Tsuna27 { Kalau 1827 Romance saya ga bisa bikin karena #uhuk saya ga terlalu suka 1827 romens #uhuk maaf ya u_u lagipula chap ini no-romance kok~ }

Rafk { Thanks ^^ maaf lama :) }

Shizuka Miyuki { Makasih, maaf lama ^^ }

ReviewOnly-Chan { Maaf ya, karena D18 itu OTP saya jadi ga mungkin bakal dipisahin u.u maaf lama :3 }

Himeji Arisa { XD maaf kalau kurang servicenya XD kalau sudah Future Arc bakal banyak kok~ }

Fan-chan { XD maaf lama, dan sudah diupdate ;) }

Alicia . Usagi { Oh iya Squallo ada satu typo XD maaf kalau mengganggu (_ _) }

Hinanana { makasih ^^ maaf lama nunggu :) }

Nana-chuu { maaf lama ^^; ini sudah update :) }

27aquarrow72 { Makasih ya ^^ sudah update maaf lama ._. }

Chamcha { makasih ^^ }

Fujoshi Ren { s—sabar mbak O_O' tanggal mainnya habis arc tambahan ini yang ga ada di canon story ;) 27 x 27? XD gimana caranya? XD makasih sudah baca ya :D }

Shiori Kurotsu { Makasih XD yah namanya ramalan fuuta combo sama hujan XD jadinya ngaco deh~ }

Deushiikyungie { MukuTsunanya ntar lagi ya ;) chap ini non-romance dulu~ }

Akamatsu Kurokaw { ini sudah lanjut, maaf lama ^^ }

Davenskye { Tipohnya #mewek semoga yang ini mengisi kekosongan chap kemarin ^^ lumayan banyak kejutan~ }

Malachan { Nama panggilan… A-kun aja deh XD darimana A-kun? Entahlah—saya mikirnya A-kun doang XD panggil A-kun ya XD dunia nyata habis arc non-canon dibawah ini ya~ habis itu MukuTuna bakal ada kok XD }

ReiRin-Kisuke { 6927… iya juga yah kebawa angst terus—disini Cuma bisa ketemu di mimpi—future arc juga Tunanya koid XD #plak maafkan saya maha raja nappo XD #plak kalau ga hujan? Pastinya seseorang nun jauh disana yang punya rambut aneh kaya buah tropis XD }

EstrellaNamikaze { Makasih ^^ salam kenal juga :D Tsuna ga mati kok kaya di canon kan :) }

Randou uzumaki { Oke ^^ }

Hikari Vongola { Dino dan pedo ga pernah bisa dipisahkan XD #dicambuk #diinjekScuderria }

Wookie { Muku-tan dong~ XD saya doain deh UTSnya bagus… situ kelas 9? Karena sudah lama ga update jadi saya doain dapet nilai UN yang gede dan masuk univ yang dimau! Ganbatte! #udah }

Yuzuru { Iya, apalagi kalau Kokuyou Arc .-. but that's a drama~ makasih ^^ }

LalaNur Aprillia { Ga masalah kok XD dibaca aja udah seneng XD dan orang baru muncul lagi~ }

Eamaki ShionIta Devy { Maaf ya ini malah lebih ngaret lagi… Tapi dia orang yang pasti balas budi kalau sudah ditolong orang lain ^^; yah jadinya dia bantu karena pernah dibantuin. }

Chris { Vongola Decimo Only Tsuna! #maybe }


Tsuna tidak mengerti dimana dan apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Satu hal yang ia ingat hanyalah ia berada di penjara saat itu, dan tubuhnya seolah terbawa berputar-putar—sebelum akhirnya berhenti seolah ia baru saja terjatuh dari atas.

"Chi sei?!"

Tsuna semakin panik saat mendengar suara itu. Bukan hanya asing, tetapi juga menggunakan bahasa yang sama sekali tidak ia mengerti. Penglihatannya yang saat itu aktif tampak menunjukkan tujuh orang dengan warna flame yang berbeda-beda.

"Intruso!"

Suara sesuatu yang terkunci benar-benar bisa ia tebak. 'Terima kasih' untuk Reborn dan kehidupan bersama dengannya, membuatnya tahu kalau saat ini ia sedang diberondong oleh senjata lebih tepatnya pistol.

