"Dasar monster...!"

Yah... Aku memang monster

"Kau adalah aib dunia ini...!"

Yah... Aku adalah aib

"Dunia ini pasti sudah mengutukmu...!"

...Mengutukku...

"Kau tidak pantas disebut sebagai manusia, jadi jangan bertindak dan berpikir seolah-olah kau manusia...!"

Aku memang bukan manusia

"MATILAH...!"

Dan aku pantas mati

.

.

.

Tunggu dulu

.

.

Karena aku bukan manusia

.

.

Bagaimana kalau

.

.

Aku bertindak dan berfikir

.

.

Seperti

.

.

MONSTER

.


Dream Worlds

By : Awitway A.M

A.K.A

Dragion A.M

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T+

Genre : Adventure, Fantasy (LittleBit Romance)

Main Pair : Naruto U, Hinata H

.

.

Chapter 16

Like A Monster

.

.

Mungkin...

abal-abal, tidak jelas, jelek, banyak TYPO, ide pasaran, membosankan, terlalu pendek, aneh dan banyak lagi kesalahan lainnya.

please, forgive me...


Tubuh Naruto dan Sasuke yang tadinya luka-luka kembali sembuh setelah diselimuti cahaya hijau, itu adalah efek balik dari boneka sihir transfer damage. Tapi mereka berdua mengabaikan efek itu karena sedang tenggelam dalam pikiran masing-masing.

`Kabuto..`

Sasuke mengulangi nama itu didalam hati, karena dia pernah mendengarnya dari Itachi. Sasuke masih ingat dengan sangat jelas bagaimana ekspresi kakaknya itu, dimana untuk pertama kalinya Itachi menampilkan ekspresi penuh kebencian tingkat ekstrim!

'Siapa itu Boruto?'

Sementara Naruto hanya bisa bingung dengan apa yang dikatakan oleh penyusup dihadapannya, tapi kemudian koneksi jaringan Edge otaknya tersambung. Dan ekspresinya menggelap.

'Reinkarnasi...'

"Hoho~ sepertinya kau tidak tau apa-apa ya, Amnesia kah? Yah... dilihat bagaimana kau terlihat sangat lemah dari sebelumnya, mungkin dugaanku tepat!"

Kabuto, yang berbicara dengan nada suram itu tertawa malas. Dia terlihat jadi tidak bersemangat, Kabuto yang terlihat berbeda itu menggumamkan sesuatu yang Naruto dan Sasuke tidak paham, kemudian aura dingin yang keluar dari tubuh Kabuto lenyap seolah-olah itu tidak ada!

"Maaf karena iterupsi sebelumnya, jadi bisakah kita mulai acaranya...ne~?"

Itu adalah nada suara Kabuto yang normal, Sasuke mengambil posisi siaga diikuti Naruto. Tapi kemudian beberapa orang muncul dihadapan Naruto dan Sasuke, itu adalah lima raja dan dua panglima.

"Kalian berdua cepat berlindung!"

Mei Terumi berbicara, Kakashi dan Gai sudah dalam posisi defensif melindungi kedua peserta turnamen itu. Sementara Tsunade berjalan memimpin para raja mendekati penyusup, dia sudah dalam kondisi kekuatan penuh dan juga kemarahan yang luar biasa dilihat bagaimana tanah yang ratu kerajaan Hidden Leaf itu lewati retak.

"Kenapa... kenapa kau melakukan semua ini, KABUTO!"

Tsunade berteriak marah, dia tau itu percuma bertanya sekarang setelah tindakan Kabuto yang jelas-jelas merupakan otak dari peperangan ini. Tapi setidaknya dia ingin tau alasannya, sama seperti Orochimaru dan Jiraiya yang juga ingin tau. Tentang tindakan Kabuto yang membawa bencana belasan tahun yang lalu, tentang tindakannya membunuh orang-orang itu, orang-orang yang Kabuto sayangi dengan tangannya sendiri!

