_FROM THE DARKEST SIDE_

Support By :

Qhia503

Cast :

Kim Kibum

Choi Siwon

Kim Kangin (Kim Young Woon)

Kim Hyunjoong

And other cast

.

.

Main Pair : SiBum

Disclaimer : SiBum milik para shipper, dan saya adalah selirnya xD

A/N : Remake dari dari sebuah novel karya SANTHY AGATHA dengan judul yang sama

Rated : M

Genre : Mistery, Drama and sedikit Thriler

Warning : Boy x Boy / Boys Love / Shonen Ai / GaJe / Alur Gagal / Typo / Kehancuran Karya / Author Gak Beres

Summary : Kibum tidak pernah jika tindakannya ikut bersama sang umma menemui calon appa tirinya malah membawanya pada permasalahan yang rumit. Cinta dan obsesi dari dia dikegelapan…

.

Mohon maaf untuk keterlambatan update dari Siput... Saking lamanya udah semakin banyak ff remake punya mbak Santhy yang nyebar... Jujur ada keinginan untuk mediscontinue ff ini, sebab terlalu banyak ff dengan judul sama. Yah itu sudah resiko remake sih. Tapi tetap saja, terlalu banyaknya ff dengan judul serupa ini bisa memicu masalah, untuk itu Siput mohon pengertiannya apabila nanti ff ini didiscontinue.. #bow

.

.

Jja, happy reading^^

.

.

Chapter 5 :

Debar di jantung Kibum makin kencang. Perasaan ini sama seperti perasaan seekor tikus yang terperangkap dalam cengkeraman kucing besar. Kucing yang tidak ingin memakannya dulu, dia lebih memilih bermain-main dengan korbannya, membuatnya kaku ketakutan, sebelum menelannya bulat-bulat.

"Ti…tidak, saya hanya sedikit lelah.."

"Kau sudah tidur seharian ini, tidak mungkin kau lelah." Siwon masih berbisik pelan di telinga Kibum. Lalu tanpa disangka-sangka, namja itu menunduk makin dalam, jemarinya menyingkap rambut Kibum yang terurai disekitar area tengkuk. Dengan gerakan sensual yang mengancam, namja itu mengecup belakang telinga Kibum, ringan bagaikan kupu-kupu, tapi membuat Kibum gemetaran, "Kau bisa menemaniku bercakap-cakap malam ini. Aku kesepian."

Apa namja ini mabuk? Kibum bertanya-tanya. Tubuhnya gemetar ketakutan. Ingin melepaskan diri, tetapi terhimpit oleh Siwon di pintu. Dia takut namja ini berbuat kasar kepadanya, karena sepertinya namja ini dalam suasana hati yang buruk.

"Lepaskan saya Siwon hyung, saya mohon..." Suara Kibum pelan, dan gemetar, tetapi dia berusaha terdengar tegas.
Siwon terkekeh pelan di belakang Kibum. Tetapi namja itu melangkah mundur satu langkah dan melepaskan Kibum. Membuat Kibum langsung menghembuskan napas lega merasakan tubuh Siwon menjauh.

"Selamat beristirahat Kibummie…"

Kibum tidak sempat mendengarkan lagi. Dia langsung membuka pintu ruang makan itu dan setengah berlari ke kamarnya. Dengan tergesa dikuncinya pintu kamarnya, lalu bersandar di pintu itu dengan ketakutan. Aura namja itu berbeda, ada nuansa kejam di sama. Siwon yang di ruang makan tadi mirip sekali dengan Siwon dalam mimpi Kibum beberapa waktu lalu…. Namja yang mengatakan bahwa namanya adalah Andrew…

Kibum memandang ke sekeliling ruangan. Setelah memastikan bahwa pintunya terkunci rapat, dia melangkah ke ranjang dan duduk di sana dengan gelisah. Ini tidak bisa dilanjutkan. Dia tidak bisa tinggal disini lagi. Ada sesuatu yang gelap dan misterius yang menghantui rumah ini. Membuatnya merasa diawasi, merasa tidak tenang setiap saat. Kibum harus keluar dari rumah ini, dia mungkin bisa menemukan teman di daerah terpencil yang bisa menampungnya, jauh dari jangkauan para wartawan. Ya, sebesar apapun resikonya, Kibum merasa dia harus segera pergi dari rumah ini.

