© 2013 Akizuki Kiriya

Falling Without You

by Kiri-chan

Apa yang kau rasakan jika kau tak bisa menentukan jalan hidupmu sendiri? Cho Kyuhyun tak bisa bertahan lebih lama lagi, hingga dia bertemu Lee Sungmin, pemuda manis yang tak pernah tersenyum dari dasar hatinya, seseorang yang sepertinya telah menyerah dalam hidup.

Main Pair : Kyuhyun/Sungmin

Warning : ada beberapa crack pair sebagai konflik dalam cerita, it's SLASH! YAOI! Shounen-ai! Whatever a BoyxBoy FanFiction called! Siapapun yang keberatan bisa menerapkan asas DON'T LIKE DON'T READ bagi fanfiction ini.

~ Chapter 1 ~

Nightmare

oOo

"Stop disitu, Cho Kyuhyun." Mata teduh Kim Jongwoon berangsur dingin. "Nyanyianmu berantakan. Banyak sekali nada yang salah."

Suara merdu si pemuda Cho membeku. Jemari pucatnya meremas tepian kertasnya yang berisi lirik lagu. "Aku tidak bisa konsentrasi, Yesung hyung," sahut Kyuhyun dengan helaan napas berat.

"Berhenti mengeluh." Kim Jongwoon—yang lebih sering disebut Yesung—tampak tidak peduli. "Konser KRY akan digelar besok, tapi kau masih juga belum bisa menguasai lagu itu dengan baik."

"Berhentilah menekan Kyuhyun, hyung." Pemuda mungil yang bernama Kim Ryeowook menyela dengan tatapan simpati. "Kyuhyun sedang tidak dalam suasana hati yang baik."

"Manja sekali." Yesung menatap datar. "Berhentilah bersikap berlebihan seperti itu, Kyuhyun."

Kyuhyun menautkan alisnya, tersinggung. "Batalkan saja konsernya."

"MWO?" Lee Donghae terbelalak shock. "Jangan sembarangan, Kyu!"

"Kau tidak perlu protes, hyung." Kyuhyun melirik Donghae sinis. "Kau bahkan bukan bagian dari KRY."

"YAH! Apa kau bi—"

"Donghae akan menggantikanmu." Pernyataan Yesung menginterupsi protes Donghae. "Jika kau terus bersikap sembarangan seperti ini."

Evil smirk menghiasi wajah pucat Kyuhyun. "Kau hanya bercanda, Yesung hyung. Aku tahu," komentarnya ringan sebelum menyambar ranselnya sembarangan. "Aku pergi dulu."

"YAH! Bagaimana dengan sekolah malam—"

Bentakan Donghae hanya disambut dengan suara pintu klub musik yang menutup.

"Menyebalkan!" desis Donghae dengan gigi gemeratak. "Tak bisakah dia mendengarkanku sedikit? Terus saja bersikap serampangan!"

Ryeowook tertawa kecil. "Sudahlah, Hae hyung. Bila sudah menyangkut soal dia, Kyuhyun tidak akan mendengarkan siapapun."

"Ya, bahkan ayahnya sendiri juga tidak akan dia dengarkan." Tersirat nada cemas dalam suara datar Yesung.

"Itu bagus, bukan?" Ryeowook melipat tangannya di atas meja Yesung, mendongak dengan mata bersinar yang entah bagaimana terlihat seperti puppy eyes yang menggemaskan. "Kyuhyun semakin jadi pemberontak?"

Yesung menghela napas berat. "Tidak… sama sekali tidak bagus, Ryeonggu."

oOo

Konser KRY?

Kyuhyun mencibir. Dia paham Yesung memang selalu menyelipkan harapan di dalam kata-katanya. Tapi bayangkan… hanya sekedar perform tiga siswa di aula sekolah apa bisa disebut konser? Hah? Memangnya KRY itu siapa? Artis? Mereka bahkan hanya anggota biasa dari klub musik biasa di sekolah!

Walaupun prestasi yang diraih klub musik itu memang sudah luar biasa banyak, tapi bukan berarti Kyuhyun merasa superior. Dia hanya menyanyi untuk kesenangan, ya ampun. Memang Kyuhyun mencintai menyanyi, tapi dia tidak seserius Yesung yang sepertinya benar-benar bermimpi jadi vokalis terkenal suatu hari nanti.

