Junmeanssi proudly presents

"The Untold Stories : Attached Heart."

"...the moment when i saw you directly made me uneasy to walk.."

A/N : Karena beberapa alasan sepertinya Ripped Souls harus aku hapus. Selain belum matang dari segi penokohan, sepertinya agak susah mendalami 'pasar' di ffn yang notabene dipenuhi dengan angst,fluff, dan drama. Aku memutuskan untuk menghapus cerita tersebut dan fokus dengan The Untold Stories serta beberapa ff yang lain.

-xoxo-

Apalagi ini?

"Hoi, Sehun. Apa alasanmu yang sebenarnya? Jangan bilang kau menyukai Suho-hyung!" seru Chanyeol tak suka. Aku tahu Chanyeol tidak pernah menyenangi Sehun karena sifat dari anak ini yang jarang bergaul. Tetapi sifatnya yang dingin sepadan dengan kemampuannya dalam basket dan juga mata kuliah yang diambilnya. Nilainya selalu bagus dan seringkali mendapat beasiswa. Namun satu hal yang tidak disukai Chanyeol dari Sehun.

Sehun merupakan MVP dari 3 tahun pertandingan berturut – turut, seakan tidak memberi celah sedikitpun bagi Chanyeol untuk mendapatkannya.

"Diamlah, aku tidak berbicara denganmu." Sehun menjawab dengan dingin. Aku merinding. Chanyeol sepertinya masih menampilkan wajahnya yang tidak suka. Kalau sudah marah, biasanya Chanyeol akan menarikku pergi dengan tangannya yang besar –dan genggamannya yang sangat menyakitkan-

"Kalau begitu, cepatlah pergi dari sini." Bantah Chanyeol. Aura diantara keduanya –termasuk aku- semakin tegang, mau tidak mau aku harus menghentikan mereka sebelum mereka menuai keributan.

"Ini urusanku dengan Suho-hyung, bukan denganmu." Kilah Sehun cepat.

"Dia tidak ada urusan denganmu." Chanyeol menjawab lagi. Chanyeol lalu menggamit tangan kiriku dan menarikku. Bisa dibayangkan tangannya yang besar menggamitku dengan kasar.

"Chanyeol-" panggilku

"Hyung, ayo kita pergi. Kris hyung menunggu kita dengan mobilnya."

"Aku belum selesai bicara." Sehun kembali menengahi. Chanyeol menghela nafas kasar dan menatap malas kearah Sehun. Pandangan diantara keduanya seakan menyiratkan tatapan membunuh, memangsa dan hal buruk lainnya. Ditambah lagi tangan Sehun menggenggam tangan kananku. Aku merasa kondisiku benar benar tercekik.

"E-eh, Sehun-"

Benar benar sakit. Genggamannya sakit.

"Chanyeol, aku tidak ingin mencari masalah denganmu, aku hanya ingin mengajak Suho hyung berkencan dan kau menghalangiku. Dan itu merupakan penghinaan untukku." Sehun menjawab dengan serius dan bisa aku rasakan Chanyeol semakin geram dengan anak ini.

"Chanyeol, biarkan aku bicara dengannya, tidak apa apa." Jawabku.

Namun Chanyeol menoleh dengan cepat.

"Hyung, Kris hyung akan marah kalau kita pulang terlambat!" Walaupun ada hubungannya dengan Kris, lelaki yang membuatku hampir gila, tetapi aku tidak bisa meningggalkan Sehun. Memang secara gamblang aku belum kenal sifat Sehun seperti apa, bukankah tidak ada salahnya kalau aku mencoba untuk berteman dengannya?

"Katakan padanya aku akan pulang sendiri dengan bus. Tidak apa apa. Cepat selesaikan tugasmu dengan Kris" saranku.

Sehun tersenyum puas –sepertinya- saat mendengar jawabanku. Genggaman tangannya di tanganku melonggar, namun Chanyeol melepasnya dengan kasar.

"Ah! Terserah kau hyung!"