"HIEEEE! Ja—jangan tembak!"

"Giapponese?"

"Boss, Noi lo dobbiamo ucciderlo, lui e un nemico!" sebuah keheningan yang didapatkan oleh Tsuna saat itu. Sebelum suara langkah kaki pemilik flame yang sama dengannya, Ienari, dan juga ayahnya berjalan mendekat.

"Boss!"

"Aku merasa ia bukan musuh…G."

He sees a Darkness but Smile Like a Sun

Genre : Family/Adventure

Pairing : 6927, D18, 8059, Slight All27, 1827 Brothership!

KHR © Amano Akira

Warning : OOC!, Twin Tsuna, Shounen Ai, SoftBashing!Nana, Bashing!Iemitsu

{11}

Chap 11, Another Surprise

{11}

.

{ Sebelumnya }

"Kokuyou? Berarti cukup dekat dengan Namimori?"

Tsuna yang dalam keadaan tidur tentu saja bisa bertemu lagi dengan Mukuro di dalam mimpinya. Meskipun tidak bisa melihat pemuda itu, namun Tsuna sudah merasa cukup dekat dengan Mukuro seperti Hibari dan juga yang lainnya.

"Kufufu~ berarti aku tidak akan susah untuk bertemu dengan Tuna Fishku bukan?" dan wajah Tsuna langsung memerah mendengar apa yang dikatakan oleh Mukuro. Mukuro tertawa melihat bagaimana reaksi Tsuna saat itu, "sampai nanti saatnya tiba aku akan pergi dari kurungan air itu, aku akan menemuimu…"

Tsuna menyukai sentuhan dari Mukuro, rasanya membuat ia nyaman. Meskipun ia tidak tahu siapa Mukuro dan kenapa ia dikurung, namun ia tahu kalau Mukuro tidak berbahaya—untuknya. Ia mengerti bagaimana Tsuna hidup dalam kegelapan, dan selalu menemaninya seperti teman-temannya yang lain.

"Kalau saja aku bisa membantumu untuk keluar dari tempat itu…"

"Kalaupun kau bisa, aku tidak ingin kau pergi ke tempat itu Tsunayoshi. Itu bukan tempat yang cocok untuk kau kunjungi," Mukuro menepuk kepala Tsuna dengan lembut. Sebelum Tsuna membuka mulut dan berbicara, tampak pemandangan yang ada disekeliling mereka menjadi buram dan tampak tidak jelas.

"…nii… na-nii…" Suara seseorang yang ia kenal terdengar disana mencoba untuk membangunkannya, "Tsuna-nii!"

"Fuuta—" Tsuna segera bangkit dari tempatnya duduk mencoba untuk mendengarkannya lagi. Menoleh ke belakang dimana Mukuro berada disana, Tsuna benar-benar ingin berada disini namun sepertinya keadaan di dunia nyata sedang gawat, "maaf Mukuro, aku akan kembali nanti!"

Dan pemandangan disana menjadi gelap, meninggalkan pemuda bermata heterochrome itu sendirian mematung.

"Kenapa—Tsunayoshi mengenal Fuuta de La Stella?"

{11}

"Tsuna-nii!"

DHUAR!

"HIEEE!" Tsuna tampak terkejut saat mendengar suara ledakan yang sukses membangunkannya. Menoleh sekeliling, Fuuta sendiri tampak mencoba untuk berpegangan pada Tsuna, "a—ada apa ini…"

"Orang-orang Vongola sudah datang, mereka mencoba untuk menyusup," Tsuna tampak membulatkan matanya. Menjadi orang buta membuatnya bingung dengan suara-suara sekelilingnya. Namun ia tahu, kalau terjadi kekacauan di markas itu.

"TSUNA-SAMAAA!" Suara dari speaker kamera pengawas terdengar sangat keras. Namun Tsuna tahu, kalau itu adalah suara Hayato yang sepertinya pasti bersama dengan yang lainnya.

BUM!

Tanah dan langit berguncang karena penjara yang menyekap Tsuna dan Fuuta berada di ruang bawah tanah. Beberapa ledakan tampak terdengar bersahutan membuat Tsuna takut kalau-kalau langit diatas mereka akan roboh.

