Found You
Main Cast:DB5K+T.O.P
Guest cast:Eli (U-Kiss),Onew (SHINee),Kangta,Kim Tae Hee,Kim Tae Yeon (SNSD)
Pair:Yunjae (main),Yoosu,Changkyu
Summary:Jaejoong yang tengah frustasi karena Seunghyun tak juga menikahinya akhirnya membuat sebuah pendaftaran bagi siapa pun, dan Yunho yang tanpa sengaja lewat didepannya pun ikut terseret. Dari awalnya sebuah permainan dan berakhir menjadi rasa cinta.
Author:Fabia Kim/Kinomoto Fabia
Length:1/-
Genre:Humor,Romance,Comfort
Warning:yaoi ^^
FOUND YOU Chapter 1
Suara jam dinding disebuah café bernuansa klasik dengan bercat cokelat madu dan berpenerangan sewarna, mengalun pelan, seolah mengiringi suara hujan diluar sana yang tengah mengguyur kota Seoul. Seorang namja cantik sekaligus penyanyi papan atas Korea Selatan bernama Kim Jaejoong hanya bisa menatap jengah pada namja didepannya, ah tepatnya tunangannya, Choi Seunghyun yang kini tengah sibuk merapal sebuah naskah ditangannya. Sesekali ia mendengus kesal, lumayan keras, hanya agar tunangannya itu mau menatapnya dan mengabaikan sejenak kertas bodoh itu.
Hei,Ya! Yang benar saja! Ini akhir pecan,malam minggu! Dan saat ini mereka tengah berkencan disebuah café klasik di sebuah distrik di Seoul yang jauh dari keramaian dan kerumunana fans, jadi, bisakah Seunghyun menghargai sedikit saja usaha Jaejoong yang sudah merencanakan kencan indah ini dan menutup naskah itu?
"Ehem…" sekali lagi Jaejoong berdehem cukup keras, mungkin sudah untuk yang kesekian kalinya hingga seorang pria yang duduk tak jauh dari mejanya memandangnya dengan sedikit kesal karena acara kencannya sedikit terganggu akibat ulah Jaejoong. Dipandanginya Seunghyun dengan tatapan kesal. Haish! Orang lain saja bisa mendengar deheman Jaejoong, masa iya kekasihnya ini tidak mendengarnya? Atau jangan-jangan Seunghyun sengaja mengabaikan Jaejoong?
"Ya! Choi Seunghyun! Tidak bisakah kau abaikan naskah bodoh itu semenit saja dan memandangku?!" bentak Jaejoong keras, saking kerasnya hingga membuat seorang pelayan yang tak sengaja lewat tengah membawa dua gelas minuman pesanan pelanggan terlonjak kaget dan hampir saja minuman itu tumpah jika ia tak mempunyai reflex yang bagus. Pelayan itu pun mengelus dada dan berlalu dari tempat itu setelah melemparkan death glare gratis pada Jaejoong.
Berhasil. Usaha Jaejoong kali ini berhasil, setidaknya Seunghyun berhasil mengabaikan naskah itu dan memandang Jaejoong dengan tatapan jengah. "Ada apa,Joongie-ah?" ujar Seunghyun dengan nada malas. Dipandanginya Jaejoon yang tengah melotot kearahnya dengan pandangan enggan.
"MWO?! ADA APA?! SATU JAM AKU DUDUK DI DEPANMU DAN KAU MEMILIH NASKAH ITU, SEKARANG KAU BERTANYA ADA APA?!" bentak Jaejoong yang kesabarannya sudah habis, membuat beberapa pengunjung yang ada disana menatap kemejanya dengan penuh minat. Beberapa bahkan ada yang mulai mengeluarkan kamera. Foto pertengkaran pasangan artis papan atas Korea Selatan pastinya akan sangat mahal nilainya.
"Sudahlah, Jae, jangan berlebihan. Kau tidak malu dilihat orang?"gumam Seunghyun datar tanpa berniat menghentikan aksi Jaejoong.
Jaejoong yang tadinya hendak marah kini hanya bisa terduduk lemas dan memandang orang didepannya tak percaya. Kemarahannya menghilang entah kemana dan kini digantikan rasa penasaran melihat sikap Seunghyun yang semakin hari semakin cuek saja terhadapnya. Lihatlah. Bahkan tadi Seunghyun tak berniat menghentikan kemarahan Jaejoong dan menanggapinya dengan nada datar.
