Author Note: Setelah UTS dan hasilnya minggu depan keluar, dan habis lomba MGMP Matematika tingkat kecamatan cilandak, akhirnya saia bisa menulis fanfic ini. Kelas 9 banyak banget agenda-nya... jadi susah update fanfic TT^TT

Kalian tahu enggak, kalau martabak itu enak? #plaaakkk! *enggak ada hubungannya*

Disclaimer: Katekyo Hitman Reborn always by Amano Akira. Tapi fanfic ini adalah milik saya―yang enggak bakal membuat saya beli martabak belakang rumah yang makyuuss *promosi*

...

Chapter 4. Journal

―Don't see your past, when you walk to future.

―My Art Teacher to my class, IX.4

...

―Flashback

"Bodoh."

Di kamarnya, Tsuna hanya duduk sendirian disana. Makan malam dihadapannya sama sekali ia tidak sentuh. Sup dihadapannya bukanlah sup yang dimakan oleh keluarganya. Sup itu hanya mengandung wortel, tanpa ada bumbu yang masuk kesana.

Itu bukan permasalahan Tsuna sekarang. Ia tidak mau makan karena tidak memiliki nafsu. Bahkan hasrat hidupnya sama sekali tidak ada.

Sebentar lagi pasti ia akan mati dieksekusi.

Tsuna menegak beberapa pil ekstasi. Hanya pil itu mampu membuatnya tenang.

Tidak ada yang peduli kalau ia memakai narkotika. Bahkan mati membusuk di 'penjara' juga tidak peduli

"Hahaha, kapan aku mati." Sebuah gunting, melukai tangan Tsuna. "Ke-kenapa mereka tidak membiarkan aku mati?!"

Darah mengalir keluar melalui pembuluh darah ditangan Tsuna. Mereka tidak akan peduli dengannya.

Tidak ada yang akan menyentuh langit kusam dan ternoda.

Benar, Tsuna tahu itu. Kalau tahu ini, seharusnya ia tidak perlu menerima tawaran menjadi boss Vongola, tidak perlu menyelamatkan Gokudera dan Yamamoto, tidak perlu mengeluarkan Rokudo Mukuro dari Vendicare, membiarkan Varia menang, tidak perlu menyelamatkan semuanya dimasa depan.

Apakah selama ini Tsuna lakukan itu salah? Tsuna sama sekali tidak tahu.

"Seharusnya aku tidak ikut berurusan dengan Vongola." Dia mengambil gunting, memotong rambutnya yang menurutnya panjang.

"Bodoh! Untuk apa aku menjadi Vongola Decimo?! Aku―tidak ada yang mau mempercayaiku?!"

Kres.

"Aku tidak ingin ini! Mereka pembohong―Ibu, Ayah, Reborn, semuanya! Pembohong, pembohong!"

Tsuna menusuk kasurnya. Tidak peduli kasurnya rusak, yang terpenting apa yang ia benci bisa dilampiaskan.

"Aku hanya menolong kalian! Kenapa kalian melakukan ini padaku?!"

Tsuna menangis sejadi - jadinya. Tidak peduli kalau kasurnya rusak karena perilakunya.

"Haa... aku menyesal memiliki keluarga seperti kalian..."

―Believe―

"Kau yakin dengan rencana ini, Sepphira?"

Sepphira mengangguk. Mata hijau zamurdnya tetap fokus pada Sky Flame miliknya. Wanita pencipta Tri-ni-sette itu harus melakukan ini, atau dunia ini tidak seimbang―berakhir kehancuran.

"Karena itu Primo, aku ingin kau melakukannya," ucap Sepphira menoleh kearah Vongola Primo. "Memang aku tidak memegang kendali penuh atas Tri-ni-sette. Tapi aku membuat tubuh kita agar bisa diterima di dunia ini."

Primo menyentuh Sky Flame milik Sepphira. Jemarinya merasakan kehangatan Sky Flame-nya, hampir sama milik Decimo pada saat berjuang di masa depan melawan Byakuran. Mungkin jauh lebih hangat milik Decimo yang selalu berjuang untuk keluarganya.

Decimo, Sawada Tsunayoshi, sudah dibebaskan dari Vendicare. Kawahira, satu – satunya yang memiliki tubuh utuh, mengurus semua kondisi Tsuna yang berada dalam kondisi koma. Giotto tidak bisa sebarangan berkelana di pikiran Tsuna, hanya bisa memberi Sky Flame untuk mencegahnya melakukan hal – hal yang mengerikan―seperti bunuh diri.