"V—Verde-san, kita harus pergi dari sini!"

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian kau tahu," suara ledakan, dan beberapa bagian langit-langit yang tampak retak. Tsuna bahkan tidak perduli dengan apakah ia akan dibebaskan atau ditangkap lagi. Saat ini bukan hanya dia yang ada disini namun juga Fuuta dan Verde. Ia lebih memikirkan keselamatan keduanya.

"Tidak masalah, aku tidak akan kabur kemanapun! Tetapi kita harus pergi dari sini atau kalian akan terluka!" Tsuna menoleh pada Verde yang tampak menatap kearahnya. Verde tidak memiliki alasan untuk menahan Tsuna sebenarnya, hanya karena sedikit hutang budi untuk kelompok ini. Dengan segera berjalan dan suara klik halus menandakan kalau Verde membuka pintu penjara.

"Aku tidak punya alasan untuk menahanmu, tetapi aku tidak akan ikut denganmu. Lagipula kalau orang Vongola itu mundur dan kau tertangkap lagi kau akan kembali kemari," Verde menghela nafas dan Tsuna serta Fuuta tampak hanya saling bertatapan.

"T—Terima kasih Verde-san…" Tsuna tampak membungkuk sebelum menoleh kearah Verde yang tampak masih santai dengan komputernya meskipun keadaan sekeliling kacau. Ia berlari dan tampak memikirkan sesuatu.

'Ruangan tadi seolah berada di daerah yang sangat rawan untuk hancur. Ledakan seolah berada di titik itu, setiap ledakan seolah mempengaruhi ruangan itu. Dan suara-suara retakan serta beberapa pecahan tanah itu—strukturnya terlalu lemah untuk dipertahankan sebagai sebuah ruangan,' Tsuna tampak memperlahan langkahnya, hingga akhirnya berhenti.

"Tsuna-nii?"

"Untuk apa… mereka menyandera Yoshi-kun terlalu lama sementara mereka bisa membunuhnya?" Tsuna membulatkan matanya dan segera berlari berbalik.

"Tsuna-nii ada apa?!"

"Fuuta, kau lari dari tempat ini dan cari Hayato serta yang lainnya! Tempat ini berbahaya!" Tsuna segera menggunakan penglihatannya, berlari menoleh sekeliling sambil meraba dinding yang ada disampingnya.

Benar saja, ledakan dari atas membuat beberapa bagian dari ruang bawah hancur. Namun Tsuna tetap berjalan mencoba untuk kembali ke penjara dimana Verde masih ada disana.

{11}

"Benar juga, mereka ingin mengorbankanku untuk membunuh Sawada Yoshimune? Ruangan ini terlalu rapuh untuk menahan beberapa ledakan lagi," Verde sedang mengetik sesuatu pada komputer itu meskipun beberapa bagian dari tempat itu tampak sudah hancur, "dasar bodoh… mereka sengaja agar Vongola melacak keberadaan mereka, membuat mereka melakukan penyerangan dan akhirnya menghancurkan tempat ini…"

KRAK!

Verde melihat sebuah retakan di langit-langit yang sangat besar, dan ia segera mempercepat ketikannya seolah tidak mengerti bahaya yang ada disekelilingnya.

"Aku akan lebih berfikir lagi untuk meminta bantuan pada siapapun…"

DHUAR!

"VERDE-SAN!" Suara itu membuat Verde membulatkan matanya dan tampak menoleh sebelum sebuah ledakan lagi membuat langit-langit runtuh. Namun, yang ia rasakan saat itu—bahwa seseorang mendorongnya hingga menjauh dari komputer itu.

"TSUNA-NII!"

{11}

"Ini terlalu sedikit—" Ganauche yang ikut untuk menyelamatkan Tsuna menggantikan Timoteo yang sebenarnya memaksa untuk ikut tampak bersama dengan Hayato, Takeshi, dan Hibari serta Dino. Mereka sedang melawan beberapa orang sambil mencoba untuk melihat sekeliling.

"Ya, seharusnya jika mereka menyekap orang dari Vongola—maka penjagaannya akan lebih ketat daripada ini…" Dino menambahkan.

"Lalu bagaimana? Kita belum menemukan Tsuna—apakah mereka membawanya ke tempat lainnya?"

