Uzumaki Naruto, umurnya 17 tahun. Pemuda dengan tanda lahir berupa 3 garis disetiap pipi kulit tannya itu terlihat asyik menikmati akhir pekannya, berjalan-jalan di minggu sore memang sudah menjadi kebiasaan rutinnya, merelaksasikan sejenak pikiran dan fisik setelah 6 hari penuh berkutat dengan buku dan pena. akhir-akhir ini tugas selalu saja menyerangnya, mengingat sebentar lagi ujian akhir kelulusan sehingga cukup menguras seluruh waktu luangnya.

Naruto berjalan santai menyusuri tiap inchi trotoar, tak lupa juga cengiran khasnya setiap kali bertegur sapa dengan tetanga sekitar.

Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mata biru saphirenya melihat seorang kakek berambut warna putih terlihat kesulitan mengangkat sebuah karung keatas sepeda tuanya. perlahan Naruto mendekati kakek itu bermaksud memberi sedikit bantuan.

"Ehm, adakah yang bisa aku bantu ojiisan?" tanya naruto.

"Aah, kebetulan sekali anak muda" kakek itu melirik Naruto sekilas, lalu mengelap keringat dikeningnya "bisakah kau angkat karung itu keatas sepedaku."

"dengan senang hati", Naruto kemudian membungkuk, dan diangkatnya karung yang beratnya sekitar 25 kilo itu keatas sepeda.

"Maaf, sudah merepotkanmu anak muda".

"Tidak masalah, aku senang bisa membantumu ojiisan" kata Naruto sambil membersihkan debu dari tangannya, seperti biasa ia mengeluarkan cengiran khasnya,"kalau begitu aku pergi dulu ojiisan, masih ada urusan. Ja ne", sambil membungkuk singkat, Naruto beranjak pergi.

"Tunggu dulu anak muda" kata kakek itu.

"..e-eh.." Naruto kembali berbalik "apa ojiisan butuh bantuan lagi?"

"Ah tidak, aku hanya ingin memberikanmu ini" kakek itu lalu menarik tangan naruto, lalu menaruh sesuatu di telapak tangan itu. naruto sedikit menundukkan wajahnya memperhatikan tangannya , terlihat sebuah cincin perak bermatakan berlian berwarna biru langit di genggamannya, terlihat sangat indah.

"Sepertinya aku tidak bisa mene- "

"Ambil saja anak muda" potong kakek itu cepat "anggap saja itu sebagai tanda terima kasihku" kemudian kakek itu menaiki sepedanya, meninggalkan naruto yang masih bingung, "dan sepertinya cincin itu sangat cocok denganmu anak muda, benar-benar kebetulan yah" imbuhnya lagi.

Sementara naruto masih menunduk, memperhatikan lebih detail cincin berlian itu. terlihat ukiran-ukiran unik menghiasi setiap permukaan cincin berlian itu, belum sempat naruto berterima kasih, kakek itu sudah menghilang dari pandangan matanya,

'Kakek yang aneh' pikir Naruto, dan ia pun kembali melanjutkan jalan santainya.

Tanpa disadari, seorang masih mengawasinya dari balik ujung jalan.

"benar-benar kebetulan atau takdir, Uzumaki Naruto" seringai muncul dan sosok itu terhapus angin berlalu.


.

.

.

Dream Worlds

By : Dragion A.M

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T+

Genre : Adventure, Fantasy

Main Pair : Naruto U

Warning : OOC, GaJe, Abal, dan banyak kesalahan lainnya.

.

.

.

Chapter 1

Sebuah ramalan

.

.

.


Suasana kantin saat itu sangat ramai, bahkan penjaga kantin harus mondar-mandir menyiapkan pesanan para siswa, Naruto duduk tepat disamping jendela, sambil memandangi anak kelas 1 bermain basket dari balik jendela kantin yang kebetulan bersebelahan dengan lapangan basket. Naruto merupakan salah satu murid di Konoha Highschool yang yang mungkin bisa dibilang biasa-biasa saja.

"Oi, Naruto. Kenapa kau tadi bolos saat pelajaran Hayate sensei?" terdengar suara lelaki dari samping Naruto.

"Hn, aku sedang malas saja".

"Apa kau sedang ada masalah?" tanya orang itu.

"Berisik..., mengganggu saja kau Sora".

Lelaki yang bernama Sora itu menghela napas, "Ayolah Naruto, tidak biasanya kau lemas seperti itu, bagaimana kalau pulang sekolah, kita main PS dirumahku?"