"Maafkan aku Primo, seharusnya aku tidak melibatkannya."

Giotto terdiam setelah perkataan Sepphira. Rasa bersalah tentang masa lalu menjalar keseluruh jiwanya. Anak itu, penanggung kekuatan nukleus, hanyalah anak biasa yang pantas mendapatkan kehidupan normal. Namun karena Flame miliknya, Dia terjun kedunia gelap ini, dunia mafia.

"Ini juga salahku, aku tidak menjaganya jauh dari mafia." Giotto menutup mata, mengingat anak itu yang hampir mirip dengan Tsuna.

"Mereka menanggung dosa Tri-ni-sette yang mengerikan."

―Believe―

Salju turun menutupi semua daratan Eropa―termaksud Italia. Kebanyakan mereka jauh lebih memilih berada di dalam rumah dengan perapian atau penghangat ketimbang berjalan diluar. Apalagi saat malam mendung, tidak banyak mobil dijalan – jalan.

Karena itulah, Hibari mengumpulkan para herbivore di ruang kerja boss Vongola. Perapian dinyalakan agar membuat mereka merasa nyaman dengan kehangatan mereka. Teh hangat juga disediakan para pelayan Vongola

"Sandi?"

Hibari mengangguk, menyerahkan Jurnal Tsuna ke Reborn. "Aku menemukan beberapa sandi disana, kukira itu hanya jurnal biasa yang tidak mengikuti kaidah penulisan Jepang, namun kalau diperhatikan huruf alpabet bertinta oranye, itu sandi yang ditulis Omnivore itu."

Reborn―yang telah tumbuh menjadi pria dewasa―membuka Jurnal mantan muridnya itu. Tsuna memang menulis Jurnal itu, seenaknya menganti huruf hiragana dengan huruf alphabet. Namun yang paling mencolok adalah penggunaan tinta oranye pada huruf alpabet.

"Reborn-san, apakah kau akan membacakan Jurnal Jyuudaime?" tanya Gokudera takut. Membaca Jurnal Jyuudaime kesayangannya sama saja melanggar privasi miliknya.

Reborn menatap Jurnal itu. "Ya."

...

16 September 2004

Ada teman baru dikelas kami! Namanya Sakibara Taichi dan Reymond Bluer. Mereka sangat akrab dengan Yamamoto, Enma dan Gokudera―jadi senang kalau kami mendapatkan teman. Namun hari ini aku pulang sendirian sihhh... tak apa – apa, sekali – sekali aku sendirian :D

Di kelas Hibari dan Ryouhei ada teman baru, namanya Hisaki Mitsuko dan Kagoya Chie. Lalu ditempat Chrome juga ada teman baru, namanya Karenina Aurel. Aku senang kalau mereka memiliki teman.

Tapi... entah kenapa aku merasakan ada yang salah dengan mereka. Kuharap Intusiku salah...

...

"Sandi kali ini adalah Traitor―penghianat."

"Penghianat? Apakah maksudmu kelima orang itu?" Yamamoto bertanya sembari melihat Hibari.

"Kalau begitu Jyuudaime sudah tahu tentang ini semua?!" seru Gokudera

Hibari menaikan pundaknya.

...

10 November 2013

Tidak, apakah aku tidak salah dengar? Saat aku meminjam buku UFO milik Perpustakaan, aku mendengar mereka (Taichi, Reymond, Mitsuko, Chie, Karen) berdiskusi di perpustakaan. Kupikir mereka berdiskusi tentang pelajaran hari ini.

Tapi mereka berdiskusi tentang diriku sebagai Vongola Decimo.

Apa maksudnya ini semua?! Mereka bermaksud memisahkan aku dari teman – teman?! Apakah mereka lawan atau musuh? Apakah mereka dari famiglia lain―yang bermaksud menghancurkan Vongola? Apa yang harus kulakukan?

...

"Tunggu dulu, Jyuudaime sudah tahu tentang itu, kenapa tidak memberi tahu itu pada kita?!" seru Gokudera.

"Mungkinkah Tsuna tidak memiliki bukti? Sehingga ia menyembunyikannya dari kita." Yamamoto menyimpulkannya. "Bagaimana sandi itu?"

Hibari membuka note-nya, "Tanggal 24 September, sandinya adalah Mirror―Cermin."

Mereka semua terdiam. Kenapa sandinya aneh?

"Kyouya, kau tidak salah menyimpulkan kode?" Hibari melirik Dino. "Serius?! Kenapa sandinya cermin?!"

