DISCLAMER. M. KISHIMOTO
aduhh, Yuko nga sampe hati sebener nya ngebuat Hinata pisah ama Sasu- chan. Tapi ya gimana lagi.
SELAMAT MEMBACA
Hinata dan Sasuke berada di salah satu mall terbesar di Jepang. Mall yang menyediakan barang apapun yang dibutuhkan, mulai dari pakaian impor, pakaian expor, bahkan pakaian dalam yang kualitas nya sudah di jamin pun ada. Hinata berjalan dengan langkah riang, berbeda dengan Sasuke di belakang nya berjalan seperti orang yang terseret. Sasuke memang sudah sangat lelah, belum lagi kantung belanjaan yang mampir di tangan kanan dan kiri nya sungguh menghambat jalan nya. Sasuke menghela nafas sejenak, jika bukan karena untuk menyenangkan hati kekasih nya, sudah di jamin, Sasuke tidak akan melakukan hal memalukan seperti ini.
Hinata berjalan riang di depan nya sedikit meringan kan beban nya. Tubuh Sasuke bergetar kala Hinata menarik tangan nya menuju eskalator untuk naik ke lantai berikut nya. Sungguh, di lantai dua saja ia sudah sangat kelelahan, apalagi nanti berkeliling di lantai tiga.
setelah sampai di lantai tiga, Hinata langsung menarik tangan nya menuju toko khusus pakaian dalam wanita. Uh, rasa nya Sasuke ingin tanah yang ia pijak sekarang terbuka, agar ia bisa menghilang sekarang.
"Hime, bisakah kau pergi sendiri. Ini toko pakaian khusus wanita. " Ujar Sasukeberbisik pelan pada Hinata yang ada di samping nya. Hinata mengacuhkan perkataan Sasuke dan langsung menarik - menyeret - Sasuke masuk menuju toko itu. Sasuke pasrah dengan apa yang akan kekasih nya ini lakukan, yang terpenting adalah nama baik nya tidak tercoreng karena masuk ke dalam toko pakaian dalam wanita, Sasuke melepaskan tarikan Hinata sebentar dan membeli topi yang ada di toko sebelah.
Hinata langsung masuk dan menyuruh Sasuke menunggu. Ah Hinata, tidak tau kah kau kalau Sasuke sangat menderita sekarang. Sasuke menutup kepala nya dengan topi itu saat ada beberapa wanita yang melirik nya.
Sasuke duduk di kursi yang ada di dalam toko itu. Ia dapat melihat Hinata datang membawa Bra, Panties dan G-string berwarna merah yang terkesan seksi.
"Sasu- kun, bagaimana pakaian dalam ini...? " Tanya Hinata dengan menggoyang- goyangkan gantungan yang berisi sepasang Bra dan Panties dan gantungan G- string.
"Tch, kau ingin menggoda ku. Hn..? " Tanya Sasuke dengan senyum sinis nya. Jelas saja, tanpa perlu menggoda dia dengan pakaian seksi pun dia akan suka rela memberikan kepuasan untuk Hinata.
wajah Hinata memerah mendengar perkataan Sasuke. ia pergi meninggal kan Sasuke yang masih tersenyum seringai. Perempuan yang kebetulan pegawai di sana terkikik geli sambil menunjuk wajah Sasuke dengan tidak etis nya. Sasuke menghela nafas kasar dan berharap Hinata segera kembali dan meninggalkan toko laknat ini. Sasuke mengalihkan pandangan nya ke pojok samping. Di sana Hinata sedang memilih- milih Lingerie yang mungkin di rasa nya cocok, padahal tanpa Lingerie pun tubuh Hinata sudah sangat menggoda. Sasuke hanya menghela nafas melihat Hinata yang seperti orang yang Maniak belanja, padahal ia rasa sebelum Hinata pindah ke luar negeri, Hinata bukan lah orang yang seperi ini.
"Sasu- kun, bagaimana dengan ini..? " Tanya Hinata dengan mengulurkan Lingerie berwarna putih gading yang sangat Transparan. Lingerie itu dua puluh senti di atas lutut ( tepat di bawah bokong ) dan dengan model yang, uh, bisa di bilang jika Hinata memakai Lingerie itu sama saja ia tidak memakai baju karena model nya yang sangat Transparan dan sangat seksi. Sasuke hanya bisa menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Hinata.
