SOPA kembali! Bencana bagi kita para pecinta dunia FF, dan situs Fan yang lain. Meskipun kita bukan warga amerika, namun kita juga harus Sign piece of crap tersebut. Jika mau tahu caranya, ketik aja "stop SOPA 2014, dan klik link pertama yang ditunjukkan. Kita butuh 100.000 lebih. dan baru tercapai 58.333! dan masih kurang 41.667 lagi. Batas waktunya hanya sampai tanggal 19 maret 2014. Jika tidak tercapai maka...goodbye dah... Hiks.
Fanfiction akan ditutup, devian-art tempat gua nongkrong juga akan ditutup. WAAAA! Gue kame-kameha juga tu yang buat SOPA!
pokoknya tolong bantu deh!
Enam orang Ninja terlihat berlari di kabut malam, berlari tanpa menimbulkan bunyi. Ke enam ninja tersebut membentuk posisi Diamond,yang bertujuan untuk melindungi yang di tengah. Nafas yang ter-engah-engah menjadi suara yang terkadang terlintas di Hutan berkabut tersebut. Pakaian mereka bisa dikatakan pakaian yang cocok untuk berbaur dengan alam mereka. Namun yang membedakan adalah Topeng putih polos yang melindungi mereka.
Mereka berlari...
Terkadang mata mereka melihat kebelakang. Mencoba melihat apakah ada yang masih mengikuti mereka.
Seorang Ninja yang berada di tengah terlihat menggenggam sesuatu. Sesuatu yang diselimuti oleh selimut putih polos.
"kondisi?"
Mendengar suara itu. Seorang Ninja disebelah kanan kemudian menutup matanya sebentar.
"kita tidak lagi dikejar. Namun untuk berjaga-jaga, sebaiknya kita lekas. Squad 2 sudah menunggu di perbatasan."
Ke enam Ninja tersebut terus berlari, terkadang melewati danau kecil dan juga batu-batu besar...
Tanpa menyadari kobaran api merambat ke arah mereka dengan marah.
"Menghindar!"
Mendengar perintah tersebut, ke lima Ninja yang lain, kemudian melompat ke berbagai arah.
Api besar kini telah melelehkan permukaan tanah yang seharusnya tempat mereka berada. Koboran api itu semakin membesar. Tangan raksasa kemudian turun dari langit, dan menghancurkan pepohonan yang berada di sekitar. Tangan raksasa bagaikan monster itu kemudian tertarik kembali. Permukaan tanah yang alami kini menjadi hancur dan bongkahan batu berserakan kemana-mana.
Mata ke enam Ninja itu melebar ketika melihat sesuatu muncul dari lebatnya pepohonan tinggi. Mata raksasa yang menunjukkan kebencian. Mata tersebut kemudian mulai menunjukkan bagian tubuhnya yang lain. Dan akhirnya berdiri dengan tegak. Api berkobar dari seluruh permukaan kulit Monster raksasa tersebut.
Raksasa itu kemudian mengangkat tangannya ke dada-nya. Serasa membawa sesuatu.
"Kalian...sungguh berani. Aku takjub, kalian bisa melawati pertahanan kami. Namun, kalian telah melakukan sesuatu yang membuatku...sangat marah." Sebuah suara terdengar dari dalam telapak tangan tersebut.
Telapak tangan raksasa itu kemudian terbuka, dan menunjukkan seorang Pria yang berdiri tegak menatap para Ninja berpakaian hitam ketat. Matanya yang bercorak lidah api memandang panas terhadap musuhnya dan Rambut panjang bagaikan kilauan emas bergelombang bagaikan ditiup angin.
Ninja-ninja itu kemudian menatap satu sama lain. Tanpa ada rasa takut.
"kau, bawa dia ke perbatasan dengan cepat. Kami akan menahannya" suara yang terdengar berat itu kemudian memerintahkan Ninja yang menggendong sesuatu tersebut.
"baik."
