A Wolf and A Lamb
.
.
Disclaimer : All rights goes to Yamaha© and other company that made Vocaloid.
.
.
Summary : Shion Kaito merupakan seorang murid yang baru saja pindah ke salah satu sekolah di Tokyo. Walaupun baru 1 hari dia bersekolah di sekolah tersebut, tanpa sengaja, dia membuat seorang senior marah kepada nya dan menantang nya dalam sebuah permainan aneh yang dapat membuat jantung sang Shion menggila.
.
.
Warnings : Bisa ada typo, alur terlalu cepat, shounen-ai; bahkan bisa yaoi di kemudian hari, dan kurang menarik.
.
.
"Namaku Kaito Shion. Salam kenal semuanya."
Saat itu jam 7:15 pagi. Diriku sekarang berdiri di depan kelas sambil membungkuk ke semua orang. Semua orang langsung melirik diriku, bergumam satu sama lain, dan bercakap-cakap tentang hal yang pasti berkaitan dengan diriku.
Lalu, wali kelas ku, Hiyama Kiyoteru, berbicara kepada semua murid yang ada di kelas itu.
"Seperti yang telah kalian dengar, dia bernama Kaito. Dan dia akan menjadi teman baru kalian. Dia baru saja pindah dari luar kota. Jadi mohon perlakukan dia dengan baik, ya.."
"Baik sensei!"
. . . .
Aku pun segera berdiri tegak kembali. Lalu aku bertanya kepada Hiyama-sensei dimana aku akan duduk. Lalu sensei langsung menunjuk sebuah bangku kosong di dekat jendela.
'Ah.., pasti aku disuruh duduk disitu'. Aku pun langsung berjalan menuju bangku tersebut sambil menyapa murid-murid yang kulewati. Senyuman mereka hangat, dan kelihatan nya mereka orang-orang yang baik.
TEEEET TEEEET
Ah, itu pasti bel istirahat. Cepat sekali, sekarang sudah jam istirahat. Mungkin karena sensei mengajar pelajaran Sejarah Dunia, salah satu pelajaran kesukaan ku. Jadi, karena terlalu fokus dengan pelajaran, tanpa sadar sudah jam 9:30.
. . . .
Dengan segera aku langsung bangkit dari tempat duduk ku dan segera menuju kantin. Namun sebuah suara menghentikan langkah ku.
"Kaitooo~ Mau kutemani ke kantin ?" Eh, itu Yuuma, teman sebangku ku.
"Bo-boleh. Tapi setidaknya jangan menggunakan kata 'temani'. Agak sedikit aneh untuk mendengar nya."
"Biar greget To." Oh wow, teman sebangku ku ternyata cukup aneh..
"Ya sudah ayo. Jam istirahat akan usai 20 menit lagi."
Kami akhirnya sampai di kantin. Dan ternyata, kantin lebih ramai daripada yang kubayangkan. Agak susah mencari tempat duduk tapi akhirnya kami menemukan sebuah meja kecil dengan 2 bangku.
"Hei To. Sepertinya The Lunch Lady suka sama kamu."
"E-eh ? Jangan bercanda. Tadi mungkin cuma mau bercanda doang.."
"Tapi The Lunch Lady tadi bilang kamu unyu-unyu. Jarang loh Lunch Lady Meiko berbicara seperti itu." Wait.., unyu-unyu..? What is unyu-unyu..?
. . . .
Kami pun lalu menyantap makanan kami. Sebuah paket bento dengan semangkuk sup. Lalu, disaat aku tengah makan, Yuuma tiba-tiba berbicara.
"To, aku hampir lupa. Di sekolah ini, ada satu orang yang sebaiknya kamu hindari."
"Hmm? Siapa?"
Yuuma lalu meletakkan sumpit nya dan langsung berbicara dengan nada yang pelan, seperti berbisik. Apa ada yang ingin dia hindari, jadinya dia berbisik ?
"Namanya Gakupo. Kamui Gakupo. Murid kelas XII-B. Hanya karena dia atlit judo dan salah satu murid terpintar di sekolah ini, dia itu jadi sombong dan pendiam. Jika kau macam-macam dengannya, bisa-bisa kamu dihajar olehnya."
"Di-dihajar?"
