#7

I don't own Naruto


A-Apa-apaan itu tadi? Dia langsung dibelakangku?! Sensorku tidak bisa mengatakan dimana letaknya! Ugh! Apa yang seharusnya kulakukan?! Naruto terus merutuk dalam hati mencoba mencari jalan keluar. Kushimaru sudah dibelakangnya bersiap dengan Nuibari miliknya. Kapan pun dia ingin, Nuibari bisa menusuknya.

"Ba-Bagimana kau menghindari Senbon?!" kata Naruto tidak percaya. Kushimaru mungkin tidak ingin menjawabnya, karena tidak jauh beda dengan pesulap yang memberitahukan triknya kepada penonton pertunjukkan.

"Biasa saja.. Hanya merunduk lalu berlari secepat mungkin dan mengagetkan dirimu." itu mungkin saja bohong, mungkin benar. Setiap trik belum tentu punya kekhususan karena bisa saja itu hanya trik sederhana karena Naruto baru mempelajari dunia ninja selama beberapa tahun dibanding Kushimaru yang sudah sangat berpengalaman.

"Bohong! Pasti ada triknya!" teriak Naruto.

Dibalik topeng ANBU miliknya, Kushimaru menaikkan alisnya. "Kau akan hancur sebelum tahu triknya, bocah. Atau mungkin sebaliknya? Hmm.. Tidak, itu tidak mungkin."

Naruto mengencangkan rahangnya, merasa kesal akan sifat sombong Kushimaru yang keterlaluan. Tapi itu bukan sombong, tapi memang kenyataan bahwa level mereka jauh sekali. Genin dengan ANBU seperti harus melompati sekitar dua tingkat.

"Omong kosong!"

Ia gerakan Ringo mendekati Kushimaru. Ia mencoba teknik Sairento Kiringo yang sempat ia ketahui bagaimana menggunakannya. Simpel saja, dia akan mengincar bagian-bagian penting atau vital dari tubuh seorang manusia.

Jantung, Kerongkongan, Ginjal, Otak, Sumsum Tulang Belakang, Pergelangan Tangan, Hati, fokus Naruto! Kau akan mengincar semuanya! Naruto mengingat apa yang diajarkan kakaknya untuk menggunakan teknik semacam itu.

"Hiya!"

Clang!

Sebuah pertemuan antara Kiba dan Nuibari tidak bisa dihindari. Ini adalah sebuah keuntungan di pihak pengguna Kiba.

Kenapa?

Clang!

Karena mata pisau Kiba berada di kedua sisi pedang, membuatnya sangat flesibel untuk memotong tubuh lawan dari luar maupun dalam, sedang Nuibari hanya memiliki nilai plus pada ujung titiknya yang sangat tajam bahkan cukup untuk menusuk sebuah batang kayu utuh.

"Kau tidak akan menang bocah."

Kushimaru menatapnya hati-hati. Kadang bocah juga bisa sangat berbahaya jika didiamkan saja. Bisa saja dia membuat ulah dan merusak sebuah keadaan yang sebelumnya benar menjadi kacau dan itu terjadi sebelumnya.

"Aku akan menang dan menjadikanmu koleksiku.."

Mata Naruto seketika berubah menjadi penuh dengan hasrat ingin membunuh. Sasori pernah mengajarinya? Mungkin tidak. Itu adalah sesuatu emosi yang sangat murni dari dirinya. Emosi dari seorang yang bisa dibilang agak.. Psikopat..

Tapi masa iya dia masih sepuluh tahun dan sudah memiliki sifat yang psikopat?! Apa obsesinya akan Hitokugutsu menyamai hasrat psikopat Sasori yang dulu berkoar-koar? Kita tidak tahu sampai sejauh mana arti Hitokugutsu bagi Naruto.

Mata Kushimaru melebar. Jadi semua ini tentang menjadikannya seorang boneka?! Ini adalah sebuah teknik untuk merubah manusia menjadi seorang boneka?! Mustahil pasti menurutnya, karena seabadi apa pun manusia, pasti akan berubah menjadi bangkai.

