Pairing : Yewon

Genre : Yaoi, romance, hurt/comfort, drama etc.

Rate : T

Warning : BL, Un-official Pair, aneh, alur maksa, ribet, etc.

A/N : Disini udah mulai flashback meskipun belum full ^^
Nah, dulu kan ceritanya nama Yesung itu Jongwoon, jadi buat dialog-dialog gitu aku pake nama Jongwoon, tapi buat deskripsi aku masih tetep make nama Yesung. Soalnya jaman aku nulis ff ini nulis pake nama Yesung sama Jongwoon itu rasanya beda :p *plakk

.


HAPPY READING


"Cho Kyuhyun?"

Kyuhyun –namja berambut dark chocolate itu berlutut di samping Yesung dan langsung membawa kepala namja manis tersebut ke atas lengannya.

"Yesung, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Tanya Kyuhyun dengan wajah cemas.

Yesung memejamkan matanya sebentar kemudian membukanya lagi, memastikan bahwa namja yang berada di hadapannya itu benar-benar Cho Kyuhyun, bukan hanya efek dari rasa pening di kepalanya.

Kyuhyun semakin panik karena Yesung tidak segera menjawab pertanyaannya, melainkan hanya terus menatapnya dengan raut wajah stoic yang sebenarnya sudah begitu akrab untuknya.

"Yesung, kau baik-baik saja? Jawab aku!" Seru Kyuhyun, kali ini dengan suara yang lebih keras, membuat Yesung akhirnya yakin bahwa namja yang ada di hadapannya tersebut memang Kyuhyun, namja yang sering mem-bully-nya dulu ketika di panti asuhan.

"A-ku tidak apa-apa," Jawab Yesung berat seraya mendorong tubuh Kyuhyun menjauh, membuat dirinya sendiri kembali jatuh membentur aspal di bawahnya.

"Kau pikir aku bodoh, huh?" Kyuhyun bangkit dan kembali menghampiri Yesung, "Kau sama sekali tidak terlihat baik-baik saja!"

Yesung memasang raut wajah tidak peduli, ekpresi yang begitu memuakkan di mata Kyuhyun. Dulu, biasanya ia tidak akan segan untuk langsung menghajar Yesung jika namja beriris caramel tersebut sudah memberinya tatapan seperti itu, namun kali ini ia tidak bisa. Ada sesuatu yang membuat ia tidak bisa melakukannya.

"Bukan urusanmu," Jawab Yesung kali ini dengan suara pelan, namun Kyuhyun bisa melihat ada perubahan di raut wajah manis itu. Seperti.. kesakitan?

"Arghh!" Tiba-tiba Yesung mengerang dengan mencengkeram perutnya.

"Yesung?!" Kyuhyun kembali mencoba meraih tubuh Yesung, namun namja manis itu lagi-lagi mendorongnya menjauh.

"Per..gih!" Seru Yesung dengan mata terpejam erat. Wajahnya perlahan mulai terlihat begitu kesakitan, tangannya terus mencengkeram perut bagian kanannya dengan kuat.

"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit!"

"Pergi! Ap..pah pe..dulimu, huh?"

"Aku tidak akan pergi, bodoh! Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini, huh?!" Seru Kyuhyun. Ia kembali menghampiri Yesung dan mengangkat tubuh namja mungil tersebut. Lagipula saat ini tampaknya Yesung sudah terlalu lemah untuk memberontak lagi.

"Arggh!" Yesung kembali mengerang, membuat Kyuhyun semakin panik.

"Kita ke rumah sakit!"

"Ja-jangan.." Pinta Yesung dengan mencengkeram T-shirt bagian depan Kyuhyun, "Ja-jangan rumah sa-sakit.. ak-aku mohon.." Lanjutnya, sepertinya kali ini ia memang sudah benar-benar tidak memiliki kekuatan untuk melawan.

"Kau harus ke rumah sakit, Yesung! Apa kau tidak melihat keadaanmu, huh?" Seru Kyuhyun emosi melihat kekeras-kepalaan Yesung. Ia tidak habis pikir, namja manis itu sama sekali tidak berubah.

Yesung menggeleng, "A-aku mohon, K-kyuh.. ja-jangan rumah s-sakith.."

"Tidak, Yesung!"

"Engh.." Yesung menggigit bibir bawahnya, sehingga kali ini hanya rintihan tertahan yang keluar, membuat Kyuhyun semakin bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

"Kita ke rumahku! Tidak ada penolakan lagi!" Putusnya dengan nada final, kemudian membawa Yesung berlari meninggalkan tempat tersebut.

❤예❤원❤

Kesadaran Yesung semakin menipis ketika Kyuhyun membawanya keluar dari mobil kemudian masuk ke dalam sebuah rumah besar.

"Tuan muda, apa yang terjadi? Siapa namja ini?" Tanya seorang butler yang berlari menghampiri Kyuhyun bersama beberapa maid dan butler lain di belakangnya.

"Panggil dokter!" Seru Kyuhyun seraya terus berlari membawa Yesung menaiki tangga.

"Baik, Tuan muda, tapi—"

"CEPAT, BODOH!" Seru Kyuhyun emosi, membuat 7 orang pelayan yang tadi mengikutinya tersentak kaget.

