Beep Beep

Author : gaemkevin

Genre : Mystery, Horror, Romance, Siblingship

Rated : T[amanh]

Cast : LuhanBaekhyun[sibling], Sehun, Kai, and other

Pair : HunHan, Kaibaek.

Summary : "Beep Beep. Beep Beep. Beep Beep". Apa itu? Terdengar begitu aneh namun lucu. Apa aku boleh mengangkatnya?

Warning : Genderswitch![forLuBaek] / Typos / Abal / kurangsherhem / KurangNendang / dan lain lain.

A/N : first horror fic i made. Sorry if this to bad or you dont like it. Inspiration from SNSD's new title song : Beep Beep. Enjoy it~

.

.

.

Start Here.

.

.

.

.

.

Beep Beep. Beep Beep. Beep Beep.

"Halo?"

"..."

"Haloo?"

"..."

"Hei, siapa ini? Bicaralah!"

"..."

"Ha–"

"Tolong ... Tolong ..."

"Siapa ini?! Jangan main-main ya!"

"Tolong aku.. Sakit..."

"Ck, orang aneh!"

.

.

"Hei ... Kenapa sambungannya kau putus ... ?"

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

.

.

.

...

...

..

.

"Kenapa kita harus pindah kesini, Luhan Jie?" tanya seorang gadis manis bersurai coklat terang berumur 16 tahun kepada perempuan yang sedang menutup pintu lemari, Luhan.

"Berhenti mengeluh, Baekhyun. Ini semua perintah Papa," kata Luhan kepada gadis yang juga adik kandungnya itu.

"Tapi, Jie, aku tak suka pada seorang lelaki tua yang tinggal disebelah," ucap Baekhyun kesal. Dia menghentakkan kakinya ke lantai lalu duduk dipinggir ranjang dengan kasar.

"Dia tidak baru 38 tahun," ralat Luhan.

"Terserahlah apa sebutannya. Tapi yang pasti aku tak suka padanya!" ucap Baekhyun dengan sedikit berteriak.

"Wae? Dia terlihat baik, kok. Dia bahkan yang menunjukan dimana apartemen kita, kan,"

"Tapi aku tetap tidak suka padanya Jie, dia menyeramkan," bisik Baekhyun pelan sambil memeluk guling.

Luhan memutar bola matanya dan memilih membiarkan adiknya sendiri di kamar.

Dia hendak menuju dapur saat terdengar bel pintu yang berbunyi.

TING TONG

Luhan berlari kecil menuju pintu dan membukanya.

"Ah, Halo Jonghun-ssi," sapa Luhan saat ternyata tetangga sebelahnya[yang tadi dia dan Baekhyun bicarakan] datang membawa sebuah kotak putih berukuran sedang ditangannya.

"Halo Luhan-ssi. Ini, sebagai salam selamat datang karena tinggal disebelahku," Jonghun menyerahkan kotak itu pada Luhan.

"Apa ini?" tanya Luhan.

"Hanya sedikit kue yang tadi kubeli,"

"Terima kasih," ucap Luhan sambil tersenyum. Dia mempersilahkan Jonghun untuk masuk dan membuatkan teh hangat. Mungkin Jonghun akan sedikit lama disini, pikirnya.

Luhan berjalan menuju ruang tamu dan meletakkan 2 gelas teh hangat diatas meja. Jonghun menggumam terima kasih lalu mengambil salah satunya.

"Mana adikmu itu Luhan? Siapa namanya?" tanya Jonghun menyesap tehnya.

"Baekhyun. Dia sedang menyendiri dikamar,"

"Aku baru bertemu sekali tadi pagi saat kita berpapasan di lift,"

"Ah, biar kupanggilkan sebentar," Luhan beranjak menuju kamar.

Membuka pintu kamar dan menemukan Baekhyun yang sibuk dengan ponselnya. Sesekali Baekhyun tersenyum dengan kedua pipinya yang bersemu.

"Baekhyun," panggil Luhan.

"Apa?" tanya Baekhyun tanpa menoleh kearah kakaknya.

"Ayo keluar, tetangga sebelah datang. Tak baik jika kau tak menyapanya,"

Baekhyun langsung menggeleng cepat.

