Disclaimer: Naruto dan karakternya sepenuhnya miliki Masashi Kishimoto. Saya tidak mengambil keuntungan materil apapun dari fanfic ini.
.
.
Karena ia bagai angin yang meniup pelan lukamu yang menyakitkan.
.
Sakura
oleh LuthCi
Kau memutuskan untuk membuang segalanya—pertemanan, persahabatan, ikatan. Kau sendiri tidak pernah benar-benar mengerti apa yang ada dalam pikiranmu, yang kau tahu kau ingin membunuh semuanya, menghancurkan segalanya, bahkan kalau bisa meruntuhkan dunia. Karena dunia begitu perih untukmu. Untukmu yang kala itu bocah beranjak remaja, menjadi pemuda, menjadi pria, semua tak ada beda karena segalanya, semua hal yang kau percayai dan semua hal yang dimasukkan paksa ke dalam telingamu bulat-bulat adalah kebohongan belaka.
Tak pernah kau mengerti dengan sepenuhnya apa yang kau lakukan, apa tujuanmu, apa takdirmu, karena segalanya akan kembali menamparmu telak di wajah, takdir akan menjadikanmu bahan olok-olokan hingga tertawa dalam jengkangan karena lagi-lagi kau berhasil disuapi kebohongan, sesuatu yang sudah terasa biasa karena terus menerus diberikan.
Hanya dapat melihat dunia tanpa benar-benar memahaminya, kau tahu benar betapa hal itu menyiksa.
Namun kini setelah semua hal yang terjadi, kau tahu tujuanmu. Akhirnya kau tahu ke mana harus menghadap, ke mana harus melangkah, ke mana harus berpihak. Kembali ke mereka yang kau ingat benar pernah kau coba buang. Tapi tak pernah bisa, bukan? Sekeras apapun kau mencoba menyingkirkan mereka, bahkan membunuh kalau bisa, kau selalu gagal, iya 'kan? Takdir tahu benar hari ini akan datang, di mana kau akan melangkah masuk ke dalam lingkaran dan mereka menerimamu dengan tangan terbentang.
Satu per satu mereka memanggilmu, mulai dari sahabat terbaik hingga perempuan terpenting dalam hidupmu.
"Sasuke…kun…?"
Jangan katakana hatimu tak bergetar, karena sangat benar kini hatimu bergetar tidak karuan. Dulu panggilan itu tidak berarti apa-apa untukmu, tapi kini saat telah kau biarkan pintu hatimu terbuka sedikit saja untuk kembali—untuk menerima pemberian mereka yang selalu mengulurkan tangan mereka dengan senang hati, suara itu masuk ke dalam hatimu, menyelinap di setiap sela, menyelimuti setiap sisi. Bagai angin yang selama ini kau nantikan, suara itu meniup pelan lukamu yang menyakitkan.
Sesaat kau lupa cara menghina, kau lupa cara merendahkan. Detik itu frase "kau menyebalkan" sedikit pun tak terbayang, bahkan gumaman andalanmu tak lewat sebersit pun di angan. Yang kau tahu kau hanya teringat satu kata, hanya terbesit sebuah nama—nama yang selama ini kau tahan di ujung lidah dalam erangan sakitmu, nama yang kau tahan untuk tidak terucap kala matamu terbuka bangun dari mimpi-mimpi buruk itu, nama yang hatimu elakkan keberadaannya tapi selalu ada di sana, nama yang kali ini tak dapat lagi kau tahan untuk tidak diucapkan—
"…Sakura."
.
.
Karena ia bagai angin yang meniup pelan lukamu yang menyakitkan.
.
Selesai.
Gak penting, I kno. Iseng aja dan geregetan liat scene 631 pas nama Sakura itu nama yang Sasuke pertama sebut. Uhuks. Agak kampung emang gituan doang sampe dibuat fanfic, gak jelas pula fanficnya. Intinya terimakasih meluangkan waktu untuk membaca, semoga suka. Masukan saran sangat diterima.
Review?
[story only: 413 words]