"Apakah menurutmu ini lebih pada jebakan?"

"Atau bisa saja, jebakan sekaligus tempat yang sebenarnya—" semuanya menoleh pada Mochida yang juga ikut dengan mereka, "maksudku, ada saat dimana sebuah permainan, mereka memancing kita menuju ke jawaban permainan itu. Namun tempat itu juga menjadi jebakan untuk kita bukan?"

"Apa mungkin…"

"DINO-SAN!" Suara itu membuat Dino dan juga yang lainnya menoleh, menemukan Fuuta yang tampak berlari kearah mereka. Dino dan juga yang lainnya tidak pernah menduga kalau akan bertemu dengan Fuuta de la Stella.

"Fuuta si pangeran bintang? Bagaimana kau bisa ada disini?"

"I—Itu bukan hal yang penting! Tsuna-nii dan Verde!"

{11}

"Ow—Verde-san, kau tidak apa-apa?" Tsuna tampak mencoba untuk mendorong pecahan langit-langit yang menimpa mereka dengan flame miliknya. Memeluk Verde, Tsuna menoleh sekeliling saat mereka sedang berada di pojok ruangan dan dikelilingi oleh reruntuhan langit-langit.

"Ya…"

"Kuharap Fuuta memanggil Hayato dan Takeshi," Tsuna menghela nafas dan Verde tampak menoleh pada Tsuna yang masih memangkunya. Melihat kalau Tsuna menyerengit sakit, Verde menoleh untuk menemukan kaki Tsuna yang terjepit reruntuhan.

"Kenapa kau menolongku?"

"Eh? Karena kau dalam bahaya bukan?" Tsuna menoleh pada Verde dengan tatapan bingung.

"Kau tidak sadar kalau saat ini aku adalah musuhmu? Kenapa kau menolong musuh?"

"Tidak, Verde-san memperlakukanku dan juga Fuuta dengan baik. Kau bukan orang yang jahat," Tsuna tertawa dan Verde hanya bisa menatapnya dengan tatapan terkejut. Bagaimanapun dunia mafia tidak pernah mengampuni lawan. Bunuh jika kalah.

'Kurasa sifatnya yang membuat ia menjadi kandidat terkuat…'

Verde menoleh kearah sekeliling, mengetahui sebuah kotak tampak tertimpa oleh reruntuhan dan menimbulkan sebuah arus singkat disana. Suara percikan listrik membuat Tsuna sadar ada sesuatu.

"Suara apa—"

"Penemuanku," Tsuna menunggu apa yang akan dikatakan oleh Verde, "dan sepertinya akan meledak."

"HIEEEE! K—kita harus pergi dari sini—ti—tidak, kau harus pergi dari sini Verde-san!"

"Apa maksudmu, kita berdua…"

"Ka—kakiku tidak bisa digerakkan, kalau kau tetap disini kau juga akan terluka karena ledakan."

"Tidak."

"A—aku tidak akan apa-apa Verde-san, cepatlah!"

"Kau tidak bisa memerintahku Sawada Tsunayoshi," Verde baru saja akan berbicara lagi saat Tsuna menggendongnya dengan satu tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi, "apa yang akan kau lakukan…"

"M—Maafkan aku Verde-san!" Dan Tsuna segera melempar Verde kearah yang ia kira adalah pintu keluar. Yah, terima kasih untuk Hyper Intuisi yang dimiliki Tsuna membuatnya bisa menebak dengan benar kemana ia harus melempar.

Dan saat Verde mendarat di lorong di depan ruangan itu dan belum sempat bergerak, saat itulah semuanya terlambat dan—

DHUAR!

"TSUNA-SAMA!"

Suara Hayato adalah satu hal yang Tsuna dengar sebelum dampak ledakan membuat ia tidak sadarkan diri—tidak sadar juga, kalau sebuah portal ungu membawanya akibat dari ledakan tersebut.

{11}

Dan itulah yang terjadi dan membuatnya berada disini. Dan saat pria yang memiliki flame berwarna sama dengannya tampak memberikan perintah, Tsuna diajak untuk duduk dan menenangkan diri.

"Apakah bahasa Jepangku cukup jelas untuk kau mengerti?" Tsuna mengangguk saja, "baiklah, pertama—siapa namamu?"

