DISCLAMER : MASASHI KISHIMOTO
STORY BY : Yumimura Yoshimori
TITLE :
Naruto : The God of Shinobi
WARNING :
TYPO BERSERAKAN, OOC, maaf jika ada kesamaan ide.
Dan warning-warning lainnya.
.
.
Summary :: Saat perang aliansi shinobi yang ke 4 mencapai puncaknya dan Madara berhasil mengekstrack Juubi ke dalam tubuhnya, Kyuubi memeberikan seluruh kekuatannya pada Naruto dan itu menyebabkan Naruto berevolusi ke tingkat yang lebih tinggi. Sebuah rahasia terbongkar dan perbedaan kekuatan yang tak sebanding. Bukan hanya itu, tubuh Naruto terkikis dan di kirim ke dunia lain.
Chapter sebelumnya.
Tiba-tiba Naruto merasakan angin yang sangat tidak nyaman membelai kulitnya hingga membuat beberapa bulu romannya merinding seketika.
'Kenapa aku merasakan perasaaan mual dan merinding ya.' Batin Naruto, kembali ke alam bawah sadarnya Naruto melanjutkan acara tidur siangnya yang sempat terganggu karna angin tak nyaman.
Chapter 7 : Akatsuki & penyelamatan Gaara
Konoha Gakuen adalah sebuah sekolah elite yang membedakan setiap muridnya dengan Rank, Rank disini meliputi banyak aspek antara lain. Kecerdikan, kedispilan, kekuatan, kepintaran, dan banyak aspek lainnya yang menjurus ke sebuah pertarungan. Sebagai contoh seseorang yang tidak memiliki ninjutsu yang hebat, tapi jika ia cerdik? IQ mencapai 200? Mungkin hanya dengan jutsu standar ia dapat mengalahkan rank di atasnya.
Kembali lagi, sekolah ini juga menerima quest dari berbagai negara dengan bayaran yang pantas. Banyak quest yang di terima oleh Konoha Gakuen, mulai dari Rank D hingga Rank SS. Dan bukan hanya ini sekolah elite di dunia. Ada sekitar 4 sekolah elite lainnya antara lain Kumogakure yang berpusat di Mesir, Iwagakure yang berpusat di London, Kirigakure yang berpusat di Paris, Sunagakure yang berpusat di California, dan yang terakhir adalah Konoha yang berpusat di Tokyo. Setiap desa selalu menyembunyikan koordinat aslinya yang membuat setiap desa bagaikan mitos hidup di kalangan warga setempat.
"EHHHHHHHH!?" suara melengking yang memenuhi ruangan bertuliskan Principal Room membuat beberapa orang yang ada di dalam sana menutup telinganya.
"Hei.. bisakah tak berisik !?"
"Tapi... misi ke Sunagakure saat sudah mendekati Turnament? Tinggal dua bulan lagi turnament dimulai dan Jiji menyuruhku ke tempat yang jauh seperti itu?" perempuan bersurai hitam yang di biarkan tergerai tak terima dengan keputusan Ji-sannya sendiri tersebut. Gimana gak marah? Ibarat besok ujian, malamnya kita di ajakin nonton bola ampe subuh :v (siapa yang kayak gini?)
"Ini misi penting, Sunagakure di serang oleh organisasi yang menyebut diri mereka Akatsuki. Kazekage dalam keadaan kritis dan anaknya di culik oleh oganisasi tersebut." Aoi terdiam, bahkan seorang Kazekage bisa dalam keadaan kritis. Apa mungkin Akatsuki sekuat itu?
"Dan tenang saja, kau tak akan sendiri. Akan ada yang menemanimu, mereka adalah murid-murid yang telah ku siapkan kusus untuk misi seperti ini. Sebentar lagi mereka pasti datang."
Gubrrakk ... Brakkk .. Gyaaaaaa !
Bebepa detik kemudian setelah Ibuki menyelesaikan perkataan miliknya, dari koridor yang menghubungkan ruangan murid dan kepala sekolah terdengar suara gaduh yang di akhiri dengan suara teriakan dari seseorang.
Tap .. tap... tap tap tap tap... !
Ibuki mendengar suara kaki yang sedang berlari menuju ruangannya, tiba-tiba Ibuki merasakan seperti sesuatu akan terjadi dengan pintu yang baru saja ia perbaiki dengan potongan uang makan Naruto.
BRAAAKKK !
"IBUKI-JIJI ... ada hantu di koridor." Dari pintu yang terbuka dengan paksa tersebut terlihat sosok pemuda berambut kuning dengan wajah putih pucat bagai di kejar setan.
"Nani? Siang-siang kok ada hantu, ada-ad-GYAAAA !" di belakang Naruto berdiri sesosok makhluk berbaju putih dengan rambut pajang tergerai yang menutupi sebagian wajahnya, kulitnya putih pucat. Pokonya mbak kunti banget lah :3
Naruto melirik ke belakangnya dan alangkah sangat terkejutnya ia saat mbak kunti tersebut memeluk dirinya dari belakang.