.

.

I'M SIPUT

.

.

Ketukan di pintu kamarnya membuat Kibum terbangun dari tidur lelapnya. Dia membuka mata dan mengerjap merasakan terpaan sinar matahari menyilaukannya. Astaga.. sudah jam berapa ini?

Sepertinya karena semalam dia tidak bisa tidur, dia bangun kesiangan. Dengan gugup dia duduk di ranjang. Ketukan itu terdengar lagi, membuat Kibum waspada. Dia memang sengaja mengunci pintunya, hanya sekedar berjaga-jaga atas ketakutan yang tidak bisa dijelaskannya.

"Siapa?"

"Ini Kangin." Suara Kangin sang kepala pelayan terdengar di luar, "Tuan Siwon meminta saya memastikan anda baik-baik saja, karena anda tidak turun untuk sarapan."

"Saya.. saya baik-baik saja." Kibum merapikan rambutnya dan memastikan piyamanya rapi, lalu melangkah turun dari ranjang dan membuka kunci pintu. Kangin tampak berdiri di sana dengan ekspresi datarnya.

"Saya bangun kesiangan, mungkin karena pengaruh obat dari dokter, maafkan saya tidak turun untuk makan malam." Kibum tersenyum meminta maaf kepada Kangin.

Ada seulas senyum kecil yang muncul di wajah Kangin yang datar. Tetapi hanya sekerjapan mata dan menghilang, hingga Kibum sendiri tidak yakin dengan penglihatannya. "Tidak apa-apa Tuan. Saya senang anda baik-baik saja. Oh ya, kalau anda sudah siap, Tuan Siwon ingin bertemu di ruang kerjanya." Kangin sedikit membungkukkan badannya, "Kalau begitu saya permisi dulu."

Kibum termangu. Kenapa Siwon ingin bertemu dengannya? Kembali diingatnya suasana makan malam kemarin yang menakutkan, membuatnya merasa enggan.

Sementara itu, langkah Kangin tampak meragu, kemudian dia berhenti melangkah dan berputar, menatap ke arah Kibum yang masih berdiri di ambang pintu, "Anda mengunci pintu kamar anda." Kangin menatap Kibum dengan tatapan tajam.

"Eh… iya.." Kibum mengalihkan pandangannya gugup, tidak tahan dipandang setajam itu, benaknya berputar mencari alasan, "Saya terbiasa mengunci pintu kamar di rumah, maafkan saya membawa kebiasaan itu di sini."

"Tidak apa-apa." Kangin menggelengkan kepalanya. "Saya harap anda melakukannya terus."

"Melakukan apa?" Kibum menatap Kangin dengan bingung.

"Mengunci pintu kamar anda setiap malam." Kangin berucap misterius, lalu membalikkan tubuhnya dan melangkah meninggalkan Kibum yang masih terpaku bingung di ambang pintu, memikirkan arti dari kata-kata Kangin. Namja itu menyuruhnya mengunci pintu kamar setiap malam. Seakan-akan ada bahaya yang mengintainya kalau dia tidak mengunci pintu kamar. Tiba-tiba Kibum merasakan bulu kuduknya berdiri

Ada bahaya apa yang mengintainya di rumah ini?

.

.

I'M SIPUT

.

.

"Maafkan aku memanggilmu kemari." Namja itu sedang menghadap berkas-berkas yang tampaknya rumit di meja kerjanya. Ketika dia melihat Kibum melirik berkas-berkas itu, Siwon tersenyum, "Oh… aku sedang memeriksa beberapa pekerjaan, kau tahu wartawan-wartawan di depan itu membuatku tidak bisa keluar rumah, jadi aku melakukan pekerjaanku dari dalam rumah. Untunglah teknologi sudah cukup maju sekarang ini, jadi perusahaanku tetap aman dan terkendali. Duduklah Kibum-ah, aku ingin membicarakan sesuatu."

