Title : Not For Kids

Author : Kyuminjoong

Genre : Romance, Humor (lil' bit)

Length : Chaptered

Rate : T

Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon

Support Cast : Kim Heechul, Lee Donghae, Lee Eunhyuk, Shin Donghee

Warning : Genderswitch

Disclaimer : I don't own anything but the story-line.

KYUHYUN'S POV

Di hari yang cerah dimana burung-burung sedang bersiul dengan riang dan langit biru tampak begitu indah, aku, Cho Kyuhyun, lebih memilih menghabiskan waktuku di depan televisi dan menatap suami masa depanku dari pada menikmati hari indah ini di luar sana. :B

"Kyaaaaaaaa~~! Donghae Oppa saranghae~!"

Aigoo~ Aku selalu bertanya-tanya, kenapa di dunia ini ada namja setampan dia? Yang punya senyum semanis miliknya dan juga bibir tipis yang mampu mengucapkan ribuan kalimat romantis. Aku bahkan rela jadi pembantu di rumahnya asal bisa bertemu dan menatapnya setiap hari.

Pletak

Ya Tuhan, demi semua kaset game yang menumpuk di kamarku, siapa manusia kurang ajar yang baru saja memukul kepalaku!? Apa dia tidak tahu kalau aku benar-benar butuh konsentrasi saat ini. Omoya~ Donghae Oppa-ku yang tampan tidak akan rela aku melewatkan wajahnya meski hanya sedetik.

"Appa~! Jinjja appeuda!"

Cih. Lagi-lagi pria tua yang tidak bisa melihat anaknya sendiri bahagia. Aku mendelik padanya, tapi pria tua ini malah balas memelototiku dengan matanya yang tidak seberapa lebar.

"Aigoo~ Sudah berapa kali ku bilang, jangan berteriak di dalam rumah! Apa kau mau membuatku tuli!?"

"Kalau begitu tutup saja telinga Appa dengan ini."

"Hya!"

Tuh kan. Apa maunya sebenarnya? Aku sudah berbaik hati memberinya sekotak penuh kapas untuk menyumpal lubang telinganya, tapi dia malah meneriakiku. -_-"

"Mwo~?"

"Aish. Jinjja. Aigoo-aigoo! Kepalaku sakit."

Dan begitulah, pria tua cerewet yang sayangnya adalah ayahku itu akhirnya pergi meninggalkanku sambil memegangi kepalanya. Aku yakin dia hanya pura-pura. Dwaesseo! Donghae Oppa-ku yang malang, maaf aku mengabaikanmu, sudah sampai dimana tadi? Omo! Apa dia baru saja mengedipkan sebelah matanya padaku? Kyaaaaaaaaa~! (Sebenarnya Donghae hanya mengedipkan matanya ke arah kamera. Apa peduliku? Sama saja, kan? :p)

"Donghae Oppaaaaa~!"

"Hya! Tutup mulutmu sebelum aku membakar dan mengubur semua kaset gamemu!"

ANDWAE! Ku rasa kali ini aku harus mengalah pada pria tua yang baru saja berteriak dari arah dapur. Mana boleh aku membiarkan anak-anakku dianiaya?!

Aish. Beginilah hidupku, berjuang menghadapi ogre tua super galak yang selalu menganggu saat-saat istimewaku dengan suami masa depanku.

Namaku Cho Kyuhyun, umurku 16 tahun. Cita-citaku? Tentu saja menjadi istri Donghae Oppa! 3

AUTHOR'S POV

Ini hari lainnya dalam kehidupan Kyuhyun yang seolah hanya berisi Donghae dan kaset-kaset gamenya. Tepatnya di suatu pagi dimana semua orang kembali sibuk bekerja setelah menikmati libur di akhir pekan. Nyonya Cho yang masih cantik di usianya yang sudah hampir kepala empat membuka pintu rumahnya saat mendengar suara bel, kemudian pemandangan indah—ahem—maksudku wajah seorang pemuda tampan menyambutnya.

"Eoh? Siwon-ah? Menjemput Kyuhyun?" Nyonya Cho bertanya, seolah kegiatan menjemput Kyuhyun di pagi hari adalah sebuah rutinitas yang biasa dilakukan namja bermarga Choi di depannya—sebenarnya memang begitu sih.

