Hiruk pikuk orang dipagi hari, setiap sisi jalan padat dipenuhi orang-orang yang berjalan dengan langkah lebar tergesa-gesa. Tidak hanya berfungsi sebagai jalan namun juga sebagai ruang makan, dengan banyaknya orang yang berjalan sambil mengunyah sandwich dan mengenggam sekotak susu sebagai sarapan. konoha street yang selalu padat.

Setidaknya itulah yang dilakukan oleh seorang gadis cantik berambut pirang panjang yang diikat ala ponytail. Dia bahkan sanggup berlari sambil terus menggigit dan mngunyah rotinya.

"gawaaaaat...aku terlambat!", teriak Yamanaka Ino – nama gadis itu – dengan dress selutut dan sepatu setinggi 6 cm, tak men gurangi kelincahannya berlari menembus kerumunan pejalan kaki lain. Bahkan tak menghalanginya melompat masuk kedalam bus yang juga diserbu oleh orang-orang yang berebut ingin menaikinya.

"haa...haa...haa...yukatta", seulas senyum terkembang dibibirnya kala ia berhasil memasuki bus, walau harus berdiri dan berdesakan dengan penumpang lain, setidaknya dia tidak harus menunggu bus berikutnya sehingga bisa menghembat waktunya yang sudah mepet.

Setibanya di halte tempatnya turun, tak kalah cepat dengan saat mengejar bus, Ino segera berlari menuju gedung besar yang merupakan kantornya.

"tiiit...tiiit...accept", kata mesin scan absensi pegawai begitu Ino meletakkan ibu jarinya.

"hampir saja aku kehilangan uang makan siangku hari ini! yukatta!",lagi-lagi Ino berhasil menghindar dari keterlambatan. Pasalnya tepat 5 detiksebelum jam masuk kantor Ino berhasil mengabsenkan diri.

"Gawat, aku harus cepat keruang rapat, bisa-bisa aku kena ceramah lagi kalau terlambat ikut rapat", dengan itu Ino mempercepat langkahnya sembari merapikan penampilannya saat berada di dalam lift. Dengan sedikit lebih santai Ino berjalan menuju ruang rapat, karena waktu rapat masih 10 menit lagi.

...

"maafkan aku, itachi! Aku hanya membutuhkan sedikit perhatian darimu. Tolonglah kali ini saja, kumohon padamu beri aku kesempatan", Ino menghentikan langkahnya tepat dipersimpangan koridor menuju ruang rapatnya, karena mendengar suara lirih seorang wanita. Takut-takut ia mengintip melihat siapa orang yang ada disitu.

Tampak seorang wanita yang sedang memeluk seorang pria dari belakang. Dari suara dan bahu wanita itu yang bergetar, Ino tau bahwa wanita itu sedang menangis. Karena posisi mereka yang membelakangi Ino, maka Ino tidak bisa melihat seperti apa dan siapa kedua orang itu.

"Ck...apa-apaan sih mereka, kenapa mereka berdua ada disitu? Aku jadi tidak bisa lewat", keluh Ino.

"bagaimana ini? lima menit lagi rapat akan dimulai", Ino terjebak diujung koridor. Ino memikirkan apakah ia akan lewat saja dengan pura-pura tidak tau adegan itu dan masuk keruang rapat, atau menunggu hingga mereka berdua pergi dari sana yang entah kapan dan beresiko terlambatnya ia mengikuti rapat atau bisa juga mengusir mereka dari sana dengan alasan tidak tau malu bermesraan dijalan.

"sudah, pulanglah yuugao. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Aku masih ada rapat sekarang.!", terdengar suara pria yang begitu lembut namun tegas.

"iya bagus, kalian bisa lanjutkan nanti. Sekarang cepatlah bubar atau aku akan terlambat mengikuti rapat", seru batin Ino mendengar suara pria tadi.

"tapi, kau tidak marah padaku kan, itachi? Kau bisa mengertikan kenapa aku ada bersama kakashi semalam?", tanya wanita yang tadi didengar Ino bernama yuugao.

"Hn...sekarang pulanglah!", pinta pria itu dengan nada yang terdengar lebih lembut.

"arigatou, itachi. Aku akan menunggumu pulang", wanita itu pun melepas pelukannya dan sedikit berjinjit untuk mkencium pipi laki-laki bernama itachi itu.