"Seunghyun-ah,ada apa denganmu? Kenapa kau semakin hari nampak semakin tak peduli padaku?" ujar Jaejoong dengan nada memelas. Saat matanya bertemu dengan mata Seunghyun, terlihat namja itu cepat-cepat mengalihkan pandangannya kea rah jalanan café. Dan jujur, sikapnya ini membuat Jaejoong terluka. "Kau bahkan menolak menatapku" lanjut Jaejoong lagi dengan suara bergetar. Tapi namja cantik itu tak mau menangis didepan kekasihnya. Tidak. Bagaimana pun ia seorang namja dan ia berprinsip tak akan menangis hanya karena masalah cinta.
"Anieyo, Jae. Bukan begitu. Hanya saja aku sedang banyak pikiran" Seunghyun beralasan.
Jaejoong tersenyum miris pada Seunghyun yang masih menolak memandangnya. "Huh, pekerjaanku bahkan jauh lebih banyak darimu. Tapi aku masih menyempatkan diri untuk bertemu denganmu."
Untuk kedua kalinya, setelah adegan Jaejoong marah-marah tak jelas tadi, Seunghyun menatap Jaejoong. Ia memandang Jaejoong lama dengan pandangan yang dalam dan serius. "Banyak yang berubah Jae. Tidak selamanya aku selalu ada disisimu, tapi ketahuilah jika perasaanku padamu tidak berubah. Aku hanya sedikit lelah."
Jaejoong tersenyum pahit kepada Seunghyun,"Lelah, lelah, dan lelah. Itu saja yang kau katakana dari dulu" ujar Jaejoong. Ia mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan,"Tak taukah kau jika aku lebih lelah darimu? Empat tahun! Empat tahun kita berpacaran dan kau terus mengulur-ulur waktu. Setahun yang lalu kau mengatakan jika 1 bulan lagi kau akan melamarku. Tapi apa kenyataannya? Sebulan aku menunggu dan kau mengatakan 'sibuk'. Dengan sabar aku menunggumu, menunggumu yang selalu berjanji untuk melamarku. Tapi apa kenyataannya? Kau selalu mengulur waktu dan beralasan 'sibuk','waktunya belum tepat' dan lain lagi" ujar Jaejoong dengan suara cukup pelan sehingga pengunjung yang tadinya sudah duduk tenang dan mengabaikan mereka kini kembali memandang penuh minat kearahnya. Jaejoong hanya balas memandang para pengunjung dengan pandangan tak peduli meski sudah dua kali lampu blitz dari kamera handphone terlihat mengenai wajah cantiknya. "Kau tahu? Aku lelah dengan semua ini," Jaejoong memegang cincin perak yang tersemat di jari manis tangan kanannya dan melepasnya perlahan,"….ini. Cari saja tangan lain untuk kau pakaikan cincin ini. Hatiku terlalu berharga untuk kau jadikan mainan" ujar Jaejoong sembari memberikan cincinnya pada Seunghyun ke meja dengan keras. Menimbulkan bunyi 'tuk' saat cincin itu menyentuh permukaan meja yang terbuat dari kayu mahoni.
Seunghyun hanya bisa memandang Jaejoong yang memutuskannya secara sepihak dengan pandangan tak percaya. Dan saat ia hendak berkata-kata, Jaejoong sudah bangkit terlebih dahulu dari kursinya. Mata indahnya menatap satu persatu namja yang ada di café itu dengan pandangan menantang. "Dan bagi kalian semua, para namja yang berminat mendaftar menjadi kekasihku, temui aku di DPR (Dibawah Pohon Rindang) di depan Gedung A.12 Fakultas Kesenian Golden Sky University hari Senin minggu depan!" ujarnya dengan lantang dan penuh percaya diri sebelum akhirnya meninggalkan Seunghyun yang tengah shock akibat kelakuan tunangannya.
-0o0o0o0o0-
"Huwaaa….ramai sekali! Tau begini tadi aku ajak Kyunie dan bawa satu troli makanan. Bisa mati kelaparan begini caranya" ujar Changmin sambil memandang puluhan mungkin ratusan namja yang tengah mengantri di DPR Gedung A12 Fakultas Kesenian Golden University. Dia sama sekali tak menyangka kalau 'acara pencarian kekasih' yang digelar hyungnya ini akan seramai ini. Dan tentu saja yang melamar tak hanya mahasiswa Golden Sky University, tapi dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat.
