Minna! Aku balik lagi membawa fic romance NaruSaku! –gaje ni anak- saya sangat berterimakasih pada Tikais dan para readers yang telah sudi me-review dan membaca fic saya yang berjudul My Smile dengan segala kekurangannya T_T. Juga kepada para senpai yang telah berbagi saran.. arigatou.

Oh ya sedikit cerita.. cerita ini terinspirasi dari sebuah drama yang pasti kalian semua udah tau.. apa lagi ni judul dibikin sama *saran sesat dari Tikais. Sebenarnya saya nak membikin judulnya seperti ini " Love You in The Rain". But, sahabat saya yang satu itu maksa kalau judulnya harus sama -_- tapi ceritanya gak terlalu mirip ,ya, maksudnya ngambil dikit-dikit bagian lah, ok? Jadi ini saya persembahkan buat sahabat saya yang telah membuat poster untuk fic ini.. juga para readers! Aku mencintai kalian! Hiks..hiks.. T_T (readers : jangan banyak bacod deh! Langsung aja napa?! *digamparin readers)

Yosh semuanya…! Selamat membaca..


Summer172 present :

Hujan mempertemukan mereka..

Dua insan yang saling mencintai namun tak bisa membagi cinta..

Hujan memisahkan mereka…

Saat mereka tak bisa mengatakan cinta..

Perpisahan bukanlah arti bahwa tidak ada cinta yang bersatu..

Namun..

Karena perpisahan itulah..

Sebuah cinta baru muncul..

Dan hujan yang menjadi saksinya..

Naruto by Masashi Kishimoto

Love Rain by Summer172

and The Poster by Tikais

Warning : OOC(maybe), Typo (s), Gaje, Etc.

Don't like? don't read!


KONOHA, 2013

Terlihat sebuah rumah yang cukup besar sedang diguyur hujan. Bukan. Seluruh daerah konoha sedang diguyur hujan sekarang. Tampak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda keluar dari rumah itu. Dan mengutuk hujan yang sedang turun saat ini. Wanita itu sepertinya sudah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat dengan memakai payung serta mantel.

" Hah.." Sambil melihat kelangit." Sepertinya hujannya masih lebat.. bagaimana ini? Apa aku tidak jadi pergi saja ya? Ah tidak.. jika aku tidak membeli bahan yang terakhir itu.. masakanku tidak bisa dibilang enak.. baiklah..aku pergi saja" Putusnya.

Lalu wanita itu berjalan meninggalkan rumahnya menuju supermarket.

.

.

Dilain tempat. Seorang pria yang tak bisa dibilang muda lagi. Hendak pulang kerumahnya. Karena pekerjaannya sebagai dosen salah satu universitas terkemuka di Konoha sudah usai. Namun karena hujan turun terpaksa pria itu harus berteduh di suatu tempat.

" Bagaimana ini..hujan masih lebat..apa aku pakai jalan pintas saja ya?" Lalu pria itu mengembangkan payung yang dibawanya. " Lebih baik aku trobos saja.. dari pada aku mati kedinginan disini.."

Selanjutnya, pria itu sudah berada dibawah payungnya dan berjalan meninggalkan tempat dia berteduh tadi menuju rumahnya…

.

.

" Akhirnya… aku mendapatkannya juga.. tinggal memasak sup yang akan aku buat dirumah.." Ucap wanita paruh baya tadi sambil tangan kanannya mengangkat belanjaannya ke depan wajahnya dan yang satunya memegang tangkai payung.

" K-Kushina?"

Mendengar namanya dipanggil, wanita yang disebut Kushina tadi menoleh kearah sumber suara tepatnya didepannya..

Kushina membulatkan matanya saat dia tau siapa yang memanggilnya tadi. " M-Minato? Kaukah itu?"

.

.

FLASHBACK ON

KONOHA, 1984

Tes

Tes

Tes

Hujan turun membasahi tanah Konoha. Membuat semua orang yang beraktifitas saat itu segera mencari tempat berteduh. Kecuali, seorang gadis dan seorang pemuda. Gadis cantik bersurai merah dengan jepitan poni sebagai penghiasnya. Lalu sang pemuda yang berambut kuning jabrik dengan sebagian rambut yang panjang sebahu dan menenteng sebuah tas. Mereka berdua sama-sama mengembangkan payung mereka sekedar melindungi mereka dari rintik-rintik hujan.