"Jadi begitu, aku sekarang mengerti bagaimana Ringo bisa mengeluarkan Senbon dari mulutnya." kata Kushimaru berkata pada dirinya sendiri. "Geh, bagaimana bisa?"

Naruto menyeringai lebar. "Itu akibat sifat kalian sendiri para anggota Shinobigatana no Nananin Shu." Kushimaru terdiam sejenak. "Individualis, gak pedulian sama teman sendiri yah meskipun aku tahu rasa solidaritas kalian yang bersumpah tidak akan menyerahkan pedang ke pihak selain kalian, hm?"

Bocah ini seperti tahu segalanya.. Seseorang pasti menjadi informan baginya.. Tapi tunggu, boneka ini.. Hanya orang Sunagakure yang bisa mengendalikannya dan tidak menutup kemungkinan anak ini orang Sunagakure. Tapi Sunagakure tidak pernah ambil pusing soal perang internal ini.. Bah! Anak ini bisa jadi masalah jika aku biarkan!

Kushimaru kembali mendengarkan Naruto. "Ringo, dia sekarat saat kakakku menemukannya. Dia menyerahkan Kiba kepada kakakku."

Kushimaru semakin tidak terima dengan omong kosong Naruto. "Apa?! Tidak mungkin! Ringo tidak mungkin membiarkan salah satu dari pedang kami menghampiri salah satu dari manusia seperti kau yang tidak berpengalaman dalam Kenjutsu!"

Naruto lalu menyeringai. "Kalau begitu, kalau saja kau bisa memutar waktu, bisa saja kau menemukan Ringo terbaring dan mengambil Kiba untuk menjadi milikmu.."

Kushimaru memang paling tidak suka kalau ada anggota selain kelompoknya memegang salah satu pedang spesial tersebut. Baginya, pedang-pedang itu sudah memilih pemiliknya masing-masing, dan tidak ada yang berhak memisahkannya dengan pemiliknya.

"Siapa kakakmu?!" geram Kushimaru.

Naruto lalu diam sejenak. "Lho, kau tidak tahu siapa kakakku? Aku pikir Aniki cukup terkenal." memang kakaknya sangat terkenal, tetapi kalau menyebutkan nama, pasti Kushimaru akan mengenalinya sebagai seseorang yang gila, bahkan lebih gila dari dirinya.

"Siapa dia?! Akan kubunuh!"

Kushimaru semakin serius. Jelas dia ingin sekali membunuh seseorang yang mengambil Kiba. Karena, Ringo yang dia kenal tidak mungkin menyerahkan Kiba begitu saja. Kushimaru kenal sekali siapa Ringo sebenarnya..


Flashback

"Tch, tidak bagus.. Benangnya mulai kusut.." Kushimaru dengan topeng ANBU yang selalu melekat di wajahnya terus meratapi gulungan benang yang sepertinya mustahil untuk kembali digulung dengan benar tanpa harus memotongnya.

"Heh, kenapa juga aku harus memakai pedang seperti ini, sih.." Kushimaru untungnya memakai sarung tangan. Kalau tidak, mungkin tangannya sudah termutilasi hingga puluhan bagian.

Kushimaru terus membenarkan benang itu. Asal tahu saja, itu benangnya sangat tajam. Terdiri atas serpihan beling yang dihaluskan, lalu diberi campuran logam, sehingga secara instan bisa digunakan untuk menggergaji sesuatu.

Nuibari memiliki ujung di pangkalnya sebagai tempat keluarnya benang tersebut. Ibaratnya, semua benang itu keluar dari dalam pedang yang secara anatomi cukup kosong. Isinya yang kosong itulanh digunakan untuk menaruh benang.

Nuibari, dari namanya saja sudah jelas bahwa pedang ini bukan untuk menebas, tapi menusuk dan mejahit. Nuibari, artinya adalah jarum jahit yang memang digunakan untuk menjahit. Bukan menjahit baju, tapi menjahit bumi.