Ninja tersebut kemudian Shunsin dan menghilang diantara pekatnya kabut. Melihat misi utama mereka sudah pergi terlebih dahulu, ia kemudian dengan cepat mengambil gaya bertarung..
"baik-aghk!" sebelum Pria itu bisa membuat gerakan, Tubuhnya sudah terbakar dan menjadi debu.
"kecilnya..." Pria yang berada di telapak tangan monster ber-api itu kemudian melompat dan berputar di udara.
Satu ninja bertopeng itu kemudian dengan cepat menghadang, namun tidak bertahan lama ketika pria berambut kuning tersebut menendang dadanya dengan tenaga yang keras, menyebabkan Ninja berpakaian Hitam itu melayang jauh kedalam pepohanan. Suara benturan demi benturan terdengar, hingga pada akhirnya tidak ada suara lagi.
Ke tiga Ninja yang tersisa kemudian bersiap dengan gaya bertarung mereka masing-masing. Mereka yakin akan kemampuan diri sendiri, Yakin bahwa mereka yang sekelas Jounin mampu menahan Pria dengan kekuatan Monster tersebut dalam beberapa menit.
Mata Pria berambut kuning itu kemudian menajam, bagaikan elang. Aura merah api mulai menyelimuti Pria itu bagaikan lapisan kulit kedua. Percikkan dan lidah api yang terkadang terlepas dari bagian tubuhnya membuat dedaunan dan tanah disekitarnya dalam sekejap berubah menjadi hangus.
Ketiga Ninja itu terdiam tidak menunjukkan emosi. Dan dalam sekejap melompat berniat menyerang secara bersamaan.
"berubah menjadi debu."
Sebelum ketiga Ninja itu dapat berhubungan kontak dengan Pria itu, aura panas telah menyebar dalam radius satu kilometer. Tekanan dan suhu Panas itu pada akhirnya merubah permukaan disekitar Pria itu menghitam, tumbuhan dan pepohonan mengering dan kemudian berubah menjadi debu memenuhi udara sekitar.
Mereka belum sempat berteriak, mereka tidak sempat merasakan. Dan tubuh mereka telah berubah menjadi debu dari kepala hingga ujung kaki.
Naruto kemudian membalikan badannya, tidak melihat daerah sekitarnya. S.O.F, yang saat ini dalam mode raksasanya kemudian melihat ke satu arah jauh di depan. Meskipun kabut tebal menyelimuti Kirigakure, namun pemandangan S.O.F tidak terganggu sama sekali. Telah menemukan apa yang dicarinya, S.O,F kemudian terbang.
Naruto yang melihat kepergian S.O.F kemudian mengikuti dari darat, dengan kecepatan tinggi berlari melewati semua jalan. Dengan satu tujuan yang harus diselesaikan.
Tidak lama berselang, Naruto akhirnya merasakan bahwa orang yang ia cari sudah semakin dekat. Dan dibuktikan dengan sosok orang yang tidak kurang dari 40 meter berada di depannya, yang saat ini berlari dengan kecepatan yang hampir sama. Naruto mengeluarkan Shuriken dan Kunai dari kantong peralatannya dan melemparnya dengan bersamaan.
Ninja itu tidak diam begitu saja, ia kemudian melompat, menghindari serangan udara tersebut. Dan ia kemudian berhenti..
Dan itulah tujuan Naruto yang sebenarnya.
"kau tidak akan lari kemana-mana. Aku tidak tahu siapa yang mengirimmu" Naruto tidak menutupi ekspresinya saat ini "tapi aku akan mencari kalian, memburu kalian, dan akan kubunuh kalian semua!"
Ninja itu tidak merespon. Dia kemudian mengeluarkan kunai yang berada di saku belakangnya.
"Mundur, jika tidak...akan kubunuh dia" Ninja itu meletakkan ujung Kunai tersebut tidak jauh satu sentimeter dari kepala. Kepala kecil yang memiliki rambut merah..
"tidak secepat itu.."