"Terserah kau saja. " Ujar Sasuke acuh tak acuh. Hinata hanya tersenyum senang dan mengecup pipi kekasih nya itu dan meninggal kan nya untuk pergi ke kasir. Sasuke menghela nafas nya, kalau ia tau akan lelah seperti ini, ia tidak akan mengiyakan penawaran Hinata tadi pagi.
Hinata berlari menuju Sasuke dengan langkah riang dan dua kantong yang ada di tangan nya. Ia mengalungkan tangan nya pada leher Sasuke yang masih menatap ke depan hingga membuat Sasuke menjadi kaget. Sasuke tersenyum tipis dan menahan tangan Hinata yang merangkul leher nya. Sasuke mengecup Hinata sekilas dan melepas kan kalungan tangan Hinata dan menggenggam tangan itu lembut.
"Kau membeli apa..? " Tanya Sasuke begitu melihat dua kantong yang ada di tangan Hinata. Hinata tersenyum senang dan menggoyang- goyangkan kantong itu.
"Aku beli yang tadi. " Ujar Hinata pendek. Sasuke mengerut kan kening nya dan menghela nafas saat ia tahu apa yang di beli Hinata, Panties, Bra, G- string dan Lingerie yang tadi ia tunjukan pada Sasuke.
"Kau terlihat lelah, Hn..? bagaimana kalau kita ke cafe dulu. " Ujar Hinata lembut saat ia dan Sasuke keluar dari toko pakaian dalam yang tadi ia kunjungi. Sasuke hanya menganggukan kepala nya tanda ia setuju. Kantong yang berisikan baju- baju itu berpindah tangan ke Hinata walau Sasuke bilang masih mampu membawa nya, namun Hinata ya Hinata dengan segala kekeras kepalaan nya. Sasuke menghela nafas sebelum mengikuti Hinata yang masih saja berjalan riang menuju eskalator.
Sasuke dan Hinata menuju lantai bawah untuk ke cafe italia yang kebetulan berada di lantai itu. Hinata menuju kursi yang kelihatan nya nyaman untuk nya duduk. Hinata lalu melangkah kan ke kursi itu sebelum ada orang yang menempati nya. Hinata duduk di situ dengan nyaman, tidak memperdulikan Sasuke yang terlihat - sangat - kelelahan. Hinata mengangkat tangan nya memanggil Waitress untuk memesan makanan, sang waitress mencatat apa yang di pilih Hinata seperti pasta khas italian, jus tomat untuk Sasuke dan juice melon untuk nya.
menunggu Waitress kembali membawa kan pesanan mereka -Hinata- , Hinata memindah- mindah kan baju ke dalam kantong yang masih sangat kosong yang hanya di isi satu pakaian. Sekarang kantong yang penuh hanya menyisakan tiga kantong. Hinata tersenyum atas acara memindah- mindahkan baju ini berhasil. tidak lama kemudian, Waitress yang di tunggu pun muncul, lengkap dengan pesanan Hinata di tangan nya.
"Grazie. " Ujar Hinata dengan memakai bahasa Italia pada Waitress itu. Waitress itu sedikit terkejut karena jarang sekali ada orang yang memakai bahasa Italia di sini walau pun ini restaurant Italia.
"Allo stesso modo. " Ucap sang Waitress sambil membungkuk. Sasuke mengangkat sebelah alis nya atas sikap aneh sang kekasih.
"Kau bisa bahasa italia..? " Tanya Sasuke pada Hinata yang tengah meminum Juice nya. Hinata menoleh ke arah Sasuke dan menganggukan kepala nya.
"Ya, begitulah. Aku bisa karena di sana aku di ajari bahasa- bahasa asing seperti Belanda, Italia ataupun Jerman. " Jawab Hinata memperjelas ucapan nya. Sasuke hanya mengangguk kan kepala nya dengan maksud paham, -mungkin.
"Permisi " Ujar seseorang membuat Hinata menoleh ke samping nya. Disana ada seorang wanita berambut merah mencolok dengan model Harajuku berdiri di samping Hinata dengan membawa nampan berisi Salad dan Orange Juice.
