≈TRAP≈
.
.
.
Didekasikan khusus untuk peneror malam malam gw dan teman cantik dalam kehidupan nyata
Jujur, gw perlu menguras keringat ketika menulisnya, jadi… untuk dirimu wahai 'Kejedot Tembok' kuharap kau "berusaha" menyukainya :)
.
.
.
"Kenalkan dia Lee Sungmin dan itu adiknya Lee Sungjin"
"Salam kenal" sapa kedua kakak beradik itu diikuti tatapan heran dari remaja di depannya tapi cepat cepat pria itu mengulas senyum ramah, "Ah kalian teman Hyung kan?" tanyanya
"Bukan, Hyung hanya kenal dengan Sungmin saja, dan dia bukan teman Hyung" kata seseorang lain
"Eh?" pria polos itu mengerutkan keningnya—heran, "Kalau begitu Sungmin-shi…"
"Kami pacaran, dia pacar Hyung, Jongjin" sambung pria itu lagi
.
JGERRRRRR
.
Seakan ada petir di atas kepala Jongjin, kepalanya memutar kembali ke arah depan dimana sosok Lee Sungmin melambaikan tangan, "Anyeong calon adik ipar, aku pacar Hyungmu—Yesung Hyung" tambah Sungmin sekedar meyakinkan
"EHHHHHHHHH" teriak Jongjin langsung berdiri tegap, matanya memandang horor Sungmin dan Yesung Hyungnya secara bergantian, dia tidak peduli kalau seluruh isi café mulai melirik ke bangku mereka
"Tidak usah berlebihan begitu" Sungjin yang dari tadi duduk diam mulai ikut berbicara, "Pelankan suaramu"
"Tapi mereka kan sama sama lelaki—"
"Lantas?" tantang Sungjin memasang tampang datarnya, "Itu urusan mereka kalau saling menyukai, kau dan aku tidak punya andil, itu hak mereka walaupun yah…"
Mulut Jongjin makin menganga lebar mendengar jawaban Sungjin yang menurutnya terlalu tenang dalam situasi ini.
Diapun melirik Hyungnya yang malah asyik minum milkshake sambil berpegangan tangan di atas meja dengan Sungmin, "Kalian benar benar pacaran?" bisik Jongjin pelan
"Iya dongggg" Yesung dan Sungmin kompak mengangguk sambil memamerkan tangan mereka yang saling bertautan, Jongjin mengerang kalah sambil menghempaskan dirinya ke badan kursi
"Dasar aneh" gumamnya seorang diri, mendengar itu Sungjin yang duduk di depan Jongjin—mendongak, "Sudah biasakan saja, nanti kau lama lama juga tidak risih" komentarnya
"Tapi tetap saja…" Jongjin menggigit sedotan miliknya sambil sesekali melirik Yemin yang malah asyik bisik bisik berduaan
"Oh ya, kita belum berkenalan resmi" Sungjin tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya ke depan, "Aku Lee Sungjin"
"Kim Jongjin" Jongjin membalas jabat tangan itu dan untuk pertama kali ia betul betul memandangi adik Lee Sungmin ini, "Kau sudah kuliah atau bekerja?" tanyanya
"Bekerja—dan jangan tanyakan umur karena kita sebaya" sahut Sungjin kembali menekuni kopi hangatnya
"Eh? Kau tahu kita seumuran darimana?" Jongjin memiringkan kepalanya—bingung
"Yesung Hyung yang memberi tahu, makanya Sungmin Hyung sengaja mengajakku agar bisa menemanimu sementara mereka…" Sungjin melempar pandangannya ke samping diikuti tatapan polos Jongjin, mereka langsung jengah melihat pasangan lovey dovey Yemin
"Yah begitulah" Sungjin memutar kedua bola matanya
"Hahahaha" Jongjin tertawa pelan sambil terus menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu harus berbicara apa tentang mereka, aigooo~"
"Apa kau jijik dengan hubungan seperti ini?" Sungjin berusaha menggunakan kata yang tepat, ia mengamati raut wajah Jongjin di depannya, "Tidak juga… aku sebenarnya sudah curiga Hyung menyukai pria manis, namun… aku tidak menyangka itu Hyungmu" jawab Jongjin yang entah kenapa membuat kedua mata Sungjin melebar
"Jadi? Memangnya siapa menurutmu pria itu?"
Jongjin menghela napas panjangnya, setelah sesekali melirik Yesung Hyung, ia mendorong tubuhnya ke depan lalu berbisik pelan di telinga Sungjin, "Ryeowook Hyung"
Sungjin hampir tersedak mendengar itu, ia berdeham beberapa kali sebelum menegakkan diri, "Uhuk… aku… Uhuk…" Sungjin batuk beberapa kali, "Aku tidak tahu" katanya gugup
Jongjin menatap Sungjin agak curiga, matanya memicing tajam menangkap ada sesuatu yang aneh, "Kau benar benar tidak kenal dia?"
"Tidak" kali ini Sungjin memasang tampang datar terbaiknya
"Oh aku kira…" Jongjin menaikkan bahunya—acuh, mereka kehilangan bahan obrolan lain. Kedua adik ini malah jadi obat nyamuk sementara Sungmin dan Yesung asyik bercanda berdua seakan tidak ada orang lain di sini
Semuanya tampak berlebihan dan terlalu cepat sampai Jongjin merasa ini agak tidak wajar
"Kau aneh Yesung Hyung" gumam Jongjin sambil menghabiskan minumannya
.
