\Matchmaking
Summary:: Sekarang sudah jamannya millennium, kenapa masih ada yang namanya perjodohan? Dengan orang asing yang dingin pula. Dan… Namja?!
Pair:: MyungYeol and other
Rated:: T
Genre:: Humor and romance
Warn:: BL, Yaoi
Author:: Hiwatari NiwaDark Chullie
NB:: Hallohaa~ * lempar lopelope* Author pengen coba buat ff Myungyeol humor, karena mungkin kebanyakan pada angst n sad, jadi pengen buat ff yang humor romance gitu XD Happy reading~
Enjoy~! ^^
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
"Yeol-ah~! Sudah siap? Sudah hampir jam 7 malam, nih!" seru seorang namja dengan postur tubuh tegap namun berwajah manis yang tengah berdiri di depan tangga seraya merapikan kemeja birunya.
"Ahhh~! Sebentar, aku sedang menaikkan resleting celanaku, macet!" seru seorang namja dari kamar lantai atas.
Namja yang tengah berdiri di depan tangga itu, Hoya, hanya menghela napas dan mengacak kecil poninya.
"Hyung, aku benar-benar tidak boleh ikut?" tanya seorang namja bermata besar dari arah belakang.
"Tidak boleh, Jongie. Ini sangat penting dan serius. Eomma dan appa menyuruhmu duduk manis saja dan jaga rumah baik-baik." Jawab Hoya tanpa menoleh pada dongsaeng bungsunya itu, Sungjong.
"Hyung, orangnya itu bagaimana, sih? Aku penasaran." bisik Sungjong dengan mata berseri-serinya, tepatnya kitty eyes. Hoya memiringkan kepalanya sedikit sambil berpikir. "Hmm… Orangnya itu tampan, kaya, pintar, dan… berkharisma."
"Woaaahh! Sungyeollie hyung pasti setuju!" Sungjong mengacungkan kedua jempol tangannya.
Hoya mengangkat kedua bahunya. "Semoga saja, hyung tidak mengatakannya pada Sungyeol. Ia pasti akan terkejut."
"I'm ready! Rapat dengan perusahaan mana, hyung? Kita tidak terlambat, 'kan? Rapatnya sebentar saja, 'kan? Malam ini aku harus mengerjakan tugas kuliahku yang segunung, hyung!" Karena terburu-buru sambil mengoceh, namja tinggi bernama Sungyeol itu terpeleset dan terduduk keras di tangga bawah.
"Aa! Aaa! Aa~! Appo~!" keluhnya seraya mengusap dan memukul-mukul kecil bokongnya. Ia meringis kecil merasakan bokong kecilnya itu menghantam dasar tangga. "Aigoo~ Sebegitu tidak sabarnyakah hyung ingin menghadiri rapat itu?" goda Sungjong seraya menumpukan dagunya di pegangan tangga. Sungyeol mengernyit tidak mengerti dengan berkataan adiknya itu. "Apa, sih?"
Hoya tersenyum kecil. "Sudahlah, kita akan terlambat jika kau masih saja duduk dengan nyaman di tangga itu." Ujar Hoya seraya melangkah dari tempatnya.
"Ahhh, tunggu." Sungyeol berusaha berdiri dan kembali mengelus bokongnya. Ia berjalan dengan cepat mengejar Hoya.
"Hwaiting, hyung!" seru Sungjong dengan jahil. Sungyeol menoleh ke arah Sungjong dan mengernyit heran melihat tingkah adiknya yang tidak seperti biasanya.
.
.
Sungyeol merapikan kerah kemejanya saat ia dan Hoya telah memasuki sebuah retoran mewah.
"Annyeong, Sunggyu hyung." Sapa Hoya. Sungyeol menoleh pada meja yang Hoya tuju. Ia dapat melihat dua orang namja tengah duduk di salah satu meja. Namja tinggi berwajah cantik, manis, dan tampan sekaligus ini mengernyit, ada yang aneh. Biasanya jika ada rapat Hoya selalu bersikap formal. Tapi… kenapa tadi ia memanggil dengan sebutan hyung?
"Hyung, mereka ini siapa? Dari perusahaan mana?" tanya Sungyeol yang ada di belakang Hoya dengan suara berbisik. Hoya hanya menoleh sejenak sebelum akhirnya mendudukkan dirinya berhadapan dengan dua orang namja itu.