"Ba-baik, Tuan muda," Butler tadi membungkukkan badannya kemudian berlari ke bawah.

"Dan kalian!" Kyuhyun menunjuk 3 orang maid di belakangnya, "Siapkan baju ganti dan minuman, lalu bawa ke kamarku! Mengerti?"

"Me-mengerti, Tuan muda," Jawab ketiga maid tadi serentak, mereka pun kemudian berlari turun setelah sebelumnya membungkuk hormat pada Kyuhyun.

Kyuhyun kembali membawa Yesung berlari memasuki sebuah ruangan besar. Sebuah kamar. Kyuhyun membaringkan Yesung yang kini sudah kehilangan kesadaran di atas bed-nya.

"Yah! Yesung-ah?" Panggil Kyuhyun panik, "Yesung!" Panggilnya lagi seraya menepuk-nepuk pipi Yesung. Namun namja manis tersebut tidak memberikan reaksi apapun.

"Tuan muda—"

"DIMANA DOKTERNYA?!" Seru Kyuhyun membuat Sang butler langsung menciut di tempat.

"Se-sedang dalam perjalanan, Tuan muda," Jawabnya takut.

❤예❤원❤

"Bagaimana keadaannya, hyung? Apa dia baik-baik saja? Apa kita harus membawanya ke rumah sakit?" Tanya Kyuhyun bertubi-tubi pada seorang dokter muda yang baru saja selesai memeriksa keadaan Yesung.

"Ini cukup berbahaya, Kyuhyun-ah. Terjadi internal bleeding pada perut bagian kanan namja ini. Apa yang terjadi padanya?" Tanya dokter yang mengenakan tag name bertuliskan 'Sungmin Lee' di dada kirinya tersebut.

"Aku tidak tahu, hyung. Tadi aku menemukannya hampir pingsan di jalan. Ah iya, dia menderita kanker tulang belakang, apa itu bisa menjadi salah satu penyebabnya?"

Dokter bernama Sungmin tadi menggeleng, "Sepertinya tidak. Internal bleeding biasanya disebabkan karena benturan atahu pukulan yang cukup keras,"

"Tadi aku menemukannya dalam keadaan sedikit kacau. Pakaiannya kotor dan lusuh, wajahnya juga sangat pucat. Apa mungkin dia menjadi korban penganiayaan?" Tanya Kyuhyun semakin cemas.

"Bisa jadi. Kondisi tubuh seorang penderita kanker memang sedikit lebih rentan,"

"Lalu kita harus bagaimana? Apa perlu melakukan operasi?"

"Kondisi tubuhnya terlalu lemah untuk menjalani operasi. Aku sudah memberinya obat untuk menghentikan pendarahannya. Tetapi kalau tetap tidak berhenti, maka mau tidak mau kita harus segera melakukan operasi dengan resiko yang cukup besar,"

"Lalu sekarang bagaimana keadaannya?"

"Untuk saat ini kau tidak perlu terlalu cemas. Suruh pelayanmu untuk menjaganya, jadi kita bisa tahu setiap perkembangan yang terjadi,"

"Aku yang akan menjaganya," Jawab Kyuhyun.

Sungmin mengangkat alisnya, "Kau?"

Kyuhyun mengangguk sembari duduk di samping bed tempat Yesung berbaring.

Sungmin terkekeh pelan, "Siapa namja ini? Sejak kapan seorang Cho Kyuhyun mau berepot-repot untuk orang lain, hm?"

Kyuhyun mendengus, "Kau sudah selesai memeriksa, kan? Kau boleh keluar," Ujarnya ketus, membuat namja berwajah agyeo tadi langsung memasang raut wajah kesal.

"Dasar menyebalkan," Gerutu Sungmin sebelum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan besar tersebut sesuai permintaan Sang Tuan muda.

Kyuhyun mengulurkan tangannya, menyingkirkan anak rambut yang jatuh di kening Yesung.

"Apa yang terjadi padamu, huh? Bukankah kemarin kau baik-baik saja bersama namja itu?" Tanya Kyuhyun yang tentu saja tidak mendapatkan jawaban dari siapapun, karena memang hanya dirinya yang berada di ruangan besar tersebut dalam keadaan sadar.

Kyuhyun menghembuskan nafas berat. Jemarinya masih setia bergerak di permukaan wajah Yesung. Iris onyx-nya memancarkan kerinduan yang begitu besar.

❤예❤원❤

Kibum kembali menatap benda hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dengan gelisah. Sudah lebih dari 1 jam ia berada di Incheon airport untuk menjemput Donghae, namun sahabatnya itu belum juga muncul sampai saat ini. Padahal jika tahu akan seperti ini, lebih baik ia memanfaatkan wakyu satu jam yang terbuang sia-sia itu untuk membantu Siwon mencari Yesung.

"Tsk!" Kibum berdecak, menandakan kali ini ia sudah benar-benar kesal.

Tap.

Kibum langsung menoleh ketika merasakan seseorang menepuk bahunya.

"Welcome~~" Seru seorang namja seraya tersenyum lebar pada Kibum.

Plak!

"Auw!" Namja tadi memekik kesakitan saat tiba-tiba Kibum memukul kepalanya.

"Kau darimana saja, Hae-ah? Pesawat dari Jepang sudah sampai sejak hampir satu jam yang lalu, tapi kau belum juga muncul!" Gerutu Kibum kesal.