"Ah, ada yang bisa saya bantu..? " Tanya Hinata dengan senyum ramah yang terpatri di bibir nya. Diam- diam karin menyayangkan kenapa wanita seperti ini yang dipilih oleh Sasuke.
"Kursi di Restaurant ini sudah penuh, dan ku lihat hanya kursi ini yang kosong. Yah, walaupun tersisa satu. " Ujar Karin dengan senyum yang hinggap di bibir nya, namun mata nya tidak lepas melirik ke arah Sasuke yang menatap nya tajam.
"Ah, silahkan saja. " Ucap Hinata masih dengan senyuman nya. Ah, Hinata tidak tau kah kau bahwa wanita yang kau ramahi ini adalah pembawa bencana untuk mu, Ujar karin dalam hati sambil melirik Hinata.
"Oh, terima- kasih. Ngomong- ngomong nama mu siapa..? " Tanya Karin mengalihkan pandangan nya pada Hinata yang tengah meminum Juice nya.
"Nama ku Hinata, Hinata Hyuuga. " Jawab Hinata dengan tersenyum. Sasuke entah mengapa merasakan firasat buruk akan kedatangan Karin.
"Emh, namaku Karin " Ucap Karin saat Hinata mengidikan dagu nya ke arah Karin.
"Aku mau ke toilet dulu. " Ujar Sasuke tiba- tiba membuat Hinata mengernyitkan alis nya atas kelakuan aneh Sasuke. Hinata hanya menganggukan kepala nya tanda mengijinkan. Setelah Sasuke pergi dan Hilang di balik tikungan koridor, Karin merubah posisi duduk nya menjadi serius membuat Hinata heran.
"Apakah laki- laki yang tadi adalah kekasih mu, Hinata- san..? " Tanya Karin dengan suara serius, ugh, tanpa bertanya pun Karin sebenar nya tau bahwa Hinata adalah kekasih nya Sasuke.
"Emh, bukan. Aku hanya sepupu nya. " Ujar Hinata dengan senyum hambar yang nampak di wajah nya. Ia mengatakan itu karena ia tidak mau kalau nama baik keluarga Uchiha dan Hyuuga tercoreng karena dia berpacaran dengan sepupu nya sendiri -walau tidak sedarah- .Karin menyeringai akan ekspresi Hinata.
"Kalau begitu kau beruntung. " Ujar Karin dengan meminum Orange Juice yang tadi di bawa nya. Hinata sekali lagi mengernyit kan alis atas keaneh yang Karin ucap kan.
"Dia selalu memakai wanita seperti sampah. Kau tau, bahkan dia pernah memakai teman ku sampai longgar. " Lanjut nya dengan mengutip kan kata Memakai pada Hinata. Hinata memang bukan wanita bodoh, ia mengerti apa arti itu. Karin seperti nya membicarakan diri nya sendri yang sudah di pakai Sasuke.
"Dan hal itu berlanjut sampai sekarang. Beruntung kau bukan wanita nya. " Ujar Karin masih mengompori Hinata. Hinata terdiam tidak percaya atas apa yang diucapkan Karin tentang kekasih nya itu. Ia benar- benar tidak percaya kenapa kekasih nya seperti itu, bahkan kelakuan seperti itu bisa di katagori kan sebagai perbuatan perselingkuhan. Air mata sudah menggenang di pelupuk mata dan siap terjun dari mata nya. Karin tidak memperdulikan Hinata yang hampir menangis, ia tetap menceritakan perbuatan buruk Sasuke saat Hnata pergi.
"Ah, kurasa sepupu mu sudah datang. Hn " Ujar Karin sinis saat Sasuke berjalan menuju kursi yang mereka duduki. Hinata melihat Sasuke yang berjalan ke arah nya, Hati nya bertambah sakit saat ia tersenyum tipis pada nya.
"Maaf aku lama. " Ucap Sasuke yang langsung duduk di kursi nya.
"Waah, maaf Hinata- san aku pergi dulu. " Ujar Karin dengan senyum picik yang terlihat ramah di wajah nya. Sasuke tidak memperdulikan Karin yang berdiri dari tempat nya, ia malah memperhatikan Hinata yang menunduk, jika di perhatikan lebih teliti, akan ada jejak air mata yang berbaur dengan warna Jeans Hinata.