"Sa—Sawada Tsunayoshi…"

"Umurmu?"

"Empat belas," hening kembali dan beberapa bisikan berbahasa Italia yang ia dengar.

"Bagaimana kau bisa muncul tiba-tiba di markas Vongola?"

"M—Markas Vongola? S—sebelumnya aku memang berada di markas Vongola, tetapi aku diculik dan—"

"Sebelumnya di markas Vongola? Bahkan aku tidak pernah melihatmu!" Suara lainnya terdengar meninggi membuat Tsuna menyerengit.

"G…" dan suara itu membuat pemilik suara sebelumnya berdecak, "kenapa sebelumnya kau berada di markas Vongola?"

"A—aku diundang kesana oleh Nonno…" suara bisikan lainnya seperti 'Nonno?' 'apa maksudnya?' dan yang lainnya terdengar.

"Untuk apa 'Nonno' memanggilmu?"

"E—entahlah…"

"Bagaimana kau bisa mengenal Nonno ini dan siapa Nonno ini di kelompok Vongola?" Tsuna tampak bingung dengan pertanyaan mereka. Mereka seolah berkata mereka penghuni dari markas Vongola, namun tidak mengetahui kalau Nonno adalah boss dari Vongola."

"D—dia adalah pemimpin kelompok itu—" ada sebuah kalimat yang akan diucapkan pemuda bernama G tadi sebelum sesuatu menghentikannya, "d—dan aku mengenalnya karena dia adalah atasan otou-san dan juga—karena adikku adalah kandidat dari pemimpin ke sepuluh Vongola…"

"HEI BOCAH JANGAN BERBICARA HAL YANG MUSTAHIL! KALAU KAU ADALAH MATA-MATA MUSUH CARILAH ALASAN YANG LEBIH BAGUS!" dan teriakan itu membuat Tsuna ber'HIEE' ria dan menaruh tangannya di depan tubuhnya.

"G—aku merasa ia tidak bohong."

"Tetapi bagaimana mungkin—"

"Tsunayoshi," Tsuna tampak masih gugup karena pria bernama G yang memiliki warna flame merah itu. Namun ia merasa cukup tenang bahkan hanya dengan mendengar suara pemilik flame orange itu, "kau tahu siapa aku?"

"A—aku tidak pernah mendengar suara anda…"

"Suara?"

"A—ah maaf, aku tidak bisa melihat—jadi aku tidak bisa mengenali kalian dari wajah kalian," Tsuna tampak tertawa pelan dan menggaruk kepala belakangnya.

"Aku akan memperkenalkan diri kami," Tsuna tampak mengangguk dan menunggu suara yang bisa ia ingat dengan baik, "satu per satu dan kuharap kau bisa mengingat semuanya."

"Tch, namaku adalah G—" ia mendengar dari pria berflame merah yang ada disamping pria berflame orange. Entah kenapa decakannya mengingatkan ia pada Hayato.

"Namaku adalah Asari Ugetsu, de gozaru!" kali ini dari pria berflame biru disebelah kiri pria berflame orange. Suaranya yang tampak santai mengingatkannya pada Takeshi.

"Namaku adalah Lampo, selama kau tidak menyusahkan Lampo-sama, Lampo-sama tidak akan keberatan kau menjadi bawahan Lampo-sama," dan kali ini pemuda dengan flame hijau yang berbicara dengan arogan namun entah kenapa mengingatkannya pada Lambo.

"NAMAKU ADALAH KNUCKLE, SALAM KENAL TO THE MAX!" Tsuna menyerengit mendengar suara itu, mengingatkannya pada salah satu senpai yang ada di Nami-chuu yang selalu berteriak EXTREME. Ia memiliki flame berwarna kuning.

"Nfufufu~ namaku adalah Daemon Spade," mata Tsuna membulat. Suara tawanya terdengar seperti Mukuro, bahkan siluet yang terbentuk dari 'penglihatan'nya terlihat seperti Mukuro. Ia memiliki flame berwarna indigo. Namun ia masih bisa merasa kalau Spade bukanlah Mukuro.

"Hn, Alaude…" Tsuna seolah tersedak mendengar suara dan juga flame yang sama dengan seseorang disana.

