Daisuki Summer and you

A Naruto Fic

Disclaimer Naruto : Masashi Kishimoto

Pair : Sasuke Uchiha and Sakura Haruno

Rate : Teen

Romance/Hurt/Comfort

Warning : DLDR, OoC, AU, Typo(semoga tidak ada), gaya penulisan aneh, cerita suka-suka gua.

.

Apakah Aku boleh berharap lebih padamu?, tapi jangan beri Aku harapan palsu. Akan sakit bila yang harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Aku yang sudah 8 tahun hadir dalam hidupmu, hanya menjadi seorang teman, sedangkan Dia yang baru Kau kenal seminggu sudah jadi pacar. Rasa ingin menyerah mencintaimu selalu datang, tapi aku yakin pasti suatu saat cintaku terbalas. Sekarang aku memutuskan. Perasaan ini akan terus berlanjut, apapun yang terjadi!

.

"Ohayou, Hinata-chan" Ucap pemuda berambut kuning, ketika masuk kedalam kelasnya –XI IPA 2.

"Ohayou, Naruto-kun" Sahut Hinata, -pacarnya.

Baru beberapa siswa yang sudah datang. Wajar, jam dinding yang menempel diatas papan tulis baru menunjukkan pukul 06.30 sedangkan pelajaran dimulai pukul 07.30 terlalu pagi bukan?. Satu –persatu siswa/siswi sekolah yang berada di dekat pantai ini datang, baik yang menggunakan kendaraan pribadi, maupun yang menggunakan kendaraan umum, karena waktu sudah mulai mendekati jam pelajaran.

.

Didepan pagar besi rumah berarsitektur Jepang modern, terlihat gadis bersurai pink panjang yang di ikat poniteru tengah bolak-balik melihat ke ujung jalan dan ke jam berwarna pink yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. 07.20.

"Aduuh, Sasuke-kun kemana sih? Apa jangan-jangan Dia tidak sekolah karena sakit? Tidak mungkin, kalau dia tidak sekolah pasti menghubungiku, pasti Sasuke-kun kesiangan!" gumam gadis itu.

Tak lama kemudian matanya melihat sebuah motor ninja berwarna hitam dari ujung jalan, kedua ujung bibirnya tertarik keatas, membentuk sebuah senyuman lebar. Motor itupun semakin mendekat, senyuman merekah yang tadinya terpampang di wajah cantik gadis pink itu berubah menjadi mengerucut. Ninja itu berhenti tepat didepannya. Si pengemudi menaikkan kaca helmnya, Pemuda itu terkekeh kecil melihat Sakura, berekspresi seperti itu.

" Ini, Ayo naik, nanti telat!" Sasuke menyerahkan helm pada Sakura dan menyuruhnya agar cepat naik, Gadis itupun memakai helm dan segera naik ke atas motor,

"Memang sudah telat, bodoh!" ingin rasanya Sakura memeluk pinggang Sasuke, tapi itu tidak mungkin. Ya jelas, pacar saja bukan. Sakura tahu diri, Dirinya dan Sasuke hanya teman, tidak lebih!

"Aku kesiangan. Pegangan, Aku akan ngebut" perintah Sasuke. 'ternyata benar'.

"?"

Sakura diam, Dia bingung dengan ucapan Sasuke, pegangan dimana? Dan apa yang di pegang? Sasuke memperhatikan Sakura yang sepertinya sedang kebingungan dari kaca spion. Lama. Pemuda bermarga Uchiha itu meraih kedua tangan Sakura, lalu dilingkarkannya kepinggangnya.

BLUSH
Sakura merasakan wajahnya memanas, pasalnya semenjak pergi sekolah bersama Sasuke –tentu saja pakai motor- Dia tidak pernah memeluk erat Sasuke seperti ini. Sakura mengakui, saat ini hatinya sedang bersorak senang, Dia tidak menyangka keinginannya akan di kabulkan secepat ini oleh Kami-sama, walaupun Dia tahu alasan Sasuke menyuruhnya pegangan, karena akan ngebut, kalau tidak pegangan Dia bisa mati konyol. Sasuke pun mulai menjalankan motornya dari kecepatan yang 'SLOW' ke 'WOW' . Untung Sakura mengikat poniteru rambutnya hari ini, kalau tidak, Dia tidak tahu seperti apa bentuk rambutnya setelah melepas helm.