"Sudah sampai, nak."

Kyuhyun mengerjap. Terlalu banyak memikirkan Yesung sepertinya membuatnya lupa sejenak pada kegelisahan yang membungkus hatinya seharian ini—atau lebih tepatnya, seminggu ini.

"Terimakasih." Kyuhyun membayar supir taksi itu sebelum melangkah menghampiri rumah mungil nan asri di hadapannya. Rumah yang hanya melihat bagian depannya saja sudah membuat suasana hati Kyuhyun berubah baik.

Karena pemiliknya, tentu.

"Ah, Kyuhyun-ah!" Sesosok wanita paruh baya membukakan pintu rumah dengan senyum cerah.

"Selamat sore." Kyuhyun membungkuk sopan, yang membuat senyum wanita di hadapannya melebar—merasa beruntung pemuda seperti ini berpasangan dengan anaknya.

"Kondisinya sudah lebih baik. Kau bisa langsung menjenguknya di kamar, Kyuhyun-ah."

Kyuhyun merasa lega seketika. "Syukurlah kalau begitu. Bolehkah saya masuk?"

"Tentu, silakan. Lagipula dia sudah menunggu Kyuhyun-ah sedari tadi." Wanita itu mengulum senyumnya saat rona merah pekat mulai mewarnai wajah pemuda di hadapannya.

oOo

"Jadi…" Kyuhyun tersenyum menggoda. "Ibumu bilang kau sudah menungguku sedari tadi?"

Pemuda manis itu tertawa pelan. "Iya, aku menunggumu. Memangnya tidak boleh?"

"Kau tahu bukan itu maksudku." Kyuhyun menghela napas dibuat-buat, membuat pemuda lawan bicaranya tertawa lagi.

Kyuhyun tersenyum, menyentuh pipi pemuda itu pelan. "Jika kau bisa tertawa begini, itu artinya kau sudah sembuh ya?" Kyuhyun merasakan bagian yang disentuhnya mulai menghangat.

"Hn… sudah seminggu aku sakit, mungkin saja sekarang sudah sembuh."

"Iya, seminggu," sambung Kyuhyun dengan mata sedikit menerawang. "Sudah seminggu tidak bertemu di sekolah ya?"

"Bukan hanya di sekolah, Kyu." Pemuda itu menggenggam tangan Kyuhyun di dekat wajahnya.

Menatap bola matanya lekat, Kyuhyun dapat merasakan jantungnya mulai berdebar di atas batas normal, hingga tak dapat merasakan apa yang mendorong wajahnya semakin mendekat pada wajah pemuda di hadapannya. Bibir keduanya bersentuhan pelan.

Kyuhyun membelai lembut rambut kecoklatan pemuda itu. "Besok kau sudah bisa masuk sekolah, kan?"

"Baiklah, demi kau," balasnya, tersenyum manis dengan wajah serius.

Sudah berpacaran dengannya selama lebih dari 2 tahun, membuat Kyuhyun terbiasa dengan semua kelakuan anehnya. Dia menepuk pelan dahi pemuda itu sampai ekspresinya berubah. "Jangan bicara sembarangan, bodoh," tegur Kyuhyun kesal.

Dan tawa riang yang sering didengar Kyuhyun mulai terdengar lagi.

oOo

"Oke, aku tak ingin menanggung protes gara-gara konser KRY hari ini ditunda," keluh Yesung stress membaca banyak e-mail gadis-gadis yang masuk ke official fanpage mereka—website buatan Yesung sendiri maksudnya.

"Ohh… itu belum apa-apa, hyung! Bandingkan saja dengan gadis-gadis yang di luar." Nada bicara Ryeowook terdengar santai, mengindikasikan gadis-gadis yang berkerumun di luar ruang klub musik.

"Jangan pedulikan yang di luar, Ryeowookie. Itu urusan Kyuhyun," balas Donghae dengan seringai.

"Apa maksudmu itu urusanku?" Kyuhyun menyipitkan matanya.