Chanyeol yang marah meninggalkan aku dan Sehun berdua. Aku sangat yakin kenapa Chanyeol tidak pernah suka aku berkenalan dengan Sehun karena anak ini merupakan saingan terberatnya. Chanyeol sendiri pernah bilang padaku kalau Sehun sampai menyatakan cintanya padaku, tolak saja dengan kasar. Tapi mana bisa aku melakukannya, aku yakin kalau Sehun itu anak yang baik, namun sedikit dingin terhadap orang orang di dekatnya.

"Maaf, Sehun. Kau kan tahu kalau Chanyeol memang tidak pernah suka padamu sejak dulu, jadi-"

"Tidak apa apa hyung. Orang orang juga tidak terlalu menyukaiku." Potong Sehun. Aku terkejut mendengar jawabannya.

"Tidak, kau kan MVP dalam basket selama 3 tahun berturut turut, ditambah lagi kau juga tampan dan pintar. Siapa yang tidak akan menyukaimu?" tanyaku.

"Kalau begitu apa kau menyukaiku hyung?"

Pertanyaan macam apa ini.

"Eh? Ma-maksudku tidak seperti itu. Aku yakin pasti banyak orang yang menyukaimu, mereka hanya malu untuk mengatakannya di hadapanmu."

Sehun tertawa. Baru kali ini aku melihat Sheun tertawa, terutama saat ini dia tertawa di hadapanku. Sama seperti Kris saat malam itu. Tunggu kenapa jadi bawa bawa kejadian tadi malam, sih.

-xoxo-

"Aku tidak akan menjadi MVP lagi hyung." Sehun mengawali pembicaraan kami di lorong kampus yang berpapasan langsung dengan taman. Suara langkah kecil kami juga mungkin terdengar sampai di koridor depan karena suasana disini lumayan sepi. Banyak siswa yang sudah pulang.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kaki kiriku cedera. Dan parahnya hari ini aku memaksa untuk latihan tanding. Egois kan? Padahal kakiku adalah senjata untukku. Aku selalu berharap untuk bermain basket selamanya dan membuat seseorang bangga dengan kemampuanku."

Sehun menghela nafasnya pelan dan melanjutkan bicaranya.

"Tetapi sepertinya itu tidak mungkin lagi."

Sehun menatapku dengan pandangan yang sangat dekat. Jantungku mulai lagi menebar detak yang sangat tidak terkontrol. Detakannya begitu cepat dan sepertinya aku merasa sebentar lagi akan meledak.

"Orang itu adalah kau hyung."

Jantungku nyaris copot.

"A-Aku? Kenapa bisa? Padahal kita jarang berbicara"

Sehun tersenyum. Lagi lagi tersenyum. Senyumannya sangat manis, mungkin dia harus lebih banyak tersenyum agar tidak dicap sebagai mahasiswa paling dingin tahun ini.

"Sejak awal kau datang ke lapangan basket dan malah menawari Chanyeol minuman dan menjaga Chanyeol seperti halnya kau menjaga bayi, aku sudah menyukaimu. Cinta pandangan pertama, ya seperti itulah." Sehun menatap taman yang ada di depan kami berdua, merangkul tas selempangnya.

"Aku berharap suatu waktu kau bisa melihatku, karena itulah aku ingin sekali menjadi MVP."

"Ternyata tidak sia sia, aku menjadi MVP di tahun pertama aku mengikuti turnamen. Namun kau masih belum bisa melihatku. Rasanya nyeri sekali, hahaha"

Tidak. Sehun, kau bodoh.

Kenapa kau bisa menyukaiku.

"Karena itulah aku memutuskan untuk mengatakannya hari ini padamu. Aku tahu kalau ini benar benar berantakan, sama sekali tidak romantis, dan mungkin jauh dari apa yang kau harapkan, Hyung. Tapi sungguh, aku benar benar menyukaimu."

Sehun beralih menatapku. Ada berbagai macam emosi yang aku lihat disana. Dan itu semua karena dia menyukaiku.

"Sehun-"

"Maaf kalau sepertinya terlalu mendadak hyung. Padahal kita belum lama saling mengenal."

