Langit Yang Menjadi Saksi

Chapter 10

Disclaimer:Naruto Masashi Kishimoto.

Pair:NaruSasu.

Genre:Romance & Family.

Rate:T.

Warning:M-Preg,OOC,OC,BL,Canon,Sequel dari Kyuubi Baby,dll.

Note:Kalau kalian masih menemukan kata-kata yang hilang mohon dimaafkan ya,saya juga nggak tahu apa penyebab hilangnya kata-kata saya sudah berusaha memperbaiki kata-kata yang hilang itu kok,kalau masih ada ya maklum,saya juga manusia ,OK!

Happy Reading

.

.

.

"Yang ditemukan hanya tangan kanan dan kedua kakinya saja,semua anggota badan lainnya telah hancur,tetapi saya sudah mengantongi data tentang pemimpin kerajaan langit itu"ujar Shizune kepada kedua tetua konoha didepannya.

"Dia terkena serangan bom bijuu dama oleh Naruto dan memang hanya itu cara mengalahkan dia"balas Shikamaru menimpali pembicaraan mereka bertiga.

"Bagaimana keadaan hokage?"tanya tetua wanita(siapa sih namanya,aku lupa) kepada Shizune.

"Menurut laporan ninja medis lainnya,keadaannya cukup buruk tetapi nyawanya masih bisa diselamatkan"jawab Shizune.

"Baiklah,Nara-san bilang kepada Rokudaime untuk segera memulihkan kondisinya dan menata ulang desanya yang hancur karena ulah anaknya sendiri dan bilang kepada Uchiha kalau aku akan segera melaksanakannya perjanjiannya"ujar tetua konoha yang laki-laki lalu ia pergi meninggalkan ruangan otopsi bersama tetua perempuan.

"Perjanjian apa?"tanya Shizune dan Shikamaru hanya mengangkat bahunya.

()()()()()()()()()()()

Kazumi memandang sebal ayahnya yang hanya nyengir watados.

"Apa salahnya sih kalau kau menemani kakakmu sendiri,kasihan dia sendirian dikamar sebelah,Chici biar Tousan saja yang menjaga"ujar Naruto ringan tanpa memperdulikan pandangan anaknya.

"Tapi lihat diri Tousan sendiri dong...sekujur tubuh tousan penuh perban sama seperti Chici...bagaimana kalau Tousan atau pun Chici sakit disaat yang bersamaan?"

"Begini-begini Tousan sudah nggak ngerasai sakit lagi loh...sudah sana temenin Niisanmu..."paksa Naruto sambil mendorong pundak anaknya menyuruhnya untuk segera pergi kekamar anak sulungnya.

"Sakit Tousan..."rengek Kazumi,"Tadi setelah aku diperiksa aku berniat menghampiri kamarnya tetapi banyak ANBU-ANBU yang berjaga,mereka tidak memperbolehkanku masuk"lanjutnya sambil mengelus-elus pundaknya.

"ANBU?,aku belum memerintahkannya...apa jangan-jangan tetua yang melakukan ini semua.."gumam Naruto.

"Kalau begitu bilang kepada ANBU-ANBU yang menjaga ruangannya kalau kau kesana atas perintahku dan suruh salah satu wakilnya untuk menghadapku disini"ujarnya.

Kazumi memandangnya ragu lalu ia pun mengangguk,"Baiklah...baiklah...beri tahu aku ya kalau Chici sudah sadar" dan Naruto mengangguk mantap,gadis berambut pirang itu berjalan dengan lemas menuju pintu ruangan Naruto sebelum pintu itu terbuka dengan sendirinya.

"Ah Shikamaru kau mau menjengukku ya,eh mana...mana..."Naruto celingak-celinguk mencari sesuatu benda yang seharusnya dibawa oleh orang yang sedang menjenguk.

"Aku kesini untuk menyampaikan hal penting dari tetua desa bukan untuk membawakanmu makanan"balas Shikamaru malas lalu berjalan menghampiri tempat tidur Naruto.

"Kau harus cepat memulihkan tenagamu,desa sangat membutuhkan kehadiranmu untuk menata kembali desa yang sangat berantakan"lanjutnya.

"Aku sudah pulih kok,mungkin besok aku sudah boleh bertugas kembali,hah...aku benar-benar berterima kasih kepada semua warga desa yang mempertahankan desa tanpa kehadiranku...aku tidak salah kan lebih mementingkan keselamatan anakku dari pada desa?"ujar Naruto pelan.

"Kau mengalahkan Rei bukankah sama saja menyelamatkan anakmu dan desa disaat yang bersamaan,lagi pula ada Kakashi-sensei yang menggantikan tugasmu didesa bukan?"entah kenapa Shikamaru merasa ia tidak ingin Naruto menyalahkan dirinya sendiri meskipun tidak Naruto perlihatkan secara langsung.

