"Ahhhh Narutooooh" wanita dibawah Naruto terus saja mendesah seiring masuk dan keluarnya kejantanan Naruto dari lubang miliknya. Rambutnya sudah terlihat acak-acakan.

"Emmmph nggghn aaaah Narutoooh ah" Ciuman panas pun tak luput dari untuk meramaikan acara mereka berdua kali ini. "Kau ah Naruuuuuaaah akh ah " Naruto sedang berada dipuncak gairahnya seminggu ini, ia semakin menggila menggenjot wanita di bawahnya. Hinata memang tak pernah mengijinkannya melakukan hal seperti ini bersama gadis itu.

"Naru ah Naruuuu ah"

"Kau nikmat, sayang eengh"Naruto berkata sampil melumat bibir Shion

"Lebiiih cepaaaataah Narutoooh ah" Shion menjambak lembut rambut pirang milik Naruto. Kakinya mengangkang leber, memudahkan Naruto memasukan batangnya lebih cepat dan lebih nikmat.

"Kau nikmat sekali, Shion" Naruto yang tak pernah menikmati hal semacam ini bersama Hinata hanya dapat memejamkan matanya saat ia hampir mencapai klimaksnya. "AAAH Narutooh ah" mereka pun kembali berciuman panas. Lidah mereka saling bertaut satu sama lain seakan tak akan terpisahkan lagi.

Terdengar bunyi keras dari arah pintu kamar Naruto. Disana berdiri seorang gadis manis dengan rambut panjang berwarna indigo.

"Naruto-kun.." Gadis itu tampak ingin menangis, namun hal tersebut ditahan olehnya. Ia segera berlari keluar. Kemanapun asal bukan disini. Bukan dengan pemandangan seperti ini. Pernikahan mereka tinggal seminggu lagi.

"Hinata !" Naruto beteriak frustasi. Menjambak rambut pirangnya yang sudah acak-acakan.

New Life

SasuHina

Naruto bukan puny ague, tapi punya om Masashi

OOC (maybe)

Sasuke mengeram penuh emosi menerima surat undangan pernikahan teman SMA nya dulu. Dilihatnya berkali-kali nama yang tertera di undangan itu belum berubah juga. Penampilannya kini sudah sangat tidak enak untuk dipandang mata.

"Permisi, Tuan"

"Hn"

"Rapat nanti malam dibatalkan, karena Hyuuga Hiashi-sama sedang ada keperluan mendadak"

"Hn"

"Saya permisi"

Dan sekarang tinggalah Sasuke sendiri. Hyuuga Hiashi seharusnya menjadi mertuanya, tapi apa daya itu hanya angan semata. Sasuke berfikir pasti Hiashi sedang mengurus keperluan pernikahan putrinya, Hyuuga Hinata. Tanpa Sasuke sadari sebenarnya pernikahan putrinya resmi dibatalkan hari ini.

Sasuke memutuskan untuk pergi ke Club, membuang penat yang ada di dirinya dengan sedikit minuman yang mungkin akan membantunya.

-o-

Sasuke duduk disudut tempat itu. Matanya menjelajahi seisi Club malam ini. Tak banyak berbeda, yang dilihatnya hanya banyak sepasang manusia yang sedang bercumbu. Bahkan ada juga yang mungkin sudah akan melakukan seks ditengah Club.

"Uhhhhhm Sasori ini di Club, nnghhhn" Tangan pemuda berambur merah tersebut masih sibuk mengaduk-ngaduk lubang vagina wanita disampingnya.

"Kau tetap suka kan?" Sasori mencium bibir wanita itu dengan ganas hingga menimbulkan bunyi khas. "Sasoriiiih aah" Cairan putih kental melumuri jari-jari Sasori. Dijilatnya cepat jari jari tersebut.

Sepasang sejoli ini sama-sama mabuk, menghilangkan kesadaran mereka berdua kalau sedang menjadi tontonan gratis."Emmmph Sasorrri" wanita berambut pink tersebut melenguh saat tangan kekasihnya meremas kuat payudaranya. "Aku masukan sekarang bagaimana?" Tanya Sasori dengan nada penuh gairah. Sakura menggeleng "Kita pesan kamar saja"

"Aku sudah tidak tahan"

"Nggggh AAAAh Sasoriiiiii !"

Riuh pengunjung bergema saat Sasori memasukan batangnya ke vagina Sakura. Sakura meronta-ronta. "Nggh Ahhh Akhhh Saso Akkh" Sasari masih dengan bersemangatnya menenggelamkan miliknya di milik Sakura

"AkKKHH Saso Brengsek kau aaakkh ah ah" Semakin lama pengunjung Club semakin banyak yang melihat kearah pasangan ini. Pemandangan langka, seks ditengah Club.

