Summary: bagaimana jadinya bila para siswa Sunagakure terkenal dengan jago berkelahi dan mempunyai banyak musuh dipindahkan ke sekolah elit Konohagakure untuk sementara, karena perbaikan sekolah? Lalu apa yang akan terjadi bila ada cinta di sana?
.
.
.
NARUTO FANFICTION
VS
DISCLAIMER: MASASHI KISHIMOTO
SASUNARU , GAANARU
WARNING: OOC, TYPO BERTEBARAN, ALUR KECEPATAN
STORY: MISA-KUN
.
.
.
DUAGH
BUK
PLAK
Beginilah hari-hari para siswa Sunagakure setipa harinya melakukan ritual sakral maut. Di sebuah gudang tak terpakai hanya untuk menerima tantangan berkelahi antar sekolah
Selalu ada perkelahian dimana pun mereka berada, lebih tepatnya selalu memperebutkan gelar KING untuk menjadi yang terkuat dalam perkelahian.
Tapi perkelahian ini selalu dimenangkan oleh seorang siswa dari Sunagakure yang tak lain adalah Uchiha Sasuke.
Yeah satu-satunya siswa Sunagakure yang terkuat dalam sejarah yang tak pernah bisa dikalahkan oleh siapapun.
Siapa sih yang tak mau melawan Uchiha Sasuke yang terkuat dalam sejarah dan menduduki gelar KING sebagai orang yang terkuat di sekolah Sunagakure.
"Lihat saja King, aku pasti akan mengalahkanmu." Kata seorang pemuda berambut merah bata yang terbaring lemah dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya.
"Hn" jawab Sasuke singkat tapi badannya juga ada sedikit memar akibat perkelahian.
Sasuke yang tak tertarik lagi melihat pemuda berambut merah bata mulai beranjak pergi meninggalkannya.
'Membosankan, apa tak ada yang menarik?' Batin Sasuke.
.
.
.
Sesampainya Sasuke dan kawan-kawan di sekolah hanya asyik duduk-dudukkan sambil membicarakan sesuatu seperti jaman sekarang.
Memang apa yang mereka Bicarakan? Tentu saja yang mereka membicarakan hal seperti pemuda-pemuda remaja pada umumnya.
"Menurut kalian, apa yang paling enak saat ML?" Kata seseorang pemuda berambut hitam klimis yang duduk di sebelah Sasuke dengan tersenyum.
"Saat menyuruh pasangan kita mendesah, dan kita suruh saja pasangan kita menyebutkan kata-kata yang kita ingin kita dengar, walau kata-kata itu senonoh. Tapi itu bisa meningkatkan gairah sex kita." Kata seseorang berambut hitam yang diikat keatas yang duduk di depan tapi denga telungkup di meja.
"Tapi pasangan kita harus mau melakukan itu sampai kita puas." Kata Sasuke dengan duduk santai.
"Kau benar-benar mesum, Sas." Kata seorang pemuda dengan rambut hitam yang diikat ke atas.
"Daripada kau yang tidak jujur. Bukankah setiap malam kau selalu melakukan itu dengan pacarmu dan kau selalu ketiduran di jam pelajaran. Bukankah begitu Shikamaru?" Kata Sasuke.
"Ugh... " Serasa tertohok Shikamaru mendengarnya. Mau membalas perkataan Sasuke pun percuma. Kenapa? Karena apa yang dikatakan Sasuke semuanya benar. "Daripada kau yang tak punya pacar."
Beginilah akhirnya, Sasuke hanya bisa diam tak membalas. Mau bagaimana lagi jadi satu-satunya jomblo di sini. Tapi kalau dipikir-pikir teman yang duduk di bangkunya juga masih ngejomblo, berarti ada teman dong.
"Selain Aku dan Sai, siapa lagi yang jomblo?" Tanya Sasuke.
"Suigetsu dan Juugo." Kata Shikamaru.
"Tapi, ngomong-ngomong kenapa mereka berdua belum masuk kelas?" Tanya pemuda dengan rambut hitam klimis yang tak lain adalah Sai.