Sebelum Naruto membalasnya,seorang ANBU datang lalu menunduk hormat kepadanya.

"Jelaskan semuanya!"perintah Naruto datar.

"Mereka berdua menyuruh saya dan anak buah saya untuk menjaga anak anda,untuk berjaga-jaga kalau anak anda membuat ulah,racun yang dimasukkan pemipin langit itu kepada anak anda masih berefek ditubuhnya dan selanjutnya saya tidak tahu"ujar ANBU itu panjang lebar.

"Shizune-san berusaha membuat penawarnya mungkin besok hasilnya baru bisa jadi"sahut Shikamaru.

"Baiklah kau boleh pergi tapi ingat jangan melakukan hal yang macam-macam pada Menma sebelum aku bertindak!"balas Naruto lalu dengan sekejap ANBU bertopeng kucing itu menghilang.

Seorang suster memasuki ruangan mereka lalu berjalan menghampiri Naruto.

"Keadaan Hokage-sama sudah cukup membaik,nanti kami akan membawakan anda makanan khusus untuk menambah tenaga dan jangan lupa untuk meminum obat anda"ujar suster itu lalu berjalan ke kasur disebelah Naruto.

"Pasti makanannya tidak enak..."gumam Naruto sambil membayangkan makanan tak ada rasanya akan memasuki lambungnya yang penuh akan ramen.

"Bagaimana keadaannya?"tanya Naruto saat melihat suster itu memeriksa Sasuke yang masih belum sadarkan diri.

"Mungkin nanti malam Uchiha-sama akan sadar,nafas dan aliran darahnya sudah mulai normal kembali,kalau begitu saya permisi dulu..."jawab suster itu lalu setelah mencatat perkembangan kesehatan Sasuke,ia pergi meninggalkan ruangan bernomer 34 itu.

"Naruto..."panggilan Shikamaru menginterupsi Naruto.

"Hm ada apa?"tanya Naruto santai.

Shikamaru menghela nafasnya lalu memandang Sasuke yang memang sudah mulai memperlihatkan kesehatannya,"Apa perjanjian yang dibuat Sasuke dengan Shinigami?,kemarin kau lihat sendiri bukan Shinigami itu menarik nyawa Menma sekaligus memasukkan nyawa seseorang dan aku yakin kalau itu nyawa Sasuke"ujarnya,ia memang tidak bermaksud ikut campur tetapi namanya juga orang penasaran.

"Kau penasaran ya...kau tahu kan dulu tetua konoha menentang lahirnya keturunan Uchiha lagi dimuka bumi ini meskipun tetua sudah mengizinkannya dikemudian hari,kami masih belum bisa mempercayai mereka pada saat itu juga ada sesosok makhluk menghampiri kita melewati mimpi..."

"Nyawa anakmu akan berakhir saat ia berumur 21 tahun,aku memberi tahu kalian karena tuhan mengutusku memberitahukan hal ini kepada kalian"

"Kau memberi tahu takdir kematian anak kami?,bukankah itu kejam"

"Anakmu adalah kesatuan utuh dari Rikudou Sennin,seseorang yang sudah dianggap tuhan bagi para shinobi dan kami pun juga mengagunggkan beliau dan tentu saja anakmu"

"Lalu apa gunanya kau memberi tahu takdir kematian anak kami"

"Kalian tidak bertanya kenapa anakmu itu meninggalkan?,kenapa kalian santai sekali?"

"Baiklah apa penyebab anak pertamaku meninggal?"

"Kenapa kau harus menanyakannya dobe,aku tidak mau mendengarnya!"

"Anak sulungmu meninggal karena korban jamanmu Uchiha,ia akan mati karena hukuman dari orang yang penting didesamu,kalau kalian mau menyelamatkan nyawa anakmu..."

"Aku bersedia memberimu nyawaku,tetapi aku mohon biarkan Menma hidup sampai batasnya nanti,umur 21 tahun terlalu muda untuk ia berhenti menjalani hidup..."

"Sasuke...jangan bodoh...aku juga rela memberikan nyawaku untuk anakku,aku tidak bisa membayangkan kalau aku harus melihat anakku yang sangat aku impi-impikan akan mati sebelum diriku..."

"Biarkan aku yang memilihnya,jadi bersiap-siaplah...Uzumaki Naruto...Uchiha Sasuke..."

"Shinigami itu telah muncul..aku tidak tahu apakah perjanjiannya telah diputus atau belum...aku harap itu semua selesai"lanjut Naruto.

Shikamaru yang mendengar cerita itu hanya terdiam,ia tidak tahu kalau hal itu terjadi di lingkungan keluarganya,pastinya sangatlah berat.