Ninja itu melebarkan pupilnya, dia tidak merasakan kehadiran seseorang. Namun tanpa sepengetahuannya... seseorang telah berhasil menyergapnya dari belakangnya.
" mati."
Leher Pria itu kemudian berputar 180 derajat akibat sepasang tangan yang memutarnya.
Dan ia pun mati...seperti yang dikatakan suara lembut tersebut.
Sosok tersebut kemudian mengambil hal yang dicari Naruto dari gendongan Ninja tersebut. Dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
"maafkan Ibumu, karena tidak bisa mejagamu dengan benar..." Mei berbisik dengan pelan. Air mata menetes dari ujung matanya.
Naruto yang tadinya menahan nafasnya, kini bisa bernafas dengan lega. Matanya yang dingin dan bercorak lidah api kini menghilang digantikan warna biru yang menyimpan kehangatan. Ia kemudian berjalan mendekati Mei, dan memeluknya.
"aku tidak tahu akan secepat ini.."
"ya...dan Anak kita yang menjadi incaran.."
Naruto pun tersenyum sedih. Melihat bayi kecil dengan rambut merah tersebut. Wajahnya kemudian menjadi serius..
Ia pun berlutut di samping mayat yang baru dibunuh Mei.
"apa yang kau lakukan?" Mei tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya, saat melihat Suaminya yang berlutut tersebut.
Naruto kemudian membuka Topeng putih tersebut. Dan melihat ciri-ciri muka Ninja tersebut, dan kemudian membuka mulutnya dengan paksa. Dan menarik lidah Pria tersebut lalu membalikannya.
"..cih...ternyata dia." Naruto kemudian berdir kembali..."ROOT.."
"ROOT? Apa itu?"
Naruto terdiam sebentar. Memutuskan untuk memberitahu atau tidak. Dan ia memilih akhirnya memilih pilihan yang ia merasa bersalah. Merasa bersalah karena menyimpan terlalu banyak rahasia, terhadap wanita yang saat ini sudah memiliki Anak dari dirinya. Mei sudah cukup sabar untuk menunggu..
"ROOT, mereka berasal dari Konoha.."
"sebegitu baraninya mereka" Wajah Mei kini berubah menjadi marah. "ini merupakan deklarasi Peperangan!"
Tidak peduli itu Yondaime Hokage, Tidak peduli itu manusia tercepat. Namun ini sudah keterlaluan. Berani menculik seorang Anak Kage dari Desa lain merupakan tindakan yang bisa menyebabkan peperangan.
"bukan, Mei." Naruto berusaha menenangkan. Ia tidak ingin ada hal semacam itu lagi terjadi. Apalagi dengan Konoha. Ia harus berbicara hati-hati, keputusan berperang atau tidak, itu berada ditangan Mei, sang Mizukage. Meskipun dirinya merupakan Suami dari Wanita tercantik di Kiri tersebut, namun ketika memutuskan sesuatu, Mei-lah yang melakukannya.
"Meskipun berasal dari Konoha, mereka merupakan bagian dari militer Individual seseorang. Konoha tidak ada hubungannya dengan ini. Pasukan ini bergerak bukan dari perintah Hokage, namun dari perintah seseorang."
"darimana kau tahu ini?... Sayang?" Aura gelap keluar dari Wanita tersebut. Mei tidak suka jika sesuatu tidak ia ketahui.
Naruto menelan ludahnya. "ROOT, mereka terkenal pada jaman Perang Ninja ke Dua. Dibawah pimpinan Hokage ke dua dan berlanjut hingga perang Ninja ke tiga. Namun, setelah selesai peperangan tersebut, Sandaime-Hokage membubarkan pasukan tersebut, karena dianggap terlalu tidak manusiawi. Baik itu cara pelatihan maupun kondisi emosi Ninja yang setelah menjalani pelatihan tersebut. Namun sepertinya hal itu tidak berjalan sesuai yang dikatakan" Naruto berbicara seraya mengingat pengetahuan yang ia miliki saat di masa depan.