Bruuukkkk.. Bruuukkkk !
Naruto dan Ibuki pingsan di tempat, Aoi Cuma geleng-geleng sambil memperhatikan kuntilanak tersebut.
"Haduh... Elizabeth-chan kau sebaiknya ganti baju dulu jika kelas drama telah usai." Mbak kunti tersebut membelah poni di depannya dan menampakkan wajah seorang yang kita kenal bernama Elizabeth.
"Hehehehe.. solanya aku gemes waktu Maki wajahnya jadi pucat lihat aku selesai dari kelas drama." Elizabeth melepaskan maki karna ia mengira pasti ada hal penting yang akan di lakukan jika maki pergi ke ruang kepala sekolah.
Beberapa jam kemudian.
"Baik.. Sagawa Maki, aku memanggilmu untuk sebuah misi ke Sunagakure. Suna di serang oleh organisasi yang menyebut dirinya Akatsuk, anak dari Kazekage di culik. Tugas kita adalah menyelamatkan anak kazekage, Sabaku Gaara."
Deg...
"Nani? Jadi maki-san yang akan menemaniku?" tiba-tiba muncul sebuah rona merah di kedua pipi Aoi. Ibuki ternyum kecil melihat cucunya yang kini sudah menjadi sedikit dewasa.
"Akatsuki brengsek !"
"ha?" tanpa di sadari oleh Naruto suaranya beruba menjadi menjadi lebih ngebass dan membuat Ibuki serta Aoi sedikit kaget.
"Kapan bisa ke Sunagakure?" Naruto kini memandang lurus ke mata Ibuki, mata yang tadinya berwana biru laut berganti dengan mata berwarna merah darah. Garis di pipi Naruto juga makin kentara. Ibuki tertegun dengan pandangan di depannya, mata yang memancarkan kemarahan dan ketenangan di saat bersamaan.
"Kapanpun kalian siap."
Setelah mengatakan hal tersebut Naruto dan Aoi pamit untuk mempersiapkan barang bawaannya dan saling bertemu di depan Gerbang Konoha Gakuen. Tiket pesawat jurusan Clifornia juga di pesan oleh Ibuki. Sehingga perjalanan yang harusnya dapat memakan waktu beberapa hari dengan berlari dapat di tempuh dalam hitungan jam. Di dalam perjalanan Naruto tidak banyak berbicara dan Aoi yang notebenya malu-malu anjing ama naruto ya Cuma bisa merona dalam diam memperhatikan pemuda rambut duren tersebut.
Sunagakure.
"Bagaimana keadaan kazekage-sama?" tanya seseoang dengan kain yang menutupi wajahnya, di tubuhnya terbalut setelan jas yang membuatnya di kenal dengan jelas sebagai bawahan Kazekage.
"Keadaan Kazekage untuk saat ini sudah normal. Tapi beliau tak akan saar untuk beberapa hari kedepan karrna effect dari kehabisan banyak cakra." Jawab seorang dokter kepada orang terseut.
"Akatsuki sialan..."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut orang yang menyandang nama Baki itu berjalan meninggalkan rumah sakit menuju ke sekolah yang telah ia asuh selama beberapa tahun belakangan. Dia bukannya tak peduli dengan Kazekage ataupun Gaara, tapi jika sekolahnya biarkan tanpa pemimpin akan membuat para murid jadi haus darah.
Benar seperti perkiraan dari Baki, sekolah yang di asuhnya kini sedang kacau. Di halaman sekolah seperti ada pertandingan atau pengeroyokan ninja Rank D oleh para Rank A. Belum sempat Baki hendak menghentikan kerumunan tersebut.
"Berhenti !" sebuah suara ngebass banget (ceeilah :v) yang berasal dari kerumunan tersebut membuat orang-orang yang tengah melakukan penganiayaan berhenti sejenak dan memperhatikan siapakah gerangan yang menghentikan aksi mereka.
Dari balik kerumunan tersebut terdapat seorang pemuda berambut kuning dengan mata berwarna langit. Mimik mukanya kelihatan sangat tidak nyaman dengan apa yang di lakukan oleh para murid Rank A. Bajunya sangat berbeda dengan seragam di suna, di dada kanannya juga terdapat sebuah pin bertuliskan Rank D. Mungkin murid pindahan pikir hampir seluruh disana.
"Heh .. apa masalahmu? Kau dan kami itu berbeda, apa kau ingin kami hajar?" seorang murid dengan pin bertuliskan Rank A maju mendekati ke arah bocah tersebut. Baki tetap memperhatikan mereka dari jauh.
'Jadi mereka sudah datang. Tapi kenapa Rank D?' Batin Baki.
"Baiklah kalau begitu."
"Grr.. jangan sombong." Setelah mengucapkan kalimat tersebut murid-murid rank A langsung menerjang ke arah Naruto, muncul sebuah senyum mencurigakan di wajah Naruto.
