Title : The Day with You

Genre : Family/Friendship

Pairing : Harem!Naru (Straight/Slash), OCNaruto (Brothership not romance), OCItachi (Friendship not romance), OCxOC.

Rated : T

Disclaimed : Naruto (c) Masashi Kishimoto

.

Summary : Sanzou Ienari tidak pernah menyangka kalau kehidupannya akan berubah. Bukan hanya karena Kyuubi membunuh kedua orang tuanya, tetapi ia harus berhadapan dengan seorang bayi yang ia tahu adalah anak dari seorang Hokage, dan juga berhadapan dengan arwah sang Hokage itu sendiri. OCNaru (Brothership not Romance)

.

Kirigakure & Sanbi

.

"Ienari-nii sudah berjanji akan menemuiku, tetapi kenapa Ienari-nii tidak datang," Naruto tampak duduk di atas ayunan dan tampak hanya menunduk dengan mata kosong. Entah sudah berapa hari berlalu sejak ia terakhir kali bertemu dengan Ienari, dan sampai sekarang ia masih menunggunya.

'Ia sudah bosan denganmu, dan kau tidak akan pernah bertemu dengannya lagi...'

"Apakah benar," Naruto teringat kembali dengan apa yang dikatakan oleh Mantor itu. Ienari sudah tidak ingin bersama dengannya, ia sudah bosan dengannya dan tidak akan kembali menjenguknya, "huh, aku bisa melakukan semuanya sendirian. Aku tidak butuh nii-san..."

Dan dengan segera melompat turun dari ayunan itu.

'Aku tahu Ienari tidak akan melakukan itu, tetapi dimana dia...' Minato yang notabe tidak bisa terlalu jauh dengan Naruto tentu saja terpaksa tidak bisa mencari Ienari. Menoleh kearah Naruto lagi saat melihat beberapa orang yang sudah berkumpul di sekelilingnya.

"Ma—mau apa kalian?"

"Hehehe, sepertinya nii-sanmu juga sudah bosan denganmu eh, monster—" tersenyum licik, salah satu dari mereka tampak berkacak pinggang. Naruto sendiri tahu kalau apa yang akan mereka lakukan tidaklah seperti yang dilakukan oleh Ienari, "kalau begitu, kami tidak akan menahan diri untuk tidak memukulmu. Jangan menyangka biasanya kami tidak melakukannya, karena kakakmu yang menggantikanmu."

"A-aku tidak butuh nii-san, aku tidak melakukan apapun pada kalian!" Naruto bahkan tidak mendengar apapun yang dikatakan oleh anak-anak itu setelah perkataan kalau kakaknya bosan dengannya. Dengan segera berlari dan menjauh dari mereka.

'Ienari dimana kau—' Minato benar-benar tidak bisa melakukan apapun. Semua orang tidak bisa melihatnya, dan begitu juga dengannya yang tidak bisa menyentuh apapun.

-oOo-

"N—Naruto!"

Nafasnya tampak masih berat bahkan terasa sakit setlap kali ia mencoba untuk bergerak. Ienari tampak membuka matanya dengan segera saat ia seolah merasakan ada sesuatu yang terjadi pada anak itu. Menoleh sekeliling, ia sadar kalau saat ini ia bukan di panti asuhan ataupun di apartmentnya. Lebih tepatnya ia berada di rumah sakit.

"Ienari kau sudah sadar!" Haru yang pertama kali menghampirinya, sementara Itachi tampak berjalan di belakangnya. Menghela nafas, gadis itu tampak duduk di samping tempat tidurnya, "kau benar-benar suka membuat kami cemas! Kau sudah tidak sadarkan diri selama 1 minggu dame!"

"Satu minggu—" menyibakkan selimutnya dan mencoba untuk berdiri. Ia berjanji pada Naruto dan sudah 1 minggu setelah janji itu ia sama sekali tidak mengunjunginya.

"Hei apa yang kau lakukan, kau masih belum boleh bergerak!" Haru menahannya saat melihat Ienari akan pergi dari sana.

"Tetapi aku sudah berjanji—"

"Aku sudah mengatakannya pada Matron untuk menyampaikan pada Naruto kalau kau tidak bisa datang karena sakit," Ienari menatap Itachi yang mengangguk sebelum ia menghela nafas lega dan kembali duduk di tepi tempat tidurnya.

"Sekarang kau harus istirahat, kau sudah banyak tertinggal misi dengan kami!" Haru mendorong Ienari hingga berbaring kembali di tempatnya. Menghela nafas, ia hanya tersenyum dan menatap mereka berdua.

"Bukankah kau senang bisa mengerjakan misi dengan Itachi, Haru?" Dan dengan perkataan dari Ienari membuat wajah Haru memerah sementara Itachi tampak bingung mendengarkannya. Ienari hanya tertawa dan berbaring di tempat tidurnya, "tenang saja, aku akan keluar besok. Aku sudah terbiasa dengan ini..."

"Kalau begitu kau harus tidur!"

"Hai-hai~" menghela nafas dan menyelimuti tubuhnya sendiri dan tidur membelakangi mereka berdua. Walaupun sudah dikatakan oleh Itachi kalau ia sudah mengatakan pada Matron, ia merasa ada yang aneh. Sesuatu terjadi pada Naruto, dan ia tahu itu. Sementara Haru dan juga Itachi tampak hanya diam sebelum berjalan keluar perlahan.