Kibum mengikuti permintaan Siwon dan duduk di kursi di depan meja kerjanya, mengamati ketika namja itu merenung dengan kedua tangan ditumpangkan di dagu. Lalu dia itu menghela napas,
"Mungkin apa yang akan kukatakan ini akan sangat mengejutkanmu." Tatapannya berubah lembut, penuh permintaan maaf, "Sebelumnya aku minta maaf atas tingkahku saat makan malam kemarin, aku tahu itu keterlaluan dan tidak dapat dimaafkan. Tetapi semoga kau mengerti, mungkin malam itu aku sedang mabuk, aku bahkan tidak begitu ingat apa yang kulakukan dan kukatakan, tapi aku tahu itu buruk, dan aku menyesal."

Ini Siwon yang biasa. Kibum menyimpulkan dalam hatinya, namja ini kembali menjadi Siwon yang berwibawa dengan auranya yang tulus. Tidak menakutkan seperti semalam, Kibum masih begidik mengingat kejadian semalam… Dan Siwon mengatakan dia mabuk, mungkin jauh di dalam hatinya namja itu masih bersedih atas kematian ibunya. Bagaimanapun mereka sepasang kekasih bukan? Mungkin kelakuan menakutkan Siwon yang kemarin masih bisa dimaklumi.

"Tidak apa-apa. Saya mengerti…"

Siwon tersenyum lalu matanya berubah serius, "Well, ini mengenai apa yang akan kuungkapkan kepadamu Kibum… aku minta maaf kalau aku tidak menghubungimu sebelumnya. Aku hanya ingin memastikannya sebelum mengatakannya kepadamu…" Namja itu mengambil album foto yang pernah dilihat Kibum sebelumnya, di situ ada foto kedua orang tua angkat Siwon dan kakak Siwon yang lebih tua, " Kau lihat, ini kedua orang tua angkatku dan kakak angkatku, namanya Hangeng." Mata Siwon tampak sedih, "Mereka semua meninggal karena kecelakaan…. kedua orang tua angkatku meninggal di tempat begitupun Hangeng… tetapi jauh, lama sebelum Hangeng meninggal dia menitipkan sebuah rahasia kepadaku…"

Kibum menatap foto Hangeng di sana. Namja yang tampan. Dengan senyumnya yang hangat, sayang sekali dia harus meninggal di usia muda.

"Hangeng pernah mengatakan kepadaku, di masa mudanya dia pernah melakukan perbuatan tidak bertanggung jawab, dia menghamili kekasih masa SMUnya, tetapi hubungan mereka tidak berjalan baik sehingga dia memberikan uang kepada kekasihnya untuk menggugurkan kandungannya dan kemudian dia pergi dan meninggalkan kekasihnya…" Siwon menatap Kibum dalam-dalam. "Tetapi kemudian, dia menyadari bahwa kekasihnya di masa lalu itu tidak pernah mengugurkan kandungannya, dia ternyata mempunyai seorang putra yang waktu itu telah berumur satu tahun."

Kibum mulai menangkap sinyal-sinyal itu. Benaknya menarik kesimpulan, tetapi pikiran logisnya tidak mau percaya…. apakah itu benar? Mungkinkah? Bagaimana mungkin semua bisa begitu kebetulan?
"Ya Kibum… putra Hangeng adalah dirimu." Siwon melemparkan jawaban itu, menghapuskan semua keraguan di pikiran Kibum, "Tidakkah kau lihat foto itu? Dia sangat mirip denganmu."

Kibum menatap foto itu, kali ini tangannya gemetar, begitupun hatinya, ikut tergetar. Oh astaga, namja ini, yang sedang membalas senyumnya di foto ini adalah Appanya? Appanya yang selama ini dia anggap tidak pernah ada? Appanya yang selama ini tidak dia ketahui di mana dia berada, tidak berani ditanyakannya, meski hatinya bertanya-tanya?