"Harem no Jutsu." Naruto menggandakan dirinya hingga berjumlah puluhan yang mengepung para murid Rank A, detik berikutnya semua clone milik Naruto berubah ke bentuk wanita tanpa busana dengan awan tipis yang menutupi begian-bagian tertentu.
Crooot ... Croooottt !
Dalam sekejap terjadi hujan mimisan berjama'ah, bukan hanya murid. Baki yang lihat juga jadi mimisan hebat.
"Whahahahaha... Harem no jutsu Sukses... Wadau ..Ittai !" sebuah jitakan membuat Naruto terpaksa mengerang memegangi kepalanya.
"Hentikan itu Maki-san, bagaimana bisa kau mempelajari jutsu mesum macam itu." Suara terseut berasal dari Aoi yang tiba-tiba muncul di belakang Naruto.
"Jangan salah paham Aoi-chan.. ini adalah jutsu originalku !" Naruto tetap berusaha membanggakan jutsu yang memang seharusnya tidak ada di dunia ini.
"Original ndasmu peang, sekarang kita cari dimana ruangan kepala sekolahnya." Setelah mengucapkan hal tersebut mereka pergi meninggalkan belasan siswa dan beberapa guru termasuk kepala sekolah yang tengah bikin sungai darah.
Akhirnya Naruto dan Aoi berjalan ke dalam sekolah yang cukup megah meskipun masih lebih megah Konoha Gakuen menurut Aoi. Mereka memperhatikan setiap murid di sana, tak ada kekhawatiran ataupun rasa cemas, bahkan tak jarang banyak murid yang bercanda gurau dengan temannya. Naruto sudah pernah melihat hal ini, tapi sudah 1000 tahun dan semua itu belum berubah? Bahkan setelah perang aliansi shinobi ke-4? Naruto muak dengan mereka semua jika boleh jujur, tapi ia tak bisa menyalahkan mereka karna sesuatu yang mereka takuti.
Sampailah sepasang muda mudi tersebut di depan sebuah ruangan beruliskan Principal Room mirip dengan di Konoha Gakuen.
Tok tok tok...
"Masuk." Sebuah suara mengijinkan Aoi dan Naruto untuk masuk. Tak sungkan-sungkan Naruto dan Aoi masuk ke dalam dan di sambut oleh seorang yang memakai kain menutupi sebelah matanya dan sebuah ikat kepala berlambang sunagakure di dahinya.
"Kalian sudah sampai, baguslah. Silahkan duduk.." Baki mempersilahkan Aoi dan Naruto duduk pada bangku di depannya.
"Begini ... apa Konoha sedang banyak menerima Quest hingga mengirimkan seorang murid Rank SS dan murid ehem ... Rank D." Baki memandang rendah ke arah muda mudi di depannya. Kalau hanya murid Rank D, Suna Gakuen juga punya yang lebih berkualitas.
"Ini keputusan Ibuki-jiji ... tapi jangan remehkan kami." Baki tetap memandang meremehkan pada naruto dan Aoi.
"Seperti apa ciri-ciri anggota akatsuki yang menculik Gaara-san?" Naruo terlihat cuek bebek dengan perkataan dan tatapan dari Baki.
"Hmm ... mereka berjumlah 2. Satu berambut kuning berponi yang menutupi mata kirinya, dia menggunakan jutsu yang meledakkan semacam tanah liat. Yang satunya badannya bungkuk dan memiliki ekor yang beracun, lebih cocok di sebut sebagai boneka. Sejenis itulah." Ucap Ibuki sambil mengingat ciri-ciri dari orang yang telah menculik anak dari kage Sunagakure. Naruto memikirkan kembali siapa anggota akatsuki yang memiliki ciri-ciri tersebut.
"Sepertinya mereka lagi." Ucap Naruto sambil memijati pelipisnya menahan sakit atau pusing.
"Apa kau kenal mereka maki-san?"
"Sepertinya begitu." Ibuki menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban dari bocah yang di panggil Maki tersebut. Pasalnya Akatsuki adalah sebuah organisasi baru dan sangat rahasia, bagaimana mungkin murid Rank D bisa mengenalnya.
"Apa maksudmu?" Maki melihat ke arah baki dengan pandangan sedikit aneh.
"Sulit untuk di ceritakan, yang penting kita harus cepat. Gaara dalam bahaya sekarang."
"Tapi bagaimana? Shinobi yang di kirim untuk mengejar anggota akatsuki sekarang tengah dalam keadaan kritis. Sama seperti Kazekage-sama." Muncul raut wajah gelisah di wajah Baki menyadari kalau dirinya kurang berguna sekarang.
"Aduh ... baiklah. Aku yang akan mengejarnya, meskipun tampangku gak mendukung tapi aku ini termasuk ninja sensor juga." Ucap naruto sambil tersenyum lima jari membanggakan dirinya.
"Nani? Kau type sensor? " Aoi yang ada di sampingnya agak kaget juga mendengar kemampuan maki yang bisa di katakan jarang –maksudnya jarang minat mau pelajarin-.
"Sejenis kemampuan alami atau semacamnya." Maki menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan tangan kanannya.
