Tell Me A Lie

Pairing : Yewon

Genre : Romance, Hurt/comfort

Rate : T ( Akan berubah-ubah sesuai mood author) XD

Disclaimer : Ide cerita terinspirasi dari drama korea Nice Guy. Semua cast milik Tuhan, dan Yewon saling memiliki ^^

Summary : Semua berawal dari dendam dan ambisinya, hingga akhirnya sosok itu justru menyeretnya menuju lingkaran takdir yang tak pernah terbayangkan olehnya.

A Yewon Fanfiction © 2013 by Fairy_Siwoonie

.


~ HAPPY READING ~


.

Wajah yeoja paruh baya itu tampak semakin pucat melihat raut muka namja manis di sampingnya sama sekali tidak terlihat bersahabat. Napasnya seolah tercekat ketika iris sewarna caramel itu beralih menatapnya, menghujamnya tajam hingga ia sontak menundukkan kepala.

"Cheo-cheosonghamnida, Tuan muda. Saya benar-benar tidak sengaja. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Sang Ahjumma dengan suara gemetar.

Sosok manis itu tersenyum sinis, "Tidak perlu khawatir, aku pastikan kau tidak akan mengulanginya lagi," ujarnya sebelum kemudian beralih menatap sosok namja tinggi di sampingnya, "Cho Kyuhyun, pecat dia!" serunya membuat yeoja paruh baya tadi langsung lemas.

"Tapi Tuan muda, Ahn ahjumma sudah berkerja di rumah ini selama puluhan tahun. Apa kau tidak bisa memberikan dia kesempatan sekali lagi?" ujar namja yang dipanggil Cho Kyuhyun tadi, mencoba membujuk sang Tuan muda.

"Kau berani menentangku, Cho Kyuhyun? Kau pikir kau siapa, huh?" seru namja bermata caramel itu kesal.

"Bukan begitu, Tuan muda. Hanya saja aku—"

"Kau tau aku juga bisa memecatmu kalau aku mau? Lebih baik kau memikirkan pekerjaanmu terlebih dulu sebelum mengkhawatirkan pekerjaan orang lain," ujar Sang Tuan muda yang kemudian langsung beralih menatap yeoja yang masih berdiri di sampingnya dengan wajah tertunduk.

"Lagipula Ahn ahjumma sudah terlalu tua untuk bekerja di sini. Dia tidak akan bisa melakukan apapun selain membuat kekacauan di rumah ini. Bukankah aku sudah cukup pengertian?"

"Gundae—"

"Siapkan gajinya bulan ini, potong lima puluh persen untuk mengganti kerusakan bajuku. Dan setelah aku selesai mandi, pastikan aku tidak akan melihat wajah Ahn ahjumma lagi di rumah ini," ujar namja manis itu sebelum kemudian masuk ke dalam kamar mandi yang berada di sisi kiri kamarnya.

"Mianhamnida, ahjumma," ucap Kyuhyun iba.

Yeoja yang disebut Ahn ahjumma itu tersenyum pada Kyuhyun, "Aniya, Kyuhyun-sshi. Ini memang salah saya. Lagipula benar apa yang dikatakan Tuan muda, sudah saatnya saya berhenti bekerja. Saya permisi dulu," ujarnya sembari membungkukkan badannya sebelum kemudian keluar meninggalkan ruangan besar itu.

Kyuhyun menghela napas, melirik pintu kamar mandi Sang Tuan muda sejenak sebelum kemudian menggeleng pelan.

Tak berapa lama kemudian pintu kamar mandi di sisi kiri ruangan itu terbuka, namja manis yang disebut Tuan muda tadi keluar dari sana dengan hanya mengenakan handuk berwarna putih yang menutupi tubuh bagian bawahnya, membuat Kyuhyun yang tengah menyiapkan baju untuknya langsung menundukkan kepala dengan canggung.

Sang tuan muda menyeringai samar, "Kyuhyun hyung, kau bukan gay, kan?"

"Te-tentu saja bukan, Tuan muda," jawab Kyuhyun masih dengan menundukkan kepalanya.

Namja berambut cokelat itu mendengus, "Bukankah sudah aku katakan jangan memanggilku Tuan muda ketika kita sedang berdua?"

"Mianhae, Yesung-ah,"

Sang Tuan muda yang dipanggil Yesung itu memutar bola matanya bosan, "Menyebalkan," gerutunya seraya mengambil baju di tangan Kyuhyun dan langsung memakainya, membuat namja yang lebih tua darinya itu sontak membalikkan badan membelakanginya.