"Ne. Apa dia sudah bangun?"

"Aish. Anak itu mungkin baru selesai mandi. Masuklah, lebih baik kau ikut sarapan dulu bersama kami," ujar Nyonya Cho seraya menarik tangan sang namja muda menuju dapur rumahnya—dimana suaminya sedang membaca koran sambil memakan sarapannya.

Dan itu tadi Choi Siwon, namja tampan nyaris sempurna yang anehnya adalah sahabat sejak kecil Kyuhyun. Dilihat dari manapun keduanya benar-benar tidak cocok dan berbanding terbalik. Kalau Siwon selalu bersikap tenang dan hampir tidak pernah terlibat masalah, Kyuhyun justru hampir setiap hari terlibat masalah karena mulutnya yang tajam dan tingkahnya yang sedikit urakan.

"Eomma~! Kenapa tidak membangunkanku!? Aku bisa terlambat kalau begini! Aish. Aku bahkan tidak punya waktu untuk menyisir rambutku!" seru Kyuhyun saat menuruni anak tangga dari lantai dua rumahnya sambil sibuk merapikan seragamnya.

Benar, kan? Mereka sangat berbeda.

Sepasang orang tua dan seorang namja tampan yang memperhatikannya dari meja makan hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Kyuhyun. Yeoja manis tapi sedikit urakan itu berhenti berlari saat melihat sahabatnya, kemudian senyum tiga jari dengan segera terkembang di wajahnya. "Eoh? Siwon-ah? Ah~ jeongmal dahaengida. Kajja. Kau kemari untuk menjemputku, kan?"

Tanpa mengucapkan apapun lagi, Kyuhyun menarik tangan Siwon hingga namja itu terpaksa bangkit dari bangkunya. Tak peduli saat itu Siwon baru saja akan menggigit roti panggang di tangannya yang baru habis setengah.

"Hya! Dia belum menghabiskan sarapannya!" Sang ayah lagi-lagi berteriak, benar-benar gemas melihat kelakukan anak semata wayangnya.

"Aish. Kalau begitu makan saja di jalan," ujar Kyuhyun benar-benar tak peduli dan tetap menarik tangan sahabatnya menuju ke pintu. Eomma Kyuhyun terpaksa ikut berlari demi menyerahkan kotak bekal yang sudah disiapkannya untuk Kyuhyun.

"Ahjussi, Ahjumma, kami pergi dulu." Siwon masih menyempatkan diri berpamitan pada kedua orang tua Kyuhyun yang sudah dianggapnya seperti orang tuanya sendiri.

"Hati-hati di jalan!" seru Eomma Kyuhyun, kemudian kembali menemani suaminya di meja makan. Sepasang orang tua yang tertinggal di meja makan kini menghela napas mereka. Entah sampai kapan Kyuhyun akan bersikap seperti ini, sungguh membuat hati mereka cemas. Anak mereka itu, seolah tak pernah bertambah dewasa, hanya tubuhnya saja yang bertambah tinggi.

"Aigoo~ Aku heran, kenapa anak itu bisa tahan dengan kelakukan anakmu," ujar Tuan Cho, kemudian memakan rotinya. Tak menyadari sang istri mendelik ke arahnya sebelum kemudian memukul kepalanya cukup keras.

"Memangnya dia bukan anakmu?!"

[Jawoon High School, Parking Lot]

"Yeogi!" Kyuhyun yang baru saja turun dari motor sport berwarna merah super keren milik Siwon dengan segera menyerahkan helm yang di pakainya pada si pemilik helm.

"Jamkanman!" Kyuhyun berniat pergi begitu saja kalau Siwon tidak menghentikannya. Tapi karena Siwon melakukannya, maka Kyuhyun berbalik dan menatap sahabat setianya itu.

Deg

Kyuhyun hampir saja kehilangan jantungnya yang berniat melompat keluar dari tempatnya saat Siwon tanpa mengucapkan apa-apa mengulurkan tangan ke arahnya dan mengusap helaian rambutnya dengan lembut—sebenarnya merapikan rambutnya yang belum sempat disisir pagi ini.