"Tidak sekalian saja kau bawa kulkas dan membuat dapur dadakan disini, Changmin?" celetuk Yoochun yang sudah kesal dengan Changmin yang dari tadi hanya mengoceh tentang makanan, makanan, dan makanan. Kalau pun ada hal lain yang dia katakan, itu adalah tentang program game yang Yoochun tak paham sama sekali. Bahkan kakak Jaejoong,Kim Tae Yeon dan Kim Tae Hee yang tadinya sedang ada urusan sampai menyempatkan diri ikut membantu saudaranya dalam mencari jodoh dan bertugas sebagai petugas pendaftaran. Tentunya,setelah mereka mengetahui apa yang terjadi pada Jaejoong, mereka tak mau Jaejoong terluka untuk kedua kalinya. Selebihnya, semua itu ada ditangan Jaejoong dan juga kedua sahabatnya yang menjadi juri. Jaejoong berpendapat, keberadaan Yoochun disini sangat membantu karena mantan playboy itu pasti sangat paham mana laki-laki yang baik dan tidak hanya dengan sekali lihat. Changmin? Jangan ditanya, meski setiap hari dia bersahabat dengan PSP,Handphone Max M4 (hasil mengutak-atik handphone galaxy S6 yang sudah berubah wujud sedemikian rupa menjadi handphone paling canggih di Korea Selatan dengan aplikasi pemrograman dan gamer tingkat tinggi yang dibuat ChangKyu) dan makanan tapi otaknya cukup jeli meneliti sifat seseorang.
"Memangnya aku salah memikirkan makanan? Memangnya kau mau mati kelaparan?" omel Changmin sedikit tak terima ketika mereka tengah menyeleksi seorang namja imut bernama Lee Jinki yang mengaku tergila-gila pada ayam goring. "Hyung,aku rasa jangan. Bisa-bisa kau kalah saing dengan ayam-ayamnya" bisik Changmin pada Jaejoong.
Jaejoong mengangguk setuju dan kembali berseru,"Selanjutnya!", menyuruh peserta selanjutnya untuk masuk. Kali ini giliran seorang pemuda bernama KangTa memasuki ruangan.
"Dia boleh juga" ujar Yoochun yang langsung meneliti Kangta dan menanyainya beberapa pertanyaan singkat. "Sekarang coba kau rayu,Jaejoong" ujarnya.
Kangta pun maju dan tersenyum ramah pada Jaejoong yang dibalas senyuman asal oleh namja cantik itu. "Hai cantik. Kenapa kau terlihat murung, eoh?"
"Aku murung karena bertemu ajhussi yang saat ini tengah menggodaku" ujar Jaejoong langsung tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Kangta yang secara tidak langsung dikatai ajhussi oleh Jaejoong hanya dapat tersenyum getir. Ya! Dia tahu usianya sudah 32 tahun,tapi bukan berarti ia setua itu apalagi jika Jaejoong sampai memanggilnya ajhussi.
"Mianheyo ajhussi, tapi kau terlalu tua bagiku" ujar Jaejoong sembari memasang puppy eyesnya dan ia mengatakan itu dengan nada sepolos mungkin seolah tadi ia tidak melakukan apa pun pada Kangta. Dan tanpa mengatakan sepatah kata pun Kangta langsung pergi dari hadapan Jaejoong.
"Aigooo….aku turut berduka atas nasibmu, Kangta-ssi" ujar Changmin yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Jaejoong. "Harusnya kau jangan mengambil keputusan sepihak, hyung. Siapa tau dia lebih baik dari Seunghyun" komentar Changmin yang sama sekali tidak digubris Jaejoong dan memilih memanggil nama berikutnya.
"Selanjutnya!" teriak Jaejoong. "Kau tau Changmin-ah,seleraku bukan ajhussi. Lagi pula penjaga perpustakaan jauh lebih layak dari Kangta" ujar Jaejoong asal tepat beberapa detik sebelum kandidat selanjutnya masuk. FYI adalah lelaki bertubuh pendek penjaga perpustakaan yang masih melajang di usianya yang menginjak kepala lima.
"Sudahlah, biarkan saja. Orang patah hati memang terkadang mengerikan" nasehat Yoochun pada Changmin yang hanya bisa melongo mendengar penuturan Jaejoong sebelum mulut namja cantik itu kemasukkan kotoran burung jika ia tak segera menutup mulutnya.