Sungyeol hanya mengikuti dan duduk di samping Hoya.
"Ahhh~ Ini dongsaengmu?" tanya seorang namja bermata sipit seraya tersenyum manis. Hoya mengangguk. "Ne."
"Ah!" Sungyeol tersentak saat Hoya menyikut lengannya. "Nama saya Sungyeol, adik kedua Lee Howon. Senang berkenalan dengan anda." Ujar Sungyeol seraya membungkukkan sedikit badannya.
"Aah, tidak perlu seformal itu. Kim Sunggyu imnida, sahabat dekat Hoya. Terakhir aku melihatmu saat kau berumur 3 tahun, sekarang kau sudah dewasa, semakin tampan dan… manis." Sungyeol hanya tersenyum kecil mendengar penuturan Sunggyu. Manis? Ia merasa aneh jika dikatakan manis seperti itu.
"Senang bertemu dengamu lagi." Sunggyu mengulurkan tangannya dan memasang senyum manisnya. Entah keberapa kalinya Sungyeol kembali mengernyit seraya menyambut tangan Sunggyu. Tampaknya Sunggyu mengenalinya, tapi ia sama sekali tidak mengenal namja bermata sipit itu.
"Hyung?" Sungyeol menoleh ke arah Hoya setelah sebelumnya menyelesaikan sesi perkenalannya dengan Sunggyu. Hoya hanya tersenyum aneh ke arah Sungyeol dan kemudian mengalihkan tatapannya ke arah namja yang duduk di samping Sunggyu. Namja berparas tampan sempurna, bermata tajam, dan berbibir tipis yang sedari tadi tidak mengeluarkan suaranya itu pun tampak bingung.
"Ehem! Bisa tolong kau perkenalkan dirimu?" tanya Sunggyu pada namja yang duduk di sebelahnya itu. "Hyung?" Namja tampan itu tampak meminta penjelasan. Jelas saja aneh, situasi ini bukan seperti rapat-rapat yang biasanya ia hadiri, ini seperti acara reunian.
Sunggyu melotot ke arah namja itu hingga membuat namja berparas tampan itu berdecak dan memandang ke depan, ke arah Hoya dan Sungyeol.
"Kim Myungsoo imnida." Ujarnya singkat dan dingin. Sunggyu berdecak kecil dan menatap Myungsoo dengan kesal.
"Dia adikku, kau belum pernah melihatnya 'kan, Hoya?" tanya Sunggyu. "Belum, saat aku ingin berkunjung ke rumah hyung untuk melihat dan bermain dengan Myungsoo, ternyata kalian sudah pindah, aku tidak sempat melihat adikmu." Jawab Hoya tersenyum manis yang kemudian menyeruput coklat panas yang baru saja diantarkan oleh pelayan.
"Ehm! Sebenarnya ini ada apa, ya? Bukankah kita di sini ingin rapat perusahaan?" tanya Sungyeol saat merasakan suasana mulai aneh.
Sunggyu tersenyum. "Ahh, aku ragu untuk mengatakannya." Ia menggaruk belakang kepalanya. Hoya menegakkan duduknya dan menatap Sungyeol dan Myungsoo secara bergantian.
"Appa dan eomma telah merencanakan pernikahan kalian 2 minggu lagi." ujar Hoya dengan nada serius. Sunggyu mengangguk-angguk. Sungyeol terdiam, sedang mencerna perkataan hyungnya. Myungsoo memasang tampang datarnya yang seperti biasanya. "Siapa?" tanyanya yang ternyata masih belum terkoneksi dengan perkataan Hoya.
Hoya menggaruk belakang kepalanya mendengar pertanyaan Myungsoo. Sunggyu menarik napasnya dalam-dalam. Adik semata-wayangnya ini memang tampan, pintar, dan keren. Tapi kalau dalam urusan pembicaraan serius, adiknya ini selalu sulit mencerna perkataan seseorang. Ia hanya pintar dalam pelajaran saja.
Sungyeol menatap Hoya. "Kami diundang dalam pesta pernikahan?" Hoya menggaruk keningnya. Ingin rasanya ia membenturkan kepalanya ke dispenser sekarang juga. Kenapa adiknya yang manis ini juga ikut-ikutan lelet? Apa karena terlalu shock hingga membuatnya bodoh?