Kibum mengakui mereka mirip, warna kulit itu, warna rambut yang pekat, bentuk alis dan bibir mereka, bahkan bibir mereka mirip. Sisanya adalah warisan dari Hyori…. tetapi Kibum menyadari dia percaya kepada Siwon, Hangeng adalah Appanya. Tetapi.. Appanya sudah mengetahui tentang dirinya sejak dia berumur satu tahun, kenapa Appanya tidak pernah menemuinya? Apakah Appanya juga menolaknya seperti ibunya? Menganggapnya seperti aib di masa lalu yang harus dienyahkan?

Kibum mendongakkan kepalanya dari foto itu, menatap Siwon dengan tatapan ragu, takut akan jawaban yang diberikan oleh Siwon, "Apakah appa…. juga menolak saya?"

"Jangan menggunakan kata 'saya' Kibum-ah, itu terlalu formal." Siwon menggelengkan kepalanya, "Dan astaga, tidak Kibummie, ayahmu mencintaimu..dia langsung menemui harabeoji dan halmeonimu ketika dia tahu bahwa Hyori membuangmu. Tetapi mereka berdua begitu ketakutan bahwa Hangeng akan merenggutmu, mereka mengancam Hangeng kalau dia berani menemuimu, mereka akan menuntutnya karena telah memperkosa Hyori. Ancaman yang bodoh… tetapi Hangeng begitu mencintaimu sehingga takut pertikaian itu akan mempengaruhimu, karena itu dia menerima kesepakatan dengan mereka berdua."

"Kesepakatan apa?"

"Bahwa ayahmu tidak boleh menemuimu. Tidak boleh berinteraksi denganmu, setidaknya sampai kau berusia tujuh belas tahun dan sudah dewasa dan bisa menerima penjelasan. Sebagai gantinya, mereka berdua akan mengirimkan laporan perkembanganmu dan mengabari keadaanmu."

Siwon mengeluarkan dua album foto besar dari laci meja kerjanya, "harabeoji dan halmeonimu mengirim foto perkembanganmu kepada Hangeng secara berkala, dan ayahmu menyimpannya di sini." Siwon mendorong album foto itu kepada Kibum. Di dalamnya berisi foto-foto masa kecil Kibum. Tentu saja Siwon tidak mengatakan bahwa dia memiliki enam album besar lain yang berisi foto-foto Kibum ketika dewasa, yang dikirim oleh para anak buahnya yang mengikuti Kibum secara diam-diam dan mengambil fotonya secara rahasia setiap saat.

Kibum membuka album-album foto itu. Siwon benar. Isinya adalah fotonya dari bayi sampai kanak-kanak. Jadi selama ini Appanya mengawasinya dari kejauhan, mencintainya diam-diam…matanya terasa panas, mulai berkaca-kaca.

"Dia sangat menyayangimu. Dia hanya menceritakan tentangmu kepadaku karena aku adik laki-laki yang dipercayainya. Meskipun aku hanya adik angkat, kami sangat dekat dan bersahabat…" Mata Siwon melembut, "Dia selalu menunjukkan foto-fotomu dengan bangga, menyimpannya dengan hati-hati… dan berkata dia tak sabar untuk menunggu usiamu tujuh belas tahun dan menemuimu, mengatakan siapa sebenarnya dirinya…" Siwon menghela napas panjang, "Sayangnya dia tidak bisa mencapai saat itu…. sebelum usiamu tujuh belas, dia sudah terenggut karena kecelakaan tragis itu."