"Kau hanya akan membuang lebih banyak energi dengan percuma jika bertanya kepada sesuatu yang tidak layak disebut manusia, Tsunade-san. Dia itu monster, kita harus cepat-cepat melenyapkannya!'

Raja Clouds, A.. menyusul langkah Tsunade sambil berbicara tegas, tubuhnya diselimuti kilat. Oonoki melayang di udara seraya menyiapkan serangan gabungan tiga elemennya. Sabaku Gaara si raja padang pasir berdiri diatas gumpalan pasir yang dia kendalikan dan Mei Terumi menyiapkan sihir terkuatnya.

Langkah kelima raja itu terhenti karena mendengar tawa liar Kabuto, dia tertawa lepas.

"Tepat sekali raja Clouds, kau memang lebih pintar daripada penghuni kerajaan Hidden Leaf ini! Saya ini monster, jadi wajar kan kalau menghancurkan sesuatu, membunuh yang lemah dan menggerogoti yang kuat adalah hukum kami... para MONSTER! HAHAHAH-"

Tawa Kabuto teredam karena Oonoki sudah melancarkan serangan gabungan tiga elemennya diikuti Mei Terumi yang melempar bola lava raksasa. Tanah arena bergetar diikuti suara ledakan dahsyat, itu adalah serangan yang super luar biasa!

"Maaf, kakek tua ini sudah tidak muda lagi. Jadi sulit untuk mengontrol kekuatan."

"Saya tau kalau tua bukanlah muda, jadi jangan gunakan kata-kata yang tidak sesuai dalam sebuah kalimat.. Oonoki-Jiisan."

Mei Terumi membalas ucapan raja Rock Kingdom yang tidak pas itu, sementara Gaara menghapus debu yang menghalangi pandangan akibat ledakan.

"Musuh tidak akan mati hanya dengan serangan seperti itu, jadi tetap waspada!"

Itu adalah ucapan A ('A' adalah sebuah nama, sekedar mengingatkan kembali), karena sudah tau kalau musuh tidak akan selemah itu. Orochimaru dan Jiraiya yang bertarung bersama-sama masih bisa dikalahkan adalah bukti nyata.

Ucapan A terbukti benar, musuh masih hidup. Tapi... tanda tanya besar seketika muncul diatas kepala dari kelima raja itu setelah melihat sesuatu yang aneh.

"Bola hitam?"

Ada bola hitam besar setinggi manusia dewasa muncul ditengah kawah hasil serangan gabungan. Warna hitam yang lebih hitam dari gelapnya malam, seakan-akan itu adalah inti dari kegelapan itu sendiri. Itu bukanlah sebuah bentuk perwujudan dari elemen kegelapan, mereka semua tahu itu karena banyaknya pengalaman yang didapat selama bertahun-tahun berjuang di medan pertempuran. Sesuatu yang lain yang tidak bisa memahami, sesuatu yang membuat buluk kuduk merinding dan perasaan takut dengan hanya melihatnya.

Tapi, ada satu orang di arena saat ini tahu, satu orang yang baru datang dari dunia lain beberapa minggu yang lalu. Dialah Naruto... dan si pirang saat ini hanya bisa melebarkan matanya tak percaya.

'M-MUSTAHIL...!'

.

.

A.M

.

.

"SANNAROO!"

Sakura memukul keras Tytan yang hampir menggigit seorang gadis kecil, kemudian menendang Tytan lainnya yang sedang mendekat. Kedua monster itu langsung hancur dan menguap, setelah memastikan lingkungan sekitarnya aman, Sakura menggendong gadis kecil itu ketempat pengungsian darurat yang dibangun oleh tentara elite kerajaan. Sakura kemudian mencoba menenangkan gadis kecil itu seraya memandang Idate dan Lee yang berjalan mendekat, mereka juga membantu evakuasi warga yang tidak bisa bertarung.

Menteri pertahanan sudah mengumumkan perintah darurat perang kepada seluruh Knight level menengah hingga tingkat tinggi untuk membantu pasukan elite melakukan evakuasi karena banyaknya warga yang ikut terjebak didalam stadion.

Sasame dan Hinata membantu tim medis mengobati korban yang terluka, sementara Tenten, Neji dan Yakumo sedang bergerak bersama tim elite kerajaan mencoba mengurangi jumlah monster sebanyak mungkin.

Tim Rookie 12 terpaksa bergerak secara terpisah karena situasi yang kacau.

"Apa sudah ada kabar dari Yakumo-chan dan Tenten-chan?"

Idate yang sampai terlebih dahulu meminum air mineral yang dia terima dari tim evakuasi lainnya. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Sementara Lee sudah kembali bersiap-siap menuju medan pertempuran untuk menyelamatkan korban lainnya.

"Mereka berdua itu kuat, dan juga ada tim elite kerajaan yang bersama mereka. Jadi jangan terlalu khawatir, Idate."

"Tapi.."

"Kita cukup fokus untuk mengevakuasi warga sebanyak mungkin, karena kita bertiga yang bisa berlari lebih cepat dari anggota yang lain. Menyelamatkan nyawa lebih penting dari apapun!"

Sakura berkata kepada Idate yang suram itu.

Tenten mengikuti tim penyerbu karena skill uniknya yang bisa men-summon senjata sangat berguna, sementara itu Yakumo yang (satu-satunya) bisa mendeteksi riak dimensi tempat monster bermunculan. Karena itulah Yakumo menjadi inti dari tim penyerbu itu sendiri.

"Tadi itu benar-benar menakjubkan, lima raja memang super luar biasa!"

Lee mengalihkan topik lain, mereka bertiga yang kembali berlari menembus medan kacau itu melirik arena stadion. Disana ada pertarungan antara lima raja terkuat melawan orang yang diduga sebagai pemimpin dari penyerangan ini.

Sakura memandang sekilas kearah arena sambil sesekali menghindar dan memukul monster yang tiba-tiba muncul, dia harus bisa memendam kehawatirannya sendiri. Sasuke pasti baik-baik saja, Uchiha-nya pasti akan baik-baik saja.

Sementara didalam stadion kacau-balau, diluar tepatnya area pemukiman warga juga tidak beda jauh, banyak monster dimana-mana. Tapi tidak separah di stadion dimana monster terus bermunculan melalui riak dimensi, karena klan-klan kuat berhasil menekan dan memusnahkan monster yang menyerang. Klan Uchiha dan klan Hyuuga yang terdepan dalam berburu monster, kekuatan kedua klan itu sudah tidak diragukan lagi, sementara klan-klan lainnya mengevakuasi para warga.

Hyuuga Hiashi dan Uchiha Fugaku saling berdiri berdampingan sambil memandang kearah stadion, dibelakang mereka beberapa perwakilan klan sedang berdiskusi. Kedua ayah itu jelas khawatir dengan keadaan didalam sana.

"Apa pelindungnya masih belum bisa dibuka?"

Chouza Akimichi bertanya kepada Hiashi dan Fugaku, tubuh anggota klan Akimichi itu yang tadinya setinggi puluhan meter itu perlahan menyusut menjadi setinggi orang dewasa. Dia baru saja menghajar beberapa Wyvern yang melayang-layang diatas langit ibukota kerajaan.

Fugaku dan Hiashi mendengar pertanyaan dari si pengguna skill pembesaran tubuh itu menggelengkan kepala bersamaan.

Pelindung yang menutupi seluruh area stadion itu hanya bisa dibuka dari luar... itu memang seharusnya. Tapi entah kenapa pelindung itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

"Kabar baiknya para raja berhasil memancing otak utama penyerangan ini, dan kabar buruknya...".

Fugaku menggantungkan ucapannya, Hiashi dan Chouza sudah bisa menebak kelanjutan ucapan Uchiha itu. Keadaan didalam sana menjadi sangat berbahaya, setelah mereka menerima laporan dari para Knight yang berhasil keluar berkat teknik transfer lokasi yang sudah dipasang disetiap kursi penonton.

"Red Cloud, apa ada kabar dari mereka?"