Gadis bermata Emerald itu, menoleh ke arah kiri, kedua sudut bibir merah mudanya kembali tertarik keatas, saat melihat birunya air laut di pantai Konoha ini, Kalau saja dirinya tidak ingat bahwa Dia akan pergi kesekolah, mungkin Sakura sudah turun dari motor untuk bermain air di pantai indah ini.

Motor Ninja hitam itu mulai memasuki gerbang sekolah, tentu saja dengan kecepatan normal. Masih dengan kedua lengan yang melingkar di perut Sasuke, Sakura seakan tersadar dari lamunan ketika mendengar bisik-bisik siswi yang tengah lewat sambil membawa buku. Lekas ia menarik tangannya dan turun dari motor melepaskan helm, lalu merapikan pakaiannya yang seperti habis di terjang tornado. Sasuke pun sama, Pemuda itu membuka helmnya dan menegakkan kembali(?) rambutnya yang lepek akibat memakai helm.

'ya ampun, Sakuke-kun! Kau itu mau keadaan seperti apapun pasti tetap tampan!' batin Sakura jengkel melihat Sasuke yang tengah sibuk membenarkan rambutnya. Sakura melirik lagi jam pink-nya. Pukul 07.35. Tanpa fikir panjang Sakura menarik Sasuke untuk segera cepat kekelasnya. XI IPA 2.

TAPTAPTAPTAP

Suara langkah kaki Sakura dan Sasuke seperti bersahut-sahutan di koridor yang mulai sepi, karena bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

"Cepat, cepat, cepat." Berkali-kali Sakura menggumamkan kata itu berharap itu mantra ajaib yang bisa membuatnya cepat sampai, namun kenyaataannya ini sudah bukan zaman penyihir. Sialnya kelas mereka berada di lantai paling atas, lantai tiga.


.

Didalam kelas XI IPA 2, sedang sunyi. Sang Guru Fisika yang terkenal The best killer Teacher of Konoha High School –Anko-sensei, sedang memberi tugas mencatat.

'Ini hari rabu, pelajaran pertama...' air muka sakura, berubah murung, 'Fisika..Anko-sensei. Tamatlah riwayatku' langkah Sakura terhenti saat teringat pelajaran pertama hari rabu adalah fisika yang guru pembimbingnya galak. Otomatis langkah Sasuke juga terhenti karena pergelangan tangannya di genggam Sakura, Pemuda tampan itu memperhatikan Sakura yang tertunduk, Sasuke tahu, pasti gadis itu teringat kalau pelajaran pertama hari ini pelajaran Fisika Anko-sensei.

"Tenanglah, tidak usah takut. Kau tidak sendiri. Ada Aku. Aku akan menjelaskan pada Anko-sensei alasan kita telat" Dilepaskannya tangan Sakura yang menggengam pergelangan tangannya. Gantian, kini tangannya lah yang mengenggam jemari-jemari kecil itu. Sakura tersenyum kecil mendapat perlakuan seperti ini, kadang Sakura bertanya pada dirinya, apakah Sasuke mencintainya juga, seperti dirinya mencintai pemuda itu? Perasaan ingin mengungkapkan terkadang muncul dalam dirinya, tapi apa jadinya jika Dia sudah mengutarakannya, Pemuda itu malah menjauhi dirinya. Bingung.

.

"Hinata-chan, Sakura-chan dan Sasuke kemana?" Tanya Naruto berbisik pada sang pacar yang duduk disebelahnya.

"Aku juga tidak tahu Naruto-kun. Mungkin mereka telat" jawab Hinata yang juga bebisik.

Tak puas dengan jawaban kekasihnya, Naruto takut kalau Sasuke tidak sekolah, bagaimana dengan rapat turnamen Basket antar SMA se-Konoha? Sasuke, sang ketualah yang harus memimpinnya.

"Ssstt, Neji, Sasuke kemana sih?" bisik Naruto pada Neji yang duduk disebrangnya. Yang ditanya hanya menggendikkan bahu.

"awas?awas apanya" Pemuda berambut duren itu, tidak mengerti dengan yang diucapkan Neji, yang Naruto tanyakan itu Sasuke kemana, malah di jawab 'awas?' , beberapa detik kemudian..

PLETAK

TAP

Langkah mereka terhenti di depan pintu, yang diatasnya ada papan kayu bertuliskan XI IPA 2.

