Author : dugeunkyoo

Title : My Everything

Cast : Sehun, Luhan, Krystal, Kris, Jongin, Kyungsoo, and other

Genre : Genderswitch

Disclaimer : milik orangtua masing-masing, milik Tuhan, milik saya hanya FF ini

Author Note : THIS FANFICTION IS GENDERSWITCH! DON'T LIKE DON'T READ!

Sorry for typos! Happy reading!

3 years later...

Sudah tiga tahun berlalu sejak Sehun dan Luhan memulai semuanya dari awal. Mereka merapikan hidup mereka yang sempat berantakan. Bersama-sama mengenal satu sama lain lagi. Hubungan mereka berjalan selayaknya pasangan normal. Mereka berangkat dan pulang kuliah bersama, menghabiskan waktu bersama di perpustakaan selagi belajar, dan pada weekend mereka akan berjalan-jalan. Seperti pasangan kebanyakan, tak semuanya berjalan mulus, terkadang mereka bertengkar, namun pada akhirnya mereka akan berbicara dan menyelesaikan masalah. Mereka berusaha untuk mempertahankan komunikasi dan selalu menyempatkan waktu untuk bercerita. Mereka tak ingin ada kesalahpahaman dalam hubungan.

Orang tua Sehun dan Luhan mendukung hubungan mereka. Namun orang tua mereka memilih untuk tidak ikut campur, mereka membiarkan Sehun dan Luhan menjalani hidup mereka dengan bebas. Orang tua Luhan pun mulai meluangkan waktunya untuk Luhan, sesekali mereka datang ke Korea, menyempatkan sedikit waktu untuk berbicara dengan Luhan. Dengan cara ini, Luhan mulai mengenal kedua orang tuanya, tak seperti dulu.

Sehun dan Luhan lulus satu tahun yang lalu. Luhan kini bekerja sebagai salah satu penulis kolom di suatu majalah fashion. Ia memulai pekerjaannya dari nol, namun karena ia terus bekerja keras, kini ia menjadi penulis untuk dua halaman majalah tersebut. Sementara Sehun bekerja di perusahaan keluarganya dan sering melakukan kerja sama dengan perusahaan keluarga Luhan yang dipimpin oleh Kris di Korea. Meskipun posisi Sehun belum tinggi, ia hanya menjadi pegawai biasa. Di sela-sela kesibukan mereka, selalu ada waktu untuk berdua.

Krystal dan Seunghoon masih sering tampak berdua. Mereka selalu mengelak jika ditanyai mengenai hubungan mereka. Nyatanya mereka kini sudah memasuki tahun pertama masa pacaran. Jam terbang Seunghoon sebagai fotografer semakin tinggi, beberapa kali ia diminta bekerja di luar negeri. Krystal masih belum kembali kuliah, ia memilih bekerja sebagai model. Namanya sudah cukup terkenal dan ia menjadi model untuk kakaknya, Jessica, sembari mengenalkan brand Jessica.

Krystal berhasil membayar seluruh hutang keluarga mereka, meskipun ia harus dibantu oleh Seunghoon. Namun ia harus menghadapi kenyataan menyedihkan bahwa ayahnya telah meninggal di Amerika. Ibunya hidup dengan susah di Amerika sana hingga Krystal berhasil membawa ibunya kembali ke Korea. Ibunya merasa sangat bersalah sudah meninggalkan Jessica dan Krystal dalam lilitan hutang yang sangat banyak. Kini mereka bertiga hidup dengan bahagia.

Tak lama setelah insiden Sehun dan Luhan, Kai dan Kyungsoo menikah. Mereka tak menikah dalam suasana mewah, hanya keluarga dan teman terdekat yang menghadiri. Perut Kyungsoo belum terlalu membuncit pada saat itu. Mereka membangun keluarga mungil mereka dengan tawa. Putra pertama mereka, Jongsoo, selalu tertawa sepanjang waktu. Umurnya kini dua tahun dan ia tumbuh menjadi seorang yang tampan seperti Kai. Ia sudah berbicara dan berjalan dengan cukup lancar, bahkan Jongsoo menunjukkan minat dalam dunia tari, persis seperti Kai.

