FORBIDDEN?

.

By:

EXO12KM

.

Warn for all who read this!

.

Its BL! YAOI! DONT LIKE SO DONT READ!
.

HunHan with slight KaiLu

.

Happy reading~ :)

.

Chapter.4

.

.

A/N: IM COMEBACK! SETELAH HIATUS PANJANG TANPA BILANG BILANG! xD Jeongmall mianhae! Untuk semua yang udah nunggu ff ini*gaadakk*... ismi mohon maaf yang sebesar-besar nya karena apdet nya lama... soalnya di rumah ismi lagi banyak masalah... :( *alessann-_-
Readers yang baik mohon maafin ismi ya...*wink* soalnya ni ff ketunggak terus jadwal update nya, tapi ismi janji ff ini kelar kok jadi sabar ya... :) untuk chapter selanjutnya, doain aja semoga ismi bisa cepat ngelanjutin nya... :( Gomawo untuk perhatiannya... :)

.

#Sehun's Side

.

"nama ku, bukan LuHan seperti yang kau bilang. Nama ku Byun Baek hyun. Mungkin kau masih sedikit mabuk. Istirahat lah dulu, ini sarapanmu." Namja manis itu meletakkan nampan berisi bubur hangat itu di atas meja nakas di samping ranjang. Sedangkan aku masih tak percaya dengan apa yang ku lihat. Serindu itukah aku pada Luhan hyung? Sampai orang lain yang jelas-jelas berbeda dengan luhan pun aku bilang Luhan. Tapi aku bersumpah, dia seperti melihat kembaran Luhan hyung ketika melihat namja manis ini untuk yang pertama kali. Aku tekankan! Pertama kali! Tapi setelah itu... yah... Luhan hyung terlihat lebih cantik dari dia.

Namja yang mengaku bernama baekhyun itu sudah ingin beranjak menjauh dari ranjang sebelum aku menggenggam pergelangan tangan nya kuat.

Greepp!

"ne?" dia menatapku bingung.

"kenapa aku disini? Ini dimana? Dan.. siapa kau? Seingatku...-

"ssttt..." namja manis itu menempelkan jari telunjuk lentik nya di bibir ku. refleks aku menghentikan ucapannku. "habiskan dulu sarapanmu, aku akan beritahu setelah kau menghabiskannya. Hmm?"

Baekhyun tersenyum dan mengacak rambut ku lalu pergi dari ruangan itu. Aku melirik bubur yang ada di atas meja nakas itu, lalu mendesah pelan. 'sebenarnya siapa dia?'

Aku merasakan kepalaku mendenyut kembali dan perutku terasa mual. 'Astaga... aku pasti sangat banyak minum tadi malam...' Ku alihkan pandangan ku ke bubur yang ada di meja nakas, 'hmm... apa salah nya jika aku memakannya? Toh, sepertinya namja yang bernama Byun Baek hyun tadi baik, sepertinya kemungkinan kecil jika dia ingin bermaksud jahat padaku' pikirku simpel, lalu mulai melahap bubur itu.

Aku tersenyum geli ketika merasakan bubur itu lumer di dalam mulutku. Haaah... aku jadi teringat Luhan hyung... Luhan hyung selalu membuatkan ku bubur setiap pagi sebelum aku pergi sekolah,

Eh?

Sekolah?

Astaga! Aku harus sekolah hari ini!

.

.

.

FORBIDDEN?

.

.

.

Kai mempercepat langkahnya di koridor rumah sakit yang penuh lalu lalang itu. Sesekali bahu nya menabrak beberapa orang secara tak sengaja, dan dia segera meminta maaf. Tujuan nya sekarang hanya satu

...'Dr. Jang'

Kai berhenti sebentar di depan pintu itu, mengatur nafas nya yang memburu. Setelah dia merasa sedikit tenang, tangan nya terangkat mengetuk pintu berwarna putih itu.

Tok... Tok... Tok...

'masuk' sahut sebuah suara dari dalam.

Kai langsung memutar kenop pintu dan memasuki ruangan bernuansa putih itu.