Plak

Dan Siwon tak habis pikir kenapa tiba-tiba saja Kyuhyun memukul tangannya.

"Hya! Mwoga munje ya (what's your problem)!? Harusnya kau berterima kasih karena aku sudah berbaik hati merapikan benda di kepalamu yang mirip rambut singa!"

Kyuhyun menggaruk tenguknya yang demi apapun sama sekali tidak sedang gatal saat itu. "Gomawo."

Itu kata terkahir yang di ucapkannya sebelum benar-benar pergi meninggalkan Siwon yang masih mengusap tangannya. Satu hal yang perlu kalian tahu, Kyuhyun tidak pernah memukul dengan 'sedikit' tenaga.

"Aish. Bocah itu benar-benar..."

[Jawoon High School, 1st Grade B-Class]

Senyum lebar menghiasi wajah Kyuhyun yang baru sampai di kelasnya, tangannya melambai segera setelah dia meneriakan nama satu lagi sahabatnya. "Eunhyuk-ah~!"

Lee Eunhyuk, gadis manis lainnya, teman seperjuangan Kyuhyun—satu lagi gadis yang tergila-gila pada seorang penyanyi muda bernama Lee Donghae. "Hyayaya, coba lihat apa yang ku punya."

Dan Kyuhyun tak bisa menahan matanya untuk tidak terbuka lebar saat melihat apa yang keluar dari dalam laci meja Eunhyuk. Sebuah majalah fashion terkenal yang terbit setiap sebulan sekali. Tapi bukan itu poin pentingnya, yang membuatnya tidak biasa adalah...fakta bahwa Lee Donghae adalah model untuk pakaian mereka bulan ini.

"Omo?! Elle?! Hya! Setengah isi dari edisi bulan ini adalah foto Donghae Oppa kan?!"

"Ne~!"

"Kyaaaaaaa~! Omoya, Eunhyuk-ah! Kau tidak akan menikmati foto-foto itu sendirian kan?"

"Geureom~!"

"Kyaaaaaa~! Kau memang yang terbaik, Hyukie~!"

"Hya."

Krik krik krik~

Kedua yeoja yang mulai tenggelam dalam histeria yang mereka buat sendiri mendadak bungkam saat suara berat seorang namja mampir di telinga mereka. Kyuhyun menolehkan kepalanya dan menatap Siwon yang sudah berdiri di belakangnya. "Mwoya?" yeoja manis itu bertanya dengan nada malas.

Siwon tak terlalu peduli dengan sikap Kyuhyun dan meletakkan begitu saja kotak makanan yang dibungkus kain berwarna biru di meja Kyuhyun—letaknya persis di sebelah meja Eunhyuk. "Kau lupa membawanya. Dasar bodoh."

"Tsk. Ne~. Gomawo~. Sudah sana pergi!"

Siwon membalikkan badannya dengan sedikit menahan kesal. Tidak, dia tidak marah sama sekali, hanya sedikit kesal, sebenarnya sudah sangat terbiasa menghadapi sikap Kyuhyun yang seperti ini. "Cih. Masih saja tertarik dengan namja yang bangga dijuluki ikan."

Sebenarnya Siwon mengatakannya cukup pelan, tapi sepertinya telinga Kyuhyun memang sangat sensitif kalau menyangkut idola yang dia puja setengah mati. "Kau mengatakan sesuatu?" Kyuhyun bertanya dengan nada suara yang terdengar menakutkan, membuat Siwon menghentikan langkahnya seketika karena dia tahu Kyuhyun berbicara padanya.

"Aniya."

"Aish. Kau kira aku tidak dengar? Kau mengejek Donghae Oppa! Dasar kuda jelek!"

Dan tanpa ampun Kyuhyun mulai memukuli lengan kekar Siwon. "Mwoya? Bukannya kau sendiri juga sering memanggilnya fishy? Kau pikir apa artinya hah? Bau amis! Apalagi yang baunya amis selain ikan? Telur busuk?" ujar Siwon seolah menantang. Kyuhyun mendelik tajam ke arahnya, dan detik itu juga Siwon menyesali ucapannya.