Yuugao pun berbalik, sekilas ia memandang itachi dan segera berjalan dengan wajah tertunduk menuju lift. Ino yang menyadari yuugao berjalan kearahnya dengan sigap merubah gestur tubuhnya seolah-olah ia baru berjalan dari arah berlawanan dan tidak mendengar apapun. Ketika berpapasan Ino tersenyum dan sedikit menganggukkan kepalanya dan dibalas dengan hal yang sama oleh yuugao.

"cantik...cantik sekali", batin ino ketika melihat wajah wanita itu.

"ah...aku harus bergegas!", Ino pun berlari kecil menuju ruang rapat, melewati itachi yang kini berdiri menyandarkan dirinya ke tembok. Ino hanya melihat sekilas melalui ekor matanya.

"Tampan...tampan sekali. Tapi aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Tadi wanita itu menyebutnya Itachi? Itachi...itachi...siapa ya orang itu? ah sudahlah",ino terus berlari memasuki ruang rapat. Melempar senyum pada semua orang yang sudah lebih dulu datang. Ah..sepertinya memang dia yang terakhir datang.

"gomennasai, kurenai san", Ino membungkukkan dirinya pada orang yang sepertinya akan memimpin rapat.

"ah...tidak apa-apa yamanaka-san. Baiklah apa semua sudah berkumpul?", tanya kurenai, wanita yang sangat dikagumi Ino karena kecantikan dan keanggunannya. Walau kini tampak sedikit gemuk dengan perutnya yang membuncit karena hamil. Ino pun tersenyum menuju tempat duduk yang masih kosong, dibagian ujung depan sebelah kiri.

"wanita yang hebat!", selalu itu yang ada dipikiran Ino ketika melihat sosok kurenai sejak satu tahun lalu ia mengenalnya bahkan Ino mati-matian menjodohkan kurenai dengan asuma dosen kesayangannya saat kuliah. Apalagi sekarang melihat secara langsung kinerja kurenai di Uchiha corp. Sebuah perusahaan elektronik yang pabrik maupun hasil produksinya ada di hampir seluruh dunia.

"sepertinya semua sudah berkumpul, kurenai-san!",jawab salah satu peserta rapat.

"kita tunggu seben-", ucapan kurenai terpotong karena tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok pria dengan setelan jas abu-abu yang membalut tubuh tinggi tegapnya. Mata kelamnya mengabsen satu persatu orang yang ada didalam. Refleks semua orang berdiri membungkukkan badan. Ino yang tidak tau menahu siapa pria itu pun hanya ikut-ikutan berdiri dan membungkukkan badan.

"sudahlah, silahkan kembali duduk. Maaf atas keterlambatan saya! Kurenai-san, bisa kita mulai rapatnya segera?",pinta itachi lembut.

"pria ini kan yang tadi ada di koridor, siapa dia?",tanya Ino dalam hati.

"baik uchiha-sama", jawan kurenai. Dan rapatpun dimulai dengan beberapa penjelasan dari kurenai.

"uchiha...sama? uchiha? Tadi wanita itu memanggilnya itachi, berarti dia uchiha itachi! kalau tidak salah dia adalah putra pertama uchiha fugaku pemilik perusahaan ini. waaah...hampir saja tadi aku melakukan kesalahan..huft..yukatta",Ino menghela nafas lega.

"yamanaka-san...yamanaka-san",panggil kurenai yang langsung saja mengagetkan Ino yang sedang asyik dalam pikirannya sendiri.

"ah..iya kurenai-san. A..a..anda memanggil saya?", ketahuan melamun diwaktu rapat tentu saja membuat Ino gugup.

"konsentrasilah pada rapat! Sekarang giliranmu mempresentasikan makalahmu!", pinta kurenai.

"hai'", dan Ino pun memulai presentasinya tentang tingkat penjualan produk mereka diwilayah konoha dan bagaimana respon serta keinginan konsumen terhadap produk ponsel mereka. Selain itu ia juga melakukan memaparkan perbandingan antara penjualan di konoha dan juga negara-negara lainnya serta perbedaan antara produk mereka dengan merk lain yang menjadi pesaing produk mereka di pasaran yang disebabkan dari perbedaan selera konsumen disetiap wilayah dan usia rata-rata konsumen yang aktif membeli ponsel atau hanya sekedar memperbaharui fitur ponsel. Hingga membuat semua peserta rapat berdecak kagum dengan ketelitian data yang dimilikinya.