Mereka melewati jalan yang sama, lalu berpapasan. Sesaat mereka sama-sama berhenti dan menoleh. Lalu mereka tersenyum hangat. Kemudian mereka melanjutkan perjalan mereka ke tujuan masing- masing. Namun, baru seperempat perjalanan mereka berhenti dan sama-sama menoleh kebelakang.

' Aku menyukai rambutnya..' Batin sang pria. Lalu tersenyum.

' Pemuda itu… aku menyukai iris matanya..' Batin sang gadis. Lalu tersenyum.

Sesaat mereka hanya tersenyum dengan pemikiran masing-masing. Lalu menoleh lagi ke depan dan melanjutkan perjalanan ke rumah masing-masing.

Memang pertemuan yang singkat, tapi itu mengubah perasaan mereka masing-masing. Dan hujanlah yang melakukannya.

.

.

2 hari setelah kejadian itu..

Universitas Konoha. Adalah sebuah universitas terkemuka di Konoha , universitas yang selalu meluluskan bibit-bibit unggul yang akan tumbuh menjadi "orang". Bukan hanya itu, kisah cintanya pun sangat rumit. Salah satunya…

" Hujan lagi.. bagaimana caranya aku pulang?" Rutuk gadis cantik yang baru keluar dari kampusnya saat itu.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk menunggu hujan reda dari bumi konoha. Tak lama, seorang pemuda keluar dari kampus yang sama dengan gadis tadi. Lalu melihat gadis itu.

' Bukannya dia..gadis kemarin?' Batinnya.

Lalu dia mengembangkan payung yang dibawanya. Dia ingin sekali menawarkan payung. Tapi dia terlalu malu untuk mengatakannya. Pemuda itu beranjak pergi.

' Apa aku kembali saja ya? Kasihan kan dia..'

'ayolah Minato! Kau harus berani!'

Baru setengah perjalanan, pemuda itu berbalik dan berencana kembali ke kampus untuk menawarkan payung.

.

.

Gadis bersurai merah itu masih menunggu hujan reda. Tapi dari kejauhan dia bisa melihat ada seorang pemuda yang berlari kearahnya.

" Loh? Bukannya..itu lelaki yang tadi ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Pemuda bersurai kuning itu akhirnya sampai tepat disamping gadis tersebut.

" H-hai.." Ucapnya sambil mengangkat sebelah tangannya.

" Hm? Oh.. hai.." Balasnya sambil menatap pria itu bingung.

" Kau lupa padaku? Aku orang yang berpapasan denganmu dua hari yang lalu.."

Gadis itu berusaha mengingat. " Ah iya.. maaf.. kenapa kau kembali ke sini?"

Pemuda tersebut bingung ingin menjawab apa. Tanpa sadar wajahnya sedikit memerah. " A-aku..aku ingin menawarkan payung!"

Gadis itu mengangguk lugu. " O begitu.. jadi kau adalah tukang ojeg payung? Tapi maaf.. aku tidak bisa menyewanya.." Sambil menundukkan kepalanya.

Pemuda itu sweatdrop. " B-bukan begitu maksudku..aku hanya ingin mengantarkanmu sampai ke rumah.. bagaimana? Aku kasihan melihatmu menunggu hujan reda"

Gadis itu terlihat kaget. " T-tidak usah.. aku tidak ingin merepotkanmu.."

"Tidak apa.. aku memaksa.." Ucap lelaki tersebut sambil menarik tangan gadis itu.

.

.

" Maaf telah merepotkanmu…" Ucap gadis itu memecahkan keheningan.

Lelaki yang sedari tadi memegang payung itu hanya tersenyum. " Tak apa.."

Lalu hening kembali, mereka hanya melangkahkan kaki satu demi satu menuju tempat tujuan. Dan mereka hanyut terbawa pemikiran masing-masing.

' Jantungku ini.. rasanya aneh sekali..' Batin sang pemuda sambil melihat kearah gadis yang berada sangat dekat dengannya.

' Nyaman sekali dengan orang ini..' Batin gadis itu sambil melihat kearah pemuda yang tepat berada disampingnya.