Semua orang di ruangan itu hanya bisa menatap Siwon dengan pandangan prihatin saat Kyuhyun mulai menarik dan mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Cepat minta maaf sebelum aku merontokkan semua rambutmu!"

"Aish. Sirheo!"

Dengan satu hentakan Siwon berhasil menyingkirkan tangan Kyuhyun dari kepalanya, dan tanpa membuang waktu namja itu pun melarikan diri sebelum dia benar-benar kehilangan semua rambutnya.

"Hya! Aish. Geu ja siki jinjja (That punk is really)!"

Eunhyuk hanya mampu menggelengkan kepalanya saat Kyuhyun sibuk meneriaki Siwon yang berhasil melarikan diri. "Aigoo~ Hya, apa kau tidak bosan terus mencari masalah dengannya? Aku bingung, kenapa Siwonie bisa tahan terus disiksa olehmu."

[Jawoon High School, 2nd Grade A-Class]

Siwon masuk ke kelasnya dengan keadaan berantakan. Kau tak akan pernah melihat rambut yang bisa lebih kusut dari rambutnya saat ini. Oh, jangan khawatir, dia tetap terlihat tampan bahkan dengan rambut yang tidak karuan.

"Hmppfft— Hya, ada apa dengan rambutmu?" Seseorang bernama Shindong yang duduk di belakang Siwon menyambut kawannya dengan tawa tertahan begitu si kawan meletakan—atau membanting—tasnya ke atas mejanya dan duduk di kursinya.

"Kenapa lagi, pasti Kyuhyun yang membuatnya jadi begini. Iya kan?" Kali ini seorang namja berwajah cantik yang duduk tepat di samping Siwon ikut berbicara. Siwon mengangguk singkat pada namja cantik bernama Heechul itu.

"Aish. Yeoja itu benar-benar menyeramkan. Kalau aku jadi kau, aku tidak akan berani mendekatinya," ujar Shindong.

"Hya, dia tidak semenyeramkan itu bodoh!"

Dan tidak ada yang tahu kenapa Siwon masih saja membela Kyuhyun yang selalu membuatnya repot dan berantakan.

[Jawoon High School, Parking Lot]

Siwon melirik jam tangannya sekali lagi, sudah lima menit dia menunggu Kyuhyun di atas motornya. Satu kalimat yang muncul di kepalanya saat ini adalah: 'Para yeoja selalu butuh waktu lebih untuk mengobrol dan berdandan'. Well, untuk urusan berdandan memang bukan tipe Kyuhyun, tapi yang satu lagi, apalagi kalau sudah menyangkut Lee Donghae, Kyuhyun bahkan bisa menghabiskan waktu seharian penuh mengobrol sampai mulutnya berbusa.

Siwon tak bisa menahan dirinya untuk tersenyum membaca pikirannya sendiri. Dan senyumnya semakin lebar saat melihat sosok Kyuhyun akhirnya muncul di koridor, berjalan berdampingan bersama Eunhyuk.

"Kyuhyun-ah!"

Merasa namanya dipanggil, Kyuhyun menolehkan kepalanya kesana-kemari, mencoba mencari asal suara. Kemudian matanya menangkap sosok Siwon yang melambaikan tangan dari atas motor sport mahalnya. Sedikit berlari Kyuhyun menghampiri namja tampan itu.

"Kau pulang duluan saja, aku masih ada urusan. Oh! Kalau Appa atau Eomma bertanya padamu, bilang saja aku sedang belajar bersama di rumah Hyukie. Arachi?" ujar Kyuhyun begitu dirinya berada tepat di depan Siwon. Wajahnya terlihat sangat manis dengan senyuman yang terkembang, kebiasaan seorang Cho Kyuhyun saat sedang 'merayu'.

"Kau mau kemana?"

Dan dalam sekejap Kyuhyun mengubah ekspresi wajahnya, kini terlihat 'galak' tanpa senyuman dan dengan mata memandang tajam. "Bukan urusanmu. Lakukan saja apa yang ku suruh. Arachi-arachi-arachi?" Kyuhyun kembali berubah manis di akhir, jari telunjuknya terulur kemudian melakukan gerakan menggaruk di bawah dagu Siwon—persis seperti yang orang lakukan pada seekor kucing peliharaan.

