Naruto : The Legend
Genre : Adventure/Romance
Rating : Teen/PG-17
Pair : NaruHina n SasuSaku
Disclaimer : ©Masashi Kishimoto
First Fiction By Bhie Forsaken
Warning : OOC, Mungkin OC, TYPO(Mungkin), GAJE,
SEMI-CANNON/AU (Banyak perubahan sana-sini), GORE(Mungkin), DLL.
Tidak suka harap klik icon BACK
"Kalimat" Berbicara
'Kalimat' Berfikir
"Kalimat" Monster/Bijuu/Sebangsanya Berbicara and Jutsu
'Kalimat' Monster/Bijuu/Sebangsanya Berfikir
*Suara* SFX (Sound Effect)
Author's Note
Arigato sudah mau menunggu Fic saya yang biasa saja ini. Karena saya lagi mau merayakan Lebaran, jadi Fic ini tertunda. Mohon pengertian para reader, karena saya juga sama seperti kalian mau santai-santai. ._.
Nah semoga adegan battle kali ini dapat memuaskan kalian, Happy Read.
REVIEW PAGE
For Chapie 7:
MigthyMask: Hm, gimana yah? Nanti saya fikirkan deh. Lagian juga belum ada rencana kesitu. :P
Guest(1): -Blush- Makasih (O/./O)
Nuruchan19: Ma'af kalo ga bisa update kilat. Team Guy kan lulusan tahun kemarin deh -Kalo gak salah-. Arigato dah nungguin Fic saya.
Soputan: Arigato, semoga chapie ini memuaskan.
Nitya-chan: Arigato, semoga sekarang juga memuaskan.
koga-san: Pastinya, arigato dah review.
yadiNHLsejati: Masa seh baca dari awal? Haha, saya tersanjung. Kalo untuk adegan Hentai, mungkin masih lama. Eechi dulu yah. ^^
aku: Bisa dong. Invasi Pain? Belum kepikiran.
Guest(2): Arigato, semoga memuaskan chapie kali ini.
Guest(3) n (4): Ehm, nanti dibanyakin tapi sesuai arus yah.
Guest(5): Sepertinya chapie ini menjadi jawaban Guest-san deh.
Guest(6): Wahaha, sep, sep, sep. ^^
j: Kyuu emang sayang Naruto kok, nanti ada jawabannya.
NAMIKAZE GAKI: Chapie ini dah sadist belum yah?
ahmad rafi: Arigato. Sekarang lanjutnya.
trie: Wah, masa seh kurang panjang. Nanti kalo bisa dipanjangin lagi deh.
-Chapter Sebelumnya-
Hutan Kematian 8:00 PM
Naruto terbangun, ia melihat Nee-chan sedang tidur dipangkuannya. 'Hah, pantas dari tadi terasa berat.' Lalu ia membetulkan posisi tidur Kyuu, dan bangun dari posisinya.
"Saatnya penyempurnaan Teleport." Ia mulai berlatih.
Ia melangkah, dan menenangkan diri.
Setelah beberapa saat, ia menghilang tanpa kunai dan. "Ahk, kepalaku serasa pecah." Dia terhuyung di lompatan pertama. "Mengatur laju dimensi memang sulit, tapi aku puas bisa menahan alur waktunya." Ia tersenyum, latihan itu terus berlanjut.
Kyuu menggeliat karena kehilangan bantalnya -Paha Naruto-. "Eh? Mana dia?" Kyuu mulai terbangun. 'Haah, berlatih lagi.' Ia mulai khawatir, jurus itu berbahaya bila kurang dalam konsentrasi, karena pengguna dapat terdampar dalam dimensi ruang dan waktu yang entah dimana. "Tapi kurasa Naru-chan akan baik-baik saja." Ia tersenyum, saat melihat kilatan-kilatan cahaya di atas pohon.
—
Desa Konoha - Taman 8:00 AM
"Roger, sepertinya itu sasaran kita." Ucap seseorang.
"Apa kalian yakin?" Jawab suara berat seseorang.
"Hn, ciri-cirinya sangat cocok." Ucap suara lain.
"Naruto, bersiap!" Ucap suara yang lebih berat itu.
"Sensei, biar aku saja. Kalian cukup melihat saja." Naruto menguap.
"Baklah." Kakashi setuju. 'Apa dia bisa?' "Baiklah, sasaran terdeteksi di ujung gang tersebut." Ucapnya sembari menunjuk salah satu gang.
Setelah menunggu 5 menit, datang Naruto bersama kucing di gendongannya.
—
"Mereka sudah datang." Ucap Hiruzen.
Team 7 memasuki ruangan.
"Tora!" Ibu itu memeluk, -ralat- menggencet kucing itu.