'Hhhh~' Sasuke menghela nafas, perlahan ia mengangkat tangannya bersiap untuk mengetuk...

"ADUHH," ringis Naruto sambil mengusap-usap kepalanya setelah penghapus white board yang terbuat dari kayu itu 'menjitak' kepala durennya. Oh, Naruto sekarang mengerti, maksud ucapan Neji tadi, 'awas' itu maksudnya 'awas' dari penghapus toh.

-Sasuke tidak jadi mengetuk. Sedangkan,
-Sakura berani bertaruh, kalau yang mengeluarkan suara 'aduh' tadi pasti Naruto yang dilempar penghapus oleh Anko-sensei karena ribut.

"Bisa diam dan tenang saat mencatat Tuan Uzumaki?" Tanya sang killer Teacher dengan nada yang terkesan penuh penekanan di setiap kata-katanya.

Naruto terlihat ketakutan menatap Anko-sensei, tak tahan menatap sang guru, Naruto mengalihkan pandangannya ke buku tulisnya. "Te..tentu sensei" jawab Naruto kemudian, dan melanjutkan tugas mencatatnya.

Sasuke jadi ragu untuk mengetuk pintu kelas itu, Sasuke seorang Uchiha, jangan lupakan itu! Uchiha tidak akan menghindari takdir.

TOK TOK TOK

–akhirnya setelah sekian lama berdiri di depan pintu Sasuke memutuskan untuk masuk ke kelas. Masih menggenggam jemari Sakura yang sudah dingin karena gugup karena di genggam terus oleh Sasuke dan tentu saja gugup pada guru si guru. –Sreettt pintu pun dibuka.

Semua pasang mata yang berada di dalam kelas menatap Sakura dan Sasuke yang berdiri diambang pintu, Anko-sensei memberikan deathglare terbaiknya pada 2 anak muridnya ini. Sasuke membawa Sakura berjalan menuju meja guru, Sebenarnya Sasuke ngeri juga dengan guru yang satu ini, tapi berkat raut stoic khas Uchiha-nya rasa ngeri itu jadi tidak kentara. Blue shappire dan amethyst sepasang kekasih itu, -Naruto dan Hinata- menyipit melihat tangan yang saling menggenggam seolah saling memberi kekuatan . Keduanya tersenyum tipis 'mereka pacaran, yokatta!' ./ 'Kupikir Dia tidak sekolah,fyuuh'.

"Ini sudah pukul berapa Uchiha, Haruno?" Sakura menunduk, terlalu berani baginya untuk menatap mata sensei killer itu.

"Pukul 07.41" jawab pemuda bermata onyx itu, sambil mengeratkan genggamannya pada jemari Sakura. Sakura siap menerima hukuman apapun asal tidak sendirian.

"Ma-"

"Sekarang , kalian berdua berbiri di bawah tiang bendera sampai jam pelajaran ku habis!" Sekali ganas tetap ganas! Jangan lupakan itu, bicara sepatah katapun tidak bisa. Haduh !

Dengan lesu Sasuke dan Sakura keluar dari kelas mereka. Turun menuju lapangan, untuk melaksanakan hukuman, berdiri di bawah tiang bendera sampai pelajaran fisika habis, berarti sampai pukul setengah Sembilan. Sakura bersyukur karena masih tergolong pagi, jadi tidak terlalu panas. Tapi tetap saja capek, berdiri sambil membawa tas, berat!

"Ini semua salahmu Sasuke-kun!" ucap Sakura kesal pada pemuda yang berdiri di sampingnya sambil terus menggenggam tangannya, padahal Dia sangaaat senang bisa berdiri disini, dihukum dibawah tiang bendera sambil bergandengan tangan dengan orang yang dicintai yang menurut Sakura so sweet.

"Kau lihat sendirikan, bicara 1 katapun tidak bisa. Oh iya dan –maaf" balas Sasuke tegas.

"Pokoknya ini salahmu Sa-su-ke-kun!"

"Terserah"

"Kau, menyebalkan!"

"Memang"

"Geez, hah sudahlah!"

Pemuda bermata onyx itu terkekeh, Sakura selalu kalah bila berdebat dengannya, Dia mengangkat tangan kanannya, mengusap-usap kepala berhelaian merah muda di samping kirinya. Sang Gadis lalu membuang muka, pura-pura merajuk. Padahal hatinya sedang berbunga-bunga.