"Kalau begitu aku pergi dulu,anakku Asuka juga terluka,Jaa..."ujarnya lalu melangkahkan kakinya menuju keluar ruangan Naruto.

"Iya...semoga anakmu baik-baik saja!"seru Naruto,ia bangkit dari tempat tidurnya lalu tidak lama ia telah sampai di pinggir ranjang yang ditempati Sasuke.

"Hey sampai kapan kau tidur terus teme...begitu sadar kau harus membuatkanku ramen"ujarnya lalu menggenggam erat tangan yang di infus itu,"Sasuke...kau tahu aku tidak pernah menarik kata-kataku,aku pernah bilang kita akan mati bersama-sama kan?,kalau kau pergi aku juga akan ikut tak peduli kau akan mengomeliku diatas kalau kau tidak ingin membuatku berbuat nekat kau juga harus melakukan hal yang sama...jangan pernah tinggalkan aku..."lanjutnya lalu mengecup punggung tangan digenggamannya.

Gerakan halus dari tangan pucat itu membuat Naruto tersentak tetapi tak lama kemudian gerakan itu terhenti dan digantkan dengan nafas Sasuke yang teratur.

"Mungkin memang belum waktunya saja Sasuke,aku akan selalu menemanimu disini,aku tidak akan kemana-mana..."gumamnya lalu mengusap pelan rambut hitam milik Sasuke.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kazumi merasakan hawa hitam menguar disekeliling ruangan tempat Menma dirawat.

Kazumi tidak tahu apa yang akan ia perbuat saat Menma sadar nanti,melihat kakaknya terbaring lemah dengan selang-selang ditubuhnya membuat hatinya sakit,rasa benci yang menghinggapi hatinya telah hilang.

Ia ingin setelah Menma sadar nanti,ia kembali menjadi kakak kesayangannya seperti dahulu.

"Ayo pulang Kazu...Niisan baru pulang dari misi...Niisan capek..."

"Kazu masih mau mainan sama teman-teman,Niisan harus tetep disitu OK!"

"Nanti Kazu harus mau mijitin Niisan...!"

"Nggak mau,Kazu juga capek tauk"

Ia yang selalu melihat wajah lembut Menma yang menyerupai wajah hangat Naruto sedikit takut saat melihat wajah menakutkan Menma yang hampir menyerupai wajah Chicinya saat sedang marah besar namun lebih menyeramkan.

Suara geseran pintu membuat Kazumi mengalihkan pandangannya kepada seorang gadis cantik berambut pirang yanng membawa buah-buahan.

"Shina-Nee tidak terluka?"tanya menggelengkan kepalanya.

"Hanya luka kecil,kau menemani Menma sendirian ya..."balas Shina lalu mendudukan dirinya disamping Kazumi,ia tanpa sadar meneteskan matanya melihat keadaan Menma,lelaki yang ia cintai bahkan sampai sekarang.

"Yang boleh masuk hanya aku,oh ya bagaimana bisa kau masuk?"tanya Kazumi.

"Tadi aku bersama keluargaku menjenguk kedua orang tuamu dan Hokage-sama mengizinkan aku memasuki ruangan ini"jawab Shina dan suasana mencekam diruangan ini menjadi semakin mencekam.

"Niisan akan dihukum atas perbuatannya dan kedua orang tuaku pasti akan berbuat hal yang aneh-aneh untuk menyelamatkannya,aku merasa menjadi orang yang nggak berguna yang hanya bisa membencinya"ujar Kazumi lirih,ia menundukan kepalanya.

"Dibunuh?"tanya Shina tak percaya,ia menggigit bibir bawahnya menahan cairan yang terus keluar dari kedua matanya.

"Mungkin"Kazumi memutuskan untuk tidak meneruskan ucapannya,ia sudah cukup miris melihat seseorang yang sudah ia anggap kakaknya itu menangis hanya untuk Menma.

Tiba-tiba saja 2 orang personil ANBU memasuki ruangan serba putih itu.

"Kami harap kalian berdua segera meninggalkan ruangan ini!"perintah mereka.

"Kenapa aku harus pergi?"tanya Kazumi memandang sengit kedua ANBU didepannya.

"Uzumaki Menma telah menunjukan kesadarannya"jawab salah satu ANBU,"Dan kami ditugaskan untuk membawanya kepenjara bawah tanah"lanjutnya.

"Kalian gila,Tousan belum memerintah kalian kan? Dan lihat kakakku baru saja sadar...kalian jangan gila..."Kazumi memelankan suaranya,ia melihat kakaknya yang sudah mulai membuka matanya tanpa mengatakan apapun.

"Aku akan mendatangi ruangan Hokage-sama,kau mau ikut?"tanya Shina sedikit berbisik,Kazumi menggelengkan kepalanya.

