Iam Not Angel

Summary :

Naruto jadi artis? Kok mendadak Naruto begitu terkenal seantero Konoha. Teroris? Masa sih cewek lemah nan miskin macam Naruto jadi begitu ditakuti semua gengster dan Yakuza. Sebenarnya siapa Naruto itu? Sorry summary rada gak nyambung and kurang OK. Maklum masih pupuk bawang.

DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Hurt/Comfort and Friendship

WARNING

Cerita Pasaran, Typos, OOC, AU, Newbi, Republish, and many mores

Pair : Tebak sendiri ^-^

Don't Like Don't Read

Author Note: Maaf updatenya lama.

Chapter 13

Untuk pertama kalinya semua wali murid KHS berkumpul di aula sekolah atas kesadaran sendiri tanpa diundang pihak sekolah. Mereka berkumpul dengan satu tuntutan "Keluarkan Naruto Uzumaki dari KHS! Kalo tidak mereka akan menarik anak mereka dari sekolah ini." Mereka tak memperdulikan penjelasan pihak sekolah. Keputusan mereka sudah bulat. Naruto yang tak tega dengan pihak sekolah yang sudah kepayahan membela dirinya memberanikan diri maju ke depan.

"Perkenalkan nama saya Naruto Uzumaki. Saya seorang Muslim dan saya bukan teroris. Jika benar saya seorang teroris tolong tunjukkan bukti kejahatan apa yang telah saya lakukan? Tunjukkan bukti gedung mana yang saya ledakkan? Tunjukkan nama orang yang yang saya bunuh! Adakah buktinya. Tolong tunjukkan pada saya!" kata Naruto menantang para hadirin. Akibat ucapan Naruto hadirin jadi ribut sendiri. Mereka tak punya bukti kongkrit hanya isu yang beredar di masyarakat.

"Jika anda semua tak punya bukti, kenapa anda bisa menuduh saya seorang teroris? Seingat saya, Jepang menjunjung tinggi hukum. Tapi kenapa kalian bisa menghukum saya untuk kejahatan yang tidak pernah saya lakukan? Bagaimana jika kalian berada di posisi saya? Kalian dituduh penjahat kelas kakap tanpa pengadilan tanpa bukti tanpa saksi. Apa kalian senang?" Semua hadirin terdiam membenarkan setiap ucapan Naruto.

"Jika anda semua marah karena kesalahan saya, saya minta maaf sebesar-besarnya. Tapi saya tak akan minta maaf jika kalian menyalahkan saya karena keIslaman saya. Itu saja pembelaan saya. Terima kasih atas waktunya." Kata Naruto sopan dan meninggalkan podium. Big Four, Ino, Hinata, dan Kiba bertepuk tangan saat Naruto turun. Ia tersenyum bangga dengan keberanian Naruto bicara di depan orang-orang yang marah dan benci padanya.

"Benar apa yang dikatakan Naruto. Ia seorang Muslim, tapi ia bukan teroris. Ia selalu bersikap sopan pada siapapun dan selalu mengulurkan tangan pada siapapun yang membutuhkannya. Ia bahkan tak membalas dengan cacian apalagi perbuatan pada siapapun orang yang bersikap buruk dan bersikap kasar padanya. Orang sebaik itu kenapa dituduh teroris?" kata Sasuke menggantikan Naruto untuk menenangkan para hadirin.

Mereka jadi kebingungan. Menurut gosip yang beredar Naruto seorang teroris, bekerja sama dengan para Yakuza dan gangster, dan terakhir musuh utama klan Uchiha. Itulah yang membuat mereka ketakutan dan menuntut dikeluarkannya Naruto. Kenapa sekarang Uchiha bungsu ini membelanya.

"Benar kata Sasuke, aku setuju. Orang yang menuduh orang lain tanpa alasan adalah orang picik. Tapi orang yang ikut-ikutan menuduh orang lain tanpa tahu pokok persoalannya adalah orang hina. Naruto anak angkat saya. Saya menyekolahkan dia di sekolah milik saya. Memang siapa kalian? Berhak menghakiminya tanpa bukti!" kata Fugaku yang baru datang penuh intimidasi. Ia buru-buru ke Jepang saat mendengar kabar Naruto akan di DO.