"Jadi kemana arah anggota Akatsuki membawa Gaara?"
Baki memberitahukan kalau Anggota Akatsuki pergi ke arah Selatan. Naruto mulai melakukan sensoric cakra tetapi tak perlu sampai masuk ke dalam mode cakra kyuubi, singkatnya mirip sama kayak Minato waktu deteksi Naruto mau mati. Ia merasakan energi negatif seperti biju yang tengah di ekstrak. Naruto membelalakkan matanya, Aoi dan Baki memandang aneh ke arah Naruto.
"Kita berangkat sekarang juga Aoi-chan. !" Naruto langsung menarik Aoi meninggalkan ruang kepala sekolah, Aoi dan juga Baki hendak menanyakan kenapa. Tapi tercekat dengan ucapan Maki selanjutnya.
"Mereka sudah memulai pengekstrakan Guardian milik Gaara." Guardian di ekstrak? Berarti pengambilan paksa.
"Bukannya jika Guardian di ambil, pemiliknya masih bisa hidup?"
"Kecuali guardian Suci, mereka terlahir bersama dengan guardiannya. Jika Guardiannya di ambil maka pemiliknya mati dan Gaara memiliki Guardian Suci." Aoi tercekat mendengar penjelasan yang memang tak ada di academy tersebut.
"Tapi untuk apa mereka mengekstrak Guardian Suci? Bukankah para Guardian memiliki kekuatan yang dahsyat."
Naruto mengingat kembali apa tujuan dari Akatsuki yang sesungguhnya, jika mengekstrak Bijuu atau Guardian adalah prioritas utama. Berarti tujuan mereka adalah Juubi. Namun Bijuu ekor 9 adalah dirinya, tidak mungkin mereka tahu identitasnya secepat ini. Ada yang aneh pikir Naruto.
"Sudahlah ... prioritas utama kita adalah menyelamatkan Gaara." Maki melanjutkan acara menarik Aoi keluar. Baki masih terduduk di bangkunya, masih memikirkan apa sebenarnya tujuan Akatsuki mengumpulkan para Guardian Suci.
Maki dan Aoi akhirnya melakukan pengejaran yang di pimpin oleh maki. Disini Maki melaju dengan kecepatan tinggi yang membuat Aoi harus menggunakan kecepatan yang sama hingga tiba-tiba Maki bagaikan menghilang dan langsung muncul puluhan meter di depan.
"M-Maki-kun."
"Ada apa Aoi-chan?" Naruto yang tadi sudah berada beberapa di depan meter Aoi berhenti dan membalikkan badannya ke Aoi.
"Bagaimana bisa kau secepat ini? Di kelas Rank D tak mungkin mengajarkan teknik kaki seperti itu." Naruto tersenyum lima jari mendengar pertanyaan Aoi.
"Ini sesuatu yang tak mungkin kau pelajari di Academy ataupun sekolah." Maki kembali melompati setiap dahan dengan cepat di ikuti dengan Aoi di belakangnya.
Sama seperti sebelumnya Maki kembali hilang dan muncul tiba-tiba dalam jarak yang tergolong jauh. Aoi dengan susah payah mengikuti Maki, tak jarang juga Aoi menggunakan kekuatan Guardiannya untuk mengejar Maki. Hingga sampailah mereka di sebuah Goa besar, Aoi yang bahkan bukan seorang type sensor dapat merasakan kekuatan yang besar dari dalam Goa tersebut.
Di dalam Goa.
Terlihat di dalam sana berdiri 2 shinobi asli dan 8 shinobi bayangan tengah berdiri di atas setiap jari dari sesosok moster dengan banyak sekali mata di bagian wajahnya, mereka memakai sebuah jubah beraksen awan merah. Bayangan yang memiliki mata bagaikan riak air melirik ke arah shinobi dengan model rambut poni.
"Deidara... kenapa kau membawa tikus kesini?" shinobi yang memiliki nama Deidara melirik ke arah ketua dari organisasi bergengsi tersebut.
"Baik ... biar aku yang urus un." Deidara langsung turun dari jari tengah tangan kanan moster tersebut. Dengan sedikit jengkel ia berjalan keluar gua meninggalkan Danna'nya yang masih dengan anteng berdiri di jari sosok moster tersebut.
Deidara tak mau menunggu lama, ia langsung memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong Pocket yang ada di pinggangnya. Dari tangan yang tadinya mulus muncul sebuah pentagram di telapak tangannya dan disusul dengan 2 belahan yang membentuk mulut dengan lidah yang menjulur keluar.
Deidara keluar dari dalam goa dan mendapatkan 2 sosok yang menurutnya sangat asing. Yang satu berambut kuning dan satunya berambut hitam, memakai ikat kepala berlambang Konoha. Tak memperdulikan siapa lawannya, Deidara menarik kedua tangannya dan membentuk 2 prototype misil berukuran kecil.