"H—Hibari-san?" sebuah keheningan yang bisa ia artikan sebagai sebuah kebingungan terasa disana. Apakah benar itu bukan Hibari-san yang ia kenal? Karena rasanya, suara dan flamenya sama dengan Hibari Kyouya yang ia kenal.

"Siapa Hibari-san?"

"E—eh? Ma—maaf kau sangat mirip suaranya dengan seorang yang kukenal…"

"Dan namaku adalah Giotto Taru," dan akhirnya Tsuna mengetahui kalau nama pria berambut kuning itu adalah Giotto, "dan aku adalah Shodaime Vongola."

"EEEEEEEH!"

{11}

"Apa maksudmu kau tidak tahu dimana Tsuna-sama berada?!"

Hayato menatap kesal Verde saat mengetahui kalau sang arcobaleno tidak mengetahui kemana Tsuna. Setelah ledakan itu, mereka mencoba untuk mencari keberadaan Tsuna—namun sama sekali tidak ada tanda-tanda dari Tsuna.

"Ia menghilang tanpa jejak, bagaimanapun tidak ada jalan keluar yang bisa ia gunakan dan tentu ia terkena dampak ledakan."

"Jadi dame-Tsuna itu hancur berkeping-keping?" Mochida mendapatkan tatapan tajam dari semua orang yang ada disana dan membuatnya sweatdrop seketika, "aku hanya bercanda…"

"Hanya ada satu kemungkinannya," semuanya menoleh pada Verde, "dampak dari penemuanku yang belum sempurna itu berhasil."

"Penemuan?"

"Mesin waktu."

{11}

"B—bagaimana mungkin bukan? Aku tidak tahu tentang Vongola, tetapi aku tahu kalau Nonno adalah pemimpin kesembilan dari Vongola…"

Tsuna tampak panik setelah mengetahui kalau yang ada di depannya saat ini adalah Vongola Primo dan guardiannya. Tentu ia panik, bagaimana mungkin ia terkirim sampai delapan generasi ke belakang dalam waktu yang singkat?

"Aku juga tidak mengerti, tetapi—semua penjelasanmu dan juga Hyper Intuitionku mengatakan kalau kau tidak berbohong dan mengada-ada," Giotto menghela nafas dan menyilangkan tangannya sambil duduk di depan Tsuna.

"Tetapi, Tsunayoshi-kun benar-benar mirip dengan Giotto-dono eh?" Ugetsu tampak tersenyum dan melihat keduanya. Semua guardian tampak menoleh pada Tsuna dan Giotto dan Tsuna hanya mengetahui keheningan yang membuatnya gugup.

"Kalau Giotto menikah dengan gadis berambut cokelat dan bermata madu pasti Tsunayoshi sangat cocok menjadi anaknya," G tampak menatap Giotto yang memerah wajahnya dan tampak kesal. Tsuna sendiri tampak hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Tsunayoshi? Kami akan membantumu untuk kembali ke masamu," Giotto tersenyum dan menatap Tsuna meskipun ia tahu Tsuna tidak bisa melihatnya, "sampai kami menemukan caranya, tinggallah disini…"

"Y—ya, Giotto-san terima kasih…"

Dan senyuman Tsuna tampak membuat Giotto dan yang lainnya tersipu malu.

"Aku akan membawamu ke kamarmu Tsunayoshi-kun," Ugetsu tampak menepuk pundak Tsuna dan membuat Tsuna menoleh dan mengangguk. Berdiri dengan dibantu Ugetsu, sebelum sesuatu tampak jatuh dari kantung Tsuna. Kotak yang harusnya berada di tangan Verde, dengan ukiran Vongola disana dan sebuah lubang.

"Kotak apa ini Tsunayoshi?"

"E—eh? Harusnya kotak itu ada di Verde-san," Tsuna tampak bingung kenapa kotak itu ada di dirinya. Namun yang tidak ia ketahui, Verde mengembalikannya pada Tsuna, "aku tidak tahu kotak apa itu—"

"Boleh aku membawanya? Aku akan mengembalikannya nanti…"

"Te—tentu Giotto-san," Tsuna tampak mengangguk dan berjalan bersama Ugetsu sementara G tampak menoleh pada Giotto yang penasaran dengan apa yang ada didalam kotak itu.

"Entah kenapa," Giotto tampak melihat lubang yang ada di kotak itu dengan seksama. Melihat cincin Vongola yang ada di jarinya, sebelum ia menggerakkannya dan menempelkannya pada lubang itu sebelum mengalirkan flame pada cincin miliknya.

"Apa yang kau lakukan Giotto?"

"Hanya ada satu benda yang berkaitan dengan Vongola, yang bisa dihubungkan dengan lubang ini," Giotto tampak melihat kotak itu menghisap flame yang ada di cincinnya, "dan itu adalah cincin Vongola…"

Dan kotak itu terbuka begitu saja menampakkan benda yang membuat Giotto dan G membulatkan matanya.

"I—ini…"

{TYL!World}

"Dimana benda itu?"

Mochida tampak berjalan setelah pemakaman dari Tsuna di tengah hutan kecil yang ada di tempat itu. Hayato dan juga yang lainnya menoleh pada Mochida, bingung dengan apa yang dikatakan oleh Mochida.

"Boss membawa Weapon Box saat misi terakhir kami. Sky attribute, dan kalau kita tidak mengamankannya Yoshimune sialan itu dan Millefiore akan merebutnya."

"Tidak ada, kami tidak menemukan apapun yang kau sebutkan Mochida-san," salah satu anak buah disana tampak mencoba melihat barang-barang milik Tsuna yang diambil setelah itu, "apakah kau yakin boss membawanya?"

"Tentu, aku yang bersamanya terakhir kali!"

"Apakah senpai yakin tidak ada yang mendekati tubuh Tsuna?" Takeshi yang saat itu mencoba untuk memastikan dan Mochida tampak menggeleng pelan sebelum menghentikannya saat menyadari sesuatu.

Jyuunen Bazooka. Ia sempat terkirim ke masa 10 tahun yang lalu beberapa saat sebelum Tsuna tewas.

"Tunggu, kalau seperti itu…"

"Mochida-san?" gadis berambut indigo itu tampak menatap bingung Mochida begitu juga dengan yang lainnya. Namun bukannya menjawab, Mochida tampak berjalan menjauh dari mereka sambil memikirkan sesuatu.

"Mochida-san menyembunyikan sesuatu?"

"Yah, senpai tidak akan mungkin menyembunyikan sesuatu tanpa alasan. Mungkin ia butuh waktu untuk memikirkan kemungkinan kotak yang dimaksud dimana…"

{11}

"Sudah kukatakan aku hanya bertugas untuk menjaga mereka dan tidak menyentuh mereka sama sekali," Verde menggerutu saat semua orang Vongola itu tampak tidak percaya dengannya dan tampak menginterogasinya.

"Verde, kau tidak bisa mencoba melacak keberadaan Tsuna sekarang dimana?" Dino tampak menatap pada Verde, "karena kalau kami tidak mencoba untuk mengetahui posisi Tsuna dalam waktu 1 jam lagi, Varia yang akan mengambil alih."

Dino tertawa, dan Verde tampak sweatdrop karena ia tahu Varia akan lebih keras menginterogasinya—dan tentu saja lebih berisik.

"Sedang kucoba…"

"Kau Verde?" Semua orang melihat Mochida yang tampak seolah menyadari sesuatu saat mendengar nama Verde. Verde hanya mengangguk dan menatap Mochida, "apakah kau mendapatkan sebuah benda? Kotak—yang—" Mochida menutup mulutnya dengan segera.

"Kotak apa OI!" Hayato menatap Mochida yang tampak menggelengkan kepalanya.

"Lupakan…"

"Kau yang memberikannya pada Tsunayoshi?" Verde memutar kursinya dan menatap Mochida saat itu, "darimana kau mendapatkan kotak itu? Aku sudah menelitinya dan mendapatkan jawaban kotak apa itu sebenarnya. Tetapi tidak mungkin kau mendapatkannya sembarangan."

"Apa maksudmu Verde?"

"Itu adalah Weapon Box, salah satu benda yang dianalisa oleh seorang biologis pada abad ke 15. Kotak yang bisa menyimpan senjata-senjata yang berbentuk hewan ataupun binatang."