"oh, kau sudah datang? duduklah.." Dokter ber-name tag 'Michael Jang' itu mempersilahkan Kai untuk duduk di kursi yang ada di depan meja nya. Kai mengangguk dan mematuhi titah dokter itu.

"eum... saya datang ke sini karena—

"selamat!" Kai terkejut karena tiba-tiba dokter berkebangsaan Canada-Korea itu memotong ucapan nya dengan kata 'selamat!' Kai mengerjap pelan. Dokter tampan itu mengangguk. "kami sudah mendapatkan pendonor yang cocok untuk Xi Lu Han."

"ne?" Kai membelalakkan matanya.

Sungguh?! Ini serius?!

Seseorang! Tolong bangunkan dia dari mimpi ini—jika iya—secepatnya! "ini... serius?" tanya Kai masih speechless.

"aku bukan orang kurang kerjaan yang harus membohongi pasien ku sendiri... ini benar-benar terjadi Kim Jong In-sshi" tegas dokter itu.

Kai menggigit bibir nya kuat, bagaimana mengatakan ini? Sumpah demi apapun! Kai tak tahu bagaimana harus berekspresi sekarang? Haruskah dia menjerit? Atau bersujud? Atau mungkin memeluk dokter tampan didepannya? Oke, coret pilihan terakhir-_-

"tapi..."

DEG!

Jantung Kai serasa terperosok ke perut ketika mendengar kata halus yang keluar dari mulut dokter itu. Ada apa? Kenapa harus ada 'tapi' ?

"t-t-ta-tapi apa dokter...?"

"tim dokter berspekulasi, kemungkinan keberhasilan transplantasi nya dibawah 40%"

"Ne?..." Kai menganga, Oke ini serius.
Kenapa sangat rendah? "Bu-Bukankah...—Ahni! Bagaimana bisa sangat rendah dokter?!" tanya Kai seperti ...tak terima.

"ini dikarenakan, hasil pemeriksaan terakhir kami pada tubuh Lu Han menunjukkan kalau Lu Han tidak mudah beradaptasi dengan organ baru. Jadi hanya akan sia-sia jika operasi dilakukan namun tubuh menolak si organ baru. Dan resiko terkecil nya adalah Lu Han menjadi buta permanen,"

Kai mengepalkan tangan nya kuat. 'Buta permanen? Jadi ini seperti sebuah taruhan?'

"Ya! Ini terdengar seperti Judi. Kau memberikan taruhan mu, dan kau harus siap dengan segala kemungkinan ketika kau membuka kartu mu. Kau bisa saja mendapat lebih, tapi kau juga bisa kehilangan semua taruhanmu." Ujar dokter itu—yang seolah dapat membaca pikiran Kai—membuat Kai makin merasakan apa yang namanya dilema.

.

Baek hyun mengangguk dan tersenyum, "kau kenal, kan?"

Sehun menyerngit, "tidak" jawabnya singkat.

"Aigoo... bagaimana mengatakannya... ?!" Baekhyun mengacak rambut nya frustasi, sementara Chanyeol yang ada di samping nya menatap Sehun—kenapakaumembuatBaekhyuKUfrustasi?—horror.

Sehun yang tidak mengenal dua orang—yang menurutnya—aneh di depannya ini menautkan alisnya. "Kalian ini gila. Aku baru bertemu kalian, bagaimana aku bisa mengenal kalian?"

.

#Baekhyun POV

Aku mengacak rambut ku frustasi.

Oh—Hell!—ini memang gila!. Hei ayolah! Bukankah ini gila? Aku kira Sehun hanya berpura-pura tidak mengenalku pagi tadi—dia biasa melakukannya ketika habis mabuk. Dan bodohnya aku malah dengan manisnya menjawab pertanyaan...—Aisshh! Harusnya dia kutabok saja saat bertanya 'ini dimana?' dengan wajah tak berdosa nya!

Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Semalam dia menelepon ku untuk menjemputnya—yang sudah dalam keadaan sangat menyedihkan—di bar. Dia masih baik-baik saja, dia tetap mengigaukan nama Luhan—selalu—dan masih meneriaki Chanyeol dengan kata-kata kotor, tapi pagi tadi dia berubah drastis. Mulai dari bertanya ini dimana—yang seharusnya dia tahu kalau ini adalah apartementku dan Chanyeol—sampai mengotot untuk pergi ke sekolah—Kalau tak salah Sehun sudah lulus sekitar empat bulan lalu.