Mengerti akan hal itu,dengan cepat Shina menghilang dan beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kakinya yang cepat menuju ruangan Menma.

"Jangan sentuh Menma dengan tanganmu!"tiba-tiba saja kedua tangan ANBU itu telah terikat dengan sendirinya.

"Aku kan sudah bilang jangan bertindak sebelum aku memerintahkan,aku kira aku memilih ANBU yang kuat dan juga pintar,ternyata aku salah"ujar Naruto dingin lalu berjalan cepat menuju Menma,"Shizune Nee-chan akan segera kesini,kau tidak apa-apa kan?"tanyanya lembut.

Menma hanya terdiam,entah ia mendengarkan atau tidak,tetapi yang pasti saat ini ia merasakan pusing yang sangat karena memorinya dipaksa untuk menjadi satu kembali.

"Aku memang harus segera meluruskan masalah ini,bilang pada Shizune Nee-chan kalau aku akan pulang hari ini,kau harus terus menjaga Menma"ujar Naruto pada Kazumi lalu dengan cepat ia menghilang.

"Lalu yang akan menjaga Chici siapa?"tanya Kazumi entah kepada siapa.

"Tadi Chicimu sudah sempat bangun tetapi mungkin karena kelelahan ia kembali tidur,aku tidak tahu kalau ia sampai mendengar tentang hal ini..."sahut Sai yang baru saja memasuki ruangan ini,"Ah Naruto-sama cepat sekali perginya..."lanjutnya saat tidak ada orang yang ia cari diruangan ini.

"Chici sudah sadar?,bagaimana keadaannya?"tanya Kazumi antusias.

"Tentu saja masih sangat buruk,kau tahu sendiri luka diperutnya itu banyak sekali mengandung racun..."Sai terus berucap dengan Kazumi tanpa menyadari Menma yang ternyata mendengar itu semua,ia menitikkan air matanya merasa kesal dengan dirinya sendiri.

'Gomenasai Chici...gomen...'

Ia tahu kata maaf tidak akan bisa mengembalikan kekeadaan yang semula,seharusnya dan kata seharusnya selalu ia rapalkan dalam pikirannya,menyesal memang selalu datang terakhir.

"Kau sudah sadar ya Menma-kun...setelah ini aku akan kembali membawamu keruangan yang lebih steril,kau bisa tidur lagi kok..."Menma tidak memperdulikan ucapan Shizune yang baru saja memasuki ruangannya,sehat atau tidak ia akan tetap mati.

/\\\\

Naruto berjalan pelan kembali menuju ke rumah sakit,raut kesal dan marah tampak jelas diwajahnya.

"Bagaimana keadaan Menma?"tanyanya dingin kepada suster yang merawat perkembangan kesehatan Menma.

"Meskipun sudah sadar tetapi keadaannya masih belum pulih benar,ia belum bisa menggerakkan persendian tubuhnya tetapi ajaibnya ia masih bisa mendengar walaupun anak anda sama sekali tidak merespon"jawab suster itu sedikit bergidik merasakan aura suram yang melingkupi Hokage konoha itu.

Naruto hanya mengangguk lalu kembali berjalan menuju ruangannya tadi.

Cklek...

Ruangan itu sangat sepi,yang terdengar hanya suara detik jam yang menggema sangking sunyinya ruangan yang mulai remang karena hari mulai mencari saklar lampu dan setelah seluruh dalam ruangan itu terang ia melihat sosok yang masih saja tertidur disebelah ranjangnya.

"Aku tahu kau sudah sadar dan mendengar itu semua Sasuke...aku mohon jangan lari dari kenyataan yang ada"ujar Naruto lirih,ia memang tahu kalau sedari tadi suaminya telah sadarkan diri bahkan saat Shina datang dan berkata jika Menma akan ditahan,Sasuke telah dengar semuanya.

Dan benar,kelopak mata putih itu terbuka dengan perlahan memandang kosong langit-langit diatasnya,"Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat lagi,memang seharusnya Menma tidak dilahirkan didunia ini dan aku benar-benar mati saat perang,ini semua tidak akan terjadi dan seperti yang aku bilang dulu...kau akan hidup bahagia bersama wanita lain..."ujarnya pelan,ia sedikit tersentak saat merasakan cengkraman erat dikedua bahunya.

"Aku kan sudah bilang kalau aku akan terus mencintaimu,jangan bilang seharusnya atau pun sebaiknya,tuhan sudah mentakdirkan kita melalui ini,tuhan menguji kita Sasuke...!"teriak Naruto frustasi,air mata terus keluar dari matanya membasahi Sasuke dibawahnya.