Fugaku menggelengkan kepala lagi, sementara Hiashi mengalihkan matanya kearah istana kerajaan. Dia berfikir keras, mencari solusi lain, perempuan itu pasti tidak akan mau mememinjamkan kekuatannya untuk membantu, seperti yang terjadi belasan tahun yang lalu.

Saat mereka bertiga dan para perwakilan klan sedang mencari solusi, seorang kapten yang memimpin pasukan patroli sekitar area kerajaan Hidden Leaf datang sambil berlari dengan wajah pucat dan panik.

"Kapten Korps Tujuh melapor! Ada tiga gerbang raksasa yang tiba-tiba muncul dari arah barat daya, barat laut, dan selatan! Jaraknya seratus kilometer dari kerajaan!"

Awan hitam semakin tebal menutupi kerajaan.

.

.

A.M

.

.

Sensasi dingin namun familiar hanya bisa dirasakan oleh Naruto saja, seakan-akan sesuatu hal saling terhubung, sesuatu yang tidak asing. Naruto akan berteriak memperingatkan mereka sebelum terlambat, tapi reaksi sihir dibawah kakinya lebih cepat.

"Kystal Cage"

Suara itu terdengar teredam lirih.

"!"

Sasuke, Kakashi dan Gai dibuat shock, karena mereka melihat Naruto sudah terkurung didalam kubah kristal berwarna krimson. Tidak tahu dengan yang terjadi secara tiba-tiba.

"Aku akan mengeluarkanmu dari sana! Bertahanlah!"

"Aku tidak akan melakukan itu jika jadi kau, wahai panglima~"

Gai langsung menghentikan tindakannya yang akan menghancurkan kristal itu lalu melirik Kakashi yang juga menggelengkan kepalanya. Jika kristal itu dihancurkan, yang ditakutkan adalah menghancurkan kristal sama saja menghancurkan tubuh Naruto.

Kabuto menyarankan itu sambil merilis pelindung hitamnya, sudah jelas dia yang telah menggunakan magic itu kepada si pirang. Kabuto bahkan bisa terlihat sangat santai memiringkan kepala menghindari tinju berkecepatan kilat yang dilancarkan raja A.

A sangat terkejut dengan reaksi lawannya, karena pertahanannya terbuka paska melancarkan serangan, dia tidak bisa bereaksi dengan cepat karena posturnya sudah goyah itu dihujani tendangan telak yang menghantam perutnya.

"GHAGHH!"

A yang dengan badan super kekar itu terbang mundur sambil memuntahkan darah, beruntung Gaara segera menangkapnya dengan elemen pasir untuk meredam daya kejut.

"Apa-apaan dengan reaksi dan kekuatan itu?!"

Sambil mengusap mulutnya yang berlumuran darah, A berujar pelan. Tsunade sudah menghampirinya untuk memberikan penyembuhan kepada raja Cloud itu sambil tetap mengawasi musuh. Raja yang lain juga sangat waspada.

Kekuatan musuh jelas melebihi apa yang bisa mereka bayangkan!

"O~keyyy... izinkan saya melakukan opening yang megah, wahai Knight yang terhormat!"

Kabuto, setelah mengucapkan kalimat itu kemudian merentangkan kedua tangannya sambil mengucapkan sebuah hujatan. Gelombang energi berpusat pada sekitarnya saat itu juga. Udara bergetar hebat disertai jeritan tanah stadion yang bergetar hebat.

Semua Knight, baik yang sedang berburu monster.. yang sedang berlarian menyelamatkan warga.. yang sedang menyembuhkan para korban... bahkan 5 raja yang sedang waspada.. Kakashi... Gai... dan Sasuke.. terdiam membeku. Dan secara aneh, monster yang berdatangan tiba-tiba menguap dan menghilang karena suatu hal.

Alam bawah sadar mereka menjerit, seakan sesuatu yang luar biasa menakutkan akan terjadi!

"Kami yang menghina para dewa..."

Kakashi mengerang, mata kirinya yang berpola seperti Shuriken merah berputar cepat.

"Kami yang mengutuk para dewa..."

Sebuah aura ungu berwujud menyelubungi tubuh Sasuke dan menyelimuti orang-orang disekitarnya.

"Kami yang dipermainkan oleh para dewa..."

Yakumo, dengan seluruh Qi-nya dipertaruhkan, membuka semua segel kekuatannya membuat dinding dimensi untuk menyelimuti seluruh kursi penonton.

"Dan kami sang penghancur yang akan mengembalikan dunia yang seharusnya... AWAL MULA!"

Seakan bencana dijatuhkan ke daratan, ledakan besar dalam sekejap menghapus arena pertarungan yang luasnya ratusan meter itu, mengeruk bumi hingga puluhan meter dalamnya. Gelombang kejut merembet menghancurkan dinding arena, meruntuhkan atap stadion, merembet hingga menelan seluruh stadion yang luasnya ribuan meter, serta menimbulkan gempa skala besar yang merembet hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

Kemudian keheningan jatuh, debu terhapus angin yang cukup kencang dari timbal balik gelombang membersihkan lingkungan dan memberikan pandangan jelas kondisi lokasi pasca ledakan. Kondisi stadion yang bahkan tidak akan hancur jika dijatuhi dua bom atom itu sudah dalam keadaan hampir runtuh. Sementara perisai yang mengelilingi stadion yang digadang-gadang tidak akan bisa ditembus bahkan jika Uchiha Madara dihidupkan kembali dan menjatuhkan meteor mini untuk menghancurkannya, sekarang tidak berbekas.

Kabuto, yang berdiri tepat dipusat ledakan hanya tersenyum senang karena sesuatu menarik perhatiannya.

"Ohooo~ bukankah itu Susano-o, sayang sekali itu belum lengkap, dan juga... apa itu teknik perpindahan dimensi? Sangat luar biasa!"

Tepat sekali, lima raja berhasil selamat berkat teknik Kakashi 'Kamui' yang dia kuasai berkat mata pemberian temannya itu, berhasil memindahkan lima raja menuju ke sisinya. Sementara Sasuke menggunakan Skill terkuatnya 'Susano-o', digunakan sebagai perisai untuk menahan ledakan.

Itu juga harus dibayar mahal, Sasuke dan Kakashi yang baru saja melakukan kombinasi hebat memuntahkan banyak darah dan ambruk, akibat menggunakan skill terlalu berlebihan.

"Gai, evakuasi mereka berdua ketempat yang aman!"

Sambil menggendong Sasuke dan Kakashi, Gai kemudian bertanya.

"Bagaimana dengan Namikaze Naruto?"

Protagonist yang masih terjebak dalam kristal yang berukuran besar itu tak mungkin bisa Gai bawa karena dia hanya mempunyai dua tangan.

Namun hal itu diselesaikan segera dengan bantuan pasir berbentuk awan kecil, dengan perlahan mengangkat Naruto yang entah dalam keadaan sadar atau pingsan itu menuju keluar stadion.

"Siap laksanakan!"

Tsunade mengamati panglima kerajaan itu sampai menghilang menuju luar stadion setelah menginstruksikan itu. Kemudian melepaskan pandangan dari kristal crimson yang perlahan bergerak itu.

Banyak reruntuhan bangunan stadion berjatuhan, suara berdengung dan hembusan angin masih terasa kencang, itu pertanda betapa dahsyatnya ledakan itu. Bahkan pelindung yang mengelilingi seluruh stadion sudah hancur tak berbekas.

Ia menghela nafas lega karena melihat para Knight dan warga berhasil selamat berkat bantuan seseorang.

Tapi kemudian..

"P-pasirku...! Aku tidak bisa mengendalikannya!"

Gaara, yang sedang menggunakan pasirnya untuk memindahkan cristal tempat naruto terkurung mendadak berteriak. Tanpa tau penyebabnya, energi Qi-nya terputus menyebabkan pasir berhamburan tertiup angin.

"Serahkan saja padaku!"