"Hei, semua gadis ingin berurusan denganmu, benar?" ejek Donghae.

Kyuhyun membanting tasnya kesal. "Oh ya? Yang benar saja."

"Kenapa pipimu, Kyuhyun-ah?" Ryeowook meletakkan kertas partiturnya, menyadari pipi kanan Kyuhyun yang berbeda warna.

Yesung memutar duduknya, menatap wajah Kyuhyun. "Kau tahu, Ryeonggu? Sudah kubilang tak bagus jadi pemberontak." Yesung bicara pada Ryeowook tapi matanya masih tertuju pada Kyuhyun.

"Apapun katamu, hyung. Terserah lah."

"Kurasa kau harus mendengarkan apa kata Yesung hyung, Kyuhyun-ah," sahut Donghae.

"Mendengarkan dia supaya aku mau mendengarkan ayahku? Begitu maksudmu?" jawab Kyuhyun sinis.

"Aku tak pernah bilang kau harus mendengarkan ayahmu," jawab Yesung.

"Tapi kau bilang setidaknya aku jangan terlalu sering melawan ayahku, begitu?"

"Ya, memang aku bilang begitu."

Kyuhyun tertawa hambar. "Aku tak melihat apa bedanya, Kim Jongwoon-ssi."

"Kau tampak aneh saat menyebut namaku seresmi itu, Kyuhyun-ah. Lagipula menuruti nasihatku tak ada ruginya."

"Aku tak melihat dimana untungnya menuruti semua perkataan orang tua arogan itu." Kyuhyun mengepalkan tangannya keras.

"Yah, orang tua arogan itu… bagaimanapun dia ayah kandungmu sendiri, Kyu," ucap Donghae pelan.

"Aku memang sial jadi anaknya!"

"Jangan bicara begitu, nanti kau sial sungguhan," tegur Yesung.

"Aku merasa sudah sial sedari dulu!" Kyuhyun mengacak rambutnya kesal. "Bayangkan saja! Setiap kali aku hanya sedikit keluar dari jalur yang dia atur, dia akan segera menghajarku tanpa pikir panjang!"

"Ya, aku tahu. Ayah yang keras." Ryeowook memandang prihatin memar di pipi Kyuhyun. "Tapi hal seperti itu tidak akan membuatmu mati, kan? Ayahmu begitu hanya karena dia terlalu disiplin."

"Dia keterlaluan, Ryeowookie."

"Sudahlah, Kyu. Dia mengatur semuanya demi kebaikanmu juga." Yesung berusaha menenangkan.

"Mengatur semuanya demi kebaikanku? Jangan bodoh! Kau pikir ini hidup siapa, hah? Sampai orang lain yang harus mengaturnya!"

"Bukan orang lain, dia ayahmu."

"Sama saja!"

"Jadi kau pakai alasan apa untuk bolos sekolah malam kemarin?" tanya Ryeowook penasaran.

"Aku tak pakai alasan apapun," jawab Kyuhyun singkat.

"Ah, pantas saja kau dihajar."

"Haha… begitulah." Kyuhyun tertawa getir.

"Aku ingin lihat bagaimana reaksi ayahmu jika dia tahu kau pacaran dengan Lee Hyukjae sejak SMP," kata Donghae dengan nada mengejek.

"Benar sekali, Kyuhyun-ah memang mengerikan. Backstreet selama 2 tahun!" sambung Ryeowook.

"Sekarang sudah lebih dari 2 tahun, Ryeonggu," koreksi Yesung.

"Kalau ahjussi tua itu tahu, mungkin dia akan membakar rumah," jawab Kyuhyun asal-asalan.

"Atau lebih buruknya lagi, kau akan dijodohkan," seringai Donghae.

Kyuhyun tersentak ngeri. "Jangan bicara seperti itu, hyung! Aku harap itu hanya terjadi dalam mimpi buruk saja!"

oOo

Mimpi buruk?

Boleh saja semua orang bicara sembarangan. Tapi hidup Cho Kyuhyun mungkin sudah jadi mimpi buruk gara-gara ayahnya sendiri. Kyuhyun tidak tahu bagian mana yang harus disesali, mungkin semuanya.