Cukup! Ini harus diluruskan!

Aku menarik nafas panjang dan menatap mata Sehun yang menatap malas ke arah ku. Dasar bocah tak tahu diri! Masih baik aku masih menganggapmu adik sepupu!

"Jadi... apa yang kau lakukan semalam sehingga kau mabuk berat?" aku dapat merasakan Chanyeol menoleh ke arah ku dengan pandangan—MWO?

"Ck! Ini semua karena Choi seonsaengnim! Padahal aku hanya tidak menyelesaikan beberapa soal saja, dia malah langsung menyuruhku pulang. Kau tahulah eomma ku itu seperti apa, dia mengomeliku dan menyuruhku angkat kaki dari rumah, aku bingung harus kemana jadi ku putuskan untuk pergi ke bar." Jawab Sehun panjang tanpa perubahan intonasi yang berarti. Baik aku maupun Chanyeol sama-sama menganga. "Maksudmu?" tanya kami bersamaan. Sehun hanya memutar bola matanya malas. Dasar bocah menjengkelkan!

Seharusnya aku tak usah bersikap baik padanya empat hari yang lalu, seharusnya kuikuti saja saran Chanyeol untuk tidak memberikannya tempat menginap selama seminggu. Ya tuhan... aku benar-benar menyesal telah berpura-pura bersikap manis padanya!

Baekhyun membulatkan matanya ketika dia teringat kejadian beberapa bulan lalu, ketika Sehun tidak pulang dua hari ke rumah hanya karena dia mendapat surat skors selama seminggu dari seorang guru bermarga Choi. 'Apa yang terjadi pada anak ini...?' Aku memandangi Sehun lekat. 'Dia tidak terlihat berbohong...'

DEG!

Seketika jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari semenit yang lalu. Aku mengerjap cepat. Ini mustahil! Sangat mustahil!

...Sehun tak mungkin lupa ingatan.

.

.

Yeoja paruh baya itu mengusap lembut rambut karamel namja muda yang tidur di pangkuan nya. Tadi, Kai—menantunya—memintanya untuk menjaga Luhan untuk beberapa saat, karena dia ada urusan mendadak. Dan dengan senang hati yeoja cantik itu menuruti kemauan menantunya, hitung-hitung dia juga sudah merindukan Luhan.

Mereka berbincang banyak saat Kai sudah pergi, mulai dari pengalaman 'bercinta' Kai dan Luhan yang langsung membuat Luhan memerah, bagaimana perasaan anak nya akhir-akhir ini, sampai pada rencana mereka tentang bayi. Luhan tersenyum bahkan tertawa banyak hari itu, dan pada akhirnya Luhan merasakan kantuk menyerang nya. Luhan pun memilih tidur di pangkuan mama nya. Hal yang selalu dia lakukan saat mama nya menyuruh nya tidur siang saat masih kecil dahulu.

Yeoja cantik itu tersenyum kecil ketika melihat bibir Luhan bergerak-gerak kecil. Membuatnya penasaran, mimpi apa yang sedang menghampiri anak nya ini.

.

Brukk!

Sehun mendorong tubuh Luhan cukup kuat hingga punggung Luhan membentur dinding dingin di belakangnya. Tangannya dia posisikan di samping kepala Luhan, dan kaki nya memenjarakan bagian bawah tubuh Luhan. "Se-Seh-Sehunnie k-kau... mau a-apa?" tanya Luhan gugup ketika merasakan nafas hangat Sehun mengalun lembut tepat di samping telinga nya. Sehun hanya diam. Tangannya bergerak meraih jemari tangan kanan Luhan dan menempelkannya di dada kiri nya. Luhan terkejut ketika merasakan betapa berantakannya ritme jantung namja yang berstatus sebagai dongsaengnya ini.