Tak diduga oleh mereka berdua, kalau mereka akan saling menatap seperti ini. Lalu wajah mereka sama-sama memerah. Karena malu, mereka sama-sama memalingkan wajah kearah lain supaya wajah mereka berdua yang memerah tidak terlihat satu sama lain.

Tak terasa mereka sudah sampai ke tempat yang dituju.

" Sudah sampai.. oh iya.. ngomong-ngomong namaku Namikaze Minato.."

" Oh.. namaku Uzumaki Kushina.." Ucapnya sambil membungkuk. " Oh iya.. terimakasih sudah mengantarkanku Namikaze-san aku berhutang padamu.."

" Jangan memanggilku dengan nama keluargaku..cukup panggil aku..Minato "

.

FLASHBACK OFF

.

.

Hujan turun semakin deras. Tapi, mereka tetap disana dengan memegang payung masing-masing berharap itu hanyalah mimpi. Ya, Minato dan Kushina berharap pertemuan mereka hari ini hanyalah sebuah mimpi dan akan terbangun nantinya. Tapi, hei! Ini bukanlah mimpi. Ini dunia yang penuh dengan kenyataan yang menyakitkan. Mereka hanya menatap satu sama lain dengan pandangan tak percaya.

" B-benarkah ini? Kau benar-benar Uzumaki Khusina?" Tanya Minato.

Kushina hanya terdiam.

Lalu Minato menjatuhkan payungnya dan berjalan kearah Kushina. Minato mempertipis jarak diantara mereka dengan cara memeluk Kushina. Payung yang Kushina pegangpun ikut terjatuh.

"Kushina..maafkan aku.."

.

.

FLASHBACK ON

"Baiklah…" Ucap Kushina."Aku masuk dulu ya Na- maksudku Minato..sekali lagi terimakasih.."

Saat Kushina melangkah masuk ke rumahnya. Minato memanggilnya kembali.

"K-Kushina.."

Kushina membalikkan badannya." Ya?"

" A-apakah besok kau sibuk?"

" Hmm..kurasa tidak..ada apa?" Tanya Kushina balik.

" Kalau kau mau.. besok aku ingin mengajak mu menonton film baru..kalau tidak salah judulnya.."

" Love Rain?!" Ucap mereka bersamaan.

Minato terkejut." Kau sudah tau?"

" Ya.. aku juga menyukai film itu..tapi belum sempat menonton.." Ungkap Kushina.

" Kalau begitu.. besok aku akan menjemputmu.." Ucap Minato sambil tersenyum.

" Tak usah.. bagaimana kalau kita bertemu saja di kampus?" Usul Kushina.

" Kalau itu mau mu..baiklah.. sampai jumpa besok" Ucap Minato sambil tersenyum.

" Sampai jumpa.."

.

.

" Minato! Apa kau melihat Fugaku? Aku tidak melihatnya dari tadi.. ayo kita cari di-"

" Maaf Kizashi..aku harus pergi sekarang.." Sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dengan terburu-buru.

" Kenapa kau buru-buru sekali sih?" Tanya Kizashi sambil memperhatikan gerak-gerik sahabatnya itu.

Minato menenteng tasnya lalu berkata." Aku ada kencan dengan gadis 3 detik!" Sambil berlari meninggalkan sahabatnya itu.

Sahabat yang ditinggalkannya sendirian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. " Gadis 3 detik? Aku penasaran dengan orangnya.."

.

.

Menunggu lama. Ya, itulah yang dirasakan Kushina sekarang. Pemuda yang sedari tadi dipikirkannya belum juga tiba di halaman kampus.

Kushina tampak gelisah." Dimana Minato? Kenapa dia belum muncul juga? Apakah acara menontonnya dibatalkan? Apa jangan-jangan ada sesuatu menimpanya?" Pertanyaan terakhir yang dilontarkannya membuatnya tambah gelisah. Kushina berniat mencari Minato.

" Lebih baik aku cari saja dia.." Ucapnya sambil beranjak pergi dari tempat itu.

"Kushina!"

Belum sempat ia melangkahkan kaki, ada seseorang yang memanggilnya. Pemuda bersurai kuning itu hanya nyengir seperti tidak ada sesuatu yang terjadi.

"Maaf aku terlambat..tadi ada seorang teman yang-"

" Sudahlah..tak apa.. ayo kita pergi ke bioskop.. nanti tiketnya habis.." Potong Kushina sambil menarik tangan Minato.