"Ya. Dia itu juga terkenal karena sifat nya yang dingin dan mudah marah. Jadi sebaiknya kau berhati-hati jika di dekatnya."
Aku hanya bisa terdiam saat mendengar perkataan Yuuma. Astaga, tidak kusangka ada orang seperti itu. Apa dia tidak menyadari perasaan orang lain jika dia mengacuhkan mereka atau marah kepada mereka seperti itu ? Seenaknya saja orang itu.
"To, aku tidak bermaksud menakuti loh. Sudah, sudah. Ayo kita lanjutkan saja makannya." Hoi ! Memangnya aku bisa tenang setelah kau mengatakan hal seperti itu ?!
. . . .
BRAAAAKK
Eh ? Bunyi apa itu ? Sesuatu yang jatuh ? Dan semua orang..., langsung terdiam.
Sunyi, tidak, sangat sunyi. Yuuma pun juga terdiam sejenak dan melihat kebelakangku. Tunggu, tidak hanya Yuuma; hampir semua murid melihat ke arah yang sama. Apa yang telah terjadi ?
"O-oi.. Yuuma. Ada apa..?"
Tanpa sepatah kata pun, Yuuma hanya menunjuk kearah belakang ku. Akhirnya, aku menengok.
Kulihat ada seorang siswa berambut honey blonde berdiri menunduk sambil gemetaran. Dilihat dari warna dasi nya, warna nya hijau. Berarti dia murid kelas X. Lalu disebelah kanan nya, ada seorang lelaki; berambut ungu panjang, sedang duduk menghadap nya. Dasi nya bewarna biru, berarti dia murid kelas XII.
Tapi tatapan kakak kelas itu, agak tajam dan menyeramkan. Serasa.., ada semacam hawa yang buruk keluar dari kakak kelas itu.
"KUBILANG DONBURI! BUKAN RAMEN! APA KAU TULI?!"
"Ma-maaf kak. Don-donburi nya tadi habis. Jadi.. jadi.."
"Cih. Anak seperti mu hanyalah sampah. Buat apa jadinya aku menolong mu waktu itu kalau hanya ini balasan mu? Aku yakin.., kau hanyalah beban di dunia ini."
Aku hanya bisa terdiam dari kejauhan. Kasar sekali. Dia itu seorang senior, apa sepantas nya dia mengatakan itu ? Dan lagi, kenapa tidak ada yang membantu adik kelas itu ? Kenapa mereka semua hanya tertegun dan hanya melihatnya bagaikan sebuah pertunjukan ? Apa mereka tidak melihat kalau anak itu hampir menangis ?
Baiklah, ini sudah cukup. Ini sudah melewati batas.
Aku pun segera berdiri dari kursi. Setelah itu, aku berjalan menuju pria menyebalkan itu. Kuhiraukan teriakan Yuuma. Jangan berjalan ke dia ? Maaf saja..
..kau tidak tahu rasanya dimarahi seperti itu.
. . . .
Akhirnya aku sampai dihadapan kakak kelas menyebalkan ini. Aku berdiri di depan meja nya. Dia tidak menatapku, padahal aku di dekatnya. Sombong sekali..
"Hoi. Kumohon hentikan perbuatanmu. Kau menarik banyak perhatian orang disini. Dan lagi, anak itu hampir menangis."
Sialan. Dia masih tidak berpaling !
"HOI! Kubilang hentikan! Segera lah minta maaf kepada nya!"
Sesaat setelah itu, murid-murid dibelakang ku mulai bergumam tidak jelas. Ruangan kantin mulai ramai, tapi entah mengapa, rasa ramai itu membuatku tidak nyaman. Tiba-tiba saja, mata kakak kelas itu mulai melirik kearah ku. Tatapan dingin dan menusuk. Itulah yang kurasakan.
"Heehh? Kau menantangku? Lagipula, aku pernah menolong bocah ini dari serangan berandalan di dekat sekolah. Jadi, sudah sepantasnya dia membalas budi kebaikan yang telah kulakukan 'kan ? Apa ada yang salah..?"