"Ibu, jangan seperti itu. Nanti kabur loh!" Naruto mendekat lalu mengelusnya, kucing itu sepertinya menurut pada Naruto. Lalu Naruto mulai menjelaskan cara merawat kucing.
"Eh? Begitu ya?" Ibu itu ikut meniru dan mendengarkan penjelasan dari Naruto. "Hokage-sama, bayarannya akan kunaikan karena anak itu telah memberitahuku cara merawat Tora." Ibu itu tersenyum. "Arigatou.. Hm?"
"Naruto, Uzumaki Naruto" Ucap Naruto.
"Naruto." Ibu itu lalu pergi, dan kini kucing itu malah mengikutinya.
"Bagaimana bisa?" Kakashi tertegun.
"Hehe, Kyuu-nee. Dia punya kucing dan rubah dirumah, dan aku sering mengurusnya." Jawab Naruto sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.
Mereka semua -Kecuali Sasuke- hanya ber'Oh' ria.
"Baiklah, sekarang kalian akan kuberi misi C-Rank pertama." Ucap Hiruzen.
"Baiklah, silahkan masuk Tazuna-san." Hiruzen memanggil seorang klien.
"Hei, kenapa cuma anak kecil?" Seseorang masuk kedalam ruangan Hokage.
Chapter - 8
Nami no Kuni - Encounter
"Kenapa hanya beberapa anak ingusan? Apakah mereka yang terbaik yang bisa Hokage berikan?" Orang tua itu berakata sambil berjalan dan meminum sakenya. "Bila aku tau hanya akan mendapat bantuan seperti ini, lebih baik aku mencari bantuan lainnya." Ia berhenti dan berdiri tepat didepan meja Hokage, ia memutar tubuhnya dan menunjuk Team 7. "Apa yang dapat mereka lakukan? Mereka hanya dua anak sok keren dan seorang gadis cilik." Ucapnya.
Mimik muka Naruto, Sasuke, dan Sakura berubah drastis. Sedangkan Kakashi hanya tersenyum mendengarnya. 'Ah, mereka pasti cepat akrab dengan klien tersebut.' Pikirnya, yang sangat jauh dari kenyataan.
"Uhm, Jii-san. Apa kakek itu. Klien kita?" Tanya Naruto, dan hanya dijawab dengan anggukkan oleh Hiruzen. Ia beralih menatap Sasuke. 'Uh, sial. Padahal, aku sangat ingin memukulnya.' Sasuke yang mengerti maksud tatapan Naruto, menganggukkan kepala pertanda dirinya juga setuju, setuju bahwa kakek itu menyebalkan. Sangat.
"Ma'af sebelumnya Tazuna-san, mereka adalah yang terbaik tahun ini. Bila kau mengiginkan lebih, maka dengan berat hati aku akan menaikkan harga dari kesepakatan awal kita." Hiruzen mencoba mencairkan suasana yang sempat tegang, melihat Tazuna yang diam tanpa bicara Hiruzen menghela nafas. "Dan karena kalian telah melakukan banyak misi E-Rank, maka sekarang adalah misi D-Rank pertama kalian." Ia memberikan gulungan misi kepada Kakashi. "Misi ini menjaga Tazuna-san, dan para pekerja dari para bandit selama pembuatan jembatan berlangsung. Kalian mengerti?"
"Kalian semangat ya, jangan sampai gagal." Support Iruka, yang berada di ruangan itu karena mengantar Tazuna.
"Ha'i. Arigato, Sensei." Jawab ketiganya.
Setelah itu Kakashi memerintahkan Team 7 untuk berkumpul di gerbang utama desa, setelah mendapat pengarahan dari Hokage tentang tujuan misi tersebut, dan mendengarkan penjelasan klien mereka, dan mereka segera pulang untuk menyiapkan keperluan misi tersebut.
Apartemen NaruKyuu 9:00 AM
Terlihat Naruto yang tengah sibuk membereskan beberapa pakaian dan peralatan ninja miliknya. Kyuu yang melihat kesibukan Naruto segera menghampiri dan membantu menyiapkan keperluannya.
"Kyuu-nee, aku akan pergi menjalankan misi selama beberapa hari. Mau ikut?" Naruto bertanya sambil terus mengecek kelengkapan barang bawaannya.
"Sepertinya seru, baiklah Nee-chan ikut." *Poof* Kyuu membuat clone. "Kau jaga rumah!" Lalu ia mendekati Naruto. "Naru, Nee-chan gak mau nanti cuma tidur dalam sangkar, Nee-chan juga mau jalan-jalan nanti. Boleh kan?" Ia memeluk Naruto, mencoba merayunya.
"Nee-chan, nanti Naru bilang apa? Ayolah, kalau tidak. Jangan ikut." Naruto mencoba melepas pelukan maut Kyuu.