.

.

Semua orang sudah keluar dari gedung bioskop dengan mata yang sembab. Sama seperti kedua orang ini. Mereka beranjak pergi meninggalkan gedung bioskop.

" Filmnya keren sekali bukan?" Tanya seorang pemuda di perjalanan.

" Ya, ceritanya juga sedih..dulu..ayah dan ibuku pernah mengajakku menonton film ini..mereka suka sekali..begitupun aku..tapi.."Minato mendengarkan dengan baik." Mereka meninggal 10 tahun yang lalu karena kecelakaan..makanya..untuk mengenang ayah dan ibuku..aku ingin menonton film itu lagi..walaupun hanya sekali.." Jelas Kushina panjang lebar sambil menunduk.

Mereka berhenti berjalan." Aku minta maaf.. seharusnya aku tidak mengingatkanmu tentang hal ini.."

Kushina menoleh kearah Minato. " Tak apa.. bukankah.. cinta tidak mengucapkan kata maaf?"

Wajah Minato sedikit merona karena mendengar ucapan Kushina tadi. Wajah Kushina langsung memerah saat tau, dia mengucapkan kata yang bermakna lain.

" M-maaf.. bukan itu maksudku…" Ungkap Kushina terbata-bata.

" I-iya.. aku mengerti maksudmu.." Balas Minato dengan cengiran.

Kushina melihat kearah depan dan menoleh lagi kearah Minato. " S-sepertinya sudah sampai..aku duluan ya Minato.." Ucapnya sambil berjalan cepat kerumahnya.

' Apa yang kau katakan Kushina? Kau bodoh sekali!' Batinnya sambil memukul-mukul kepalanya.

Minato masih memandang Kushina yang mulai jauh. Lalu memanggilnya. "Kushina!"

Kushina berbalik ke belakang.

"Aku hanya mau bilang! Rambutmu itu cantik sekali!" Teriak Minato.

Wajah Kushina merona tipis lalu tersenyum. Belum puas melihat wajah Kushina yang sudah merona, Minato melanjutkan perkataannya.

" Apa kau mau jadi pacarku?!" Ungkap Minato.

Kushina yang mendengar itu, wajahnya tambah merona mungkin bukan merona lagi tapi wajahnya memerah sampai ke telinganya.

Tanpa berfikir panjang Kushina langsung saja mengangguk tanda setuju dan segera berlari menuju rumahnya. Minato yang melihat anggukan dari Kushina langsung melompat kegirangan.

" Yeah! Aku berhasil! " Teriaknya sambil mengepalkan tinjunya ke udara.

Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang melemparnya dengan batu.

"Aw!" Teriak Minato kesakitan dan mengusap-ngusap kepalanya yang terkena batu.

"Hei kau! Kau berisik sekali! Aku sedang menidurkan anakku! Dia jadi terbangun! Cepat pergi dari sini!" Teriak Ibu itu marah sambil mengambil sebuah batu lagi, kalau-kalau Minato tak kunjung pergi dari sana dia akan melemparkannya dengan batu itu.

Minato yang tidak ingin dilempar batu-lagi- bergegas pergi dari tempat itu sambil meminta maaf pada Ibu tadi. "Saya minta maaf bu!"

.

FLASHBACK OFF

.

.

Kushina yang mendengar ucapan maaf itu, langsung melepaskan pelukan Minato. Lalu mengambil payungnya kembali. Dan meneduhi dirinya serta Minato dibawah payungnya.

" Cinta tidak mengucapkan kata maaf kan…Minato?"

Minato yang mendengarnya kaget. Lalu tersenyum. " Ya, kau benar.."

Kushina menitikkan air matanya. "Aku sudah memaafkanmu dan.."Minato dengan serius mendengarkannya."Melupakanmu.."

Hujan semakin lama semakin deras. Minato yang mendengarkannya hanya diam terpaku. Kakinya serasa lemas dan tak bisa berjalan lagi. Karena ucapan Kushina yang terakhir.

"Maaf Minato..aku harus pergi..keluargaku menunggu dirumah.." Lalu hushina menarik diri untuk segera pulang kerumah. Semakin lama, Kushina semakin jauh. Minato tidak bisa bergerak, seperti ada sesuatu yang menahan kakinya untuk bergerak mengejar Khusina lalu berkata 'aku selalu mencintaimu'. Tapi sepertinya tidak bisa. Jadi..

"Aku mencintaimu Kushina..selalu..maafkan aku" Gumam Minato sambil menitikkan air matanya.

.

.

FLASHBACK ON

Mereka melewati hari dengan penuh kasih sayang, seperti tidak ada yang membebani mereka berdua. Sampai hari itu datang.

"A-apa?! S-saya terkena TBC dok?" Tanya seorang pemuda.

"Ya…TBC mu itu sudah parah..jadi..saran saya anda berobat saja ke Iwagakure.." Saran Dokter itu.

Pemuda itu menunduk dalam." Baiklah dok..terimakasih.."

Pemuda itu berjalan gontai ke luar rumah sakit. Dia sedang berfikir sekarang, apa yang harus dia katakan pada kekasihnya.

"Minato!"

Teriakan seorang gadis memecahkan lamunannya. Melihat gadis itu tersenyum padanya, membuatnya sedikit melupakan penyakitnya itu.

"Minato..aku mencarimu kemana-mana..ternyata kau ada disini? Sedang apa kau di-"

"Maafkan aku.." Potong pria tersebut.

"K-kenapa? Kau aneh sekali hari ini.." Tanya gadis itu bingung.

Minato mengacuhkan pertanyaan kekasihnya itu, dan langsung saja memeluk gadis itu. Lalu dia mengulang perkataannya tadi. " Maafkan aku Kushina.."

Kushina yang mendengarnya hanya tersenyum. "Bukankah cinta tidak mengucapkan kata maaf? Apa kau lupa?"

Minato melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Khusina. "Ya, aku ingat..aku hanya ingin mengucapkan itu saja.."

"Baiklah..ayo kita ketempat teman-temanmu katanya kau akan latihan untuk perlombaan..ayo!" Ucap gadis itu riang sambil menarik tangan Minato.

Minato hanya mengikutinya dari belakang lalu berfikir.'Apa yang harus kukatakan pada Kushina?'

.

.

Di sebuah café, tampak seorang pemuda tengah duduk menunggu seseorang.

"Minato lama sekali…Katanya ingin bertemu.." Rutuk seorang pria yang memiliki rambut mirip seperti bunga sakura.

Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampiri mejanya. " Maaf aku telat Kizashi.."

Kizashi hanya celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu."Hah sudahlah..mana pacarmu itu? Katanya kau mau mengenalkannya padaku.."

"Ah..dia tadi bersamaku..tapi dia baru ingat kalau ada urusan.."

"oh begitu.."

"Aku ingin bicara padamu Kizashi..ini serius.." Ucap Minato dengan menatap tajam pada Kizashi.

Kizashi yang dilihat seperti itu hanya bisa menelan ludah. Dia tau, jika sahabat kuningnya ini sudah bilang 'ini serius' pastinya akan benar-benar serius. " I-iya..aku akan mendengarkannya.."

"Begini.."Ucap Minato sambil melihat kearah minuman yang telah dipesankan Kizashi."Aku akan pergi ke Iwagakure.."

Kizashi yang mendengarkannya sambil makan langsung tersedak, lalu dia langsung menyerobot minuman Minato."A..huk..huk..a-apa?! Kenapa Minato?"

Minato menunduk."Aku menderita TBC yang sudah cukup parah..dokter menyarankanku untuk berobat ke sana…jadi aku minta tolong padamu.." Ucap Minato sambil mengambil sesuatu dari tasnya.

"Berikan ini pada kekasihku..Uzumaki Kushina.." Sambil menyerahkan sebuah surat dan kotak berwarna merah.

Kizashi menerimanya."Jadi kau tidak akan pamit langsung padanya? Apa yang harus kukatakan?"

"Aku..aku tidak bisa mengatakan padanya tentang penyakitku ini.. jika aku mengatakannya dia akan sedih.. jika aku berjanji untuk sembuh dan aku meninggal disana..dia juga akan sedih dan mungkin saja frustasi…kau tidak prlu menjelaskan apa-apa padanya..aku yang akan menjelaskannya dalam surat itu" Jelas Minato sedih.

"Tapi Minato….kau..kau tidak bisa hanya pamit melalui surat apa lagi berbohong padanya..dia pasti akan sangat membencimu.."