"N….nde….hanya saja yang satu ini agak mengerikan" ujar Changmin terbata-bata sebelum akhirnya ucapan Jaejoong membuyarkan lamunannya.
"Jadi kau yang namanya Choi Siwon? Number 1 God Fans,eoh?" ledek Jaejoong, ingin tau bagaimana reaksi Siwon selanutnya.
Siwon hanya tersenyum malu-malu mendengar ledekan Jaejoong, bukannya marah-marah tak jelas seperti orang lain jika diledek. Aigooo….sepertinya namja ini memang kelewat baik. "Gwenchanayo?" tanya Yoochun khawatir. Yah, bagaimana pun Yoochun tak ingin menyerahkan hyungnya ke orang gila sealim apa pun orang itu.
"Ah, Nde. Aku baik-baik saja. Aku hanya malu bertemu dengan Jaejoong" ujar Siwon sambil tertunduk malu.
"Nde?" koor mereka bertiga bingung sekaligus kaget. Baru ada 3 orang yang merasa malu bertemu Jaejoong selama audisi, pertama namja bernama Karam yang ternyata uke dan entah bagaimana tersesat di audisi yang jelas-jelas untuk seme,kedua adalah orang bernama Kim Jongin yang salah mengira Jaejoong sebagai istrinya yang telah meninggal dan bangkit lagi dari kubur,ketiga adalah orang yang merasa tidak percaya diri karena Jaejoong jauh lebih tampan dan cantik darinya dan langsung mengundurkan diri dari audisi.
"Maksudku, aku malu bertemu orang secantik Jaejoong. Dia benar-benar mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Kau tau,Tuhan benar-benar baik menciptakan orang secantik dia" ujar Siwon antara ceramah tentang kebaikan Tuhan atau merayu Jaejoong tapi apapun itu, sukses membuat Jaejoong blushing ria.
"Gomawo" ujar Jaejoong yang ikut malu-malu kucing. Ah, namja ini sudah berhasil menarik perhatian Jaejoong meski entah kenapa hati Jaejoong mengatakan kalau bukan dia namja yang tepat.
"Nde. Kau lulus ke tahap berikutnya" ujar Yoochun cepat-cepat sebelum wajah Jaejoong berubah menjadi tomat saking merahnya.
"Berikutnya!" teriak Changmin. "Hyung, benar kau tertarik dengan Pendeta Berkuda itu? Kau yakin mau hidup dengannya? Memangnya kau mau setiap hari diceramahi habis-habisan?" cerocos Changmin panjang lebar. Apalagi jika mengingat sikap Jaejoong yang menurutnya sangat liar dan susah diatur, suka kebebasan tepatnya. Bahkan kedua orang tua Jaejoong dan Seunghyun saja terkadang masih kesulitan mengurusi sikap Jaejoong yang liar ini.
"Yah….siapa tau Siwon bisa mengembalikan Jaejoong ke jalan yang benar dan merubah sikap liarnya ini. Hihihihi" ujar Yoochun terkekeh geli membayangkan Jaejoong yang tiba-tiba berubah menjadi remaja gereja.
"Selanjutnya!" teriak Changmin lagi ketika orang yang dipanggil tak kunjung datang. Namun bukannya namja bernama Eli yang datang, malah Seunghyun yang muncul diikuti oleh Tae Hee dan Tae Yeon.
"Joongie-ah, kami sudah melarangnya masuk tapi dia nekad menerobos saja!" omel Tae Hee sambil memandang kesal Seunghyun yang berdiri didepannya.
"Sudah kubilang pada kalian kan? Ini urusanku dengan Jaejoong, jadi kalian tak berhak ikut campur" ujar Seunghyun.
Melihat sikap Seunghyun yang seenaknya sendiri, mau tak mau Jaejoong memberi isyarat pada kedua saudarinya agar pergi dari sana saat itu juga. "Apa maumu kesini, eoh?" ujar Changmin yang sudah pasang badan disamping Jaejoong, bersiap melindungi namja cantik itu jika Seunghyun neko-neko. Didukung postur tubuhnya yang tinggi dan keahliannya sebagai mantan kapten taekwondo saat di SMA, membuat Changmin tau jika orang didepannya ini tak ada apa-apanya disbanding dirinya dan ia yakin akan menang melawan Seunghyun.
"Kalau kau berani melukai sahabatku, kami tak akan segan-segan menghabisimu" timpal Yoochun saat melihat Seunghyun tak bergeming.