"Huh, tapi kan Nee-chan mau jalan-jalan." Kyuu memelas.
"Hm, ok. Tapi jika sudah sampai disana, karena kita pasti menginap." Kyuu kembali memeluk Naruto. *Poof* Avatar Kyuu mulai hilang, ia kembali pada tubuh aslinya dalam tubuh Naruto.
'Naru-chan jangan bohong, kalau kau berbohong. Nee-chan akan malas memasak untuk Naru lagi.' Tambah Kyuu lewat telepatinya, Naruto hanya mendesah.
"Siap!" Jawab Naruto, 'Oh, tidak. Kenapa selalu itu ancaman yang Kyuu-nee berikan. Bisa hambar hidupku bila tanpa masakan Nee-chan, setelah ramen tentunya.' Batin Naruto memelas akan kelemahannya, lalu ia menuju gerbang desa tempat Team 7 berkumpul.
Setelah menemui Sakura dan Sasuke di depan gerbang, dan menunggu klien dan juga guru mereka, perjalananpun dimulai.
Diperjalanan semua terasa tenang, apalagi dengan angin yang berhembus dengan lembutnya. Tapi, Team 7 melihat keganjilan. 'Genangan air? Bukankah belum ada hujan.' Fikir mereka, yang menemukan genangan air di tengah hutan.
Kakashi menatap Naruto. Matanya seakan berkata 'Kau menemukan keanehan?'
Naruto mengangguk, lalu ia menatap Sasuke dengan tatapan yang sama. Sasukepun mengangguk.
"Panas ya?" Sakura berkata, dan keempat pria mengangguk. Dan dengan cepat Team 7 menatap Sakura seakan bertanya 'Kau juga tahu?' dan Sakura mengangguk.
Mereka terus berjalan dan berpura-pura seakan tidak ada apa-apa hingga-
*Crash* Tubuh Kakashi terbelah, semua organnya tercecer bahkan hampir semua tulang rusuknya pecah dan tercecer. Team 7 memasang posisi bertahan, sedangkan Tazuna menatap ngeri jasad Kakashi yang sangat mengenaskan.
Lalu dua orang yang memakai topeng melompat dan berdiri disamping jasad Kakashi. "Mudah." Jawab salah satunya yang memakai topeng iblis bertanduk dua.
'Kami-sama tolong aku, berikan aku bantuan malaikat penjaga Mu.'
"Kau salah." Jawab Naruto.
"Hn." Jawab Sasuke.
Sakura tersenyum. "Earth Release : Earth Dome." Sakura melindungi Tazuna.
Naruto menunjuk duo manusia bertopeng didepannya. "Jangan meremehkan kita." Perlahan telunjuk Naruto membentuk bola kecil sebesar kelereng. "Mini Rasengan." Naruto menerjang salah satunya yang memakai topeng bertanduk satu, membuanya terlempar jauh.
"Gozu." Ia mundur membantu yang disebutnya Gozu.
"Aku tak apa, Meizu." Jawabnya, sembari berusaha berdiri. "Kita terlalu meremehkan mereka, serangan bocah tadi sangat kuat."
"Hn, kau tau Sasuke?" Naruto melirik Sasuke, ia hanya tersenyum.
"Demon Brothers? Sepertinya ini aneh." Sasuke merasa misi kali ini akan menarik, ia mulai merangkai handseal. "Fire Release : Great Fireball" Bola api berskala besar keluar dari mulut Sasuke dan mengarah kedua Duo Demon Brothers.
Kedua Demon Brothers itu menghindar, sesaat sebelum bola api itu membakar mereka.
"Aku juga harus serius, Wind Release : Wind Barrage." Ia mengangkat jari telunjuk dan tengahnya -Seperti memegang pistol-, dan menembakkan peluru angin kearah Meizu.
"Sial." Ia menghindari beberapa serangan itu, melompat kesana-kemari. "Sial, sampai kapan aku menghindar?" Setelah menghindar beberapa lama hingga Naruto berhenti sejenak, sempat ia melihat kesempatan untuk melawan balik. Ia mulai merangkai handseal, tapi sayang kaki kanannya tertembus peluru angin dan ia terjatuh. "Ahk!" Ia melihat Naruto yang berada disampingnya sedang meniup jarinya selayaknya meniup pistol. "Sejak kapan-" Dan sebelum kalimatnya selesai, Naruto kembali menghujani dengan serangan tadi hingga hampir semua tubuhnya berlubang karena serangan Naruto.
Sasuke yang hanya menghindari serangan Gozu, mulai bosan. Sasuke menghindari serangan Gozu dan menendang perutnya, membuat Gozu mundur beberapa meter. Sebelum Gozu menyerang ia melihat keadaan partner sekaligus saudaranya, tapi yang ia lihat hanyalah tubuh tidak bernyawa milik Meizu.