Minato mengangkat wajahnya lalu tersenyum. "Lebih baik aku dibenci oleh orang yang kucintai dari pada ditangisi oleh orang yang aku cintai.."

Kizashi tercekat. Dia tau sahabatnya ini memang keras kepala sekali." Terserah saja..lalu apa kau akan kembali?"

Minato bangkit dari kursi yang dia duduki."Aku tidak tau…jika aku tidak kembali tolong jaga Kushina..untukku.."Lalu Minato berjalan pergi dari meja tersebut.

"Minato..kapan kau akan berangkat?"Tanya Kizashi menghentikan langkah Minato.

"Nanti malam.."Ucap Minato lalu keluar dari café itu.

"Aku akan merindukanmu sobat.."Gumam Kizashi.

.

.

Sejak tadi pagi Kushina sibuk mencari Minato. Mungkin semua sudut sekolah sudah didatanginya. Dia cemas sekali, karena ada gossip yang bilang bahwa Minato sudah pergi dari Konoha. Lalu Kushina terfikir untuk mencari Minato di kelas melukis.

"Maaf..apa kau melihat Minato?"

"Sepertinya dari tadi aku tidak melihatnya.."

"Maaf..apa kau melihat Minato?"

"Tidak..maaf ya.."

Pertanyaan itulah yang sedari tadi ditanyakannya kepada orang-orang yang ditemuinya. Lalu dia bertemu dengan Kizashi yang sedang melukis.

"Maaf..apa kau melihat Minato?"

Kizashi menoleh pada gadis yang bertanya padanya."Apa kau..Kushina..maksudku..Uzumaki Kushina?"

Kushina merasa heran. Kenapa bisa orang itu mengetahui namanya? "Iya..apa aku mengenalmu?"

"Hahahaha..tidak..aku minta maaf..tapi Minato menitipkan surat ini padaku dan menyuruhku memberikan ini padamu.."Balas Kizashi lalu memberikan surat dan kotak merah itu kepada Kushina.

Kushina menerima surat dan kotak merah itu."D-dari Minato?"

"Ya..maaf..aku tidak bisa menjelaskannya..tapi Minato akan menjelaskan semuanya dalam surat itu.."Jelas Kizashi.

"Oh begitu..Arigatou…aku permisi dulu.." Ucap Kushina sambil membungkukkan badannya. Lalu beranjak pergi.

.

.

Kushina membuka surat itu di taman tempat mereka pertama kali bertemu ditengah hujan. Kushina dengan hati-hati membuka kotak merah yang diberikan Minato. Dia kaget mlihat apa yang ada dalam kotak itu. Sebuah jam tangan berwarna merah. Lalu dia membuka suratnya.


Untuk Kushina..

Apa kau suka jam tangan itu? Kau pernah berkata padaku..kau ingin sekali jam tangan itu. Jadi, aku mengumpulkan uang untuk membeli jam tangan itu..
Jika kau sudah menerima surat ini..mungkin aku sudah sampai di Iwagakure.. ibu dan ayahku menyuruhku pulang karena aku akan dijodohkan dengan seorang gadis..
Aku tidak memberitahukanmu karena aku takut kau akan sedih..dan mungkin aku tidak bisa kembali lagi ke Konoha..
Jadi terimakasih untuk segalanya dan sayonara..

Aku pamit padamu..

Namikaze Minato


KUSHINA POV

Tes

Tes

Tes

Hujan turun, aku berterimakasih pada hujan karena menyamarkan tangisanku dari semua orang yang ada disana. Aku tidak menyangka akan seperti ini jadinya. Minato, orang yang kucintai meninggalkanku, sama seperti kedua orang tuaku, pergi tanpa pamit secara langsung dan tanpa ucapan maaf. Ya, aku ingat, cinta tidak mengucapkan kata maaf. Walaupun kau pergi dan hidup bersama orang lain. Aku akan selalu mencintaimu. Karena itu bukan maumu juga kan? Aku tau itu. Tapi, aku yakin, cinta kami tidak akan berakhir sampai disini.

.

.

FLASHBACK OFF

.

.

KONOHA, 2013

Tampak seorang gadis muda turun dari mobilnya yang bisa dibilang mewah itu. Semua wartawan yang telah menunggu cukup lama didepan rumahnya, langsung mengerumuni mobil itu.