Jawaban Sehun semakin membuatku merasa bersalah padanya. Kenapa aku terlahir menjadi orang yang cuek akan sekitar dan hanya memikirkan Chanyeol? –dan juga Kris-. Mungkin karena pikiranku yang selalu mengatakan bahwa aku hanya harus belajar, berteman seadanya, dan lulus lalu bekerja, menyusul orang tuaku di Inggris, tanpa memperdulikan perasaan Sehun yang sudah ada, bahkan sebelum aku mengenalnya.

''Sebenarnya, a-aku sudah punya orang yang aku sukai. Tetapi aku masih tidak yakin dengan perasaan ini. Dan juga perasaannya. Karena aku baru pertama kali merasakannya." Jawabku sedikit gemetar. Aku takut salah bicara.

Raut wajah Sehun perlahan berubah kaget. Aku tahu jawabanku ini mungkin bukan jawaban yang ingin di dengarnya. Tetapi aku harus melakukannya.

Untukku, dan Sehun juga.

"Sehun, bisakah kau menunggu?"

"Menunggu apa hyung?"

"Menunggu kepastian perasaanku, aku hanya tidak ingin melukaimu."

-xoxo-

"Dia itu sungguh bodoh! Aku tidak mengerti jalan pikirannya!" Chanyeol kembali melempar bolpennya lumayan keras, lebih tepatnya sih kelihatan seperti membanting. Kris tentu gerah dengan sifat orang ini, umurnya saja yang 20 tahun, tapi sifatnya masih kelihatan seperti balita. Mereka berencana menyelesaikan tugas secepatnya di kamar Chanyeol. Namun yang didengar Kris hanya ocehan –lebih tepatnya cemooh- yang dilontarkan kasar dari Chanyeol untuk Sehun.

"Hei, pelankan suaramu! Dan kau memanggil Suho bodoh? Konyol sekali, Park Chanyeol." Jawab Kris sekenanya. Kris juga tidak tahan melihat Chanyeol yang sedari tadi memasang wajah masam dan geram. Kalau ingin marah bukankah bisa menonjok Sehun langsung ditempat lalu membawa kabur Suho? Itukan jauh lebih efektif.

"Kris-hyung aku serius! Suho hyung itu polos! Sama sekali tidak tahu apa itu bercinta! Bahkan saat aku tanya apa dia pernah menonton film yang ratingnya 19+, dia malah bertanya padaku, "Memangnya ada film seperti itu?" Aku bisa gila hyung!" Chanyeol semakin meracau dan membenamkan wajahnya dengan bantal, meringis keras.

Tetapi jawabannya itu-

Suho tidak pernah tahu apa itu bercinta.

PARAH SEKALI.

"Menurutku kau saja yang keterlaluan, Yeol. Ayolah, jangan bersikap seolah seolah Suho itu milikmu selamanya yang harus kau jaga."

"Hyung, kau tidak tahu Sehun itu seperti apa. Dia mengerikan! Dan juga rival terbesarku!" Chanyeol masih membenamkan wajahnya di dalam bantal dan semakin meringis. Kris semakin tidak tahan lalu menjitaknya dengan penghapus.

"Kau terlalu berlebihan, sudahlah, ayo kita selesaikan tugas ini dan cepat makan malam, jangan mengoceh soal Suho lagi!"

-xoxo-

Sehun masih sadar dengan apa yang diucapkannya tadi pada Suho. Namun jawaban yang terdengar dari mulut Suho bukanlah yang ingin di dengarnya. Sehun berusaha fokus pada jalanan, tidak peduli lengang dan berapa kecepatan yang dia gunakan saat ini untuk menyetir.

"Aku hanya tidak ingin menyakitimu."

Tapi kau sudah menyakitiku, Hyung.

Kenapa aku harus mencintaimu.

Sehun reflek memarkir mobilnya dengan cepat, dengan kemampuan driftingnya. Membenamkan wajahnya pada kemudi mobil dan mengusap rambutnya kasar.

Cinta memang tidak semuanya bisa terbalas.

Sehun tersenyum kecut mengingat jawaban seseorang yang terngiang di waktu yang tidak pas.

Bodoh.

TBC