Ada pepatah; masa muda merupakan masa yang paling indah.
Masa muda yang dimaksud di sini adalah usia dalam konteks hitungan belum mencapai puluhan lagi setelah melewati angka sepuluh. Di mana setiap pagi para siswa normal akan datang ke sekolah sepagi mungkin untuk mencontek isi PR sebelum menimba ilmu yang sesungguhnya, atau mungkin hang out ke pusat perbelanjaan untuk melepas penat dari persamaan kuat arus v = i x r.
Di masa muda alias remaja ini juga katanya libido tengah mencapai puncak tertinggi. Sampai-sampai kalau mereka menemukan lawan jenis yang cocok, getarannya akan sangat tinggi melebihi menara sutet. Tidak lupa juga kalau sudah terlalu terhanyut, kelopak bunga akan beterbangan dan debur ombak timbul tenggelam untuk mengisi latar belakang.
Tapi deskripsi hiperbola di atas sama sekali tidak berlaku bagi Jack Frost, seorang roh musim dingin yang terlanjur terjebak dalam tubuh dan usia remaja.
Soalnya sekarang tangannya memegang pulpen merk pilot seharga tiga-ribuan dengan gemetar. Secarik loose leaf yang menjadi wadah tinta hitamnya sedikit basah—beku karena tumpahan air mata sehingga hiasan bergambar Hello Kitty di ujung kertas menjadi berair.
Iya, men. Dia lagi galau.
Butuh waktu cukup lama bagi otaknya supaya setiap tulisan tersampaikan dengan lancar, sampai-sampai dia menghabiskan waktu di depan meja dari sejak ayam berkokok hingga jangkrik mengerik. Mengintip sedikit summary dari surat tersebut, kira-kira isinya begini:
'Aku, Jack Frost, sudah tidak kuat lagi berada di dunia ini walau memang, Tango enak!'
Jangan kaget, ya. Soalnya Jack sekarang sedang menulis…
Surat Wasiat
Rise of the Guardians (c) Dreamworks
Warning: peng-abuse-an chara secara biadab, OOC (jelas), pelanggaran hak cipta bertebaran, metafora irrelevan, klise, maksa dan hal2 abal lainnya yang jika dibaca terlalu serius akan menyebabkan penyesalan.
.
by Ratu Obeng (id: 1658345)
.
.
.
Chapter 1
Mari kita coba runut sedikit deskripsi mengenai seorang Jack Frost.
Remaja ini berambut putih pucat seperti orang kekurangan hemoglobin. Wajahnya kalau menurut iklan pembersih yang lagi in, cerahnya minimal sembilan dari sepuluh tingkat. Senyumnya bisa membuat siapapun yang melihatnya masuk rumah sakit karena mengidap diabetes akut dadakan dan setiap gerakan tubuhnya selalu memancarkan feromon khas model papan atas. Kemungkinan besar makhluk Tuhan paling seksi yang disebut-sebut Mulan Jamilah dalam lirik lagunya adalah remaja tanggung ini.
Bahkan kalau Super Junior merekrut anggota baru demi video klip terbaru mereka, maka dipastikan Jack Frost akan menjadi kandidat utama.
Lalu kenapa seorang Jack Frost yang kelihatannya sempurna—terutama dari segi fisik—tiba-tiba menulis surat wasiat?
Tentu saja ada berbagai alasan kenapa dia nekat melakukan hal klasik di jaman orang-orang lebih memilih untuk memasang status soal detik-detik kematiannya lewat status jejaring sosial. (selain dengan alasan biar lebih dramatis, katanya.)
—diketahui ternyata masalah psikologis menjadi alasan yang paling utama.
Karena Jack sudah tidak tahan hidup sendirian. Forever, pake Alone.
Mungkin benar saat ini Jack sudah menjadi pelindung dan dikelilingi rekan-rekannya yang bahkan sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri. Tapi sebaliknya, mereka merupakan alasan utama kenapa sang roh salju memutuskan untuk menghilang seperti putri duyung dalam cerita dongeng yang menjadi buih laut karena gagal mendapat ciuman sang pangeran.
Walau bagi Jack, putri duyung itu mati konyol karena susah-susah mempertahankan pangeran yang bahkan tidak setampan dirinya. Iya, Jack narsis.
Baginya, menjadi seorang pelindung atau bahasa kerennya; guardian—tidak mengubah apapun dalam hidupnya kecuali penambahan gelar. Buktinya dia tetap merasa kesepian seperti Nobita kalau ditinggal Doraemon.