"Hime, kau menangis..? " Tanya Sasuke yang berjalan mendekat ke kursi Hinata. Sasuke mengangkat dagu Hinata dan melihat wajah Hinata yang sudah berjejak air mata. Karin menghentikan langkah nya menunggu Sasuke untuk memaki ke arah nya.
"Lepas. " Ucapan Hinata bahkan begitu dingin pada Sasuke. Sasuke menatap Karin yang berdiri membelakangi nya.
"Apa yang kau lakukan pada nya Karin..?! " Tanya Sasuke geram pada Karin yang tersenyum picik.
"Memberi tau apa yang kau lakukan mungkin. Ah, lebih tepat nya mungkin memberi tau kau yang memperlakukan wanita seperti sampah. " Ujar Karin dengan menekan kan kata Sampah. Sasuke terbelalak mendengar nya.
Hinata yang tidak kuat mendengar pembicaraan itu melangkah kan kaki keluar dari mall itu, tidak lupa ia juga membawa kantong belanjaan nya. Sasuke mengejar langkah Hinata namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk menatap tajam Karin.
Sasuke mengejar Hinata yang ada di halaman mall, ia menarik tangan Hinata hingga Hinata menghadap ke arah nya.
"Hime, gomen. " Ujar Sasuke lembut pada Hinata yang tengah menanggis. Hinata memalingkan wajah nya menolak memandang Sasuke.
"Kau menghianati ku. " Ucap Hinata dengan air mata yang mengalir di mata nya.
"Aku minta maaf Hime. Maaf yah. " Ujar Sasuke dengan menempelkan tangan Hinata ke pipi nya. Hinata menepiskan tangan nya dari pipi Sasuke dan menatap nya nyalang.
"Semudah itu kah kau minta maaf. Kau minta maaf seolah kau membalikan tangan . Kita putus. ! " Ucap Hinata pada Sasuke yang menatap nya tidak percaya. Sasuke menarik pinggang Hinata hingga mereka berhadapan. Bibir Hinata dan bibir nya di satukan dengan paksa, ia dapat merasakan rasa asin akibat air mata Hinata yang mengalir. Hinata mendorong dada Sasuke sekuat tenaga.
PLAKK
tamparan panas bersarang di pipi Sasuke meninggal kan cap kemerahan di pipi nya.
"Kau berengsek. " Ujar Hinata kesal karena di cium paksa oleh Sasuke. Sasuke masih shock akibat Hinata menampar nya masih memegangi pipi nya yang bertapak cap tangan lima milik Hinata.
Hinata melangkah kan kaki nya menuju jalanan, di belakang Sasuke dengan setia mengejar nya. Hinata menoleh ke belakang dan langsung berlari begitu Sasuke mendekat dengan jangkauan nya.
Hinata langsung mengstop taksi yang lewat tanpa peduli ada orang di dalam nya atau tidak. Ia masuk ke dalam taksi dengan air mata yang mengucur deras.
"Cepat jalan ! " Ujar Hinata begitu Sasuke mendekat. Sasuke berlari semakin kencang saat mobil yang di tumpangi Hinata melaju kencang meninggal kan nya sendiri. Sasuke menendang kerikil di kaki nya karena kesal.
Hinata menangis di taksi itu, tidak memperdulikan dua orang yang menatap nya cengok. Hinata menangis terisak, orang yang di samping Hinata memberikan selembar tisu yang dipakai oleh Hinata sebagai lap untuk lendir, membuat kedua orang itu jijik melihat nya.
"Emhh, nona. " Ucap orang di samping Hinata, membuat Hinata menoleh kan pandangan nya. Di samping nya seorang laki- laki berambut merah bata dengan mata Hazel dan berwajah baby face menatap Hinata degan senyum ragu.
"Apa ?! " Ucap Hinata sangar membuat si penanya langsung menggeleng seketika.
"Kalau boleh tau, tujuan anda kemana...? " Ucap Sang supir pelan pada Hinata saat Hinata mengalihkan pandangan nya dari orang yang duduk di samping nya.