"aku selalu begini ...setiap kau berada di dekatku hyung..." gumam Sehun dengan nada yang membuat Luhan merinding mendengar nya. Luhan tersentak ketika merasakan telinga kanan nya basah oleh sesuatu yang lembut. Sehun menjilat telinga Luhan. "Rasanya sangat ...sakit ...dan sesak. Menyiksa sekali..." Lanjut Sehun. Sehun berhenti dari kegiatannya dan memerhatikan wajah Luhan yang sudah merah padam. Di lihat nya kedua tangan Luhan mencengkram kemeja sekolah bagian dada nya dengan sangat kuat. Luhan takut ...juga gugup.

Sehun mengelus tangan lembut itu dan menautkan jemari nya di antara jemari Luhan dan menggenggam nya erat. "kau takut hyung...?" Luhan mengangguk pelan dan menundukkan wajahnya. "rasa takut mu tidak sebanding dengan rasa takutku saat aku tahu kalau kau benar-benar bertunangan dengan Kai..."

Perlahan wajah Luhan terangkat, "apa maksudmu? Bukannya kau sudah menyetujui nya Sehu—uummpphhtt"

Sehun langsung membungkam bibir Luhan dengan ganas dan semakin menghimpitkan tubuh nya dan Luhan. Entah setan apa yang merasuki nya saat ini sampai dia berani melakukan hal itu pada 'hyung' nya sendiri. Sehun menggigit bibir Luhan yang terkatup rapat, meminta Luhan membuka mulutnya namun sepertinya Luhan tidak mau. Luhan memukul-mukul dada sehun—setelah berhasil melepaskan tautan tangan mereka—kuat, tapi Sehun yang jelas lebih kuat darinya membuatnya tak dapat berkutik.

"Aaaahhh..." satu desahan lolos dari bibir Luhan ketika dengan sengaja sehun meremas kuat junior Luhan. Sehun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. dia langsung melesakkan lidah nya ke gua hangat Luhan dan menjelajahi semua yang ada di sana. Seketika luhan lemas dan merasakan tubuhnya hampir saja limbung kalau saja Sehun tak menahannya.

Plop!

Tautan bibir mereka terlepas. Kedua nya sama-sama diburu nafas masing-masing. Wajah mereka merah pada sampai ke telinga, mereka benar-benar membutuhkan oksigen saat ini. Sehun mengelus pipi chubby Luhan dan sudah ingin menciumnya, tapi—

PLAKK!

Telapak tangan Luhan mendarat mulus di pipi tegas Sehun. Perih. Bukan. Bukan bekas tamparan itu. Melainkan hatinya. Dia baru saja ditampar oleh orang yang dia cintai.

"apa kau sudah gila Oh Sehun? Apa yang kau pikirkan, HAH? Aku Hyung mu! Kenapa kau berani sekali melecehkanku seperti itu? Kau pikir kau apa? Brengsek! Persetan dengan jantungmu yang setiap saat berdebar keras di dekatku, kau mau namamu di depak dari silsilah keluarga Oh, Hah?" teriak Luhan bertubi tubi. Nafas nya masih tersengal efek dari ciuman ganas sehun barusan, tapi dia tahu ini ...salah.

Sehun tertegun. Membiarkan Luhan meraba benda benda sekitarnya untuk segera menjauh dari Sehun. 'tidak boleh! Jika Luhan hyung pergi begitu saja, apa yang akan terjadi padaku? Luhan hyung tak boleh melakukannya!'

Grepp!

Sehun memeluk Luhan dari belakang dan langsung menghujani tengkuk Luhan dengan kecupan serta jilatan-jilatan kecil. Luhan membeku seketika. Dadanya bergemuruh. 'Sehun... kumohon hentikan-hhh...' Luhan menggigit bibir bawah nya kuat. Tangan Sehun yang dengan seenak jidat masuk ke dalam boxer Luhan dan meremas junior Luhan membuatnya tak bisa berkutik.

Sehun mendorong tubuh Luhan ke ranjang nya dan segera menindih tubuh Luhan. Sehun menahan tangan Luhan yang berontak, dan menjepit kaki nya yang menghentak-hentak liar. 'Sehunnie... kumohon...' Luhan meneteskan air matanya. Sekarang sehun dengan kasarnya merobek kaos tipis yang dikenakan Luhan, membuangnya ke sembarangan arah. Sehun mengulum nipple Luhan secara bergantian, dan sesekali menggigitnya.