"Apakah benar kau sudah mengatakan pada mereka kalau Ienari sakit?" Haru bertanya sedikit berbisik pada Itachi yang hanya mengangguk. Setelah Ienari pingsan ia langsung pergi ke panti asuhan untuk mengatakan pada Naruto kalau Ienari tidak bisa datang. Namun sang Matron mengatakan kalau ia akan memberitahukannya pada Naruto karena saat itu ia sudah tertidur di kamarnya.

"Tetapi kenapa Naruto tidak datang ke rumah sakit, itulah yang kuherankan," Itachi melanjutkan kembali dengan suara yang pelan. Bagaimanapun, hubungan Ienari dengan Naruto hampir sama dengan hubungannya dengan Sasuke. Tidak mungkin Naruto tidak perduli pada Ienari.

-oOo-

"Baiklah, aku sudah siap menjalankan misi lagi," Ienari yang tampak keluar dari rumah sakit dua hari kemudian tampak segar dan tidak terlihat baru saja sembuh dari sakit. Haru dan Itachi tampak menghela nafas dan melihat kearah orang yang sudah membuat mereka cemas itu, "oh sebelum itu aku sebaiknya menemui Naruto, aku sedikit cemas dengannya..."

"Kami akan ikut," jawab Itachi dan Haru bersamaan dengan nada monoton. Ienari tampak menatap mereka berdua bingung, namun hanya mengangguk saja.

-oOo-

"Apakah Naruto pergi ke tempatmu saat aku sakit Itachi?" Ienari berjalan kearah panti asuhan sambil membawakan sebuah ramen untuknya. Itachi hanya menggeleng dan itu sudah cukup untuk membuatnya mengerutkan dahinya, "aneh, apakah terjadi sesuatu dengannya?"

"Huh, apa yang mereka lakukan disana—" Haru menoleh pada salah satu sisi bangunan untuk menemukan beberapa anak yang tampak berkumpul seolah melakukan sesuatu. Ienari sendiri tampak bingung sebelum menyadari sesuatu terlihat di matanya.

'Minato-san?! Jangan-jangan—' dengan segera berlari dan melihat pada anak-anak yang berkumpul itu, "Naruto!"

Anak-anak yang berkumpul itu tampak menoleh, dan Ienari sendiri mencoba untuk mendekati anak laki-laki yang tampak dilempari oleh batu itu. Naruto sendiri, hanya diam dan meringkuk, bahkan tidak menangis sama sekali—namun matanya tampak kosong.

"Hei, menyingkirlah—kami hanya ingin mengusir monster ini!"

"Seperti aku akan melakukannya saja, apakah kalian tidak sadar kalau ia anak berusia 2 tahun?!" Ienari menatap mereka dan terlihat kesal. Sementara Naruto yang sadar dengan suara seseorang yang menyelamatkannya hanya membelalakkan matanya saja.

"Naruto-kun, kau tidak apa-apa?" Suara lainnya yang ia ketahui adalah Haru tampak mendekat juga. Melihat keadaannya, sementara Itachi tampak menatap semua anak disana dengan tatapan tajam.

"Kami lebih banyak jumlah daripada kalian bodoh, apakah kalian kira kalian akan menang?" Mereka memang tampak seusia dengan Haru, Ienari, dan juga Itachi. Meskipun tentu saja anak seumur mereka harusnya belum menjadi Gennin.

"Jangan mengganggu anak yang lebih kecil bodoh," suara itu membuat mereka menoleh menemukan pemuda berambut hitam pendek yang memakai pakaian berlambang Uchiha berwarna putih.

"Shisui—" Itachi yang mengenalnya tampak cukup terkejut melihat teman baik yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu ada di depannya. Melihat bagaimana anak yang lebih dewasa ikut campur, anak-anak itu tampak pergi dari sana meninggalkan keempat Gennin dan anak kecil itu.

"Apakah ia tidak apa-apa?" Shisui menatap Naruto yang masih membungkukkan kepalanya. Haru sendiri mencoba untuk mengobatinya dan Ienari masih belum melepaskan tangannya yang mencengkram tubuh kecil Naruto.

"A-aku tidak apa-apa!" Naruto segera menepis tangan Ienari dan yang lainnya. Ienari yang melihat itu tampak terkejut dan menatap anak itu yang masih menundukkan kepalanya, "aku tidak perlu dilindungi oleh Ienari-nii, aku bisa sendirian!"

"Ada apa denganmu Naruto?"

"Kau janji padaku akan datang, tetapi ternyata tidak datang," Ienari mengerutkan alisnya, menoleh pada Itachi yang tidak kalah bingung. Bukankah ia sudah mengatakan pada matron alasan kenapa Ienari tidak datang, "kalau kau memang bosan padaku nii-san tidak perlu menemaniku."

"Naruto, bukan maksudku seperti itu. Aku punya alasan kenapa aku tidak datang," Ienari mencoba untuk memegang tangan Naruto dan menghentikannya namun Naruto tidak mau sama sekali disentuh olehnya dan menggelengkan kepalanya.