PLAAAKK
"Tentu saja! Bukan seperti itu kata-kata yang seorang senior ucapkan kepada adik kelas nya! Seorang kakak kelas adalah seseorang yang seharusnya baik dan tidak kasar. Apa yang sebenarnya kakak pikirkan?!" Secara tak sengaja, tadi.. tangan kanan ku menampar pipi kiri kakak itu. Astaga, kenapa jadi begini ?!
"...'kakak'? Kau memanggilku 'kakak'? Kau satu tingkat dibawahku..?"
"..." Sial. Dia pasti akan bilang kalau memarahi kakak kelas juga hal yang buruk. Dan lagi.., aku menamparnya ! Aaaahh ! Bodoh nya diriku !
Aku merasa bingung. Serasa ada banyak pasang mata melihat kearah ku. Belum lagi, mata tajam dari kakak kelas ini. Keringat ku mulai mengalir. Kepala ku serasa pusing. Kaki ku gemetaran. Apa yang harus kulakukan ?
TAP TAP TAP TAP
Aku langsung menerobos orang-orang dan segera berlari keluar dari kantin.
"Hei Kaito! Tunggu aku!" Yuuma, tolong.. biarkan aku sendiri dulu.
Aku terus berlari dan berlari tanpa tujuan. Hingga akhirnya aku sampai di atap sekolah.
"Hosh.., hosh." Nafas ku nyaris mau habis. Serasa melarikan diri dari kejaran kegelapan yang terus merambat kearah mu.
"Menampar. Aku baru saja.. menampar seorang kakak kelas". Kenapa bisa jadi seperti ini ? Apa yang kuperbuat barusan ? Tidak, mengapa aku melakukan itu ?
KRIIEETT
"Kaito! Untung saja masih bisa kukejar."
"Yuu..ma.."
"BaKaito! Sudah kubilang tadi hentikan, kamu malah terus berjalan kearah nya! Apa telinga mu sedikit bermasalah?"
"...kenapa.., kau disini?"
"Tentu saja untuk memastikan kau tidak apa-apa. Sudah kubilang, jangan berurusan dengan Kamui Gakupo! Dan sekarang.., kau baru saja membuat nya marah!"
Kamui.. Gakupo ? Eh ? Tunggu dulu..
"Heh ? Apa yang kau bicarakan Yuu-"
"Pria tadi.., ADALAH KAMUI GAKUPO!"
"Fuuuh. Sekarang sudah jam 14:23. Selama itukah aku menolong Leon-sensei membawa kertas-kertas tugas tadi..?"
Sekarang aku sedang berjalan di lorong sekolah untuk menuju tempat loker sepatu. Sekolah ini menjadi sedikit seram jika sudah sepi. Hanya langkah kaki ku yang terdengar, menggema di sekitar lorong.
"Hiii... Suasana seperti ini.., cocok kalau misalnya ada seseorang yang akan mendekap mu dari belakang. Dan setelah itu, mereka akan langsung membunuh korban nya." Oh ya Tuhan, hentikan pikiran negatif mu itu, Kaito !
. . . .
Entah kenapa, aku merasa ada beban besar diatas kepala ku. Aku masih tidak percaya kalau pria menyebalkan itu adalah Kamui.
"Habis sudah. Dan lagi, ini hari pertama ku bersekolah disini." I'll be dead for sure !
Aku pun segera membuka loker ku dan mengganti sepatu ku.
"Yosh! Saat sampai rumah, aku akan mandi lalu tidur sia-HMPH!"
A-a-apa ini ?! Tangan ? Sebuah telapak tangan ?! TANGAN SIAPA INI ?! DAN KENAPA MENDEKAP KU ?!
BRUUUKK
"HMMMPPHH ! HHMMMPPPHHH !" Sial, kekuataan tangan nya kuat. Jempol dan telunjuk nya menekan wajahku terlalu kuat.
".. kau membuat ku kesal tadi. Lain kali perhatikan lawan bicara mu!"
Su-suara ini..! Tidak salah lagi..!
"Kita bertemu lagi, Domba Kecil.."
Ka-Kamui ! Ga-Gakupo Kamui !
"HMMMPPPHHH! HMMPPPHH!" Uuurrgghh ! Lengan kiri nya menekan dada ku ke loker. Dan lagi, tangan kanan nya mendekap ku terlalu kencang !
Sesak.., SESAK !