"jadi, mengapa sampai saat ini masih berjalan?" Mei bertanya dengan heran.
"kau tahu Shimura Danzou?"
"...begitulah. Ia terkenal dengan taktik peperangannya. Namun akibat dari itu, ia dikenal dengan julukan "Yami no Shinobi"..setelah itu aku tidak tahu" Mei mengingat pelajaran yang ia ketahu saat masih kecil.
"ya...dia yang memimpin pasukan itu hingga pada saat ini. Aku tidak tahu jika Yondaime-Hokage mengetahui ini atau tidak, namun apa yang dilakukannya saat ini termasuk pengkhianatan."
Naruto kemudian mengambil perkamen, dan membukanya. Kemudian menyegel tubuh yang masih utuh dari Ninja tersebut.
"kita akan membuat Pertemuan dengan Hokage pecundang itu" Mei kemudian membalikkan badannya dan berjalan. Naruto tidak tahu apa yang harus dirasakannya pada saat ini.
Di satu sisi, Nama ayahnya dijelekkan didepan matanya sendiri. Di sisi lain, ia tidak ingin membuat Mood Istrinya semakin buruk. Katakanlah...dirinya merupakan tipe yang takut Istri. Dan lagipula, jika ia berkata hal yang berlawanan, dirinya tidak akan mendapat jatah malam.
Pasukan Ninja Kiri yang lain akhirnya kembali dari pencarian. Yang mengerahkan setengah dari pasukan yang dimiliki.
S.O.F?
Saat ini, Mahluk itu sedang mengurus Squad Ninja yang berada di perbatasan.
Dengan cara memakan Jiwa-jiwa mereka.
Malang sekali..
XXXXXXXXXXXX
Naruto menatap kelangit. Matanya menatap bintang-bintang yang bersinar dengan cerah. Saat ini dirinya tidak bisa tidur. Ia tidak merasakan kantuk, tidak sama sekali. Dan akhirnya ia memilih untuk berjalan-jalan keluar. Sendiri. Sedangkan Mei, sudah tidur dengan bayi kesayangannya. Waktu semakin cepat berlalu...
Ekor tiga pun kini sudah memiliki Jinchuriki yang baru. Dan ekor 6, kini sudah berada di dalam Utakata. Dan ia tidak bisa melakukan apa-apa. Bagaimana-pun dilakukan...
Pandangan orang akan Jichuriki tidak akan pernah berubah.
Seperti lingkaran hidup. Mereka akan selalu dianggap Senjata. Baik itu orang dalam ataupun di Dunia Ninja ini.
Naruto menutup matanya, Merasakan angin malam...
Kehangatan yang dirasakannya kembali berada disampingnya. Menghangatkan dan mulai menghilangkan udara malam yang serasa menusuk tulang.
Semua serasa terulang di matanya. Terlintas dengan cepat, mengulang semua apa yang terjadi. Kini...dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kekuatan yang dirinya miliki juga bertambah seiring waktu. Bersiap untuk apa yang akan datang dan akan pada yang terjadi di masa depan. Mata biru itu kembali menatap langit malam.
Matanya bergerak dengan cepat, menuju asal suara yang berhasil ditangkap oleh pendengarannya. Mencoba merasakan kehadiran seseorang dengan mengirimkan chakranya di sekitar dirinya dan juga di udara.
"aku tidak mengira...kau secepat ini, menemukanku" sebuah suara datar terdengar dari kabut malam. Diantara atap atap apartemen Tinggi Kirigakure. Bulan purnama yang tadinya tertutup oleh kabut kini telah menunjukkan tubuhnya. Menyinari malam dan menggantikkan cahaya matahari. Meskipun redup, namun berkat itu penglihatan semakin menjelas di malam hari.
Se-sosok orang duduk diantara dinding sudut Atap. Pandangan yang menuju ke bawah. Tempat di mana Naruto bersandar.