"Tunggu dulu. " Hinata langsung mengambil Android yang ada di saku celana nya, ia tampak mengutak- atik barang itu sejenak sebelum membawa nya mendekat ke telinga. Hinata menunggu orang di seberang sana mengangkat sambungan nya. Ia tampak menahan tangis sejenak, tangan kanan nya menyeka butiran air mata yang hendak mengalir itu.
'Moshi- moshi. ' Ujar orang di seberang sana dengan nada lembut. Hinata tersenyum lebar saat orang di seberang sana mengangkat panggilan nya,ia merasa senang sangat senang malahan. Berbeda dengan Hinata, dua orang yang bersama Hinata malah merinding melihat nya. Tadi menangis, marah- marah sekarang tersenyum lebar, apa yang terjadi dengan orang ini Kami- sama, begitu lah kira- kira fikiran kedua orang itu.
"Baa- san, aku menginap di rumah mu. " Ujar Hinata tanpa basa- basi, orang di sana tampak terdiam sebentar sebelum menjawab, namun Hinata sudah mendahului nya.
"Kuharap diam mu mengatakan iya. " Hinata langsung memutus sambungan, tidak perduli apa yang akan di ucap kan baa-san nya. Sebenar nya ia bisa saja menginap di hotel, tapi uang nya habis karena tadi di pakai belanja, sedang kan kartu ATM nya ada di Apartemen Sasuke.
"Aku ingin ke jalan Ginichi no 7. " Ujar Hinata pada si supir yang sedang memperhatikan nya lewat kaca spion. orang di samping Hinata tampak tersenyum sekilas saat Hinata menoleh pada nya.
suasana di sana tampak hening, hanya diisi oleh suara deru mobil yang berlalu- lalang di jalanan. Hinata sudah tidak menangis lagi, hanya saja jejak air mata nya masih menyisakan embun air.
"Emhh, boleh tau siapa nama mu. Nona..? " Tanya orang di samping Hinata membuka pembicaraan. Hinata menengok sekilas dan kembali melihat pemandangan di luar sana lewat jendela.
"Hinata, Hyuuga Hinata. " Ujar Hinata parau, suara nya terasa habis karena di habiskan untuk menanggis.
"Hinata..? ah, kau anak pertama dari Hyuuga Hiashi dan Harumi advent kan..? " Ujar orang itu pada Hinata. Hinata menengok ke orang itu dan mengerut kan kening nya.
"Memang nya ibu ku mempunyai anak berapa sampai aku di sebut anak pertama. " Gumam Hinata pelan, ayah nya memang mempunya anak lagi dari istri kedua nya, yang ia tau nama nya Hanabi.
"Ah, maksud ku kau putri pertama nya Hyuuga Hiashi. " Ujar orang itu yang tampak nya mendengar gumaman Hinata, ia tampak salah tingkah dengan kelakuan nya yang menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"ah, ya. Siapa nama mu..? " Tanya Hinata tersenyum pada orang itu. Orang itu tampang salah tingkah dan gugup dengan pipi nya yang merona justru mempermanis penampilan laki- laki itu. Jelas saja siapa yang tidak merona saat di tatap dengan orang cantik, apa lagi dengan senyuman yang menambah cantik nya walau terlihat jejak air mata di wajah nya yang putih.
"Akasuna Sasori. " Ujar nya saat ia bisa mengendalikan diri nya. Taksi tiba- tiba berhenti membuat Hinata mengerutkan kening nya.
"Anda sudah sampai, nona. " Ujar nya dengan senyum saat dia berbalik ke arah Hinata. Hinata tampak gelagapan sebentar sebelum tersenyum. Ia keluar duluan dan muncul di pintu jendela mobil.
"Emh, aku tidak bawa uang dan untuk bayar ongkos Taksi, emh, sebaik nya kau minta pada ibu ku di perusahaan nya nama perusahaan nya Advent, tidak jauh dari sini. Nama nya Harumi Advent. " Ujar Hinata langsung pergi dari hadapan sang sopir yang cengok, dan tidak berapa lama terdengar umpatan kesal dari sopir itu. Ah, setidak nya Hinata dapat terhibur sedikit dengan kejadian tadi.
Hinata melangkah kan kaki nya memasuki gerbang rumah - uh, sebenar nya tidak bisa di sebut rumah karena bangunan itu sangat besar. Ia mengambil Android yang ada di saku nya dan mulai mencari nama Baa- san nya.