"Kalau pun Menma tidak dilahirkan ditengah keluarga kecil kita,kau mau tahu bagaiaman dirinya sekarang?,bahkan ia lebih buruk dari ini dan tentu saja Kurama mempercayai kita untuk merawat seorang anak,aku mohon jangan berkata seperti itu untuk yang terakhir kalinya..."Sasuke memandang sendu pria diatasnya,ia dengan pelan mengelus pipi yang basah itu membuat Naruto yang sedari tadi memejamkan matanya mulai menampakkan mata safir miliknya.

"Gomenasai...aku..aku hanya lelah"gumam Sasuke pelan namun masih bisa didengar oleh Naruto,sang uzumaki hanya tersenyum lalu dengan cepat mengusap kedua matanya.

"He...he...he...kalau begitu kau lebih baik tidur saja...aku akan pergi se-"pintu ruangan itu terbuka dengan kerasnya membuat kedua pasang mata memandang sang objek yang membuka pintu dengan nafas tersenggal-senggal.

"Kazumi?,ah lihatlah Sasuke sudah sadar...bagaimana perkembangan Niisanmu?"tanpa menjawab pertanyaan ayahnya,Kazumi dengan cepat memeluk erat tubuh Sasuke dan menangis disana.

"Chici...hiks...aku kira hiks...Chici.."

"Ssst...lihat Chici tidak apa-apa,kau lupa kalau Chici ninja yang hebat"hibur Sasuke sambil mengelus rambut pirang Kazumi.

"Masih hebatan aku teme..."sahut Naruto jenaka,kedua orang yang saling berpelukan itu hanya tertawa.

"Oh ya Kazumi,bagaimana keadaan Menma?,dia sudah sadar kan?"pertanyaan Sasuke membuat Kazumi kembali memurung,gadis pirang itu memandang kebawah dengan mata berkaca-kaca.

"Aku sebenarnya kesini ingin menyampaikan sesuatu..."ujarnya lirih lalu dengan perlahan ia melepaskan pelukannya pada Sasuke dan memandang mereka berdua,"Nii-san...baru saja dibawa paksa oleh ANBU menuju ke Divisi inteligensi...kata mereka setelah Nii-san dipaksa membuka mulutnya tentang kerajaan langit,ia akan dibawa ke penjara bawah tananh untuk ditahan sementara.."lanjutnya,ia masih menundukan wajahnya tidak ingin melihat ekspresi kedua orang tuanya.

"Aku harus kesana,mereka boleh saja melakukan hal itu pada Menma tetapi keadaannya belum sembuh total!,aku tidak bisa biarkan ini"dengan paksa Sasuke melepas selang infus dari tangannya lalu dengan perlahan ia mulai turun dari kasurnya.

"jangan bertindak gegabah Sasuke,kondisimu masih jauh lebih buruk dari Menma,kau diam saja disini biar aku yang mengurusnya,Kazumi tolong ja-"

"Bagaimana aku bisa tenang saja disaat anakku tengah menderita ditempat mengerikan itu?!,aku pernah merasakannya Naruto...aku tidak mau anakku merasakan hal yang aku aku rasakan dulu!,persetan dengan kondisi tubuhku!"Sasuke melepas tangan Naruto yang mencekalnya lalu dengan cepat ia pergi dari ruangan itu.

Naruto mengepalkan tangannya erat-erat,"Sebaiknya kau pulang saja Kazumi,istirahatlah"dan Naruto pun dalam sekejap menghilang.

Kazumi masih terus saja menangis tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya yang telah sepi,ia tahu kalau dirinya tidak perlu ikut campur dalam permasalahan mereka bertiga karena sebenarnya dirinya bukanlah bagian dari keluarga Hokage muda(tua) itu.

'Tapi aku mohon tuhan...jangan hancurkan kebahagiaan mereka terlalu lama...'

.

.

.

.

.

.

Menma yang masih dalam keadaan lemah diseret menuju markas disudut desa Konoha itu, masih memakai baju rumah sakit dan tanpa alas kaki ia berjalan dengan kedua tangannya dirantai kebelakang.

"Jalan yang cepat!,dasar lelet!"bentak seorang ninja Jounin yang ditugaskan membawa Menma,ANBU-ANBU hanya melihat dari belakang.

Hanya orang bodoh yang memaksa orang yang baru sadarkan diri berjalan dengan cepat.

Ruangan serba gelap terlihat dipenglihatan Menma,salah satu ninja Jounin itu membuka pintu yang bertuliskan 'Ruangan kejujuran' itu dan mendorong Menma hingga ia terjatuh.

"Kalian semua boleh pergi!"perintah seseorang dan ninja-ninja yang membawa Menma itu pun pergi dengan memandang sinis Menma sebelum ia mengangkat kakinya.

"Sebenarnya aku tidak mau melakukan hal ini padamu,bukan karena kau anak seorang Hokage atau pun hal yang lain,aku tidak pernah menginterogasi sosok yang berbicara pun masih belum bisa,kalau bukan karena desakan tetua aku tidak akan melakukan ini"ujar Ibiki selaku ketua divisi inteligensi.

"Lalu bagaimana ketua?,bagaimana bisa kita menginterogasi seseorang yang bahkan tidak bisa berbicara?"tanya anak buahnya.

"Apapun yang terjadi kalian harus tetap menginterogasinya,jangan buang-buang waktu seperti hokage kalian"ujar tetua lelaki yang sudah sangat tua itu,ia datang sendirian,"Siksa dia sampai anak bebal ini mengeluarkan suaranya,jangan membantah!"

Ibiki hanya menghela nafas menurut,ia menyuruh kedua anak buahnya menaruh tubuh Menma pada kursi yang dirancang khusus untuk mengadili seseorang.

Berbagai pertanyaan dilayangkan kepada pemuda berambut hitam itu,ia berusaha untuk menjawab namun hanya rasa sakit yang ia rasakan dari dalam tubuhnya dan satu detik kemudian rasa sakit dari luarlah yang ia rasakan.

"Ibiki-san aku mohon hentikan"sebuah suara mengalihkan pandangan seluruh orang didalam ruangan itu kepada sosok yang berjalan pelan kearah mereka.

"Kau tidak punya hak untuk memerintah,orang tua!.kenapa orang sepertimu tidak segera merasakannya hidup didalam tanah hah?!"celetuk sebuah suara lainnya yang lebih berat.

"Kalau kau tidak segera memutuskan,biar aku yang melaksanakannya Naruto"balas tetua bangke itu lalu memandang sinis Naruto.

BUAKK!

"Memang orang sepertimu sudah sepantasnya mencium bau tanah,aku memang seharusnya membunuhmu!"bukan Naruto yang membogem mentah orang tua lah yang melakukannya,ia ganti memandang tajam sang tetua yang masih jatuh tersungkur,tidak ada yang berani membantu dia.

"Aku memang membiarkan Menma untuk diadili tetapi aku belum menyuruh anak buahku kan?,kenapa kau seenaknya saja?"tanya Naruto datar lalu menghampiri pria berumur 1 abad lebih itu,ia melirik Sasuke yang sudah melepaskan Menma dari kursi penyiksaan itu.

"K-Kau...kau harus turun dari jabatanmu menjadi hoka-"

"Aku tidak peduli,walaupun aku harus turun,aku tidak mempermasalahkannya karena masih banyak kadidat yang akan menjadi Hokage selanjutnya,dan jabatanmu sebagai tetua di Konoha jug akan turun karena masih banyak ninja-ninja Konoha yang mempunyai pemikiran jauh lebih matang dari pada pemikiran egoismu"Naruto yang dasarnya orang yang sangat hormat,membantu tetua itu berdiri.

"Biarkan Menma pulih dahulu dan kita akan membicarakan ini untuk kelanjutannya"ujarnya dengan senyum cerahnya.

Tetua itu hanya melengos lalu pergi dari ruangan pengap itu.

'Hidup lama tidak buruk juga'batinya.

Melihat tetua desa itu pergi membuat Naruto sedikit lega lalu mengalihkan bisa melihat Sasuke yang memeluk erat tubuh lemah Menma,memberi sinyal kepada anaknya kalau dirinya akan baik-baik saja.

"Lebih baik kita semua kembali ke Rumah Sakit,Menma harus benar-benar pulih untuk tindakan yang lebih lanjut,kau harus mengerti kalau aku harus bersikap adil Sasuke..."ujarnya,Sasuke yang mendengarnya lalu melepaskan pelukannya pada Menma yang sudah tidak sadarkan diri sedari tadi.

Uchiha bungsu itu mengangguk pelan,"Aku mengerti..."ujarnya,ia memandang anaknya yang fisiknya berubah drastis dari sebelumnya.

"Dia sudah besar...aku bahkan tidak bisa menggendongnya dipunggungku lagi...seandianya saja aku punya jurus untuk mengembalikannya seperti dulu.."

Naruto yang mendengarnya hanya tertawa,"Pikiranmu terlalu liar teme...sudah ayo kita pulang,biar Menma yang aku -san...kami pergi dulu..terima kasih sudah menerima kami di 'rumah' mu ini!"serunya lalu menggendong Menma dipunggungnya,ia keluar ruangan gelap itu diikuti Sasuke disampingnya.

"Untung saja tidak jadi..."gumam Ibiki dan semuanya pun berpikiran sama seperti Ibiki,mereka tidak akan mampu untuk menghancurkan kebahagiaan pahlawan mereka untuk yang kedua kalinya.

.

..

...

...

..

.

Anakku harus mendekam didalam penjara yang sangat kotor selama 1 tahun,itulah hasil rapat yang Naruto bicarakan bersama pemimpin negara HI,setiap hari setelah selesai Misi atau aku sedang tidak ada kerjaan,aku selalu menyempatkan diriku untuk mengunjunginya ya sekalian nostalgia karena aku juga pernah dikurung ditempat seperti ini.

"Chici membawakanmu Onigiri,tenang saja Chici sudah izin sama penjaga,ini spesial buatan Chici..."ujarku pada Menma yang hanya mengambil Onigiri itu dalam diam,semenjak ia dipenjara ia sama sekali tidak mau berbicara sedikit pun kepadaku-ah bukan kepadaku saja tetapi kesemua orang yang mengunjunginya,pernah aku melihat Shina yang berurai air mata berlari keluar ruangan penjara itu dan aku langsung tahu kalau Menma tidak menanggapi ucapannya sama sekali.

"Ini minummu...nanti kau bisa tersedak kalau tidak minum..."aku hanya tersenyum saat ia mengambil botol air minum dari tanganku,"Masih 7 bulan lagi...Menma berbicaralah sesuatu pada Chici...tak apa kalau kau mau berkata kasar pada Chici brengsekmu ini...yang penting katakanlah sesuatu.."

Ia menundukan kepalanya diam,aku hanya menghela nafas lalu mulai bangkit dari dudukku,"Kalau begitu Chici pu-"

"Go-Gomena-nasai...Chici..."aku terkejut lalu memandang Menma tak percaya,aku kembali mendudukan diriku didepannya.

"Kau minta maaf buat apa?"tanyaku,aku benar-benar senang saat ia berbicara kembali.

Aku tersentak saat melihat air mata membasahi pipi tirusnya,dengan cepat aku mengusapnya.

"Jangan menangis...Chici sudah memaafkan semua kesalahanmu...Chici pulang dulu ya,Chici akan bilang pada Tousan dan juga Kazumi kalau kau sudah mau berbicara...Chici akan selalu menyayangimu Menma...ingat itu.."

Anakku masih saja menangis bahkan lebih deras,ingin rasanya aku memeluknya namun batang besi yang berderet memisahkan kita membuatku tak bisa melakukannya.

"Gomensai...Chici...gomen..."ia masih saja merapalkan kalimat itu.

"Jam besuk anda telah selesai Sasuke-sama..."ujar penjaga bui itu memberi tahuku.

Aku hanya tersenyum lalu mengangguk,"Chici sudah benar-benar harus pulang...Chici janji besok Chici akan kembali...Jaa Naa..."ujarku lalu aku benar-benar pergi meninggalkannya,aku masih saja mendengar suara isakan tangsinya dan itu membuatku miris.

"Pensiun?"aku memiringkan kepalaku tak mengerti melihat Naruto yang memberinya surat atas pengunduran dirinya dari jabatan Hokage.

"Yah setelah aku pikir-pikir aku lebih baik kerja dibalik layar saja membantu hokage yang selanjutnya dan kau tahu,Konohamaru sedari tadi mengikutiku agar aku mengangkatnya menjadi Hokage yang selanjutnya..."ujarnya lalu memandang Konohamaru yang entah sejak kapan sudah berada disofa ruang tamu kami.

"Kalau itu keputusanmu aku hanya bisa menyetujuinya saja,lagi pula memang masih banyak orang yang menginginkan jabatan Hokage"balasku.

"Termasuk dirimu?"

"Hn"aku mendengarnya tertawa kecil lalu menghampiri Konohamaru.

"1 minggu lagi aku akan mengangkatmu menjadi Hokage Konoha yang kedelapan"ujar Naruto dan aku bisa mendengar kalau Konohamaru bersorak kegirangan,oy ingat umur..!

1 tahun sudah perjalan hidup yang aku lalui semenjak Menma hadir kembali ditengah keluarga kami,ia sudah dibebaskan namun masih harus dalam pengawasan ANBU termasuk diriku yang masih saja menjabat menjadi ketua,bocah bebal sialan!

"Kapan Tousan mempromosikan aku menjadi Jounin?,aku sudah tidak sabar Tousan..."rajuk Kazumi pada Naruto yang hanya menguap entak disengaja atau tidak.

"Kapan-kapan..."balasnya malas.

"Kenapa Tousan sampai-sampai terkena virusnya Shikamaru Ji-san sih?!,ayolah Tousan..aku sudah cukup hebat loh..."

"Nanti saja kalau umurmu 17 tahun..."

"Tousan!"aku yang mendengar percakapan mereka hanya terkikik,nggak mungkin kan Uchiha tertawa terbahak-bahak macam Uzumaki sulung itu?