Sosok tersebut sulit untuk dilihat perawakannya, akibat pakaian yang ia gunakan. Gender juga menjadi hal yang dipertanyakan...namun, berkat dari suara tersebut, akhirnya Naruto mengetahui bahwa itu adalah suara seorang Pria. Wajah yang tertutupi topeng bercorak, namun lubang kecil tempat di mana seharusnya penglihatan kanan. Kini lubang tersebut mengarah ke pandangannya.
"kau!?" Naruto menatap dengan terkejut sosok yang berdiri di bangunan tertinggi tersebut.
"hmm...? apakah kita pernah bertemu..?" Pria tersebut memiringkan lehernya ketika melihat pandangan Naruto. Sosok tersebut mempelejari ekspresi Naruto. Ekspresi yang digunakan saat seseorang pernah bertemu dengan orang yang telah lama tidak ia temui "hm...kurasa tidak."
Pria itu kemudian menurunkan lututnya sedikit. Dan kemudian melompat dengan tenaga yang tidak berarti. Jubah hitamnya serasa berkibar di belakangnya.
Naruto dengan insting mengambil lompatan kebelakang.
"tidak perlu bersikap seperti itu...aku tidak datang dengan niat buruk."
Naruto tahu ini merupakan sesuatu yang buruk. Ia tidak menyangka akan secepat ini. Ia tidak menghitung akibat yang akan ia perbuat ketika merubah jalan waktu yang seharusnya. Namun, ia tidak habis pikir dengan kejadian ini. Seharusnya ia tidak gegabah. Naruto kemudian berpikir dengan cepat...
"siapa kau!? Apa yang kau lakukan di Desaku!?" Naruto berbicara dengan tegas, memasang sikap siaga. Ia memutuskan untuk bertingkah layaknya Ninja Normal yang menghadapi penyusup.
Pria itu terdiam sebentar.
"kau menarik, Asakura Naruto..." Pria itu berbicara selayaknya mengacuhkan apa yang dikatakan Naruto sebelumnya. Tidak ada rasa takut, tidak ada persiapan atau rasa siaga. "kau mampu mengalahkan Jinchuriki ekor tiga dalam kekuatan penuhnya. Dan membuat rencana yang kubuat dengan segala perhitungan, berantakan dalam beberapa hari..."
Pria itu melanjutkan perkataannya, tidak ada rasa marah. Tidak ada nada ingin balas dendam. Namun, ingin tahu...
"tentu saja hal itu memang selayaknya kulakukan.." Naruto berbicara dengan serius. Berhati-hati agar tidak mengeluarkan informasi yang akan membuat kejadian ini semakin parah.
"aku ingin tahu..."
Sosok tersebutk kemudian menghilang dan muncul di belakang Naruto. Dengan Kunai di genggaman tangannya, membuat gerakan menusuk yang bertujuan menguburkannya di kepala Pria berambut kuning tersebut.
Naruto yang sudah dari awal merasakan kehadiran yang ia ketahui bernama Obito tersebut, kemudian memutar tubuhnya ke arah samping. Diikuti dengan pergerakan kaki yang benar. Dan kemudian membuat segel tangan dengan cepat.
"Katon; Goukakyuu No jutsu!"
Elemen api sudah berada di dalam urat nadinya semenjak menerima Roh api suci tersebut. Elemen yang dahulunya tidak ia miliki sama sekali. Kini, setelah memiliki S.O.F, mengendalikan Chakra api dan membuat Jurus api kini lebih mudah dari dahulu...
Semburan api keluar dari mulut Naruto dengan cepat. Suhu yang panas dan juga bentuk api kini telah membentuk bola raksasa dan mengarah ke arah sosok bertopeng tersebut.
Sosok bertopeng itu hanya terdiam sebentar. Dan membiarkannya mengenai tubuhnya...
"Terkesan. Aku terkesan..."