"Tapi mungkinkah bossu menggunakan kata kiasan. Kau tahu 'kan, kalau bossu pencinta sastra."

Reborn menggeleng. "Dame-Tsuna memang suka dengan sastra. Tapi aku tidak pernah melihatnya menyentuh yang berhubungan dengan bahasa puisi yang penuh dengan kiasan."

"Lalu apa maksudnya?"

Tanpa menjawab pertanyaan Chrome, Reborn melanjutkan membacanya.

...

24 November 2004

Sepertinya Gokudera-kun dan Yamamoto-kun mulai meninggalkanku. Mereka jauh lebih menikmati hidup mereka yang normal bersama Taichi dan Reymond. Waktu aku mencoba untuk memisahkan mereka, Gokudera dan Yamamoto malah jauh lebih memilih mereka.

Hibari dan Ryouhei juga lebih memilih mereka ketimbang aku. Aku baru kali ini melihat Hibari akrab dengan seseorang, dan orang itu Chie. Chrome dan Mukuro juga dekat dengan Karen. Ibu sepertinya menyukai Chie, Lambo, I-pin, dan Fuuta lebih suka Taichi. Bianchi dan Reborn terliat akrab dengan Reymond. Dino juga mulai menyukai Karen. Ayah juga menyukai Karen/

Rasanya aku ditinggal. Sakit ya?

...

"Tsu-tsuna-nii berpikir seperti itu... kenapa?"

Fuuta menutup matanya, mengingat kejadian yang ditulis kakaknya. Saat itu, Taichi, memang mirip seperti Tsuna―kebaikannya dan ketulusannya. Saat itu, ia jauh lebih suka bermain dengan Taichi karena keahliannya dalam bermain sepak bola, dan Fuuta suka itu.

Tapi Fuuta tidak menyangka kalau Tsuna akan cemburu dengan kelakuannya.

Tidak hanya Fuuta yang mencoba mengingat masa lalu. Mereka semua melihat masa lalu dalam pikiran mereka masing – masing. Lama – kelamaan, akhirnya mereka menyadari satu hal.

Mereka jauh lebih memilih lima penghianat itu tanpa melibatkan Tsuna kedalam persahabatan mereka

"Sandi kali ini, Two Faced―dua wajah."

"Two Faced? Dua wajah? Maksudnya apa?"

"Mungkin Tsuna tersenyum didepan kita, tapi dihatinya merasakan sedih karena sama sekali tidak diajak untuk berteman," jawab Reborn, lalu melanjutkan membacanya.

...

2 Desember 2004

Apa maksudnya ini! Mereka bermaksud membunuh Uni dan meledakkan rumahku, disaat hari ulang tahun pernikahan ayah ibu saat kepergianku ke Kyoto! Apa rencana mereka, kenapa mereka bermaksud memisahkanku dengan tiket seorang diri ke Kyoto dan meledakkan rumah kami.

Tidak, aku tidak boleh membiarkan ini terjadi. Apalagi membunuh keluargaku yang berharga. Aku akan berbicara dengan mereka.

Meskipun mereka meninggalkanku, mereka tetaplah keluargaku.

...

"Tsuna..."

Air mata Iemitsu menetes. Mendengar ketegaran anakya dari jurnal miliknya membuat Iemitsu tersentuh. Sebagai seorang ayah dan penasihat eksternal Vongola, Iemitsu sangat bangga dengan anaknya yang masih mementingkan keluarganya. Dia pasti akan tumbuh sebagai Vongola Decimo termasyur.

Walau demikian, sebagai seorang ayah, Iemitsu merasakan kegagalan. Meninggalkan Tsuna dalam penjara dingin Vendicare tanpa seseorangpun yang ada disana. Pasti anaknya ketakutan dan kesepian disana.

"Kali ini, Heart―hati."

Tanpa ada komentar, Reborn membuka halaman selanjutnya.

...

5 Desember 2004,

Aku mendapatkan jawabannya, mereka bermaksud menghancurkan Vongola. Aku tidak bisa diam lagi. Mereka telah merebut perhatian mereka padaku, lalu membunuh mereka, keluargaku.

Tapi saat aku mengatakan pada ayah dan Reborn, kenapa mereka tidak percaya padaku. Jauh lebih percaya pada Reymond dan Karen? Walau demikian aku harus menghentikan mereka.

Meski harus menodai tanganku dengan darah, tak masalah. Asalkan keluargaku terus aman...