Kegiatan mereka itu menyita perhatian Gadis berambut pirang panjang yang tengah berjalan di koridor dengan seorang guru piket. Gadis pirang itu terpesona pada pemuda yang sedang asik menggoda gadis pink disampingnya. Tampan .itulah kesan pertama saat melihat pemuda berambut raven itu.

"Ehm, sensei. Anda tahu dua orang di sana? Mereka kelas mana?" Tanya Gadis pirang kepada guru piket seraya menunjuk Sasuke dan Sakura di tengah lapangan.

"Oh, Sasuke dan Sakura? Mereka kelas XI IPA 2. Memang kenapa nona Yamanaka?" Tanya balik Guru piket .

"Bisakah Aku pindah kekelas itu, mereka sahabat lama ku, Aku ingin memberikan kejutan pada mereka" Dusta gadis bermarga Yamanaka itu, mana kenal Dia, dengan SasuSaku.

"Tentu," balas Iruka –guru piket.

"Maaf, Saku" Sasuke menurunkan tangannya dari atas kepala Sakura, onyx-nya menatap Sakura intens.

"Tidak! Sebelum Kau menemaniku kepantai pulang sekolah." Emerald-nya menatap lurus kedepan, kemudian menoleh pada si pemuda yang tengah menatapnya.

"Tentu saja, tapi kau harus menungguku, karena hari ini ada rapat kecil tentang turnamen basket" jawab Sasuke yakin.

"Yeay! Sasuke-kun baik! Pasti Aku akan menunggumu!" -sampai kapanpun- Seru Sakura sambil memeluk Sasuke erat,

Sakura tak tahu, harus sampai kapan Ia memendam perasaannya. Sikap Sasuke yang kadang membuat Sakura mengira kalau pemuda itu menyukainya juga, membuatnya hampir mengungkapkan perasaannya. Sakura selalu terkikik apabila Dia mengingat kejadian di pantai Konoha setahun silam, saat Dia coba mengungkapkan perasaannya, Gadis itu malah berlari, bagai melarikan diri. Dia tak mampu mengatakannya. Sekarang Sakura baru menyadari, terakhir kali Sauke mempunyai pacar saat kelas 3 JHS, dan sampai sekarang Dia tidak pernah melihat Sasuke mempunyai pacar. Dengan GR-nya Sakura berfikiran kalau Sasuke menunggunya untuk menyatakan Cinta, dan senang hati pemuda itu akan menerimanya. 'jangan GR Sakura,akan sakit bila yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan'.

Sambil berlalu keruang kepala sekolah nona Yamanaka itu melirik sekilas SasuSaku dengan seringai yang tercetak jelas di bibirnya. 'Heh, sepasang kekasih? Menarik!'

"Oops. Gomen ne Sasuke-kun" Sakura kelepasan, saking senangnya. Sasuke hanya membalasnya dengan senyuman maut, yang selalu membuat Sakura Blushing.

TEEET TEET

Bel istirahat pertama berbunyi, Sakura, Hinata, Tenten Temari, 4 sekawan ini sudah duduk dengan santainya di kantin, makanan yang mereka pesan sudah tersedia di atas meja. Sakura, Hinata, dan Temari sudah mulai menyendok makanan, Sedangkan Tenten melambai-lambaikan tangannya kearah 4 pemuda yang tengah sibuk mencari bangku kosong.

"Neji-kun, sini!" teriak Tenten, kemudian 4 pemuda itu datang dan duduk di hadapan masing-masing pasangannya, kecuali Sasuke dan Sakura.

"Hei, Kalian, carilah pasangan, atau kalian pacaran saja, kalian cocok kok!" cetus Naruto tiba-tiba di sela-sela makan. Yang lain hanya mengangguk antusias.

"Bukannya mereka sudah pacaran Naruto-kun? Aku tadi melihat mereka bergandengan tangan saat di marahi Anko-sensei" Ucap Hinata yang sontak mendapatkan deathglare dari SasuSaku.

"Hn. Tentu..." jawaban Sasuke membuat Sakura tersenyum berharap-harap semoga saja Sasuke memiliki perasaan seperti dirinya pada pemuda itu. Sakura sudah menyukai Sasuke sejak Sekolah Dasar. Semakin mereka besar, semakin besar juga rasa suka itu hingga berubah menjadi rasa cinta seperti sekarang ini. Tapi, Sakura tak berani menyatakannya, Dia terlalu takut, dia tak punya cukup keberanian untuk mengutarakan rasa yang sudah Ia pendam selama bertahun-tahun, Sakura menutupi rasa cintanya dengan berpura-pura bersikap cuek pada Sasuke, Sakura tak ingin Sasuke tahu, dan tak ingin Sasuke menjauhinya saat pemuda itu tahu kalau Sakura mencintainya.