"Aish. Aro!" Siwon menepis tangan Kyuhyun agar menjauhkan jarinya. Kyuhyun memajukan bibirnya pura-pura sedih, sebelum kembali memasang wajah senang dan menepuk kepala Siwon.

"Anak pintar. Pai pai!" Kyuhyun melambaikan tangannya beberapa kali sebelum meninggalkan Siwon dan kembali pada Eunhyuk. Sementara Siwon hanya bisa memandangi kedua yeoja itu meninggalkan gerbang sekolah bersama dan pergi entah kemana.

"Pai pai? It should be 'bye bye'. Aigoo~ Jeongmal paboya."

[In Front of CD & Cassette Store, COEX Mall, Seoul]

Entah sudah berapa lama Kyuhyun berdiri di dalam barisan panjang di depan sebuah toko kaset, hingga akhirnya dia berada di bagian terdepan barisan, kini berhadapan dengan sang penjaga toko. Kyuhyun tersenyum senang, akhirnya gilirannya tiba. Kyuhyun menyerahkan beberapa lembar Won pada pria paruh baya di depannya, kemudian mendapatkan satu buah CD dan poster yang digulung rapi. Ya, tentu saja itu CD terbaru Lee Donghae.

"Namamu?"

"Cho Kyuhyun."

"Tanggal lahir?"

"3 Februari."

"Nomor telponmu?"

"+82..."

Pria itu menyerahkan selembar kupon pada Kyuhyun, Kyuhyun menerimanya dengan senang hati kemudian berlalu pergi, menyusul Eunhyuk yang sudah lebih dulu keluar dan menunggunya di depan toko. Segera setelah bertemu kedua yeoja itu memekik tertahan dan bahkan melompat kecil bersama.

"Kali ini, aku yakin aku akan mendapatkan tiketnya!" ujar Kyuhyun dengan tangan terkepal di depan wajahnya sendiri. Eunhyuk mengangguk setuju.

"Nado! Aku bahkan membeli lima CD sekaligus demi satu tiket itu saja!" balas Eunhyuk seraya memamerkan lima CD di tangan kirinya. Kyuhyun merengut kesal, matanya memandang iri pada Eunhyuk.

"Kalau bisa aku rela membela seluruh CD Donghae Oppa yang ada di toko itu! Tapi aku tidak punya cukup uang," ujar Kyuhyun dengan nada sedih yang sebenarnya terlalu berlebihan.

Eunhyuk menepuk bahu sahabatnya seraya tersenyum manis. "Aku yakin Tuhan tidak akan tega membuat anak manis seperti kita kecewa sekali lagi."

"Matji! (That's right!)" Kyuhyun kembali tersenyum mendengarnya. Kedua gadis itu pun tertawa bersama seraya melangkah pergi meninggalkan toko yang masih penuh sesak oleh puluhan remaja labil yang rela mengantri berjam-jam demi membeli CD idola mereka dan mendapat kupon yang nantinya akan diundi, dan pemenangnya akan mendapat satu tiket ke acara fansigning Lee Donghae seminggu lagi.

[Cho Family's House, Kyuhyun's Room]

Mungkin sudah dua puluh menit berlalu sejak Kyuhyun memajang poster yang baru saja didapatnya di dinding kamarnya, tapi yeoja itu masih saja betah berdiri di depan poster berukuran jumbo itu. Sekedar menatapnya dengan mata berbinar dan senyum bodoh yang tak mau hilang dari wajahnya.

"Oppa..."

"Sampai kapan kau mau menatap poster itu hah?!"

Dan akhirnya Kyuhyun berhenti memandangi kertas tebal itu saat sang ayah lagi-lagi 'menyapa'nya.

"Appa~! Bisakah Appa berhenti menganggu waktu istimewaku dengan calon suamiku!?"

"Calon suami kepalamu! Dia saja tidak mengenalmu, bagaimana mungkin kau bisa menikahinya hah?"

"Dwaesseo! Appa memang tidak akan bisa mengerti perasaanku."