"Paling tersesat masuk kelas." Kata Sasuke.
"Zzzz" kata Shikamaru yang tertidur yang membuat Sasuke dan Sai berhenti bicara dan membaca buku.
Daripada membahas mereka ada yang bikin author bingung, kok tidak ada gurunya ya? Gurunya kemana?
BRAK
Suara pintu yang di buka secara kasar oleh seseorang pemuda. Dan sukses membuat Shikamaru terbangun dari tidurnya.
"Gawat, ini gawat." Kata seseorang bergigi runcing.
"Yang gawat adalah kau, berani sekali membangunkan tidurku!" Kata Shikamaru yang melihat pelaku yang membuka pintu tersebut.
"Ini bukan saatnya berdebat! Ini masalah gawat!" Kata gigi runcing.
"Memang masalah gawat apa?" Kata Sai heran.
"Kudengar-dengar untuk sementara sekolah kita akan dipindahkan ke sekolah yang ada siswi." Kata gigi runcing.
"Wooow sugoi!" Kata seluruh siswa serempak bahagia mendengar akan dipindahkan ke sekolah yang ada siswinya. Oh good ini surga bagi mereka, kenapa? Karena mereka sangat ingin dekat-dekat dengan istilah perempuan... "Ini kesempatan untuk punya pacar." Kata mereka senang.
"Justru ini neraka bagi kita semua." Kata seorang pemuda dengan rambut orange yang tak lain bernama Juugo.
"Justru ini surga buat kita, tahu! Akhirnya bisa melihat perempuan di sekolah, uwaaaa." Kata siswa girang bukan main. "Aku bosan melihat lak-laki, memang kamu homo apa?" Kata semua siswa yang melihat gigi runcing yang tak lain Suigetsu dan Juugo.
"Kalau siswinya biasa saja sih tidak apa-apa, tapi bagaimana kalau di sana adalah tempat berkumpulnya para siswi elit seperti tuan putri." Kata Suigetsu.
Para siswa yang tadi senang sekarang mulai menatap horor tak percaya, kenapa? Bagi mereka perempuan elit seperti tuan putri pasti tak akan pernah suka dengan laki-laki seperti mereka ini.
"Mimpi buruk. Hoaamphhh..." Kata Shikamaru memecahkan kesunyian.
"Memang apa alasannya kita harus masuk ke sekolah siswi elit?"
"Katanya sih mau memperbaiki sekolah kita yang bobrok ini." Kata Suigetsu.
"Terserahlah, yang penting kita bawa bangku dan kursi kita untuk belajar besok di sana." Kata Sasuke.
"YOSH!" Kata para siswa di sana.
"Tapi, kita semua beda kelas. Setiap kelas hanya boleh lima orang siswa laki-laki." Kata Juugo.
"Tidaakk! Tanpa King tak seru!" Kata para siswa serempak.
"Berdoa saja kalian, supaya satu kelas denganku." Kata Sasuke.
"Tapi daripada itu, dimana Kakashi sensei?" Kata Sai bingung tidak melihat kehadiran guru.
"Dia pergi ke sekolah tuh elit." Kata Juugo.
"Hoaam... Lalu sekolah apa yang akan menjadi tempat belajar sementar kita." Tanya Shikamaru dengan menguap.
"Konohagakure." Kata Juugo.
"Hiiieeee!" Kata para siswa serempak.
"Kenapa?" Tanya suigetsu bingung tak mengerti.
Seluruh kelas langsung menatap Suigetsu dengan pandangan horor."
"Kau lupa, dulu kau pernah bermasalah dengan salah satu siswi di sana." Kata Juugo.
"Masalah? Masalah apa?" Tanya Suigetsu tak mengerti.
"Kau lupa? Dulu kau sempat menguntit seorang gadis siswi sma berambut merah dengan kacamata." Kata Sai.
"Oh, gadis cantik yang aku ikuti dia karena dia bagaikan bidadari surga yang turun ke bumi." Kata Suigetsu.
"Dan berkat kau kita semua harus berlari dari amukan para siswi." Kata Sai.