...

Tes...

Reborn menyentuh pipinya, basah. Pria menyandang gelar Hitman nomer satu di dunia itu, ingat hal itu. Ketika Tsuna berusaha memberitahunya, namun Reborn sama sekali tidak percaya. Dia malah menampar Tsuna dan menyuruhnya untuk pergi ke Kyoto.

Uni juga sama seperti Reborn, hanya bisa diam. Tsuna, sahabatnya, membunuh penghianat itu demi keluarganya. Tapi mereka semuanya jauh lebih percaya para penghianat ketimbang Tsuna, penolong mereka.

"Sandinya Tears―Air mata."

...

6 Desember 2004

Sungguh, aku tidak bermaksud membunuh Karen, Mitsuko, dan Taichi! Aku hanya melukai mereka berdua―tapi... kenapa mereka berakhir mati.

Aku mencoba untuk menjelaskan kepada mereka, tapi semuanya jauh lebih mempercayai Chie dan Reymond! Kenapa mereka tidak ada satupun mau mendengarkanku. Bahkan dalam pengadilan pada umumnya, Hakim masih mau mendengar pelaku, tapi kenapa mereka tidak.

Sakit...

Mereka membentakku, menyesal telah berteman denganku... kenapa? Bukankah mereka telah berjanji untuk selalu mendengarkanku, menjadi temanku untuk selamanya.

Kenapa mereka begitu... Ini menyakitkan...

Kuharap aku bisa bangun dari mimpi yang mengerikan ini.

...

"Hurt―sakit."

...

10 Desember 2004

Kau tahu, aku resmi dikeluarkan dari sekolah.

Teman – temanku sudah menolakku, bahkan orangtuaku juga. Mereka sama sekali tidak mempercayaiku, yah aku tahu itu. Aku sekarang mulai terbiasa hidup sendiri, teman – teman bermain bersama Chie dan Reymond.

Chie, Reymond, kau menang sekarang, aku sendirian. Aku tidak memiliki apa – apa disini. Sakit, ya aku tahu itu.

Walau demikian, aku tidak menyesal melindungi keluargaku. Mungkin mereka masih membutuhkan waktu.

Aku menunggu terus... Sampai mereka mau mendengarkanku

...

"Alone―sendirian."

...

13 Desember 2004

Diam – diam aku kabur dari rumah. Ini sangat menyakitkan! Aku tidak kuat dengan tatapan mereka yang mengerikan, ucapan mereka, ini semua terlalu menyakitkan.

Hei, kau tahu rasa Heroin itu nikmat. Yah, aku tahu tidak baik, tapi ketika kenalanku memperkenalkan heroin, aku mulai menyukainya. Tidak hanya heroin, sabu – sabhu, ekstasi, ganja, semua nikmat sekali... Tidak sia – sia aku menabung dan membeli barang itu dalam jumlah banyak.

Sebagian aku simpan dirumah, agar kalau aku dikurung di kamar, aku masih bisa menikmatinya. Mereka tidak akan peduli kalau aku menikmati narkotika, toh mereka sudah menemukan penggantiku.

Aku suka sekali dengan heroin, sebab dia menghilangkan rasa sakitku.

...

"Broken Heart―hati yang hancur."

...

16 Desember 2004

Akhirnya aku tertangkap oleh ayahku.

Bagusnya ayahku malah menendang wajahku, jadi sakit.

Padahal sedikit lagi aku bisa memutus urat nadiku di tangan kiri. Tapi sudah keduluan ditangkap ayah, gagal sudah rencara bunuh diriku.

Hei, mati itu sepertinya menyenangkan, tidak perlu merasakan sakit lagi.

Tapi sepertinya mereka menolak untukku mati. Jadi mereka menggurungku dikamar sendirian...

...

"Sin―dosa."

...

23 Desember 2004

Cukup! Tolong Tuhan, jangan beri aku mimpi tentang kejadian itu. Aku ingin melupakannya! Ini sakit, sakit, sakit!

Berapa kali mereka mengagalkanku untuk bunuh diri, apa salahnya aku bunuh diri! Bukankah mereka akan senang?! Apa mereka jauh lebih senang kalau aku makin menderita! Tolong, ini sakit sekali.

Maafkan aku, aku hanya ingin mati, aku muak dengan semuanya ini. Maaf, maaf, aku berjanji tidak akan menyentuh kehidupan kalian. Tapi tolong, izinkan aku mati

Tolong bunuh aku...

...

"Punishment―hukuman."