.
.
.
"Sungjin, bisa aku minta tolong mengantar Jongjin pulang kerumah? Soalnya aku mau mengantar Sungminnieee ^^"
"Hyung! Kau bagaimana sih! Kenapa dia tidak pulang saja bersama adiknya dan kau bersamaku! Itu lebih praktis!" protes Jongjin sambil menggelengkan kepala melihat tingkah kakaknya yang aneh aneh aja, lagian kenapa harus pisah jalan begini, kan Lee bersaudara juga bawa mobil sendiri!
"Tapi Hyung masih mau bersama Sungmin~" balas Yesung bermanja manja dengan sebelah tangannya memegang pinggang Sungmin
.
PLETAKK
.
"AW!" kepala Yesung tertimpuk batu entah darimana, sontak tangannya melepas pinggang Sungmin sambil mengelus atas kepalanya yang kesakitan
"Hyung kau kenapa?" , "Sayang kau kenapa?" suara Jongjin tumpang tindih dengan suara Sungmin yang terdengar khawatir sedangkan Sungjin? Hanya geleng geleng kepala—tampak tidak peduli
"Tidak apa apa, tenang saja…" kata Yesung setelah bisa menguasai diri tapi ekor matanya meneliti kebelakang parkiran yang tampak sepi
Seperti ada bayangan seseorang disana. Gumam Yesung dalam hati
"Nah bagaimana? Sungjin kau mau kan mengantar Jongjin kerumah? Maaf anak ini memang agak manja jadi pulangpun harus diantar" kata Yesung yang membuat Sungjin terkekeh sementara Jongjin menaikkan sebelah alisnya—tidak terima, "Hyung! Jangan jadikan aku alasan! Sudah kubilang kita pulang saja berdua…"
"Ssst—" sela Sungjin langsung menarik lengan Jongjin menjauh—kearah mobil Lee bersaudara, "Kau orangnya tidak peka ya? Mereka mau berduaan! Apa kau tidak bisa melihatnya?"
"Ha?" Dengan malas Jongjin memutar kepalanya—melirik Yesung dan Sungmin yang lagi lagi bak sepasang kekasih kasmaran, mereka berdua sedang berbisik bisik ngga jelas sambil ketawa ketiwi bareng bareng
"Baiklah aku mau pulang bersamamu" kata Jongjin mengalah
"Nah begitu dong—Sungmin Hyung! Yesung Hyung! Kami berdua pulang dulu ya!" Sungjin melambaikan tangan sedangkan Jongjin langsung masuk ke dalam mobil
"Hati hati ya!" balas Yemin kompak
Sungjin mengangguk singkat, ia masuk ke dalam kemudian menjalankan mobil meninggalkan kedua kakak mereka dibelakang
.
.
.
Lee bersaudara. Kim Jongjin sudah mengenal mereka, paling tidak secara formal karena ternyata café yang dimiliki oleh Kim bersaudara berhadap hadapan langsung dengan keluarga Lee yaitu Lee Sungmin dan Lee Sungjin
Café mereka sama sama berbasic pada menu coffee sebagai andalannya namun tetap memiliki ciri khas sehingga pengunjung bisa menemui cita rasa berbeda meski membeli di masing masing café
Kim Jongjin tahu siapa Lee Sungmin dan Lee Sungjin itu, karena entah kebetulan seperti apa, kakak beradik itu juga yang membuka café sama seperti dirinya dan Yesung Hyung
Kim Jongjin juga mengenal mereka walau tidak secara akrab
Tapi yang Kim Jongjin tidak tahu—apakah benar kalau Hyungnya itu menyukai Lee Sungmin? Pemilik café di seberang jalan
Karena sebodoh apapun Kim Jongjin sadar jika Hyungnya sering menatap kejauhan café milik Lee Sungmin bukan karena kakak Sungjin itu
Melainkan…
"Hyung! Kau yakin kau pacaran dengan Sungmin hyung?" tanya Jongjin untuk kesekian kali, Yesung saja sampai bosan menjawabnya
"Iyaaaa, sudah cukup bertanya hal yang sama Jongjin! Bereskan saja meja meja depan karena sebentar lagi kita akan buka!" suruh Yesung yang sibuk menyeduh kopi di belakang kasir
"Tapi—" meski begitu Jongjin mengambil lap meja sambil terus berbicara, "Aku bisa lihat arah matamu kemana Hyung! Kau melihat salah satu pekerja Kona Beans! Bukan pemiliknya! Dan itu Ryeowook Hyung!" protes Jongjin masih bertahan pada pendapatnya
"UHUK!" Yesung entah kenapa tersedak dan mulai membelakangi Jongjin, "Kau…kau salah paham, Hyung lihatnya Sungminnie kok!"
"Wookie Hyung!"
"Sungmin!"
"Ryeowook!"
"Aishh Jongjin bisa diam tidak?!"
"Tidak! Tuh lihat Hyung! Ryeowook datang kemari!"