"Baa- san, buka gerbang nya. " Hinata berucap tanpa basa- basi pada nenek nya itu. Ia dapat mendengar seseorang di seberang sana menghela nafas dan menyuruh pelayan membukakan gerbang. Hinata mematikan sambungan nya dan menunggu gerbang di buka.
tidak lama kemudian gerbang dibuka oleh para penjaga gerbang. Hinata langsung berlari ke dalam rumah tersebut, dari dalam pintu dibuka sebelum Hinata mengetuk nya. Disana nenek nya Tsunade berdiri dengan melipat kedua tangan nya di depan dada. Ia menatap tajam Hinata yang sedang berdiri di depan nya. Hinata tersenyum canggung sebelum tanpa permisi masuk ke dalam rumah Tsunade. Ia naik tangga yang menyediakan kamar tamu, Hinata memang sudah hapal ruangan- ruangan di rumah ini.
Hinata membuka pintu kamar yang mungkin akan di tempati nya selama beberapa hari itu. Kamar berwarna putih dengan dinding yang di bentuk dengan bunga- bunga yang saling berhubungan itu setidak nya membuat suasan hati nya sedikit baik. Ia melangkahkan kaki nya masuk ke kamar yang sudah terbuka itu, kamar itu mewangi mint membuat rasa segar menyapa di indra penciuman nya. Hinata menutup pintu itu rapat sebelum ia melangkahkan kaki nya mendekati ranjang.
BRUKK
Hinata menjatuhkan tubuh nya di ranjang Queen size yang tersedia di sana, air mata perlahan membanjiri mata nya saat mengingat kembali ucapan Karin tentang Sasuke, seharus nya Hinata tau ia tidak boleh percaya, namun jika memang Sasuke tidak seperti itu kenapa ia meminta maaf pada nya.
CKLEK
pintu kamar di buka oleh Tsunade membuat Hinata menoleh kan kepala nya ke asal suara tersebut. Disana Tsunade sedang berjalan mendekati Hinata. Tsunade berjalan mendekati Hinata dan duduk di pinggir ranjang dekat Hinata.
"Kau bertengkar dengan Sasuke, Hn..? " Tanya Tsunade mengelus rambut Hinata yang menjuntai. Tsunade memang mengetahui perihal Sasuke yang menjadi kekasih nya.
FLASH BACK ON
Hinata dan Sasuke kini sedang berada di ruang tamu, Hinata yang sedang menonton film Drama dan Sasuke yang tengah memperhatikan Hinata.
"Kau semakin cantik Hime. " Ujar Sasuke mengelus juntaian rambut yang menjadi mahkota kekasih nya itu.
"Diamlah, ini adegan seru nya. " Ujar Hinata menepis tangan Sasuke yang merayap ke punggung nya. Dahi Sasuke mengerut tidak suka, ia mengambil remote itu dan mematikan acara TV yang sedang di nikmati oleh Hinata. Hinata menoleh ke arah Sasuke dengan geram, ia mencoba mengambil remote itu, namun Sasuke malah mengangkat nya dan mengambil tengkuk Hinata, membuat bibir mereka bertemu. Sasuke menaruh remote itu di lantai dan melingkari pinggang Hinata.
BRUKK
Sasuke dan Hinata sontak menoleh pada asal suara tersebut. Disana Tsunade berdiri dengan satu tangan yang menutupi mulut nya. Suara yang tadi sempat membuat Sasuke dan Hinata kaget itu adalah tas yang terjatuh .Tsunade tidak menyangka cucu nya sedang berciuman dengan Sasuke, padahal mereka saudara walau tidak sedarah. Niat nya Tsunade akan berkunjung melihat cucu nya itu dan ketika ia mengetuh apartemen Hinata tidak ada sautan dari dalam, makanya ia mencoba membuka pintu nya, yang ternyata tidak di kunci, dan ternyata ia malah di suguhi pemandangan seperti ini di dalam.
"Kalian harus menjelaskan ini semua pada ku. " Ujar Tsunade saat sudah pulih dari schok nya.
FLASH BACK OFF
dan sejak itulah Tsunade mengetahui bahwa Hinata dan Sasuke sepasang kekasih.