"demikian hasil investigasi pasar yang saya dapatkan", Ino mengakhiri presentasinya dengan sedikit membungkukkan badan.

Dan rapatpun dilanjutkan dengan berbagai laporan-laporan lainnya dari berbagai departement di divisi penjualan konoha. Dan diakhiri dengan itaachi yang meminta agar pegawai meningkatkan kinerja mereka serta mencari inovasi baru pada produksi ponsel yang sesuai dengan permintaan pasar serta meminta laporan keuangan dan kondisi pekerja di pabrik mereka yang ada di konoha. Dengan itu itachipun keluar meninggalkan ruangan rapat menuju ruangannya.

"baiklah, semua boleh kembali ketempatnya masing-masing", pinta kurenai.

"hai'", semua yang hadir bersiap satu persatu beranjak dari tempatnya.

"Ino-chan..",panggil kurenai sesaat sebelum Ino keluar ruang rapat.

"ya kurenai-san?", Ino tersenyum menatap kurenai.

"ada yang ingin aku tanyakan. Ehm..lebih tepatnya sebenarnya aku ingin minta bantuanmu, ino-chan"

"apa yang bisa saya bantu untuk anda kurenai-san?",mendengar wanita yang dikaguminya meminta bantuan tentu saja Ino sangat senang dan bersemangat.

"begini Ino-chan. Kau lihatkan perutku semakin membesar usianya sudah enam bulan", mulai kurenai sembari mengelus perutnya. Ino hanya mengangguk menunggu kalimat selanjutnya.

"kau juga tau kan, kalau asuma suamiku telah meninggal beberapa bulan lalu?", lanjutnya dengan senyum yang mengisyaratkan ketegaran. Ino kembali mengangguk dengan rasa iba memenuhi hatinya. Ino sangat sedih dengan kepregian asuma-sensei yang mendadak akibat kecelakaan mobil.

"dan menurut dokter kandunganku sedikit lemah dan diharuskan lebih banyak beristirahat. Itu artinya aku harus mulai mengambil cuti. Tapi perusahaan hanya memberi cuti melahirkan selama tiga bulan. Sedangkan kalau aku mengambil cuti sekarang, waktu itu tidak akan cukup sampai aku melahirkan dan memulihkan kondisi kesehatanku. sedangkan sebagai orang tua tunggal aku masih sangat membutuhkan pekerjaan ini". kurenai tetap tersenyum memandang Ino yang dengan sabar mendengarkannya.

"apakah perusahaan tidak bisa memberi kompensasi waktu lebih? Anda sudah menanyakannya?",tanya Ino.

"perusahaan punya aturannya sendiri ino-chan. Apalagi saat ini perusahaan sedang berusaha memperluas pasar dan mengembangkan produk ponsel merk uchiha. Karena itu itachi-sama datang kemari. Sebagai sekretaris aku punya tanggung jawab untuk mengatur kerjasama tersebut. Tapi dengan kondisi seperti ini aku tidak yakin bisa melakukannya dengan baik. Aku sudah menyampaikannya pada itachi-sama dan beliau mengizinkanku mengambil cuti bahkan sampai kondisiku nantinya benar-benar pulih dan siap untuk bekerja kembali, dengan satu syarat..",kurenai berhenti sejenak membenahi posisi duduknya.

"syarat apa, kurenai-san?",tanya ino penasaran.

"aku harus tetap bertanggung jawab pada tugas. aku harus mencari seseorang yang bisa menggantikan tugasku", kurenai kembali melihat ino. "karena itu, ino-chan. Maukah kau menggantikanku untuk sementara waktu menjadi sekretaris itachi-sama?",pinta kurenai dengan pandangan penuh harap.

"saya tidak tau apakah saya akan mampu melakukanya atau tidak, tapi saya akan berusaha dengan seluruh kemampuan saya",jawab Ino langsung mengabulkan permontaan kurenai dengan senyum penuh ketulusan.

"arigatou gazaimasu, Ino-chan. Aku akan segera mengatakannya pada itachi

-sama", kurenai menatap Ino dengan penuh terimakasih. Dan ia pun berlalu untuk menjelaskan pada itachi kalau mulai besok yang akan mengatur jadwal dan mendampinginya menemui klien adalah yamanaka ino.

...