"Aahh... ahh.. nggghh... Sehunnie-hhh.. kum-hh-hhonnhh..." air mata Luhan semakin deras meluncur dari ekor mata indahnya. Salahkan Luhan yang tak bisa menahan desahan nya. Itu adalah salah satu yang membuat libido Sehun semakin meningkat.

Luhan menggeleng pasrah ketika Sehun sudah berhasil meloloskan celana beserta underwear nya, terserah Sehun mau apakan dia. Luhan sudah terlalu lemas untuk ini semua. ditambah lagi gejolak hati nya yang semakin membuncah ketika Sehun mengulum kejantanan mungil nya intens. Luhan hanya bisa mendesah keras ...

'Sehunnie... kau tahu sesuatu...? aku sangat membencimu... kau bilang dada mu selalu berdebar keras setiap kau bersamaku? Kau bilang kau merasa sakit saat mengetahui aku benar-benar bertunangan dengan temanmu Kai? Kau bilang kau sesak saat tahu kami akan benar-benar menikah? Kau pengecut Oh Sehun! Kenapa kau tak mengatakannya dari dulu? Kenapa kau tak bertanya tentang perasaan ku padamu dari dulu? Kenapa kau baru bertanya sekarang? Dan apa itu?! Jangan berlagak sok kasihan! ...Kau belum merasakan setengah dari apa yang aku rasakan... Kau tidak tahu tersiksa nya aku ketika mendengar aku dijodohkan dengan temanmu itu? Tidak tahukah kau, aku menangis setiap tengah malam ketika terbayang aku akan pergi meninggalkanmu pada suatu saat nanti? Tidak pernahkah kau berpikir bagaimana sesak nya aku yang harus berpura-pura sebagai hyung yang baik untukmu...? hiks... terserah... katakan aku munafik... aku bangsat... aku hina... Tapi aku benar-benar menyukai—tidak! Aku mencintaimu... aku mencintai dongsaengku sendiri... saat itu mungkin bisa saja aku mencegah appa dan umma menikah... tapi aku terlalu bodoh, aku terlalu lemah saat kecelakaan yang merenggut penglihatanku itu menerorku setiap detik... sekarang aku menyesal... aku menyesal karna harus menyakiti kita berdua seperti ini... Dan sekarang... kau mem-per-rumit semuanya Sehunnie... kenapa kau melakukan ini padaku? Kau memberikan 'kenikmatan dunia' ini pada ku? Kenapa kau membuat tubuh kita bersatu, di tengah keheningan rintik hujan... Kau tahu? Itu akan membuatku semakin sulit melupakan mu... dan semakin sulit lagi untuk tetap berada di dekatmu...'

"Aaaarggh Sehunnie/Luhannie Hyung!"

CROT!

CROT!

Sehun menembakkan benih nya jauh ke dalam tubuh Luhan. Tubuh nya ambruk tepat di samping tubuh Luhan. Sehun mengeluarkan junior nya yang sudah lemas dari hole Luhan, dan memeluk punggung Luhan. Sehun sedikit mengintip Luhan yang ternyata sudah tertidur—jelas saja Luhan letih, Sehun 'bertahan' selama hampir setengah jam—pulas. Sehun mengecup punggung Luhan dan berbisik di telinga Luhan.

"hyung mianhae... aku mengambil'nya' secara paksa... kumohon jangan membenciku. Aku sangat mencintaimu. Aku tak rela kau jadi milik orang lain. Katakan aku egois, atau kau boleh bunuh aku besok karena kejadian malam ini... tapi percayalah... sampai kapanpun, di hati ku hanya akan terpahat namamu seorang... Tidurlah, kau pasti lelah... mimpikan aku."

.

Brakk!

Dua insan yang sedang tertidur lelap di bawah selimut tebal itu tersentak.

"Luhan? Sehun?" Yeoja cantik yang baru saja mendobrak pintu itu membelalakkan matanya tak percaya. "apa yang kalian lakukan?" sorot matanya menajam melihat baju, celana, berserakan di sekitar ranjang.