"Ha? Mana? Mana?" Yesung langsung beranjak keluar dengan cepat sementara Jongjin terkikik dekat jendela
Setelah sadar tidak ada siapapun diarah jalan karena memang masih sepi pagi seperti ini, Yesung menoleh kebelakang—menatap sengit adik satu satunya itu, "Tidak lucu Jongjin!" bentaknya kesal
"Kau sudah ketahuan Hyung masih tidak mau mengaku?" tantang Jongjin keras kepala
"Kembali bekerj—"
.
KRINGGG
.
Pintu depan Mouse Rabbit terbuka, kedua kakak beradik itu terdiam sambil kompak menoleh kearah sumber suara
"Ah Yesung Hyung" sapa Sungjin yang juga memakai celemek Kona Beans, "Sungmin Hyung menyuruhmu datang tuh" Sungjin memberi isyarat dengan gelengan kepalanya. Yesung yang tahu melirik sebentar ke pojok café Sungmin dari kejauhan, "Ah—baiklah" kata Yesung mulai paham
"Memangnya ada apa?" tanya Jongjin bingung sendiri namun tak lama dia tersentak, "Ya Hyung! Jangan pergi! Kau belum menyaring kopi! Ya Hyung!" teriak Jongjin percuma karena Yesung Hyung sudah menyebrang menuju Kona Beans
"Bantu aku!" Jongjin masih kekeuh berteriak
Sungjin yang melihat itu hanya bisa menahan tawa, "Kau kira kenapa aku masih ada disini? Kita tukar tempat—biarkan aku yang menyiapkan kopi, aku bisa kok"
Jongjin langsung bengong ditempat
"Ayo jangan diam saja" kata Sungjin memberi perintah
"Ah baik" Jongjinpun memilih sibuk merapikan meja dan mengepel lantai daripada menghabiskan waktu mengutuk Hyung tersayangnya itu. Pacaran pas jam kerja? Seperti bukan watak Hyungnya!
"Sudahlah orang kasmaran mungkin begitu" gerutu Jongjin sambil sesekali melirik ke Kona Beans, disana—Sungmin sedang bergelayut manja pada Yesung sementara dia lihat Ryeowook—satu satunya pegawai selain Sungjin sedang melayani tamu di pojok ruangan
"Hei Sungjin"
"Hmm" Sungjin yang sibuk mendongak dari atas mesin penghancur kopi
"Cafému sepagi ini sudah ada tamu ya?"
Sungjin mengangkat kedua bahunya, "Sebenarnya hanya pria itu saja—dia sudah pelanggan tetap makanya diijinkan masuk, padahal ini belum jam buka café" jelasnya
"Oh" Jongjin mengangguk mengerti
"Dia eksekutif muda" tambah Sungjin setelah menyelesaikan pekerjaannya, tinggal menyeduh kopi sesuai pesanan jika nanti pelanggan mulai berdatangan, "Kaya, tampan dan kantornya berada di ujung jalan ini"
"Kau tahu banyak ya?" tanggap Jongjin yang ikut ikut mendekati Sungjin ketika café sudah selesai dibersihkan
Mereka sekarang berdua diatas meja tinggi depan meja kasir
Sungjin menyeringai misterius, "Aku tahu karena yah…"
Jongjin menyeringit bingung, "Hei kau main rahasia rahasian? Kita kan sudah menjadi teman! Heiii" Jongjin menyikut pelan pinggang Sungjin yang membuatnya menghindar karena geli, "Hentikan Jongjin! Hahaha…"
"Makanya beritahu!" Kedua tangan Jongjin berusaha menyerang titik lemah Sungjin yaitu pinggangnya tapi Sungjin lebih gesit, ia menangkap kedua tangan Jongjin lalu menggenggamnya erat erat
"Berhenti kataku" ujar Sungjin bersuara rendah dan dalam, membuat Jongjin agak terkesima, "Kau tahu Sungjin? kau tidak seperti Hyungmu" katanya
"Maksudmu?"
"Kau…" Jongjin berusaha mencari kata yang tepat sampai tidak sadar jika kedua tangannya masih dipegang Sungjin dari tadi
"Aku lebih manly begitu…" bisik Sungjin entah sejak kapan kepalanya miring ke arah telinga Jongjin
"Bukan! Hanya saja…" pada saat yang tidak tepat, Jongjin menoleh—ia bisa merasakan pipinya menyapu hidung Sungjin dari dekat
Jongjin terdiam, matanya bergerak gelisah—menghindari tatapan datar Sungjin, mana kedua tangannya juga berkeringat dalam genggaman Sungjin, oh Tuhan kenapa tubuhnya bereaksi aneh dan kenapa jadi panas di dalam cafenya! Apa tadi Yesung Hyung lupa menyalakan AC?!
.
KRINGGG
.
Bunyi pintu terbuka sontak melepaskan kontak mereka. Sungjin langsung melepas tangan Jongjin sementara ia menarik diri dan segera berdiri tegap
"Ah Yesung Hyung, kau sudah kembali?" sapa Sungjin kalem, Yesung menaikkan alis—heran karena ia bisa melihat Jongjin yang gelagapan dengan muka memerah, "Kalian sedang apa tadi?"
