Forbidden?

By: Latitude1420

a.k.a

Ismi Amalia

.

BOYSLOVE AREA. DONT LIKE? DONT READ!

.

EXOtics cinta damai, jadi jangan ada flame atau bash,'kai?

.

Happy reading!

...

.

.

.

.

Chapter.1

...

Namja cantik itu memejamkan kedua matanya erat ketika bibir namja berkulit gelap yang lebih tinggi darinya menempel di dahinya. Kedua tangannya mengepal erat. Jantung nya berdebar kencang. Rasanya ia ingin menangis saja. Tapi dia tak bisa.

Ini pernikahannya...

"dengan ini kunyatakan kalian telah satu dihadapan tuhan dan semua mata yang memandang. Saling mencintai, menyayangi, mempercayai dan menghormati. Berbahagia lah kalian sampai akhir hayat. Tuhan memberkati kalian."

Namja tampan itu menautkan jari-jari mereka dan tersenyum bahagia. Suara riuh tepuk tangan pun terdengar. Berbeda dengan sang 'istri' yang berada di sampingnya, namja cantik itu hanya tersenyum simpul dengan pandangan kosong.

Gelap..

aku tak bisa melihat apapun.. apa artinya aku tak dapat melihat kami 'satu'..?

"Kai, tetap berada di sampingku.."

"selalu.. istriku."

Aku tak sempurna..

aku cacat..

tapi kenapa kau masih mau hidup mendampingiku?

Kai, namja tampan itu menuntun istrinya pelan-pelan berjalan menapaki altar yang penuh dengan bunga. Setelah semua yang dia lakukan untuk mendapatkan namja cantik ini, bagaimana dia tak bahagia? Kenyataan bahwa mereka sama-sama namja dia tepis dengan lantang. Mereka saling mencintai..

Kai, aku menyesal sekarang...

Mereka saling mencintai?

"Hannie angkat kaki mu." Kai memberi aba-aba ketika mereka akan memasuki limousine putih yang sudah dihiasi sedemikian rupa.

Luhan. Xi Luhan. Apa namja ini mencintai suami nya?

Setelah sepasang pengantin itu memasuki limousine dan pergi, berangsur-angsur, tamu undangan yang datang memilih pergi.

Aula gereja yang menjadi saksi bisu 'penyatuan' cinta dua insan tadi sekarang kosong. Aroma bunga-bunga yang berletakan di lantai masih tercium. Lampu-lampu masih terang. Dari salah satu jejeran bangku putih di dalam aula itu, terlihat seorang namja bersurai coklat gelap dengan pakaian serba hitam menghisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya ke udara kosong.

Pandangannya tertuju pada altar utama tempat sepasang pengantin tadi mengucapkan sumpah suci, untuk saling mencintai.

Bukankah semua sudah selesai? Berakhir dengan indah...

Penderitaan yang dia dapatkan selama ini, bukankah sudah selesai?

Kenapa dia masih terlihat sedih?

"hyung.." panggil nya serak, "aku yakin kita ditakdirkan untuk menjadi pasangan. Hanya saja ini bukan waktu yang tepat. Biarkan aku menunggu mu sampai waktu itu datang. ketika 'darah' tidak menjadi permasalahan, Kita akan bersama. Aku tau kau tidak menginginkan ini semua.. ini hanya masalah waktu sampai kita bersama lagi."

.

.

.

.

Forbidden?

.

.

.

.

Kai merebahkan tubuh Luhan ke ranjang mereka. Luhan terlihat lelah sehabis upacara pernikahan tadi. Kai mengecup pipi Luhan bergantian. Luhan terlihat menggeliat saat Kai berada di atas tubuh nya. Sesaat atmosfer di dalam kamar itu terasa kikuk.

"Kai, apa yang kau lakukan?"

Kai yang sedang menciumi leher Luhan tidak menjawab. Dia sudah tak sabar menjadikan seorang Xi Luhan menjadi miliknya seutuhnya malam ini. selama enam bulan mereka berpacaran, Kai menahan dirinya untuk tak menyentuh Luhan sedikit pun.