"Ada apa, Domba Kecil ? Kurasa kekuataan mu hanya terletak pada kata-kata yang keluar dari mulut kecil mu itu."
..rasanya sakit. Rasa nya muka ku bisa berdarah dan jemari nya dapat merobek kulit ku. Dia menekan ku ke loker terlalu kuat. Tubuh ku kaku seketika. Tangan maupun kaki ku rasanya susah untuk digerakan.
"...heh ? Kau menangis..?"
...iya. Tiba-tiba, pipiku terasa basah. Pandangan ku juga mulai kabur. Ternyata.., aku selemah ini..?
"..ahahahaha! Kau ini cukup menarik ya! Hanya bisa berlagak berani jika banyak orang tapi ternyata kau hanyalah seorang yang penakut dan lemah!"
Akhirnya dia melepaskan tangan nya. Kupikir aku akan mati di detik itu juga. Dada ku sakit, tulang pipi ku terasa sakit seperti terkena pukulan palu. Kamui Gakupo..., ternyata bisa seseram ini.
Aku langsung terduduk. Rasanya seluruh energi yang ku punya telah terhisap. Aku hanya bisa menghela nafas berkali-kali.
"Hosh.., hosh.., hosh.., hosh.."
Aku bisa merasakan kalau mata nya melihat ke arah ku. Dia hanya berdiri begitu saja, tidak menolong ataupun menanyakan apakah aku baik-baik saja. Aku hanya menunduk, tidak berani untuk melihat mata nya yang sekarang sudah dipenuhi amarah dan rasa kesal.
Aku benar-benar seorang pecundang ya..
"...Shion 'kan ? Kau murid baru kelas XI-C 'kan?"
...eh ? Ba-bagaimana.., dia bisa tahu ?
"Maukah.., kau bermain dengan ku?"
"...permainan.. macam apa?"
"Serigala.. dan Domba."
Eh ? Seri..gala ? Domba..? Permainan kejar-kejaran ? Apa maksudnya ?
"Aku akan menjadi serigala, sementara kau menjadi domba nya."
"Tu-tunggu dulu. Kenapa harus aku yang menjadi domba nya..?!"
Lalu dia tiba-tiba berjongkok disamping kiriku dan berbisik, "kau mangsa yang menarik. Domba yang dapat membuat para serigala tertarik."
"...!" A-apa-apaan tadi ?! Dan lagi.., kenapa aku berdebar-debar ?!
"Jika kau menang, aku tidak akan mengganggu mu dan aku akan berusaha untuk merubah sifat ku. Tapi, jika aku yang menang..., kau harus melakukan apapun yang kuperintahkan. Apa kau setuju..?"
Tidak akan mengganggu, lalu mengubah sifat kasar nya itu. Cukup menarik. Tapi, kalau misalnya aku kalah... tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan.
"Jadi bagaimana, Domba Kecil? Berani menerima tantangan ku..?"
Kalau aku menolak, aku akan dianggap pecundang. Tapi kalau aku terima, dan kalah, aku harus melakukan semua yang diperintahkan nya. Taruhan nya besar. Tapi...
"..kuterima. Sebaiknya kau bersiap-siap untuk merombak habis kata-kata kasar dari kamus mu."
"Heh. Kita lihat saja nanti."
"Lalu peraturan nya..? Apa yang harus kulakukan sebagai Domba ?"
Senpai itu terdiam sejenak. Sekitar 5 detik aku menunggu lalu dia berdiri dan tersenyum.
"Jangan sampai 'jatuh' ke jebakan serigala. Jika kau menyerah atau 'jatuh', kau kalah. Mengerti..?"
"You're on senpai. Mari kita lihat siapa yang akan bertekuk lutut duluan."
Saat itu, kupercaya bahwa aku bisa menang dengan mudah di permainan ini. Tapi seiring waktu berjalan, kusadari..
...permainan ini, lebih berbahaya daripada yang kukira.
Stage 1/12 : Completed.
Yo, yo, yo~! Author GaJe is back~! *nggak-ada-yang-nanya-hoi*
Jadi, ini adalah fic GakuKai author yang... ketiga ( mungkin ). *shot*
Semoga readers menyukai nya~! ( _ _ )