Musik orkestra, meja yang dipenuhi makanan, gaun-gaun indah, pernak-pernik yang menawan kini memenuhi kediaman keluarga Hyuuga. Salah satu keluarga ningrat di Jepang yang merupakan keluarga terkaya se-kota Konoha. Hari ini adalah perayaan ulang tahun anak kedua keluarga mereka, Hyuuga Hinata.

Walaupun ini hanya perayaan anak yang baru menginjak usia empat tahun, perayaan ini terbilang sangat mewah. Tidak hanya anak-anak teman Hinata yang diundang, tetapi juga tokoh-tokoh terkenal di seluruh Jepang juga menghadiri acara ini. Bahkan presiden juga diundang. Keluarga Hyuuga memang dikenal sebagai keluarga yang dekat dengan orang kalangan atas, baik itu bangsawan, politikus, ataupun selebritis.

Terlihat semua undangan sedang berdansa mengikuti irama musik yang mengalun indah. Senyuman terus tersungging di bibir mereka. Dengan anggun mereka menggerakkan tubuhnya. Hinata, tokoh utama dalam acara ini sedang asyik berdansa dengan kakak dan ayahnya. Ibunya yang melihatnya sangat senang tersenyum ke arahnya sambil menggendong anak bungsunya yang masih bayi.

Hiashi, ayah Hinata sekaligus kepala keluarga Hyuuga sangat menikmati acara ini. Senyuman terus terukir di wajahnya. Ia sangat bersyukur karena keluarganya diberikan kebahagiaan sampai saat ini. Bahkan mereka kedatangan anggota keluarga baru, Hanabi.

"Hinata, kemarilah," panggil Hitomi, ibu Hinata. Hinata yang dari tadi bersenang-senang dengan kakaknya menghentikan kegiatannya. Dengan langkah riang ia menghampiri ibunya.

"Ada apa, Kaa-chan?" tanyanya polos.

Hitomi segera menyerahkan Hanabi ke pengasuhnya, ia lalu mengambil sesuatu di bawah kursi yang ia duduki. Sebuah kado dengan bungkus berwarna lavender, warna kesukaan Hinata, "Selamat ulang tahun, sayang. Ini hadiah dari ibu," Hitomi mengecup dahi Hinata lembut. Gadis kecil berambut indigo itu menerima hadiah dengan wajah yang berseri-seri.

"Apa boleh kubuka sekarang?" pinta Hinata. Hitomi mengangguk setuju.

Dibukanya bungkus kado tersebut dengan buru-buru. Hinata tak sabar ingin mengetahui isinya. Setelah bungkus terbuka ia melihat ada sebuah kotak lagi yang menghalangi isi di dalamnya. Perlahan ia buka kotak tersebut dan mengambil isinya. Sebuah kotak musik cantik hadiah ulang tahun ke empatnya kali ini. Kotak musik itu disekelilingnya terdapat ukiran-ukiran indah.

"Indah sekali. Arigato, Kaa-chan," Hinata tersenyum melihat hadiah yang diberikan ibunya. Hitomi lalu mengeluarkan satu benda lagi. Kali ini sebuah kotak kecil yang hanya diikat dengan pita emas. "Ini apa, kaa-chan?"

"Bukalah," jawab Hitomi.

Hinata lalu membuka ikatan pada kotak tersebut. Ternyata di dalamnya ada sebuah kalung dengan liontin berbentuk bintang. Dibalik liontin tersebut tertulis sebuah kalimat 'family will always together forever'. Sekali lagi bibir mungil Hinata tersenyum. Hitomi memakaikan kalung tersebut pada Hinata.

"Ini juga untukku?" Hinata memperhatikan liontin kalungnya. Liontin yang sangat indah.

"Iya, kalung ini adalah pasangan kotak musik yang tadi. Liontin ini adalah kunci kotak musik ini," Hitomi lalu menyatukan kotak musik yang tadi ia berikan dengan liontin dari kalung yang dipakai Hinata. Setelah diputar beberapa kali, terbukalah penutup kotak tersebut. Terdengar suara musik merdu keluar dari kotak itu. Ini adalah lagu yang setiap hari dinyanyikan ibunya sebagai penghantar tidur Hinata.

On the wind, 'cross the sea

Hear this song and remember

Soon you'll be home with me

Once upon a December

"Aku senang sekali," Hinata lalu memeluk ibunya erat. Hitomi senang melihat senyuman anaknya karena hadiah pemberiannya.