"Karena Naru adalah monster makanya Nari-nii tidak mau bersama dengan Naru lagi bukan," Ienari tampak terdiam dan hanya menghela nafas, "semuanya juga mengatakan kalau Naru tidak butuh orang lain karena Naru adalah—"

PLAK!

Haru, Itachi, dan Shisui tampak terkejut melihat Ienari yang menampar pipi Naruto. Minato sendiri tampak sedikit terkejut dengan itu namun ia tahu alasan Ienari melakukannya. Naruto menatap Ienari yang hanya menghela nafas lelah. Berdiri dengan bertumpu pada lututnya dan tersenyum sambil mengusap kepala Naruto.

"Jangan mengatakan kalau kau adalah monster, kau adalah Uzumaki Naruto dan itu tidak akan berubah—" Ienari mengusap pipi Naruto yang sedikit memerah karena tamparannya tadi, "maaf aku tidak menepati janjiku. Tetapi aku akan berusaha membayarnya, jadi maafkan aku?"

...

"Kau tidak akan bosan padaku?"

"Kau bukan hewan atau barang—bagaimana aku bisa bosan denganmu," menghela nafas dan menepuk kepala Naruto yang menutup matanya refleks, "bagaimana? Kalau ya aku akan membelikanmu Ichiraku Ramen sepuasnya."

"Ya! Tetapi kau tidak boleh meninggalkanku lagi," jawabnya sambil mengangguk mantap sementara Ienari hanya tersenyum lebar sambil mengangguk juga.

-oOo-

'Aku mendengar Itachi mengatakannya pada sang Matron, tetapi sepertinya ia tidak mengatakannya pada Naruto,' Ienari sedang berdua dengan Naruto di kamarnya setelah seharian penuh ia berjalan-jalan bersama dengan Itachi, Haru, Shisui, dan juga Naruto serta Sasuke yang dijemput oleh Itachi agar menemaninya.

"Aku sudah bisa menebaknya, maaf karena aku tidak cukup kuat untuk melindunginya—" Ienari tampak berbisik sambil melihat Naruto yang sedang asik dengan buku bergambarnya, "—Minato-san..."

Minato menoleh kearah Ienari yang tampak menatap lantai dengan tatapan serius. Minato tidak mengerti kenapa anak seusia Ienari bisa memberikan tatapan seperti itu.

"Aku ingin mempelajari Fuin-Fuin yang bisa digunakan untuk menyegel makhluk seperti Kyuubi," Minato menatap dengan dahi berkedut. Ia tentu saja bisa mengetahuinya, namun itu membutuhkan formula yang sangat rumit dan akan susah untuk diberikan pada Ienari yang baru saja menjadi Gennin.

'Formula itu sangat rumit, apakah kau bisa?'

"Mungkin akan sulit, tetapi aku akan memfokuskan pelatihan fuinku pada minimal satu buah fuin milikmu itu. Aku hanya ingin melakukan sesuatu pada Naruto," menghela nafas dan melihat Naruto yang tersenyum lebar padanya membuatnya tidak bisa tidak membalas senyumannya, "mungkin membantunya mengontrol chakra Kyuubi itu... Atau minimal menghentikannya kalau tidak bisa mengontrolnya..."

...

'Kalau saja aku bisa mempertemukanmu pada Jiraiya-sensei...'

-1 Tahun Kemudian-

"Kirigakure lagi-lagi mencari cara untuk menghancurkan Konoha." Sandaime Hokage, Hiruzen Sarutobi tampak menghela nafas mendengarkan laporan dari ANBU yang ada di depannya. Ia tidak tahu apa lagi yang direncanakan oleh Kirigakure untuk melakukan itu. Bahkan ia mendengar Kazekage mereka dikendalikan oleh seseorang dan membuat mereka mencoba untuk membunuhnya dan mengeluarkan Sanbi dari tubuhnya.

"Menurutmu, apakah mereka akan menggunakan cara itu lagi—Kakashi?"

...

"Ada kemungkinan, tetapi aku tidak akan membiarkan mereka melakukan itu," Kakashi yang tampak menggunakan topeng anjing hanya diam. Wajahnya menegang di balik topeng, "cukup Rin yang menjadi korban. Aku tidak akan membiarkan mereka menyegel Ishobu didalam tubuh seseorang lagi..."

"Kuharap mereka tidak melakukan itu—" menghembuskan asap dari pipa di mulutnya dan menatap Kakashi yang mengangguk, "bagaimana keadaan Ienari-kun dan juga Naruto-kun?"

"Mereka berdua baik-baik saja, tetapi aku terkejut dengan Ienari," Sandaime menatap kearah Kakashi, "anda tidak memberikan fuin yang dibuat Minato-sensei pada Ienari-kun bukan?"

"Tentu, bagaimanapun Fuin tingkat tinggi tidak cocok untuknya yang masih Gennin Kakashi. Mungkin akan kuberikan saat ia menjadi Chuunin ataupun Jounin," Sandaime masih belum menangkap perkataan Kakashi yang menghela nafas.

"Selama 1 tahun ini, ia seolah sedang mempelajari sebuah fuin—yang mirip dengan Shisho Fuin milik Minato-sensei," jawab Kakashi dengan nada pelan sementara Sandaime hampir saja menjatuhkan pipanya. Shisho Fuin adalah fuin tingkat A yang tentu saja akan susah untuk di pelajari, "ia memang kesusahan namun meningkatkan waktu pelatihannya selama 1 tahun ini."