"Tidak sedang apa apa, hanya mengobrol" jawab Sungjin sambil melirik Jongjin yang ikut mengangguk—mengiyakan
"Oh" Yesung terus menatap intens Sungjin, "Kau boleh kembali Sungjin—Sungminnie menyuruhmu cepat kesana karena café kalian akan segera buka"
"Baiklah, aku tinggal dulu nanti kita ngobrol lagi" katanya pada Jongjin, adik Yesung itu mengangguk di sertai senyum cerah saat melambaikan tangan
Jongjin terus menatap punggung Sungjin yang semakin kecil hingga menghilang dari balik pintu Kona Beans
"Hati hati loh Jongjin" bisik Yesung entah sejak kapan sudah berada di belakang adiknya itu, "Kau jangan bilang mulai menyukai Sungjin…"
"Hyung!" Jongjin menoleh dengan kesal, "Kami itu berteman! Jangan ngomong yang aneh aneh deh! Kami tidak sepertimu dan Sungmin Hyung!" Jongjin mendengus sekali lagi sebelum masuk ke dalam café, "Jangan berdiri saja Hyung, kita juga mau buka kan?"
"Baiklah! Adikku yang cerewet!" Yesung dengan enggan ikut masuk walaupun dia baru saja mencuri pandang pada sosok lain di seberang sana—sosok yang sedang membereskan meja yang ditempati tamu pagi barusan…
.
.
.
Malam harinya
"Mau pulang bareng Sungminnie ^^?"
"Mau sekali Sunggieeee ^^"
"EHEM!" Sengaja, Jongjin berdeham pada dua sosok sejoli yang sedang mengumbar aura kemesraan di tengah tengah jalan, "Kalian mau ditabrak ya? Berdirinya kurang ke tengah tuh kalau memang mau!" sindir Jongjin sadis
"Hahahaha" Ryeowook yang baru saja menggembok pintu café tertawa mendengar perkataan Jongjin sedangkan Sungjin hanya tersenyum kecil
Tepat jam 11 malam. Kedua café terkenal itu sudah tutup. Kebetulan Yesung dan Sungmin yang janjian mau pulang bersama berkumpul di tengah tengah sementara Jongjin masih mengekor di belakang di ikuti Sungjin dan juga Ryeowook
"Aku pulang duluan ya" kata Ryeowook setelah menyelesaikan tugasnya
"Tidak sendirian!" tahan Sungmin menarik lengan Ryeowook, "Kau ikut kami Ryeowook! Ayooo! Kami duluan ya adik adikku!" kata Sungmin sambil menggandeng Yesung dan Ryeowook di tangan kanan dan kirinya
"Ya! Kenapa sih kalian selalu meninggalkan kami! Aku pulangnya gimanaaaaa, Hyung!" sekali lagi, Yesung bakalan lupa sama Jongjin setiap bareng Sungmin. Mau Jongjin teriak kayak apa, Yesung hanya melambaikan tangan dari kejauhan, "Kau bareng sama Sungjin aja! Belajar tidak manja Jongjin!" itu kata Yesung
"Aku tidak manja kepala besar!" umpat Jongjin udah kesal di ubun ubun
"Kau manja" balas seseorang yang dari tadi berdiam diri di belakang Jongjin
Jongjin menoleh kaget, "Ck, kubilang tidak! Kau juga kenapa jadi meledekku?"
"Kalau memang tidak, ayo kita pulang sekarang! Mumpung masih ada bus malam" Sungjin menarik lengan baju panjang Jongjin agar mengikutinya
.
.
.
Tidak sampai setengah jam—karena memang jalanan Seoul sudah sepi, mereka berdua sampai di gedung apartement dekat perbatasan wilayah
"Kau tinggal disini juga?" tanya Jongjin setelah mereka turun dari Bus
"Iya, kau tidak tahu?"
Jongjin menggeleng lugu
Sudut bibir Sungjin tertarik sebagian, "Kau memang tidak tahu apa apa yah?" ejeknya
"He! Aku tidak sebodoh itu kok!" Jongjin menghentakkan kakinya yang ingin masuk ke dalam lift bersama Sungjin
"Bukan bodoh secara harafiah, tapi—apakah kau mengenalku sebelum Sungmin hyung dan Yesung hyung mengumumkan kalau mereka berpacaran? Tidak kan? Padahal kita satu apartement, café kita bersebrangan dan…" kata kata Sungjin terhenti begitu lift menunjukkan lantai 5, "Dan apartement kita juga berhadapan…" tunjuknya pada papan nama Lee di depan apartement yang ditempati Jongjin
"Mwo?" Jongjin kaget bukan main—apa dia memang sebuta itu selama ini…
"Benar kan kataku? Kau bodoh"
"Maaf hehehe" Jongjin cengengesan
Sungjin menghela napas berat, "Ya sudah sana masuk, sampai nanti" ia bersiap siap memasukkan kunci apartementnya saat menyadari kalau Jongjin—masih berdiri, mematung di depan pintunya sendiri
"Kau tidak mau masuk?" tanya Sungjin melihat Jongjin melamun sambil bersandar pada pintu depan
"Tidak—aku mau menunggu Yesung Hyung" elak Jongjin kembali melamun
"Tapi dia bisa lama… ingat? Mereka mungkin ingin jalan jalan dulu berdua" kata Sungjin
"Ha?" Jongjin merutuki kebodohannya yang kelewatan, "Kenapa aku tidak kepikiran!"
Sungjin tersenyum tipis sambil memainkan kunci di tangannya, "Jadi? Apa kau takut masuk sendirian ke dalam? Ah! Ternyata kau benar benar manja ya?"
Raut wajah Jongjin berubah kelam mendengar kalimat terakhir Sungjin, "Aku tidak manja, aku hanya tidak suka sendirian… hanya… hanya Yesung hyung yang kupunya semenjak kedua orangtuaku meninggal… dan itu membuatku terlalu bergantung padanya…" Jongjin membuang muka, dia paling benci kenyataan bahwa kesepianlah yang membuat sifat manjanya keluar dan sekarang—Yesung hyung mulai berpacaran…aishh! Pasti dia lebih sering sendirian di dalam apartement!
Sungjin terdiam, ia memainkan kedua kakinya sambil merundukkan kepala, "Aku juga begitu… percayalah nasib kita sama…"
Jongjin menatap tak percaya ke arah Sungjin
Bibir Sungjin mengulas senyum tulus, "Tapi tidak bisa selamanya kita bersedih… Yesung hyung dan Sungmin hyung berhak bahagia… kita tidak bisa seterusnya bergantung pada mereka bukan?"
Kedua bahu Jongjin langsung lunglai mendengarnya, "Tapi tidak secepat ini—"
"Sudahlah, bagaimana aku saja yang menemanimu?" tawar Sungjin yang sudah melangkah mendekat
"Ha?" sudah berapa kali Jongjin terkejut hari ini, secara cepat ia menggelengkan kepala, "Tidak perlu, aku—"
"Jangan menolak! Buka saja pintunya! Aku bisa dimarahi Hyungmu kalau membuat adik kesayangannya tidur terlalu malam!" sanggah Sungjin jengkel
Jongjin merengut—cemberut walau sebelah tangannya tetap memasukkan kunci ke dalam pintu, "Kenapa semua orang memperlakukanku seperti anak kecil sih!"
Sungjin hanya tersenyum. Jongjin yang sudah lelah bekerja dan juga lelah beradu pendapat dengan adik Sungmin itu, memilih membuka pintu kamarnya kemudian menggelar kasur tebal di lantai
"Nah kita tidur saja di sini"
Sungjin mengangguk setuju. Kedua pria ini membuka jaket luar mereka sebelum berbaring sambil berbagi satu selimut besar
"Selamat tidur Jongjin" sahut Sungjin memutar tubuhnya ke samping sehingga otomatis Jongjin menoleh kearah yang sama, "Selamat tidur juga…" Jongjin mengatakan itu sambil mengulas senyum tipis
Dan Sungjin pun membalasnya
Perlahan rasa kantuk Jongjin mengambil alih tubuhnya, matanya yang sudah terasa berat itu lambat lambat menutup sempurna
"Ha~" Sungjin menghembuskan napasnya keras keras, "Jonggie…" desahnya rindu sambil memberanikan diri mengelus wajah Jongjin yang tertidur pulas
Sungjin masih terjaga dan tangannya masih menyentuh sepelan mungkin supaya Jongjin tidak terbangun, tapi hasratnya yang selama ini tersembunyi mulai meledak ledak dalam diri Sungjin
Entah ada keberanian darimana, ia memberanikan diri mendekat lalu mengalungkan kedua tangannya di tubuh pulas Jongjin
"Aku mencintaimu Jongjin" perkataan itu seakan meluncur begitu saja dari bibir Sungjin, kedua tangannya yang masih memeluk Jongjin makin erat mendekap tubuh di depannya—terlalu erat sampai sampai…
"Ugh" Jongjin yang merasa agak sesak spontan terbangun, kedua matanya terbuka lebar menyaksikan Sungjin yang masih memeluknya, "Sungjin…" gumam Jongjin sepelan mungkin
"EH?" Sontak Sungjin melepaskan tangannya, tubuhnya bersingut menjauh saat menangkap jika Jongjin sepenuhnya sudah sadar, "Aku… tadi itu…" katanya gugup
Jongjin tidak bisa berkata apa apa, ia hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik selimut
.
SRAKK
.
"Aku balik dulu!" kata Sungjin tiba tiba
Jongjin yang tadinya juga diam langsung melongo menyaksikan Sungjin buru buru memungut jaketnya lalu pergi begitu saja keluar dari apartementnya
Bahkan pria itu sampai berlari kecil dan membanting pintu depan tidak sampai 1 menit
"Kenapa dia malah bersikap begitu… apa dia…" pikiran Jongjin jadi melantur kemana mana, jujur dia merasa sangat senang ketika Sungjin memeluknya saat tertidur, tapi kenapa temannya itu malah lari? Apakah tindakannya itu tidak sengaja atau apa?
"Arghh! Sekarang siapa yang bodoh disini!" umpat Jongjin yang mulai tidak bisa tertidur lagi
.
.
.
.
.
Semenjak kejadian itu, Sungjin bak menghilang dari peredaran Jongjin.
Adik Sungmin itu tidak pernah mampir ke Mouse Rabbit lagi walaupun Yesung Hyung masih sering kabur kaburan meninggalkan Jongjin kerepotan sendiri membuka café
Tidak, dia tetap tidak datang
Dan jujur itu membuat Jongjin bersedih. Ia jadi sering menjaga kasir jika café sedang ramai hanya untuk melirik café Kona Beans dimana Sungjin sedang melayani para pelanggan
Tapi itupun hanya membuat Jongjin makin sakit hati karena melihat Sungjin bisa tersenyum pada setiap orang, bercengkrama pada setiap tamu, tetapi kenapa Sungjin tidak bisa begitu terhadapnya?
Lagipula Sungjin hanya memeluknya! Seharusnya Jongjin yang harusnya marah! Bukan Sungjin! Lantas kenapa Sungjin malah menjauh seakan akan Jongjin yang salah disini!
"Dasar aneh!" gerutu Jongjin untuk kesekian kali
"Ada apa anak manja?" Yesung yang sudah selesai melayani meja 5, berjalan mendekati adiknya itu di dekat kasir, "Kau kelihatan murung akhir akhir ini?"
"Aku tidak murung!" elak Jongjin sambil mengangkat wajahnya yang sedikit pucat
"Tidak murung tapi memasang tampang sedih melulu, ah Hyung tahu!" Yesung menjentikkan jarinya, "Kau kangen sama Sungjin ya? Apa mau Hyung panggilkan?" Yesung sudah mau keluar dari pintu café kalau saja tangan Jongjin tidak menahannya, "Tidak perlu Hyung! Lagian dia yang mulai menjauhiku… mungkin dia tidak mau dekat dekat lagi denganku… aku kan terlalu manja seperti katamu" suara Jongjin makin menghilang disertai wajahnya yang semakin merunduk dalam dalam
Yesung jadi serba salah sendiri, "Apa kau yakin?"
"Hmm" Jongjin mencoba tersenyum seperti biasa—tapi Yesung bisa lihat jika senyuman Jongjing tampak dipaksakan, apalagi itu, adiknya belum pernah sesedih ini selain waktu kedua orangtua mereka meninggal…
Ini sudah keterlaluan!
"Aku mau ke Kona Beans" kata Yesung tegas
"Eh? Hyung! Kau mau ap…a…" Terlambat, Jongjin yang menatap langkah cepat Yesung dapat membayangkan jika Sungjin akan dimarahi habis habisan, "Hyung! Yesung Hyung!" panggilan Jongjin diacuhkannya, "Hyung… aku benar benar tidak apa apa..." suaranya mengecil karena dari kejauhan pun, Jongjin bisa melihat bagaimana Sungjin terkejut melihat Yesung datang lalu menariknya ke belakang kasir
Tepat saat itu Jongjin memalingkan wajah—rasa bersalahnya menumpuk dua kali lipat. Ia tidak bisa membayangkan betapa Sungjin akan tambah membencinya sekarang.
"Mengadu pada Hyung?" Jongjin mendengus sebal, "Aku memang anak manja!" katanya menyalahkan diri sendiri
.
.
.
.
Malam hari
"Mau Hyung antar?"
Jongjin yang pada saat itu sudah merapikan uang kas, mendongak memandangi Yesung yang tersenyum lebar, "Tapi bukankah selama ini Hyung pulang dengan Sungmin Hyung?" tanyanya bingung
"Hmm tapi Hyung mau pulang dengan adik kesayangan Hyungggg, bagaimana? Mau?"
Jongjin tersenyum lemah, ia maju mendekati Hyungnya sambil berjalan keluar dari café bersamaan, "Tidak perlu, aku bisa—"
"Jongjin, Yesung Hyung" sapa Sungjin entah sejak kapan sudah menghampiri Kim bersaudara dari seberang
"Oh kau" balas Yesung dingin,"Mau apa kemari?"
"Hyung!" tegur Jongjin merasa tidak enak
"Sudahlah Jongjin jangan membelanya, kau punya waktu 5 menit seperti yang kau mohon padaku tadi siang, ingat—hanya 5 menit!" setelah mengatakan Yesung menepuk pundak Sungjin lalu berjalan menjauh ke arah belakang
Jongjin menunggu dengan gugup, apa maksud perkataan Hyungnya tentang tadi siang? Apa Sungjin mau meminta maaf atau hal selain itu?