NARUTO FANFICTION

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Warning : Typo and OOC

Pairing: NaruHina

goGatsu no kaze present

-DECEMBER-

Based from Disney Movie: Anastasia


Di waktu yang sama, seorang laki-laki kecil mengintip kegiatan yang sedang berlangsung di ruang tengah. Ia adalah Namikaze Naruto. Sesekali ia menyunggingkan senyumannya ketika matanya menangkap sesosok yang menurutnya sangat cantik. Ia melihat Hyuuga Hinata. Sapphire-nya terus saja mengawasi setiap gerakan dari gadis kecil tersebut. Namun kegiatan itu harus terhenti karena ia merasakan tarikan di telinganya.

"Sedang apa kau? Seharusnya kau membantuku di dapur," Naruto yang tertangkap basah kabur dari kewajibannya hanya memperlihatkan cengiran lima jari andalannya.

"Amaru-nee, aku hanya istirahat sebentar," kata Naruto membela diri.

"Baiklah, sekarang waktu istirahatmu selesai. Bisakah kembali ke dapur? Aku kerepotan. Semuanya mengerjakan bagiannya. Jadi tak ada yang membantuku," Naruto mengerti kalau kedatangannya ke kediaman keluarga Hyuuga adalah untuk bekerja. Ia membantu kakaknya yang bekerja sebagai koki di pesta yang diadakan di rumah ini.

"Iya, aku akan segera kembali," Naruto sekali lagi menoleh ke tempat pesta diadakan. Hinata tampak tersenyum bahagia. Tanpa sadar Naruto juga tersenyum, "Selamat ulang tahun, Hinata-sama," gumamnya sebelum meninggalkan tempat itu.


-DECEMBER-


Suasana pesta yang tadinya penuh suka cita kini tiba-tiba menjadi mencekam. Ini disebabkan kedatangan tamu tak diundang. Tamu itu bernama Orochimaru. Ia adalah ketua mafia terbesar dari kota Ame yang konon kabarnya merupakan musuh dari keluarga Hyuuga. Entah mengapa keduanya bermusuhan, namun jika dilihat situasinya sekarang memang menunjukkan hal tersebut.

"Wah, ada pesta besar rupanya. Kenapa kau tak mengundangku Hiashi?" Orochimaru mengeluarkan seringaian jahatnya. Hiashi berjalan mendekatinya.

"Oh, mungkin karena undangannya habis. Oleh sebab itu kau tak tercantum dalam daftar nama tamuku," balas Hiashi dengan nada mengejek.

"Kali ini aku membiarkannya, karena mungkin saja ini pesta terakhir yang diadakan keluargamu," terdengar nada mengancam dari perkataan Orochimaru.

"Sebenarnya apa maksud kedatanganmu kesini, Orochimaru?" Hiashi menatapnya dengan tatapan selidik.

Orochimaru lalu memandang sekeliling ruangan, ia juga berputar perlahan, "Aku hanya ingin menikmatinya. Menikmati saat-saat terakhir kebahagiaan keluargamu," ia lalu tertawa lebar sambil meninggalkan ruangan. Ketika sampai di depan pintu ia berbalik dan memberikan ucapan selamat tinggal dengan membungkukkan badannya. Para tamu di pesta tersebut hanya menatapnya horor.

"Tou-san, siapa itu," Neji, anak tertua dari keluarga Hyuuga, kelihatan takut dengan Orochimaru.

"Dia orang yang sangat jahat. Jangan sampai kau berurusan dengannya," Hiashi masih menatap ke arah kepergian Orochimaru dengan tatapan marah.

Pesta meriah tersebut akhirnya harus dibubarkan. Kedatangan Orochimaru sangat mengganggu suasana suka cita di pesta tersebut. Para undangan juga memakluminya. Tak berapa lama kemudian kediaman Hyuuga telah sepi orang. Hanya ada keluarga inti dan para pelayan yang saat ini sedang membersihkan sisa-sisa pesta tadi.


-DECEMBER-


"Hiashi-sama, gawat! Diluar banyak karyawan perusahaan Anda yang berdemo," kepala pelayan keluarga Hyuuga, Mitarashi Anko, panik. Ketika ia sedang memeriksa kebun, seperti rutinitasnya sehari-hari, ia melihat di depan gerbang kediaman keluarga Hyuuga telah dipadati banyak orang. Mereka terlihat marah. Bahkan ada yang membawa pemukul.

Hiashi nampak terkejut, ia tak mengerti alasan pegawainya berdemo. Karena menurutnya semua yang ia lakukan sudah membuat mereka sejahtera, "Baiklah, aku akan keluar," katanya.