"Siapapun kalian .. aku sedang sibuk sekarang un. C1" Deidara kemudian melemparkan 2 misil tersebut ke langit, detik berikutnya muncul bunyi Boff dan di susul dengan 2 buah misil yang mengejar Aoi dan Maki.
"Maki-kun... berlindung."
"Ha'i."
Maki dan Aoi kemudian berlindung di balik pepohonan, Deidara lalu mengendalikan kedua misilnya hingga berjarak beberapa cm dari pepohonan yang melindungi Maki dan Aoi. 'Kai' kedua misil tersebut meledak dengan daya yang lumayan (Setidaknya kalau manusia kena langsung. Pasti jadi perkedel.)
Deidara membuka poni di mata kirinya dan memperlihatkan sebuah optik yang terpasang dengan baik. Ia memegang optik miliknya dan memperhatikan apakah tagetnya sudah mati atau belum.
Buuaaaaggggg !
Deidara yang tengah memperhatikan targetnya terpaksa memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya di karnakan sebuah pukulan keras di perutnya hingga ia terpental dengan keras ke belakang hingga membentur patung Moster (Gedo Mazo). Semua memandang dari manakah gerangan serangan tersebut berasal.
Disana mereka melihat sesosok pemuda berambut kuning yang tengah memakai seragam sekolah khas Konoha Gakuen. Deidara yang hendak berdiri kembali terpaksa kehilangan rasa di sekujur tubuhnya saat bagian tubuh bawahnya mulai membeku hingga perlahan-lahan berjalan ke atas.
"Ice Release : Flower of Heaven. sukses" Dari balik punggung pemuda rambut duren tersebut, muncul sosok wanita dengan pakaian yang tak berbeda jauh dengan Naruto. Mungkin hanya pin saja yang berbeda.
Naruto mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan dan tatapannya berpusat pada banyak sosok bayangan di atas jari jari Gedo Mazo, ia juga melihat sosok Gaara yang tak sadarkan diri dengan cakra yang di serap ke dalam mulut Gedo Mazo.
"Aoi-chan.. kau urus Deidara, aku akan selamatkan Gaara." Aoi mengangguk mengiyakan perintah Maki.
Naruto berlari ke arah Gaara, semua sosok yang ada disana menatap Naruto dalam diam. Hingga sang ketua memberikan aba-aba kepada Sasori untuk menghentikan bocah duren tersebut.
Blaaaaaarrrr !
Di depan Naruto tercipta sebuah ledakan yang tak besar tapi cukup menghalangi penglihatan. Dari dalam asap tersebut melesatlah sebuah besi yang menyerupai ekor ke arah Naruto.
"Jangan menghalangi aku Sasori !"
Naruto menciptakan sebuah bola spiral di tangan kanannya, perlahan bola spiral tersebut membesar hingga berdiameter 1 meter. Semua yang ada di sana membulatkan matanya melihat jutsu tersebut, tidak terkecuali Aoi. Ia sangat ingat kalau pemilik Rank SSS juga menggunakan jutsu yang sama tempo hari. Sementara pemilik mata Sharingan sangat terkejut, jutsu yang di gunakan oleh Naruto adalah jutsu yang hanya di kuasai oleh beberapa orang di masa lampau.
"Odama Rasengan !"
Naruto berjalan ke arah Sasori dengan santai, hingga tiba-tiba kedua kaki Naruto bagaikan hilang. Detik berikutnya Naruto sudah berada di depan Sasori dan menghantamkan Rasengan Odama ke tubuh Sasori, tapi ekor milik Sasori berhasil melidnungi dirinya dengan sempurna meskipun harus di ganti dengan hancurnya ekor tersebut.
"Maki-kun !" sebuah kunai terbang ke arah Naruto dengan cepat, kunai tersebut berasal dari mulut gua. Disana sudah berdiri sesosok mahkluk venus fly trap, Naruto yang menyadarinya kembali menghilang dari pandangan semua mata dan muncul tepat di belakang Venus Fly Trap tersebut.
"Peringatanku juga berlaku untukmu Zetzu." Zetzu membelalakkan matanya menyadari bocah yang ada jauh di depannya kini sudah berada tepat di belakangnya.
"Hikari Akuma." Naruto memukulkan tangan kanannya dan memunculkan sosok tengkorak yang langsung menghantam Zetzu tanpa ampun.
Bugggg !
Zetzu terlempar puluhan meter ke depan dan menghantam batu hingga memunculkan sebuah kawah atau retakan di dinding batu tersebut.
Sasori yang lengah pun tak menyadari ada 1 sosok Naruto di belakang sana yang telah berhasil melepaskan Gaara dengan cepat. Pain memukul dahinya sendiri melihat ketiga anggotanya yang kacau.
"Kami-sama... kenapa anggotaku bisa sekacau ini?"
"Lain kali cari anggota yang lebih berguna Nagato. Jaa ne..." Pain yang di panggil Nagato memiringkan kepalanya, bagaimana mungkin ada orang yang mengenali dirinya bahkan anggota akatsuki dengan sangat baik.