Yesung tertawa kecil, "Sikapmu sama sekali tidak mendukung jawabanmu, hyung,"

"Yesung-ah, apa kau tidak mau mempertimbangkan keputusanmu lagi, huh?" Tanya Kyuhyun mengalihkan pembicaraan.

Yesung mengangkat alisnya, "Keputusan yang mana?"

"Memecat Ahn ahjumma. Lagipula kau masih memiliki banyak baju yang bisa kau pakai, kehilangan satu baju bukan sebuah masalah yang besar untukmu,"

"Hmm, aku tidak akan menarik ucapanku," Jawab Yesung cuek.

"Kau tidak bisa seperti ini, Yesung-ah. Memecat semua pelayan hanya karena mereka melakukan kesalahan kecil bukan—"

"Siapa yang mengatakan aku tidak bisa?" tanya Yesung memotong ucapan Kyuhyun, "Aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan. Kau lupa itu, hyung?"

Kyuhyun menghela napas, "Apa kau tidak merasa kasihan pada mereka?"

"Sama sekali tidak. Mereka pantas untuk itu. Lagipula masih banyak orang yang ingin bekerja di rumah ini," jawab Yesung seraya mengancingkan bajunya, "Aku selesai. Suruh pelayan menyiapkan mobilku selagi aku sarapan," ujarnya sambil berjalan keluar dari kamar itu.

Kyuhyun menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, benar-benar tak habis pikir dengan sifat Tuan mudanya itu. Siapapun yang tak mengenalnya dengan baik pasti akan menganggap Yesung adalah manusia yang tidak punya hati. Well, mau bagaimana lagi, kelihatannya memang seperti itu, bukan?

Kyuhyun baru saja akan beranjak keluar dari kamar itu ketika suara baritone Yesung kembali terdengar berteriak.

"Ada apa lagi?" Gumam Kyuhyun frustasi seraya membawa langkahnya menuju ruang makan, tempat teriakan Yesung berasal.

"Apa kau sengaja mau membunuhku, huh?!" Yesung kembali berseru tanpa mempedulikan tubuh pelayan yang tengah bersimpuh di hadapannya itu terlihat semakin gemetar.

"Cheosonghamnida, Tuan benar-benar tidak tahu.."

Yesung memutar bola matanya, "Aku muak mendengar kata-kata itu! Mulai hari ini kau dipecat!"

"Apa apa, Yesung-ah?" Tanya Kyuhyun seraya berlari menghampiri Yesung.

"Jangan memanggilku seperti itu, Kyuhyun-sshi!" Seru Yesung.

"Ah Mianhamnida, maksudku, ada apa Tuan muda? Kenapa kau memecatnya?"

"Dia memasak ikan dan menaruhnya di meja makan. Dia sengaja ingin membunuhku!"

"Cheosonghamnida, Tuan muda. Tapi saya benar-benar tidak tahu kalau tuan muda alergi ikan. Saya baru beberapa hari bekerja di sini," Pinta pelayan tadi memohon.

"Kau dengar itu, Tuan muda? Ahjumma ini baru beberapa hari bekerja di sini, jadi wajar kalau dia tidak tahu," Sahut Kyuhyun.

Yesung menatap Kyuhyun kesal, "Tadi kau membela Ahn ahjumma karena dia sudah lama bekerja di sini, lalu sekarang kau membela pelayan ini karena dia baru beberapa hari bekerja di sini, lalu yang mana yang boleh kupecat, huh? Menyebalkan!"

"Tapi—"

"Tuan muda, tuan besar menunggu anda di ruang kerjanya," ujar seorang maid menginterupsi, membuat Kyuhyun tidak menyelesaikan ucapannya.

"Huh~~ membuat mood-ku semakin buruk saja," Gerutu Yesung seraya bergegas menuju ruang kerja Mr. Kim.

Yesung mengetuk pintu ebony itu beberapa kali sebelum akhirnya terdengar suara Mr. Kim menyuruhnya masuk dari dalam.

"Ada apa, Appa? Aku sudah hampir terlambat ke universitas," tanya Yesung sambil berjalan menghampiri Mr. Kim yang duduk di meja kerjanya.

"Apa yang sudah kau lakukan?" Tanya Mr. Kim dengan nada dingin.

"Nde?"