Bola api itu kini telah melayang jauh ke udara, dan kemudian meledak. Menyebabkan katalis dan juga kepanikan. Lampu sirine pertanda Ninja asing kini telah menyala dari sudut dinding Desa. Memberitahukan agar Ninja yang sedang aktif segera mencari penyebab hal yang tidak di inginkan tersebut.
"aku telah mengamatimu beberapa tahun ini. Engkau, yang tidak diketahui latar belakangnya, dengan cepat naik dalam tingkatan Ninja. Namamu mulai terkenal di Negara Air, Api dan sekitarnya. Engkau dan kekuatan hebat yang kau miliki. Dan aku bisa mengatakan, kau memang hidup dengan nama yang telah kau buat. katakan, Asakura Naruto...apa kau bosan dengan dunia yang kau jalani? Datar, dengan kehidupan Ninja yang berbahaya...darah yang bertebaran di sekitarmu. Bersama, kita bisa mengubah dunia...mengubahnya bagaimana kita inginkan. Dunia yang sempurna..."
"aku menolak!" Naruto langsung memotong ucapan Obito yang dalam penyamarannya tersebut. Ia mengetahui apa yang akan dikatakannya...
"hm? Padahal aku belum selesai. Memotong pembicaraan seseorang itu...tidak sopan?" sosok tersebut kemudian menghela nafasnya, serasa merasa sesuatu yang...mengecewakan.
"sayang sekali. Kalau begitu...aku harus membunuhmu dengan cepat." Sosok tersebut kemudian mengeluarkan Gunbai. Gunbai yang Naruto ketahui dengan jelas. "jika kau dibiarkan hidup lebih lama, maka kau akan mengganggu rencanaku." Lubang gelap yang seharusnya tempat dimana mata terlihat itu kini telah menerang.
Mata merah dengan iris yang berputar.
Sharingan..
"mati."
Pria bertopeng itu melesat dengan kecepatan penuh, meninggalkan atap yang rusak akibat tekanan yang ia citpakan.
"kau meremehkanku..."
Energi merah mengelilingi Naruto dengan cepat, menjadi padat dan membentuk pertahanan berlapis-lapis dengan garis dan corak api. Tangan raksasa kemudian tercipta dan langsung menerjang Obito yang dalam kecepatan penuh tersebut.
Melihat Kepalan tinju yang mengarah berlawanan dengan dirinya. Obito kemudian melompat ke udara, dan mengaktifkan kemampuan matanya. Membuat sebagian tubuhnya berada di dalam Dimensi Kamui. Dan tinju api raksasa tersebut menembus tubuhnya dengan mudah.
Obito mempersiapkan strategi lain yang ia miliki. Tidak takut. Berpikir dengan tenang. Ia mengetahui dengan kekuatan yang dimiliki musuhnya, maka kesempatan untuk menang akan tipis. Hal yang bisa ia lakukan adalah membuat tubuhnya tidak berwujud jika ingin melakukan penyerangan. Namun, dengan pertahanan yang dimiliki Naruto dan jurus aneh yang ia milikki, maka menyentuh dia akan menjadi mustahil.
Ditambah lagi dengan reaksi dan kecepatan Monster yang dikendalikan oleh Pria berambut kuning tersebut.
"hn. Sepertinya kau selamat untuk kali ini...Asakura Naruto.." Obito berbicara dengan nada beratnya. Merasakan kehadiran Ninja-ninja yang semakin mendekat. Ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk membunuh orang yang mungkin akan menjadi penghalang rencananya di masa depan. Jika dirinya ingin, ia bisa membunuh Naruto sekarang. Namun, tentu saja dengan kekuatannya yang lain. Yang tidak ingin dirinya tunjukkan untuk saat ini. Lagipula ini bukan saat bagi dirinya untuk tampil ke depan layar.
"kau! Berhenti di situ!"
Belasan ANBU mengepung Obito dengan formasi lingkaran.