"Kai, tunggu dulu" Luhan mencoba menghentikan Kai dengan menarik kepalanya menjauh. Luhan takut. Ya dia takut.

Tapi kenapa?

Bukankah memang itu yang harus dilakukan sepasang suami istri ketika malam pertama mereka?

Kai yang terusik menghentikan kegiatannya dan mengecup bibir kissable Luhan. Punggung tangannya tergerak mengelus wajah mulus tanpa cacat istrinya ini.

"apa yang mengganggumu hannie?"

"a.. ak-aku.. Kai, aku belum siap.." ucap Luhan terbata. Luhan memalingkan kepalanya dari depan kai. Menahan tangis yang akan pecah jika dia tak bisa menguasai dirinya.

Kai menggigit bibirnya. Kemudian dia tersenyum pahit. Dia beranjak dari atas luhan dan tidur disamping luhan. Memeluk tubuh itu dari belakang. "aku kesal. Kau tahu itu?" Kai menempelkan ujung hidung nya ke tengkuk Luhan. "tapi aku akan menunggu sampai kau siap.."

Apa aku terlalu kejam? Bukankah dia suami ku? Dia mempunyai hak atas semua yang ada padaku. Dia menyerahkan hatinya.. Harusnya dia memiliki hatiku.. tapi dia tidak. Sekarang dia ingin memiliki tubuh ku.. tapi aku menolak nya. Dia terlalu baik. Dia terlalu baik untuk manusia rendah sepertiku..

.

.

.

.

.

.

.

In the morning..

Yeoja itu keluar dari kamar nya dan mendapati anak nya tertidur di sofa ruang tamu. Dia memandang sinis pada namja muda itu.

"Sudah pagi. Akan terlihat buruk jika appa mu mengetahui kau tertidur di ruang tamu." Yeoja itu menepuk bahu nya kasar. Namja muda itu sedikit terusik dan melenguh pelan. "kau bau alkohol. Pasti kau melalui malam yang berat, ya?" yeoja itu duduk di sofa lain yang berhadapan dengan namja itu. "Oh Sehun bangunlah. Kau benar-benar menyedihkan,"

Sehun membuka matanya perlahan. Dia mengerjap melihat umma nya duduk di depannya. Dia memandang yeoja itu agak lama sampai kemudian dia menghela nafas berat. Tak akan ada lagi Luhan, yang akan membangunkannya dengan kecupan hangat di pipinya.

"Luhan sudah bahagia bersama suaminya. Jadi jangan berharap dia akan berada di rumah ini lagi."

Sehun menatap yeoja itu datar. "umma.. kau penyebab semuanya."

"Siapa orangtua yang mau anaknya yang buta menikah dengan saudara kandungnya sendiri, terlebih saudaranya itu orang yang telah memperkosanya-..."

Sehun menyangkal dengan cepat, "Sudah kubilang! bukan aku."

"bukan kau? Lalu siapa? Siapa lagi yang ada disitu hari itu?"

"terserah! Tapi bukan aku pelakunya!"

Yeoja itu balas menatap Sehun dengan pandangan yang tak kalah tajam. "kalian kakak-adik, dan kau dengan tak tahu malunya memperkosa kakakmu. Kemana pemikiranmu? Kalian saling mencintai? Omong kosong! Luhan tak pernah mencintaimu!"

Brakk!

Plakk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Sehun. "Aku umma mu! Berani sekali kau menggebrak meja di hadapan ummamu?!"

"Umma? kau yakin kau umma-..

Plakk!

"Oh Sehun, kau sudah keterlaluan. Sebaiknya kau bersiap-siap. Aku akan menyuruh appa mu mengirimmu ke Kanada secepatnya!"

Setelah itu yeoja itu meninggalkan Sehun di ruang tamu dengan mata yang memerah.

.

"hannie, bangunlah.. sudah pagi."

Kai mengusap surai blonde Luhan. Luhan melenguh pelan dan membuka matanya. Luhan meraba wajah kai dan memeluknya erat.

Sehun...

"Kai.." panggilnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Kai mengusap-usap punggung Luhan. "kenapa? kau merindukanku?"

Sangat.. aku sangat merindukanmu.. Sehun.

"hmm.."

Kai melepaskan pelukan mereka dan melumat bibir Luhan. Hanya lumatan kecil yang menyalurkan seluruh rasa cintanya pada namja ini.

"Kai, apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanya luhan setelah Kai berhenti melumat bibirnya. Kai tak menjawab, dia kembali melumat bibir kenyal Luhan yang terasa sangat manis.

"Kai, aku belum sikat gigi." Luhan mencoba menghentikan ciuman Kai yang mulai mengganas.

"kau tetap manis," tangan Kai beranjak keatas, membuka satu persatu kancing piyama Luhan. Luhan merasakan getaran tak biasa ketika telapak tangan kai memilin nipple nya. Rasa bersalah kembali menghinggapi batinnya.

kenapa kai membuat ku semakin merasa bersalah?

"lep.. lepaskan aku.. Kai, aku belum siap!"

Kai melepaskan pagutan bibir mereka dan menatap Luhan yang memejamkan matanya erat. Bibirnya bergetar.

Kai mendesah pelan. dia mengecup dahi Luhan kilat. Setelahnya dia beranjak dari atas Luhan mengambil bathrobe Luhan dan dirinya sendiri. Kai menghampiri Luhan dan membimbing nya untuk berdiri. Kai menuntun Luhan berjalan ke kamar mandi dengan sabar.

Kau baik sekali Kai...

Luhan diam saja ketika Kai melepaskan satu-persatu piyama nya. Kai menelan salivanya mendapati tubuh mulus Luhan terpampang di depan matanya.

'Kai, kendalikan dirimu. Luhan tak akan suka jika kau memaksa! Tenang, Kai! Tenang!'

"Kai?" Luhan memanggil Kai ketika Kai tak kunjung menuntun nya ke bath-tub ataupun ke bawah shower.

Kai sedikit tersentak dan menatap wajah bingung Luhan. "kau tak sabar ingin mandi, ya?"

"ya, sedikit dingin."

"baiklah, ayo" Kai menggendong Luhan ala bridal stylee dan meletakkan nya ke bath-tub yang sudah terisi cairan susu hangat.

Setelah tubuh naked Luhan terendam di cairan susu itu, Kai mengurut dada nya sendiri. 'begitu lebih baik..'

.

.

.

Forbidden?

.

.

.

Sehun menekan bel apartement itu berkali-kali, tapi tak kunjung ada jawaban. 'Aku yakin, ini bukan alamat yang salah. Apa mereka sedang keluar?'

Sehun kembali menekan bel itu. Dia mengumpat kecil ketika tak kunjung ada jawaban dari dalam.

BRAKK!

Sehun yang sudah tak sabar lagi menendang pintu apartement itu kuat dan berbalik menjauhinya.

Bip!

Ceklek!

Langkah Sehun terhenti ketika mendengar suara pintu terbuka. Dia kembali berbalik dan merengut menatap namja manis yang sedang berdiri di depan pintu, memegang kenop pintu. Sehun mendengus sebal ketika melihat baju namja itu yang benar-benar kebesaran, dan rambut nya yang acak-acakan dan satu lagi, lehernya itu... terlihat seperti habis dikerubungi nyamuk ganas.

"Mian!" seru nya kecil ketika Sehun berjalan ke arahnya.

"Siapa baby?" tanya seseorang dari belakang. Sehun melihat namja tinggi itu kesal. "Si bocah datang mengganggu," decak namja tinggi itu melihat Sehun remeh.

"Channie, jangan begitu. Dia kan dongsaeng kita! Ayo masuk Sehunnie!"

Baekhyun, menarik tangan sehun tapi Chanyeol menepis tangan Sehun dari pegangan tangan Baekhyun. "dia bisa masuk sendiri, baby! Jangan sentuh orang lain selain aku!"

"dasar! Possesive!" cibir Sehun terang-terangan.

"terserah! Baekkie memang milikku!"

.