Hadirin ribut bukan main, bagai sarang lebah yang sudah rusak. Mereka tak menyangka Naruto orang yang mereka jahati dan sakiti anggota keluarga Uchiha. Mereka dengan menahan malu meminta maaf atas kekhilafan mereka. Mereka tahu diri tak ingin bermasalah dengan Uchiha. Mereka pun bubar dengan teratur. Fugaku yang lega menepuk pundak Sasuke bangga. Putranya telah menjadi orang yang bijak sesuai dengan yang diinginkannya. Setelah pamitan dengan Naruto dan Sasuke, Fugaku kembali ke Eropa mengejar penerbangan pertama. Ia masih harus ketemu dengan para klien penting.

Semua bernafas lega masalah ini bisa selesai. Mereka merayakannya di atap dengan makan-makan tanpa Naruto. Ia tadi minta ijin ke toilet, padahal sebenarnya ia ingin menemui 'orang itu', orang yang telah mencelakai Ino, Gaara, duo Hyuga, dan memfitnah dirinya. Orang itu ada di kelasnya. Saat sampai di gedung kelasnya, Naruto tak segera masuk. Ia mendengar 'orang itu' bicara dengan seseorang yang lebih tua. Ia mengintip lewat lubang celah pintu yang sedikit terbuka. Orang itu berdebat keras dan diakhiri dengan tamparan. Naruto tanpa pertimbangan langsung menyeruak masuk.

"Aku tak membesarkan seorang anak pecundang sepertimu. Apa yang sebenarnya kamu inginkan Shika?"

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti."

"Jangan pura-pura tak tahu. Aku tahu kamu yang sudah mencelakai Ino, Gaara, dan Hyuga. Kamu juga yang menyebarkan berita bohong soal Naruto. Kamu juga berniat menghabisi Uchiha dan menimpakan kesalahanmu pada Orochimaru. Kamu benar-benar memalukan. Aku menyesal punya anak sepertimu!"

"Perduli apa ayah denganku. Bukannya ayah hanya perduli dengan Naruto yang kamu bilang hebatlah, sopanlah. Akan aku buktikan kalau aku lebih hebat dari Naruto itu."

"Tapi tidak dengan cara seperti ini!"

"Apa ayah tak tahu kalo hanya dengan menghancurkan Big Four maka aku akan berada di atas Naruto kesayanganmu itu." Plakkkk. Shikaku menampar Shikamaru, tak percaya anaknya berubah jadi begini.

"Sudahlah paman. Aku sudah memaafkan kesalahannya. Shika sebaiknya kau ke RS untuk dirawat sebelum penyakitmu tambah parah."

"Apa maksudmu, Nak?" tanya Shikaku lembut pada Naruto yang dulu pernah part time di RS miliknya dan sudah dianggap putrinya sendiri.

"Shikamaru jadi begini karena ada kerusakan di bagian syaraf otaknya, mungkin akibat Narkoba atau seks bebas sehingga dia terkena penyakit kelamin."

"Dari mana kamu tahu, Nak?"

"Dulu aku pernah membantu ibu merawat orang-orang seperti itu jadi hal itu sudah tak asing. Dilihat dari tingkah lakunya yang tak wajar, matanya, dan terkadang ia tak sadar mengucapkan kata-kata aneh. Aku menyimpulkan demikian. Sebaiknya ia cepat dirawat. Aku khawatir, penyakitnya tambah parah." Ia membujuk Shikaku untuk menolong Shikamaru, tapi ia tak bergeming masih marah dengan perbuatan putranya yang sudah kelewat batas.

"Paman, tak perduli seperti apapun Shika, ia masih tetap putra paman. Jika ia mati dalam kondisi seperti itu, paman pasti akan sangat sedih dan menyesalinya seumur hidup. Lebih baik sekarang kita rawat dia bersama sampai dia sembuh kembali jadi Shikamaru yang paman kenal dulu." Kata Naruto bijak. Kata-kata Naruto tak hanya menyentuh hati Shikaku, tapi juga Shikamaru. Tak menyangka orang yang paling disakitinya justru yang paling perduli padanya. Ia berbeda dengan wanita-wanita yang dikenalnya, pantas Big Four bertekuk lutut di depannya.