"Tentu saja tidak, Kita kan teman. Iyakan Sakura?" lanjut Sasuke cepat. Senyum manis di wajah Sakura hilang, tak ada yang menyadarinya kecuali, Gadis bermarga Hyuuga yang duduk disampingnya.

DEG
' sakit, Sasuke-kun. Teman ya? Apakah Aku boleh berharap lebih dari itu Sasuke-kun?'

"I-iya. Ten-tentu saja" jawab Sakura tersendat, dengan senyuman yang dipaksakan.

SAKURA'S PoV
Ingin rasanya Aku berlari kepantai, menangis sepuasnya di hadapan sang ombak. Berada disini hanya membuatku seperti orang tolol yang sedang diolok-olok, Jika dari dulu kuutarakan perasaanku pasti aku sudah di tolak Sasuke-kun ya? Miris? Memang. Hey, Sasuke-kun secara tidak langsung kau sudah menolakku di hadapan orang-orang tahu! Ugh~ cinta sepihak ini benar-benar konyol, belum juga menyatakan perasaan sudah di tolak secara tidak langsung pula. Mata ku mulai berkaca-kaca, tidak lucu jika menangis tanpa alasan yang jelas disini.

"Sakura-chan, Kau mau kemana?" Tanya Temari heran melihat Ku yang tiba-tiba beranjak meninggalkannya dan teman-teman yang lain.

"Ke toilet" Jawabku singkat, sambil berlalu meninggalkan kantin.

Kutoleh sedikit teman-teman yang masih menatap ku keheranan, mataku ku arahkan kearah Sasuke, ternyata sama, dia menatap kuheran. Lekas kupalingkan pandanganku . melihatnya hanya membuat sesak didada.

"Katanya mau ketoilet tapi kok belok kanan?" samar-samar aku mendengar Tenten bertanya entah pada siapa. Saat melihatku bukan kearah toilet. Aku belok ke kanan, padahal toilet ada di sebelah kiri, tujuan asalku memang bukan ke toilet, melainkan taman belakang sekolah yang sepi. Aku duduk di bangku kayu yang ada di bawah pohon Sakura. Termenung sendiri.

.tes
Huhh, air mata ini akhirnya jatuh juga. Sasuke-kun apa kau tahu, aku sudah memendam rasa ini selama 8 tahun lamanya? Kau pasti tidak tahu, karena aku terlalu takut untuk mengungkapkannya padamu. Akan kucoba untuk tidak berharap lebih padamu, tapi juga jangan memberiku harapan palsu. Akan kucoba, akan kucoba. Jika Kau sudah menemukan orang yang tepat, jangan pernah mengingari janji yan Kau buat Sasuke-kun. Kuhapus air mata yang terus mengalir dengan derasnya. Aku harus kuat. Mulai detik selanjutnya aku harus jalani seperti biasa. Ayo Sakura kau pasti bisa. Huftt, sepertinya aku harus ketoilet sungguhan, untuk merapikan penampilanku. TEETT .bel masuk, harus cepat-cepat.
End SAKURA'S PoV

Ino Yamanaka baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah bersama dengan asisten Kepala Sekolah, Dia melihat Gadis pink tadi siang yang bersama pemuda incarannya sedang mengusap-usap mata lalu pergi entah kemana, mungkin kembali kekelas atau kemana. Entahlah, Ino tak mau memperdulikan gadis pink itu, sekarang yang dia perdulikan adalah pemuda tampan yang dikiranya pacar Sakura.


.

Teman-teman yang ditinggalkan Sakura sudah kembali kekelas, mereka sedang mengerjakan soal-soal Biologi, yang diberikan Kakashi-sensei. Guru yang terkenal akan ke-lelet-annya masuk kelas, entah ada angin apa,hari ini Sang guru datang tepat waktu. Perubahan yang baik, Sir!

"Sakura kemana sih? Sudah 10 menit bel masuk" Tanya Tenten pada Sasuke.

"Tidak tahu, sudah ku Sms, tapi tidak diba-" TOK TOK

Ucapan Sasuke terpotong oleh ketukan pintu, 'Ah! Itu mungkin Sakura' .