"hei ino-pig, kau belum mau tidur? Bukannya kau bilang besok pagi-pagi sekali kau harus pergi ke tokyo bersama boss-mu yang kaubilang sangat tampan itu, kau kan harus tampak cantik, kalau kau tidur terlalu larut bisa-bisa besok Ia mengira kau itu panda. Padahal kau kan babi ya?",tanya sakura ketika ia terbangun di jam satu malam untuk mengambil minum dan melihat ino masih sibuk dengan dokumen-dokumennya.

"aku juga sudah ngantuk, forehead. Tapi apa boleh buat, aku harus menyalin beberapa data agar urusan besok lebih mudah. Ini semua kan juga demi kurenai-san. Dan itachi memang tampan tapi dia sudah punya kekasih yang sangat cantik jadi jangan berpikir yang macam-macam kalau tidak akan kubuat jidatmu makin lebar karena aku akan mencukur rambut pinkmu dan menjadikannya permen kapas!", jawab Ino sekenanya tanpa mengalihkan perhatian dari layar laptop ungunya.

"haa...ya sudahlah, Ino-pig. Aku harus kembali tidur. Karena besok pagi aku juga harus ke rumah sakit. Dan sebaiknya kau juga tidur, setidaknya kau bisa bermimpi menjadi kekasih itachi". Dan sakurapun berjalan kembali kekamarnya.

"yo..oyasumi forehead. Kau tidak perlu memimpikan naru-baka sepupuku itu!",balas Ino.

Ino dan sakura adalah dua sahabat sekaligus saingan yang memutuskan menyewa apartemen yang sama sejak kuliah. Saling mengejek adalah hal yang selalu mewarnai pembicaraan mereka. Namun mereka juga saling mendukung satu sama lain, terutama Ino yang selalu mendukung hubungan sakura dengan sepupunya namikaze naruto.

...

pukul tujuh pagi Ino sudah tiba di bandara menunggu itachi di sebuah kafe yang ada di bandara itu, untuk penerbangan mereka ke tokyo pukul delapan pagi. Sambil menunggu Ino menikmati sarapan paginya. Menghirup dalam-dalam aroma kopinya dan menyesapnya perlahan.

"yamanaka-san. Apa kau sudah lama menunggu?", kurenai yang baru datang menghampiri Ino.

"ah..ohayou kurenai-san. Anda sudah datang? Aku baru sekitar limabelas menit sampai disini. Mau ikut sarapan?",tawar Ino.

"tidak ino-chan aku belum ingin sarapan. selain itu, itachi-sama sudah datang dan sekarang ada diruang tunggu. Sepertinya kita harus segera kesana, aku harus mengenalkanmu padanya terlebih dahulu"

"benarkah? Baiklah, ayo..."

...

"itachi-sama. Perkenalkan ini adalah nona yamanaka Ino. Pengganti saya", kurenai mempoerkenalkan. Ino hanya membungkukkan badannya.

Itachi memandang ino sekilas dan kembali melihat kurenai,"hn..baiklah kurenai-san. Pastikan kau menggunakan waktu liburanmu dengan sebaik-baiknya",kata itachi sambil tersenyum lembut. Ino yang melihat hal itu mau tak mau kagum juga dengan itachi.

"hangat...senyumnya hangat sekali dan penuh kelembutan". Tak sadar Ino terpaku memandang itachi.

"yamanaka-san. Ada yang ingin kau katakan?", tanya itachi menyadari bawahannya terus memperhatikan.

"ah..ti.. ada uchiha-sama",jawab Ino dengan gugup.

"kalau begitu sebaiknya kita pergi sekarang!"

"baiklah. Ehm..kurenai-san aku pergi dulu. Istirahatlah yang cukup ya, dan jaga baik-baik kandungan anda", Ino mengelus perut buncit kurenai sesaat dan berlari mengejar itachi memasuki pesawat. Mereka duduk dideretan bangku VIP. Didalam pesawat itachi hanya menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata. Sepetinya dia sedang memikirkan sesuatu, beberapa kali Ino melihat itachi menghembuskan nafas berat. Sedangkan Ino hanya duduk diam dengan kecanggungan luar biasa. Bahkan sampai mereka turun dari pesawat, tak sepatah katapun terucap dari mulut mereka. Tidak ada percakapan bahkan tentang klien yang harus mereka temui. Ino benci kecanggungan ini, tapi apa boleh buat dia tidak bisa sembarangan bicara mengingat orang yang sedang bersamanya adalah boss-nya. Ditambah lagi dia juga tidak punya bahan pembicaraan dan tidak berani menganggu boss-nya yang sedang menikmati pikirannya sendiri dengan memejamkan mata – ntah tidur atau apa, Ino juga tak tau.