...

29 Desember 2004

Besok aku akan dieksekusi.

Aku tidak tahu perasaan ini, tapi aku sangat menyukainya. Sebentar lagi aku tidak perlu menghadapi dunia ini, aku hanya terkurung penjara. Ya, perlahan - lahan menunggu kematianku, bukankah itu indah?

Yah, aku tidak perlu menghadapi mantan temanku, orangtuaku, dan Reborn.

Sekarang fokusku hanyalah pada kematianku.

Sayonara...

...

"Kill me―bunuh aku,"

Tidak ada satupun yang ingin bersuara. Menghanyutkan kepikiran mereka masing - masing, mencoba mengingat pemuda brunette itu.

Terakhir kali, Tsuna menatap mereka dengan mata yang putus asa. Tubuhnya sudah mulai kurus karena konsumsinya yang tidak pernah teratur dan menggunakan narkoba.

Sudah berapa lama ia tidak bersuara. Entahlah, tidak ada satupun dari mereka melihatnya tersenyum kembali

"Sepertinya kalian sudah membaca Jurnal Decimo."

Serentak, mereka langsung berbalik. Menatap seorang pria bersurai pirang berdiri diambang pintu yang penuh ukiran rumit. Pria itu―

"―Primo?!"

―Believe―

Seharusnya ini menjadi pertemuan yang menyenangkan.

Tidak, Tsuna sama sekali tidak menyukai pertemuan ini. Mata coklat melihat jelas orang yang menyebabkan penderitaan yang ia alami selama ini. Tsuna ingin membunuhnya, namun tangan dan kakinya telah diikat oleh benang - benang flame orang itu.

"Nee... Tsu-kun, kenapa kau menatapku seperti itu?"

Jemari dinginnya menyentuh pipi Tsuna. Dia benci sekali dengan Vongola, yang telah membuat Tsuna kesayangannya menderita.

"Oh ya, kau tahu? Vongola telah membaca jurnal kecilmu. Oh, banyak sekali kode - kode yang kau tulis. Apa kau bermaksud untuk membeberkan kondisi kita?"

"Aku memberi kode itu agar mereka berhati - hati." Tsuna menatap tajam dia. "Bukan merekalah yang membuatku menderita, tapi kau!"

"Aku?" Dia malah tertawa. "Justru akulah penyelamatmu. Yah, memang anak buahku yang membuatmu jatuh ke penjara itu. Tapi tenang saja Tsu-kun, setelah dendamku terbalaskan, kita akan hidup bahagia."

Lalu pemuda dihadapan Tsuna menyalakan dying will miliknya. Di alam bawah sadar Tsuna, semua api bereaksi padanya. Kekuaan yang pernah Tsuna lihat sekali seumur hidup, kembali terlihat lagi.

"Sepphira, Primo, aku sangat benci kalian..."

Tsuna mampu merasakan ikatan flame itu makin menguat. Seolah - olah pemuda yang ada dihadapannya tidak mau melepaskannya.

Benar, Tsuna tahu itu. Pemuda di depannya sama sekali tidak akan melepaskannya. Walau dendamnya terhadap Vongola Primo telah terbalas.

Sebab Tsuna sangat berharga untuknya.

"Jangan pernah lupa, apa yang mereka lakukan padamu."

―Believe―

Seumur hidup, baru kali ini Kawahira melihat Tsunayoshi dalam kondisi ini.

Satu jam setelah operasi, Tsuna tertidur dengan beberapa kabel terhubung pada tubuhnya. Walau kecanggihan alat medis Vindice, tubuh pemuda berambut coklat itu belum tentu akan mengalami hal yang baik.

Kata Alfonso Neiro, dokter andalan Vindice, tubuh Tsuna mengalami penurunan drastis. Tsuna mengalami gizi buruk, penurunan sistem organ-nya, dan lemahnya koordinasi sistem saraf. Belum lagi fakta bahwa Tsuna menerima black flame, pasti kondisi mentalnya membuat tubuhnya sulit untuk menyembuhkan diri sendiri.

Sebagai pengawas Tri-ni-sette, Kawahira memang mengawasi Tsuna semenjak ia lahir. Dengan Sky Flame-nya yang menakjubkan, tidak ada satupun orang seperti Kawahira melewatkan pengamatan terhadap Tsuna.

Sky Flame miliknya hampir sama dengannya, penanggung kekuatan nukleus.