Salah.

Yang masuk bukan Sakura melainkan asisten Kep Sek dan seorang gadis berambut pirang panjang yang diikat satu tinggi. Mata sasuke menatap sang gadis pirang dari ujung kepala sampai ujung kaki. Cantik. Dia terpikat. Asisten KepSek itupun meninggalkan kelas . Kakashi lalumempersilahkan si anak baru untuk memperkenalkan diri.

"Halo, Nama Saya Ino Yamanaka, Saya pindahan dari Tokyo Dome. Mohon bantuannya" Sapa gadis itu ramah, mata aquamarine itu berputar-putar, mencari sosok yang menjadi incarannya. Itu dia! Seringai gadis itu saat mendapati sang pemuda sedang menatapnya intens.

'Sepertinya akan lebih mudah ya'

"Oke, silahkan duduk di sebelah..angkat tanganmu Shion, Kau bisa duduk disana nona Yamanaka" perintah Kakashi-sensei, Gadis itu hanya mengangguk dan berjalan menuju kursi yang akan menjadi tempat duduknya.

Sasuke memperhatikan gadis Yamanaka itu sampai duduk dikursinya, merasa diperhatikan Ino menoleh kearah Sasuke, memberinya senyuman manis, Sasuke pun tersenyum. Aquamarine itu tertuju pada tas pink yang terletak diatas kursi sebelah Sasuke. 'Oh, duduk berdua? Tunggu tanggal main, aku yang akan duduk di kursi itu' Lalu Gadis bermarga Yamanaka itu mengeluarkan buku catatan barunya dan mulai mencatat.

TOK TOK TOK

Pintu kelas XI IPA 2 kembali diketuk, tapi kali ini oleh gadis berambut pink, Sakura berjalan kearah meja guru, "Maaf, sensei. Saya habis dari toilet" Kakashi mempersilahkan Sakura duduk di kursinya. Sakura pun menuju kursinya dengan lesu. 'Hufftt, bersikap biasa Sakura, anggap saja tidak ada apa-apa, kau pasti bisa Saku' Semangatnya pada diri sendiri.

Ino memperhatikan Sakura dari atas sampai bawah, senyum meremehkan kembali terpampang diwajahnya 'This, my rival?, Ck!'.

Sakura pun duduk di kursi nya, tak sengaja Dia menatap Sasuke, Blush. Sasuke memperhatikannya, wajah Sakura memerah lagi. 'bersikap biasa Saku! Ayolah!' batin Sakura. Gadis bermarga Haruno itupun mulai mencatat, lagi-lagi Dia mendapati Sasuke melihat kearahnya.

"Hei, Sasuke-kun! Haloo" tangan mungilnya melambai-lambai di depan wajah Sasuke,Namun tidak ada reaksi berarti dari pemuda itu. Sakura baru sadar kalau Sasuke bukan melihatnya, melainkan kesebelahnya. Sakura mengikuti kemana arah pandangan Sasuke. Sakit. Ternyata yang dilihat Sasuke adalah gadis cantik berambut pirang panjang itu. Tunggu dulu- pirang panjang? Rasa nya tidak ada gadis berambut pirang panjang dikelasnya. Oh, pasti anak baru.

'Sakit. Sakit. Sakit, Sasuke-kun!'

Pelajaran pun berlangsung sampai bel istirahat ke dua berbunyi, dalam waktu berberapa detik tempat duduk Ino Yamanaka itu di kerubungi siswa/siswi yang ingin berkenalan,. Emerald itu berkeliling mencari dimanakah keberadaan teman-temannya dan Sasuke, namun di hanya melihat Hinata sedang merapikan buku-buku di dalam tas-nya.

"Hinata-chan, teman-teman dan Sasuke-kun kemana sih?"

"Itu" jawab Hinata sambil menunjuk kerumunan siswa yang mengerubungi bangku Ino dengan dagu tirus-nya. Sakura hanya ber-oh-kecil.

'Sampai segitunya ingin berkenalan' Sakura melirik lagi kerumuan itu, Deg! Emeraldnya bersiborok dengan Aquamarine gadis pirang itu, Gadis pirang itu tersenyum padanya, Sakura pun balas tersenyum, lalu menarik Hinata keluar dari kelas.

.


.