...

Ino mengernyitkan alisnya, melihat siapa yang ada didepan mereka saat ini. gadis yang waktu itu manangis di koridor. Sedang apa dia disini? Ah..tentu untuk menjemput itachi kan? Bagaimana ino bisa lupa?

"Itachi, kau sudah sampai? Aku senang kau datang kemari! Akan aku buatkan makanan kesukaanmu, kau akan ke apartementku dulu kan?", tanya wanita itu – yuugao – dengan semangat.

"apa yang kau lakukan disini, yuugao? Sudah kubilangkan aku akan ke apartementmu selesai rapat!", bukannya menjawab itachi malah balik bertanya.

"kau ini itachi! apa kau tidak senang kekasihmu datang menjemput? Lagi pula aku merindukanmu! Apa kau juga merindukanku?", yuugao menggelayuti lengan itachi sembari mereka semua berjalan menuju mobil yang menjemput. Ino hanya mengikuti dibelakang mereka.

"Hn...tapi aku harus ke kantor terlebih dahulu", jawab itachi.

"waaah...mereka pasangan yang sangat serasi. Itachi yang tampan dan yuugao yang cantik. Sepertinya pribadi mereka juga cocok. Orang sesibuk itachi memang harus berpasangan dengan yuugao yang sepertinya sangat perhatian!",Ino tampak berbinar-binar melihat pasangan itu.

"yamanaka-san, apa hari ini ada klien yang harus ditemui?",tanya itachi tiba-tiba yang membuat Ino sedikit terkejut.

"ah...dua jam lagi anda hanya harus mengikuti rapat dan melihat presentase dari perusahaan sabaku tentang sofware baru khusus ponsel yang mereka rekomendasikan untuk produk ponsel uchiha. Sesu – "

Ino tak sempat menyelesaikan ucapannya,"bisakah aku memintamu mewakiliku? Kau bisa membuat laporannya dan menyerahkannya padaku nanti. Aku masih ada urusan. Mobil itu akan mengantarmu kesana!", pintah tepatnya perintah itachi.

Ino melihat yuugao yang tersenyum senang dan itachi yang memandangnya dengan tatapan penuh arti. Kali ini tidak ada senyum seperti pada saat rapat atau saat itachi bicara dengan kurenai tadi. Yang ada hanya wajah dengan ekspresi yang sulit dimengerti Ino. Tapi bagaimanapun perintah itachi itu tidak untuk dipertanyakan alasannya karena itu Ino hanya mengangguk dan membungkukkan badan kearah itachi yang sudah beranjak menuju mobil yuugao tanpa menunggu jawaban Ino.

"baik, uchiha-sama", dan Ino pun memasuki mobil jemputan yang akan mengantarkannya ke perusahaan sabaku. Didalam mobil yang ino pikirkan bukannya bagaimana nanti ia harus menghadapi orang dari perusahaan sabaku dan membuat alasan mengapa boss-nya tidak datang tapi justru ekspresi itachi yang menurutnya anehlah yang menjadi pikirannya. "Kenapa itachi tidak tampak senang dengan kedatangan kekasihnya, yuugao. Dia bahkan tidak tersenyum sama sekali. Tatapan matanya saat berbicara dengankupun tampak seperti orang yang sedang sedih atau menyesal atau marah ya? yang mana ya? aduh..apa-apaan aku, lagipula nggak ada hubungannya denganku kan? Tapi apa ada hubungannya dengan kejadian dikoridor waktu itu ya? tapi sepertinya semua sudah baik-baik saja melihat senyum yuugao yang sangat berbinar itu."

"huft...sudahlah",gumam ino yang ternyata masih didengar oleh orang disampingnya yang menyetir mobil.

"ada apa, nona?", tanya pemuda berambut hitam yang menurut Ino memiliki tatapan terkesan mengintimidasi. Mengancam.

"ah...gomen. saya hanya sedang memikirkan sesuatu. Ngomong-ngomong, perkenalkan nama saya Yamanaka Ino. Jika anda mau anda boleh memanggil saya Ino. Itu terdengar lebih simple", Ino memperkenalkan diri dengan menunjukkan keramahannya seperti biasa.