Kawahira menggeleng. Flame-nya jauh lebih kuat, indah, dan hangat ketimbang penanggung kekuatan nukleus. Sky Flame Tsuna terlalu murni untuk menangung dosa Tri-ni-sette.

"Kawahira."

Pria berambut silver itu menoleh, melihat seorang pria tinggi dengan perban menyelimuti tubuhnya. Disamping pria itu ada seorang bayi yang selalu memangku pundak pria itu.

"Bermuda dan Jager." Kawahira menaikan intens cahaya matanya. "Untuk apa kalian disini?"

"Seharusnya kau tahu itu." Jager menaruh bunga lily putih kesukaan Tsuna di meja Tsuna. "Aku tidak mengerti kenapa anak itu suka bunga lily."

"Terkadang anak seperti dia akan menyimpan kesedihannya." Kawahira menyentuh pipi Tsuna. "Lalu dilampiaskan dengan bunuh diri."

Bermuda berdiri disamping kasur Tsuna. "Kawahira, tentang rencana itu, kau yakin?"

"Ya." Kawahira melirik Tsuna. "Jika masalah Tri-ni-sette selesai, kita bantu Tsuna untuk menyelesaikan masalah keluarganya. Karena itu, aku membutuhkan bantuanmu..."

"Dot Arcobaleno, aku kembalikan." Jager menyerahkan 7 dot Arcobaleno ke Kawahira. "Itu berarti kutukan Arcobaleno tetap seperti semula."

"Tidak," Kawahira menaruh 7 dot itu di sakunya. "Mereka tetap menjadi bayi. Tapi setelah ini selesai, dot akan kuserahkan padamu. Lagipula aku tidak punya niat untuk meneruskan Rainbow curse."

Hening sejenak.

"Omong – omong, tentang Tsunayoshi-kun―kau serius akan melakukannya?"

"Ini sudah keputusan Primo," jawab Kawahira tenang. "Aku juga menyetujuinya, karena itu―kami membutuhkan bantuanmu, Bermuda."

Bermuda menutup matanya, menimbang – timbang keputusannya. Beberapa saat, Bermuda menatap Jager, lalu mengangguk.

"Apa yang harus kami lakukan?"

―Believe―

Apakah kau tahu tentang takdir?

Hanya Tuhan-lah yang menentukan takdir manusia―bahkan sebelum manusia itu lahir.

Tidak ada yang tahu bagaimana takdir itu terbentuk.

Namun yang kita ketahui bahwa hasilnya selalu tidak terduga – duga bukan?

Tidak sedikit manusia mencoba untuk lari takdir mereka masing – masing.

Namun mereka tidak menyadari, kalau takdir merekalah yang mengejar.

Apakah kau menyadarinya, Tsunayoshi?

―To be Continued―

Okee, aku tahu itu melenceng dari trailer di chapter 3. Apa boleh buat?! Ternyata pas aku cek alur cerita yang kubuat, aku lupa kalau ada tambahan dan trailer di chapter 3―itu sebagian trailer chapter 5.

Apakah ini kepanjangan? Kalau kepanjangan―tenang saja, bakal kupendekin #plakk!

Okie Doki, waktunya balas review:

Nuruhime-chan19: Apakah ini kepanjangan, tenang saja~ aku akan memendekin~ Arigato :D

NadiaDevil: Ini mungkin sudah panjang, Thanks atas review.

Guest: Ini sudah saia lanjut... Arigato!

Malachan12: Aku tidak tahu apakah chapter ini sedih atau enggak? Tapi semoga saja bagus sih XD Mendingan baca komiknya! Dijamin seru habis! Sekarang masih ketagihan XD Arigato.

Uraha S. H.: ini sudah di update. Arigato!

Guest: Sami – sami... sekarang update lagi :D

Glassed Loner: Wahh makasih atas masukannya dan juga pujiannya. Arigato.

Ozlen-CieloSky27: Kalau kepanjangan tinggal bilang XD Ini sudah di Update :D

Nabila Chan BTL: Heee... itu masih rahasia endingnya. Kan enggak seru kalau dikasih tahu. Arigato!

Wookie: Sekarang siksaannya secara Flashback dan yah... lihat saja nanti. Arigato atas review-nya.

Kikyo23: Sekarang Tsuna umurnya 24. Vongola masih dalam pemerintahan Nono. Soalnya 'kan Tsuna dipenjara... arigato!

Armelle Eira: Sudah kok di update... gomene kalau lama. Arigato

Randou Uzumaki: Ini sudah kuupdate... makasih atas masukannya.

Okee...

Review atau delete