"Huh! Ini tak ada hubungannya dengan kalian berdua" ujar Seunghyun yang langsung menarik tangan Jaejoong namun secepat kilat Changmin menahan lengan hyungnya dan menariknya kembali.
"Ya! Lepaskan tanganku! Bukankah sudah kubilang kalau kita putus? Kenapa kau masih ngotot mengejarku?!" bentak Jaejoong yang langsung memilih maju dan menghadapi namja didepannya itu.
"Tapi, Jae,alasanmu memutuskanku itu sama sekali tidak masuk akal. Kau tau, alasan itu sangat lucu. Wajar jika aku menunda keputusanku untuk menikahimu. Kau tau kan selama ini kita selalu sibuk dengan kegiatan masing-masing? Memangnya kau mau menikah tapi kita tidak pernah ada waktu untuk berdua?" jelas Seunghyun panjang lebar, mencoba merayu kembali Jaejoong. Dan yeah, sepertinya usahanya itu sedikit berhasil karena buktinya Jaejoong sempat terdiam dan memikirkan kata-kata Seunghyun.
Namun bukan Jaejoong namanya jika ia mau menjilat ludahnya sendiri. Ia sudah berprinsip akan meninggalkan Seunghyun apa pun yang terjadi, yah setidaknya sampai namja itu mengemis-ngemis cinta padanya dan berpidato panjang lebar tidak akan mengulangi tindakannya lagi, atau kalau perlu melihat Seunghyun sakit dulu satu minggu karena kehilangan Jaejoong mungkin barulah namja cantik itu memaafkannya. "Maaf, Seunghyun-ssi….",wajah Seunghyun terlihat masam bukan main saat Jaejoong memanggilnya dengan embel-embel '-ssi' seolah ia baru saja terkena bom kotoran lalu dihajar oleh tongkat baseball yang tak nampak,"….tapi aku benar-benar tak bisa menerimamu. Kau tau, aku sudah menemukan orang yang memiliki hati jauh lebih baik darimu" ujar Jaejoong dengan wajah yang ia buat sepolos mungkin.
"Siapa?" Seunghyun mengedarkan pandangannya kesana-kemari dan mengingat hanya mereka yang ada diruangan itu (karena hari sudah semakin siang dan yang mendaftar hanya tinggal 1 orang yaitu Eli), tidak ada orang lain yang terlihat menjanjikan bagi Seunghyun. "Maksudmu mereka berdua? Yang benar saja, Jae. Aku tau kau tidak akan merebut mereka apalagi kau tau kalau Yoochun sudah menikah dengan Junsu dan Changmin sebentar lagi tunangan dengan Kyuhyun. Jadi, katakan siapa namja yang kau maksud tadi?" ujar Seunghyun sembari menampakkan seringainya. Matanya menatap senang pada Jaejoong yang terlihat kebingungan mencari jawaban.
Sementara itu, dilain pihak, Jaejoong hanya bisa berdiri mematung sambil membatin tak jelas, berharap siapa pun lewat didepannya dan menyelamatkannya dari si gila Seunghyun. Yah, selain Jaejoong tidak mau menjilat ludahnya sendiri ia juga tak mau dipermainkan untuk yang kesekian kalinya oleh namja didepannya ini. Sepertinya sejak kejadian di Chrysanthis Café, café tempat Jaejoong kencan sekaligus memutuskan Seunghyun jika kalian penasaran, Jaejoong sudah mulai kehilangan rasa terhadap Seunghyun.
"Eung….permisi, bisakah aku bicara sebentar dengan Shim Changmin?" ujar sebuah suara husky yang tentunya bukan milik Changmin, Yoochun, Seunghyun, Eli, apalagi Jaejoong. "Ya? Ada yang salah denganku? Oh maaf. Sepertinya aku salah tujuan" ujar namja berpakaian hoodie itu sembari membetulkan letak kacamatanya saat Jaejoong memandanginya dengan pandangan….er….penuh minat?
"Nah! Ini dia kekasih baruku! Jung Yunho!" ujar Jaejoong bangga setengah mati. Langsung saja ia menggamit lengan Yunho dengan mesranya dan bersandar manja dilengan namja itu sambil mati-matian menahan agar tidak blushing ria. Entah kenapa, Jaejoong merasa jantungnya berdegup jauh lebih kencang, gugup dan senang bertemu dengan Yunho, seolah ia menemukan sesuatu yang lama ia cari.