Tooth terlalu sibuk dengan gigi setiap anak di dunia, begitu juga dengan Sandy yang harus bekerja semalaman menebar mimpi, North dan Bunny hanya memiliki satu hari khusus dalam setahun tapi setiap hari mereka selalu rajin bekerja—entah apa yang mereka kerjakan.
Jack cukup sadar diri, sebagai seorang guardian yang diberi hidup langgeng, dia tidak akan pernah bisa mati lagi. Tapi tidak ada jaminan dia tidak bisa menghilang, kan? Untuk hal ini, Sandy sudah membuktikannya saat bertarung dengan Pitch beberapa tahun lalu.
Karenanya, guardian muda itu sudah mempersiapkan masa-masa terakhir hidupnya dengan matang—yaitu mengunjungi salah satu negara kepulauan di daerah tropis dengan kapal pesiar, lalu melakukan sun bathing di ujung geladak sampai partikel tubuhnya hancur tak bersisa sambil merentangkan tangan lebar-lebar lalu berteriak; "I'M THE KING OF THE WORLD~!" bagai adegan dalam film Titanic. Konon, tidak ada vampir yang tahan dengan sinar matahari di sana kecuali Edward Cullen.
Sekali lagi air mata Jack menetes jatuh.
Namun jemarinya tetap gencar menulis kata-demi-kata pilihannya sesuai EYD dan kamus besar. Demi menjaga konsentrasi kaidah berbahasa, Jack sampai menggigit permen Mintz. Soalnya daripada gigit pensil, katanya mendingan gigit Mintz.
Kembali ke pokok tulisan.
Paragraf pertama langsung ditujukan untuk Sandy sebagai teman Jack yang terlama. Di sana sang remaja bersurai keperakan itu menumpahkan semua uneg-uneg serta kritik saran terhadap Sandy yang akhir-akhir ini memberinya mimpi yang tidak pernah dia harapkan.
Mentang-mentang Jack mati tenggelam pada kehidupannya sebagai manusia, Sandy menjadi relawan yang mengajarinya berenang dengan jadwal-jadwal tertentu. Tidak terhitung sudah berapa ratus kali Jack tenggelam karena terus-menerus gagal menahan napas di dalam air. Bahkan sempat beberapa minggu ini dia tertidur sambil memeluk pelampung karena trauma air yang semakin menjadi-jadi.
Paragraf kedua ditujukan untuk Tooth. Jack merasa mual terutama karena satu-satunya wanita dalam jajaran pelindung itu selalu melarangnya memakan kudapan manis. Padahal anggota guardian lain selalu memakan hal yang sama di hadapannya, entah kenapa hanya dia yang di-anaktirikan.
Yang membuatnya heran, Jack diharuskan mengontrol kesehatan—bukan hanya gigi—tapi keseluruhan tubuhnya. Dalam beberapa bulan terakhir, sekiranya sudah berpuluh-puluh jarum suntik sukses menembus kulitnya dengan alasan kesehatan dan kekebalan tubuh. Entah apa maksudnya, yang pasti Jack sudah tidak nyaman saat berada dekat dengan Tooth.
Jack paling bernafsu begitu sampai pada Paragraf ketiga untuk Bunny. Kalau dia tidak mengendalikan diri, dijamin kertas yang ditulisinya akan robek dan dia terpaksa bertapa sehari lagi untuk mengulang tulisannya yang memiliki tipe tegak bersambung.
Salah satu pemicu fenomena ini karena Bunny adalah guardian sekaligus rival yang tidak menyenangkan. Hobinya cuma marah-marah seakan dia antagonis sinetron yang tidak lelah menoyor pemeran utama yang sudah tersiksa lahir batin di hadapan ibu tiri. Mengesampingkan kadang Bunny terlihat sebagai sosok kakak ideal, Jack paling memiliki dendam padanya.
Terutama saat sang Pooka memaksa Jack yang sudah jelas tidak tahan elemen panas untuk membantunya membakar ikan, membuat api unggun, memasang lilin dan hal-hal berbau api lainnya. Lagian kenapa juga Kelinci makan ikan? Bukannya biasanya mereka makan wortel atau rumput? Sungguh, Jack ingin sekali menyeret Bunny ke langit sampai pada ketinggian ribuan kaki lalu memberinya pengalaman terjun tanpa payung gratisan dari sana.
Paragraf terakhir jelas untuk North. Tidak ada yang salah dari pemimpin para guardian ini, juga tidak ada perubahan sikap berarti seperti yang ditunjukkan guardian-guardian lain. Dia bahkan awalnya tidak merasa aneh saat North mencekoki banyak makanan setiap hari padanya. Memang sejak tinggal di Santoff Claussen Jack selalu dilimpahi banyak makanan enak, tapi tetap ada batasnya. Tidak setiap dua jam sekali Yeti atau Elf akan datang silih berganti untuk memberinya makanan berat.