Dia terlahir dari keluarga terpandang. Ayahnya direktur perusahaan yang masuk dalam barisan nomor 1 di Korea Selatan, sangat keras soal level dan status. Dan sialnya, dia adalah satu-satunya pewaris dari semua itu, jadi dia harus menanggung semua perintah ayahnya sendirian.

Hidup dalam tekanan ayahnya membuat Kyuhyun tumbuh menjadi seorang yang bertanggung jawab dan penurut. Tapi mungkin semua hal yang dimulai dari keterpaksaan ada batasnya juga. Sejak kelas 3 SMP, Kyuhyun mulai memberontak, banyak berbohong, dan melawan ayahnya. Membuat ayahnya semakin keras dan cepat naik darah. Tapi Kyuhyun tidak peduli, dia sudah tidak tahan lagi.

Jika semua tekanan ini semakin menjadi-jadi, mungkin sebaiknya dia kabur saja.

Kyuhyun menghentikan langkahnya sebentar, kebetulan wajahnya menoleh ke arah kaca pintu sebuah toko. Kyuhyun menghela napas, memperhatikan luka memar di pipi kirinya. Tadi siang Hyukjae sampai panik habis-habisan, Kyuhyun sama sekali tidak menyukai ekpresi yang jelas tampak merasa bersalah itu. Hyukjae sama sekali tidak salah, salah Kyuhyun sendiri yang kabur dari sekolah malam demi menjenguknya.

Ahjussi tua sialan, Kyuhyun menendang kaleng kosong di depan sepatunya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, Kyuhyun mendengus saat mendapati nomor rumah terpampang di layarnya. "Ya?" tanya Kyuhyun sekenanya.

"Kau dimana? Ayahmu menunggumu di rumah, ada hal penting yang harus dibicarakan." Terdengar suara kaku ibunya di seberang telepon.

"Ya, aku dalam perjalanan pulang," jawab Kyuhyun malas.

"Sampai nanti." Ibunya menutup telepon.

Kyuhyun memandang ponselnya muak.

Hal penting apa? Semoga saja tidak menambah daftar kesialan hari ini.

oOo

Aish… wajah ahjussi tua itu lagi.

Kyuhyun menghitung, 1 detik, 2 detik… masih terus duduk dalam posisi formal seperti itu. "Jadi hal penting apa yang harus dibicarakan?"

Cho Yeunghwan menatap tajam pada putra satu-satunya. "Kita tunggu ibumu, sebentar lagi."

Kyuhyun mendengus, wajahnya tampak tidak peduli. Tapi entah mengapa hatinya merasakan firasat buruk.

Ibunya datang, duduk di sebelah ayahnya. Dan firasat buruk itu semakin menekan Kyuhyun, membuatnya nyaris muntah meski dia belum mendengar apa-apa.

"Jadi begini…" Ayahnya memulai pembicaraan, Kyuhyun menatapnya tajam. "Direktur perusahaan relasi ayah, Lee Chunhwa—"

Kyuhyun nyaris memutar matanya. Direktur perusahaan yang itu? Ah ya, tentu saja ahjussi tua ini hanya memilih relasi dari sesama level kelas 1 di Korea Selatan.

"—sebenarnya teman lama ayah."

Mata Kyuhyun melebar, dia bingung sekarang. Hei, jangan bilang hal penting yang ingin dibicarakan itu soal reuni dengan teman lamanya. Apa otak orang tua ini sudah bergeser?

"Lalu?" tanya Kyuhyun tak mengerti.

"Jadi, setelah mengobrol lama dengannya, kami mengadakan kesepakatan." Kalimat ayahnya tampak memasuki inti pembicaraan.

Entah mengapa, Kyuhyun mulai merasa mual lagi.

"Jadi aku langsung beritahu saja padamu, Kyuhyun. Dalam waktu dekat kami akan mengadakan pertunanganmu dengan putra direktur Lee Chunhwa."

DEG!

Kyuhyun membeku, jantungnya serasa berhenti berdetak saat itu juga.

Jadi…

ternyata dia sudah berada dalam mimpi buruk itu?

oOo

To Be Continued