"Yang lebih penting, darimana ia bisa mengetahui formula fuin itu..."

-oOo-

"Nii-san, sebenarnya apa saja yang kau lakukan? Kalau kita sedang beristirahat atau setelah kau melakukan misi dengan Haru-nee dan Itachi-nii kau selalu mencorat-coret gambar ini," Naruto yang sedang berada di taman bersama dengan Itachi, Ienari, dan Haru tampak menoleh pada Ienari yang masih memegang tinta di tangannya.

"Benar juga, dan kufikir apa yang kau tulis ini sama saja." Haru menoleh pada gambaran yang ada di tangan Ienari begitu juga dengan Itachi. Hanya Itachi yang mengerti apa itu—namun hanya diam saja.

"Ah, aku hanya sedang mempelajari fuin baru—sedikit lagi sempurna. Satu formula saja salah maka fuinnya akan gagal," jawabnya sambil terus saja menggoreskan tintanya. Tentu saja bukan tinta chakra yang digunakan olehnya.

'Bagian itu ada yang salah Ienari,' memperhatikan fuin saat Minato mengatakan hal itu. Tampak sweatdrop melihatnya, 90 persen sudah hampir selesai dan ia menghabiskan waktu hingga 2 jam untuk mengukirnya.

"Salah lagi—" menunduk dan menghela nafas, Haru dan Naruto hanya tertawa sementara Itachi mendengus pelan.

"Dobe..." Ienari menoleh saat mendengar perkataan Itachi itu dan tampak empat persimpangan di kepalanya.

"Apa maksudmu Teme!" Sebenarnya Itachi mengetahuinya kalau Fuin yang ada di tangan Ienari itu tampak sangat rumit untuk tingkat Gennin seperti mereka. Ia hanya menanggapi ocehan Ienari dengan gumaman dan juga satu sampai dua kata saja.

Tanpa mereka ketahui, beberapa orang yang memakai Hitai Ate bergambar lambang Kirigakure sedang mengawasi mereka. Melihat kearah Ienari yang ada disana dan mencocokkan dengan foto yang ada di tangan mereka.

"Jadi benar anak itu yang dikatakan oleh mereka?"

"Tidak salah lagi..."

...

"Kita harus menangkapnya secepat mungkin."

-oOo-

'Kau sudah bisa menghafalkan formula Shisho Fuin hingga 80% tetapi kau harus ingat kalau kau akan menggunakan tinta chakra dan harus lebih berhati-hati menggunakannya,' Ienari berada di ruangannya bersama dengan Naruto yang memilih untuk menginap di apartmentnya hari ini, 'lakukan sekali lagi.'

"Baiklah Minato-san," mengangguk dan menghela nafas, mencoba untuk membuat lagi Shisho Fuin yang diberikan pada Minato saat itu. Ia harus berkonsentrasi dengan apa yang ia kerjakan saat ini. Masih butuh waktu lama untuknya mengerjakan fuin itu dan Naruto hanya diam menunggu Ienari sambil melihat apa yang dilakukannya.

"Sedikit lagi—" Ienari memberikan sedikit sentuhan terakhir dan mencoba untuk menyelesaikannya. Menatap Naruto yang entah sejak kapan tertidur, hanya tersenyum sebelum menghela nafas dan kembali mengerjakannya. Sedikit lagi dan—menguap beberapa kali sambil mengangguk pelan, "sedikit lagi..."

Ini memang sudah pukul 11 malam, namun Minato tahu biasanya Ienari tidak akan mengantuk pada saat jam segini dan itu membuatnya bingung. Naruto yang tertidur sudah biasa untuknya, dan itu tidak masalah karena Naruto baru berusia 3 tahun saat itu.

'Ienari, kau tidak apa-apa?'

BRUG!

'Ienari!' Terkejut melihat tubuh itu terjatuh begitu saja. Tidak ada tanda sakit namun ia tampak tertidur sangat pulas seolah tidak bisa dibangunkan oleh apapun. Menoleh untuk menemukan ANBU yang tidak ada di sekeliling mereka, 'sial kenapa disaat seperti ini!'

"Kita berhasil, ini semua juga berkat kau—" beberapa orang dari Kirigakure tampak masuk dan akan membawa Ienari. Minato tidak bisa melakukan apapun, bahkan berteriakpun tidak akan didengar oleh mereka, "Mizuki..."

Minato melihat seorang Shinobi dari Konoha yang hanya tersenyum sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tentu saja, tidak mungkin orang-orang Kirigakure itu bisa masuk begitu saja ke Konoha.

"Kami akan memberikan hadiah yang pantas untukmu secepatnya—" beberapa dari mereka tampak menggendong Ienari dan akan membawanya begitu saja, "—kali ini kita tidak akan gagal menggunakannya sebagai Jinchuuriki dari Sanbi setelah kita melepaskannya dari tubuh Mizukage-sama..."

Minato membulatkan matanya, satu hal yang terfikirkan saat ini hanyalah bayangan mantan muridnya yang tewas karena digunakan sebagai Jinchuuriki Sanbi.