Air mata Kibum menetes di pipinya tanpa disadarinya. Appanya ternyata begitu menyayanginya. Dia ternyata bukan anak yang ditolak dan ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, setidaknya Appanya menyayanginya. Album foto itu basah oleh air matanya yang menetes. Dengan tangan gemetar diusapnya air matanya, dan dipeluknya album foto itu seakan itu harta yang paling berharga baginya, "Album foto ini… bolehkah kubawa ke kamar? Aku ingin melihatnya lebih lama…" dan Kibum ingin membuka setiap lembar album ini sambil membayangkan bagaimana Appanya membuka album ini dulu ketika dia masih hidup. Album ini menyimpan kenangan, kenangan berharga akan Appanya yang tak sempat dikenalnya.

Siwon menganggukkan kepalanya, "Tentu saja Kibummie.. itu milikmu." Dia menatap Kibum dengan serius.

"Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku begitu kuat melarangmu keluar dari rumah ini… selain karena wartawan-wartawan itu… ini alasannya, sebelum meninggal, Hangeng memintaku menjagamu. Hangeng meninggal ketika usiamu delapan tahun. Aku berusia dua puluh tahun ketika itu. Dia memintaku menjagamu.. karena itulah aku berusaha mencarimu. Tetapi sama seperti yang dilakukan kedua orang tua ibumu kepada Hangeng, mereka melarangku mendekatimu… apalagi aku tidak ada hubungan apa-apa denganmu, jadi mereka melarangku mendekatimu sampai kapanpun, dan melarangku memberitahukan yang sebenarnya padamu, karena saat itu karier Hyori sedang sangat menanjak… mereka takut akan ada skandal yang mempengaruhi karier putrinya, jadi aku mundur dan menunggu."

Tiba-tiba pikiran itu terasa menggelitik Kibum sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apakah kau mendekati ibuku karena…."

"Ya, aku mendekati ibumu karena mencari jalan untuk menemuimu. Tetapi jangan salah paham, aku memang tertarik pada Hyori, dia cantik dan menyenangkan dan aku serius untuk memperistrinya, dengan begitu aku bisa mendapatkan istri yang cantik, sekaligus bisa menunaikan janjiku kepada Hangeng, untuk menjagamu sebagai anakku."

Siwon mengernyit mendengar kebohongannya sendiri. Dia sama sekali tidak tertarik kepada Hyori, apalagi memperisteri perempuan yang palsu di segala hal itu, dan daripada menjadikan Kibum anaknya, Siwon lebih tertarik menjadikan Kibum istrinya. Ia tersenyum.

Sementara itu Kibum berpikir dan menelaah semua hal. Pantas di saat pertemuan pertama mereka dulu, Siwon begitu ngotot agar mereka menjadi satu keluarga dan agar Kibum tinggal bersamanya kalau dia dan Hyori menikah nanti. Ternyata ini alasannya. Dan ternyata ini pula alasan kuat kenapa Siwon menahannya di rumah ini.

"Ternyata semua tak berjalan sesuai rencana…Hyori meninggal dan…" Siwon menghela napas panjang, "Maafkan aku, aku berencana memberitahukan padamu pelan-pelan. Tetapi aku tidak mau kau salah paham dan bingung karena aku menahanmu di sini. Aku… meski tidak berhubungan darah, aku sama saja seperti pamanmu. Ayahmu menitipkanmu kepadaku untuk kujaga, dan aku ingin melakukan janjiku kepadanya. Karena itu, kumohon kau mau mempertimbangkan untuk tinggal di sini bersamaku."

Kibum tertegun, teringat akan tekadnya semalam untuk segera pergi dari rumah ini. Tetapi waktu itu dia ketakutan atas tingkah Siwon yang aneh dan dia tidak tahu tentang kenyataan ini. Apakah dia harus mempertimbangkan lagi?

"Ada banyak kisah tentang Hangeng yang ingin kubagi denganmu, kalau kau tertarik ingin mendengar tentang ayahmu.." Siwon melemparkan tawaran yang sangat menarik bagi Kibum, membuat Kibum tidak bisa menolak.

"Baiklah hyung, aku… aku akan tinggal di rumah ini, aku akan senang sekali kalau kau mau berbagi cerita tentang ayahku kepadaku."