"MEIZU! Brengsek kau." Gozu memasang posisi menyerang. "Chimera Style : Poison Claw." Ia mulai menyerang Sasuke dengan cakarnya yang besar secara membabi buta.
Sasuke hanya tersenyum, dan dengan mudah menghindari serangan Gozu. Sasuke melakukan back roll dan melakukan handseal dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya mengepal. "Thunder Release : God Fist." Sasuke menghantam Gozu, memberikan efek kejutan listrik kepada seluruh tubuh Gozu sehingga membuatnya kejang."Cih. Kalau bukan karena info yang kami butuhkan, kau pasti sudah mati." Ia melihat Gozu yang kejang-kejang karena hantaman jurusnya.
*Poof* Kakashi muncul. "Kalian hebat." Pujinya.
Sakura melepas pertahanannya dan mendekat kearah teamnya. Sedangkan Tazuna hanya melongo. "Bukannya kau?" Ia melihat Kakashi bingung.
"Kawarimi, atau jurus pengganti." Sakura menunjuk sebatang pohon yang hancur.
Tazuna hanya ber'Oh' ria.
"Siapa targetmu dan siapa yang menyuruhmu?" Tanya Kakashi setelah Gozu sadar. Tapi ia mencoba membunuh dirinya, terlihat dari darah yang keluar dari mulutnya. 'Ia menggigit lidahnya?' Batin Kakashi.
"Biar aku saja." Sasuke melihat mata Gozu, ia mengaktifkan MS dan. "Selamat datang di NERAKA!" Ucapnya seperti seorang psyco, ia menggunakan Tsukuyomi. "Kau akan disiksa selama hidupmu bila kau tak bicara." Sasuke mulai membagi diri dan mengeluarkan berbagai senjata.
"Cih, bunuh saja aku!" Seru Gozu.
"Baik." Sasuke mulai mencabik-cabik tubuhnya mulai dari memotong kedua kakinya, menghantam kedua tangannya dengan benda tumpul, dan menyayat perut beserta isinya dengan berbagai senjata, hingga tubuhnya tak berbentuk dan tercecer, dan hanya tersisa kepalanya saja. Dan sang korban hanya bisa berteriak, menangis, dan menerima semua siksaan.
"Aaahk, ke-eaahhkk? Ke-na-aahk." Gozu mulai gemetar. 'Ini bagaikan Neraka.'
Setelah beberapa kali terulang Sasuke lalu berhenti. "Bagaimana?" Ia menatap Gozu, dan Gozu hanya mampu mengangguk dan menceritakan semua informasi, serta menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Sasuke.
"Bagaimana Sasuke?" Kakashi bertanya.
Setelah kembali menutup matanya Sasuke tersenyum, mininggalkan Missing-Nin yang telah pingsan karena trauma berat yang baru saja dialaminya.
"Ia, dibayar oleh Gato. Penjahat licik yang menindas rakyat kecil, ia berusaha memonopoli perekonomian di kawasan Nami no Kuni. Dan incarannya adalah klien kita Tazuna-san, ia dibayar untuk membunuhnya agar proyek pembangunan jembatan di daerah Nami no Kuni berhenti." Jelas Sasuke.
"Begitu ya, bisa kau jelaskan Tazuna-san?" Kakashi menatap lekat Tazuna.
"A-aku sungguh mohon ma'af, Nami no Kuni adalah desa miskin. Gato menindas kami, sehingga aku terpaksa berbohong dan membayar misi Rank-C. Kami tak cukup membayar untuk yang lebih." Tazuna menunduk.
"Hm, kalian bagaimana?" Kakashi menatap Teamnya, mereka tampak setuju untuk terus melanjuti misi.
'Pastinya akan seru.' Pikir Naruto dan Sasuke, dan mengangguk serentak.
'Semoga aku bisa lebih kuat' Sakura menyemangati dirinya, lalu mengangguk mengikuti keputusan kedua temannya.
"Sepertinya semua setuju. Maka kita akan melanjutkannya. Haah, baiklah kita jalan." Kakashi dan Teamnya kembali melanjutkan perjalanan, menuju Nami no Kuni bersama Tazuna.
"Terimakasih." Tazuna mengikuti mereka.
Dibelakang mereka Naruto menghampiri Sasuke.
"Hei, dasar sok pamer." Ucap Naruto, ia membuka scroll P3Knya.
"Cih! Tapi karena itu, kita mendapat informasi penting itu." Jawabnya sembari menutup mata kanannya.
"Hah, terserah. Sini biar aku obati lukamu, nanti sesampainya disana Kyuu-nee yang akan mengobatimu." Naruto mulai membersihkan darah yang mengalir, dan memberi obat yang dibuat khusus untuk Sasuke.