Luhan yang menyadari sang eomma datang langsung mencengkram selimut yang menutupi tubuh nya erat dan mulai menangis. Air matanya turun begitu saja mengingat dosa apa yang telah dia buat dengan Sehun, tadi malam.

"Luhannie? Kenapa? Sayang?" Yeoja cantik itu segera menghampiri Luhan dan memeluk nya. Sementara Sehun hanya menatap malas yeoja yang memeluk Luhan itu. "Sehun! Cepat pakai bajumu, aku harus berbicara padamu!" titah yeoja itu ketika melihat robekan kaos tipis yang terserak di lantai. Dia tahu. Dia tahu ini dari awal. Dia sudah tahu dari awal kalau ini akan terjadi. Dan bodohnya dia, dia tak mencegah nya.

.

"nggghhh... gg-aagghhh, arrhh..."

"Luhannie... Lu? Sayang? Luhan, bangun!"

Luhan menggeleng kuat dengan mata yang masih tertutup. Yeoja yang memangku kepala Luhan tadi langsung panik dan berusaha membangunkan anaknya yang —dia yakini— sedang mimpi buruk. Yeoja cantik itu menepuk-nepuk pipi Luhan dan mengguncang tubuh Luhan pelan.

"Sehun-Aaarrgggh!"

DEG!

Yeoja itu merasakan dada nya sesak ketika mendengar nama yang di teriakkan Luhan dalam mimpinya. 'Anak itu! Kenapa dia selalu membuat susah, tidak cukup dia menyiksaku? Dia juga menyiksa Luhan bahkan dalam mimpi? Sial! Aku bersumpah akan membuatnya lebih hancur dari kami. Dia harus menerima balasannya, Ya. Dia harus!' Batin yeoja cantik itu berapi-api. Dia menatap anaknya yang membuka matanya—yang sudah berlinang air mata—linglung.

"Sayang, mama di sini..." ucap yeoja halus itu sembari mengelus pipi Luhan untuk menenangkan namja manis itu. Luhan mencengkram tangan mama nya kuat. "Ma... aku mimpi—... Sehun, Ma..." Ucap Luhan, yang sebenarnya tidak di mengerti oleh mamanya. Bicara Luhan terpotong-potong.

"kau pasti mimpi buruk, kan. Lupakan lah. Ada mama di sini." Yeoja cantik itu mengusap dahi Luhan yang banjir keringat, sehingga rambutnya sedikit basah.

"Ma, peluk aku..." ucap Luhan akhirnya. Yeoja cantik itu tersenyum dan menepuk kepala Luhan pelan. "Astaga... kau ini, kau sudah jadi istri orang. Kenapa minta peluk sama mama? Minta peluk sana sama suamimu!" canda mama Luhan sambil memeluk Luhan, "tapi karena dia sedang pergi, maka mama akan gantikan posisi dia."

Luhan meneguk ludah nya payah, dan memaksakan diri untuk tersenyum. 'Sehun... dimana dia...?'

.

.

FORBIDDEN?

.

.

.

"Siapa yang kau bilang tidak bertanggungjawab HAH? Aku? Dasar Jalang! Kau pikir aku tak tahu XI JAE JOONG? Kau menelantarkan Sehun seharian di rumah sementara kau pergi bersama laki-laki simpananmu itu?"

PLAKK!

"Jaga mulutmu! Jung Yunho! Aku tak pernah begitu!"

"LALU APA INI? BISA KAU JELASKAN?!" namja tampan itu menghamburkan berpuluh-puluh foto yang di dalamnya ada jaejoong bersama lelaki lain yang terlihat sangat akrab, mereka sampai berpegangan tangan.

Jaejoong terisak melihat foto foto yang bertebaran itu. Sudah cukup! Dia tak tahan lagi! kenapa dia harus menikah dengan suami yang sangat mudah cemburu seperti Jung Yunho? Padahal sudah berkali-kali Jaejoong katakan kalau itu adakah klien nya. Tapi seorang Jung Yunho tak pernah percaya dan malah memata-matai nya.

"AKU MUAK DENGAN INI SEMUA! AKU INGIN CERAI!" kata Jaejoong telak.