"Aku salah mengatakan kau kurang cerdik.. kau ternyata cerdik." Bayangan di kegelapan itu melemparkan senyum jahatnya kepada Siwon, "Kau berhasil menahannya di rumah ini."

"Diam Andrew!" Siwon menggeram marah, "Kau hampir membuatnya kabur semalam, dan aku yang harus membereskan kerusakan yang kau buat."

"Aku tidak tahan kalau dia ada di dekatku. Rasanya aku ingin memakannya bulat-bulat…"

"Kalau kau berani menyakitinya, aku akan membuat Kibum pergi dari rumah ini. Jauh darimu sehingga kau tidak bisa menemukannya lagi." Siwon mendesis, mengancam.

Tanggapan yang dia terima dari Andrew hanyalah tawa mengejeknya yang khas, "Apakah kau berani melepaskannya Siwon? Kau bahkan tidak tahan jauh-jauh darinya, aku ragu kau berani membuatnya jauh dariku, karena itu sama saja menjauhkannya darimu."

Siwon terdiam, tertegun kaku. Tetapi kemudian menatap Andrew dengan pandangan menantang, "Kalau kau membahayakan Kibum, aku akan melakukannya. Aku lebih mementingkan keselamatan Kibum daripada kebahagiaanku. Kalau dengan menjauhkannya dari diriku dan kau akan membuat Kibum bahagia dan selamat, aku akan melakukannya."

Andrew mengerutkan keningnya, mulai menyadari kebenaran dari ancaman Siwon, dia menatap Siwon penuh spekulasi.

"Kau tidak akan berani melakukannya,"

"Aku akan melakukannya."

"Walaupun begitu, Kibum tidak akan lepas dariku, aku akan mencarinya kemanapun. Percuma saja Siwon. Apapun yang terjadi… Kibum akan menjadi milikku."

Tawa Andrew masih membahana di kegelapan, penuh dengan ejekan yang kejam…

.

.

I'M SIPUT

.

.

"Kalau terjadi apapun padaku. Kau akan melakukannya kan Kangin?"

Kangin menatap ragu ke arah Siwon, tahu kalau Andrew mendengarkan di dalam sana.

"Kau tidak usah takut." Siwon menghela napas, "Aku minta maaf atas insiden kecelakaan itu, yang hampir merenggut keluargamu.,,," namja itu mengacak rambutnya dengan frustasi, "Monster ini kadangkala sangat kuat, tetapi aku akan menahannya sekuat tenaga. Sementara itu, lakukan apa yang kuminta untuk kau lakukan."

Monster…Kangin membatin dalam hati. Panggilan itu sangat cocok untuk Tuan Andrew, namja itu berjiwa kelam dan bengis, melindas siapapun yang menghalanginya tanpa ampun. Kangin takut setengah mati kepada Tuan Andrew. Tetapi kesetiaannya kepada Tuan Siwon mengalahkan segelanya. Kalau memang nanti terjadi sesuatu kepada Tuan Siwon, Kangin akan melaksanakan instruksinya. Melindungi Kibum dan membawanya lari jauh-jauh dari jangkauan Tuan Andrew, meskipun nyawa menjadi taruhannya.

.

.

I'M SIPUT

.

.

"Kau masih penasaran akan kasus kematian artis itu?"

Sapaan itu membuat Hyunjoong menoleh dan tersenyum, "Aku sedang menyelidiki kasusnya untuk artikel khusus di majalah. Kau tahu, kisah tentang anak gelap Lee Hyori membuat semuanya makin menarik."

"Tetapi anak gelap perempuan itu tidak bisa ditemukan di mana-mana. Rumahnya ditinggalkan begitu saja. Dia mengambil cuti dari tempat kerjanya, dia seolah lenyap dan aku bahkan mulai ragu kalau dia ada." Teman wartawannya yang bernama Chansung menyahut sambil memutar bola matanya.