Setelah tiba di tepi sungai
"Ada yang aneh." Sasuke melihat sekeliling.
*Srak-Srak*
"Itu." Naruto melempar shuriken, dan ternyata hanya seekor kelinci yang bersembunyi.
"Kelinci salju?" Ucap Kakashi ragu. "Ada yang aneh." Kakashi melihat sekeliling.
"Thunder Release : Shocker." Sasuke menyerang kelinci itu, dan membuatnya pingsan seketika.
"Kau kenapa Sasuke?" Sakura heran, mengapa mereka menyerang kelinci yang tak berdosa. 'Apa yang mereka lakukan.'
"Begitu ya." Naruto mengerti, dan membantu Sasuke.
"Kertas peledak?" Kakashi terkejut saat Sasuke membuang jauh kertas itu dengan bantuan kunainya.
*Blam* Kertas itu meledak tak jauh dari tempat mereka.
"Siapa?" Sakura bertanya, lalu mengelus kelinci tak berdosa itu. "Hampir saja dia, menginjak kertas itu."
'Water Release : Waterball.' Naruto membuat bola air dan melempar kearah pohon. "Keluar kau!" Serunya.
"Khu, khu, khu, khu. Kau rupanya hebat, bocah." Muncul sesosok mumi(?) -Zabuza: Maksud kamu?-, -Bhie: Ma'af, salah ketik- sesosok orang yang terbalut perban diseluruh tubuhnya.
"Zabuza Momochi, S-Rank Missing Nin. Biasa disebut Demon of the Hidden Mist dan salah satu dari Seven Ninja Swordsmen of Hidden Mist. Dia berbahaya, sepertinya kau orang suruhan Gato." Jelas Kakashi, ia menatap tajam Zabuza.
"Wah, ternyata Kakashi sang Copy Ninja. Aku tersanjung kau mengenalku." Zabuza melangkah maju, melihat itu Kakashi bersiap. "Tapi sepertinya kalian akan mati." Setelah berkata itu, sosok Zabuza ditutupi kabut.
Tazuna mulai panik, tapi Team 7 meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Serahkan orang itu, atau kalian akan mati mengenaskan." Suara Zabuza membuat Tazuna merinding, tapi Team 7 tidak gentar.
"Sial, dia memakai jurus andalannya." Kakashi mulai membuka penutup Hitai-atenya dan memperlihatkan mata Sharingan miliknya.
"Hei, Sakura." Sasuke berjalan kearah Sakura.
"Iyah?"
"Buat pelindung, dan berjaga diluar pelindung!" Sasuke mulai mendekati Tazuna. "Paman, ma'af perjalanan kita terhambat." Ia menurunkan kepalanya, menghormat.
"Ti-tidak apa-apa, be-berhati-hati la-lah anak mu-da." Tazuna sedikit takut. 'Bagaimana bisa mereka tetap tenang?' Pikirnya.
"Earth Release : Earth Dome." Sakura membuat perlindungan, ia berjaga diluar kubah tanah miliknya.
*Trang-Trang* Pertempuran ternyata sudah dimulai, Team 7 hanya bisa mendengar suara dentingan besi akibat beradunya senjata milik Kakashi dengan milik Zabuza, karena kabut yang tebal mengganggu pengelihatan mereka.
"Teme, kita bersenang-senang atau secara cepat seperti tadi?" Naruto menatap malas kabut itu.
"Hn, menurutmu?" Ia tersenyum.
"Baik, bagaimana kalau 40? Musuh kita S-Rank." Naruto menimbang.
"30 Sepertinya menarik." Sasuke menatap Naruto, mempersiapkan kunainya.
Kakashi mulai terdesak, ia terusik oleh kabut yang tebal dan dilapisi chakra.
"Kau tak akan menang." Zabuza kembali menyerang.
Kakashi menghindari sabetan pedang besar itu, ia mundur dan melakukan handseal. "Water Release : Waterball." Ia meniru jurus Naruto.
"Water Release : Water Wall." Tembok air itu menahan serangan Kakashi.
"Kau terjebak, Thunder Release : Thunder Spear." Kakashi melempar kunai yang diselimuti petir, kunai itu membuat tembok air itu dipenuhi listrik.
*Zrash* 'Sial, clone yah.' Kakashi kembali waspada, sebelum-
"Combination Technique : Tunder Bird."
-Burung Rajawali petir itu menghantam Zabuza yang berada di tempat Team 7.
*Zrash* "Sial, sejak kapan?" Naruto kesal.
"Kalian tak apa?" Kakashi datang, ia melihat keadaan Teamnya. Terlihat jelas kekhawatiran dari wajahnya.
"Sensei, biar kami bantu." Sasuke maju kedepan, ia mengaktifkan Sharingan.