Bel pulang sudah berbunyi 2 jam lalu, angin meniup-niup rambut Sakura yang diikat ponytail. Sakura sudah jenuh bolak-balik melihat jam tangannnya, sebelum rapat Sasuke bilang rapatnya Cuma 1 jam, tapi ini sudah ngaret 1 jam! Tak tahu sudah kali keberapa Sakura menelepon Sasuke, tapi tidak pernah diangkat-angkat. Kesal, Sakura lalu mengirim pesan singkat pada Sasuke.

1 menit. Mungkin sebentar lagi.

3 menit. Mana sih?

7 menit. Sabaaaarr.

10 menit. Samperin keruang rapat!

"Gaara, Sasuke kemana sih? Loh kok sepi?" Tanya Sakura heran melihat ruang rapat sudah sepi, hanya ada Gaara sendiri yang akan mengunci ruang rapat.

Kening Gaara mengerut, "Sasuke? Dia sudah pulang sejak rapat selesai satu jam lalu."

'Dia sudah pulang sejak rapat selesai satu jam lalu, Dia sudah pulang sejak rapat selesai satu jam lalu, Dia sudah pulang sejak rapat selesai satu jam lalu, Dia sudah pulang sejak rapat selesai satu jam lalu'

"Satu jam lalu?" Yang ditanya hanya mengangguk.

"Mau pulang bareng?" Sakura menggeleng "Tidak, Terima Kasih"

"Yasudah, Aku duluan. Cepatlah pulang, sepertinya sebentar lagi akan hujan lebat" Gaara menunjuk langit yang sudah menggelap.

Sebenarnya Gaara tidak tega meninggalkan seorang Gadis sendirian di sekolah, dengan cuaca yang tidak bersahabat, tapi apa boleh buat gadis itu menolak tawarannya, dan sekarang bukan Hinata saja yang menyadari perasaan sesungguhnya Sakura pada pemuda bermarga Uchiha itu.

"Jaa-nee! Cepatlah pulang" Lanjut pemuda berambut merah itu seraya berjalan menuju motor besarnya yang terparkir di parkiran. Sakura membalasnya dengan senyuman kecil.

Emerald itu menatap motor merah milik Gaara yang baru keluar dari kompleks KHS. 'Sasuke-kun...' Gadis yang mengikat rambut ponytail itu mulai melangkahkan kakinya keluar dari komplek KHS. Angin Tsuyu terasa dingin menusuk di kulitnya. Sakura kini telah sampai di depan pantai Konoha, Sepi. Tidak ada satu orang pun di pantai ini, cuaca yang tidak bersahabat membuat orang enggan untuk sekedar mampir kepantai ini. Tanpa ada rasa takut, Gadis itu berjalan menuju pinggiran geladak, berdiri menatap laut luas, menghitung banyaknya ombak yang datang mendekat.

TES TES TES

Sakura mendongakkan kepalanya, saat setetes air jatuh dari langit mengenai hidungnya. 'Hujan' , beberapa detik kemudian beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta tetesan air hujan turun membasahi Konoha, Sakura mulai melangkahkan kakinya menjauh dari kawasan pantai Konoha, berjalan menyusuri jalan aspal lurus menuju rumahnya. Dingin. Badannya gemetar, rasanya tak sanggup lagi Sakura berjalan di tengah hujan lebat seperti ini. Gadis bermata Emerald itu tersenyum getir,

"Tidak! Sebelum Kau menemaniku kepantai pulang sekolah."

"Tentu saja, tapi kau harus menungguku, karena hari ini ada rapat kecil tentang turnamen basket"

"Sasuke? Dia sudah pulang sejak rapat selesai satu jam lalu"

.

.

.

Beberapa hari lagi Tsuyu berakhir, giliran musim panas yang menggantikannya. Aku rasa kau sudah menemukannya, tapi Ku harap kali ini Kau menepati janji mu, janji yang kau buat di sini, di pantai ini, satu tahun lalu Sasuke-kun.

.

.

.

TO BE CONTINUED

.

.

.

Hai~ saya buat fic lagi, kali ini terinspirasi dari lagu Ponytail to shushu (poniteru) dan Gomen ne summer. Yang akan banyak setting di pantai.

Tsuyu : musim hujan yang hanya 1 minggu, sebelum musim panas dimulai.

Natsu : musim panas.

Give me review, para senpai dan readers.. Makasih sebelumnya :D

#Kiki Takajo.