"Wah wah wah.. Inikah Kushimaru Kuriarare?"

Suara perempuan itu terdengar berat seperti preman. Langkahnya juga kuat seperti lelaki dan gayanya macho layaknya pegulat. Tomboy juga tidak sih, karena dari model rambutnya juga sudah menujukkan dia masih menunjukkan sifat wanitanya.

Kushimaru kaget dengan kehadirannya. Pertama kalinya ia di datangi seseorang setelah saat itu dia pernah membunuh Sensei-nya. Bukan sosiopat, tapi memang masyarakat dan ANBU seperti mengacuhkannya.

Wajah Kushimaru datar, sama seperti topengnya. Tidak pernah menunjukkan emosinya, kecuali saat sendirian atau serius. Menjaga image? Mungkin saja, tapi tidak diragukan sifat psikopatnya. Terlebih saat membunuh seseorang yang mengajarkan ilmu Nuibari.

"Keluar sebelum masuk sarang laba-laba.."

Konotasi atau Denotasi? Lebih mirip kiasan yang aneh. Apa dia sedikit pemimpi atau gila?

Tapi sebenarnya, itu mungkin arti sebenarnya. Hanya saja, tunggu sampai kita tahu apa arti dibalik sarang laba-laba.

"Hm?" wanita itu bernama Ringo. Rambut merahnya mewakili keberaniannya. Ringo percaya orahg ini gila dan dia butuh ditemani sewaktu-waktu. "Oh ya, aku ingat kau agak sedikit.. Hm, maaf, miring.. Atau bisa aku bilang sinting?"

Kushimaru terus membenarkan benangnya tanpa harus menengokkan atau berdecak sedikit pun. Yang ia tahu, wanita ini sudah mengganggu dirinya yang telah nyaman dalam sarang laba-labanya. Kushimaru sedang dipermainkan.

"Hn.."

"Oh, ayolah.. Kalau menurutku, kakek tua yang disana tuh lebih gila dari kamu lho! Kabarnya dia pernah membunuh keluarganya sendiri. Aku lupa namanya, uh.. Jikin, atau Jirin? Ah lupa deh jadinya!" kata anak itu sambil mengambil tempat duduk disamping Kushimaru.

"Apa yang kau inginkan?"

"Eh..?" Ringo tidak merasa takut sama sekali terhadap Kushimaru, malah menaruh rasa ingin tahu dengan manusia yang mirip belalang ranting. "Kok gitu sih cara nyapa orang?" Ringo mengacuhkan pandangannya ke pedang panjang yang di pegang Kushimaru.

"Itu pedang apa jarum?!" tanya Ringo. "Itu kok dibelakangnya ada benang keluar! Wah itu beneran jarum, ya? Wahahaha, Kushimaru suka menjahit yang besar-besar? Memangnya bajumu harus memakai jarum seperti itu?" itu terdengar seperti lelucon. Dia cukup berani membuat lelucon tentang Nuibari.

Kushimaru langsung menengok ke Ringo. "Terserah kau.."

"Ahaha, becanda! Aku tahu itu Nuibari! Salah satu pedang yang hebat!" jelas Ringo dengan kencang. Tentu saja, dia adalah anggota Shinobigatana dan harus tahu pedang apa itu dan guna serta kelemahan dari pedang itu.

"Heh, tahu apa kau soal pedang?" tanya Kushimaru. Kushimaru tidak menengok atau pun mengambil perhatian kepada perempuan.

"Ah, kalau kamu tahu apa pedangku, kamu bisa iri lho!" balas Ringo. Kushimaru merutuknya tanpa membuat perempuan ini mendengar apa-apa.

Biar pun masih muda, Ringo memiliki bakat yang tidak mungkin bisa dipendam dari dirinya. Darah keturunan Ameyuri selalu menurunkan seorang yang jago Kenjutsu yang kelas atas. Sayangnya Kushimaru belum tahu kalau Ringo adalah seorang Ameyuri yang diberkahi chakra petir bersamanya. Sebuah perpaduan yang bagus dengan pedangnya.

"Lihat ini.. Pedang dobel, Kiba! Keren kan?" Kushimaru melirik sejenak memastikan apa itu Kiba atau bukan. Dan ternyata, itu memang Kiba. Sebuah pedang ganda dengan kail di mata pisaunya. Entah apa gunanya kail itu, tapi rasanya Kushimaru ingin memegang pedang itu.

"Itu.. Kiba, bagaimana kau bisa mendapatkannya?" tanya Kushimaru. Kushimaru tidak suka kalau pedang anggota Shinobigatana dipegang orang diluar anggotanya.

"Aku mulai sekarang bagian dari kamu sekarang!" Kushimaru memekik sendiri di dalam pikirannya. Sambil menjulurkan tangan, Ringo tersenyum kebar menunjukkan giginya yang baru dikikir. Ia dengan cepat memperkenalkan dirinya.

"Halo, namaku Ringo Ameyuri! Kesukaanku, um.. Pedang ini, ikan bakar, dan semua temanku, termasuk kamu!" Kushimaru memutar matanya saat Ringo bertingkah seperti nona-yang-memangnya-dia-sudah-cukup-kenal-lama-dengan-Kushimaru.

"Aku benci konflik yang tidak jelas akarnya dan orang munafik!" ia mengatakannya dengan penuh semangat. "Impianku, menjadi Kunoichi kelas kakap bersama Shinobigatana no Nananin Shu!" mata itu menunjukkan tekad kuat. Genggaman tangan itu menunjukkan hasrat yang tebal. Tidak diragukan, dia akan jadi hebat.

Tapi sehebat apa, dan selama apa dia bisa bertahan di dunia ini?

"Kushimaru Kuriarare."

Kushimaru menjelaskan perkenalannya dengan super singkat, tidak mau berpanjang lebar. Lagi pula, tidak ada yang perlu diketahui perempuan itu kecuali namanya. Dan juga, kerjasama belum tentu bisa di tentukan dari sesuatu yang disukai, dibenci dan yang diimpikan.

"Gak seru nih! Yang benar saja! Setidaknya beritahu sedikit profilmu! Nanti juga kita kerja bersama sebagai kelompok ini kan?" teriak Ringo atas jawabannya. Ringo sebagai orang yang sangat periang, tentu membenci sifat penutup seperti lelaki ini.

"Kau mau tahu profilku?" Ringo mengangguk. "Aku suka banyak hal. Aku tidak membenci apapun. Sedangkan untuk impian, aku punya banyak yang harus aku capai." jelas Kushimaru. Ringo memasang wajah datar saat mendengarnya.

"Pada akhirnya, yang kau sebutkan, hanya namamu.. Haduh, memang susah bicara dengan orang seperti kamu!" kata Ringo saat ia membungkus kembali pedangnya. Kushimaru lalu menatap jauh, tidak mempedulikan Ringo.

"Aku tidak mengerti dengan kelompok ini, kenapa setiap orang sepertinya individualis sekali!" teriak Ringo. Ia bisa membuat semua mendengarnya. Kushimaru bahkan sampai melongok memutar badannya. Ringo memang orang yang tipenya sangat to-the-point.

"Selamat datang kalau begitu.." kata Kushimaru menyindir.

"Tidak usah menyidir begitu, kau dan aku tahu, solidaritas minim sekali ditempat ini, padahal aku pikir, generasi yang awal-awal sangat berikatan satu sama lain." kata Ringo.

"Itu beda. Kalau itu masa perang, mau gimana juga, kerja tim memang dibutuhkan saat itu. Tapi sekarang semua orang juga sudah bersantai akibat keadaan damai seperti ini." balas Kushimaru seolah menambah kesan sindiran ke Shinobigatana no Nananin Shu.

"Heh, kalau begitu, kau bersedia mati untuk temanmu?"

Kushimaru rasanya ingin meludah. "Jangan bercanda, aku tidak punya teman."