Kabut mulai menipis, dan memperlihatkan Zabuza yang berada di atas sungai, dan didepannya dua Water Clone Zabuza siap menyerang.
Kakashi menuju Zabuza yang asli dan mulai saling menghantam, sedangkan Naruto dan Sasuke melawan kedua bunshin.
*Brets* Pedang Kubikiribocho milik Zabuza membelah Kakashi, tapi *Zrash* 'Clone, apakah dia meniruku?'.
Kakashi melempar kunainya, tapi Zabuza segera menyadarinya dan menahan dengan pedangnya. Zabuza melempar pedangnya dan mengiris bahu Kakashi yang sempat kaget lalu menghindar, ia maju seraya melakukan beberapa tendangan dan pukulan. Kakashi terus mengimbanginya sebelum.
"Kena kau, Water Release : Water Prison."
Ditempat Sasuke dan Naruto
Kabut kembali menetupi saat pertarungan dimulai. Naruto menghindari sabetan pedang besar Zabuza. 'Dia mengayunkannya seperti mengayunkan sehelai kertas, pasti ini akan sulit.' Pikir Naruto.
*Trang* 'Berat.' Itulah yang dirasakan Naruto saat menahan pedang besar itu.
'Apa perlu kubantu?' Tanya Kyuu.
'Tidak, Nee-chan tidur saja. Naru sedang bertaruh.' Naruto menolak.
'Huh, tidak asik.' Kyuu kembali tidur dengan wajah cemberut.
"Kau hebat bocah." Zabuza meremehkan.
"Kau tau, jangan lihat buku dari sampulnya." Naruto mulai menendang Zabuza, tapi ia berhasil menghindar.
"Uzumaki Rage" Naruto mulai mengkombinasikan beberapa pukulan dan tendangan. Zabuza menahan beberapa serangan, dan mundur. Zabuza memegang pedangnya seperti memegang kunai.
"Silent Killing" Lirihnya, dan kabut semakin tebal.
'Kemana dia?' Naruto melihat sekeliling dan, *Bugh* seseorang menabraknya dari belakang. Saat mereka hendak saling membunuh.
"Teme?/Dobe?" Ucap mereka bersama.
"Dia kuat, bagaimana masih tetap 30?" Tanya Naruto.
"Hn, kita harus bisa Dobe." Sasuke bersiap.
"Bagaimana jika D-Rank?" Naruto membujuk.
"Hm, kurasa cukup. Aku punya 2, kau?" Sasuke setuju, ia menatap Naruto.
"Sama, bagaimana jika itu dulu." Naruto tersenyum, dibalas anggukkan Sasuke.
"Kalian berbicara apa, hah? Warisan?" Zabuza mencibir.
"Heh, kau lihat saja nanti." Sasuke menyerang dengan kunai.
"Teme, Wind Release : Wind Breaktrough." *Wuuuzzz* Angin kencang menerpa Zabuza dan menghilangkan kabut buatannya.
"Fire Release : Great Fireball." Sasuke melepas bola api kearah dua clone itu, karena efek angin, api itu membesar dan menyerang keduanya.
*Blaaarrgh*
"Cih! Hampir." Ternyata satu clone lolos. "Water Release : Water Bullet." Puluhan peluru menyerang Naruto.
"Earth Release : Earth Wall." Tanah itu menahan peluru-peluru air clone Zabuza.
"Sakura?" Naruto melihat Sakura kesal.
"Hei, aku juga mau ikut." Sakura berkacak pinggang.
"Kau tak boleh terluka." Ucap Sasuke datar.
*Blush* Wajah Sakura memerah. 'Dia menghawatirkan aku?'.
"Thunder Release : Shocker. Ayo Dobe."Naruto yang melihat jurus Chidori versi kecil Sasuke mengerti.
"Watet Release : Water Ball." Naruto menembak bola air itu, dan Sasuke memberinya aliran listrik. Jadilah sebuah bola beriak listrik yang lebih terlihat berbahaya, dengan sengatan listrik yang menjilat sekitarnya.
"Water Release : Water Dragon." Naga air itu beradu dengan bola air, tapi sengatan listriknya mengalir, clone itu tersengat dan *Zraash* hilang.
"Kalian hebat." Zabuza mengagetkan Team 7, mereka melihat Zabuza menahan Sensei mereka yang kini sedang terkurung didalam bola air. Terlihat warna air itu merah, karena tercampur darah.
"Naruto, cepat pergi!" Seru Kakashi, ia khawatir kondisinya membuat Teamnya terbunuh.
'Sial, ternyata dia sengaja mengalah.' Batin Sasuke dan Naruto, sedangkan Sakura melebarkan matanya melihat itu.
"Sebaiknya kalian menyerah." Zabuza kembali membuat clone, ia membuat tiga clone yang melindunginya.