Jepret!

Jepret!

"Nona Sakura..nona Sakura! Ada gossip yang mengatakan kalau anda sedang dekat dengan aktor tampan Uchiha Sasuke ?! Benarkah itu?!"

Gadis itu hanya tersenyum sambil berjalan menuju rumahnya.

"Nona Sakura tolong jawab pertanyaannya!"

"Nona Sakura..!"

"Nona Sakura..!"

Sakura lalu berhenti tepat di depan pagar rumahnya. Lalu berbalik menghadap wartawan. "Maaf ya semuanya…aku dan Sasuke hanya berteman..hanya berteman.."Jawabnya sambil menekankan kata 'hanya'. Lalu dia masuk ke rumahnya bersama asistennya meninggalkan para wartawan yang terbengong di depan pagar rumahnya.

"Hah! Aku capek tersenyum terus di depan kamera…apa aku berhenti saja ya dari dunia entertainment?" Tanyanya pada asistennya yang bernama Moegi.

"Jangan nee-chan! Nee-chan sudah sejauh ini..dan dikenal luas oleh masyarakat Negara Hi! Masa nee-chan mau menyerah?" Jelas Moegi panjang lebar.

Sakura menarik nafas dalam."Hah! baiklah..baiklah..Moegi…" Ucapnya sambil membaringkan badannya di sofa.

" Oh ya, ada banyak kontrak yang harus nee-chan setujui…"

" Apa saja itu?" Tanya Sakura sambil mengistirahatkan matanya.

" Tiga permintaan bermain film.. dua permintaan model video clip.. lalu satu permintaan menjadi model salah satu majalah.." Jelas Moegi sambil mengecek e-mailnya.

" Tolak semua permintaan model video clip..aku malas digosipkan dekat dengan anak band..lalu.. judul tiga film itu apa?" Jawab Sakura malas.

" Love Rain..lalu…Roftop Prince..yang terakhir Fashion King..bagaimana?" Tanya Moegi.

Sakura membuka matanya lalu membenarkan posisi duduknya." Bukankah..Love Rain itu film lama?"

"Benar…katanya..saat itu penontonnya banyak sekali..makanya..film ini diproduksi lagi.."

"Wah..wah..wah..aku jadi penasaran..aku ambil saja..lalu tolak dua film itu.."Sakura tampak berfikir lalu melanjutkan ucapannya." Katamu ada permintaan menjadi model majalah…dimana pemotretannya?"

"Katanya sih di..Amegakure.."

Sakura membulatkan matanya." Amegakure? Bukankah itu desa yang memiliki hujan abadi?"

"Ya benar sekali! Jadi nee-chan menerimanya?"Tanya Moegi sambil mendekatkan wajahnya ke Sakura.

"Hei..hei..hei..! Jangan mendekatkan wajahmu padaku.."Ucapnya sambil mendorong-dorong wajah Moegi."Tentu saja aku menerimanya..sudah lama aku ingin melihat desa itu kan?"

"Ok! Baiklah..aku akan mengirim e-mail pada mereka.."Ucap Moegi sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Lalu..siapa fotografernya?" Tanya Sakura penasaran.

Moegi tampak mengingat-ngingat."Ha! aku ingat.. namanya.. Namikaze Naruto!"


Kya! Fic ini menurutku terlalu gaje -_- dan EYD nya kurang sekali. Fic ini feelnya juga kurang..trus alurnya kecepetan..haduhhh! Tapi.. Sum tetap puaslah dengan karyaku sendiri -eleh- dan 2 judul film itu aku ambil dari judul drama Korea..hehehe..gomen ya..gak dapat inspirasi soalnya*hadeh. Kalau disini Konoha adalah ibukota Negara Hi trus Amegakure tetaplah desa, ok?-ada aja ni author-

Dan Sum juga gak tau..apakah benar Amegakure desa hujan..soalnya gak terlalu ngikutin Naruto dari awal sih #PLAK

Baiklah..di chapter pertama Naruto belum keluar.. gomen ya *sambil bungkuk-bungkuk* tapi Sum janji di chapter depan bakal ada Naruto dan kawan-kawannya *eh? terus feelnya akan Sum usahain dapet.. :D

Ok! Arigatou udah ngebaca! Jangan lupa review ya!