu berlari masuk ke tempat nahkoda.

"Ada apa?" Tanya Yunho yang tak kalah panik.

Nahkoda itu menoleh ketika suara Yunho menginterupsi kegiatannya, "Tuan Muda Yunho. Sebaiknya anda kembali kedalam."

"Katakan padaku ada apa?!" teriak Yunho tidak mendengarkan permintaan nahkoda tadi.

Sambil terus mengatur arah kapalnya, nahkoda itu menunjuk sesuatu dilaut yang tidak jauh dari kapal mereka. "Pusaran air, mungkin itu terbentuk karena badai yang tejadi tiba-tiba ini. Kita harus memutairnya, atau kalau tidak kapal ini akan hancur."

Lagi-lagi Yunho terpaku, menatap air laut yang membentuk lingkaran tidak jauh dari kapalnya. Jantungnya sepeti berhenti berdetak, 'Ya Tuhan, apa kau benar-benar mengabulkan permintaanku kemarin' batin Yunho.

Yunho melik jam tangannya, jam 9, 'Aish, selama itukah aku tertidur'. "Kita harus meminta bantuan" ucap Yunho panik sambil mencoba menghubungi seseorang dengan telepon yang disediakan di tempat nahkoda itu.

"Aku sudah menghubungi pusat pelayaran Korea, tapi tidak mungkin bantuan datang dalam keadaan seperti ini." Jelas sang Nahkoda.

'Oh.. Ya Tuhan. Batalkan permintaan ku, itu hanya ketidaksengajaan.' Batin Yunho frustasi sambil mengacak rambutnya, menatap gumpalan awan hitam yang disertai petir diatasnya.

.

.

.

Other Side

Seorang yeoja cantik yang masih terlihat menangis keras dipelukan suaminya. Ny Jung begitu terpukul ketika mendengar berita bahwa kapal pesiar yang dinaiki anaknya tengah terjebak dalam badai besar. Berbagai do'a dan permohonan terus ia katakan, sedang Mr. Jung memilih memeluk istrinya itu untuk menenangkan.

Berkali-kali pula Mr. Jung menghubungi pusat pelayaran di Korea utnuk menanyakan kabar Yunho. Tapi semuanya terasa sia-sia, Nihil. Tidak ada berita sama sekali dari kapal yang ditumpangi anaknya itu.

"Hiks… Hiks… kita harus bagaimana? Yunho… Hiks…"

"Tenanglah Bummie, kau harus selalu berfikiran positif."

Ny. Jung kembali terlarut dalam tangisnya, sampai akhirnya ia lelah dan memilih untuk tertidur di pelukan Suaminya.

.

.

.

Back to Yunho side

'BRAK'

Pintu ruangan itu kembali terbuka, menampilkan seseorang yang keadaannya sudah basah kuyup dengan nafas yang tersengal.

"Ada apa?" Tanya yunho tidak sabaran.

"Jangkar terjatuh dan seperti–"

'BRUGHT'

" –nya tersangkut batu karang" lanjut awak kapal itu dengan nada takut.

Kapal terasa berhenti, jangkar yang terjatuh membuat Kapal mereka tidak bisa berjalan. Tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang, kecuali pasrah pada keadaan ini. Pusaran air terlihat membesar dan bergerak mendekat. Para awak kapal memilih mundur kearah belakang kapal, walaupun mereka yakin itupun hal yang percuma.

Sang Nahkoda-pun hanya bisa menghela nafasnya, menatap Yunho yang juga balas menatapnya. "Maafkan aku" Ucapnya pada Yunho.

.

'Appa, Eomma, maafkan Yunho'

.

Dan semuanyapun terasa lebih gelap ketika kehancuran itu dimulai.

.

.

.

.

.

.

.

.

T.B.C

Oke-oke saya tahu utang FF saya masih banyak, hehe..

Jadi, masih mau dilanjutkah ini?

Maafkan saya karna buat Yunho seperti itu

Hiks… Appa… hiks… Jangan tinggalkan Eomma Jae sendiri… #PLAK

Yunho matikah? Lihat kelanjutannya di next chap ^_^

Tapi kalo Yunho mati, ni FF langsung tamat dong..

Jadi , ?

Di tunggu aja, nde…

Gumawo yang udah mau baca dan review… #Bow