"Tidak," ucapnya tegas.

"Baekhyun, kau tidak boleh seperti itu. Dia kan tetangga kita," ucap Luhan.

"Aku tidak mau, Jie. Sudahlah, lebih baik kau saja yang meladeninya," kata Baekhyun dengan nada mengusir.

"Kau tidak sopan," Luhan duduk di pinggir kasur.

"Masa bodoh. Aku tidak mau bertemu dengannya. Dia menyeramkan dan aku takut,"

Luhan mendesah kasar. "Yasudahlah," dia menyerah dan segera keluar dari kamar Baekhyun.

"Maaf, Jonghun-ssi, Baekhyun memang agak pemalu dan tidak terlalu suka berdekatan dengan orang yang baru ditemuinya,"

"Begitukah?" tanya Jonghun dengan nada kecewa.

"Maaf," ucap Luhan lagi lalu kembali duduk.

"Tak apa. Dia manis sekali," gumam Jonghun sedikit mengangkat sudut bibirnya keatas.

"Ne?"

"Tidak. Omong-omong, kenapa kau dan adikmu tinggal diapartemen? Kemana kedua orangtuamu?" tanya Jonghun.

"Orangtua kami baru saja pindah ke China, nenek dari ibu sudah sangat tua dan meminta ibu untuk tinggal menemaninya disana. Kakek sudah meninggal dan anak-anak yang lain tinggal diluar negri yang jauh dari China membuat ibu terpaksa menuruti keinginan nenek dan meninggalkan kami disini,"

"Lalu kenapa kau dan adikmu tidak ikut ke China?"

"Baekhyun baru saja naik kelas 1 SMA dan aku baru diterima di salah satu Universitas. Rasanya sayang jika kami ikut dan meninggalkan pendidikan," kekeh Luhan.

"Oh, kenapa tidak tinggal dirumah lama?" tanya Jonghun lagi.

"Rumah kami jaraknya cukup jauh dari sekolah Baekhyun dan kampusku. Papa memutuskan untuk menjualnya dan membeli apartemen ini,"

Jonghun mengangguk. Setelahnya mereka mengobrol topik lain sampai jarum panjang yang tadinya menunjukan pukul 8 sekarang pindah ke angka 9.

"Ah, Luhan-ssi, sepertinya aku terlalu lama disini," ucap Jonghun.

"Ah, sudah jam 9 malam. Maaf, aku memang suka berbicara banyak pada orang lain,"

Luhan mengantar Jonghun sampai ke pintu depan.

"Apa istrimu tidak akan marah?" tanya Luhan cemas.

Jonghun tertawa. "Aku tidak punya istri. Aku tinggal sendirian disini," tunjuknya pada apartemen disebelah apartemen Luhan.

"Begitukah? Kalau begitu selamat malam," kata Luhan sambil tersenyum tipis.

"Selamat malam. Sampaikan salamku pada Baekhyun, ya," ucap lelaki itu sebelum menutup pintu apartemennya.

Luhan mengeryit.

Entahlah, dia merasa aneh pada orang itu. Terus menyebut nama Baekhyun, bahkan saat mereka mengobrol, ada saja saat dia menanyakan atau memuji kecantikan Baekhyun. Makanan kesukaan, sekolah dimana, tontonan favorit, dan yang lainnya.

Sampai kekasih Baekhyun pun ditanyakannya.

'Apa Baekhyun mempunyai kekasih?'

Luhan langsung menggeleng. Tidak, tidak. Jonghun itu orang baik. Tetapnya pada dirinya sendiri.

Benarkah begitu?

.

.

.

[Luhan POV]

Luhan mengusap matanya pelan. Kantuk mulai datang saat dia harus menyelesaikan tugas dari Dosen Jung yang begitu banyak.

"Oh, sial,"

BEEP BEEP

Aku mengeryit saat mendengar sebuah suara aneh. Kualihkan pandanganku dari layar laptop menelusuri seluk ruangan. Mataku jatuh di sebuah telepon rumah yang berada di atas meja disamping pintu kamar Baekhyun.