"Kau sudah mengacaukan sebuah proyek besar dan kau masih pura-pura tidak mengerti, huh?!" Seru Mr. Kim emosi.

Yesung tersenyum sinis, "Yeoja itu sudah mengadu, huh?"

"Jaga bicaramu, Kim Yesung! Dia itu Umma-mu!"

"Umma-ku adalah Lee Shinyeong, bukan Jung Soyeon!" Seru Yesung.

Mr. Kim meraih vas bunga di mejanya kemudian melemparkannya ke dinding di samping Yesung, membuatnya pecah hingga serpihannya melukai pipi kiri namja manis itu.

Yesung terdiam, namun senyum ambigu itu masih belum meninggalkan wajahnya.

"Kau sangat keras kepala dan egois, Yesung-ah, itulah kenapa aku ragu untuk menyerahkan tanggung jawab perusahaan padamu setelah aku pergi nanti,"

"Bukankah Appa memang tidak pernah berniat memberikannya padaku? Kau pasti akan memberikannya pada yeoja itu dan anaknya,"

"Kim Yesung!"

"Wae?! Aku benar, kan? Kau sama sekali tidak pernah memandangku setelah kedatangan pembunuh itu!"

Mr. Kim bangkit dari kursinya dan langsung memberikan sebuah tamparan keras di pipi Yesung, membuat goresan di kulit putih mulus itu semakin terasa perih.

"Kalau itu yang kau inginkan, buatlah dirimu layak dipandang! Jangan hanya membuat kekacauan!" Seru Mr. Kim sebelum kemudian keluar dari ruangannya, meninggalkan Yesung yang masih terpaku di tempat itu.

Yesung menengadahkan wajahnya, berusaha menghalangi cairan bening yang berdesakan di sepasang manik caramel-nya.

"Memangnya apa yang sudah kulakukan? Aku hanya mempertahankan apa yang menjadi milikku. Apa yang salah?"

Ia menggeleng pelan sebelum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, namun langkahnya langsung terhenti begitu mendapati seorang namja yang berusia beberapa tahun di bawahnya berdiri di depan ruang kerja Sang Appa.

Yesung tersenyum sinis, "Sampaikan ucapan selamatku pada Umma-mu, Kibum-sshi," ujarnya sebelum kembali melangkah, meninggalkan namja yangia sebut bernama Kibum itu.

"Hyung!" Kibum berseru memanggilnya, namun Yesung sama sekali tidak mempedulikannya dan terus melangkah, menghampiri Kyuhyun yang sudah menunggunya di ruang tengah.

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Sosok beriris obsidian itu mengepalkan tangannya, menatap tajam sepasang suami-istri yang baru saja keluar dari dalam rumah mewah yang sedari tadi diamatinya.

"Mereka keluar, Siwon-ah!"

"Aku juga melihatnya, Donghae-ya!" Sahut sosok yang dipanggil Siwon itu.

Namja bernama Donghae yang duduk di sampingnya mendengus sebal, "Aku kan hanya memberitahu, tidak perlu membentak begitu,"

Siwon mengabaikannya dan lebih memilih terus mengamati sepasang suami istri tadi hingga mereka masuk ke dalam mobil kemudian melesat meninggalkan halaman rumah mewah itu.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Donghae kembali bertanya.

"Apapun,"

Donghae mengerutkan keningnya, "Huh?"

Siwon menyeringai, "Aku akan melakukan apapun untuk menghancurkan keluarga itu," ujarnya sebelum kemudian melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

.


~ To Be Continued ~


.

A/N : Anyeong~~ *lambai-lambai*

FF ini sengaja ngga dipost di fb kayak biasanya

Selain karena note fb sekarang ngajak ribut, aku juga masih remang-remang (?) mau nglanjutin ff ini kayak gimana, ini baru prolog aja

Sekalian buat isi akun FFn yang terabaikan, bahkan aku sampai lupa password-nya -_-

Dapet inspirasi bikin ff ini dari drama korea yang judulnya Nice Guy, jadi emang ada beberapa bagian yang mirip, tapi aku usahain nggak akan sama-sama banget kok

Aku sendiri juga masih bingung ini cuma terinspirasi atau udah mengadaptasi drama itu

Ada yang bisa ngasih tau batasan terinspirasi itu kayak gimana? XD *plakk*

Tapi kemungkinan besar ff ini nggak akan sepanjang ff yang biasa aku bikin kok, threeshot, maybe? ^^

So, keep or delete? XD