'Rin...' Ia tidak akan membiarkannya, namun apa yang bisa ia lakukan dengan keadaannya seperti ini. Ia mengutuk semua ANBU yang bisa-bisanya tidak ada disaat seperti ini, 'Kakashi...'

-oOo-

"Minato-sensei?" Kakashi tampak berada di salah satu sisi desa Konoha tampak tersentak seolah mendengar suara Minato. Ia mengetahui kalau Naruto bersama dengan Ienari hari ini, dan ia bukan bertugas saat ini. Jadi, walaupun para ANBU tidak ada di sekeliling Naruto masih dijaga oleh Ienari. Tetapi entah kenapa—

Dengan segera ia melakukan shunshin menuju ke apartment Ienari. Ia harus memastikan apa yang ia rasakan ini. Perasaan buruk yang ia harapkan tidak benar terjadi.

"Naruto!" Kakashi melihat Naruto yang terbaring di atas lantai. Tidak mungkin Ienari meninggalkan Naruto begitu saja dalam keadaan seperti itu. Mencoba untuk membuka topengnya, saat mata Sharingannya tampak menatap kearah Naruto tiba-tiba saja tubuhnya seolah tersedot ke dalam fikiran Naruto.

-oOo-

"Kakashi!" Saat Kakashi membuka mata ia berada di depan penjara gelap dengan genangan air di bawahnya. Namun, yang menjadi perhatiannya tentu saja sosok gurunya yang ada di depannya, mencengkram kedua bahunya dengan erat.

"M—Minato-sensei! Kenapa—" menoleh sekeliling, hanya bisa terdiam melihat bagaimana gurunya yang seharusnya sudah tewas 8 tahun yang lalu berada di depannya.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, kau harus menyelamatkan Ienari!"

"Ada apa dengannya—tunggu, jadi itu sebabnya ia bisa mengetahui Formula Shisho Fuin itu?" Kakashi mengerti, kalau Ienari mengetahui keberadaan Minato, itu artinya Minato yang mengajarinya tentang Fuinjutsu terutama segel tingkat tinggi seperti itu.

"Ia diculik oleh orang-orang Kirigakure. Ia akan dijadikan Jinchuuriki Sanbi, dan yang kutakutkan adalah ia berakhir seperti Rin—" Kakashi membulatkan matanya dan menatap kearah Minato. Tentu, ia tidak akan mungkin melupakan bagaimana Rin menjadi Jinchuuriki Sanbi untuk menghancurkan Konoha dan bagaimana ia bisa terpaksa membunuhnya, "—hentikan mereka sebelum mereka benar-benar menjadikannya Jinchuuriki."

"Sensei aku—"

"Kau bisa melakukannya Kakashi, aku yakin kau tidak akan apa-apa..." Kakashi tampak ragu namun menatap gurunya itu sebelum mengangguk pelan.

"Baiklah, akan kukabarkan pada Sandaime-sama..."

-oOo-

"Ienari-kun diculik? Bagaimana—" Sandaime tampak menatap Kakashi yang tampaknya tidak bercanda dan hanya mengangguk pelan. Setelah mendengarkan perkataan dari mantan gurunya dengan segera ia menuju ketempat Sandaime.

"Mereka akan menggunakannya sebagai Jinchuuriki Sanbi. Seperti yang dilakukan mereka dulu—" jawab Kakashi sedikit merendahkan suaranya. Bagaimanapun ia menjadi ANBU, setiap mengenang kematian semua rekannya membuatnya sedikit menunjukkan emosi.

"Baiklah, kau bisa melakukannya Kakashi?"

"Tentu saja," Kakashi tampak menatap Sandaime dengan tatapan serius dan juga mantap.

"Kalau begitu biarkan kami juga ikut Hokage-sama," suara yang tiba-tiba muncul itu membuat keduanya menoleh untuk menemukan Itachi dan juga Haru disana. Entah bagaimana mereka bisa berada disana sementara waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas.

"Bagaimana kalian—"

"Aku diperintahkan tou-sama untuk memberikan sebuah laporan pada anda, dan Haru sepertinya melihat saat mereka membawa Ienari, makanya ia kemari saat aku sampai dan menceritakan semuanya.

"Ini adalah misi berbahaya, kalian baru 1 tahun menjadi Gennin!"

"Lalu apakah anda ingin kami hanya diam sementara Ienari dalam bahaya?! Kami tidak mungkin melakukan itu!" Haru tampak meninggikan sedikit suaranya sebelum menyadari apa yang ia lakukan dan menundukkan kepalanya, "ma—maafkan saya Hokage-sama…"

"Biarkan aku yang memimpin mereka Sandaime-sama," Kakashi menatap kearah Sandaime. Ia tahu bagaimana perasaan Itachi dan juga Haru saat ini, "atau minimal, aku akan mengajak Itachi bersama denganku."

"Tetapi—!"

"Haru, kau harus menemani Naruto—ia akan cemas kalau tidak melihat Ienari dan ini cukup berbahaya," Haru menatap Itachi yang mengangguk. Benar, Naruto akan panik saat mengetahui Ienari tiba-tiba saja menghilang.

"Baiklah, tetapi kalian berdua harus kembali dengan selamat!"