"Aku sedang tidak bersemangat" jawab Naruto malas lalu menopangkan dagunya diatas meja.

Sora lalu memandang Naruto secara insentif, matanya langsung terpaku pada sesuatu benda yang menempel pada jari manis sahabatnya itu. Hampir saja kepala Naruto menghantam meja karena bocah disampingnya meniarik tangannya tiba-tiba.

"Ada apa denganmu brengsek...!"

"Sejak kapan kau pakai cincin Naruto, atau jangan-jangan kau...?"

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh Sora", sanggah Naruto cepat. "Aku tau apa yang kau pikirkan. Ini buka cincin tunangan apalagi cincin kawin. Dan ayolah, aku masih 17 tahun..!"

Sora hanya terkekeh geli melihat sahabat karibnya marah, sedangkan Naruto mungkin saja sudah melempar gelas kearah Sora jika saja bel tanda istirahat habis berbunyi. Tidak mau meladeni pertanyaan demi pertanyaan lebih lanjut, Naruto berjalan menuju kelasnya sementara matanya fokus pada sebuah benda yang terpasang pada jari manisnya. Terlihat cincin perak bermatakan berlian.

'Sungguh sangat indah' gumam Naruto dalam hati.

Ngomong-ngomong soal cincin, sudah beberapa hari Naruto mencari tempat tinggal kakek aneh pemberi cincin bermaksud untuk mengembalikannya, tapi hasilnya nihil. Seolah-olah kakek itu tidak pernah ada di dunia ini.

'Hah, benar-benar merepotkan' gumam Naruto dalam hati.

.

A.M

.

Untuk kesekian kalinya Naruto mengacak-acak rambut pirangnya yang memang sudah berantakan dari lahir, sudah hampir 3 jam sejak pukul 7 malam ia duduk didepan meja belajar, namun belum ada 1 soal Fisika pun yang berhasil ia kerjakan.

"SIAAAL...!" teriaknya frustasi, "kenapa harus ada pelajaran fisika, bukan pelajaran memasak ramen saja...!"

Naruto menggerutu sendiri, menyumpahi guru fisikanya yang dengan sangat enteng dan tanpa belas kasihan memberikan bertumpuk-tumpuk soal dan harus selesai dalam waktu 48 jam! sangat mustahil bagi seorang uzumaki Naruto mengingat kapasitas otaknya yang pas pasan alias ngepres. dan akhirnya, dengan mempertimbangkan segala sesuatunya, ia pun memilih melanjutkan kembali PR-nya besok dan berharap bisa mendapatkan contekan dari teman sekelasnya. benar-benar kebiasaan buruk yang sulit diubah.

Sambil menguap lebar, Naruto merebahkan tubuhnya diatas kasur, membiarkan buku-buku yang berserakan disana sini, perlahan mata saphire-nya mulai meredup, diiringi kelopak mata yang kian memejam. dalam hitungan detik ia tertidur, masuk ke alam mimpi.

Tepat 15 menit setelah Naruto terlelap, sebuah bayangan putih muncul dari cincin yang ia pakai. Perlahan bayangan iyu mendekati naruto dan membisikkan sesuatu tepat ditelinganya.

"Uzumaki Naruto, selamat bermimpi. sebuah tanggung jawab besar menantimu." Dan sosok itu menghilang ditelan malam..

.

.

"Dimana ini?" naruto meraba-raba seluruh ruangan, mencari pegangan, " Kenapa semuanya menjadi gelap."

Seluruh penjuru ruangan terasa sesak, kegelapan seakan tiada ujung menelan mata saphire-nya.

"Kaa-san, Tou-san, adakah seseorang disana?"

Tak ada jawaban sama sekali.

"Siapa saja, bisakah tolong nyalakan lampunya. disini sangat gelap".

Tiba-tiba saja sebuah pintu raksasa berwarna keemasan muncul dihadapannya.

"Woow, besar sekali pintu itu" Naruto merasa takjub, "kira-kira ada apa yah dibalik pintu itu?"

perlahan dan agak ragu, Naruto nendorong cukup kuat hingga pintu itu terbuka dan terlihat cahaya lebih terang muncul dari balik pintu. karena terangnya cahaya itu memaksa Naruto harus menutup mata sambil meraba-raba berharap menemukan pegangan. Baru beberapa meter ia melangkah, ia tersandung sesuatu

"BRUUKK..."

" Ittai" kepalanya sukses mendarat pada lantai.