"Aish. Ne, ne, geuraeyo! Aku tidak bisa mengerti perasaan dan jalan pikiranmu. Sekarang cepat turun dan makan makan malammu!"

Kemudian pria tua itu pun meninggalkan kamar anaknya. Dan Kyuhyun? Setelah meninggalkan satu kecupan di wajah—ahem—poster Lee Donghae, dia pun berlari menyusul ayahnya.

[Cho Family's House, Dining Room]

"Ngomong-ngomong, sepertinya aku baru melihat poster yang tadi. Apa kau membeli yang baru?"

Ucapan Tuan Cho yang begitu tiba-tiba mau tak mau membuat Kyuhyun tersedak makanannya sendiri. Sang ibu yang sedikit panik melihat anaknya terbatuk-batuk dengan cekatan menyodorkan segelas air putih padanya.

"Uhuk uhuk. A-aniya! Aku tidak punya uang untuk membeli CD-nya Appa," ujar Kyuhyun setelah selesai meminum airnya.

"Aku bilang poster, bukan CD."

"Aish. Tapi yang Appa lihat itu poster limited edition yang cuma bisa didapat dengan membeli CD album terbaru Donghae Op...pa."

Gulp

Kyuhyun menampar mulutnya sendiri saat sadar apa yang baru saja dia katakan. Matanya melirik sesekali ke arah sang ayah yang kini menatapnya dengan tatapan datar dan hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan wajahnya berubah panik saat tiba-tiba saja sang ayah bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah tangga—kamar Kyuhyun ada di lantai dua rumahnya.

"Hya, Appa! Apa yang akan kau lakukan?!" Kyuhyun berseru panik seraya berlari mengejar ayahnya.

"Tentu saja membakar semua kasetmu dan merobek semua poster jelek yang menempel di dinding kamarmu." Tuan Cho membalas dengan datar dan tanpa menoleh sedikit pun pada anaknya. Kyuhyun menahan napasnya karena terlalu terkejut, tapi detik berikutnya teriakannya yang memekakan telinga menggema ke seluruh ruangan di rumahnya. Tuan Cho menghentikan langkahnya dan menutup telinganya dengan cepat—begitu juga nyonya Cho.

"Andwae! Jeongmal andwaeyo! Kalau Appa melakukannya aku tidak akan mau pergi ke sekolah lagi!"

"Neo—"

"Aku juga akan mogok makan!"

Tuan Cho terdiam dengan mulut terbuka, kehabisan kata-kata.

"Aish. Arasseo! Lakukan saja sesukamu." Dan akhirnya pria tua yang malang itu hanya mampu mengacak rambutnya frustasi sebelum kemudian kembali ke kursinya dan menghabiskan sisa makanannya dengan perasaan kesal. Sang istri mencoba menghibur dengan menepuk-nepuk bahunya—meskipun dia tahu itu sama sekali tidak cukup.

Kyuhyun tersenyum puas, lalu mengikuti jejak ayahnya kembali ke meja makan. Gadis itu memakan makanannya dengan lahap, senyuman kemenangan masih terkembang di wajahnya.

"Hihi. Gomawoyo, Appa. Jinjja! Jeongmal gomapta~"

TBC

Apa eneh? Curhatan author? 30% iya 70% bukan kayanya (wkwkwkwk)

Sepertinya...saking cintanya sama drama Reply 1997 saya jadi ga bisa ngelupain tingkah Shiwon n Yoonjae. Dan inilah hasilnya, FF dengan tokoh utama yang karakternya terinspirasi oleh Shiwon dan Yoonjae (ga yakin sih untuk yang Yoonjae –u–)

Saran saya, yang belom nonton Reply 1997, nonton deh! Lucuuuuuuuuuu~~~ *promosi*

Btw, tolong jangan timpukin saya karena publish ff baru padahal masih punya utang ff dua. *kitty eyes*

Satu lagi, ini soal judul—yang baru dibikin dadakan pas ni ff mau dipublish—, tolong jangan timpukin saya juga kalo pada akhirnya tu judul ga nyambung ama isi –u–

Dan tolong jangan mikir yang macem2 juga karena judul itu XDXD