Benar kata Naruto ia mengidap penyakit kelamin akibat seks bebas dan perlahan merusak sel-sel otaknya. Ia jadi begitu sejak frustasi karena wanita yang dicintainya yakni Shion bermain mata dengan Big Four di belakangnya. Sejak itu ia bertekat menghancurkan Big Four. Naruto bukanlah orang yang dibencinya. Ia hanya iri dengan kebaikan dan kelembutan hatinya yang tak ternoda oleh perkembangan jaman di manapun ia berada. Ia sungguh-sungguh iri.

"Maaf Nar. Maaf Yah. Aku ingin membuka lembaran baru. Maukah ayah membantuku?" Kata Shikamaru mengakui kesalahannya. Ia pun menyerah diajak ayahnya pergi meninggalkan Naruto seorang diri. 'Sampai jumpa Shika. Semoga kamu sembuh.' Batin Naruto bahagia.

"Jadi pelakunya Shikamaru. Dari mana kau tahu?" tanya Sasuke yang entah bagaimana ceritanya sudah ada di sampingnya.

"Waktu aku ketemu dengannya aku tahu ia seorang pemakai dan aku membuktikannya dengan hasil uji lab rambutnya. Lalu aku dengar dari Ino dia pernah jadi anggota Big Four dan keluar karena ada masalah, hanya saja Ino tak tahu apa masalahnya. Ia juga pernah mampir ke apartemenku. Hanya Ino, aku dan Shikamaru yang pernah masuk ke dalam apartemen. Jadi kemungkinan yang memasang penyadap Shikamaru. Sejak itu aku menyelidikinya."

"Oh begitu." Kata Sasuke datar. Dalam hati ia menangis sedih. Dulu mereka berlima berteman akrab sejak kecil. Hingga suatu hari Shion kekasih Shikamaru bermain api dengan Sai dan itu diketahui Shika. Ia marah besar dan memutuskan persahabatan mereka. Ternyata tak hanya dengan Sai saja, Shion juga pernah tidur dengan Gaara dan Neji. Sedangkan dengan Sasuke belum, karena Sasuke lebih sibuk dengan urusan menyelidiki Naruto yang sering mendapat bantuan keuangan dari ortunya. Kalo gak sibuk mungkin juga ia akan berakhir di tempat tidur dengan Shion.

"Kau tak marah?"

"Untuk apa? Benar katamu. Ini semua berawal dari kesalahan kami. Kalo Shika jadi seperti itu, itu karena kami. Kami pantas menerimanya."

"Baguslah kalo kau sudah sadar. Ingat pesanku jangan pernah sekalipun mendekati seks di luar pernikahan karena itu hanya akan merugikan dirimu sendiri, keluargamu dan lingkunganmu."

"Aku mengerti. Hei, kau tak gabung dengan kami di atap? Nanti makanannya habis lo. Tenang aja semuanya halal. Aku sudah memastikannya."

"Aku tahu. Yuk!"

Naruto dan Sasuke kembali ke atap, bergabung dengan teman-temannya merayakan tidak jadi diDOnya Naruto. Mereka tertawa bersama. Sasuke berharap ini bertahan lama. Berkaca dari hal ini ia akan lebih hati-hati bersikap agar hal-hal seperti belakangan ini yang dialaminya tak terjadi lagi.

END

OWARI

Setelah lulus KHS, Sai dan Ino menikah. Mereka membangun keluarga atas dasar rasa cinta. Sai sadar ia sangat mencintai Ino saat ia menyadari betapa takutnya dia kehilangan Ino. Ia selalu was-was jika Ino jalan sendirian takut ia disakiti atau diculik seperti dulu. Hii ia bergidik ngeri. Ortunya tak melarang mereka nikah muda karena Sai sudah siap. Ia sudah punya penghasilan sendiri untuk membiayai hidup keluarga barunya. Ortu Ino bahkan bahagia untuk kebahagiaan putrinya. Ia senang cowok yang menghamili putrinya sadar dan mau bertanggung jawab.