Perlahan Naruto mengerjapkan matanya, sekujur tubuhnya langsung membeku, matanya terbelalak sempurna, mulutnya menganga. bagaimana tidak? dihadapannya kini terpampang pemandangan err... menakjubkan. dilihatnya sesosok perempuan cantik berambut indigo, kulitnya mulus bersih, tubuhnya yang langsing nan seksi. yang paling membuat naruto tidak bisa mengedipkan matanya sedetikpun adalah, perempuan itu dalam keadaan TELANJANG..! . dan saat mata mereka bertemu pandang, keduanya terpaku. saphire bertemu lavender. butuh berapa detikkah kesadaran mereka kembali?

1 detik

2 detik

3 detik

10 detik kemudian

"KYYAAA... MESUUMM...!

" UUWWAAA... TIIIDAKK...

.

.

Didalam sebuah ruangan yang sangat besar, terlihat 2 orang sedang berbincang-bincang, mereka sedang menikmati keindahan dan keunikan ruangan yang mungkin bisa disebut Museum itu. Terdapat beberapa benda bersejarah ataupun harta berharga. langkah mereka terhenti tepat didepan sebuah lukisan sangat besar. Lukisan itu tergambar 9 makhluk yang aneh serta seorang pemuda.

"monster-monster itu dijuluki 9 Dewa, makhluk legendaris yang mempunyai kekuatan luar biasa. Lalu, pemuda itu dijuluki Kesatria Langit," kata wanita bermambut pirang dan memakai mahkota diatas kepalanya.

"Berdasarkan ramalan Sang Miko, Kesatria Langit akan muncul 15 hari setelah Gerhana Matahari muncul." kata pria berambut putih panjang, "Dan kebetulan sekali, hari ini tepat yang 15 setelah Gerhana".

"apakah dia akan muncul kali ini, Jiraiya?"

"aku harap juga begitu, Yang Mulia Ratu."

"Panggil aku Tsunade saja, Jiraiya. Kita kan sudah berteman sejak kecil."

"Kau Ratu di kerajaan ini, dan aku tidak mau digantung."

Wanita bernama Tsunade itu hanya menghela nafas bosan. "Apa kau lihat orochimaru?"

"Dia ada di Uchiha Mension, sedang melatih Uchiha muda."

"Huh. dasar si ular tua itu, sepertinya dia tidak main-main dengan ucapannya dulu. Menjadikan si Uchiha sebagai raja di kerajaan Hidden Leaf ini."

Lalu kemudian seorang panglima menghampiri mereka, "Yang Mulia Tsunade-sama."

"Ada apa Kakashi, apa ada sesuatu yantg penting?"

"Para Menteri ingin bertemu dengan anda Yang Mulia."

.

.

Naruto berlari dengan kecepatan tinggi ditengah pusat keramaian, dibelakangnya terlihat selusin pasukan bersenjata lengkap bersiap mencincang habis dirinya. Yah, sebenarnya Naruto tidak sepenuhnya bersalah, hanya saja ia berada ditempat dan waktu yang salah. hingga ia dikira mau memperkosa puteri bangsawan. Semuanya begitu membingungkan bagi Naruto. Ia masih ingat, beberapa saat yang lalu dirinya sedang mengerjakan tugas fisika, lalu memejamkan matanya karena rasa kantuk. Namun saat Naruto membuka matanya, ia malah berada di sebuah kamar yang sangat mewah, bersama seorang perempuan dalam keadaan yang cukup panas. Kebingungannya makin menjadi saat menyadari ia tidak berada di Konoha City tempat tinggalnya, melainkan disuatu tempat yang sangat aneh. Bangunan-bangunan terlihat sangat kuno, dihuni orang-orang yang aneh pula, berpakaian nyentrik, seolah-olah ia terdampar ke abad pertengahan atau mungkin di dimensi lain.

"Apa yang sebenarnya terjadi, dan dimana ini?"

"Tubuh perempuan itu seksi juga cih, apa yang ku pikirkan?" Naruto berlari sambil Nosebleed, akibat pikiran mesum yang sempat terlintas. tiba-tiba lima anak panah meluncur kearahnya, untung saja ia masih bisa menghindar. saat ia menengok kebelakang, para pengejar bukannya berkurang malah makin bertambah banyak bersiap melepaskan ribuan anak panah padanya. Seketika itu pula wajahnya makin pucat pasi.

"AKU TIDAK MAU MATI SEKARANG...!"

.

.

.

To Be Continue

Mind To Review