Title : Like That 1

Pairing : Wonkyu, Yunjae, Kangteuk, Se7min, TOP, Ryeowook

Disclaimer : All casts are belong to their self and God

Warning : Un-betaed a.k.a. Typos, Attempt humor, BL, AU, OOC

Summary : Caught in a maze I can't find my way back, but I'm trippin because I love how you do me like that

( 。・_・。)(。・_・。)

Siwon P.O.V

Dua minggu lagi adalah hari perayaan pernikahan orang tuaku yang ke dua puluh lima tahun. Sebenarnya tidak akan ada masalah buatku jika saja ibuku yang paling cantik tapi cerewet itu tidak menyuruhku untuk membawa teman wanitaku alias pacar. Aku sempat bilang bahwa aku tidak punya pacar saat ini dan mengira ibuku akan mengurungkan niatnya agar aku datang dengan seseorang. Akan tetapi, pernyataanku tadi justru memberikannya ide baru yaitu menjodohkan aku dengan salah satu putri dari rekanan bisnis ayahku.

Apakah aku menerima?

Hell no!

Jaman modern seperti sekarang masih saja ada perjodohan. Tapi siapa yang bisa menentang ibuku. Ayahku saja takut kepadanya. Jadi apa yang aku lakukan selanjutnya? Aku mengatakan hal yang pertama kali terbersit di otakku. Aku mengatakan bahwa aku memang tidak punya pacar seorang gadis, tapi pacarku itu seorang pemuda manis.

Sekali lagi, aku berpikir ibuku akan mundur karena beliau akan mengira aku sama saja dengan kakakku yang memiliki hubungan dengan seorang pria cantik berprofesi sebagai designer sekaligus model ternama. Namun lagi-lagi aku harus menelan bulat-bulat kekesalanku karena sifat ibuku yang keras kepala dan gigih jika sudah menginginkan sesuatu. Dengan santainya beliau memintaku untuk mengajak pemuda tersebut ke acara perayaan ulang tahun pernikahannya nanti dan aku tidak boleh mengelak lagi.

Karena masalah yang aku buat sendiri, sekarang ini aku sedang berada di kampus, memperhatikan setiap mahasiswa baik anak baru maupun lama yang siapa tahu bisa menolongku. Aku melakukan ini sembari menunggu sahabat-sahabatku keluar dari kelas mereka. Kalau ditanya apakah sulit bagiku menemukan seseorang, jawabannya adalah tentu tidak.

Mudah saja bagiku untuk mendapatkan pacar baik perempuan maupun laki-laki. Hanya saja aku tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta apalagi jatuh cinta pada pandangan pertama. Entahlah, mungkin karena kehidupanku yang sudah berlimpah kasih sayang dari keluarga dan sahabat-sahabatku.

Kasih sayang pertama datang dari keluargaku yang meski sedikit tidak normal tapi cukup harmonis walau sesekali kami juga pernah bertengkar. Tapi bukankah pertengkaran adalah bumbu dalam keluarga?! Bicara tentang keluargaku, harus mulai darimana ya? Ah, dimulai dari ibuku saja yang menjadi seorang fujonshi setelah kakakku mulai berkencan dengan pria cantik yang sempat aku sebut tadi. Dia adalah ibu terkeren yang pernah ada meski cerewetnya tidak hilang-hilang.

Lalu ayahku yang pendiam tapi jika sudah melihat ibuku langsung bertingkah layaknya pemuda belasan tahun yang dimabuk asmara. Kemesraan mereka berdua benar-benar membuatku dan saudara-saudaraku mau muntah walau tidak sungguhan.

Lalu kakak laki-lakiku, Choi Seunghyun, adalah kakak yang keren meski tak sekeren diriku karena sayangnya kakakku itu sangat miskin akan kata-kata. Dia itu terlalu dingin sehingga terkadang aku heran kenapa kekasihnya betah sekali berhubungan dengannya.

Lalu yang terakhir adalah seorang adik laki-laki, Choi Ryeowook, yang imutnya tidak bisa dipahami dengan nalar dan logika. Keimutan adikku itu melebihi kadar keimutan seorang perempuan pada umumnya.

Some family, right?!

Kembali lagi mengenai pencarian sang pendamping untuk pesta ibuku. Aku masih memperhatikan beberapa pemuda yang menurutku manis meski aku tidak tertarik kepada mereka. Oh, jika ada yang bertanya kenapa aku tidak minta tolong kepada teman-temanku saja, inilah jawabanku.

Teman, tentu aku punya. Sangat banyak. Terlalu banyak sampai aku tidak tahu siapa teman siapa yang hanya ingin dekat denganku. Aku hanya bisa mempercayai beberapa orang saja sebagai sahabat terdekatku dan kebetulan mayoritas dari mereka sudah menjadi sepasang kekasih.

Kim Youngwoon atau Kangin dan Park Jungsoo atau Leeteuk adalah satu dari pasangan kekasih yang bisa dibilang sebagai pengganti orang tuaku jika di kampus. Yang satu tegas seperti seorang ayah, yang satu lembut seperti seorang ibu. Benar-benar figur orang tua 'normal' yang tidak aku temukan dari kedua orang tuaku sendiri karena mereka terlalu 'nyentrik'.

Satu pasang lagi adalah pasangan yang tidak pernah aku bisa pahami bagaimana awalnya mereka bisa bersatu. Choi Dongwook, playboy tulen yang akhirnya tunduk kepada seorang pemuda manis, walau yang bersangkutan selalu marah jika aku mengatakan hal itu kepadanya, bernama Shim Changmin. Pemuda yang kelewat tinggi itu akhirnya mampu menaklukkan Dongwook hyung hanya dalam waktu satu bulan.

Entah trik apa yang digunakan Changmin sehingga Dongwook hyung memutuskan semua pacarnya dan berjanji hanya menjadi kekasih seorang Changmin saja. Yang aku tahu keduanya seperti Romeo dan Juliet versi hardcore dengan Changmin yang bagaikan Queen of the Damned yang menuntut ini itu dan Dongwook hyung yang dengan enteng mengikuti semua keinginannya.

Ya, bukan urusanku juga jika Dongwook hyung termasuk kategori suami takut istri. Asalkan dia bahagia, itu sudah cukup untuk membuatku diam.

Sedangkan yang satu lagi, Jung Yunho, adalah orang yang sudah aku anggap seperti figur kakak yang bisa diandalkan selain Seunghyun hyung. Kepribadiannya yang berbeda 180 derajat dengan Dongwook hyung benar-benar membuatku menyukai dan mengaguminya. Wibawa dan pemikirannya yang dewasa selalu menjadi hal utama untukku kala aku butuh seseorang untuk berbagi. Akan cocok sekali jika dia aku ajak sebagai teman pendampingku bukan?!

Salah besar!

Yang aku butuhkan adalah pemuda manis bukan pemuda tampan, gagah dan berwibawa seperti Yunho hyung. Lagipula ibuku mengenalnya jadi tidak mungkin meminta bantuannya.

Lanjut lagi, tadi sampai mana?

Oh ya, mencari kandidat untuk kekasih.

Sekali lagi aku tekankan, untuk yang satu itu sebenarnya aku tidak memiliki masalah sedikit pun karena banyak gadis dan juga beberapa pemuda manis dan imut yang ingin menjadi kekasihku walau hanya segelintir yang aku anggap cocok denganku.

Ya aku bisa keduanya.

Ada masalah?

Tidak.

Tentu saja tidak, aku memang sudah sempat bilang tadi sebelumnya bukan.

Baiklah lebih baik fokus ke masalah utama, aku sudah terlalu banyak bicara hal tidak penting.

Seperti yang aku bilang tadi aku tidak kesulitan untuk mencari kekasih. Bukan karena aku sok jual mahal, angkuh atau memandang rendah orang lain. Aku hanya sedikit pemilih. Ya, kau akan seperti aku jika kau tampan (berdasarkan opini orang-orang di sekitarku), kaya (salahkan ayahku yang mempunyai banyak perusahaan yang semuanya sukses), pintar (yang satu ini aku memang usaha sendiri), dan memiliki tubuh yang atletis (ini juga karena usahaku yang ingin hidup sehat). Selain itu aku juga terkenal baik kepada setiap orang, meski terkadang aku lebih senang menyendiri. Bisa dibilang aku hampir sempurna karena tetap saja tidak ada yang sempurna di dunia ini selain Tuhan.

Kembali ke masalah kekasih, aku tidak pernah bisa menemukan belahan jiwaku itu seperti Kangin hyung dan Leeteuk hyung atau pun Dongwook hyung dan Changmin, Mereka mampu mempercayai pasangan mereka, tapi tidak denganku.

Semua hal yang aku miliki tadi menyebabkan aku sedikit kesulitan untuk mempertahankan hubunganku. Aku tidak bisa percaya jika mereka tulus mencintaiku atau tidak. Belum lagi dengan limpahan kasih sayang dan perhatian dari semua orang terdekatku, semakin membuatku tidak membutuhkan siapa pun lagi. Maka dari itu, jika aku berhubungan dengan salah satu gadis atau pemuda yang aku anggap cocok denganku, lambat laun hubungan itu berakhir dengan tidak indah karena orang-orang itu lebih mencintai image-ku daripada pribadiku.

Setiap orang yang berhubungan denganku benar-benar membuatku jengkel dengan segala keinginan mereka akan barang-barang mahal atau materi lainnya. Mereka juga memperlakukan aku bagaikan pajangan kepada teman-temannya saat kami kencan atau sekedar menghadiri pesta. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau mengerti aku. Apa kesukaanku, apa hobiku, apa mimpiku. Bagi mereka, menjadi kekasih seorang Choi Siwon berarti kau adalah gadis tercantik atau pemuda termanis dan terimut, terpopuler, dan paling bersinar di kampus.

Sungguh konyol.

"Konyol."

Eh? Siapa tadi yang mengatakan itu? Suara hatiku? Memangnya suara hatiku bisa berkata sekeras tadi?

"Konyol sekali jika Jessica mengatakan bahwa dia sudah mengalahkan Tiffany karena pernah menjadi kekasih seorang Choi Siwon. Memang menjadi kekasih seseorang itu perlombaan apa?! Konyol." Sinis seorang pemuda membuatku menghentikan aksiku memperhatikan lalu lalang para mahasiswa. Sesuatu dari nada bicara dan percakapan pemuda tersebut dengan seseorang menyebabkan aku penasaran. Maksudku, ucapannya tadi sesuai dengan pemikiranku.

"Tapi memang kenyataan sih, kalau kau bisa menjadi kekasih seorang Choi Siwon Kyu, kau langsung masuk ke status sosial tertinggi di kampus ini. Dia dan teman-temannya adalah kumpulan mahasiswa terpopuler dan paling berpengaruh di kampus kita." Sahut seseorang lagi yang tampaknya adalah teman dari pemuda yang berbicara di awal tadi. Ucapan pemuda dengan rambut sedikit menyentuh leher dan lurus berwarna hitam tadi membuatku memutar mataku kesal. Inilah yang menjadi opini semua mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini. Opini ini benar-benar membuatku muak. Memangnya aku piala bergilir apa?

"Ya ampun Jae! Bisakah kau tidak membuat kasta di kampus ini?! Semua mahasiswa itu sama."

Benar.

Semua mahasiswa itu sama. Aku setuju denganmu wahai pemuda berambut ikal berwarna coklat muda dengan nama Kyu. Seandainya saja semua orang berpikiran sama sepertimu.

Aku lalu berjalan mendekati tempat mereka berdua. Aku bersembuyi di balik dinding yang sedikit mencuat sehingga mereka tidak menyadari kehadiranku. Hei, aku bukannya mau mencuri dengar, tapi aku berhak tahu apa yang mereka perbincangkan karena namaku disangkut pautkan dalam perbincangan mereka.

"Bukan aku yang buat masalah status itu Kyu, tapi mahasiswa lainnya." Timpal teman pemuda bernama Kyu itu. Kalau tidak salah tadi Kyu menyebutnya Jae. Jae? Sepertinya aku pernah dengar nama itu sebelumnya, tapi dimana ya.

"Tapi kau sama saja jika kau mengakui itu." Aku melupakan sejenak darimana aku pernah mendengar nama Jae karena Kyu sudah berbicara lagi. Semakin aku mendengar pembicaraan mereka semakin aku penasaran dengan pemuda bernama Kyu tersebut. Kenapa aku sampai tidak tahu ada orang seperti dia ya. Padahal jaringan pertemananku cukup bagus.

"Aku tidak mengakuinya baby Kyu. Aku hanya menyatakan saja. Lagipula kalau Siwon-ssi dan ketiga temannya menjadi mahasiswa terpopuler bagiku itu wajar." Kilah Jae masih tidak mau disamakan dengan mahasiswa lainnya. Hm, aku ingin dengar pembelaannya. Jika memang masuk akal, mungkin Jae tidak sama seperti mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini. Ya, paling tidak Jae mungkin adalah orang yang hanya berpikiran lurus dan berpatokan pada logika.

"Mereka tampan dan cantik."

"Cantik?" potong Kyu ketika Jae mengucapkan kata cantik. Dari nada suaranya aku tahu bahwa Kyu bingung kenapa Jae mengucapkan kata cantik. Aku sendiri terkikik geli karena wajar jika Kyu bingung. Sahabatku itu lelaki semua.

"Well, untuk kasusnya Park Jungsoo dan Shim Changmin aku pikir mereka lebih tepat dibilang cantik dan manis. Sama seperti dirimu Kyu."

"Aku tidak cantik Jae, kau yang cantik."

"I know."

"Dasar narsis."

"Anyway, selain fisik yang oke, mereka juga pintar, kaya namun tidak sombong. Lalu mereka mempunyai karisma yang membuat semua orang terpukau dengan mereka. Terutama sahabat Siwon-ssi yang bernama Jung Yunho. Kya! Dia tampan sekali Kyunnie!" Aku menutup telingaku karena pekikan Jae. Aku baru saja akan mengakui dia sebagai salah satu orang yang berpikiran jernih, tapi ternyata dia juga salah satu pengagum Yunho hyung. Well, bagus juga karena dia bukan pengagumku. Aku jadi tidak perlu pusing dengan bertambahnya pengganggu disekitarku.

"Ujung-ujungnya selalu kembali kepada yang terhormat Jung Yunho. You're hopeless Jae."

"I am not."

"Yes you are. Sudahlah, ayo ke kelas. Nanti kita bisa terlambat kalau berlama-lama di sini. Lagipula kenapa kita disini sih Jae? Ini bukan kelas kita." Oh, mereka bukan mahasiswa jurusan bisnis. Pertanyaan Kyu tadi mungkin aku bisa menjawabnya. Pasti Jae mengajak Kyu kesini karena Yunho hyung.

"Aku ingin melihat wajah tampan Jung Yunho sebelum kita menyelesaikan kuliah kita hari ini Kyunnie. Biarkan aku mendapatkan sedikit pencerahan untuk mataku yang hanya melihat sosok orang-orang aneh terus di kelas kita."

Benar bukan.

Hhh.. Tipikal pengagum Yunho hyung.

"Tidak semuanya aneh Jae, masih ada beberapa orang yang normal di kelas kita."

"Normal bagaimana?! Mereka semuanya kutu buku baby Kyu. Oh Kyunnie, jangan bilang bahwa kau juga tidak bosan dengan itu semua."

Ya ampun, memang apa salahnya dengan kutu buku. Aku juga suka buku. Lho? Kenapa aku jadi mengeluh sendiri seperti ini?

"Dan aku yakin kau juga akan terpesona jika kau melihat langsung wajah Jung Yunho atau Choi Siwon atau Kim Youngwoon atau Choi Dongwook."

"Banyak sekali Jae!"

"Tapi jangan macam-macam dengan Jung Yunho ya Kyu. Aku sedang mengincarnya. Oh kau juga tidak bisa mendekati Kim Youngwoon dan Choi Dongwook kalau tidak mau berhadapan dengan kekasih mereka Park Jungsoo dan Shim Changmin." Oh, ini menarik. Jadi Kyu belum pernah melihat wajahku sebelumnya makanya dia bisa bicara seperti tadi. Aku jadi penasaran, apa Kyu akan sama seperti yang lainnya ketika dia melihat wajahku atau dia akan tetap kepada pendiriannya?

"Kau itu bicara apa sih Kim Jaejoong? Baca bibirku. Aku. Tidak. Perduli. Sekarang kau ingin bagaimana? Kelas kita 10 menit lagi mulai and we're still here."

"Hhh.. Sepertinya hari ini aku harus kecewa. Ya sudahlah, ayo ke kelas." Perdebatan mereka berdua berakhir dengan Jae atau lengkapnya Kim Jaejoong seperti kata Kyu tadi mengalah dan mengikuti Kyu pergi.

Merasa aman karena mereka tidak mengetahui keberadaanku sejak tadi, aku pun keluar dari persembunyianku. Aku memandang kedua punggung pemuda itu. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka namun aku memiliki nama mereka. Kim Jaejoong. Aku tidak mengincar dia, hanya saja dengan namanya aku bisa mencoba mencari tahu siapa dia dan ujung-ujungnya Kim Jaejoong bisa membawaku ke pemuda berambut coklat. Aku penasaran dengannya. Pemuda itu sungguh unik. Sesaat aku melupakan misiku untuk mendapat teman pendamping ke pesta ibuku dan lebih memikirkan pemuda unik tersebut.

Sebentar, Kim Jaejoong.

Kim Jaejoong?

Kim Jaejoong.

Jaejoong.

JAEJOONG!

Oh Tuhan! Aku tahu siapa dia. Pantas aku seperti mengenal nama itu. Ah, sepertinya aku juga tidak perlu bersusah payah untuk bisa mencari informasi tentang Kyu dari Jaejoong. Aku juga yakin Jaejoong akan membantuku dengan senang hati karena aku mempunyai Yunho hyung. Sekarang aku hanya perlu mendekati Jaejoong dulu. Untuk itu, aku lalu mengeluarkan ponselku dan menekan nomor yang sudah aku ingat diluar kepala. Saatnya meminta bantuan dari adikku tersayang.

"Yoboseyo Wookie-ah. Hyung butuh bantuanmu."

End Siwon P.O.V

TBC