Ringo lalu tersenyum lebar. "Kau punya satu sekarang.."

Sejak saat itu, Kushimaru dan Ringo memiliki hubungan sahabat yang sangat kuat. Ikatan antara mereka seperti molekul air yang bersatu, satu sama lainnya, sehingga badan pun bisa hancur kalau seenaknya melemparkan diri ke air tersebut.

Kushimaru tidak menyangka bisa mendapat teman, apalagi ini adalah sebuah perempuan. Pengalamannya selama bertahun-tahun bersama Jinin sebagai Niju Konbi, alias pasangan yang tidak berhati memberinya kesan baru yang mulai berhati.

Mereka menyatukan seluruh anggota Shinobigatana no Nananin Shu sekali lagi dalam kehormatannya sebagai kelompok Kenjutsu terkuat di dataran Shinobi. Mereka tidak salah bahwa memang semuanya bisa disatukan asal memiliki sebuah pengertian satu sama lain.

Tapi satu kejadian besar menghancurkan kelompok ini sekali lagi..

Flashback Selesai


"Kemari, pedang ini tidak akan menyakitimu, melainkan menyiksamu!" Kushimaru dengan kecepatan penuh menerjang Naruto dari depan, tepat. Nuibari menyongsong tepat tubuh Naruto. Tidak ada keraguan sedikit pun di hati sang pemegang Nuibari.

Naruto juga bisa melihat menelisik kedalam mata sang pemegang Nuibari melalui celah kecil di topengnya.

Dia bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa dari si pemegang Nuibari. Ia bisa merasakan bahwa Kushimaru sering bermimpi buruk. Ia tahu itu.

Sensornya menunjukkan perasaan gelisah jauh di dalam hatinya meskipun Kushimaru tampak selalu santai menanggapi setiap aksi dari Naruto.

"Tidak akan kubiarkan kau menyentuhku sedikit pun.." kata Naruto yang menatapnya tajam. Naruto membalas tantangannya dengan merapatkan semua jarinya sehingga membuat boneka Ringo seolah melayang dipunggung Naruto.

Tap

Tap

Tap

Langkah kedua Shinobi itu cepat dengan kecepatan yang sangat dinamis. Mereka berdua sudah bersiap masing-masing untuk saling menubruk.

"Hahaha.. aku suka orang sepertimu..! Kau sama menyebalkannya dengan orang-orang di Kirigakure!" Ia tertawa seperti maniak. Maniak yang yang kehausan darah akan mangsanya.

"Aku tidak peduli!"

Slash!

Pedang Nuibari dan Kiba untuk kesekian kalinya saling bertemu dalam sebuah konflik. Kushimaru tidak akan menyangka kalau pedangnya akan bertemu lagi dengan pedang yang satu ini.

Slash!

Naruto dilain pihak mencoba untuk mempertahankan ritme permainan pedangnya yabg sudah ia pelajaro beberapa tahun ini. Tapi apa mau dikata, bakatnya masih jauh dibawah amatir untuk menandingi salah seorang Niju Konbi.

Slash!

"Saat seperti ini, kau tidak akan bisa menandingiku, karena level kita berbeda..!" Kata Kushimaru sambil menusuk-nusuk pedang ke Kiba yang terus menahan posisi X alias bertahan.

Slash!

Ah sial! Dia benar, levelku masih jauh dari rata-rata, tapi sayangnya aku sudah menyiapkan sedikit bumbu penyedap.. Pikir Naruto saat mendengar Kushimaru berceloteh. Sesaat juga ia bisa merasakan keringatnya mengucur bersamaan dengan banyaknya debu dan pasir terus menghantamnya.

Slash!

Kushimaru sudah ada diambang yang sangat tinggi. Naruto tidak bisa mencari sedikit celah pun! Setiap serangan ofensif, selalu di tangkis padahal ia sudah pikirkan matang-matang..

Slash!