Hitomi yang melihat suaminya juga ikut cemas, ia lalu bergegas ke kamar anaknya. Takut mereka keluar dan melihat kejadian diluar. Ternyata Hinata sudah bangun. Tangan mungilnya masih mengusap-usap matanya dengan malas. Ia heran, tak biasanya ibunya berwajah cemas di pagi hari.

"Ada apa, Kaa-chan?" tanya Hinata polos.

"Tak ada apa-apa, sayang. Kau pagi sekali bangunnya," Hitomi sebisa mungkin menyembunyikan raut kecemasannya pada Hinata dengan tersenyum.

"Aku mendengar suara ribut diluar. Jadi aku terbangun."

Hitomi lalu memeluk Hinata. Mengelus kepalanya lembut. "Kembalilah ke kamarmu. Tak ada apa-apa diluar."

Sekilas Hinata melirik keluar jendela. Ia terkejut melihat begitu banyak orang di depan gerbang rumahnya. Namun ia tak menanyakan apa yang terjadi pada ibunya. Ia langsung masuk ke kamar tanpa berkata sedikitpun.

Sementara itu, di depan gerbang rumah keluarga Hyuuga keadaan makin memanas. Entah siapa yang menjadi api dalam sekam disini, namun orang-orang itu nampak terbakar dengan api yang amat besar. Semua pegawai perusahaan Hyuuga menuntut keadilan yang menurut Hiashi sudah ia berikan.

"Kumohon tenanglah! Kita bisa bicarakan ini baik-baik!" teriakan Hiashi diacuhkan orang-orang itu. Justru mereka nampak makin beringas. Didorongnya gerbang rumah yang menjulang tinggi itu. Dengan kekuatan orang yang begitu banyak tentu saja tak berapa lama kemudian gerbang itu bisa terbuka.

Semua orang itu lantas masuk dan langsung menyerbu rumah inti keluarga Hyuuga. Ternyata banyak dari mereka yang membawa senjata tajam maupun senjata api. Dari kejauhan terlihat Orochimaru dengan senyuman iblisnya berdiri di depan mobil miliknya. Hiashi kini mengerti, siapakah api tersebut. Mungkin ini yang dimaksud Orochimaru kemarin, hari terakhir kebahagiaan keluarganya.


-DECEMBER-


Seluruh penghuni kediaman Hyuuga panik. Mereka berlarian kesana-kemari menyelamatkan diri. Hitomi berlari ke kamar ketiga anaknya –Neji, Hinata, dan Hanabi-. Ia melihat kamar Neji telah kosong, mungkin ia sudah menyelamatkan diri dengan salah satu pelayan. Lalu Hitomi berputar arah menuju kamar Hinata dan Hanabi. Pertama ia ke kamar Hanabi, lalu menggendongnya dan bergegas ke kamar Hinata. Setelah sampai di kamar Hinata, ia langsung menggandeng tangan mungil Hinata dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Api sudah memenuhi rumah tersebut. Massa yang marah membakarnya tanpa rasa tega sedikitpun. Hinata dan Hanabi terlihat kesulitan bernapas. Hitomi berharap agar cepat sampai luar rumah dan cepat pergi meninggalkan tempat itu bersama kedua anaknya. Sebenarnya semalam sebelum ia tidur, ia dan suaminya sudah menebak kalau hal ini akan terjadi. Tapi ia tak menyangka kalau akan secepat ini. Hiashi memperingatkan Hitomi, jikalau memang ini terjadi Hitomi harus pergi meninggalkan rumah bersama ketiga anaknya tanpa memperdulikan dirinya.

Hitomi menangis membayangkan keadaan suaminya saat ini. Mau tak mau ia harus rela jika nanti keadaan tak memungkinkan suaminya selamat. Ia harus menjadi orang tua tunggal, "Hinata, Hanabi. Bertahanlah," lirihnya.

"Hitomi-sama, biarkan aku membawa Hanabi-sama," seorang pelayan dirumahnya yang juga ingin menyelamatkan diri menawarkan bantuan pada Hitomi. Hitomi mengangguk dan menyerahkan Hanabi ke tangannya. Mereka lalu langsung berlari untuk keluar dari rumah itu.

Tiba-tiba gandengan Hitomi terlepas. Hinata kembali ke kamarnya. Ternyata ia mengambil sesuatu disana. Ia mengambil kotak musik pemberian Hitomi.