Hubungan Gaara dan keluarga sudah harmonis. Temari yang bertindak sebagai pengganti ibu bahkan berubah jadi over protektif pada Gaara. Hal itu dilakukan karena selain ia mencemaskan adiknya juga untuk menebus kesalahannya selama ini. Gaara sudah bekerja sendiri. Ia menginvestasikan uang sakunya selama ini untuk membangun supermarket yang menyediakan produk-produk halal. Usahanya sukses besar. Para Muslim yang minoritas menyerbu supermarketnya karena selain murah, terjamin kehalalannya, hanya tempat ini yang lengkap menyediakan produk halal. Sampai saat ini Gaara masih jomblo. Tapi ia mencoba menjalin hubungan dengan Matsuri, cewek pilihan ayahnya.

Neji sibuk kuliah sambil membantu perusahaan ayahnya karena ia kelak akan jadi penerus Hyuga Corp. Ia masih tetap over protektif pada Hinata, tapi dia sudah merestui hubungan Hinata dengan Kiba. Dia dan Hinata masih sering cekcok, tapi tak ada lagi kebencian di hati mereka. Semua dilakukan karena mereka sudah saling memahami. Hanya satu hal yang membuat Hinata sering jengkel yaitu gak nyangka Neji mengikuti nasehat Naruto untuk menguntit kemana pun ia pergi saat kencan dengan Kiba. Kalau ia tak bisa, maka ia akan menyuruh Hanabi. Dan yang lebih parah meminta Kiba ke rumah bincang-bincang dengan Hiasi jika mau kencan bareng Hinata. Sebal kan?

Sasuke memilih membuat perusahaan film kerja sama dengan Orochimaru. Semua film yang mereka buat sukses besar di pasaran Asia. Tak hanya film, ia juga memproduksi dorama-dorama yang digandrungi pemuda pemudi Asia. Tapi ada satu dorama yang jadi favoritnya dan punya rating paling tinggi yakni dorama yang bercerita tentang bagaimana Jepang di mata para warga asing yang tinggal di Jepang. Selain production house ia juga mengembangkan sayapnya dengan mendirikan TV chanel. Intinya ia ingin menguasai sektor komunikasi di seluruh Jepang khususnya dan dunia suatu saat nanti. Ayahnya bangga putra bungsunya mandiri dan sukses. Ia tak merengek minta modal dari ayahnya secuil pun. Semua modal itu didapat dari seluruh uang saku, mobil dlll yang pernah diberikan ortunya selama ini. Semua itu dikembangkan dan diinvestasikan sehingga jadi terkumpul banyak.

Shikamaru mulai sembuh setelah melewati serangkaian terapi menyakitkan. Ia mengubah pandangannya tentang perempuan. Tak semuanya wanita itu brengsek, suka selingkuh, manja dan materialistis contohnya Naruto dan seseorang yang saat ini menjalin hubungan dengannya. Ia dengan telaten menemaninya ngobrol ketika ia membesuk neneknya yang dirawat di RS miliki keluarga Nara. Dia itu Temari saudara Gaara.

Naruto sendiri sesuai dengan cita-citanya ia jadi dokter bedah. Meski demikian pihak rumah sakit tempat dia bekerja sering menjadikannya dokter umum karena kehebatannya mendeteksi penyakit secara dini dan sabar menghadapi segala keluh kesah pasien. Ia juga jadi tempat curhat para pasien. Hampir semua pasien yang ditanganinya sembuh dalam waktu singkat dari penyakitnya. Makanya ia jadi primadona RS milik Nara.