"Dia selingkuh. " Ujar Hinata dengan air mata yang membanjiri mata nya. Tsunade mengerutkan kening nya, menurut nya, Sasuke adalah tipe yang setia, dan apa kata nya, Selingkuh, yang benar saja, Tsunade tidak habis fikir.
"Selingkuh bagaimana ..? " Tanya Tsunade pada Hinata.
"Memakai wanita seperti sampah. " Ujar Hinata dengan suara parau.
"Aku mengerti. " Tsunade sebenar nya tidak mengerti sama sekali, namun ia hanya berfikir kalau masalah ini tidak seharus nya ada campur tangan dari pihak lain.
"Tidurlah, kurasa kau butuh tidur sebentar. Wajah mu sangat terlihat kelelahan Hime. " Lanjut Tsunade menepuk kepala Hinata dan meninggal kan nya keluar.
DRTT DRTT DRTT
Hinata mengambil Android di saku nya, tertera nama Okaa- san saat Hinata melihat siapa yang memanggil nya.
"Moshi- mo-, " Hinata tidak melanjutkan ucapan nya karena orang di seberang sana atau ibu nya memotong nya dengan bentakan.
'Apa yang kau lakukan bodoh ! kau seenak nya menyewa Taksi dan menyuruh nya membayar pada ku ! Kau tau para karyawan membicarakan ku, kau tau apa yang mereka bicarakan, mereka bilang aku tidak membayar Taksi nya alias menghutang hingga menagih nya di sini. Kau membuat ku malu, Hinata. ' Ujar di seberang sana dengan akhiran helaan nafas.
"Gomen, Kaa- san. " Hinata menyesal dengan kelakuan nya yang mempermalukan ibu nya seperti itu.
'Jangan mengulangi nya lagi. ' Dari sana terdengar Harumi yang menghela nafas berat.
"Ya. " Hinata berucap pelan dan langsung mematikan samungan nya. Sungguh, kejadian hari ini membuat perasaan nya campur aduh, ada rasa sedih, marah, kesal dan bercampur aduk di hati nya.
Hinata memejamkan mata, mengingat kembali momen- momen bersama Sasuke. Hinata memegangi dada nya yang terasa nyeri saat mengingat kembali ucapan dari wanita yang bernama karin yang ditemui nya di cafe.
air mata perlahan membanjiri mata nya lagi, dan hari itu Hinata habiskan dengan menangis hingga ia tertidur lelap dengan jejak air mata yang mengalir di pipi nya.
Yosh, chapter selesai, Yuko mau ngebales yang Review nih.
Coro- chan : semoga aja. Makasih buat Review nya
Hh : wah benarkah..? Yuko nggak tau Yuko di kira perempuan karena gaya tulisan Yuko. Dan makasih buat Review nya.
Guest : Yuko udah update nih, dan di Chapter depan Sasu sama Hina juga bakal baikan lagi. Makasih udah Review.
Azelea Ryuzaki : Makasih senpai atas saran nya. Yuko belum terlalu faham sih tentang Lime atau Lemon gitu. Makasih udah Review, dan perbedaan Lime sama Lemon itu apa Senpai..?
Yamaguchi Akane : mhn, kalo soal summary, jujur aja Yuko nggak bisa bikin nya senpai, dan mungkin nanti Yuko coba. Makasih udah Review.
Livylaval : mhnn, aduh gimana bilang nya ya, mhhn Yuko jujur nih, sebelum Yuko buat cerita tentang mhnLemonmhn Yuko itu liat dulu di film nya, bukan maksud mesum atau apa, Yuko cuma buat contoh senpai. Dan makasih udah Review.
Hirano Lawliet : mhhn, mereka baikan ko nanti di chapter depan dan makasih udah Review.
Nivellia Neil : Ya, Yuko serius cowok, dan pertanyaan nya udah di jawab kan di cerita atas. Dan makasih udah Review.
Yosh, makasih udah pada Review, di chapter ini Review lagi ya. Dan maaf kalo di chapter ini feel nya kurang ngena, abis Yuko ngga bisa bikin yang drama sih.
Review lagi ya, Review kalian bagai angin yang membawa kembali semangat Yuko untuk menulis.