"KALIAN. Kalian berdua akan menikah 2 minggu lagi, dan ini perintah eomma dan appa. Orang tua kami memiliki janji dengan orang tua kalian, jika kelak nanti mereka akan menjodohkan anak mereka. Awalnya mereka ingin menjodohkan anak pertama mereka, tapi karena aku dan Hoya adalah namja, kami tidak jadi dijodohkan, menunggu anak kedua berharap salah satu dari kalian adalah anak perempuan. Dan ternyata, anak kedua sama-sama namja, maka dari itulah mereka memutuskan menjodohkan anak kedua mereka meskipun sama-sama namja." Jelas Sunggyu panjang lebar.
Myungsoo dan Sungyeol terdiam. Sungyeol terdiam memikirkan bagaimana bisa namja yang mengaku sahabat hyungnya itu berbicara dengan sangat panjang. Speechless.
"Eh? MWO?!" Sungyeol tersadar dan berteriak tidak setuju. Myungsoo memijat keningnya. 'It's just a nightmare. Calm down…' Pikirnya.
"Aku dan… dia? Tapi ini tidak masuk akal. Orang tua mana yang mau menjodohkan anak laki-lakinya dengan seorang laki-laki juga?" protes Sungyeol tidak setuju.
Hoya menghela napasnya. "Orang tua kita itu bersahabat sejak kecil dan mereka berjanji akan menjadi best-an kelak, mereka akan menikahkan anak mereka dan menjadikan kita semua satu keluarga besar. Itu obsesi dan impian mereka." Jelasnya. Sungyeol sedikit luluh mendengar penjelasan Hoya. Impian orang tua mereka…
"Tapi ini tidak masuk akal." Myungsoo mengeluarkan suaranya.
"Ne! Dan kenapa harus aku? 'Kan ada Sungjong, kenapa tidak Sungjong saja yang menikah dengan namja ini?" tanya Sungyeol seraya menatap tidak suka ke arah Myungsoo. Myungsoo balas menatap Sungyeol dengan tatapan tidak suka juga.
"Sungjong masih kecil, Yeol-ah. Dia masih SMA 2." Jawab Hoya. Myungsoo mengernyit tajam ke arah Sungyeol. "Kau ingin aku menikah dengan anak kecil? Kau mau menjadikanku pedophile? Denganmu saja aku tidak mau, apalagi dengan anak-anak." bisiknya dengan nada sengit.
Sungyeol mendekat ke arah Myungsoo dan berbisik. "Kau mau menikah karena perjodohan? Aku sedang mengelak, bodoh! Aku juga tidak ingin adik tersayangku menikah dengan orang sepertimu." Sungyeol mencibir memandangi penampilan Myungsoo. Myungsoo mendecak kesal mendengar perkataan Sungyeol.
Hoya dan Sunggyu hanya bisa mengerutkan kening, bingung melihat Myungsoo dan Sungyeol yang berbisik-bisik. "Tidak ada penolakan. Ini perintah langsung dari eomma dan appa. Jika ingin protes, protes langsung pada mereka." Ujar Hoya tanpa memperdulikan protes Sungyeol.
"Besok lusa kita akan melihat-lihat baju pengantin kalian. Tempat resepsi pernikahan sudah ditentukan oleh eommaku, kita hanya perlu mengurus pakaian dan undangannya saja." Ujar Sunggyu dengan aura yang aneh di sekitarnya. Sungyeol yang hendak protes kembali seketika menghentikan niatnya saat merasakan aura Sunggyu. Myungsoo hanya bisa memijit tengkuknya. Ia tidak berani melawan hyungnya, bisa-bisa ia akan dibungkus dengan karung dan dilempar ke sungai jika ia melawan.
Beberapa menit tidak ada yang ingin mengeluarkan suara sepatah katapun. Sunggyu sibuk memainkan ponselnya, Hoya tampak menikmati coklat hangatnya, dan Myungsoo tampak mengerutkan keningnya sedari tadi, badmood mungkin?
Sungyeol bergerak gelisah di kursinya sebelum akhirnya ia berdiri dari posisi duduknya. "Hyung, aku ke toilet sebentar." Ujarnya yang kemudian mendapatkan anggukkan dari Hoya. Ia berjalan perlahan menjauh dari meja yang mereka tempati.