"Kau terlalu sombong, nak.." balas Kushimaru ringan. Kushimaru menyeringai dibalik topeng ANBU-nya. Dia mungkin sudah menyiapkan serangkaian jebakan maut untuk Naruto.

Slash!

"Aku benci orang yang menyebutku sombong..!" Naruto lalu menerjang semakin membabi buta kepada pemegang Nuibari. Si pemegang Nuibari hanya sedikit kewalahan meski frekwensi tebasan dari Naruto semakin banyak. Ingat, hanya sedikit kewalahan, tidak terlalu kewalahan.

Slash!

"Pelajaran pertama, bocah.."

Clang..!

Kedua pedang itu saling menahan satu sama lain. Naruto tidak mengerti mengapa pedang kurus seperti itu bisa menahan setiap serangan Kiba yang jelas-jelas dobel pedangnya.

"Jangan bersikap menyebalkan di depanku.."

Srek..!

Kedua pedang yang bertautan berpisah secara dramatis dengan goresan pada kedua mata pedang Kiba.

Clang!

"Pelajaran kedua.."

Kushimaru membisikan setiap kata-katanya saat kedua pedang saling bertemu. Matanya yang tajam selalu mengikuti kemana arah pedang itu bergerak. Sekali pun ke belakangnya, maupun dari mana juga.

"Jangan buat aku mengulang pelajaran pertama.."

Kedua pemain dalam pertempuran itu akhirnya berpisah sejauh beberapa meter untuk mengatur napas. Kushimaru biasa-biasa saja, namun Naruto dilain pihak terlihat sangat terkulai.

"Kau menceramahiku? Si pembunuh?" Tanya Naruto.

Bukan pertanyaan salah, tapi Naruto bisa merasakan perubahan aura disekitarnya. Kabutnya mulai menebal kembali. Kushimaru benar-benar membenci orang yang menyebalkan.

"Apa yang salah dengan ceramah? Bukannya semua orang perlu diceramahi?" Tanya Kushimaru balik.

Naruto diam dan menelan ludahnya sendiri. Nuibari mungkin baru akan menunjukkan giginya sekarang.

"Selama aku berceramah, bagaimana kalau kau diam dan memperhatikan apa yang akan aku katakan padamu..?"

Naruto entah kenapa merasakan ada sesuatu dibalik apa yang Kushimaru katakan. Naruto pun merasakannya dengan badannya.

"A-Apa?!"

Seketika badannya terikat benang-benang Nuibari. Naruto tidak menyadarinya selama ini bahwa ia sudah masuk perangkap dari si pembunuh.

Kushimaru dari balik topeng semakin tersenyum sumringah. Giginya tidak terasa ngilu karena terkena kabut yang dingin.

"S-Sejak kapan?!"

Kushimaru lalu duduk dan mengistirahatkan Nuibari di pundaknya. Layaknya pancingan, ia hanya perlu menarik Nuibari untuk memperkencang ikatan benang-benang mematikan tersebut.

"Sejak kau menjadi orang yang sangat menyebalkan.." ia diam sebentar untuk memikirkan sesuatu. "Jadi, bersediakah kau mati termutilasi?"

Naruto tahu, dia tidak main-main. Dengan satu tarikan, benang itu bisa memotong tubuhnya menjadi belasan bagian. Apalagi benang itu sebagian berisi logam yang mematikan, jadi jangan heran kalau Kushimaru sendiri memakai sarung tangan.

Naruto lalu menyeringai. "Heh.. persetan denganmu.."


Selesai chapter ini. Author juga merasa update ini, cuma nambah 3000 kata, jadi sedikti berkurang. Lama gak diupdate, lebih milih ff ini yang diupdate. Inilah efek kebanyakan main GTA V. Author kekurangan ide buat lanjutin ff lain. Anyhow, yang ini terus lanjut. So, beri waktu buat author biar bisa update ff lainnya. Plus, Polaris Office author lagi rusak akibat diupgrade ke 4.2.2. Jangan lupa review. Semua pertanyaan mudah-mudahan dijawab diupdate berikutnya.