"Ino? Baiklah Ino-san, kau boleh memanggilku Yamato",

"baik, yamato-san"

"lalu, apa yang kau pikirkan tadi? Apa kau mengkhawatirkan kunjungan pertamamu ke perusahaan sabaku?", tanya yamato dan Ino hanya menggeleng.

"apa kau memikirkan itachi-senpai?", tebak yamato. Dan tepat sasaran Ino sedikit menegang karena kaget. Dan gestur itu sudah menjawab pertanyaan yamato.

"ah...e..e..eto. sebenarnya... ah sudahlah yamato-san. Lagipula saya pikir itu bukan urusan kita..he..he..", Ino semakin salah tingkah. "daripada itu, apa perusahaan sabaku masih jauh?"

"tidak, 5 menit lagi kita akan sampai", jawab yamato.

Suasana kembali hening, sampai mereka tiba di perusahaan sabaku dan memulai tugas mereka untuk mendengar penjelasan dan melihat seperti apa software yang ditawarkan oleh perusahaan sabaku itu. Ino juga memberi sedikit pandangan tentang bagaimana software yang dibutuhkan untuk produk terbaru ponsel uchiha.

"baiklah, temari-san. Saya akan melaporkannya pada uchiha-sama dan kalau menurut saya sendiri ini adalah software yang luar biasa dan sedikit tambahan seperti yang saya katakan tadi maka ini akan menjadi software yang sangat mendukung bagi produk ponsel uchiha. Kami akan menghubungi anda lagi nanti", ino tampak akrab dengan temari yang mengantarnya sampai ke depan pintu keluar dimana telah ada yamato yang menunggu didalam mobil.

"ya Ino-chan. Eh..bolehkan aku memanggilmu begitu?", Ino mengangguk.

"kami menunggu kabar dari kalian, tapi ingat jangan terlalu lama atau software ini akan lebih dulu dipinang oleh perusahaan lain", tegas temari.

"aku mengerti. Kalau begitu sampai berjumpa lagi, temari-san!", Ino masuk kedalam mobil dan menurunkan kaca jendela. Memberi senyumnya pada temari. Pandangannya beralih pada yamato yang mulai menjalankan mobil namun fokusnya masih pada kaca spion yang memantulkan bayangan temari didalamnya. Senyum tipis tampak di bibir yamato yang tentu saja dapat dilihat ino.

"temari-san itu sangat cantik dan baik hati. Padahal dia putri dari pemilik perusahaan ini, tapi dia sangat ramah dan bersahabat. Iya kan yamato-san",Ino berkata dengan santai.

"kau benar dia sangat menarik!", kata yamato tanpa sadar. Ino menyeringai.

"padahal aku tidak menggunakan kata menarik, aku hanya bi – ",

"ah..Ino-san. Maksudku... kau ini... sepertinya kau orang yang cukup berbahaya", yamato baru menyadari seringai diwajah Ino.

"ha..ha.. selalu menarik memperhatikan wajah orang dan menebak isi hati mereka. Dan kau benar aku cukup berbahaya, karena aku ahli melakukan hal itu. hi..hi..", Ino terkikik geli melihat wajah yamato yang tampak tegang dengan semburat merah samar dipipinya. Wajah malu-malu yang unik, pikir Ino.

"kalau begitu senang orang sepertimu akan ada disekitar itachi-senpai!", kata yamato yang berhasil membuat Ino diam dan memunculkan kenyitan di dahinya.

"apa maksudmu? Memangnya kenapa dengan uchiha-sama? lagipula aku baru sadar kalau tadi kau juga menyebutnya itachi-senpai",tanya Ino.

"itachi-senpai adalah seniorku di klub karate saat SMU", yamato memutar setirnya untuk berbelok kekiri.

"lalu? ada apa dengan itachi-senpaimu itu?",tanya Ino. Yamato menghentikan mobilnya karena lampu merah dan melihat Ino sepenuhnya.

"bagiku dia seperti menjalankan hidup yang bukan miliknya. Jadi, jika kau tertarik cobalah untuk menebak apa keinginannya dan bagaimana perasaannya yang sebenarnya". Ino dapat menangkap keseriusan diwajah yamato dan kalau Ino tidak salah, ada keprihatinan disana.

"keinginan dan perasaannya? Aku belum mengerti!", batin Ino berkata.

...TBC