"Ada apa datang kemari Sehunnie?" Baekhyun bertanya pada Sehun sambil menyajikan dua cangkir coklat hangat di hadapan Sehun. Dia sengaja tak menyajikan kopi karena dia tahu Sehun tidak bisa minum kopi. "apa ada masalah?"

"Hyung, kau datang ke acara pernikahan Luhan hyung dan Kai semalam?"

Baekhyun meminum coklat nya dan mengangguk. "ya, oh ya! aku tak melihatmu semalam. Kemana saja kau? Hyung mu menikah, kau malah keluyuran."

Chanyeol yang sedang menonton tv di ruang tengah, melirik Sehun dan Baekhyun-nya yang sedang berbincang di ruang tamu. Dia memilih menonton tv di ruang tengah karena dia tak ingin ikut campur. Mereka juga punya privasi.

"hyung. Boleh aku menginap disini untuk beberapa waktu?"

"HEH?! ANDWAE!" Sehun dan Baekhyun serentak menoleh ke arah Chanyeol yang menunjukkan ekspresi-dia sangat-tidak setuju pada permintaan itu.

"wae Channie? Bukankah kita punya kamar tamu?"

"Kau melupakan bagaimana kencangnya jeritanmu ketika kita bercinta? Bukankah itu akan mengganggu bocah itu?"

Blush! Pipi Baekhyun merona pink mendengarnya.

"tunggu dulu! Sehunnie, bukankah kau.."

"aku akan dikirim ke luar negeri hyung. Aku tak mau. Izinkan aku tinggal disini sampai aku mendapatkan pekerjaan dan kamar kost."

"mwo?! Kau gila?! Sehunnie! Kau baru lulus SMA!"

"hyung, kumohon. Bantu aku. Ada sesuatu yang harus kulakukan,"

"bagaimana jika nanti-..

"tak akan terjadi apa-apa. Boleh ya hyung?"

"TIDAK BOLEH!"

"seminggu!"

"mwoo?!" Chanyeol membelalakkan matanya menatap Baekhyun. Seminggu? Bagaimana istrinya itu dengan mudah memberi bocah ini tumpangan selama seminggu?

"hanya seminggu. Setelahnya hyung tak bisa."

Grepp!

Chanyeol makin terbelalak melihat Sehun yang memeluk Baekhyun-nya erat. "Hei! Hei! Lepaskan!"

"kau hyung sepupuku yang terbaik!"

Cup!

"Saranghae!"

Plakk!

"agh.."

Sehun meringis memegang kepalanya yang dipukul oleh Chanyeol. "Berani sekali kau memeluk dan mencium pipi istriku!"

.

other place...

Kai memeluk Luhan dari belakang. Luhan mengusap kepala Kai dengan tangannya tanpa berbalik.

"tadinya aku ingin menghabiskan waktu kita seharian dengan bercinta denganmu. Tapi istri ku yang manis dan polos ini masih belum siap, ya~?" goda kai.

Polos?

Kau belum tahu aku seperti apa kai..

Kalau kau tahu, kau tak akan mungkin menyebutku polos..

"mianhae, jeongmal." Ucap Luhan tertunduk

"gwaenchana.. aku bisa menunggu."

Luhan membalik tubuhnya dan menenggelamkan wajahnya di dada Kai. "saranghae.."

Kapan aku bisa mengatakan kata itu padamu Sehunnie? Di depan semua orang..

kapan?

"nado saranghae.."

.

'Cinta kita adalah cinta yang paling suci di atas dunia ini...'

.

Drrt! Drrt! Drrt!

Sehun melihat display ponselnya lalu dia mencampakkan ponsel itu ke lantai.

Drrt! Drrt! Drrt!

Ponsel itu belum mati dan kembali bergetar. Sehun menatap ponsel itu lagi. Dia menghela nafas kemudian kembali memungut ponsel itu dari lantai.

"yeobseo.."

"Sehun-ah?" suara yang paling tidak ingin sehun dengar. Suara yang paling dia benci setelah suara umma nya sendiri.. Suara yang paling ingin dia musnahkan..

Suara kai..

"Ini aku. Kau sudah tahu itu." Jawabnya malas.