"Tenang saja…"

-oOo-

"Sanbi sudah dilepaskan…"

"Kurungan itu tidak akan bertahan cukup lama…"

"Kita harus segera menyegelnya pada Jinchuuriki baru…"

Suara-suara yang tampak asing memasuki kepalanya. Mencoba untuk membuka mata, saat kepalanya pusing. Ia tahu ada yang aneh saat ia merasakan kantuk yang sangat saat itu—dan saat ia melihat sekeliling, hanya ada ruangan sangat luas disana.

"Ini—"

"Ah sepertinya ia sudah sadar," melihat beberapa orang yang tampak tidak terlalu terlihat karena topeng dan juga tentu sebuah tempat yang ada disini tidak ada penerangan yang memadai, "maaf saja, kami tidak sama sekali berniat sejak awal untuk mencari orang dari Konoha setelah rencana kami berantakan. Tetapi sangat beruntung karena ada yang menjual seseorang dari Konoha untuk membuat kami mencoba sekali lagi rencana kami yang gagal itu."

"Rencana? Dan apa yang kalian maksud dengan menjual seseorang?"

"Heh, kau tidak pernah tahu karena mereka sudah tewas—kami membutuhkan seseorang dengan kapasitas chakra yang sedikit untuk memasukkannya menjadi Jinchuuriki dan akan mudah kami lepaskan saat kau kembali ke Konoha," Ienari tampak membulatkan matanya. Maksudnya, dia—tetapi siapa yang—

"Mustahil…"

"Sepertinya kau sadar? Ya—ayah dan ibumu yang menjualmu pada kami," mengeratkan giginya, ia tahu kalau ayah dan ibunya tidak pernah menyukainya karena ia tidak bisa menjadi apa yang mereka inginkan. Tetapi sampai seperti ini, "sudah dua hari kau tidak sadarkan diri. Kami harus membunuh Mizukage karena ia dikendalikan oleh seseorang. Dan Sanbi berada didalam sini…"

Menunjukkan sebuah guci besar dengan beberapa segel disana, merasakan auranya saja ia sudah mengetahuinya kalau yang ada di dalamnya tidaklah sesuatu yang baik.

"Kami akan mengontrol Sanbi di dalam tubuhmu dengan segel khusus. Dan saat kau kembali ke Konoha maka kau akan menghancurkannya—"

"Aku tidak akan kembali ke Konoha jika seperti itu!"

"Kami bisa mengendalikanmu bocah, kau tidak memiliki pilihan lain. Atau kau lebih memilih untuk mati ditangan rekanmu yang akan menyelamatkanmu?" menatap kearah Ienari yang mengeratkan gigi dan juga kepalan tangannya.

'Ada satu, tetapi apakah aku bisa…?'

"Taichou," salah satu dari mereka tampak mendekat dan membisikkan sesuatu padanya. Mengangguk-angguk ia tampak memerintahkan sesuatu sebelum menoleh kembali pada Ienari.

"Kau tidak akan pergi kemana-mana, bahkan mencoba untuk melepaskannya hanya akan membuatmu terbunuh oleh Sanbi—kau hanya bocah biasa yang lemah," orang itu berbalik dan keluar dari tempat itu meninggalkan Ienari sendirian.

'Aku harus mengambil resiko…' mencoba untuk berkonsentrasi, menggunakan elemen katonnya untuk sedikit membakar tali yang mengikatnya. Dan menoleh sekelilingnya untuk melihat apakah ada seseorang yang akan muncul atau tidak.

"Kalau saja ia mengamuk, aku tidak perlu menghancurkan Konoha—" mendekat dan melihat guci besar itu. Mencoba untuk memulai melukiskan segel di tubuhnya dengan darahnya sendiri, ia harus menggunakan Shisho Fuin sebelum mereka menggunakan segel mereka dan mengendalikannya.

Dan ia hanya mengandalkan keberuntungan untuk bisa menyelesaikan fuin itu sebesar 100 persen agar ia bisa mengunci Sanbi ini di dalam tubuhnya.

-oOo-

"Mereka bukan hanya melakukan ini sekali?" Itachi yang bergerak bersama dengan Kakashi tampak menuju kearah Kirigakure. Kakashi mengangguk dan menghela nafas, mencoba untuk melihat keadaan dan melacak dengan Pakkun di depan mereka.

"Beberapa bulan sebelum penyerangan Kyuubi, seorang Kunoichi dari Konoha diculik oleh mereka dan dijadikan oleh mereka Jinchuuriki Sanbi agar saat ia kembali Sanbi akan tidak terkontrol serta menghancurkan Konoha," Itachi menatap Kakashi yang mengatakan itu dengan nada pelan.

"Lalu, bagaimana akhirnya?"

"Kunoichi itu menyuruh rekannya untuk membunuhnya sebelum tiba di Konoha…" Itachi bisa melihat mata Kakashi menyipit dengan dahi berkedut.

"Rekannya itu—apakah itu kau Kakashi-san?" Kakashi hanya terdiam sejenak sebelum menutup matanya dan menghela nafas.

"Ya…"

.

.

.