"Ndeee?" koor mereka bertiga kompak. Oh! Ayolah! Hanya manusia super kuper yang hidup dijaman batu yang tidak mengenal seorang Jung Yunho, actor papan atas Korea Selatan yang berkepribadian ganda, ramah didepan kamera dan sedingin es jika dikehidupan nyata. Namja paling sering nongkrong diperpustakaan dengan buku-buku setebal sepuluh centi yang bisa kau jadikan bantal jika mengantuk. Namja paling rajin sekaligus paling dingin dan susah didekati. Bukan karena kualifikasinya mencari pasangan yang terlalu rumit atau dibenci semua orang, hanya saja, Yunho seperti mengunci dirinya dari dunia luar dan seolah menciptakan batas lingkarannya sendiri dari dunia luar, menciptakan dunianya sendiri yang tak dapat ditembus orang lain.
"Jaejoong-ssi, aku rasa kau salah orang. Aku rasa aku bukan tipemu" ujar Yunho sambil berusaha melepaskan tangan Jaejoong yang masih melingkar erat ditangannya. Dan setelah berhasil melepaskan diri dari Jaejoong, ia langsung beralih ke Changmin dan menyerahkan foto-foto. "Ah, ini foto Tim Gamers-mu. Selamat atas kemenanganmu, juara 1 se-Asia tenggara dan mengalahkan Jepang? Kau luar biasa" ujar Yunho sedikit berbasa-basi. "Ah, kalau begitu, aku pamit dulu. Ada banyak hal yang harus kukerjakan. Permisi" kata Yunho yang langsung meninggalkan tempat itu secepat kilat kedatangannya.
Seunghyun yang tadinya shock karena musuhnya jauh lebih berat dari dirinya sekarang malah tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi muka Jaejoong yang shock akibat ditinggal Yunho begitu saja. "Hahahaha…..lihatlah ekspresi mukamu, Jae. Kau tau,mungkin ini sudah takdir jika kita tidak terpisahkan. Lihat saja, Yunho yang culun itu bahkan menolakmu. Malang sekali nasibmu, Jaejoong. Hahahahaha….." ujar Seunghyun masih sambil tertawa terbahak-bahak.
BRAK!
Jaejoong melempar tubuh Seunghyun dengan buku-buku kuliahnya. "Ya! Berhenti tertawa! Itu sama sekali tidak lucu!" omel Jaejoong, wajahnya yang tadi sudah merah akibat blushing ria karena memluk Yunho kini menjadi bertambah merah akibat amarah. "Lihat saja! Dalam waktu dua minggu aku pasti berhasil merebut Yunho dan membuatnya bertekuk lutut didepanku!" ujar Jaejoong sebelum akhirnya pergi meninggalkan Seunghyun dengan kesal dan mengejar Yunho.
Sementara itu, Changmin dan Yoochun hanya bisa memandangi Seunghyun yang masih tertawa terpingkal-pingkal dengan pandangan sedikit awkward dan bingung. "Hyung, sebaiknya kita apakan dia?" tanya Changmin dengan nada rendah sambil memandang Seunghyun dengan pandangan aneh. Oke. Sekarang ia mulai berpikir siapa yang lebih gila akibat putus, Jaejoong yang mengejar Yunho dan membuat perjanjian dengan Seunghyun yang menurutnya sangat mustahil atau Seunghyun yang tak berhenti tertawa melihat tingkah Jaejoong.
"Sebaiknya kita biarkan saja. Kajja! Kita pergi dari sini" ujar Yoochun cepat-cepat mengambil jaketnya dan menyeret Changmin untuk pergi dari situ. Secepatnya sebelum mereka ketularan gila.
TBC
Hia! Another story from me, setelah lama gak nulis. Dua bulan gitu dan dapet ide ini pas agak depresi.
Oh ya,saya minta maaf buat yang cincin tunangan karena tidak tau dimana letak persisnya, maklum, belum tunangan xD. Oh ya,istilah DPR keren gak? Ini istilah dari anak2 kampus tercinta saya. Gak ada maksud apa2, Cuma inget kata2 Mas Radithya Dika yang ngelucu pas dating ke kampus waktu denger kata DPR. Hahaha.
Oke,gak mau banyak bicara,Cuma mau review dari readers yang baik ^^. Sider review juga,nde?
Sign
Fabia Kim