BEEP BEEP

Luhan sedikit terkejut saat suara itu muncul lagi dan telepon di atas meja sedikit bergetar. Dia berdiri dari sofa dan menghampiri meja itu. Sedikit bingung. Luhan tidak ingat mebawa telepon rumahnya kemari waktu pindah-pindah barang, lagipula siapa yang menelpon malam-malam begini? Ayolah, ini sudah jam 12 lewat.

BEEP BEEP

Luhan tersentak saat telepon itu berbunyi lagi. Dia buru-buru menggapai gagang telepon itu.

"Yobboseyo?"

"..."

"Halo?" ulang Luhan.

"..."

Luhan makin bingung. Telepon ini berbunyi tengah malam dan tidak ada sahutan saat Luhan mengangkatnya.

"Maaf, kalau anda tidak mau berbicara, saya akan–"

"Hhh...hi... hi.."

Wajah Luhan memucat begitu mendengar tawa pelan namun mengerikan dari sebrang. Jantungnya berdegup kencang.

"Ha–halo?" ucapnya takut-takut.

"Hi.. hi...hihiks.. hiks..."

Luhan makin merinding ketika tawa itu berubah menjadi tangisan.

"Maaf ... kau sia –KYAAAAAAAAAAAAAA!" jerit Luhan histeris ketika ada tangan yang menyentuh bahunya. Dia melempar gagang telepon itu sembarang dan berjongkok menutup wajahnya. Badannya bergetar hebat.

"Luhan Jie? Kau kenapa?"

Luhan membuka membuka kedua matanya begitu mendengar suara merdu itu memanggilnya khawatir.

"Ba..baekhyun," ucap Luhan menoleh kebelakang dan menemukan adiknya yang menatapnya bingung dan cemas. Gadis itu langsung memeluk Baekhyun erat dengan badannya yang masih sedikit gemetaran.

"Jie? Ada apa? Kenapa kau ketakutan begini?" tanya Baekhyun mengelus punggung kakaknya lembut.

"Ba.. baekhyun... ta –tadi telepon yang ada diatas meja itu berbunyi dan .. dan ketika aku mengangkatnya malah–"

"Jie? Kau tidak sedang bercanda kan?"

Luhan melepas pelukannya dan menatap Baekhyun bingung.

"Ma –maksudmu?"

Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kabel telepon itu bahkan menggantung dan tidak tertancap distop kontak, bagaimana itu bisa berbunyi?"

Ditengoknya lagi telepon diatas meja dan benar, kabelnya bahkan menggantung sampai kelantai.

Wajah Luhan pucat pasi.

Ja –jadi.. tadi itu siapa?

.

.

.

::TBC::

Muehehehehe

Author bikin ff horror. Haha, horror. HAHAHA HORROR -_-

Ini horror mix mysteri[?]. Entah begitu denger judul lagu baru snsd beep beep dan ngeliat telepon di rumah author, jadi kepikiran beginian.

Ini baru chapter pertama dan pendek banget kan ya? Dichap selanjutnya, dijamin lebih panjang deh.

Dan Maaf, deh kalo ga seruuu kan ini horror fic author yang pertaamaaa~

Author bilangin, deh.

Author suka Kaibaek.

Dan Author suka liat Luhan sama Baekhyun lagi jalan berdampingan. Serasa liat saudara yang lagi akur-akurnyaa gitu.

Haha. Itu alesan kenapa author bikin Luhan Baekhyun jadi sibling disini.

Dan untuk Kaibaek kan udah tadi, author suka ama Kaibaek. Suka Bangeeetts. Entah tapi author semakin gila sama kaibaek gara-gara liat moment mereka di 13th Annual Billboard Music Festival. Kai nya itu ngeliat Baekhyun kek.. kek mau.. kek mau... gitu deh.

Mati men matiii /slap/

Haha, author lebay. Bangets.

Yang gasuka Kaibaek juga. Coba deh diliat kalo mereka lagi berdua, pasti dapet feelnya /maksa/ eh.

Tapi, author juga suka kok ama ChanBaek. Suka banget malah.

Banyak bacot. Sudahlah. Review ya~ pliseeeu. Bbuing Bbuing.

/Astagfirullahaladzim-_-/

dan hati-hati ya buat yang punya telepon rumah dirumahnya. Ntar jadi parno lho. wkakakak

Salam Kecup. Muah.