Saat ini mereka reuni singkat, meluangkan waktu untuk berkumpul. Pukul 8 pagi mereka sudah kumpul di hutan tengah kota. Hutan yang jadi tempat favorit untuk Hanami saat musim Sakura bermekaran karena selain indah, strategis, terletak dekat jantung kota, juga luas sekali. Saking luasnya sepertinya para kontraktor bisa membangun 5 distrik rumah sekaligus berikut segala fasilitas atau mungkin lebih di hutan ini. Kalaupun dijual pasti si empunya bakal jadi seorang milyader karena harga tanah di Konoha khususnya tinggi. Hanya saja sampai sekarang tak ada yang tahu siapa yang memilikinya.

"Tanah di sini tempatnya sangat strategis. Kalau dibangun apartemen atau pertokoan pasti laku cepat. Sayang aku gak bisa ketemu pemiliknya." Kata Sai yang sekarang jadi pengusaha real estate.

"Kau belum tahu siapa pemiliknya?" tanya Neji.

"Sudah hanya tak tahu dimana dia tinggal."

"Siapa?" kali ini Gaara yang nanya. Ia juga penasaran dengan pemilik hutan Akasaka, itu nama hutan yang ditumbuhi Sakura dalam jumlah banyak dan ada kolam kecil di tengah hutan.

"Namikaze. Terakhir yang memiliki Minato Namikaze."

"Namikaze?" tanya Sasuke yang baru datang heran. Sepertinya ia tak asing dengan nama itu, hanya saja ia tak ingat mendengarnya dimana?"

"Ya ada apa?" Jawab Naruto membuat semua temannya Sai, Sasuke, Neji, Gaara, Temari, Shikamaru, Kankuro, Hinata, dan Kiba bengong. Apa maksudnya dengan ya itu. Naruto yang mengerti segera menjelaskan. "Kan tadi kamu memanggilku?" katanya pada Sasuke.

"Kapan? Aku hanya bilang Namikaze?"

"Iya Minato Namikaze itu nama ayahku."

"Bukannya Uzumaki?" tanya Ino heran.

"Itu marga ibuku. Aku tak pakai nama ayah karena ayah dikeluarkan dari keluarga Namikaze."

"Tapi kau yang memiliki hutan ini kan?"

"Iya. Karena sudah tak ada pewaris yang tersisa, kakek memberikannya pada ayahku. Selain juga tanda damai antara ayah dan anak."

"Sudah ku duga. Pantas saja aneh. Ternyata ini ulah orang yang sama." Kata Kiba sotoy bin sebal.

"Aneh bagaimana?" (Naruto)

"Aneh, mana ada orang sinting yang membiarkan tanah segini luas di tempat sangat strategis hanya untuk hutan sakura kalau bukan kamu?"

"Tidak aku tidak aneh. Mang apa salahnya? Berkat hutan ini kota ini jadi punya paru-paru dunia. Udaranya jadi segar."

"Tapi gak harus pohon semua kali. Kalo ada satu dua bangunan juga gak dosa kok. Kenapa sih kamu melarang pembangunan apapun di tanah ini?"

"Aku hanya tak ingin lingkungan ini rusak."

"Tapi apa kau tak kasihan para pedagang kecil yang kebingungan mencari tempat jualan yang layak atau orang-orang miskin yang tak punya tempat tinggal. Kau mau mereka camping di bantaran sungai karena tak ada tempat." Kata Sai mendesak. Ini kesempatannya.

"Tenang aja Nar. Bangunannya di pinggir hutan aja jadi tak merusak hutan. Kalau kau takut merusak lingkungan ya tinggal konsultasi aja ama arsitek yang ramah lingkungan. Kami punya kok." Kata Ino menambahkan mendukung usaha Sai suaminya. Ia dengan sabar menggendong putra pertama mereka yang tidur karena kelelahan.

"Akan ku pikirkan. Hei kita ke sini untuk reuni bukan untuk membicarakan bisnis. Yuk bersulang." Kata Naruto mengajak teman-temannya bersulang. Mereka lalu makan-makan dan ngobrol santai. Mereka saling bertukar kabar dan cerita tentang keseharian masing-masing.

BENAR-BENAR END

Terima kasih atas dukungan para reader yang sering memberikan saran dan kritik. Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan. Terakhir selamat menunaikan IBADAH PUASA bagi yang menjalankan.