"Dan jika ia sampai mengalami hal yang sama, tidak menutup kemungkinan ia akan melakukan hal yang sama dengan Kunoichi itu…"

-oOo-

"Sudah hampir selesai," tampak menutup sebelah matanya dan kelelahan, melihat sekeliling memastikan kembali kalau tidak ada seseorangpun yang berada disana. Meletakkan sebelah tangannya yang penuh darah yang ia gunakan untuk menggambarkan fuin, ia menutup matanya sejenak.

Dengan segera ia membuka segel di guci itu dan tekanan dari chakra yang keluar tampak membuatnya terlempar dari tempatnya berdiri. Tidak terlalu terlihat, namun ia bisa melihat bentuk kura-kura yang memiliki tangan dua dan tiga ekor di belakang cangkangnya.

'A—aku harus bisa melakukannya,' berdecak kesal saat ia bahkan tidak bisa bergerak dengan leluasa karena tekanan itu. Bahkan tanah yang ada di bawahnya tampak terhentak sedikit dan hancur.

Menutup matanya mencoba untuk berkonsentrasi dengan chakra yang ada di dalam tubuhnya.

'Kuharap aku bisa menggunakannya—' mengeluarkan chakra di kelima jari tangan kanannya dan menyentuhkannya pada Shisho Fuin di tubuhnya. Menargetkan pada chakra yang ada di depannya yang sangat besar bahkan ia tidak yakin ia bisa menahan chakra sebesar itu.

"Fuin."

-oOo-

"Disini, kuharap mereka belum mengunci Sanbi di tubuh Ienari. Perjalanan kita memerlukan waktu cukup lama," Itachi dan juga Kakashi sampai di depan gerbang Kirigakure dan akan menyelamatkan Ienari.

"Tetapi dimana semua penjaga—"

DHUAR!

Suara yang berasal dari salah satu sisi tempat itu membuat mereka berdua saling bertatapan dan mengangguk segera pergi ke asal ledakan itu secepat mungkin untuk menemukan beberapa penjaga tampak tertimbun oleh tanah yang retak dan juga longsor.

"Ada apa ini…"

"Chakra ini—Sanbi," Kakashi yang menggunakan mata sharingannya tentu saja mengetahui chakra milik Bijuu ekor tiga itu. Dengan segera tampak mempercepat jalannya begitu juga dengan Itachi.

-oOo-

"Ada apa ini!" salah satu dari mereka yang tampaknya pemimpin mereka melihat ruangan tempat Ienari disekap benar-benar hancur begitu juga dengan guci tempat Sanbi tersegel, "bagaimana—" orang itu mencari sosok Ienari yang tampak terduduk bahkan tidak bisa menompang tubuhnya dengan baik.

"Kau…meremehkanku orang tua," nafasnya benar-benar memburu. Chakra yang besar masuk ke dalam tubuhnya bahkan membuat ia tidak bisa menggerakkan satupun jemarinya. Ia belum bisa memastikan apakah fuin itu bekerja atau tidak. Namun chakra Sanbi tadi menghilang dari tempat itu.

"Kau—"

"Aku memiliki guru yang mengajarkanku fuin lebih baik daripada ini," mencoba untuk tetap sadar dan menatap kearah orang di depannya, "kau tidak akan bisa mengendalikanku untuk menghancurkan Konoha…"

"Sial, kalau begini aku akan membunuhmu bocah!" tangan menggunakan segel tangan dan menggunakan jurus air yang menuju kearah Ienari dengan segera. Ienari sendiri tampak tidak bisa bergerak dan hanya menunggu serangan itu mengenainya.

"Doton : Doryuheki!" suara itu bersamaan dengan dua buah dinding yang melindunginya dari dua sisi air yang akan mengenainya. Membuka matanya, melihat Kakashi yang menggunakan Jutsu itu dan juga Itachi yang menghampirinya.

"Ienari!"

"Sedikit terlambat eh," menghela nafas dan mencoba untuk mengaturnya. Kakashi yang melihat dengan sharingannya bisa melihat aliran chakra yang tidak teratur dari tubuh Ienari.

"Bagaimana kalian bisa sampai disini, dimana semua penjaga—"

"Mereka sudah tumbang, terlalu lemah bahkan hanya mengandalkan seorang Gennin saja," jawab Kakashi dan Itachi hanya mengangguk. Sedikit bohong karena Itachi memang memiliki kemampuan yang lebih daripada Gennin biasa.

"Sial, jangan bergerak atau aku akan membunuhnya sekarang juga!" dengan segera mereka berada di belakang Ienari yang saat itu benar-benar tidak bisa bergerak sedikitpun dengan sebuah kunai di lehernya, "kalau kami membunuhnya sekarang kami akan mendapatkan Sanbi kembali."

"Jadi benar kalau ia sudah—"

"Kalian hanya memiliki pilihan untuk membunuhnya atau aku yang akan membunuhnya," tersenyum gugup dan lebih mendekatkan kunai pada leher Ienari.

"Kau—" Kakashi akan bergerak, namun Itachi tampak menghentikannya dan berjalan ke depannya. Bergerak salah, kunai itu akan bergerak menggorok leher Ienari. Kakashi hanya melihat Itachi yang menundukkan kepalanya.