Oonoki lalu menanggapi, raja penguasa Rock Kingdom itu bersiap-siap untuk terbang dan menangkap kristal itu. Akan tetapi dia mendadak berhenti karena merasakan sesuatu keganjilan.

"K-kekuatanku..!?"

"Penyembuhanku kehilangan efek!"

"Energiku terkuras..! Sesuatu... pria itu pasti melakukan sesuatu!"

Mei Terumi juga merasakan fenomena itu karena energinya seakan-akan tersedot ke suatu tempat disertai Tsunade yang gagal menyembuhkan raja A , tapi raja A yang lebih peka karena elemen bawaan-nya segera menyadari kalau Kabuto telah melakukan sesuatu juga.

Dan kejutan lainnya segera menyusul.

"GHUAGKHH!"

Dari bawah tanah, paku besi muncul dan menusuk perutnya. Meski dia berhasil menghindari agar tidak mengenai bagian vital, entah kenapa ada sesuatu terkandung pada paku besi berwarna hitam itu yang mengacaukan aliran Qi sehingga membuatnya kesulitan bergerak.

Bukan hanya raja A saja yang tertusuk, ada ratusan besi hitam bermunculan dan mengenai keempat raja lainnya. Sehingga tidak ada yang bisa bergerak dengan benar.

Karena hukum gravitasi masih berlaku, Naruto yang terkurung dalam kristal crimson meluncur dengan bebas dari ketinggian, dengan mulus menghantam tanah.

"Pria pirang itu milikku!"

Dan Kabuto tersenyum dalam kegilaan.

.

.

A.M

.

.

Idate memperbaiki postur tubuhnya sambil memfokuskan pandangan yang sedikit buram. Mendadak ada flash dan ledakan yang mengguncang tanah, entah kekuatan macam apa yang dapat menyebabkan anomali itu. Idate kemudian melirik Lee yang masih mengelelus kepalanya karena nyungsep, serta Sakura yang memeluk anak kecil.

"Kalian baik-baik saja?"

"Aku baik baik saja, Sakura-san!"

"Auu... kepalaku sakit... "

Sakura bertanya kepada Idate yang mendekatinya dan Lee yang masih mengelus kepalanya yang benjol. Sakura menyerahkan anak kecil yang berada di pelukannya kepada Idate lalu berjalan menuju tepi area penonton, dia menyentuh dinding transparan yang semakin kehilangan bentuk dan menghilang perlahan. Mereka bertiga bisa bernapas lega karena monster-monster mendadak menguap seperti asap dan menghilang seakan tidak pernah ada, bahkan monster yang sudah mati juga ikut menguap.

"Terima kasih, Yakumo-chan.."

Sakura bergumam lirih setelah memastikan dan yakin, jika Yakumo tidak mengaktifkan pelindung skala besar.. dipastikan semua yang ada disini tidak ada yang selamat.

"Dan... aku harus mengikatnya dan menanyakan darimana gadis bandel itu memperoleh pill untuk memperkuat skillnya..."

Tidak mungkin Yakumo bisa mengaktifkan skill berskala dan berlipat-lipat kekuatannya tanpa mengkonsumsi pill aneh yang masih dalam tahap ujicoba itu. Dan kenapa Sakura bisa tau tentang barang yang tidak ada dipasar serta tidak dijualbelikan itu...? Author akan menjelaskannya nanti (mungkin?).

Sementara Sakura mengamati arena stadion yang hampir ambruk itu, beberapa Knight elite datang lalu menyerahkan magic stone kepada mereka bertiga. Idate menyerahkan anak kecil kepada salah satu Kinight itu setelah menerima magic stone. Aura hijau terpancar dari batu.

"Arena ini sebentar lagi akan ambruk, segera tinggalkan tempat ini."

Para Knight itu berjalan pergi menuju lokasi penyelamatan lainnya setelah mengatakan itu.

Sakura, Lee, dan Idate melirik satu sama lain sebelum memperhatikan sekeliling. Ada beberapa lampu hijau yang menyala, mungkin para warga sudah mulai perlahan dipindahkan ke tempat pengungsian.