Hoya memandangi cangkirnya beberapa saat sebelum akhirnya ia mengerutkan keningnya. Apa di sebuah restoran memiliki toilet? ._."
Namja manis beralis tebal itu menolehkan kepalanya ke arah yang tadi dituju oleh Sungyeol. Hoya segera berdiri saat melihat adiknya menuju ke pintu keluar dengan langkah cepat.
"Sungyeol-ah! Ya! Kau mau kemana? " Hoya langsung beranjak dari mejanya dan mengejar Sungyeol yang kini juga mulai berlari menjauh, kabur.
Sunggyu yang terkejut sekaligus bingung dengan situasi itu pun berdiri dari tempat duduknya dan memandang ke arah pintu.
Myungsoo yang melihat hal itu pun dengan segera lari dari tempat duduknya menuju pintu keluar lain. "Ya! Kim Myungsoo! Aissh!" Sunggyu mengejar adiknya setelah sebelumnya meletakkan beberapa lembar uang di atas mejanya.
Oke, dan sekarang terjadilah aksi kejar-kejar antar sepasang hyung-dongsaeng di arah yang berbeda.
.
.
.
BLAMM!
Sungyeol memasuki rumah mewahnya dan membanting pintu megahnya dengan kuat. Sungjong yang tengah menggedong dan mengelus kucing kesayangannya langsung melempar kucingnya itu saking terkagetnya. Awalnya ia berdecak kesal dan menggendong kembali kucingnya, kemudian wajahnya berubah berseri-seri saat melihat ternyata Sungyeol yang memasuki rumah.
"Hyung sudah pulang? Hyung sudah melihatnya? Bagaimana orangnya?" Sungjong langsung menyembur berbagai pertanyaan pada Sungyeol yang tengan melangkah seraya menghentak-hentakkan kakinya.
Sungyeol menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan adiknya. "Kau sudah mengetahui hal ini? Kenapa tidak mengatakannya padaku?" tanya Sungyeol dengan kesal.
Sungjong menyengir seraya menaikkan kedua bahunya. "Lalu bagaimana orangnya?" tanyanya lagi dengan antusias.
"Jelek, buruk, bau, berkacamata tebal, memakai kawat gigi, tompel sebesar sepatu di bawah matanya, rambut disisir tengah, pesek, gendut, dan memakai celana setinggi perut." Jawab Sungyeol dengan cepat dan asal-asalan yang kemudian kembali berjalan dengan langkah cepat menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Sungjong yang menganga dengan lebar.
"Eoh? Tapi Hoya hyung bilang orang itu… tampan dan berkharisma." Gumam Sungjong dengan mimik wajah yang, errr… Antara bingung, takut, terkejut, dan tidak percaya. Speechless. =_=
BLAAMM!
Untuk yang kedua kalinya Sungjong tersentak kaget dan melepaskan kucingnya lagi, hingga kucingnya kembali mendarat dengan tidak elit di lantai keramik. Poor meong… ( ._.`)
Sungjong menatap kesal ke arah Hoya yang melangkah masuk dengan napas yang tidak teratur.
"Hyung! Tidak bisakah kau menutup pintunya dengan penuh kasih sayang?" Sungjong mendecak kesal. "Dimana… Sungyeolhh?" tanya Hoya dengan napas yang masih tersenggal-senggal. Sungjong mengernyit, kemudian dengan perlahan jari telunjuknya menunjuk ke arah atas. "Di kamarnya." Jawabnya singkat.
"Aisshh." hela Hoya yang kemudian menegakkan tubuhnya. "Sebenarnya ada apa sih, hyung?"
Hoya kembali menghela napas lagi. "Sesuai dengan dugaan hyung, Sungyeol tidak menerima perjodohan itu."
Sungjong mengernyit bingung. "Lalu bagaimana ini, hyung?"
"Tidak usah khawatir, ia tidak akan bisa menolak perjodohan ini." Hoya memasukkan tangan kanannya ke saku celananya dan berjalan meninggalkan Sungjong. Sungjong hanya mangut-mangut dan mengangguk tidak mengerti. Hoya bukanlah orang yang pemaksa, ia tidak yakin dengan cara yang akan Hoya lakukan untuk membuat Sungyeol bisa menerima perjodohan itu.
~TBC~