"Siapa sebenarnya kau ini?" Naruto menatap ke arah Nagato kemudian tersenyum.
"Mungkin seperti teman lama." Nagato membulatkan matanya mendengar jawaban Naruto.
Naruto kemudian berlari ke arah luar goa, tapi belum sempat ia keluar. Ada sesosok manusia boneka yang menghalangi dirinya, di belakangnya terdapat benang cakra yang menghubungkan boneka dengan penggunanya.
"Tak akan ada yang bisa keluar dari sini dengan selamat."
Pengguna boneka tersebut adalah sasori yang kini sudah berada dalam mode anak-anak, dadanya terbuka dan dari dalam sana terdapat sebuah benang cakra yang terhubung ke boneka yang menghalangi Naruto. Sasori mengambil 2 buahbuah gulungan dari punggung dan membukanya ...
Bofffttt ...
Tiba-tiba muncul 100 boneka dengan beragam bentuk dari dalam scroll tersebut. Dari banyaknya boneka tadi, ada sebuah boneka yang mengeluarkan banyak sekali pasir besi dari mulutrnya. Pasir besi yang keluar dari mulut tersebut masuk ke dalam tanah.
"Akan ku habisi kau dengan seniku yang abadi." Setiap boneka tadi mengeluarkan senjata yang beragam dari tubuhnya, mulai dari samurai hingga pisau dapur?. Naruto memperhatikan sekitarnya, Aoi sekarang tengah bertarung dengan deidara di luar gua dan sepertinya anggota yang lain tak berniat untuk membantu, mereka malah duduk dengan tenang di atas jari Gedo Mazo.
"Kenapa aku berfikir, ini seperti tontonan." Naruto memjemakan matanya sambil memijat pelipisnya, detik berikutnya ia membuka matanya.
"Kagebushin no Jutsu." Di sebelah kanan Naruto muncul 3 clone dan dengan dirinya serta clone yang membawa Gaara, sekarang jumlah mereka menjadi 5.
"3 Jaga Gaara, 1 ikut aku menyerang." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, 3 clone membentuk formasi menjaga Gaara dari beberapa arah sementara Naruto dan 1 clonenya maju ke depan melawan Sasori.
"Hei Itachi-san ... menurutmu siapa yang akan menang?" ujar seorang bayangan dengan mata menyerupai ikan hiu di tambah dengan gigi yang berupa taring semua kepada pria di sampingnya.
"Rambut kuning." Jawab seorang yang tadi menjadi lawan bicara dari pemuda hiu tersebut, pupil matanya berwarna merah dengan 3 tomoe yang mengelilingi mata miliknya.
"Hei Kakuzu... apa kau mau taruhan?" ucap pria dengan siluet sebuah sabit bermata tiga di belakangnya pada sosok yang sepertinya memakai cadar.
"2 Juta Ryo untuk Sasori." Jawab pria yang di panggil Kakuzu tadi.
"Kau curang Kakuzu... aku mau pegang Sasori !" Kakuzu tak memperdulikannya dan memilih melihat pertarungan yang akan berlangsung.
"Baik.. aku pegang bocah duren itu. Semoga dewa jasin memihak padaku." Akhirnya Hidan memilih Naruto sebagai jagoannya. (Author Note : nih kok malah pada taruhan segala ya -_-)
Naruto membagi team penyerangnya menjadi dua. Clone menyerang boneka yang jumlahnya sangat banyak, sedangkan Naruto berfokus menyerang boneka yang sedari tadi mengeluarkan pasir dari mulutnya.
Bug bug bug ... !
Clone milik naruto menyerang setiap boneka dengan cepat, pukulannya memang tak dapat langsung menghancurkan boneka-boneka itu. Tapi setidaknya dapat membuat kerusakan disana dan sini. Naruto kini sudah berada di depan Boneka yang ia curigai, saat akan memukul boneka tersebut muncul sebuah perisai yang terbuat dari besi melindungi boneka tersebut dari pukulan Naruto.
"Kazekage ke-3... tapi bagaimana bisa?" Naruto tak dapat mengatakan apa-apa, karna pada umumnya pengendali pasirlah yang menjadi kazekage di zaman lampau. Juga kasusnya ia pernah mendengar dari Sakura saat pulang dari misi, kazekage ke-3 di jadikan boneka. Tapi bukannya telah sakura hancurkan...
"bagaimana kau bisa mendapatkan boneka Kazekage ke-3, padahal seharusnya ini sudah hancur berkeping-keping." Sasori tersenyum melihat ekspresi Naruto yang seakan tak percaya dengan dirinya.
"Ini sangat mudah, karna inti cakranya tak ikut hancur."
Detik berikutnya tanah yang di pijak oleh Naruto hancur dan naiklah banyak sekali pasir besi yang keluar dari sana. Naruto akhirnya melompat menjauh agar tak terkena pasir besi tersebut.
"Inti cakra?"
"Tanyakan pada gurumu di Academy sana." Jawab Sasori yang kini mengendalikan Kazekage ke-3 untuk mengumpulkan pasir besi tersebut ke langit-langit gua.