"Kau ada rencana?" Sasuke bertanya.
"Kau bawa Fuma Shuriken?" Naruto balik bertanya.
"Ya, ini." Sasuke mengeluarkan shuriken lipat sebesar badannya.
"Aku pinjam, dan buat tiga clone air itu sibuk!" Naruto lalu mengambil Fuma Shuriken.
"Ok." Sasuke maju.
"Sasuke-kun, aku juga mau bertarung." Sakura mengikuti Sasuke.
"Baiklah, satu itu milikmu." Ia menunjuk clone yang mulai maju menyerang.
"Baik, Earth Release : Death Spikes." Sakura memukul tanah dan muncul puluhan stalagmit dari tanah yang memburu clone itu.
"Kau meremehkan ku, eh?" Clone itu melompat.
"Kau bodoh." Sakura melompat, dan menghantamnya. Betapa kuatnya pukulan Sakura, hingga membuat clone itu menabrak pohon dan hilang menjadi air.
"Mudah." Ucap Sakura.
"Kau hanya beruntung." Satu clone kembali menyerang Sakura, ia menebaskan pedangnya vertikal tapi mampu ditahan Sakura oleh kunainya, walau kemudian ia terlempar cukup jauh.
Sasuke yang sedang bertarung dengan satu clone lainnya kaget, saat ia melihat Sakura terlempar, ia mencoba menolong, naas dia malah mendapat sabetan pedang Kubikiribocho yang menebas punggungnya.
"Ahk? Sial." Ia kembali menyerang dengan kunainya. 'Untung saja. Dangkal.'
"Huh, kau selamat bocah, tapi kali ini tidak." Ia akan menghantam Sasuke sebelum-
*Zrassh* -dua Fuma Shuriken menghantamnya, dan terus mengarah Zabuza yang menahan Kakashi.
"Itu serangan anak kecil, tak akan mempengaruhiku." Zabuza menghindar tapi, -
*Poof* -salah satu shuriken itu berubah menjadi Naruto dan menghentikan laju Fuma Shuriken yang asli dan membuat handseal. "Ninja Art: Fuma Style: Great Disc Rasenshuriken." Ia mengkombinasikan Fuma Shuriken dengan Rasenshuriken, ternyata ia mencoba mengambil jarak serang yang pas, agar tidak melukai Kakashi.
Namun..
Zabuza segera menghindar, tapi memang itu tujuan Naruto. Naruto segera mendekati Kakashi yang telah terlepas dari penjara jutsu milik Zabuza, dan kini tengah tersenyum.
"Kenapa tidak dari tadi?" Kakashi bertanya. 'Bukankah itu jurus yang hebat?' Batinnya.
"Aku takut bila jurus itu membelahmu Sensei, aku belum mahir." Jawab Naruto sambil memegang lengan kirinya. 'Sial, tak kusangka sesakit ini.'
"Biar aku sisanya Naruto, ma'af aku terlalu menghawatirkan kalian sehingga aku lengah." Kakashi membantu Naruto ke tepi sungai.
"Sial, kau pintar. Menyerangku dengan cara itu, tapi bagaimana dengan gadis itu heh?"
"Fire Release : Black Fire Phoenix." Teriak Sasuke, *Bwoosshh* seketika itu hutan tempat pertarungan Sasuke dengan clone Zabuza terbakar.
*Blaarrghh* Seketika hutan itu hancur, karena ledakan jurus itu.
"Kau membuat Teme marah." Naruto menyeringai. 'Dia juga berlebihan, tak ku sangka dia kalah demi Sakura-chan.' Naruto tersenyum aneh. "Kau merepotkan." Tambahnya saat melihat hutan yang terbakar.
"Cih! Baiklah aku akan mengakhirinya." Zabuza memandang Kakashi yang berdiri dihadapannya.
"Kau hanya akan kalah, itulah masa depanmu." Sharingan Kakashi berputar cepat, dan menatap Zabuza.
Zabuza mulai melakukan handseal jurus andalannya, tapi ia terperangah melihat Kakashi menirunya. 'Apa dia bisa melihat masa depan? Cih! Tak mungkin, bila aku percepat pasti- .' Zabuza melakukan handseal dengan cepat, tapi Kakashi menirunya dan lebih dulu dari Zabuza. '-Menang? TIDAK MUNGKIN, dia meniruku dan-' Kekagetan Zabuza terpotong saat-.
"Water Release : Water Dragon Vortex Bullet Technique." -Kakashi mengatakan jurus andalannya.
"Ahk!" Zabuza terpelanting, dan terbawa arus. Hutanpun terendam air karena jurus itu, dan pohon-pohon hancur, sedangkan tubuh Zabuza terduduk di pohon yang tadi sempat dihantamnya.