"Hinata!" Hitomi berteriak mencari Hinata. Ia lalu kembali berlari ke kamar Hinata. Ternyata benar, anak itu ada disana. Ditangannya ada sebuah kotak musik pemberiannya.

"Aku mengambil ini," kata Hinata polos. Hitomi yakin kalau ia tak akan berhasil keluar dari kamar ini karena sebelum masuk ia mendengar suara ramai orang-orang menuju ke arahnya. Suara itu juga diselingi suara tembakan serta rintihan yang pilu.

"Hinata," rintih Hitomi putus asa.

Tiba-tiba ia melihat dinding kamar Hinata bergerak. Perlahan dinding itu bergeser, layaknya sebuah pintu. Dibaliknya ada seorang anak kecil memanggilnya untuk masuk. "Hitomi-sama, lewat sini!" bocah laki-laki bermata sapphire itu menarik tangan Hitomi, membimbingnya ke balik dinding itu. "Ikuti saja lorong ini. Ujung lorong ini adalah halaman belakang rumah ini," jelasnya.

Kotak musik Hinata terjatuh. Ia ingin kembali namun sudah terlanjur ditarik Hitomi untuk masuk. Sebelum meninggalkan ruangan itu, Hitomi menoleh sebentar dan berkata, "Terima kasih," Ia lalu menggandeng Hinata dan meninggalkan ruangan tersebut.

Anak itu tersenyum. Ia tak ikut masuk dan lebih memilih berjaga di depan dinding untuk memastikan kalau Hitomi dan Hinata selamat.


-DECEMBER-


Hitomi berlari sekuat mungkin ketika ia sampai di luar. Tujuannya kali ini adalah stasiun kereta. Salah satu pelayannya memberitahu kalau penghuni keluarga Hyuuga yang lain akan menunggunya disana. Hinata nampak ketakutan di dalam gendongan Hitomi. Ia terus meringkuk menyembunyikan kepalanya di bahu ibunya.

"Tenanglah, anakku. Sedikit lagi kita sampai," tanpa kenal lelah Hitomi terus berlari dan berlari. Tak peduli tubuhnya yang kini dibanjiri dengan peluh. Yang terpenting saat ini adalah ia dan anaknya selamat.

Stasiun telah terlihat di depan mata. Hitomi tersenyum dan mempercepat larinya. Setelah sampai di stasiun ia menurunkan Hinata dari gendongannya dan mengambil nafas sebentar. Nafasnya yang tadi memburu kini terdengar mulai teratur. Ia lalu langsung menggandeng Hinata untuk masuk dan mencari penghuni rumahnya yang lain.

Suara teriakan yang memanggil namanya terdengar samar. Hitomi menolehkan kepalanya untuk mencari sumber suara. Ternyata suara tersebut arahnya dari sebuah kereta. "Hitomi-sama! Disini!" mereka yang merupakan pelayan keluarga Hyuuga melambai-lambaikan tangannya agar Hitomi menyadari keberadaan mereka.

Hitomi melihat itu. Ia langsung menarik Hinata di tengah-tengah kerumunan banyak orang. Ia mengejar kereta yang hampir meninggalkan stasiun tersebut. Nasib malang ternyata belum juga pergi darinya. Hinata terlepas dari gandengan tangan Hitomi ketika ia berhasil naik ke atas kereta.

"Kaa-chan!" Hinata berlari. Tangannya terulur kedepan, menggapai tangan ibunya.

"Hinata!" Hitomi sebisa mungkin mengulurkan tangannya agar dapat diraih Hinata.

Namun sayang, laju kereta yang mulai kencang membuat tangan Hitomi semakin menjauh dari Hinata. Gadis kecil itu bahkan sampai terjatuh dan tak sadarkan diri. Hitomi yang melihat kejadian itu tak bisa berbuat apa-apa. Di kanan-kirinya, pelayan-pelayannya menahannya untuk tak lompat dari kereta. Ia hanya tertunduk lesu, meratapi nasibnya dan keluarganya yang sangat tragis.


-DECEMBER-


To Be Continue


Holla minna-san! Kaze balik lagi nih

Fic ini Kaze buat berdasarkan film kartun Disney yang berjudul Anastasia

Kalau kalian udah nonton filmnya pasti nyambung deh sama jalan cerita Kaze

Walaupun cerita ini berdasarkan film, tapi nggak Kaze buat mirip banget kok

Gimana menurut kalian? Bagus? Nggak bagus?

Hehe, terus semangatin Kaze buat bikin fic NaruHina yang lebih baik ya!

Adios!