Detik berikutnya ratusan pasir besi di tembakkan ke arah Naruto, tentu saja semua serangan tersebut sama sekali tak mengenai bonekanya sendiri. Serangan pasir besi tersebut mencakup area yang sangat luas, bahkan salah satu clone milik Naruto terkena serangan di lengan kirinya.
Tak sampai di situ saja, Sasori kembali mengontrol Sandaime kazekage membentuk pasir besi menjadi puluhan pasak dengan panjang yang bervariasi di atas mereka. Seperti tadi, kembali semua pasak tersebut menghujani Naruto tanpa ampun. Sasori melihat hasil perlakuannya dengan bangga mengira kalau serangannya sukses.
"Itulah yang akan terjadi jika kau lengah."
"Apa benar begitu?"
Dari dalam debu yang menutupi Naruto kini mulai menghilang dan menampakkan sosok Naruto yang kini memakai jubah berwarna orange, tubuhnya juga di balut plasma berwarna orange. Garis di wajah naruto makin jelas, di punggung Naruto juga terdapat 9 tomoe yang membentuk lingkaran. Di sekeliling tubuhnya juga nampak sebuah barrier yang melindungi Naruto dari serangan Sasori yang membabi buta.
"A-Apa?"
Sasori membelalakkan matanya, tidak. bukan hanya Sasori, Semua yang ada disana membelalakkan matanya. Cakra murni yang kuat, membuat beberapa dahan yang mati di sekitar Naruto kini mulai tumbuh dengan suburnya.
"Hufftt .. baik sekarang kita coba beberapa jutsu. Madkail.. !"
Seketika di sekitar Naruto muncul sebuah pentagram dengan banyak sekali simbol-simbol aneh. Cahaya mulai muncul dan menerangi Naruto, membuat dirinya di telan dalam cahaya. Saat cahaya tersebut menghilang nampaklah dua buah bola berwarn putih melayang di sekitar kepalanya.
"Lightning Step Style."
Dalam sekejap Naruto hilang dari pandangan semua orang dan berhenti tepat di depan Kazekage, kembali seperti tadi Naruto melayangkan tinjunya ke barrier Kazekage.
Kraaakkkk ! Duar !
Perisai yang di gunakan sebagai pelindung oleh Kazekage retak dan hancur berkeping-keping, dari bola putih di kepala Naruto muncul sebuah laser yang menghancurkan kepala sang Kazekage. Tak sampai di situ saja, di tangan kiri Naruto tercipta sebuah rasengan besar yang di kelilingi oleh 3 rasengan kecil.
"Wakusei Rasengan."
Naruto menghantamkan rasengan miliknya ke boneka Kazekage ke-3, membuat boneka tersebut hancur berkeping-keping. Menyisahkan puing-puing yang berserakan, pasir besi yang tadi di kendalikan kini kembali ke bentuk wajarnya yakni pasir. Sasori menatap tak percaya melihat mahakarya terhebatnya dapat di hancurkan dengan mudahnya.
"Kalau disana sudah selesai, bisa bantu aku?" ujar salah seorang clone Naruto yang kini tengah berhadapan one vs one dengan boneka milik Sasori.
"Ayolah ... kau kan diriku, jangan sampai kalah." Ujar Naruto pada clonenya dan di balas dengan pandangan mata bosan.
Sasori menatap Naruto dengan pandangan geram, menganggap remeh dirinya... suatu hal yang tak bisa di ma'afkan oleh Sasori. Dengan cepat Sasori mengontrol semua boneka miliknya untuk menyerang Naruto dari berbagai sisi.
"Cukup sampai disini saja."
Crazzzzz ... Duar...
Di sekeliling Naruto muncul beberapa rasengan hitam yang mengelilinginya dari berbagai arah dengan bantuan tangan cakra dan sukses membuat boneka milik Sasori hancur berantakan. Detik berikutnya semua rasengan hitam tersebut meledak dan membuat gua kokoh tersebut runtuh menjadi puing-puing. Sasori dan semua Naruto pergi meninggalkan gua tersebut. Tak ada niat untuk saling mengejar, yang mereka fikirkan adalah menyelamatkan diri dari runtuhan gua tersebut.
"Siapa sebenarnya dia?" gumam Sasori pada dirinya sendiri saat melompati pepohonan rimbun di belakang gua.
Di beberapa tempat yang berbeda.
"Yahhh .. pake seri segala."
.
.
Di tempat Aoi VS Deidara.
"Spell master : Kōri no tenmetsu." Muncul 6 pentagram sihir yang mengepung Deidara dari berbagai sisi. Pentagram tersebut berwarna biru dengan gambar segitiga 6 sudut, serta tak lupa juga di bingkai dengan banyak kalimat sihir di sekitarnya.
'Gawat.'
Dari dalam pentagram tersebut muncul banyak sekali salju yang memutari ruang yang ada di dalamnya. Detik berikutnya Aoi menjentikkan jarinya dan sa;ju-salju tersebut membeku menciptakan sebuah balok es dengan Deidara di dalamnya.
"Dengan begini satu sudah selesai." Gumam Aoi dengan senyuman di wajahnya.
Duar !
Duar !
Secara bersamaan dari Goa tempat Naruto bertarung dan es yang mengunci Deidara terdengar suara ledakan besar. Aoi berniat menuju tempat Naruto terpaksa harus di urungkan saat mendeengar ledakan juga berasal dari es yang di gunakan untuk menyegel Deidara.
"Bangkitlah dari ketiadaan, dewa dari semua keindahan. The Guardian of Hell-Golem Thunder, Amon !" sebuah pentagram sihir kembali muncul di bawah Deidara, sebuah pentagram sihir berwarna hitam dengan beberapa lambang sihir tersebut memancarkan cahaya gelap yang mengelimuti Deidara.
Saat cahaya gelap tersebut menghilang, nampaklah sosok raksasa berbentuk seperti tengu yang terbuat dari petir berwarna biru. Di dalam raksasa tersebut nampak sosok deidara dengan banyak sekali jarum yang menusuk-nusuk seluruh tubuhnya, kepalanya juga tertunduk bagaikan tak memiliki tenaga.
"Kau lihat ?! saat kau meliat sosok dari keindahan, tak akan ada yang bisa menyelamatkanmu... dan kau akan mati."
Sosok berbentuk tengu tersebut meracau kepada Aoi. Aoi tak mau kalah dan mempersiapkan dirinya memanggil Guardian miliknya kalau sosok tengu tersebut tak melayangkan pukulan ke arah Aoi dulu.
"Kalau begini akan sulit." Ucap Aoi dengan sedikit rasa kesal di wajahnya.
"Matilah kau jalang." Tengu kembali melemparkan pukulan ke arah Aoi dengan cepat.
"Jangan kau panggil aku jalang, brengsek !"
Di sekitar tubuh Aoi muncul aura negatif dingin yang menyebabkan beberapa tumbuhan yang ada di sana menjadi beku.
"Ice Release : Ice dragon !" dalam sekejap muncul seekor naga yang terbuat dari es dalam ukuran yang lumayan, menghadapang serangan dari Tengu.
Tak menunggu lagi, Aoi menggigit jeempolnya hingga memuncratkan darah segar yang perlahan membentuk sebuah pentagram sihir di bawah Aoi. Tiba-tiba muncul sebuah cahaya yang menutupi seluruh tubuh Aoi dan dari cahaya tersebut muncullah sosok seekor burung Phoenix dengan bulu berwarna putih indah.
"The Guardian Holy, X Phoenix-Rank S."
Bersamaan dengan itu phoenix tersebut yang merupakan perubahan wujud dari Aoi mengibaskan sayapnya membentuk badai salju yang mengakibatkan sebagian besar tubuh tengu membeku.
"Majulah gagak..." ujar Aoi dengan pandangan meremehkan ke arah Tengu.
"Diamlah jalang !"
Tak perlu di tebak lagi, Tengu terbang cepat ke arah Aoi begitu juga dengan Aoi sendiri.
To Be Continued.
.
.
Chapter depan Aoi VS Deidara / Tengu, identitas Naruto ketahuan. Tapi oleh siapa? Aoi ataukah ada yang lain? Fufufufufu ... (Author menyeringai nista.) #Plaaakkk !
Yosh ... sekarang waktunya baca balasan Review ^^
Krisna : Author sebenernya bosen kalau cannon, jadi bakalan di jadiin agak beda ntar .. tapi masih proses loading gimana caranya bikin beda... udah ada beberapa ide seperti bikin penyisihan, terus dapet jurus baru dari... yang ada di... ^^a
naruto Life : Lemon? Bisa di atus ... ^^ Wani piro? $_$ #Plaaakkkk !
Son Namikaze, suzy, koga-san : Moga-moga chap ini dah panjang T_T(y)
yudhabooyz : Wah bos ... bener bgt, inget jurus miphiston gak? Yang buat ngalahin Madara di chap 1? Itu bikinnya asal nyebut, gak tahu artinya xD
ato : inget gak kalau ceritanya ada 3 sannin? Ibuki, Orochi, dan ? oh dan fisik ibuki nih gak beda jauh ama Jiraiya xD
Romi uzumaki : masih beelum kepikiran... kalau Naruto full power terus semua pada tahu, bisa-bisa cerita jadi monoton / ngebosenin. Pada tahu semua Naruto di sanjung & di hormati temennya pada segan Naruto jadi over power, strong, dark , dll ? author mah gak doyan ...
Naminamifrid : SSS.. ^^
Yamaguchi Akane : sistem buudak tuh terinspirasi dari anime Freeze ... ini sebernya biar ada konflik, di luar dari konflik utama seperti perang misalnya? ^^
.
.
Sekali lagi Author ucapkan bnyak-banyak trimakasih buat yang udah baca dan review, ma'af banget kalau gak bisa di balas semua karna banyak T_T
Arigatou Gosaimazu ^^