Hyunjoong tertawa, "Dia memang ada." Dibukanya berkas-berkasnya, "Aku menyelidiki ke sekolahnya dan berhasil mendapatkan fotonya waktu masih muda. Usianya pas. Sepertinya gosip itu benar, Hyori melahirkan anaknya ketika usianya enam belas tahun."

Chansung mengambil berkas Hyunjoong dan mengamati foto Kibum yang terpampang di sana. "Siapa namanya? Kim Kibum? Hmmm dia manis untuk ukuran namja, sepertinya mewarisi kecantikan ibunya."

"Asalkan tidak mewarisi sikapnya." Hyunjoong tersenyum sinis. Sifat buruk Hyori sebagai publik figur memang sudah menjadi rahasia umum di kalangan artis dan wartawan.

"Bahkan kita tidak bisa menebak siapa ayah anak ini." Chansung menatap Hyunjoong dengan serius, "Kau sudah ada ide di mana Kibum berada sekarang ini? Kau harus menemukannya, artikelmu tidak akan berhasil kalau kau tidak bisa menemukan Kibum."

Hyunjoong mengetuk-ngetukkan pensilnya di meja sambil merenung. Sesungguhnya ia mengalami jalan buntu. Tidak ada yang tahu di mana Kibum berada. Dia sudah menghubungi semua orang yang mungkin berhubungan dengan Kibum, anak itu tidak punya banyak teman dan kenalan. Tetapi semua nihil. Tidak ada yang tahu di mana Kibum berada, gadis itu tampaknya lenyap begitu saja. Tetapi Hyunjoong bertekad menemukannya, dia pasti akan menemukan Kim Kibum.

"Dan milyuner kaya itu, kekasih Lee Hyori, juga tidak ada kemajuan dengannya ya?"

Hyunjoong mengerutkan keningnya, Choi Siwon menjadi satu lagi masalah besar. Sejak kematian kekasihnya dia sangat sulit ditemui. Pintu gerbangnya selalu tertutup rapat, dia bahkan tampaknya tidak pernah keluar dari rumahnya. Penjagaannya sangat ketat, dan tidak peduli para wartawan berkemah di depan rumahnya, mereka tidak berhasil menemui Choi Siwon.

"Sebenarnya kau bisa menjadikannya bahan artikelmu." Chansung mengusulkan.

Hyunjoong mengernyitkan keningnya, "Siapa? Choi Siwon? Dia cuma milyuner kaya yang kebetulan memacari artis, banyak yang seperti dia, tidak menarik untuk dibahas… Publik akan lebih menyukai kisah anak gelap yang disembunyikan seorang artis sekian lama…"

"Tetapi dari rumor yang aku dengar, Choi Siwon selalu membawa kematian di sekelilingnya."

"Apa maksudmu?" Hyunjoong memfokuskan pandangannya pada Chansung, insting wartawannya mulai berdering.

"Yah kau tahu. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat, keluarga angkatnya juga meninggal begitu saja karena kecelakaan mobil… dan sekarang calon isterinya meninggal pula, di rumahnya. Mungkin pria itu menyimpan kutukan yang membunuh orang-orang terdekatnya." gumam Chansung.

Atau pria itu terlibat sesuatu yang menyebabkan kematian orang-orang terdekatnya. Hyunjoong menyimpulkan. Matanya menatap berkasnya yang memuat tentang Choi Siwon. Well, kalau dia menggali sedikit lebih dalam, mungkin dia bisa mendapatkan sesuatu… Hyunjoong bertekad dalam hati, dia akan mencari tahu dan menemukan kisah yang menarik untuk diberitakannya kepada publik.

.

.

.

From the Darkest Side

.

.

.

Tbc

.

.

.

Thanks to :

| Bryan Andrew Cho | Shawokey | cloudyeye | Ayou si Ristinok | mimi | NicKyun | Cassia Cinnamon | Maru Glendive Diamond | bumranger89 | meotmeot | iruma-chan | GabyGaluh | BabyBuby | sayakanoicinoe | Lady Ze | Tiemackh Charvoet | .144 | Kim Eun Seob |