"Aku…" suara Sungjin berhasil membuyarkan lamunan Jongjin, "Aku mau minta maaf, aku pasti jahat sekali padamu sampai Yesung Hyung memarahiku habis habisan" kata Sungjin mengakui
Jongjin tersenyum tipis, "Tidak apa apa, tapi kalau boleh—aku mau tanya satu hal padamu… kenapa kau langsung menjauhiku? Memangnya aku yang salah malam itu? Kan kau yang duluan memelukku!" ungkap Jongjin mengeluarkan segala perasaannya saat itu, "Apa salahku Sungjin? Aku tidak mengerti…"
Sungjin mengerang. Ia memalingkan wajah melihat tatapan terluka Jongjin, benar kata Yesung Hyung dia memang keterlaluan kemarin itu
"Arghh baiklah! Aku mengaku!" kata Sungjin tidak tahan lagi, "Kami menjebakmu Kim Jongjin!" tambah Sungjin sengaja mengeraskan suaranya—dari arah belakang, trio Yesung, Sungmin dan Ryeowook ternyata masih berdiri disana sambil senyam senyum ngga jelas
"A..APA?" Jongjin tidak menyangka kalimat itu yang keluar, dia sendiri kaget bukan main
"Ya, kami semua menjebakmu—bahkan Yesung Hyung sendiri" Sungjin memberi isyarat dengan kepalanya kearah Yesung yang malah tersenyum sok polos, "Kami sengaja merencanakan kalau Yesung Hyung berpacaran dengan Sungmin Hyung agar mereka bisa mempertemukanmu kepadaku, Yesung Hyung juga selama ini hanya pura pura ke seberang saat pagi hari hanya agar aku punya waktu lebih mengenalmu begitu juga sebaliknya, mengerti?" Sungjin menarik napas panjang, ia tersengal sengal menjelaskan semuanya secara cepat tapi begitu membaca raut wajah Jongjin yang tadinya bingung, terkejut lalu agak marah, Sungjin tahu jika Jongjin mulai paham apa yang sebenarnya sedang terjadi
"Kaliannn" amarah Jongjin pindah kebelakang Sungjin dimana, Yesung dan Sungmin masih senyam senyum cengengesan seakan minta maaf
"Kami melakukannya karena permintaan Sungjin tahu!" bela Yesung diikuti anggukan setuju Sungmin, "Adikku menyukaimu sudah lama tapi dia sama tidak beraninya dengan seseorang" kata Sungmin sambil memutar kedua bola matanya, "Makanya kami berusaha menjodohkan kalian!"
"Jadi…" Jongjin menelan ludah susah payah, "Kencan kalian dimalam hari itu bohongan? Dan selama ini kemesraan kalian itu…" suara Jongjin menghilang
"Yup! Kami hanya bersandiwara!" kompak duo Yemin bertos ria sambil tertawa riang seperti habis memenangkan sesuatu sedangkan di sebelah mereka, Ryeowook hanya bisa geleng geleng kepala
Jongjin makin lemas mendengarnya, apa sebegitu polosnya sampai tidak sadar jika…
"Kau tidak memperhatikan sekelilingmu Kim Jongjin" ungkap Sungjin lagi sambil perlahan lahan berjalan mendekat, "Aku sudah lama memperhatikanmu semenjak Mouse Rabbit di buka, tapi kau tidak—tidak pernah terbuka pada orang lain, kau hanya melihat Hyungmu.. kau mungkin melihatku, tapi tidak mengenalku dan aku semakin putus asa karena hanya bisa melihatmu dari kejauhan tanpa bisa mendekatimu sekali saja…" Sungjin tersenyum lemah mendengar pengakuannya
Saat Mouse Rabbit dibuka? Bukankah pada saat itu Jongjin dan Yesung memulai hidup baru semenjak kedua orangtua mereka meninggal? Ah, jelas saja Jongjin tidak dekat dengan siapapun, dia butuh waktu untuk semua itu
"Maaf, saat itu adalah saat saat terberatku" kata Jongjin mulai bisa tersenyum lagi
"Aku tahu… aku sudah dengar semua dari Hyungmu" Sungjin meraih sebelah tangan Jongjin lalu menggenggamnya erat namun lembut sama seperti pertama kali, kenapa baru sekarang Jongjin merasakan hangatnya tangan Sungjin, "Kau kira kenapa dia memarahiku habis habisan tadi siang? Karena akulah—akulah yang membuatmu jadi bersedih lagi"
"Bagaimana aku tidak bersedih! Kau menjauhiku tiba tiba!" sergah Jongjin agak kesal karena sudah hampir seminggu Sungjin mengacuhkannya
"Aku kira kau yah…jijik kepadaku… ingat? Kau pernah berteriak pas tahu Yesung dan Sungmin berpacaran karena menurutmu…"
"Ow" Jongjin jelas mengingat kejadian waktu itu, "Aku tahu ini tidak biasa—tapi aku belum bilang tidak… tapi kau sudah menjauh… kau tidak tahu rasanya…"
.
GREPP
.
Kembali, kedua lengan Sungjin menarik tubuh Jongjin mendekat lalu mendekapnya erat erat—menenggelamkan kata kata terluka Jongjin.
Dalam pelukan itu, Sungjin berusaha memasukkan semuanya—rasa penyesalannya, rasa cintanya dan tingkah bodohnya kemarin itu
"Aku benar benar minta maaf" bisik Sungjin tepat ditelinga Jongjin
"Aku juga… hahahaha, aku benar benar mudah ditipu kalian ya" Jongjin melepaskan pelukannya dan mendongak—menatap wajah tampan Sungjin sambil memberikan senyum terbaiknya
"Ada hal tertinggal yang harus kau katakan padaku?" goda Jongjin seraya tertawa senang melihat untuk pertama kalinya Sungjin terlihat salah tingkah
"Hmm, boleh—tapi mumpung ada penonton di sini" sindir Sungjin pada trip YeminWook di belakang, "Bagaimana jika kita ngobrol hal itu sambil pulang?" tawarnya
"Boleh juga" Jongjin menarik tangan Sungmin lalu mengaitkan jemari mereka satu sama lain, "Hyung kami pulang dulu ya?"