Lagi-lagi alasan yang didengarnya adalah masalah kesehatan. Jujur saja, Jack sangat muak. Memang selama ini dia tidak sehat? Masa setelah menjadi guardian dia masih harus dicekoki asi, makanan bergizi, serta imunisasi? Sungguh tidak masuk akal. Demi MIM yang tidak pernah melepas pantatnya dari bulan, umur Jack sudah lebih dari 300 tahun!
Di dalam ruangan kamar Jack yang suhunya minus, ujung pena yang cukup lama bergesek di atas kertas itu akhirnya berhenti.
"SELESAI!" teriak Jack menyoraki dirinya sendiri.
Hufff.
Meskipun cuma sekedar menulis, entah kenapa ada bagian dari diri Jack bernama beban ikut terlepas di dalam kertas tersebut.
(Sepertinya kemungkinan besar surat itu akan dibaca dalam waktu yang cukup lama melalui kaca pembesar, mengingat curhatan Jack terlalu panjang dan hanya ditulis dalam secarik kertas loose leaf yang ujung-ujungnya sudah termakan dekorasi.)
Ternyata untuk menulis surat wasiat saja sesusah ini, Jack membatin.
Pelupuknya menutup perlahan, membangkitkan setiap ingatan dalam ber-season-season hidupnya bak sinetron kejar tayang. Ada sepercik ketakutan dalam dirinya mengingat segala tentangnya akan segera lenyap, tapi itu akan lebih baik daripada kehidupan monoton dan tidak menarik seperti yang dijalaninya selama ini. Belum lagi ditambah kekhawatirannya akan anak-anak yang masih saja sulit percaya kepadanya walau dia sudah menjadi seorang guardian, membuat Jack dijamin akan menemui ajal cepat atau lambat.
Ah, terharu. Akhirnya ada juga paragraf logis terselip di sini.
Belum sempat menikmati sedikit lama pemikirannya yang luar biasa, seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Jack."
Aksen Rusia yang terdengar dari balik pintu membuat Jack refleks menjawab dengan setengah berteriak, "Ya North, aku datang!"
Menyembunyikan secarik kertas tadi di dalam laci meja, Jack menghambur pada sumber suara. Dengan kaki bergetar meniru gerakan dansa lagu Asereje, remaja itu membuka pintu kamarnya—mencoba bersikap biasa saat berhadapan dengan pria tua berjanggut putih yang kini memandangnya khawatir.
"Kau seharian tidak keluar kamar, Jack. Phil bilang kau menolak semua makanan yang dia bawa. Kau tidak apa-apa? Dan Jangan bilang perutmu sakit karena eggnog. Lagi."
Berbohong merupakan kesulitan terbesar bagi Jack yang sudah terbiasa ekspresif, terutama kalau author fic ini malas berpikir dan cuma mengutip kalimat alasan serupa dengan karya fic sebelumnya.
"Bukan perut, kali ini kepalaku... Hehe..." Jack mencoba menggeser bagian organ tubuh yang dibuat pura-pura sakit. Tentu saja ada tambahan seringai lebar yang memperkuat kebohongannya.
"Baiklah, Jack. Kau akan mendapat predikat anak nakal lagi tahun ini. Tidak akan hadiah untuk anak pembohong!" ancam sang Santa sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Ujung bibir Jack mengerucut tajam. Sebenarnya dia tidak begitu peduli, karena toh besok dia juga sudah akan menghilang selamanya. Tapi entah kenapa hatinya tetap terasa sakit saat mendengar peringatan tajam North.
Jack bahkan sudah malas mendengar kalimat terakhir North yang menyuruhnya bersiap-siap agar bisa datang tepat waktu ke acara rapat bulanan guardian sebentar lagi.
Melihat sosok ayahnya kini berlalu begitu saja membuat Jack makin memantapkan hati untuk menjalankan rencana kematiannya. Alih-alih murka dan memporak-porandakan isi Santoff Claussen, guardian muda itu berupaya mendedikasikan malam ini saja sebagai pengganti salam perpisahan.
To be continued...
.
.
.
A/N:
Fic random two-shot selama jari masih belum bisa nyentuh lanjutan Shooting Star (sekarang udah tamat, HORE!) dan Pitch drabble. Mohon jangan timpuk author atas segala kegaringan dan kekurangannya #sob
R&R maybe? C: