Title : The Gifted Hands
Pairing : Kim Jaejoong, Jung Yunho
Other Cast : Park Yoochun
Rating : T
Genre : Romance, little angst (maybe)
Type : YAOI, BL
Author : jejetoiunamae
Annyeong. Iseng-iseng aja nulis eh jadilah seperti ini. Nikmati aja ya kalo emang bisa di nikmati, saya cuma minta komentar dari kalian readers yang sudah mau membaca bagaimana ff abal saya ini. Walaupun abal tolong jangan copas sembarangan ff ini, kepedean banget kya ada aja yang mau copas... :)
Ini saya terinspirasi dari filmnya kim bum "The Gifted Hands", pokonya ceritanya agak ngikutin tapi gak full sama kya filmnya. Langsung ajalah. DON'T LIKE DON'T READ! WARNING THIS FANFIC BOYS LOVE. And then typos~~
~Chapter 7 (END CHAPTER)~
Summary : Seorang namja cantik bernama Kim Jaejoong memiliki kelainan (penyakit) Psychometry. Yang bisa melihat kisah, kehidupan di masa lalu seseorang atau keadaan di sekelilingnya hanya dengan menyentuhnya. Orang-orang di dekatnya menjauhinya, bahkan ibu kandungnya sendiri pun juga menjauhinya. Kematian ibunya yang dia anggap salah satu kesalahannya membuat perubahan sikap dan perilakunya menjadi sosok yang pendiam juga penyendiri. Diasemakin di anggap gila dan aneh oleh orang-orang di dekatnya. Dan di saat dia merasakan kesepian seperti itu datanglah seorang pangeran penyelamat hidupnya. Siapakah pangerannya itu?
The Gifted Hands
.
.
.
"Wae?"
"..."
"Mwo? Kim Jaejoong melarikan diri?"
"..."
"Mworago? Yunho?"
"..."
"Jadi maksudmu bocah itu melarikan diri bersama putraku Yunho eoh?"
"..."
"Paksa Yunho untuk kembali pulang!"
"..."
"Cari Kim Jaejoong dan bawa padaku! Atau kalian mati di tanganku! Algeseo!"
Setelah menutup sambungan telefon dari seberang sana tuan Jung pun menjatuhkan dirinya ke sofa. Tuan Jung duduk sambil memijit keningnya bermaksud menghilangkan rasa sakit kepalanya. Dengan perlahan tuan Jung mencoba mengatur nafasnya yang tiba-tiba memuncak karena luapan emosi tadi di telefon, sungguh kabar yang tadi di dengarnya begitu mengejutkan.
Bukankah tuan Jung sudah berhasil menjauhkan putranya Jung Yunho dari Kim Jaejoong tapi kenapa sekarang tuan Jung mendapat kabar bahwa putranya Yunho melarikan diri bersama Kim Jaejoong, bahkan Yunho ikut terlibat menjadi tersangka dalam rencananya ini.
YOOCHUN POV
Beberapa jam yang lalu Yunho hyung menghubungiku, mengajakku untuk bertemu di sebuah pedesaan kecil di daerah pedalaman. Awalnya aku agak bingung dengan maksud Yunho hyung yang memaksaku untuk bertemu namun setelah Yunho hyung menceritakan semuanya aku baru mengerti.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar dua jam lamanya akhirnya aku sampai di sebuah pedesaan. Aku masih terus melajukan mobilku sambil bertanya pada pejalan kaki di mana alamat yang tadi di berikan Yunho hyung padaku di telefon.
.
.
Sudah hampir setengah jam aku mengikuti petunjuk yang di berikan orang-orang pejalan kaki tadi tapi sampai sekarang aku belum juga bertemu Yunho hyung maupun Jaejoong hyung. Dan sedari tadi aku sudah mencoba menghubungi Yunho hyung tapi malah operator yang menjawabnya, sepertinya agak susah signal di daerah pedalaman seperti ini.
Aku sengaja melajukan mobilku dengan perlahan. Mungkin dengan cara ini aku lebih mudah menemukan alamatnya. Dan selagi aku memperhatikan arah jalan di depanku, aku melihat seseorang yang aku kenal. Aku pun menepikan mobilku untuk lebih menatap seseorang yang sepertinya aku kenal di kejauhan sana.
"Bukankah itu Jaejoong hyung. Lalu untuk ap-" Setelah aku menyadari sesuatu yang buruk terjadi pada Jaejoong hyung aku pun lekas turun dari mobilku berusaha membantu menyelamatkan Jaejoong hyung dari bandit-bandit di sana yang sedang menyekap dan memaksa membawa Jaejoong hyung pergi.
YOOCHUN POV END
"Jaejoong hyung!" Yoochun terus berlari mendekati Jaejoong dan sesekali mencoba memanggil Jaejoong dari kejauhan namun yang di panggil tidak menyautinya bahkan Yoochun melihat Jaejoong sepertinya pingsan karena ulah bandit-bandit itu.
Di saat berlari Yoochun memperhatikan kedua bandit itu sedang sibuk membopong Jaejoong masuk ke dalam mobil sebelum Yoochun mendekat berusaha menyelamatkan Jaejoong. Park Yoochun terlambat, bandit-bandit itu telah membawa Jaejoong dan menculiknya.
"YA! Aishhh.." Desis Yoochun kesal sambil mengatur nafasnya yang tidak stabil akibat lari tadi.
"Yoochun~ah. Jaejoong eodiga?" Tanya Yunho yang baru datang menghampiri Yoochun.
"Mobil itu membawa Jaejoong hyung!" Kata Yoochun sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah mobil yang berhasil membawa Jaejoong pergi.
"Mwo!" Terpancar sudah raut wajah Yunho yang terkejut, marah sekaligus panik.
"Kajja hyung. Kita ikuti dengan mobilku." Ajak Yoochun.
.
.
"Aku yakin orang itu suruhan naeAbeoji." Kata Yunho dengan tatapan kosongnya.
"Nde?" Sekilas Yoochun menoleh menatap Yunho yang sedang duduk di kursi penumpang di samping dirinya bermaksud mencari jawaban akan perkataan Yunho barusan.
"Tidak akan aku biarkan mereka melukai Jaejoong! Jika sedikit saja, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!" Tegas Yunho sambil memperlihatkan tatapan tajam bak musang yang seperti siap menerkam mangsanya.
"Hyung!" Kaget Yoochun.
"NaeAbeoji adalah seorang pembunuh! Aku akan pastikan jika sejengkal saja aku melihat Jaejoong terluka aku akan membunuhnya!" Ucap Yunho marah.
JAEJOONG POV
Dengan perlahan aku mencoba membuka kedua mataku, setelah mata ini terbuka aku merasa kepalaku sedikit pusing. Aku berusaha menyadarkan diriku kemudian mencoba duduk di lantai berdebu ini dan betapa terkejutnya aku dengan tempat ini. Ruangan gelap yang kosong tak berpenghuni, entah ruangan seperti apa ini aku tidak tahu aku ada di mana sekarang.
Aku berusaha mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya namun aku tidak begitu mengingatnya. Bukankah terakhir kali aku bersama Yunho, aku menunggu Yunho di luar supermarket lalu... Ah aku ingat, tiba-tiba saat itu aku mencium bau menyengat yang sangat menusuk hidungku. Aku merasa ada orang yang mencoba menyekapku dan memaksaku untuk ikut bersamanya dan setelah itu aku tidak mengingatnya lagi. 'Tapi kenapa aku bisa di bawa ke sini?' batinku bingung.
"Akhirnya. Terlalu lama kau pingsan. Kau tahu berapa lama aku menunggumu?" Tiba-tiba aku mendengar suara lain yang berasal dari arah sisi kiriku, sepertinya ada seseorang yang baru masuk dan mencoba berjalan mendekatiku. Tapi karena kurangnya penerangan cahaya di dalam ruangan ini aku tidak terlalu jelas melihat siapakah gerangan pemilik suara itu.
"..." Setelah melihatnya aku begitu terkejut, ternyata seseorang itu adalah tuan Jung Ayah dari teman yang sangat aku kenal Jung Yunho. Tuan Jung sukses menghampiriku lalu berjongkok sambil menatapku dengan tatapan tajamnya namun aku hanya diam menatapnya takut-takut.
"Lama tidak bertemu Kim Jaejoong!" Kata tuan Jung sengit.
Beberapa detik tuan Jung menatapku dan tanpa aku mengerti tuan Jung memukul pipiku dengan kerasnya. Aku pun jatuh terkapar menyamping karena pukulannya itu.
"Tidak seharusnya kau mengenal Yunho!" Bentak tuan Jung kesal.
"..." Tanpa tuan Jung mengetahuinya aku hanya meringis kesakitan akibat pukulannya tadi.
"Bahkan putraku Jung Yunho berubah. Yunho lebih memilihmu di bandingkan aku Ayah kandungnya." Jelas tuan Jung tidak terima.
"..." Aku merasakan tuan Jung mencoba menarik kasar kedua lenganku dan menyuruhku untuk berhadapan kembali dengannya namun aku hanya pasrah akan tindakan yang di lakukan tuan Jung padaku.
"Kau hanya orang miskin yang memanfaatkan kekayaan orang lain dengan kelemahanmu itu! Kau berpura-pura agar Yunho peduli padamu!" Bentak tuan Jung lagi sambil menatapku benci.
"Kau salah." Ucapku sambil membalas tatapan tuan Jung.
"Mwo!"
"Karena Ahjusshi seorang pembunuh!" Entah keberanian dari mana aku berkata seperti itu, aku hanya berusaha berkata yang sebenarnya. Tuan Jung memang lah pembunuh!
"Mwo! Aishhh.." Karena tidak terima dengan perkataanku, tuan Jung meremat kerah baju hijau yang aku kenakan dan kembali memukulku. Kali ini ujung bibirku yang jadi sasarannya. Tuan jung terus memukulku dengan sadisnya tanpa memikirkan apapun, tuan Jung juga melayangkan tendangannya ke perutku berkali-kali. Aku mencoba menahannya dengan kedua tanganku namun tidak ada tenaga sedikitpun yang bisa aku terus jatuh dan jatuh sampai berusaha untuk bergerak saja sulit sekali. Sudah banyak cairan merah kental yang disebut darah itu keluar dari ujung bibir, hidung dan mulutku. Tuan Jung begitu terlihat menyeramkan selagi marah seperti ini.
JAEJOONG POV END
Mobil yang sedari tadi di ikuti mobil Yoochun berhenti di sebuah bangunan kecil yang kusam yang terletak di tengah hutan. Hanya ada satu bangunan di daerah hutan itu. Sepertinya si penculik sengaja mencari tempat yang jauh dari keramaian penduduk desa.
"Sepertinya ini tempatnya hyung." Kata Yoochun sambil melihat ke arah mobil yang sedang di carinya sedari tadi.
Setelah Yoochun memarkirkan mobilnya di antara pepohonan besar yang ada di hutan itu,Yoochun dan Yunho pun keluar dari mobil. Tampak terlihat raut wajah panik sekaligus sedih tergambar jelas di wajah tampan seorang Jung Yunho.
"Aku akan masuk. Kau panggil polisi." Ujar Yunho kemudian bermaksud pergi meninggalkan Yoochun.
"Nde?" Tanya Yoochun tidak mengerti.
"Panggil polisi!" Kata Yunho sambil menoleh kembali ke arah Yoochun.
"Hyung! Hyung, kita akan menyelamatkan Jaejoong hyung bersama-sama."
"Ani! Aku akan melakukannya sendiri. Ppalli kka.." Seru Yunho mengusir Yoochun.
"Gundae hyu-"
"Ppalli Yoochun~ah." Pinta Yunho dengan tatapan memohon.
"Baiklah, aku akan secepatnya kembali bersama polisi." Balas Yoochun sambil menepuk pelan bahu kanan Yunho.
.
.
Setelah Yoochun pergi Yunho pun mencoba masuk dengan berjalan mengendap-ngendap agar tidak terdengar bunyi gesekan dari gerakannya. Sejauh ini Yunho belum menemukan satu pun orang di sana. Yunho terus berjalan sambil memperhatikan sekelilingnya bermaksud berjaga-jaga jikalau ada yang menyerangnya tiba-tiba.
Dan setelah Yunho melihat adanya pintu, sepertinya pintu untuk masuk ke dalam bangunan itu Yunho mencoba mendekat namun sesuatu menghalanginya. Seseorang sedang menghalangi jalan Yunho dengan memegang besi yang panjangnya sekitar 50cm.
Langsung saja Yunho melayangkan tendangan ke orang itu, orang itu pun tidak tinggal diam melainkan membalas memukul Yunho. Berkali-kali Yunho jatuh tersungkur karena pukulan demi pukulan yang di hantamkan ke perutnya juga wajah tampannya, banyak darah yang mulai merembes keluar dari ujung bibirnya serta hidungnya.
.
.
Jaejoong masih menahan rasa sakit yang luar biasa akibat pukulan yang di berikan tuan Jung pada pipi putihnya, dada dan juga perut. Mungkin sudah satu jam bahkan lebih tuan Jung memukulnya tanpa henti. Sudah banyak darah yang berceceran di bangunan kosong itu.
"Karena kau hidupku hancur! Aku akan membunuhmu Kim Jaejoong! Aishhh!" Bentak tuan Jung lalu mengambil pistolnya dari dalam jas hitam tebalnya. Setelah itu tuan Jung bermaksud mengarahkan pistolnya ke Jaejoong yang masih jatuh terkapar di lantai berdebu itu namun tiba-tiba tuan Jung merasakan ada sesuatu yang menempel di bagian belakang kepalanya.
"JAUHKAN TANGAN KOTORMU DARI KEKASIHKU!" Yunho sudah menempelkan sasaran pistolnya ke bagian belakang kepala tuan Jung.
"Yun-Yunho~ah.." Walaupun sangat sulit karena luka yang di rasakan Jaejoong, dengan penglihatan yang sedikit kabur Jaejoong berusaha melafalkan nama Yunho.
"Jung Yunho!" Ucap tuan Jung sambil mencoba berbalik menghadap Yunho yang berdiri di belakangnya.
"Aku yang akan membunuhmu! Aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" Kata Yunho penuh emosi sambil menatap benci tuan Jung .
"..." Tuan Jung tidak membalas perkataan Yunho dan hanya menatatap Yunho bingung.
"Pembunuh! Kenapa aku bisa tidak menyadarinya. Selama ini aku hidup bersama pembunuh Ibuku."
"K-kau sudah tahu?" Tanya tuan Jung dengan keterkejutannya. Sekian lama tuan Jung menyembunyikan rahasia ini dari putranya dan pada akhirnya putranya tahu bahwa pembunuh Ibunya memang Ayah kadungnya sendiri.
"Aku akan membunuhmu!" Bentak Yunho sambil menatap tajam sang Ayah. Yunho masih mengarahkan pistolnya tepat di dahi Ayahnya.
"Ibumu yang menghalangiku. Ibumu menghalangi jalanku." Sanggah tuan Jung mencoba meyakinkan.
"Lalu kau tega membunuhnya! Dia istrimu! Dia Ibuku!" Bentak Yunho (lagi).
"Aku terpaksa melakukannya." Sesal tuan Jung.
"Demi uang. Demi kekayaanmu. Kau gila!" Marah Yunho tidak terima.
"Bagaimana pun aku Ayahmu!" Ujar tuan Jung pasrah. Suaranya terdengar agak melemah.
"Setelah aku tahu kau pembunuh Ibuku! Semenjak saat itu aku tidak pernah memiliki Ayah!" Desis Yunho menegaskan.
"Bukankah kau bilang kau tidak akan pergi meninggalkanku." Ucap tuan Jung mengingatkan.
Terlihat raut wajah Yunho yang berubah seperti menahan emosi yang sedang menggerayangi pikirannya. Dengan perlahan Yunho mengatur nafasnya dan mencoba menahan air mata yang tiba-tiba terasa penuh di pelupuk matanya.
"Aku menyesal Yunho~ah.."
"Aishhh!"
DORRRRRR..
Akhirnya pertahanan Yunho hancur sudah karena mendengar kalimat demi kalimat penyesalan sang Ayah. Dengan beraninya tanpa sadar Yunho menembak Ayah kandungnya sendiri tepat di bagian paha sebelah kiri. Yunho pun tidak terkejut ataupun menyesal karena perbuatannya itu, Yunho malah membiarkan Ayahnya terjatuh menahan sakit akibat tembakannya lalu berlari menghampiri Jaejoong nya.
"Jaejoongie gwaenchana?" Tanya Yunho sambil menumpu kepala Jaejoong agar merebah di pahanya.
"Ken-kenapa kau melakukannya." Kata Jaejoong terbata. Sungguh Jaejoong tidak menyangka Yunho akan berani melukai Ayah kandungnya sendiri.
"Kajja.. Kau terluka sangat parah." Yunho pun bermaksud mengangkat Jaejoong dengan cara meggendongnya ala bridal style namun Jaejoong menolaknya dengan menahan lengan kokoh Yunho.
"Yun-"
"Apa yang di lakukannya padamu? Dia pasti sudah memukulmu dengan seenaknya. Lihatlah banyak darah dimana-mana." Imbuh Yunho dengan kesalnya.
Dan di saat Yunho ingin mencoba menggendong Jaejoong kembali entah bisikan dari mana Yunho menoleh ke arah tuan Jung, betapa terkejutnya Yunho sepertinya tuan Jung bermaksud ingin menembak Jaejoong tapi dengan cepat Yunho memeluk Jaejoong berusaha melindungi Jaejoong dari tembakan itu.
DORRRRRRRRRR...
Tembakan tuan Jung meleset, tembakan itu malah mengenai pundak kanan Yunho. Yunho pun jatuh terkapar diselingi darah yang mulai keluar dari pundak kanannya. Tuan Jung hanya menatap kosong apa yang baru saja di lakukannya. Seolah mati rasa akan perbuatan jahatnya itu. Tuan Jung sangat menyesal dan merasa bersalah, tidak seharusnya tuan Jung melakukan itu semua pada putranya sendiri.
"Yun-Yunho~ah.." Jaejoong mencoba bangun ingin menolong Yunho namun tubuhnya terasa sulit di gerakkan. Jaejoong mencoba berusaha mendekati Yunho dan setelah itu Jaejoong baru menyadari pundak kanan Yunho banyak mengeluarkan darah. Dengan segera Jaejoong bermaksud menghalangi jalan keluarnya darah itu dengan cara menutupi pundak Yunho yang mengeluarkan darah dengan kedua telapak tangannya tapi sepertinya cara itu saja tidak mungkin berhasil di lakukannya.
"Yunn.." Terlihat raut wajah Jaejoong berubah panik dan sedih. Jaejoong begitu mengkhawatirkan keadaan Yunho yang terluka sangat parah namun dirinya sama sekali tidak berguna, dirinya begitu lemah.
"Aaa-aakkhh.. Jae-Jaejoongie gwaenchana?" Tanya Yunho sambil menahan rasa sakitnya.
"Yun.." Jaejoong begitu terkejut akan Yunho yang masih sempatnya mengkhawatirkan keadaannya di saat Yunho lebih terluka di bandingkan dirinya.
"A-aku benar-benar akan membunuhmu!" Yunho menoleh dan menatap sengit tuan Jung sambil mencoba maraih pistol yang tergeletak di sampingnya, bermaksud membalas perbuatan tuan Jung yang tadinya ingin membunuh Jaejoong dengan tembakannya itu.
"Andwae!" Jaejoong pun yang melihat Yunho mengarahkan pistolnya ke tuan Jung dengan cepat berusaha menghalanginya dengan menampiknya agar pistol itu terjatuh dari pegangan tangan Yunho.
"..." Tuan Jung hanya pasrah dengan apa yang akan Yunho lakukan padanya. Jika Yunho bermaksud membunuhnya juga tuan Jung sangat menerimanya. Karena ini semua memang kesalahannya dan dirinya pantas mendapatkannya.
"Ani. Ani Yunho~ah. Kau bukan pembunuh. Ibumu juga pasti tidak pernah mengajarkanmu membunuh." Setelah pistol itu terlepas dari pegangan tangan Yunho, Jaejoong pun mencoba menyadarkan Yunho dengan perkataannya.
"Jae.." Yunho hanya mampu menatap dalam mata bulat Jaejoong. Yunho berfikir memang benar apa yang di katakan Jaejoong, biar bagaimana pun tetap saja Yunho tidak boleh melakukannya. Apa lagi orang itu adalah Ayah kandungnya sendiri. Ibunya pun tidak pernah mengajarkan Yunho melakukan ini.
"HYUNG!" Tiba-tiba ada suara lain yang mengintrupsi keadaan mencekam ini. Yoochun datang bersama beberapa polisi yang sudah siap menangkap tuan Jung beserta suruhannya. Akhirnya setelah sekian lama mencari pihak polisi menemukan bandar narkoba yang selama ini menjadi buronan. Dengan bantuan Yoochun yang menghubungi kepolisian atas tuduhan penculikan ini juga memberikan beberapa bukti yang berhasil di dapatkannya tentang bisnis kotor tuan Jung, pihak polisi mencoba memeriksa terlebih dahulu dan setelahnya baru berani membenarkan tuduhan itu.
YUNHO POV
Beberapa menit yang lalu aku telah sadar dan dokter mengatakan sudah seminggu lamanya aku tidak sadarkan diri. Karena insiden penculikan itu, aku terluka parah dan di bawa ke tempat ini. Aku tahu tempat apa ini, bau khas obat-abatan serta ruangan serba putih, apa lagi kalau bukan rumah sakit.
Setelah membuka mataku tadi di fikiranku hanya tertuju pada seseorang yang sangat aku rindukan Kim Jaejoong. Terakhir, seminggu yang lalu aku melihatnya sebelum jatuh tidak sadarkan diri. Tapi kenapa sekarang aku tidak melihat Jaejoong? Apakah Jaejoong baik-baik saja?
"Maaf saya datang untuk mengantar makan siang." Kata seorang suster membuyarkan lamunanku.
"Oh ye." Aku pun melihat suster itu berjalan sambil membawa nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur dan air mineral, suster itu meletakkan nampan yang di bawanya ke meja samping ranjang inapku.
"Suster. Apa selama aku tidak sadarkan diri ada orang yang datang membesukku?" Aku mencoba bertanya selagi suster itu sibuk dengan pekerjaannya yaitu meletakkan nampan yang di bawanya ke meja.
"Ya ada seorang Yeoja yang sering datang membesuk dan merawat anda. Sepertinya dari awal anda masuk rumah sakit ini Yeoja itu selalu berada di dekat anda. Namun sudah beberapa hari ini saya hanya melihat seorang namja berambut pendek yang datang membesuk anda." Ucap suster itu menjelaskan.
"Mwo?" Aku agak terkejut dengan penjelasan si suster. Namja berambut pendek yang di maksud suster itu aku tahu pasti Yoochun tapi.. Yeoja? Nugu? Ah. Apakah yang di maksud suster itu Jaejoong? Aku tidak yakin tapi bisa jadi iya.
"Wanita itu pasti kekasih anda?" Tanya suster itu curiga sambil memicingkan kedua matanya. Sepertinya suster itu ingin tahu apa jawabanku.
"Ne. Kekasihku, namanya Kim Jaejoong." Balasku dengan senyuman kikuk.
"Ah. Nama yang cantik seperti orangnya." Kata suster itu ikut tersenyum. "Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah di rasanya tugasnya sudah selesai, suster itu pun pergi meninggalkan kamar inapku.
"Ye. Gamsahamnida."
.
.
Sekilas aku tersenyum bahagia jika mengingat penjelasan suster tanpa aku mengetahuinya, dari awal aku di rawat di rumah sakit ini Jaejoong yang selalu datang menemaniku dan merawatku selama aku tidak sadarkan diri. Kelihatannya Jaejoong begitu peduli padaku. Bahkan suster itu mengira Jaejoong adalah kekasihku. Sepertinya jika Jaejoong datang lagi aku harus segera mengungkapkan perasaanku padanya.
Saat ini aku masih setia membuka mataku sambil menonton tv. Walaupun mata ini sudah tidak sanggup lagi bertahan aku berusaha untuk tetap membuka mataku. Sudah tengah malam tapi aku masih tetap menunggunya, sedari tadi aku terus menunggunya. Aku yakin Jaejoong pasti akan datang lagi. Tidak terasa sudah cukup lama aku menunggu Jaejoong, aku berfikir lagi tidak mungkin Jaejoong datang, ini sudah malam menjelang pagi jadi aku memutuskan untuk tidur. Semoga saja besok setelah aku membuka mata yang aku temukan adalah sosok indah malaikat cantikku Kim Jaejoong.
YUNHO POV END
Pagi harinya Yunho juga tidak menemukan malaikat cantiknya itu. Jaejoong belum datang menemuinya, apa tidak datang atau tidak akan pernah datang. Yunho agak kecewa dengan Jaejoong nya. Tadinya Yunho senang Jaejoong begitu peduli padanya tapi kenapa sekarang Jaejoong seperti melupakannya. Yunho merasa kasian dengan nasibnya. Setelah dirinya sadar Yunho tidak menemukan satu pun orang yang membesuknya.
Kalau Ayahnya Yunho sudah melupakannya. Yunho berniat menghapus memory tentang Ayahnya dari fikirannya. Yunho begitu membenci Ayahnya yang dengan teganya membunuh Ibunya, seseorang yang selalu ada untuknya di saat Yunho membutuhkannya "Ibu".
.
.
Lama kelamaan Yunho merasa bosan dengan tempat ini. Ya, sudah lima hari Yunho di rawat inap di rumah sakit ini semenjak Yunho sadarkan diri. Dan sudah lima hari ini Jaejoong pun tidak datang menemuinya. Yunho ingin sekali menghubungi Jaejoong dan Yoochun namun Yunho tidak menemukan handphonenya yang hilang entah kemana.
Dokter bilang jika lusa Yunho baru di bolehkan pulang tapi Yunho penasaran dengan Jaejoong yang tak kunjung datang lagi. Akhirnya Yunho memutuskan untuk pulang hari ini dan hari ini juga Yunho akan menemui Jaejoong.
.
.
Yunho tidak bisa menahan keiinginannya untuk bertemu dengan Jaejoong. Jadi sepulangnya Yunho dari rumah sakit Yunho segera bergegas ke rumah Jaejoong terlebih dahulu menggunakan taksi. Kira-kira setengah jam berlalu Yunho sampai di bangunan kecil yang sangat di kenalnya. Setelah membayar dan mengucapkan terimakasih pada si supir taksi Yunho pun keluar dari taksi itu lalu melangkahkan kakinya ke rumah sang kekasih.
Sampainya di depan pintu rumah itu Yunho langsung mengetuknya lalu mencoba memegang knop pintu di hadapannya itu dan membukanya. Ternyata pintu itu tidak terkunci seperti pertama kali Yunho membukanya. Perlahan Yunho menyembulkan kepalanya ke dalam rumah Jaejoong dan betapa terkejut dirinya karena yang Yunho temukan hanya rumah kosong tak berpenghuni.
Dengan ketakutan yang luar biasa yang tiba-tiba menghampirinya Yunho langsung merogoh kantung celananya bermaksud mengambil handphone nya yang baru di temukan beberapa jam yang lalu di saku jaketnya yang di penuhi darah bekas insiden penculikan waktu itu. Yunho ingin menghubungi seseorang di seberang sana namun sebelum Yunho menghubungi orang itu handphone nya berdering tanda panggilan masuk dan dengan sangat kebutalan yang menghubunginya orang itu, orang yang sama yang ingin Yunho hubungi.
"Yoochun~ah."
"..."
"Mwo!"
"..."
"M-mworago?"
"..."
"Yoochun~ah.. Yoochun~ah."
JAEJOONG POV
Sudah hampir seminggu aku tidak datang ke rumah sakit menemui Yunho, Yoochun pun aku larang untuk pergi kesana. Semenjak saat itu di mana insiden penculikan itu terjadi padaku, di mana saat itu ada seseorang yang ingin sekali membunuhku dan semenjak saat itu ada seorang namja tampan yang menyadarkanku akan perlakuannya selama ini. Aku rasa aku mulai menyukainya, ani sepertinya aku mencintainya.
Beberapa hari yang lalu Yoochun mengatakan bahwa Yunho sudah sadar. Setelah mendengar kabar itu ada perasaan lega namun ada perasaan sedih juga yang menggorogotiku. Aku pun memutuskan untuk pindah tinggal bersama Yoochun di rumahnya untuk sementara waktu, karena aku tahu sepulang dari rumah sakit nanti Yunho pasti datang ke rumah mencariku.
.
.
Aku tahu sudah lama aku memiliki perasaan ini padanya tapi aku tidak pernah mau mengakuinya. Karena aku merasa tidak pantas memiliki seorang namja tampan yang baik hati seperti Yunho, akhirnya aku menghindarinya. Aku ingin pergi menjauh darinya. Aku ingin melupakannya. Bahkan aku putuskan hari ini aku akan ikut Yoochun untuk menetap di Virginia.
Tadi selagi di rumah, Yoochun hanya mengatakan sebelum keberangkatan sebaiknya menyelesaikan sesuatu yang tertunda, maka dari itu aku mengikutinya sampai disini. Setelah Yoochun mengantarku ke dalam Yoochun malah meninggalkanku sendiri dan sekarang aku sedang duduk di salah satu kursi yang ada di dalam Cathedral ini. Aku tidak mengerti apa yang di rencanakan Yoochun.
Sebelum pergi meninggalkanku Yoochun memberitahuku ada seseorang yang ingin bertemu denganku. Seseorang yang sangat merindukanku. Seseorang yang sangat mencintaiku. Apa maksudnya? Apakah seseorang itu Yunho? Tidak mungkin! Pasti tidak mungkin!
"Jaejoong~ah." Selagi aku melamun aku mendengar suara yang sangat aku kenal. Suara yang sudah bermingu-minggu tidak pernah aku dengar lagi. Aku pun membalasnya dengan berbalik melihat pemilik suara itu.
JAEJOONG POV END
"Kenapa kau pergi tanpa mengatakannya padaku?" Tanya si namja tampan dengan tatapan lirihnya.
"Mianhae." Namja cantik itu hanya menjawabnya singkat tanpa membalas tatapan si namja tampan.
"Kenapa kau tidak datang menemuiku lagi di rumah sakit?" Tanya si namja tampan lagi sambil menahan kepedihan yang di tahannya sedari dirinya melihat sosok indah yang sangat di rindukannya itu.
"Mianhae." Jawab si namja cantik masih menatap lurus kedepan.
Ya, sudah beberapa menit yang lalu hanya keheningan yang menemani kedua namja itu dan sekarang kedua namja itu sedang duduk bersebalahan di satu kursi yang sama sambil berbicara satu sama lain.
"Kenapa kau tiba-tiba menghilang?" Tanya Yunho (lagi) yang ketiga kalinya, Yunho pun masih terus menatap si namja cantik tepatnya Kim Jaejoong berharap kali ini Jaejoong mau menoleh menatapnya.
"Mianhae Yunho~ah." Akhirnya Jaejoong menoleh ke arah Yunho yang duduk di samping kanannya sambil menatap mata musang Yunho.
"Maaf dan maaf. Hanya itu yang bisa kau katakan." Kata Yunho sedikit kesal dengan jawaban sama yang mampu Jaejoong nya katakan.
"..." Jaejoong hanya diam masih menatap Yunho.
"Jaejoongie."
"Hari ini aku akan berangkat dan menetap bersama keluarga Yoochun di Virginia." Ungkap Jaejoong sambil membuang muka ke posisi sebelumnya menatap lurus ke depan.
"Jika aku mengatakan aku mencintaimu apa kau akan tetap pergi?" Dengan keterkejutan yang luar biasa Yunho berusaha kuat di depan Jaejoong. Yunho bertanya bermaksud memohon agar Jaejoong tidak akan pergi meninggalkannya (lagi).
"Ne!" Sebenanya Jaejoong juga tidak yakin dengan jawabannya. Sepertinya Jaejoong masih tidak mau mengakui bahwa dirinya mencintai Yunho.
"Saranghae Kim Jaejoong."
"Aku akan tetap pergi. Gomawo Yunho~ah." Sekilas menatap mata musang Yunho lalu Jaejoong pun beranjak dari duduknya dan bermaksud pergi meninggalkan Yunho. Namun baru beberapa langkah Jaejoong harus menghentikannya karena sesuatu yang menghalanginya.
"Gajima.." Ucap Yuho sambil memeluk Jaejoong dari belakang.
"..." Jujur Jaejoong sudah tidak tahan lagi dengan perasaannya ini. Jaejoong bahagia karena Yunho mengatakannya dan ingin sekali Jaejoong membalas cinta Yunho namun bibirnya terasa kelu. Jaejoong tidak mampu mengatakan bahwa dirinya juga mencinta Yunho.
"Hanya kau seseorang yang aku miliki di dunia ini. Kau seorang yang sangat berarti untukku setelah Ibuku. Jebal gajima.." Jelas Yunho kembali memohon.
"..." Jaejoong masih diam seperti patung bahkan matanya tidak berkedip, hanya tatapan kosong yang terlihat.
"Gajima Jaejoongie.. Saranghae.." Yunho semakin mengeratkan pelukannya dan masih berusaha memohon dan meyakinkan Jaejoong.
"Nado saranghae." Balas Jaejoong. Akhirnya Jaejoong mengatakan bahwa dirinya memang mencintai Yunho. Jaejoong tidak ingin menyembunyikan perasaannya, karena kemungkinan jika Jaejoong masih menyembunyikannya bukan hanya dirinya yang akan terluka tapi Yunho juga pasti akan terluka.
"Jae.." Dengan segera Yunho membalikan badan Jaejoong lalu menatap mata bulat Jaejoong tidak percaya. Tentu saja Yunho begitu terkejut dengan ucapan Jaejoong, awalnya Yunho tidak yakin tentang perasaan Jaejoong padanya dan ternyata Yunho mendengarnya sendiri kalau Jaejoong membalas cintanya.
"Oh. Selama ini aku hanya malu mengakuinya. Saranghae Yunnie." Ucap Jaejoong kembali meyakinkan Yunho dengan kata cintanya. Tanpa malu dan entah keberanian dari mana Jaejoong mengecup sekilas bibir hati Yunho hanya mengecupnya sekilas setelah itu wajah Jaejoong langsung terlihat memerah.
"Saranghae Joongie." Yunho tersenyum lalu membawa Jaejoong ke dalam pelukan hangatnya.
END
Finally. Ok selesai juga..
Maaf memang begini saya kalau bisa update cepet pasti cepet kalau gak bisa ya di tunggu aja.
Maaf jika ada kesalahan di chap ini atau di chap 1-6. Maaf juga jika ada salah-salah ngomong sayanya.
Terimakasih untuk semua pembaca. Terimakasih untuk waktunya, uda mau mampir baca, mampir review, ngasih kritikan dan sarannya juga. Terimakasih banyak.
BIG THANKS : jungjaema, ichigo song, uri dongbang sarang, , 1, abilhikmah, chonurullau40 a.k.a miss zhang, meybi, vivi, irengiovanny, miss, yunholic, guest, adindapranatha, runashine88, riska0122, yoon hyunwoon, astutiimoet, kim eun seob, kaguya734, lady ze, kjhwang, my beauty jeje, giaoneesan, izca rizcassieyj, bumkeyk, vic89, fha, phoenix emperor nipplejae, i was a dreamer, maght, minhyunni1318, jenny, vampireyunjae, dennis park, dipa woon, jung jaehyun, manize83, cathsp, missjelek, yunjaegurih, ifa. , nope6002, missy84, nayun, ayura
Sorry ya kalau ada yang gak kesebut atau salah nama :)
Untuk ff sebelah masih dalam proses, saya usahakan secepatnya di publish..
Satu lagi. Tolong banget jangan panggil saya "author", "thor", "authorsshi" "noona", "eonni" atau sebagainya. Just call me jeje or kim. Merasa saya belum pantes jadi author, itu aja kadang masih ada kesalahan penulisan. OK THANKS~~
Sangkyuuuuuuuuuu ^^