"Gadis sma yang kau ikuti, dia memakai seragam sma Konohagakure." Kata Shikamaru.
"Kuyakin kehidupan kita disana tak akan tenang." Kata Sasuke yang justru membuat seluruh para siswa di sana hanya membantin horor dengan nasib mereka disana. Lalu mereka semua menatap ke arah Suigetsu dengan pandangan tajam
"Kalau sampai kau menguntit seorang gadis lagi, kupastikan itu adalah akhir riwayatmu." Kata Sasuke yang sukses bikin Suigetsu meneguk ludah.
.
.
.
Pagi hari yang cerah ini para siswa Sunagakure mendatangi sekolah khusus siswi dengan membawa meja dan kursi. Dengan di sambut oleh guru mereka yang tak lain adalah Kakashi.
"Welcome Sunagakure. Berbahagialah kalian semua bisa memasuki sekolah siswi elit Konohagakure." Kata Kakasihi sensei dibalik masker.
Jiit
Para siswa hanya memandang heran kepada guru mereka. Bisa-bisanya guru ini berbicara di balik masker bertahun-tahun. Apa gak capek tuch? Lalu untuk apa seorang guru memakai masker? Masa selama dua tahun ini gurunya terkena flu, lalu memakai masker?
Dan seenak jidatnya saja tak memberitahukan tentang pindah sekolah untuk sementara waktu, mana dapat tuh kabar dari Juugo dan Suigetsu.
Tapi setelah menatap guru, mereka semua menatap sekolah Konohagakure yang indah dan besar.
'Ini sekolah apa istana?' Batin murid takjub melihatnya.
"Di laci meja kalian, ada sebuah angka kan? Nah angka itu adalah tempat kelas kalian. Peraturan di sini adalah kalian harus bisa berprilaku seperti pangeran." Kata Kakashi.
"Kami memang Pangeran yang tampan." Kata Sasuke.
"Kalian harus bersabar tak berkelahi selama tiga bulan. Atau kalian akan dikeluarkan dari sekolah." Kata Kakashi.
"Tenang kami tidak aka... Haaah!" Kata Sasuke tak melanjutkan perkataannya. Masa tak boleh berkelahi selama itu? Masa dia harus menahan diri tak berkelahi? Bagaimna nanti ada sekolah lain yang menantangnya? Ohh nasib!
"Selamat bersenang-senang. Jaa." Kata Kakashi enteng sambil meninggalkan para muridnya.
PLUK
Sebuah roti jatuh dari atas. Sukses mendapat sorotan Sasuke yang melirik roti tersebut, dan Sasuke langsung menjatuhkan apa yang dibawanya hanya untuk mengambil roti, tapi tidak semudah itu karena Juugo juga menginginkannya.
Tapi tetap saja Sasuke berhasil mengambilnya "masih belum lima menit." Kata Sasuke lalu menguyah roti dan mendapat tatapan lapar dari teman-temannya. Tapi apa perduli Sasuke, sekali sesuatu yang di sentuhnya akan menjadi miliknya.
.
.
.
Beginilah nasib Sasuke dan sahabatnya memasuki kelas . Boro-boro masuk sambil membawa kursi dan meja sudah mendapat tatapan tak bersahabat dari para siswi Konohagakure.
Sasuke malah masuk dengan santainya meletakkan meja dan kursinya di belakang paling pojok diikuti oleh para sahabatnya.
Saat duduk pun mereka risih dengan meja mereka merapat, kursi merapat membuat mereka susah bergerak dan terjadilah adegan dorong-mendorong.
"Minggir." Kata Shikamaru. Kepada Suigetsu yang ada di sebelah kanan
"Rambutmu yang minggir, rambutmu mengenai telingaku dan itu membuat gatal telingaku." Kata Juugo yang berada di samping kiri.
"Minggir ini bagianku." Kata Sasuke yang duduk di depan Suigetsu.
"Enak saja, ini bagianku!" Kata Sai tak mau kalah. Masalah sepele yang mereka ributkan sukses mendapat tatapan mengitimidasi dari para siswi yang ada dikelas, hingga membuat mereka berhenti berdebat.
"Ya ampun, deso banget para siswa Sunagakure sampai bawa meja dan kursi rongsokan. Iuuu..." Kata seorang gadis dengan rambut pirang di kuncir satu yang berdiri di dekat gadis berambut kuning jabrik.
"Sudalah." Kata gadis berambut kuning jabrik.
'Jabrik? Masa ada gadis berambut seperti itu? Tipuan atau ngikut style tuh?' Batin Sasuke.
"Ta... Tapi kelas ki...kita menjadi Norak." Kata gadis bermata lavender.
BRAK!
Suara Sasuke mengebrak mejanya sekeras mungkin sambil berdiri, utung saja mejanya tak rusak.
"Meja dan kursi kami adalah khas bahwa kami murid Sunagakure. Masalah buat kalian." Kata Sasuke.
"Berani sekali loe membentak kami seperti itu!" Kata gadis berambut pirang yang diikat satu.
"Sudahlah, Ino." Kata gadis berambut jabrik.
Sasuke bengong bukan main melihat gadis berambut kuning jabrik tersebut. Gadis itu kelihatan cantik, tapi kenapa dengan gaya rambutnya yang seperti cowok?
Sedikit terpana juga sih Sasuke melihat gadis itu, sepertinya dia baik.
Tanpa aba-aba Sasuke memegang tangan gadis berambut kuning jabrik.
"Mau kencan denganku." Kata Sasuke yang langsung mendapat sorotan mata.
DUAGH
Telak. Kena telak. Sasuke terkena tendangan tepat di wajah tampannya dari seorang gadis berambut merah berkacamata, dan membuat pegangan tangan Sasuke terlepas dari gadis berambut kuning jabrik.
"Berani sekali kau menyentuh Naruto. Sekali lagi kau berani menyentuhnya kupastikan itu adalah hari terakhirmu." Kata gadis itu.
Gadis berambut kuning jabrik yang tak lain bernama Naruto sekarang berdiri dibelakan Ino, Hinata, dan Karin.
"Cantikk..." Kata Suigetsu edan tak lihat situasi melihat gadis yang sering dia ikuti berada di depan mata.
"Kau?!" Kata Karin kaget melihat wajah Suigetsu.
TENG
TENG
TENG
Suara bel berbunyi menandakan jam pelajaran akan dimulai. Siswi yang tadinya berdiri sekarang kembali duduk ke tempat mereka masing-masing.
Sasuke yang melihatnya kembali ke mejanya dan kembali duduk.
Seorang guru perempuan cantik memasuki kelas mereka dan memulai pelajaran mereka, dan tanpa sadar Sai bersin membuat para siswi melihat ke arahnya.
Sai yang merasa diperhatikan langsung bingung tak mengerti, tapi satu kata yang dapat diucapkannya yaitu "maaf."
"Pakai ini." Kata Sasuke sok peduli dengan Sai sampai memberikan tisue ke meja Sai.
"Sankyu." Kata Sai.
Langsung saja Sai mengambil tisue tersebut sambil menaruhnya tepat di hidung dan keluarlah ingus Sai.
Clingaak
Clingguk
Sai melihat hanya untuk mencari sampah yang tak jauh dari tempat duduk seorang siswi yang ada di depan.
Dan langsung di lemparnya tisue tersebut. Tanpa sengaja tisue itu mendarat tepat di kepala gadis yang bercepol dua.
Gadis bercepol dua itu langsung menyentuh kepalanya dan mengambil tisue Sai.
"Maaf" kata Sai.
Lalu gadis itu menjerit. "Kyaaaaa!" Sambil berteriak keluar kelas.
Tentu saja mendapat tatapan memusuhi dari siswi, tapi bukan Sai saja yang mengetahui hal itu. Teman-temannya yang lain juga hanya bisa bingung dengan wajah polos tak berdosa.
'Sekolah siswi macam apa ini?' Batin Sasuke tak mengerti.
Saat bel istirahat berbunyi, membuat para siswa senang bukan main.
"Yeah... Saatnya jam olahraga." Kata Juugo.
"Akhirnya bisa bergerak juga nih badan." Kata Sai.
"Shikamaru, bangun." Kata Suigetsu sambil mengoyangkan tubuh Shikamaru.
Lalu Sasuke, Sasuke diam tanpa kata lalu membuka bajunya dan terekspos lah daa bidang Sasuke dengan perut sixpack.
"KKYYYAAAA" teriak para siswi histeris melihat bagian atas tubuh Sasuke sambil berlari keluar.
"Memang ada yang salah?" Kata Sasuke heran.
Dan para sahabatnya hanya bisa berkata kompak. "Meneketehe."
.
.
.
Naruto yang berada duduk di tempat makan yang mewah bersama sahabat-sahabatnya.
"Kita tidak ke pelajaran olahraga selanjutnya?" Kata Naruto bingung dengan sifat teman-temannya.
"Tidak perlu, Naruto. Apa kau lupa ada seorang laki-laki yang seenak jidatnya menyentuh tanganmu. Apa tidak di ajari tata krama?" Kata Karin.
"Tapi sepertinya dia baik kok." Kata Naruto.
"Itu menurutmu, Nar. Tuh para siswa Sunagakure beberapa hari lalu sempat menguntit Karin di toko, akibatnya kami mengejar mereka." Kata Ino.
"Mungkin saja mereka ad.."
"Jangan terlalu membela mereka Nar, kau itu Ratu idaman dimana-mana. Jadi turuti saja perkataan kami." Kata Karin memotong perkataan Naruto.
"Iya." Kata Naruto pasrah.
"Te... Tenang saja, me..mereka pasti tidak akan mengganggumu." Kata Hinata tergagap-gagap.
"Memang apa yang kau lakukan, Hinata?" Tanya Karin.
"Aku su...sudah membuang meja dan kursi anak-anak siswa Sunagakure ke tempat sampah dekat gudang tak terpakai.." Kata Hinata.
Naruto yang mendengarnya langsung berdiri. "Apa?! Kalian keterlaluan!" Kata Naruto kesal. "Sebenci apapun kalian pada mereka, tapi kenapa harus melakukan hal selicik itu." Kata Naruto.
Bingung tak mengerti dengan sikap teman-temannya yang seperti ini. Naruto segera saja pergi ke gudang yang dikatakan Hinata untuk mengembalikan meja dan kursi anak-anak Sunagakure seperti biasa.
.
.
.
Sesampainya disana, Naruto melihat meja dan kursi disana yang dipenuhi oleh sampah. Naruto segera saja mengambil meja dan kursi satu persatu untuk menjahui sampah agar tak bau.
Capek juga yah Naruto mengerjakannya sendirian sampai-sampai keringat Naruto mengalir deras.
"Hei! Itu kan meja dan kursi kami? Apa yang kau lakukan haah!" Kata salah satu siswa yang berdiri paling depan dengan diikuti para teman-temannya yang berjalan menunju Naruto.
Naruto bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin kan Naruto bilang bahwa salah satu temannya yang melakukan ini.
"Saat kulihat kau pertama kali, kukira kau gadis baik. Tapi ternyata kau sama dengan mereka." Kata seseorang yang memiliki gaya rambut melawan arah gravitasi tepat berdiri di depan Naruto.
Naruto mundur selangkah karena agak takut dengan para siswa yang ada disana dengan wajah marah kepada dirinya.
Tapi justru itu kesalahan bagi Naruto, karena Naruto terjatuh akibat tak sengaja kepeleset.
"Jaga tempat ini!" Kata pemuda dengan gaya rambut melawan gravitasi tersebut sambil mendekati Naruto.
"Baik King." Kata semua siswa Sunagakure kompak.
Orang yang di sebut King barusan membuat Naruto takut, dia tahu betul bila seseorang mendapat gelar king maka orang itu jago berkelahi. Tapi Naruto juga merasakan firasat buruk.
Sasuke segera saja mendekati Naruto dan menggendongnya dengan gaya bridal style.
Naruto mencoba memukul dada bidang Sasuke dan berusaha berteriak minta tolong, alhasil mulut Naruto di sumpal dengan sapu tangan Sasuke.
'Tidak! Tolong aku identitasku bisa terungkap olah laki-laki ini, kalau aku sebenarnya adalah laki-laki.' Batin Naruto horor.
Sasuke segera masuk ke dalam gudang lalu menjatuhkan Naruto hanya untuk mengunci gudang.
"Apa yang kau inginkan, Teme!" Kata Naruto yang mulai berdiri.
Tanpa aba-aba Sasuke melepaskan dasinya dan mengikat kedua tangan Naruto kebelakang pungung dengan dasinya tersebut.
"Dengan begini kau tidak akan bisa memberontak lagi." Kata Sasuke.
'Aku mau diapakan? Tolong aku.' Batin Naruto.
Sasuke segera saja menjatuhkan Naruto kelantai, sedangkan Naruto hanya bisa menahan rasa sakit.
Naruto yang mau berbicara untuk protes malah tak bisa gara-gara Sasuke melumat bibirnya.
'Tolong! Siapa saja tolong aku.' Batin Naruto.
.
.
.
Sasuke P.O.V
Kedua tangan Sasuke tak bisa berdiam diri saja. Kedua tangan Sasuke di gerakkan untuk meremas dada Naruto.
'Dadanya rata sekali.' Batin Sasuke.
Tapi apa perduli Sasuke, Sasuke segera saja membuka baju Naruto dan betapa terkejutnya melihat dada bidang Naruto.
"Kamu laki-laki?" Tanya Sasuke dengan mulut mangap-mangap seperti ikan koi.
Naruto hanya memalingkan wajahnya agar tak melihat wajah Sasuke. Sasuke segera mengambil saputangannya yang berada di mulut Naruto.
'Kenapa bisa seorang laki-laki masuk sekolah siswi elit dan menggenakan pakaian layaknya siswi?' Perduli setan, mau perempuan kek, gadis kek, waria kek, laki-laki, sampai bencong sekalipun apa perduliku yang peting nikmati saja.' Batin Sasuke edan.
Sasuke segera saja menjilat leher jenjang Naruto, membuat Naruto terkejut dengan perilaku Sasuke.
"He... Hentikan..." Kata Naruto sambil menahan sedikit desahannya.
"Siapa namamu?" Tanya Sasuke di sela pekerjaannya.
"Bu...bukan urusanmu!"
"Kalau tak memberitahu kau akan mendapat hukuman dariku."
Naruto tetap tak bergeming menyebutkan namanya membuat Sasuke kesal. Tanpa belas kasih Sasuke segera saja menggigit keras bahu Naruto.
"Aaakhh... Hentikan... Sakit..." Kata Naruto dengan mata berkaca-kaca.
Sasuke menghentikan kegiatannya untuk melihat wajah Naruto. "Kalau begitu sebutkan namamu."
"Namikaze Naruto."
"Uchiha Sasuke, panggil saja Sasuke. Salam kenal." Kata Sasuke dan memulai melanjutkan pekerjaannya yang mulai mengecup nipple Naruto dan membuat Naruto mendesah.
Sasuke mulai menurunkan celananya hanya untuk melepas rok Naruto bersama CD-nya.
Sekarang Naruto benar-benar polos tak berpakaian membuat Naruto menendang-nendang segala arah.
Tapi Sasuke dengan mudahnya menahan kaki Naruto agar tak bergerak. Sasuke segera saja membuka resleting Celananya dan mengeluarkan kejantanannya dan memposisikan kejantanannya tepat di hole Naruto.
Naruto hanya bisa takut bukan main dengan tindakan Sasuke.
"Ternyata punyamu kecil." Kata Sasuke yang melirik kejantanan Naruto. Naruto hanya menatap tajam memusuhi Sasuke.
"Ggrrr... Menjauh dariku, TEME!"
Sasuke segera memegangi pingang Naruto dan langsung memasukkannya ke dalam hole Naruto dengan sekali hentakan yang langsung masuk sepenuhnya.
"Aaakhhh.. Apa yang kau lakukan? Keluarkan!" Kata Naruto kesakitan.
Sasuke cuek dan teru-menerus mengeluar-masukan kejantanannya.
"Aaahh... Aah... To-tolong... Hentikan..." Kata Naruto diiringi desahan yang sepertinya mulai menikmati perlikau Sasuke terhadap tubuhnya, tapi Naruto masih menolak apa yang di lakukan Sasuke.
Naruto yang tak bisa menahan hasratnya lagi mengeluarkan spermanya dan Sasuke juga mengeluarkan spermanya di dalam Naruto.
Sasuke segera saja memasukkan kejantanannya ke dalam celananya lalu menutup resleting celananya.
"A... Aku membancimu... Pantat ayam!" Kata Naruto dengan terengah-engah.
Apa perduli Sasuke, Sasuke pergi meninggalkan Naruto seorang diri dalam gudang.
'Apa aku tidak keterlaluan? Ahh sudahlah apa perduliku. Anggap saja ini balasan untuknya.' Batin Sasuke keluar berjalan dengan santainya.
SASUKE OFF
Naruto yang tertinggal di dalam gedung mulai memakai pakainnya dengan menahan sakit di bagian bawahnya.
Kini indentitasnya terbongkar oleh seorang siswa Sunagakure.
"Dasar brandalan, Teme! Muka saja sudah seperti pantat ayam!" Kata Naruto berbicara sendiri menghina Sasuke.
Naruto yang sudah berpakaian menangis mengingat kejadian tadi. Bukankah Sasuke tahu bahwa dirinya laki-laki, tapi kenapa tetap di rape? Apa salah Naruto coba? Naruto tak begitu mengerti, dia hanya bisa menangis sambil memeluk dirinya sendiri.
"Aku sudah kotor" kata Naruto
.
.
.
Jam pelajaran sudah dimulai tapi Naruto tak masuke kelas malah duduk santai di ruang osis, begini-begini Naruto adalah osis di sekolah ini.
Naruto tidak sendiri di sana, ia bersama sahabat-sahabatnya yang tak lain anggota osis.
"Bagaimana untuk acara festival kita besok?" Kata Karin duduk.
"Kita gunakan cosplay untuk menarik pelanggan. Kan sekarang itu lagi musim." Kata Ino. "Kau setuju kan Nar?" Lanjut Ino sambil melihat Naruto yang duduk di sebelahnya.
"Terserah kalian saja, tapi boleh aku bertanya?" Kata Naruto.
"Apa?" Kata mereka yang ada di sana melihat Naruto dengan tatapan berbinar-binar, baru kali ini seorang Naruto yang terkenal sebagai Queen sekolah tercantik bertanya pada mereka.
"Seandainya indentitasku sebagai seorang laki-laki ketahuan oleh para siswa Sunagakure apa yang akan terjadi?" Tanya Naruto sambil menatap wajah temannya satu-persatu. Tapi justru para temannya menatap dengan wajah murka, membuat Naruto bergedik ngeri.
"Kalau sampai ketahuan, habislah riwayat para siswa Sunagakure." Kata Karin dengan emosi.
Ino hanya menggengam pulpen sekuat mungkin sampai pulpen itu patah, sedangkan Hinata menggepal tangannya kuat-kuat sampai urat nadinya kelihatan.
Naruto menatap horor teman-temannya ini.
'Mereka menakutkan. Bagaimana kalau mereka tahu bahwa identitas dirinya diketahui siswa Sunagakure bahkan suda di rape?'' Batin Naruto horor.
Seorang gadis bercepol dua memasukki ruang osis sambil membawa minuman diatas mapan.
"Silahkan diminum dulu." Kata gadis itu.
"Arigatou." Kata Hinata.
"Dulu aku tidak mengerti kenapa kau laki-laki bisa berada disini, karena ayahmu adalah pemilik sekolah ini dan memasukkanmu secara paksa." Kata Karin.
"Dan kami di... Diminta untuk menjagamu..." Kata Hinata.
"Aku bisa mengerti dengan sifat ayahmu sampai masuk sekolah ini karena kau memang pantas berada di sini." Kata Ino.
Sekolah ini memang milik ayahnya, dan ayahnya memaksa dirinya masuk sekolah siswi elit ini takut kenapa-kenap. Yah wajar saja kedua orang tua Naruto operprotektif pada Naruto. Naruto hanya pasrah tidak bisa menolak keinginan kedua orang tuanya.
.
.
.
Sasuke dan seluruh teman-teman Sunagakure kambali memasuki sekolah Konohagakure menatap semua yang ada disana dengan berbagai macam-macam stand, bau makanan, dll
"Uwaa wangi... Tidak perlu jauh-jauh lagi mencari makan." Kata Juugo.
"Sugoii, ceweknya cantik-cantik tapi menyeramkan." Kata Shikamaru.
"Mana pujanggaku?" Kata Suigetsu.
"Sepertinya ada festival." Kata Sai.
"Coba lihat itu." Kata Sasuke menunjuk papan penguman yang bertuliskan 'para Siswa Konohagakure menjadi tamu eksikutif silahkan mengikuti arah jalan panah ini.
"Uwoooo... Jadi tamu eksikutif, berarti kita menjadi tamu terhormat." Kata Sai girang.
"Silahkan ikuti saya." Kata gadi bercepol dua yang berada di dekat Juugo. Tapi dariman nie gadis nih muncul? Sudalah, lupakan. Sekarang kita balik ke cerita.
Sasuke dan kawan-kawan mengikuti sampai berada di sebuah tempat tebuka setelah melewati pintu.
"Kalian semua tunggu di sini sebentar ya." Kata gadis bercepol dua yang segera menutup pintunya dan menguncinya.
"Cantik juga tuh cewek." Kata Juugo.
"Sudah sangat jelas kita dikucilkan." Kata Sai.
"Eeeehhhhh..." Kata mereka, tapi bukan mereka saja disini juga terkumpul seluruh siswa sekolah Sunagakure.
"Uwwa ada cake." Kata Suigetsu melirik sebuah meja yang tak jauh dari sana, dan para siswa Sunagakure berebutan kue cake.
Tapi kue cake itu malah habis di makan Juugo tak tersisa dan langsung mendapat tatapan tajam kearahnya.
"Sialan loe." Kata Suigetsu yang langsung mendorong Juugo.
Dan Juugo tak sengaja menginjak kaki Sai dan langsung mencoba menendang tapi tanpa sengaja malah terpukul wajah Sasuke gara-gara Juugo menghindar. Dan terjadilah keributan perkelahian antar sekolah.
.
.
.
Saat ini Naruto sedang mencoba ingin membantu para siswi yang sibuk mendirikan tiang yang bertuliskan welcome.
"Naruto, berhenti. Sekarang waktunya kau mengganti pakaianmu." Kata Ino.
"Tapi mereka tidak mungkin kuat, meletakan penahan beban di bawah tiang ini." Kata Naruto.
"Tenang saja, tak ada angin jadi akan baik-baik saja. Ayo." Kata Ino yang langsung menarik tangan Naruto.
Naruto sih pasrah-pasrah saja.
Tak luput dibelakang mereka ada seorang gadis bercepol dua mengikuti dan tanpa sengaja bersin.
Seketika mendengar bersin, Ino berhenti melihat siapa yang bersin.
"Apa yang kau lakukan?" Kata Ino.
"Maaf, sa-saya tak sengaja."
"Itu menjijikan. Kau tak pantas berada di dekat Naruto Queen yang cantik ini. Selamat tinggal." Kata Ino kasar lalu kembali menyeret Naruto dengan tampang tak bersalah.
'Iihhh, kok Ino bisa sekasar itu?' Batin Naruto bingung.
.
.
.
TBC
Ini hadiah untuk seseorang berinsial "N" gomen telat ngasihnya.. Tapi tenang saja ini cuma sampai 2 atau 3 shoot..
And gomen masih gak tahu juga ini termasuk genre apa.. Rencananya pingin di bikin humor tapi nanti juga mau dibikin angst..