"Bisakah sekali-sekali kau bersikap baik padaku, huh?" Namja bernama Donghae tadi mengerucutkan bibirnya, namun sayang sama sekali tidak menghasilkan kesan imut di wajahnya yang terlalu tampan, "Aku mencarimu, ppabo! Bagaimana mungkin aku bisa tahu kau menjemputku di sini? Airport ini sangat luas, Kibum-sshi!"

"Lalu akau harus bagaimana, huh? Membawa banner besar dengan tulisan 'WELCOME LEE DONGHAE FROM JAPAN', begitu?" Tanya Kibum dengan nada kesal.

Donghae mengangkat bahunya, "Ide yang cukup bagus,"

Kibum memutar bola matanya bosan, "Kau pikir aku tourguide, huh?"

Donghae kembali mengangkat bahunya.

"Sudahlah, ini bukan waktunya untuk berdebat!"

"Nah, itu kau tahu, kenapa masih sibuk memarahiku, huh?" Donghae melipat tangannya di depan dada, "Dimana Siwon? Apa dia sudah menemukan Jongwoon?"

"Aku tidak tahu. Lebih baik sekarang kita mencarinya,"

Donghae mengangguk, "Apa dia tidak membawa ponsel,"

"Ponselnya tertinggal di rumah. Tadi dia buru-buru sekali setelah menemukan foto yang dibawa Yesung. Apa yang sebenarnya terjadi, huh?"

"Aku akan menceritakan padamu dengan detail di mobil!" Ujar Donghae seraya menarik tangan Kibum keluar dari bandara.

❤예❤원❤

"Eungh.." Yesung melenguh pelan, membuat Kyuhyun yang hampir tertidur di sampingnya langsung kembali terjaga.

"Yesung?" Panggil Kyuhyun dengan menatap Yesung penuh harap.

Yesung perlahan membuka matanya. Seperti biasa, disorientasi beberapa saat. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.

"Yesung?" Panggil Kyuhyun lagi, membuat Yesung langsung mengalihkan tatapan ke arahnya.

Yesung mengerutkan keningnya, "Cho Kyuhyun?"

Kyuhyun tersenyum, "Ya, ini aku. Bagaimana keadaanmu? Apa masih sakit?"

Yesung tidak segera menjawab pertanyaan Kyuhyun, ia malah menelusuri sekelilingnya dengan tatapan bingung, "Dimana aku? Kenapa kau ada di sini?"

"Ini di rumahku. Tadi aku menemukanmu hampir pingsan di jalan. Apa kau tidak ingat?"

Yesung kembali memejamkan matanya, mencoba mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Kyuhyun.

Tiba-tiba matanya terbuka lebar. Yesung ingat, ia bertemu dengan Kyuhyun di jalan. Ia ingat ia baru saja pergi dari rumah Siwon. Ia mengingat semuanya.

"Yah! Kenapa kau menangis, Yesung? Apa ada yang sakit? Katakan padaku!" Tanya Kyuhyun cemas ketika melihat air mata jatuh dari sepasang caramel milik Yesung.

Yesung tersentak. Ia buru-buru menghapus air mata yang jatuh tanpa ia sendiri menyadarinya. Ia tidak mau lagi menangis. Menangis hanya membuatnya terlihat lemah. Menangis hanya membuat semua orang yang ia cintai memandanganya sebelah mata. Menangis tidak membuatnya terhindar dari penolakan-penolakan yang selalu ia alami.

"Yah! Kau mau kemana?" Seru Kyuhyun seraya menahan Yesung yang tiba-tiba mencoba bangkit dari tempat tidurnya.

"Aku mau pergi," Jawab Yesung seraya melepaskan tangan Kyuhyun dari lengannya.

"Kau sakit, Yesung! Kau tidak boleh banyak bergerak!"

"Bukan urusanmu,"

"Kenapa kau sangat keras kepala, huh? Kau sedang sakit, Yesung!"

Yesung menyentakkan tangan Kyuhyun dengan kuat, "Apa pedulimu, huh? Bukankah kau akan sangat senang kalau aku mati? Itu kan yang kau inginkan sejak dulu?" Serunya membuat Kyuhyun tersentak.

Yesung tersenyum sinis, "Aku benar, kan? Kau yang selalu mencoba untuk membunuhku. Kenapa sekarang kau bersikap seolah-olah kau peduli padaku seperti ini?"

Kyuhyun mengusap wajahnya dengan kasar, "Fine! Aku minta maaf! Aku memang bersalah padamu selama ini! Aku selalu melakukan hal-hal buruk padamu! Tapi aku benar-benar peduli padamu, Yesung! Aku mohon percayalah!"

Yesung melepaskan tangan Kyuhyun yang memegang bahunya, "Aku tidak memiliki alasan untuk percaya,"

"Aku tinggal di panti asuhan itu selama 3 tahun hanya karena kau! Apa kau percaya sekarang?" Seru Kyuhyun, membuat Yesung langsung menatapnya tidak mengerti.

"Apa?"

"Kau lihat rumah ini? Ini rumah orang tuaku. Menurutmu apa mungkin aku meninggalkan rumah ini dan lebih memilih untuk tinggal di panti asuhan tanpa alasan?"