"Huweeee... huweeee... huweeeee..." suara tangis itu berasal dari kamar Yunho dan Jaejoong. Itu Luhan. Jaejoong segera melangkah menuju ke kamar itu, tapi

Sreett!

"Luhan bersama ku!"

"DIAM KAU! AKU YANG MELAHIRKANNYA! KAU TAK BERHAK MEMINTANYA!" ucap Jaejoong ketus lalu menghempaskan tangan Yunho dan segera berlari ke kamar mereka. Jaejoong keluar dengan seorang bayi berusia sekitar empat tahun dalam dekapannya, Ajaib! Luhan bisa berhenti menangis hanya karena berada dalam gendongan seorang Xi jaejoong.

"Aku pergi, jangan lupa besok datang ke—.."

"aku tahu! Siapkanlah dirimu, karena aku yang akan memenangkan hak asuh Luhan! Aku ayahnya!"

"terserah! Pokoknya dia tetap bersamaku!"

.

Luhan mengerjap pelan dan menyeka air mata di pipi nya. Yeoja cantik di depannya menggenggam tangannya dan tersenyum padanya. "sudahlah ma.. tadi aku tak benar-benar seriu ingin mendengar cerita nya."

Yeoja cantik bernama Xi Jaejoong itu menggeleng pelan. "tidak Luhan... Kau harus tahu ini semua. Kau sudah layak mengetahuinya,"

"mama resmi bercerai dengan Papa mu tiga hari setelah itu. Awalnya papa mu yang memenangkan hak asuh mu, namun dengan segala pertimbangan... akhirnya mama memenangkan hak asuh mu. Kita pindah ke China setelah itu ...ke rumah nenek mu ...karena semua aset mama disita oleh pengadilan dengan alasan karena mama selingkuh. Mama benar-benar terpuruk saat itu."

Tangan kiri Luhan terangkat menyeka air mata mama nya. Sementara air mata di pipi nya tak kunjung berhenti.

"sebulah setelah itu... Mama mendapat pekerjaan sebagai karyawan di cabang perusahaan appa Sehun yang ada di China. Mama mengalami kemajuan pesat dalam bekerja, semua karena adanya kau. Tak lama, mama menjabat sebagai general manajer untuk cabang itu."

"sudah lah ma...Aku—"

"tidak, kau sudah terlanjur mendengarnya Luhan. Mama tak ingin lebih lama lagi menyembunyikan ini semua. mama pikir kau sudah selayaknya mengetahui ini..."

Luhan menggigit bibirnya lalu mengangguk pelan.

"Mama bertemu dengan tuan Oh. Saat itu, Sehun masih berumur sekitar tujuh tahun, dan dia juga masih bersama istrinya yang seorang dokter. Tuan Oh memberikan perhatian yang sangat besar pada mama, sampai akhirnya mama dan dia melakukan dosa 'itu'. Hampir dua tahun mama melakukan semua dosa itu dengan tuan Oh. Istrinya mengetahui semuanya. Dia mendatangi mama dan meminta mama menghentikan semuanya. Mama ingin melakukannya karena mama tahu itu salah, tapi... hiks... mama hamil... dan itu anak tuan Oh." Yeoja itu berhenti sebentar dan menatap Luhan. Dia mengelus bagian bawah mata kanan Luhan yang basah. "kau buta karena dia..." ucap mama Luhan pelan, hampir tak terdengar, "dia sengaja menabrakmu... hiks... dan semua salah mama..."

DEG!

Luhan mengerjap pelan. Dia benar-benar terkejut. Jadi... selama ini dia di bohongi? Mama nya selalu bercerita kalau Luhan buta karena kecelakaan bersama Papa Luhan. Papa Luhan meninggal dan Luhan harus buta. Itu yang Luhan dengar selama ini.

"...Dia pikir mama akan menyerah setelah itu? Tidak...! Mama berbicara pada tuan Oh kalau mama hamil... tapi tuan Oh malah meminta mama menggugurkannya. Kau di rawat selama hampir sebulan di rumah sakit karena kecelakaan itu, Mama tiba-tiba dipecat dari perusahaan dan polisi tak percaya kalau yang menabrakmu adalah Istri tuan Oh..."

"...lalu bagaimana bisa mama menikah dengan tuan Oh?"