*Crash-Crash*
Beberapa kunai menembus kedua tangan dan kakinya, membuatnya seperti terpasung. Muncul sosok yang melakukan itu, ternyata dia adalah Sasuke dan dia sedang menggendong Sakura, lalu dia menatap tajam Zabuza. Direbahkannya Sakura ditanah secara perlaha, saat Sasuke merasakan gerakannya, ia membelai rambut kunoichi itu.
"Ugh, Sasu-ke-kun?" Sakura mulai sadar, dan melihat wajah khawatir Sasuke.
"Sakura kau tak apa?" Tanya Sasuke.
"Woi, Teme. Kau hebat, EMSmu aktif." Naruto yang melihat mata Sasuke terkejut, lalu ia membantu Sakura.
Sedangkan Kakashi mendekati mereka bersama dengan Tazuna yang terlihat sangat bersyukur melihat mereka selamat.
"Hn, aku tak perduli Dobe." Sasuke tetap melihat Sakura, dan membelai rambutnya. Sakura kembali tak sadarkan diri, ia lelah. Lelah karena kehabisan chakra.
"Tapi ingat, besok kau akan tersiksa." Bisik Naruto, sukses membuat Sasuke terkejut.
'Sial, aku terlalu berlebihan. Semoga Kyuu-nee mau mengobatiku.' Dan Sasuke mulai merasakan perih dimatanya.
"Bocah, bawa dia kerumahku maka dia akan selamat. Disana banyak obat-obatan." Tazuna berjongkok, lalu memeriksa keadaan Sakura. "Tidak terlalu parah." Terangnya.
"Baik, tapi aku akan membu-"
*Jeb-Jleb* Beberapa jarum menusuk leher Zabuza, darah mengalir membasahi perban di lehernya. Sasuke hanya dapat menahan emosi, buruannya mati.
"Sudah kulakukan, dan terima kasih." Sosok itu membungkuk hormat lalu pergi membawa tubuh Zabuza.
"Hunter-Nin ya?" Tanya Kakashi entah pada siapa.
"Maksudmu kita yang capek, dan dia yang mengakhirinya?" Tanya Naruto.
"Begitulah." Jawab Kakashi.
Diam beberapa saat lalu.
"Tunggu!?" Mereka bertiga teringat sesuatu. 'Jangan-jangan?' Batin mereka kompak, dan menatap satu sama lain.
"Menarik." Sasuke lalu menggendong Sakura a la bridal.
"Hn." Naruto lalu terjatuh. "Sial, tanganku sakit." Ia menggenggam tangannya.
"Aku lelah." Kakashi jatuh, ia lebih parah. Karena kehabisan darah, ia pingsan.
"Aku akan mengangkatnya." Tazuna mulai memapah Kakashi.
Mereka kemudian menemui seorang nelayan dan mulai menyebrangi sungai.
"Cih, kau kalah Dobe." Sasuke tersenyum bangga.
"Hah, bukannya kau juga?" Naruto menatapnya sinis.
"Tapi aku senang kita berhasil menang." Sasuke kembali menatap Sakura. "Demi dia aku rela kalah darimu Naruto." Tambahnya seraya membelai wajah Sakura.
"Ya, ya, ya. Akupun begitu bila Hime-ku terluka." Ucapnya. "Terlebih lagi, kau akan mendapat hadiah manis dari Kyuu-nee." Naruto menjulurkan lidahnya.
'Sialan kau. Dobe.' Batin Sasuke miris, ia pasti akan mendapat pukulan penuh kasih Kyuu-nee, bila ia tahu bahwa ia terlalu berlebihan mekai Sharingan.
"Tazuna-san, kita sampai." Seru nelayan itu, seraya menepikan perahunya.
"Baiklah, cepat kita kerumah ku." Tazuna memapah Kakashi yang tengah pingsan, lalu meninggalkan nelayan itu dususul Naruto, dan Sasuke yang menggendong Sakura a la bridal.
Disuatu tempat
"Kau masih terluka Zabuza-sama, beristirahatlah." Ucapnya.
"Ini akan menyenangkan." Zabuza melepas beberapa jarum itu, darah mengalir deras.
"Biar aku obati." Ucapnya lagi, lalu membalut luka Zabuza.
T.B.C
Ma'af bila masih ada Typo, dan kesalahan lainnya.
Special Thanks to; Semua yang mau menunggu Fic saya ini, dan juga para reader yang mau membaca Fic saya ini
Mohon Reviewnya ya minna, kritik, saran, sanjungan*Maunya*, dan terima kasih sudah membaca Fic saya ini. Semoga saran dan kritik atau ide dan pengarahan dari para pembaca dapat menjadi referensi saya yang masih NUBIE.
At last~
ARIGATOU MINNA
trie