Yesung menatap sekelilingnya. Hanya dengan melihat ruangan besar tempat ia berada sekarang ia sudah bisa menebak bahwa rumah tersebut pasti sangat mewah.

"Kau gila, Cho," Yesung kembali tersenyum sinis, "Kau mau mengatakan kau rela meninggalkan rumah mewah ini hanya untuk mengikutiku, kan? Tapi kau ingat apa yang selalu kau lakukan?"

"Okay!" Seru Kyuhyun frustasi, "Aku memang selalu melakukan hal-hal buruk padamu! Tapi aku tidak benar-benar ingin melakukannya! Ak-aku.. aku hanya.. aku hanya.."

"Sudahlah, aku tidak punya banyak waktu," Ujar Yesung seraya kembali bangkit dari bed.

"Aku mencintaimu, Yesung!" Seru Kyuhyun membuat Yesung terpaku di tempatnya.

"Kau gila, Cho!"

"Ya, aku memang gila! Kau yang membuatku gila! Aku tidak pernah jatuh cinta pada seorang namja! Kau membuatku berusaha mati-matian menyangkal bahwa aku bukan gay!"

Yesung melebarkan matanya. Akhirnya, sebuah ekpresi berbeda yang berhasil Kyuhyun dapatkan untuk pertama kalinya.

"Kau?"

"Aku melakukan semua itu untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku tidak mencintaimu! Baiklah, kau boleh mengatakan aku gila atau apapun, yang pasti sekarang aku tidak berbohong. Aku mencintaimu. Aku menyesal dan merasa bersalah setiap kali aku menyakitimu dengan tanganku sendiri! Aku merasa sangat kehilangan saat kau pergi!"

"Aku tidak percaya," Ujar Yesung seraya beranjak pergi, namun kemudian langkahnya terhenti begitu matanya menangkap sesuatu di sudut kamar Kyuhyun.

"Kura-kuraku?" Gumam Yesung, seolah tidak percaya bahwa binatang mungil yang berada di dalam akuarium kaca tak jauh darinya itu adalah kura-kura kesayangannya yang dulu pernah dibuang Kyuhyun ke danau.

"Aku menemukannya setelah mencarinya selama beberapa hari,"

Yesung berbalik dan langsung menatap Kyuhyun, "Apa?"

"Sudah aku katakan, Yesung-ah, aku tidak benar-benar ingin membuatmu terluka. Aku berusaha keras untuk menemukan kura-kuramu, tapi saat aku ingin memberikannya padamu, aku melihat sepertinya hidupmu sudah sangat bahagia tanpa kura-kura ini lagi. Jadi aku memutuskan untuk memeliharanya,"

"Kau.. mengikutiku?" Yesung menatap Kyuhyun tidak percaya.

"Bukankah aku sudah mengatakan kalau kau adalah alasan aku berada di panti asuhan itu? Jadi saat kau pergi, aku juga pergi. Untuk apa aku tetap berada di sana?"

"Aku.. tidak mengerti,"

Kyuhyun menghela nafas berat, "Kau ingat saat pertama kali kita bertemu?"

"Hmm, ya, sepertinya aku masih ingat. Kau dan dua temanmu itu menghajarku habis-habisan sampai aku masuk rumah sakit, kan? Dan karena itu juga, kita semua dimasukkan ke dalam panti asuhan khusus karena dianggap sebagai anak terlantar. Kalau aku tidak salah, saat itu kau mengaku sudah tidak punya keluarga lagi,"

"Aku mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda ketika aku menjagamu di rumah sakit saat itu. Aku memutuskan untuk mengikutimu tinggal di panti asuhan untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku tidak mencintaimu. Tetapi ternyata aku salah. Semakin aku berada di dekatmu, perasaan itu justru terasa semakin nyata,"

Yesung terkekeh pelan, "Caramu mengungkapkan cinta sangat mengerikan, Cho,"

"Apalagi dengan sikapmu yang sangat sombong itu, membuatku memiliki banyak alasan untuk melakukan hal-hal buruk padamu,"

"Okay, aku menghargai pengakuanmu, Cho—"

"Jangan memanggilku seperti itu!" Seru Kyuhyun, "Aku tidak suka caramu memanggil namaku. Terdengar menyebalkan," Tambahnya kesal.

"Baiklah, Kyuhyun-sshi, aku—"

"Aku tidak suka!"

Yesung berdecak, "Kau ingin aku memanggil apa? Kyunnie? Kyu baby?"

"Opsi kedua terdengar sangat menjijikkan. Aku bukan yeoja,"

Yesung memutar bola matanya, "Baiklah, Cho Kyuhyun, aku tidak peduli! Aku menghargai semua pengakuanmu, aku juga tidak pernah menyimpan dendam padamu, jadi anggap saja semua sudah selesai. Aku pergi,"

Klik.

Tap.

Tiba-tiba pintu kamar Kyuhyun tertutup, membuat Yesung menghentikan langkahnya.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi dalam keadaan seperti ini, huh?" Ujar Kyuhyun seraya mengayunkan sebuah remote di tangannya.

Yesung memutar bola matanya, "Lalu kau akan mengurungku di sini selamanya, huh? Apa hakmu? Kau bukan siapa-siapa untukku,"

Raut wajah Kyuhyun tiba-tiba berubah, Yesung bisa melihatnya dengan sangat jelas. Ada kecewa di sana. Yesung tahu itu sakit. Ia sangat tahu.