"Tousan,Chici,Kazumi...aku berangkat dulu..."ujar Menma yang sudah cakep dengan kostum Jouninnya,"Doakan aku ya"lanjutnya.

Hari ini ia akan mengikuti tes memasuki ANBU,sebagai ketua aku lah yang mengatur jalannya tes dibantu dengan Hokage baru pasti saat tes bertarung nanti,semua calon ANBU akan melawan pasukan ANBU termasuk diriku.

"Iya Niisan...!"

"Pasti dong Menma...!"

"Nanti Chici akan menyusul,semangat ya!"balasku,ia tersenyum kecil lalu dengan cepat ia menghilang maksudku ia berlari dengan cepat.

Keluarga kami telah berbahagia kembali sesuai keinginanku,memang benar kesabaran pasti membuahkan hasil dan sekarang aku mendapatkan hasilnya.

Aku memandang langit dari jendela,langit itu telah kembali menjadi cerah secerah mata seseorang yang mengikatku sedari dulu.

"Memikirkan apa?"tanyanya yang tiba-tiba saja memeluk pingangku dari belakang.

"Tidak apa-apa"jawabku kenapa aku menyenderkan punggungku pada dada bidangnya,rasanya nyaman sekali.

"Chici aku berangkat dulu ya...Jaa Naa...!"seru Kazumi lalu ia pergi dari rumah,sepertinya ia terburu-buru,pasti ia terlabat datang misi,kebiasaan.

"Hari yang seperti ini lah yang aku inginkan...ternyata tuhan masih mau memberikan kebahagiaan untukku ya?"

"Untukku juga Sasu...aku juga bahagia karena keluarga kita lengkap kembali,semoga saja tuhan tidak merencanakan yang aneh-aneh lagi untuk kita"sahutnya manyun,dia benar-benar lucu.

Ngomong-ngomong soal umur,kita sudah sangat tidak pantas lagi bermesraan layaknya ABG labil seperti anak bungsuku,lantas aku melepaskan pelukannya lalu dengan cepat aku mencium bibirnya,aku memejamkan mataku menikati semua cumbuan yang aku berikan padanya,aku membuka mataku sedikit dan melihat Naruto juga menikmati ciumanku,ia memegang kepalaku lalu mendorongnya membuat tidak ada jarak sesenti pun diantara kita.

"Yeyy aku mendapatkan ciuman penuh cinta dari Uchiha Sasuke dipagi hari...!"teriaknya girang bak anak kecil yang dibelikan balon berwarna-warni,aku hanya mendengus lalu pergi meninggalkannya.

"Nanti malam aku minta jatah ya...Sasu-Chan..."

"Hn"

Naruto memang orang yang err sedikit mesum-salahkan gurunya,coba saja kalau gurunya orangnya kalem,nggak bakalan Naruto mesum- dan aku selalu mencintainya dan tanpa aku mengatakannya,ia pasti sudah mengerti.

Cinta memang aneh ya?

Cinta memang membuatmu gila,entah cinta kepada benda sekalipun.

Termasuk cintaku pada ketiga anggota keluargaku ini,aku selalu melakukan hal gila untuk orang yang aku cintai.

Hn,Cinta memang GILA.

/

Dimalam bulan purnama,Naruto datang ke apartement Sasuke dengan membawa aneka bunga-yang pastinya Sasuke terima dengan terpaksa- dan juga cincin ditangannya,dengan lantang pemuda Uzumaki itu melamar sang Uchiha dibawah langit malam yang cukup hangat itu.

Naruto yang menggendong anak pertamanya itu bersama Sasuke yang membawa keranjang makanan untuk piknik dibawah pohon Sakura,hawa yang sangat sejuk itu membuat mereka sangat nyaman,mereka bertiga bersuka cita dibawah langit biru yang tengah memancarkan sinar kebahagiaan bagi mereka.

Langit sore hari sebagai penanda berakhirnya kehancuran Konoha oleh Menma beserta orang langit lainnya,sebagai tanda kebersamaan keluarga Uzumaki-Uchiha yang mulai bangkit kembali.

Langit selalu menyertai mereka disetiap episode-episode yang mereka lalui,langitlah yang menjadi saksi biksu atas kehidupan makhluk-makhluk dibawahnya.

'Ingatlah wahai langit,aku berjanji akan terus melindungi orang-orang yang aku sayangi walau nyawa sebagai taruhannya,pegang janjiku ini wahai langit'

.

.

.

FIN

.

.

Yeyy,akhirnya Happy Ending...!

Nggak usah banyak cingcong...

Yang sudah menyempatkan diri membaca kudu wajib review!

Dan Terima kasih untuk semuanya yang menyemangati Author untuk membuat fic ini sampai selesai..

Sampai jumpa di Fic Author lainnya!

Akasaka Kirachiha