"Dan kau fikir aku akan melakukannya—" Itachi dengan suara yang lebih dingin dari sebelumnya tampak menutup matanya, "aku tidak akan membiarkanmu membunuhnya, dan aku tidak akan membunuhnya…"

"Itachi, matamu…" Ienari yang menatap Itachi dan tidak bisa fokus dengan pandangannya tampak terkejut melihat iris mata onyx pemuda itu menjadi merah.

"Kalau aku membunuhmu, kau tidak akan mengendalikan Bijuu dalam tubuhnya bukan," mata Sharingan dengan tiga titik hitam itu tampak menatap langsung kearah orang yang mendekap Ienari saat itu. Dan tidak butuh waktu lama untuk orang itu tampak membelalakkan matanya dan tumbang dengan mata kosong.

Kakashi dan Itachi segera mendekati mereka berdua dan Itachi baru saja akan membunuhnya dengan kunai di tangannya.

"Tunggu, kau tidak perlu sampai membunuhnya—bukan ia yang mengunci Sanbi di tubuhku," Ienari tampak menghentikan Itachi yang menoleh kearahnya, "aku tidak tahu apakah Fuin ini akan bertahan seperti milik Yondaime Hokage, tetapi—aku menguncinya di tubuhku dengan Shisho Fuin…"

'Ia sudah bisa menggunakan Shisho Fuin pada usia seperti ini?! Dan Itachi—ia memiliki sharingan di usianya yang sangat muda,' melihat keduanya, Itachi yang mencoba menggendong Ienari di punggungnya. Pertengkaran kecil yang tidak Kakashi perhatikan dan tampak mereka yang saling mengejek.

'Sepertinya aku harus mencoba mencari muridku sendiri suatu hari nanti—' tertawa sendiri melihat kelakuan keduanya yang mengingatkan dirinya padanya dan Obito dulu.

-oOo-

"Sepertinya sampai sekarang Fuin ini tidak bermasalah," Ienari tampak masih sadar saat perjalanan kembali meskipun tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali, "tetapi kalau memang aku akan lepas kendali sepertinya aku hanya bisa mengandalkanmu untuk membunuhku eh?"

"Jangan berkata bodoh…"

"Kenapa? Aku serius, memangnya untuk apa aku menggunakan konsekuensi menyegelnya sendiri kalau sampai tetap menghancurkan Konoha," jawab Ienari sambil menghela nafas. Itachi hanya diam dan tidak menjawabnya sama sekali.

"Ngomong-ngomong, itu artinya mulai sekarang kau—"

"Yah, chakraku sudah memenjara chakra Sanbi, itu artinya…"

.

.

.

"Mau tidak mau aku sudah menjadi Jinchuuriki seperti Naruto…"

To be Continue

Jadi sebenarnya saya sedikit ragu buat jadiin Ienari Jinchuuriki Sanbi. Y—yah karena tidak semua orang mau OC menjadi salah satu Jinchuuriki seperti itu ^^;a tapi kalau ga begitu Ienari terlalu lemah…

Dan tentang Shisho Fuin, sebenarnya sampai terakhir dia Cuma nekad buat pakai padahal latihan terakhir dia belum bisa menyempurnakannya 100%. Butuh waktu 1 tahun lebih full buat dia bisa nguasain 80 persen Fuin itu XD dan ternyata jadi 100 persen pas ngunci Sanbi.

Ngomong-ngomong tentang Sanbi, saya ambil timeline saat Sanbi bebas. Kalau ga salah timeline Sanbi itu :

Kirigakure ngunci Sanbi di Rin

Rin tewas, Sanbi ditangkap lagi dan dimasukkan ke dalam Yagura (Yondaime Mizukage)

Karena ketahuan Yagura dikendalikan sama Obito, pada akhirnya mereka sepakat buat ngeluarin Sanbi dari tubuh Yagura.

Di canon, seharusnya Sanbi menjadi liar sampai Akatsuki menangkapnya. Tapi disini, saya ambil timeline ini buat ngunci Sanbi di tubuhnya Ienari :D

Mungkin ada yang tidak setuju dengan ini, tetapi saya mohon dengan sangat untuk tidak flame namun hanya memberikan saran ataupun kritik.

Ngomong-ngomong di cerita canon Itachi memang dapet sharingan pas umurnya 8 tahun kan :D jadi semoga saya ga salah ^^

Untuk guru Jounnin sebenarnya saya ada rencana mau bikin Hyuuga Hizashi buat jadi Jounnin gurunya, tapi ga jadi dan gurunya hanya jadi sampingan yang ga pernah kesebut XD

Kayaknya untuk arc ini lebih menonjolkan di Itachi ya ._. Setelah pembantaian bakal menonjolkan Naruto kok ^^; malah lebih cocok dibuat cerita intinya ke Tim Itachi ya XD but no~ setelah pembantaian akan masuk ke Naruto~

Note :

Shisho Fuin : Fuin yang biasa digunakan untuk mengunci sebuah makhluk di tubuh seseorang. Dua buah Shisho Fuin membentuk sebuah Hakke Fuin yang dibuat oleh Minato pada Naruto.

Review sangat saya tunggu but no flame, minimal flame lewat PM aja ya ^^;

Dan saya butuh kritik kalau memang OC saya terlalu berlebihan dan mungkin saran untuk membuat OC saya lebih baik :)