Kai sendiri membuka sekolah tari setelah ia lulus. Dibantu beberapa temannya, sekolah tari Kai mulai ramai dengan murid. Beberapa dari muridnya bahkan menjadi trainee dalam beberapa agensi besar. Kai memilih untuk membuka usahanya sendiri, dibandingkan mengurus perusahaan ayahnya karena suami dari noonanya lebih dari mampu untuk mengurus perusahaan tersebut.

"Hun!"

"Eoh?" Sehun melongokkan kepalanya ke dapur, dimana Luhan memanggilnya.

"Tolong ambil laundry, nanti sore aku ada interview!"

"Luuuu... Ini kan minggu, kenapa bekerja?" rengek Sehun menyadari Luhan akan meninggalkannya.

"Aku harus mewawancarai make up artist yang nanti malam akan pergi ke Jepang untuk satu bulan. Nanti sore adalah satu-satunya waktu kosong yang ia miliki!"

Sehun meletakkan laptopnya. "Baiklah akan aku ambil sekarang."

"Gomawo Hun!" Luhan tersenyum senang.

Sehun berjalan di antara daun-daun yang mulai berguguran. Ia tersenyum memikirkan hidupnya dengan Luhan yang jauh lebih baik sekarang. Mereka hidup penuh cinta.

Tangan Sehun terus meraba saku jaketnya. Dimana ia meletakkan cincin. Cincin yang akan ia gunakan untuk melamar Luhan. Sudah tiga tahun mereka berhubungan dan Sehun merasa siap untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Lagipula mereka sudah memiliki pekerjaan tetap dan Sehun akan dipromosikan ke bagian yang sedikit lebih tinggi.

"Semoga Luhan menyukainya," gumam Sehun pelan.

Sehun sendiri tak begitu yakin, cincin seperti apa yang Luhan sukai. Namun ia yakin, Luhan tak akan mengenakan apapun yang terlalu mencolok. Sehun memilih cincin emas putih sederhana dengan batu kecil. Sehun juga tak menyiapkan lamaran di tempat mewah. Ia menyiapkan dengan caranya sendiri.

Ketika Sehun kembali ke apartemen, Luhan sudah selesai memasak. Mereka makan dalam diam. Luhan segera bersiap-siap dan Sehun kembali menghadap laptopnya, menyelesaikan pekerjaannya.

"Hun, aku pergi dulu!" Luhan sudah memakai sepatunya di depan pintu.

"Lu!" Sehun muncul di belakang Luhan.

"Ya?" Luhan menengok.

"Langsung pulang, oke?"

"Kenapa?"

"Hanya...Emm... Kau harus langsung pulang!"

"Baiklah baiklah. Apa kau akan mengajakku pergi?"

Sehun menggeleng. "Tidak."

"Bye!"

"Hati-hati, Lu!"

Sehun kembali menghabiskan waktunya sendirian. Ia menyelesaikan beberapa pekerjaan lalu ia hanya bersantai menunggu Luhan pulang.

Tepat sebelum matahari terbenam, Luhan pulang.

"Hun? Kenapa gelap?" tanya Luhan ketika ia memasuki apartemen yang gelap.

"Kemarilah, Lu!" Sehun melambaikan tangannya dari sofa.

Luhan mendekat. Melihat Sehun yang duduk di atas sofa dengan sebuah lilin yang menyala di atas meja. Luhan duduk di samping Sehun. Mereka berdua menatap matahari yang hampir terbenam melalui jendela.

"Lu.."

"Ne?"

Sehun mengubah posisinya, menghadap Luhan.

"Lu, ayo kita menikah."

"Mwo?" Luhan kaget, menatap Sehun tak percaya. "Apa? Menikah?" Luhan memastikan.

Sehun meraih cincin yang sudah ia siapkan.

"Aku mencintaimu Lu. Maukah kau menikah denganku?"

Air mata Luhan mengalir.

"Tentu saja, bodoh!" Luhan memukul bahu Sehun pelan.

~END OF EPILOGUE~

~THE REAL END OF MY EVERYTHING~

Reupdate because i didn't know that something was wrong. It's okay now, right?

Thank you everyone for your support! Thank you for reading this piece of trash and even some of you left comment. I really appreciate it!

Ps : i don't write exo fic anymore.

My next fic will be a oneshot fic and it's V-Hope.