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini, aku juga mulai kehabisan energi.."

Idate mengatakan itu, serta Lee yang juga mengangguk juga bersiap mengaktifkan magic stone-nya.

"Sakura-san..?"

"...Baik.."

Idate dan Lee segera menghilang dari pandangan Sakura. Gadis pink itu sedikit terlambat mengaktifkan magic stone yang dia genggam setelah mengamati sekitarnya sesaat.

Area penonton kini menjadi sepi dan hening.

.

.

A.M

.

.

Krystal Cage adalah teknik segel elemen kristal yang membuat targetnya akan terkurung dan sekaligus membuat tubuh target akan terpengaruh efek kristalisasi. Karena sifat kistal yang sangat rapuh itu, tubuh Naruto hancur berkeping-keping, menjadi satu dengan bumi. Bahkan mungkin tidak ada yang tersisa dan menjadi butiran debu kristal.

Itu yang dibayangkan Kabuto.

Tapi nyatanya..

Naruto dengan ajaibnya masih berdiri, tanpa ada bagian tubuhnya yang hilang atau hancur. Meskipun si pirang berulang kali menepuk dadanya sambil berteriak dalam hati.

'A-aku hampir mati, sialan!'

Naruto hampir mati karena kehabisan napas didalam sana, jika saja kristal itu tidak dihancurkan.. sudah pasti kristal crismon itu akan jadi peti mati-nya!

Alasan kenapa Naruto tidak terkena kristalisasi, itu murni instingnya yang beteriak agar menyuruhnya untuk melapisi seluruh tubuh dengan energi Qi setebal mungkin, lebih tebal dari baju besi Ir*nm*n, dan ternyata berhasil menghalau energi kristal yang mencoba mencemari kulitnya. Naruto jadi bimbang apakah harus berterima kasih kepada musuh yang secara tidak langsung menyelamatkan hidupnya?

Sebenarnya si pirang masih sadar bahkan dalam penjara Krystal Cage, mengamati semua kejadian.

Naruto sejenak membersihkan debu kristal dari pakaiannya, dia mengatur kembali nafasnya yang berangsur-angsur mulai membaik. Naruto kemudian melangkah maju melewati para raja yang terpaku menatapnya, dengan tatapan seolah-olah melihat hantu.

'Jangan pandang aku dengan tatapan itu.. dan bisakah kalian mencabut paku-paku hitam itu dari tubuh kalian? Kalian seperti Landak...'

Naruto ingin mengatakan itu kepada lima raja tapi menelan kembali ucapannya dan menghentikan langkahnya setelah hanya ada belasan meter dari tempatnya berdiri dengan Kabuto. Dia mengaktifkan Rinnegan. Sekarang waktunya untuk tidak menahan diri.

"Bukankah kau mengincar kekuatan mataku?"

Naruto menanyakan itu, dia mendengar dari Jiraiya dan Mizuki bahwa seseorang sedang mengincarnya, mengincar kekuatan yang tiba-tiba si pirang miliki setelah datang ke dunia ini. Dan bagaimana Naruto melihat beberapa monster yang menginvasi stadion sangat identik dengan monster yang menyerang dan hampir membunuhnya dulu, sudah dipastikan kalau musuh didepannya adalah orang yang sama yang mengincar Naruto.

Akan tetapi, jelas bukan itu tujuan yang sebenarnya, Naruto seakan bisa meyakinkan hal itu. Karena...

Kabuto membuka tudungnya dan menatap Naruto langsung, dengan mata yang sama!

"R-rinnegan?!"

Para raja berseru terkejut.

Dua orang dengan kekuatan yang sama, bertemu!

.

.

To Be Continue


Saya kembali, adakah yang merindukanku?

Jika ada, terima kasih banyak.

Chapter sedikit pendek, karena mendadak saya ingin kembali menulis setelah bahkan hampir tidak ada waktu untuk melihat cerita ini.

Sekian, kritik dan saran saya terima..

See ya next chapter...

Dragion A_M

On The Way...