"Cho—"

"Kau sedang sakit, Yesung. Aku mohon mengertilah perasaanku. Aku memang tidak pernah bersikap baik padamu sebelumnya, tapi sungguh, Yesung, aku peduli padamu. Aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk padamu. Aku mohon tetaplah di sini, setidaknya sampai dokter menyatakan kau baik-baik saja," Pinta Kyuhyun memohon.

Yesung terdiam beberapa saat. Tatapan Kyuhyun sungguh mengingatkannya pada dirinya sendiri. Apakah ia juga terlihat begitu menyedihkan ketika memohon pada Siwon?

"Baiklah," Jawab Yesung membuat mata Kyuhyun sedikit melebar.

"Benarkah?"

"Dengan satu syarat, jangan pernah membawaku ke rumah sakit, apapun yang terjadi,"

"Tapi—"

"Atau aku akan pergi sekarang juga,"

"Okay, baiklah, aku tidak akan pernah membawamu ke rumah sakit apapun yang terjadi. Jadi kau tetap tinggal?" Tanyanya meyakinkan.

Yesung kembali berpikir, "Baiklah,"

Kyuhyun tersenyum senang, "Okay, kau tunggu di sini sebentar! Jangan kemana-mana!" Serunya kemudian berlari keluar dari kamarnya.

Yesung menatap punggung Kyuhyun menjauh, kemudian mengalihkan perhatiannya keluar jendela.

'Ya, setidaknya dengan berada di sini aku tidak akan bertemu dengannya lagi,'

❤예❤원❤

Brak!

Donghae dan Kibum yang berada di dalam rumah Siwon langsung menoleh begitu mendengar suara pintu dibuka dengan kasar.

"Siwon?" Donghae mengangkat alisnya.

"Dimana ponselku?" Tanya Siwon tanpa mengindahkan tatapan heran dari Kibum dan Donghae.

"Wajahmu kenapa?" Tanya Donghae yang juga menganggap pertanyaan Siwon seperti angin lalu, "Kusut sekali," Komentarnya tidak tahu situasi.

"Kau darimana saja, Siwon-ah? Kau sudah menemukan Yesung?" Kali ini Kibum yang bertanya.

"Dimana ponselku? Aku harus menghubungi Yesung! Dia pasti belum pergi jauh!" Seru Siwon.

"Tapi Yesung meninggalkan ponselnya," Jawab Kibum seraya menunjukkan benda berwarna merah di tangannya.

Siwon mengusap kepalanya frustasi, membuat rambut hitam pekat yang biasanya rapi itu kini semakin berantakan.

"Siwon, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Yesung bisa pergi? Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Kibum seraya mendekati Siwon.

"Aku.. aku.. tadi malam aku.. menyakitinya lagi," Jawab Siwon terdengar perih, seakan kini ia juga ikut merasakan sakit atas luka yang ia torehkan pada Yesung.

Kibum dan Donghae saling berpandangan bingung.

"Aku.. memperkosanya," Lanjut Siwon membuat Kibum dan Donghae melebarkan matanya bersamaan.

"Apa?!"

"A-aku.. aku tidak bisa mengendalikan diriku tadi malam. Aku.. aku sangat marah. Jessica menolakku dan—"

Bugh!

Siwon tersungkur ke lantai akibat pukulan Kibum yang cukup keras di wajahnya.

"Kau bastard, Siwon! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada Yesung, huh?!" Seru Kibum emosi. Kemarahan terpancar jelas dari kedua iris cokelatnya.

Donghae yang masih terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar hanya diam melihat Kibum memukul Siwon. Matanya melebar tidak percaya mendengar apa yang Siwon katakan.

"Hanya karena Jessica menolakmu? Apa yang ada di dalam otakmu, huh?! Itu sama sekali bukan salah Yesung, Siwon! Kau tidak berhak menghukumnya seperti itu?! Dia terlalu berharga untuk mendapatkan perlakuan menjijikkan semacam itu darimu?!"

Siwon kembali terisak. Kibum benar. Yesung yang selalu ia anggap tidak punya harga diri itu terlalu berharga untuk ia perlakukan seperti ini. Namja yang baru saja ia ketahui pernah mengisi hari-harinya itu terlalu indah untuk ia rusak. Namun ia terlambat. Ia bukan hanya merusaknya, tetapi sekarang ia telah benar-benar menghancurkannya.

"Dia mencintaimu, Siwon-ah. Sungguh. Aku berani bersumpah demi apapun, dia sangat mencintaimu. Dia rela melakukan apapun untukmu. Bagaimana bisa kau melakukan hal ini pada seseorang yang pernah kau janjikan untuk kau jaga seumur hidupmu, huh?" Tambah Donghae membuat hati Siwon semakin mencelos sakit. Apakah Yesung benar-benar pernah begitu berarti untuknya?

"Dulu dia terpaksa pergi demi kau, Siwon-ah. Jongwoon itu namja yang sangat keras kepala. Dia tidak pergi meninggalkamu bahkan ketika orang tuamu mengancam akan membunuhnya. Dia tidak pernah takut mati untukmu, Siwon. Tapi kau tahu apa yang membuat dia akhirnya terpaksa pergi meninggalkanmu?"

Siwon menggeleng tanpa berani menatap Donghae. Ia tidak ingin tahu. Hatinya sakit mengetahui betapa dirinya memiliki arti yang begitu besar untuk Yesung, sementara yang ia lakukan tidak lain hanya terus berusaha menghancurkan namja itu.

"Akhirnya dia pergi, saat orang tuamu mengatakan nyawamu akan terancam jika dia tetap berada di sekitarmu,"

Siwon terisak keras. Penyesalan dan perasaan bersalah semakin menggerogoti hatinya, membuatnya terasa amat perih, menambah rasa sesak di dadanya.

"Jongwoon memiliki trauma yang sangat besar, Siwon-ah. Kau tahu? Dulu kau berusaha keras membuat dia membuka hati untukmu. Kau menjadi hyung terbaik yang pernah aku lihat seumur hidupku. Dan akhirnya, kau berhasil. Kau berhasil membuat dia membuka hati untukmu. Hanya untukmu," Donghae kembali melanjutkan ucapannya, seakan tidak peduli bahwa ucapannya tersebut benar-benar menyiksa Siwon.

"Dia tidak pernah pergi kemana pun tanpa kau bersamanya. Dia benci sendirian. Tapi akhirnya dia melawan apa yang paling dia benci untuk sesuatu yang paling dia cintai. Dia melawan ketakutannya untukmu, Siwon-ah,"

"Kau dengar itu, Choi Siwon? Kau tidak merasa jijik pada dirimu sendiri sekarang? Apa Yesung masih terlihat begitu rendah di matamu?" Tambah Kibum.

Siwon menggeleng pelan. Kini ia terisak tanpa suara.

"Aku bukan ingin menyalahkanmu, Siwon-ah. Kau tetap sahabatku. Kau sahabat terbaik kami. Kami ingin Choi Siwon kembali menjadi Choi Siwon yang dulu. Bukan yang dibutakan oleh kebencian seperti ini,"

"Aku masih tidak percaya kau melakukan hal sekejam itu pada Jongwoon," Ucap Donghae lagi, "Boleh aku memberitahu sesuatu padamu?"

Siwon tidak menjawab, membiarkan Donghae untuk meneruskan ceritanya. Sungguh ia ingin mengingat siapa Yesung. Ia ingin mengingat kembali seberapa berarti namja itu untuknya. Meskipun

itu pasti hanya akan membuat rasa bersalahnya semakin besar. Ia tidak peduli. Lagipula sesakit apapun ia sekarang, pasti masih tidak sebanding dengan luka yang telah ia berikan pada Yesung. Ia rasa ia bahkan pantas mendapatkan yang lebih.

"Kalian dulu adalah sepasang kekasih. Bukan hanya satu kali kau dan Jongwoon melakukan hal itu. Aku yakin, Jongwoon pergi bukan karena kau melakukan itu padanya,"

"Tapi aku menyakitinya, Hae-ah. Aku meperlakukannya dengan sangat kasar tadi malam. Di-dia bahkan sampai pingsan.." Jawab Siwon dengan suara pelan, ia seakan tidak memiliki kekuatan lagi sekarang.

"Dia pergi bukan karena kau menyakitinya, Siwon. Dia terbiasa terluka. Dia pergi untukmu,"

"A-apa yang kau bicarakan?"

"Aku membaca surat Jongwoon. Aku juga mengenalnya dengan sangat baik. Dia pergi karena dia berpikir kau tidak mencintainya lagi. Dia berpikir kau tidak menginginkannya, itulah kenapa akhirnya dia memutuskan untuk menyerah,"

Siwon memejamkan matanya erat. Apa semua memang sedalam itu? Benarkah dirinya adalah segalanya untuk Yesung?

'Kau adalah hidupnya, Siwon. Dia membutuhkanmu. Hanya kau yang bisa memberinya alasan untuk tetap bertahan hidup,'

Kata-kata Jessica kembali terngiang di kepalanya, membuat pikirannya semakin kacau. Jika itu semua benar, apa yang mungkin Yesung lakukan sekarang? Menyerah pada hidupnya?

"Tidak!" Seru Siwon tiba-tiba, membuat Kibum dan Donghae tersentak kaget.

"Aku harus mencarinya sekarang juga!" Ujar Siwon lagi sebelum kemudian berlari keluar dari rumahnya, meninggalkan Donghae dan Kibum yang saling bertatapan bingung.

Siwon masuk ke dalam mobilnya kemudian melesat meninggalkan halaman rumahnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya benar-benar kacau, membayangkan hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi pada Yesung. Namja manis itu pergi dalam keadaan sakit. Bukan hal yang mustahil jika terjadi sesuatu yang buruk padanya.

Siwon terus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Matanya menatap gusar setiap tempat yang ia lewati. Hanya satu yang ia inginkan, yaitu menemukan Yesung dalam keadaan baik-baik saja.

Tiin!

Mata Siwon melebar begitu melihat sebuah truk melaju dari arah yang berlawanan dengannya. Panik, Siwon langsung membanting kemudi ke arah kiri membuat mobilnya melaju tidak beraturan di pinggir jalan.

Brakk!

Siwon membuka matanya perlahan, merasakan sakit menginvasi sekujur tubuhnya. Ia juga bisa merasakan darah mengalir dari pelipis kirinya.

'Siwon hyung, kau baik-baik saja?'

Siwon mencengkeram kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Sebuah bayangan samar kembali melintas di kepalanya.

'Hyung, aku mohon katakan sesuatu.. hiks.. jangan membuatku takut!'

"Jongwoon.." Lirih Siwon pelan sebelum kemudian kesadarannya benar-benar hilang.

❤예❤원❤

[Flashback]

Siwon berdecak kesal melihat pohon besar di hadapannya. Sudah lebih dari tiga kali ia melewati pohon tersebut, yang artinya ia memang benar-benar tersesat. Di tempat yang sama sekali tidak ia kenal. Dan sendirian.

"Haiz! Aku harus kemana lagi?!" Gerutunya putus asa.

Siwon mengamati sekelilingnya. Huh~~ bagaimana bisa ia masuk ke tempat seperti ini? Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan selain dirinya.

Mata Siwon melebar ketika melihat seorang anak berlari dengan langkah tertatih ke arahnya. Siwon menyipitkan matanya saat anak tersebut semakin mendekat ke arahnya. Namun seolah tidak melihat keberadaan Siwon, namja yang sepertinya baru beusia belasan tahun itu langsung bersembunyi di samping pohon besar di depan Siwon.

Siwon mengerutkan keningnya. Wajah anak yang ia yakini adalah seorang namja itu terlihat pucat. Matanya menatap ketakutan ke arah ia berasal tadi. Seperti ada sesuatu yang mengejarnya.

Siwon masih terus mengamati namja itu tanpa melakukan apapun, ketika tiba-tiba ia kembali mendengar suara dari arah tempat namja tadi berasal. Tak lama kemudian ia melihat dua orang namja dan satu orang yeoja berlari mendekatinya.

"Tuan, apa kau melihat seorang anak yang berusia sekitar 13 tahun lewat sini tadi?" Tanya namja yang memakai kaca mata pada Siwon.

Siwon melirik namja yang bersembuyi di balik pohon tadi. Mata namja itu kini terpejam erat, seperti tengah menahan sakit.

"A-aku tidak melihatnya," Jawab Siwon berusaha setenang mungkin. Ia memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun entah mengapa tiba-tiba ia ingin membantu namja itu. Sepertinya namja tersebut benar-benar tidak ingin bertemu dengan orang-orang yang mencarinya itu.

"Baiklah, terima kasih, Tuan," Tiga orang yang berpakaian serba putih tadi membungkukkan badannya bersamaan sebelum kemudian beranjak pergi.

"Eh, tunggu dulu!" Seru Siwon membuat mereka menghentikan langkahnya, "Bisa memberitahuku jalan keluar dari tempat ini?"

"Kau tersesat?"

Siwon mengangkat bahunya, "Sepertinya begitu,"

"Kau jalan saja ke arah sana," Ujar yeoja tadi seraya menunjuk arah tempat ia berasal, "Sekitar 2 kilometer dari sini ada jalan yang menuju ke pemukiman,"

"Terima kasih," Siwon membungkukkan badannya sekilas.

Ketiga orang tadi tersenyum sebelum kemudian pergi meninggalkan Siwon.

Setelah memastikan ketiga orang tersebut sudah pergi cukup jauh, Siwon mengalihkan perhatiannya pada namja tadi. Namun matanya langsung melebar begitu melihat namja itu kini tergeletak di bawah pohon dengan mata terpejam.

"Yah!" Seru Siwon seraya menghampiri namja berambut cokelat pekat tersebut.

"Hey! Bangun!" Seru Siwon lagi, kali ini dengan menepuk-nepuk pipi chubby namja di dalam dekapannya tersebut.

"Haiz! Lebih baik aku membawanya ke villa!" Ujarnya kemudian mengangkat namja itu dan membawanya pergi ke arah yang ditunjukkan oleh yeoja tadi.

Membutuhkan waktu cukup lama, akhirnya Siwon berhasil sampai di villa-nya dengan bantuan penduduk sekitar. Kedua orang tuanya langsung menyambutnya dengan raut wajah cemas ketika ia membawa namja mungil tadi masuk ke dalam villa.

"Siwonnie, kau darimana saja, huh? Mom dan Dad mencarimu kemana-mana! Sudah Mom katakan, jangan pergi jauh-jauh!" Seru Mrs. Choi –Umma Siwon.

"Eh? Siapa yang kau bawa, Siwon?" Tanya Mrs. Choi lagi begitu menyadari bahwa anaknya tidak datang sendirian.

"Aku akan menceritakannya nanti, Mom! Sekarang tolong panggil dokter! Sepertinya anak ini sedang sakit!" Jawab Siwon seraya terus berlari menuju kamarnya.

❤예❤원❤

Yesung menyandarkan kepalanya pada jendela kamar Kyuhyun. Matanya menatap keluar dengan pandangan sayu.

'Aku Choi Siwon,'

Yesung memejamkan matanya perlahan. Mengingat kembali ketika pertama kali ia bertemu dengan Siwon. Sudah sangat lama memang, namun ia masih mengingatnya dengan sangat jelas. Mengenang kembali bagaimana takdir barunya berawal.

"Tadi aku menemukanmu pingsan di hutan. Apa kau tidak ingat?"

Yesung tidak menjawab. Ia hanya diam dan lebih memilih membuang tatapan keluar jendela villa besar tempat ia berada sekarang.

Siwon menghela nafas. Sudah hampir satu jam sejak Yesung bangun dari pingsannya, namun yang namja manis itu lakukan tidak lain hanya diam dan tidak mau menatap ke arahnya.

"Hey, kau tidak perlu takut padaku. Aku bukan orang jahat. Aku tidak akan melakukan hal yang buruk padamu," Ujar Siwon masih berusaha membujuk agar namja di depannya itu mau berbicara. Beruntung, meskipun ia sudah tinggal di Jepang selama lebih dari lima tahun, namun bahasa koreanya masih cukup bagus.

Yesung tetap diam, seolah perkataan Siwon sama sekali tidak terdengar olehnya.

Siwon kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya.

"Baiklah, setidaknya boleh aku tahu siapa namamu?" Siwon masih terus mencoba membujuk.

Yesung menatap Siwon beberapa saat masih dengan wajah stoic, kemudian kembali melempar pandangan keluar jendela.

"Baiklah, tadi dokter mengatakan kau harus banyak istirahat. Lebih baik kau istirahat di sini dulu. Aku akan mengantarmu pulang nanti," Ujar Siwon seraya tersenyum.

"Aku keluar sebentar, kau tunggu di sini, okay?"

Yesung tidak memberi jawaban.

Siwon mengangkat bahunya pasrah, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana, Dad? Apa Dad sudah mendapatkan informasi mengenai namja tadi?" Tanya Siwon pada Mr. Choi yang baru saja masuk ke dalam villa bersama Mrs. Choi di sampingnya.

"Namja itu bernama Jongwoon," Jawab Mrs. Choi.

"Mom mendapat informasi darimana?" Tanya Siwon seraya duduk di sofa ruang tamu, kemudian diikuti oleh Mr. dan Mrs. Choi.

"Kim Jongwoon, dia kabur dari sebuah psikiater yang tidak jauh dari sini. Tadi ada beberapa orang petugas dari psikiater itu mencarinya,"

"Oh, jadi orang-orang tadi petugas psikiater," Gumam Siwon.

"Kita harus mengantarkannya kembali ke psikiater itu, Siwonnie. Namja itu masih butuh perawatan,"

"Tapi sepertinya dia tidak gila, Mom!"

"Dia memang tidak gila, Siwon-ah, hanya saja dia mengalami gangguan psikologis,"

Siwon mengangkat alisnya, "Gangguan psikologis?"

Mrs. Choi mengangguk, "Dia diduga mengalami trauma karena melihat kematian kedua orang tua angkatnya yang terbunuh secara sadis,"

Siwon mengalihkan perhatiannya pada Yesung yang masih terus menatap keluar jendela.

"Mom, Dad, bolehkah Jongwoon ikut bersama kita?" Tanya Siwon membuat Mr. dan Mrs. Choi langsung saling berpandangan.

"Apa?"

"Jongwoon sudah tidak memiliki orang tua, kan? Boleh dia ikut pulang bersama kita ke Jepang?" Pinta Siwon lagi.

"Tapi, Siwon-ah, Jongwoon harus menjalani perawatan di psikiater!" Ujar Mrs. Choi.

"Aku yang akan merawatnya, Mom,"

"Apa?" Mrs. Choi menatap Siwon tidak mengerti.

"Aku rasa dia tidak membutuhkan perawatan semacam itu. Jongwoon hanya merasa kesepian. Lagipula selama ini aku juga sangat ingin memiliki dongsaeng. Aku mohon, Mom, Dad.." Bujuk Siwon.

"Baiklah, Dad akan mencoba membicarakan ini dengan pihak psikiater," Jawab Mr. Choi.

Siwon tersenyum lebar, "Dad memang yang terbaik!"

Mr. dan Mrs. Choi hanya tertawa pelan.

"Aku akan memberitahunya!" Ujar Siwon seraya kemudian berlari kembali ke kamarnya.

"Jongwoon!" Panggil Siwon membuat Yesung menoleh ke arahnya dengan raut wajah terkejut. Mungkin ia heran bagaimana Siwon bisa mengetahui namanya.

"Namamu Jongwoon, kan?" Tanya Siwon seraya berjalan mendekati Yesung, meskipun sebenarnya ia tahu bahwa Yesung mungkin tidak akan menjawab pertanyaannya lagi.

"Kau baru saja melarikan diri dari psikiater, kan?" Tanya Siwon lagi membuat Yesung kembali menunjukkan raut wajah bingung, namun tetap tidak ada satu pun kalimat yang keluar dari bibirnya.

"Kau tidak suka tinggal di sana, kan?Kau tidak perlu takut, kau tidak akan kembali ke sana lagi. Karena mulai sekarang kau akan menjadi dongsaeng-ku, dan kau akan ikut bersamaku kembali ke Jepang!"

Yesung melebarkan mata sabitnya, "Apa?"

Siwon hanya tersenyum semakin lebar.

.


To Be Continued


.

Aduh maaf aku jadi tukang php orz

aku pengen lanjutin ff ini, tapi bingung gimana mau nglanjutinnya ;;;

Makasih buat yang udah baca ^^