Cukup lama Sasuke hanya berdiam diri disana. Tak ada yang menarik minatnya, ia pun memutuskan untuk keluar dari Club dan kembali ke apartemennya. Setapak demi setapak ia lalui untk kembali ke jalan utama. Suaranya menangkap ada teriakan seseoarang dari ujung gang gelap di sudut kanan jalan.

Sasuke tak membuang waktu. Kakinya dengan cepat melangkah menuju kesana. Tak disangka yang dilihatnya adalah Hinata, Hyuuga Hinata yang sedang berusaha dijamah oleh sekumpulan laki-laki disana. Sasuke mengeram marah, mengeluarkan pistol disaku belakangnya. Gerombolan itu pergi entah kemana.

"Hinata !" Sasuke sedikit panic melihat Hinata yang agak limbung

"Uchiha-san.." Dan Hinata jatuh pingsan

-o-

Sinar matahari memaksa Hinata untuk membuka matanya. Iamengerjap-ngerjapkannya beberapa kali. Sekilas menatap atap dengan pandangan kosong. Lalu, setelah sekian lama ia menyadari ini bukan kamarnya. Ia dimana?

"Kau sudah bangun?" dilihatnya sosok pria berdiri diambang pintu membawa segelas minuman yang sepertinya susu, serta tak lupa ia membawa sepiring roti dengan selai Bluberry.

"Uchiha-san?"

"Hn"

"Kenapa kau ada disini?" Sasuke menaikan satu alisnya. "Ini kamarku"

Hinata sedikit panic mendengar perkataan Sasuke. Uchiha? Kamarnya?

"Bagai-"

"Kau semalam pingsan, setelah sebelumnya hampir diperkosa" Tatapan Hinata berubah sedih. Sasuke semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

"Kenapa kau tak membiarkanku mati saja?"

"Mereka ingin memperkosamu, bukan membunuhmu"

"Hiks Hiks.." Mulai terdengar isak tangis dari bibir Hinata. Sasuke semakin tidak paham apa yang sebenarnya terjadi sekarang

"Aku mau mati saja" Hinata masih terus terisak

-o-

"Sudah kau bereskan, Neji?"

"Sudah, Jiisan. Perusahan Uzumaki sudah diambang kehancuran sekarang"

"Bagus. Itu akibat karena menyakiti hati putri kesayanganku"

-o-

Sasuke yang bingung bagaimana menghadapi Hinata yang saat ini menangis dihadapannya. Ia mencoba mnegmbil langkah paling beresiko dengan mengelus puncak kepala Hinata "Tenanglah"

"Tenang? Apa kau akan tenang jika calon suamimu selingkuh di depan matamu?" Ujar Hinata dengan nada pilu namun lembut. Sasuke membulatkan matanya. Bagaimana bisa ada pria yang masih selingkuh setelah mendapatnkan bidadari cantik seperti Hinata?

"Kau harus makan" Sasuke memberikan piring berisi potongan roti dengan selai Bluberry kepada Hinata.

"Aku tidak mau makan" Sasuke menghela nafas, harus bagaimana dia bersikapa sekarang?

"Aku mau pulang"

"Tidak" Sekarang Hinata yang embulatkan matanya. "Kau harus makan dulu" Hinata menimbang-nimbang sebentar, dengan tangan gemetar ia mencoba mengambil potongan roti.

"Aku sudah mengabari ayahmu" Hinata hampir tersedak mendengar Sasuke menghubungi ayahnya.

"Bagaimana bisa?"

"Ayahmu salah satu relasi bisnisku. Sekarang habiskan ini, aku ingin mandi"

-o-

Di kamar mandi Sasuke bermastubrasi. Gairah seakan memuncak melihat Hinata dalam keadaan tak berdaya diatas ranjang seperti tadi. Tangan sasuke semakin cepat mengocok batangnya yang sudah siap untuk menyemburkan spermanya.

"Hinataaah" dan tersemburlah cairan lengket dari penis Sasuke. Sekarang Sasuke merasa derajat dirinya turun. Karena melihat Hinata seperti itu saja, dia sudah terangsang.

TBC

Saya kembali setelah Hiatus untuk sementara kemarin

Fict ini muncul dengan pairing SasuHina dan akan berlanjut seterusnya dengan SasuHina.

Di chapter ini emmag tidak ada lemon SasuHina nya. Karena masih awal pertemuan mereka kembali.

Di chap depan mungkin sudah ada lemonannya mereka.

Review kalian memepercepat proses update