"jangan bergerak.. jika kau melakukan gerakan mencurigakan kami akan langsung membunuhmu di tempat. Menyerah, dan mungkin nyawamu akan selamat!" Suara yang tidak salah lagi dari Ketua Anbu itu memecah malam.
"ha...tentu saja aku tidak akan mengikuti permintaan itu." Suara Pria bertopeng itu berubah menjadi cempreng dan bernada tinggi." Sampai jumpa lagi, pecundang~" dan pria bertopeng itu menghilang dengan lingkaran hitam yang muncul dari matanya.
"sial! Cari dia! Dia tidak terlalu jauh dari sini! Berpencar!"
Naruto melihat Anbu yang sudah berpergian tersebut. Matanya tetap pada tempat sebelumnya Obito berdiri. Mengeratkan kepalan tangannya. Dirinya harus membuat keputusan. Zetsu...dan Obito.
Akar dari semua masalah yang akan terjadi di masas depan. Dimana semua akan menjadi kekacauan dan kematian secara masal. Apakah dirinya harus menghentikan itu? Menghentikan dimana pada akhirnya Ninja bersatu dengan yang lain untuk membuat masa depan yang baru dengan harga puluhan ribu nyawa manusia. Atau menghentikannya sebelum semua terjadi? Namun...sistem ninja akan tetap sama pada akhirnya.
Zetsu...
Obito...
Nama itu terngiang kembali lagi di telinganya. Serasa seperti kaset rusak yang tidak bisa di ubah, meminta agar yang mendengar suara tersebut mengingat hingga akhir ayatnya.
Ini merupakan perjalan baru. Perjalanan dimana dirinya tidak akan mengetahui lagi masa depan yang seharusnya. Menciptakan kenyataan yang berbeda dan juga mungkin sudah merubah masa depan. Kini ia hanya memiliki informasi kecil mengenai musuh. Dan juga kejadian yang akan terjadi di masa depan.
Dirinya bingung..
Ia tidak tahu harus memulai dari yang mana...
Salah gerakan, maka katalis yang akan terjadi...
Ia hanya sendiri... ia tidak memiliki seseorang untuk berpangku untuk menyelesaikan masalah ini. Seseorang yang bisa memberikannya dan memberitahukan apa yang terbaik. Ia bukan seseorang yang bisa memperhitungkan apa yang harus dilakukan dengan cara yang terbaik.
Shikamaru yang bisa..
Dan dirinya hanya melakukan mengikuti apa yang dikatakan mata batinnya. Namun... sekarang merupakan hal yang berbeda. Kemana semangat itu pergi?
Kemana kemauan itu pergi?
Dan sekarang...mengapa ia bingung sendiri..
Mata Naruto bergerak menuju suara yang ia dengar. Matanya menatap dengan lembut sosok yang datang tersebut. Tatapan khawatir terlihat jelas dari ekspresi wajahnya..
Rambut merah kecoklatan yang ia miliki terbawa angin malam..
"Naruto...apa kau tidak apa-apa?"
Naruto hanya terdiam, dan berjalan dengan perlahan. Dan kemudian memeluk wanita itu. Ia menutup matanya, menghirup aroma wangi dari Mizukage tersebut. Mei hanya menerima dengan bahagia pelukan tersebut dan memeluk kembali Pria yang ia cintai itu.
"aku tidak apa-apa... " ucapan itu serasa kosong di telinga Mei.
"sungguh...aku tidak apa-apa..."
Setetes air mata jatuh dan membasahi pundak Wanita itu. Merasakan air hangat yang menetes tersebut. Mei hanya menatap Naruto dengan pupil yang melebar...
"Mei...maukah kau mendengarkan-ku?"
Seseorang untuk menopang dirinya. Menopang batinnya yang mulai jatuh satu persatu.
Update? Of course...
Review? up to you.
Yang jelas ni chapter update. Ntah mengapa sekarang gw jadi Foul-mood. UTS, US, LESS. Ya bikin frustasi. Mungkin gara-gara itu juga jarang update, karena kesibukan sekolah.