"Wow, kalau sehebat itu kenapa aku tidak pernah mendengarnya sama sekali?"

"Karena pencipta konsepnya, Geppetto Lorenzi tidak diakui idenya saat abad itu. Dan penelitian serta beberapa konsep dasar dari benda itu terkunci rapat di sebuah tempat rahasia," Verde menatap Mochida yang tampak sedikit gugup, "seharusnya tidak mungkin ada weapon box yang dimiliki sembarangan oleh orang biasa sepertimu."

"Darimana kau mendapatkannya Mochida-san?" Ganauche tampak menatap Mochida yang semakin terpojok karena itu.

"Be—beberapa minggu yang lalu sapi bodoh dari keluarga dame-Tsuna itu menembakkan sesuatu padaku dan membuatku bertemu dengan seorang pria berambut cokelat yang—" dan Mochida tampak terdiam mengingat bagaimana ia bisa mendapatkan kotak itu. Benar-benar sesuatu yang tidak ingin diingat olehnya, "memberikan kotak itu padaku dan menyuruhku untuk memberikannya pada seseorang bernama Verde."

"Berambut cokelat? Tsuna-sama?"

"Entahlah—" bohong. Tetapi ia tidak ingin menceritakan itu.

"Kalau kau tahu cara kerja dari kotak itu, kenapa kau tidak segera membukanya sekarang?"

"Karena kotak itu kukembalikan pada Tsunayoshi," Verde menghela nafas dan ia punya satu alasan yang jelas untuk melakukan itu, "dan box weapon hanya bisa digunakan sesuai dengan attribute flame dari kotak itu kecuali sky yang bisa membuka semua kotak. Dan kotak yang dibawa olehmu—"

"Itu adalah kotak dengan atribut sky—hanya Tsunayoshi, Yoshimune, Dino, Timotteo-sama, dan Xanxus yang bisa membukanya."

{11}

"Kau yakin ia sama sekali bukan musuh Giotto?"

G tampak menatap Giotto dengan tatapan serius, melihat benda yang ada di dalam kotak misterius itu. Giotto sendiri tampak hanya menautkan kedua tangannya dan membuatnya menjadi pangkuan dagu di atas meja.

"Kita bisa memastikan kalau ia berasal dari masa depan dan berhubungan dengan Vongola…"

Giotto tampak mengambil salah satu benda yang ada disana.

"Tetapi—senjata apa ini…?"

—tujuh buah benda disana, buckle dengan lambang Storm Guardian, Bangle dengan lambang Sun Guardian, Bracklet dengan lambang Cloud Guardian, Helm dengan lambang Thunder Guardian, Necklace dengan lambang Rain Guardian, dan Earring dengan lambang Mist Guardian.

Serta cincin yang dipegang oleh Giotto, dengan lambang Sky Guardian.

{ To be Continue }

YA AMPUN UPDATENYA LAMA BANGET YAH! MAAF YANG SUDAH NUNGGU! #gaadalagikelamaanupdatesoalnya ; dan saya terharu karena capek balesin review yang banyak banget #eh? Saya suka kalau dapet bangat review tetapi juga merasa bersalah karena ga bisa update cepet :') maaf ya…

Banyak kejutan? XD Pertama, Tsuna yang kekirim ke masa primo, dan yang kedua kenyataan kalau box yang dikasih TYL!Tsuna adalah box dengan isi Vongola Gear! XD

Ada beberapa twist plot yang bakal terjadi, tapi nanti senjata Version X mereka masih ada kok ;) yah nanti para reader bisa lihat gimana cerita yang bakal saya buat ^^

Dan BTW MAAF KARENA UPDATENYA LAMAAA! LAPTOPNYA RUSAK DAN SEMUA DATA HILANG JADI HARUS NGULANG DAN GA ADA WAKTU MULU BUAT BIKIN :'(

Semoga dengan cerita ini bisa membayar keterlambatan updatenya :'(

Glossarium :

Chi sei?! — siapa kau?!

Intruso — penyusup!

Giapponese — bahasa Jepang?

Boss, Noi lo dobbiamo ucciderlo, lui e un nemico! — Boss, kita harus membunuhnya, mungkin saja dia musuh!

Shodaime — Pertama

{RnR?}