"Mama mengancam akan bunuh diri jika dia tidak menikahi mama secepatnya. Dia tak bergeming ...sampai nyonya Oh minta cerai. Akhirnya tuan Oh dan istrinya pun bercerai, tuan Oh memenangkan hak asuh Sehun. Dia kembali pada mama. Disatu sisi mama tak ingin tertipu lagi, tapi Mama sadar mama tak bisa hidup tanpa dia... Jadi mama putuskan untuk menjalin kembali hubungan yang telah retak itu secara pelan-pelan dengan tuan Oh. Mama meninggalkanmu di China selama hampir dua minggu karena mama tinggal di rumah tuan Oh. Tapi... Sehun... Sehun merusak semua nya... membuat mama terjatuh dari tangga saat tuan Oh membawa mama ke rumah nya. Mama benar-benar membenci Sehun dari saat itu. Mama keguguran, bersamaan dengan vonis kalau kedua kornea mata mu tak bisa berfungsi lagi..."

Cklek!

Luhan dan mama nya sama-sama menoleh ke pintu masuk. "hapus air matamu, mama rasa Kai sudah datang," Mendengar itu, Luhan langsung mengusap kasar pipi nya dan berusaha bersikap biasa saja, walau hati nya benar-benar tercabik mendengar kisah itu.

Luhan tahu, 'cerita lama' itu belum selesai. Tapi setidaknya dari situ Luhan mengerti. Ucapan mama nya 18 tahun lalu... itu bohong.

.

Flashback 18 years ago...

"Luhan, ini adikmu. Kau ingat, kan? Mama pernah bilang pada mu kalau mama hamil?"

Luhan mengangguk kecil dan tersenyum semangat walau dia sama sekali tak dapat melihat Sehun. Tangan kecil Luhan terangkat menelusuri wajah Sehun. mulai dari dahi, turun ke hidung, pipi, bibir dan berakhir di dagu runcing Sehun. "adikku tampan sekali." gumam Luhan pelan.

"tentu saja, siapa dulu mama nya?"

Luhan kecil tertawa dan meraih tangan kecil Sehun, kemudian menjabat nya. "Oh Sehun? ini Xi Luhan. Kakakmu!" seru Luhan semangat, "jadilah adik yang baik, ne?"

Siapa Luhan saat itu?

...Luhan hanyalah seorang anak kecil yang harus kehilangan penglihatan nya di usia yang begitu muda—11 tahun.

Tahu apa Luhan?

...Luhan hanyalah seorang anak kecil yang pendidikan nya terpaksa terhenti di sekolah dasar kelas satu. Dan bisa dipastikan... Luhan hanya tahu kalau matahari terbit di timur dan terbenam di barat, Singa adalah seorang raja hutan, atau ayam adalah binatang yang berkokok setiap pagi hari.

Lalu kenapa Sehun diam saja?

...Tahu cinta pada pandangan pertama?

Kurasa Sehun merasakan nya pada hari itu. Dan dia terlalu terkejut, ketika tahu kalau Luhan adalah kakak yang di janjikan ayah nya...

Jadi kesimpulannya, Luhan hanya tahu kalau seorang Oh Sehun adalah adik kandungnya. Dan suami baru mama nya adalah pengganti ayah nya yang sudah meninggal...

.

Dan Luhan mengerti kenapa di saat-saat terakhir nya, 'Appa' nya menyebutkan kalimat yang menyebutkan tentang 'eomma' Sehun...

.

.

Bukankah kenyataan itu sakit?

Terkadang, beberapa orang lebih memilih tetap terpaku pada kebohongan daripada menyetujui kenyataan...

Karena mereka tahu, kenyataan hanya akan membuat mereka menyakiti diri mereka sendiri.

Luhan tak mengerti apa dosa besar yang dia buat, sampai-sampai jalan hidup nya bisa serumit ini.

.

.

.

TBC

.

.

.

Gimana Chapter 4 nya?

mian kalau mengecewakan QAQ

big thank to REVIEWER and yang udah FAV ,FOLLOW

mian ngga bisa balas satu satu review nya tapi aku baca kok:)

REVIEW JUSEYO!~~