"Ya! Sungjin! Awas kau macam macam pada adikku! Meski kalian sudah resmi jadianpun! Aku tidak mau adik polosku kau apa apakan!" titah Yesung mulai bersikap protektif
Sungjin tertawa saja sementara Jongjin memutar kedua bola matanya, "Memangnya Hyung tidak mau pulang?" tanyanya bingung, "Hyung kan sudah tidak perlu bersandiwara lagi untuk mengantarkan Sungmin hyung pulang?"
"Hahaha kata siapa aku mau pergi dengan Sungmin?" Secara mengejutkan—paling tidak mengejutkan buat Jongjin, Yesung menarik tubuh Ryeowok mendekat lalu memeluknya dari samping, "Hyung tuh jadiannya dengan Ryeowook kau tahu? Makanya pas kami mau bersandiwara, aku dan Sungmin meminta ijinnya dahulu"
Ryeowook yang dasarnya memang pemalu hanya bisa tersenyum canggung karena baru kali ini dia bisa berinteraksi langsung dengan Jongjin
"Halo kakak ipar ^^" sapa Jongjin hangat, "Sudah kuduga Hyung memang menyukainya! Aku sudah pernah mengatakan itu pada Sungjin" Jongjin meninju pelan lengan kekasihnya, "Tapi dia hanya tertawa tidak jelas"
"Hahaha" Sungjin, Sungmin dan Ryeowook tertawa saja mendengar ucapan polos Jongjin
"Baiklah sekarang sudah malam, lebih baik kalian pulang!" potong seseorang yang membuat tawa ketiga orang itu menghilang
"Dia itu… bukankah…" Jongjin shock melihat kedatangan orang lain yang tampak bersembunyi pada kegelapan malam
"Ingat aku pernah bilang tentang eksekutif muda yang sering yang café kami?" bisik Sungjin yang di jawab anggukan oleh Jongjin, "Dia itu sebenarnya menyukai Hyungku makanya rencana jebakan ini ditujukan bukan hanya untukmu, tapi juga untuknya… dan seperti yang bisa kau lihat, rencana kami sukses berat…" Sungjin mengakhiri kalimatnya dengan seringai lebar karena begitu Jongjin menoleh dia bisa lihat bagaimana pria asing itu mendekati Sungmin lalu tanpa basa basi menarik tangan Sungmin dalam genggamannya
"Apa lihat lihat?" tantang pria itu jutek begitu mendapati 2Jin dan Yewook melirik kearahnya terus
"Ah tidak" kata keempat orang itu kompak menggeleng
"Jangan sinis begitu Kyuhyun! Kau ini!" Sungmin menepuk jidatnya lalu melemparkan pandangan kepada yang lain, "Baiklah kita berpisah disini… aku punya kencan dengannya!" seru Sungmin senang, pipinya merona merah
"Aku juga!" kata Yewook sambil mengangkat tangan mereka berdua
"Kami juga!" sahut Sungjin menarik tangan Jongjin keatas, "Baiklah kita pisah di sini ya? Sampai besok, Ryeowook Hyung, Yesung Hyung—adikmu akan kembali utuh, aku janji dan juga Sungmin Hyung… Kyuhyun Hyung, kumohon jangan culik Sungmin Hyung lagi, besok kami masih harus membuka café!"
Pria yang di panggil Kyuhyun itu hanya bisa menaikkan bahunya, "Aku tidak janji" katanya acuh
"Ya!"
"Eh memangnya dia pernah menculik kakakmu?" tanya Jongjin yang belum tahu apa apa tentang kejadian belakangan ini—maklum aja dia kan sibuk berdujam ria pasca aksi diam diam-an si Sungjin
"Pernah sekali" jawab Sungjin menahan kesal
"Hahahaha, sudahlah itu urusan mereka Sungjin, ayolah kita pergi saja" kata Yesung menengahi
Sungjin menyerah, ia melambaikan tangan kepada kedua pasangan yang lain sebelum menarik Jongjin menjauh ke arah belakang
Sementara itu, Yewook menyebrang ke sebelah utara dan pasangan Kyumin pergi ke arah selatan di mana mobil Kyuhyun di parkiran
Ketiganya menikmati kencan berbeda dengan perasaan yang sama—perasaan yang penuh rasa cinta
.
.
.
THE END
.
.
HUTANG GW LUNASSSSSSSSSSS huaaaaaaaaaa *nangis sembah sujud*
Jujur, buat gw yang notabene ELF dan ngga pernah nulis diluar SJ, sangatlah susah membuat pairing ini.
Tapi karena permintaan seseorang... ehem... si Kejedot Tembok... jadi mohon banget bagi yg punya nama untuk review panjanggggggg bangetttttttt
Hahahaha *Sebas gila*
Oh ya, ada yang mau side story si Kyuhyun yang kemakan jebakan batmannya trio YeWookJin? hahahaha kalau mau silahkan komen FF ini setelah itu request di bawahnya ^^
Akhir kata, mohon tinggalkan review, bashingan atau flame juga ga masalah ^^ karena saya akan menerimanya dengan senang hati
Thanks ya ^^
-Sebastian Mamoru-