"Hei! Semangatlah sedikit! Kau sedang bicara dengan kakak iparmu!"

"Cih! Kakak ipar apanya? Kau hanya lebih tua beberapa bulan! Sudahlah! Jangan basa-basi, kau ingin apa?"

"santai bro', istriku ingin bicara padamu."

DEG!

Sehun mengerjap pelan. ada apa? Apa yang terjadi?

"Sehunnie.."

Sehun tertunduk. Matanya memerah. Dia sangat merindukan suara ini. tepatnya pemilik suara ini. suara ini masih terdengar sama di telinganya, tapi kenapa sekarang terasa sangat jauh?

"Sehunnie, kau masih disana, kan?"

Sehun mengangguk pelan. Setetes cairan bening jatuh dari ekor matanya. "..ne."

"Apa kabarmu?"

"..Kau sudah tahu jawabannya. Aku buruk tanpamu disini.."

"Sehunnie, hyung sangat merindukanmu. Bisa kita bertemu?"

"..." Sehun terdiam. Dia ingin. Ingin sekali. tapi bukankah itu akan semakin menyiksanya? Menyiksanya karena dia harus tetap menjunjung tinggi kenyataan bahwa 'Luhan' adalah istri SAH seorang Kai a.k.a kim jongin "jadwalku padat," ucap Sehun akhirnya.

"Tak apa.. bicaralah dengan jujur. Kai sedang tak disini. Kau merindukanku, kan?"

"tidak.."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"kalau iya memang kenapa?! Aku merindukanmu! Sangat merindukanmu! Aku ingin memelukmu! Menciummu bahkan aku ingin me-...

"Sstt! Jangan kuat-kuat.. Kai bisa mendengarnya,"

"Hyung.. kenapa semua berat sekali?"

"Semua akan segera berlalu.."

"Appa dan umma akan mengirimku ke Kanada,"

"..Mwo?"

"Tapi mereka tak akan bisa melakukannya karena aku pergi dari rumah."

"Mwo?! Sehunnie, andwae! Kembali ke rumah. Kau tak akan bisa bertahan! Kau ini! kau baru lulus SMA!" kali ini Luhan lebih terkejut lagi, bagaimana bisa Sehun kabur dari rumah sementara dia tak mempunyai penghasilan. Mau tinggal dimana dia?

"biarkan saja, aku tak ingin kesana. Mereka hanya ingin memisahkan kita."

"Sehunnie.. itu tak akan mungkin.."

"ahni, hyung. Aku akan tetap tinggal dan membuat semuanya menjadi mungkin.. untuk kita."

.

Kai yang berada di belakang luhan mengerjap pelan. Semua tadi nyata? Dia bukan bermimpi?

Kai menoleh dan mendapati Luhan sedang tersenyum dengan ponsel menempel di telinganya. Dia tak bermimpi.

Bagaimana ini semua bisa terjadi?

Luhan miliknya...

"Ahni, ne. Nado saranghae.."

...Bukan milik Sehun.

Sehun dan Luhan hanya hyung dan dongsaeng yang dekat, kan? Sadarkan Kai kalau mereka bukanlah sepasang kekasih!

Luhan berbohong padanya?

Luhan meraba sekitarnya dan mulai berjalan ke ranjang, melewati pintu balkon. Melewati Kai yang terpaku membisu.

Luhan tak mungkin sejahat itu...

Bukankah Sehun adik kandungnya?

.

.

.

.

Forbidden?

.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

.

.

OR? TBC?

.

.

.

.

HYAAAHH! akhirnya~ siap juga~

ide fic nya ini terinspirasi dari cerita hyung ku sama umma appa pas kita sekeluarga lagi makan malam. katanya ada temennya yang kisah nya kayak gini. entah kenapa aku jadi teringat fact HunHan yang 'kata sehun, luhan itu saudaranya yang telah lama hilang' tangan jadi kerasa gatal pengen nulis fict!

Hahaha! dan jadilah fic aneh ini!

Jadi, ada yang minat kasih review?

kalo ada, tolong dong beb^^ #mulaiganjen